SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Gaya Komunikasi Anggota Pada
Organisasi Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) D.I.
Yogyakarta
Amirul Mukmin
Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk menemukan sejauh mana Budaya
Organisasi KAPMI mampu mempengaruhi gaya komunikasi para anggotanya. Unit
analisisnya adalah anggota KAPMI yang aktif mengikuti segala kegiatan dan program dari
organisasi ini. Metode yang digunakan adalah melalui wawancara dan pengamatan-
pengamatan pada setiap kegiatan yang memungkinkan adanya interaksi dan komunikasi antar
anggota. Pengamatan juga dilakukan dengan melihat cara berkomunikasi anggota dengan
eksternal organisasi baik di kampus maupun pada forum-forum tertentu.
Hasil penelitian menghantarkan pada temuan bahwa anggota yang secara aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi ini baik yang berupa kepanitiaan, kesenian, maupun
berbagai forum resmi dan tak resmi lainnya memiliki gaya komunikasi yang berbeda dengan
yang tidak menjadi anggota. Budaya organisasi KAPMI menghasilkan pengaruh gaya
komunikasi yang kritis dan bertanggung jawab. Pengaruh positif ini dilandaskan pada
Anggaran Rumah Tangga (ART) KAPMI BAB II Pasal 2 Ayat 5 yang menerangkan tentang
usaha-usaha organisasi dalam menggali, mengembangkan dan menciptakan budaya kritis
yang sesuai dengan asas dan tujuan KAPMI D.I. Yogyakarta.
Kata Kunci : Budaya Organisasi, Gaya Komunikasi, KAPMI
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang selalu dilakukan oleh manusia adalah komunikasi. Manusia selain
sebagai makhluk individual, juga dikatakan sebagai makhluk sosial. Interaksi yang terjadi
antara individu dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kegiatan organisasi manusia itu
sendiri. Dalam melakukan interaksi itu digunakan komunikasi. Dalam kenyataannya masalah
komunikasi mempunyai andil dalam membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada
membangun budaya organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat
organisasi.
Persoalannya adalah bagaimana setiap inidvidu berkomunikasi dengan sekitar agar
mampu menciptakan makna yang sama sesuai dengan hakikat komunikasi itu sendiri.
Kemampuan berkomunikasi ini akan menentukan seseorang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya baik pada organisasi maupun kesehariannya. Efektifitas komunikasi
menjadi hal yang sangat dibutuhkan guna mencapai tujuan komunikasi yang sesuai dengan
kehendak dalam menyamakan persepsi. Semakin sama tingkat pengetahuan dan
pengalamannya, maka komunikasi akan semakin efektif.
Pluralitas yang dimiliki setiap individu pelaku komunikasi memainkan peran yang
sangat penting terhadap efektifitas komunikasi. Seperti yang telah disinggung sebelumnya
mengenai tingkat pengetahuan dan pengalaman yang sama akan suatu hal, maka akan
mempengaruhi efektifitas komunikasi itu sendiri. Perbedaan bahasa, logat, ras, suku, agama,
kedewasaan/emosional menciptakan gaya komunikasi yang beragam. Faktor-faktor lain yang
menciptakan gaya komunikasi individu berbeda dengan individu lainnya adalah intensitas
individu tersebut dalam melakukan penyerapan informasi dari luar. Informasi yang berupa
pengetahuan baru tersebut akan sedikit demi sedikit mengubah perspektif didalam dirinya
yang berakibat pada perubahan cara komunikasinya.
Di dalam sebuah organisasi, perbedaan-perbedaan yang dimiliki anggota tersebut
disatukan menjadi sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggotanya. Hal ini
menjadikan suatu karakter dari organisasi tersebut, yang membedakan dengan organisasi lain.
Pemahaman tersebut biasa disebut sebagai Budaya Organisasi. Budaya organisasi dapat
mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap
program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil.
Organisasi terbentuk karena adanya kesamaan visi, misi, dan tujuan yang ingin
dicapai sekelompok orang dalam organisasi tersebut. Dari sini setiap unsur yang terdapat
didalam organisasi secara langsung maupun tidak langsung harus memegang teguh apa yang
menjadi tujuan dan prinsip didalam organisasi tersebut, sehingga organisasi dapat mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan. Tentunya juga setiap organisasi memiliki budaya
organisasi yang berbeda pula. Demikian halnya pada organisasi-organisasi daerah yang
berkembang dewasa ini. Beda latar belakang daerah dan budaya, beda pula budaya
organisasinya. Semua itu disesuaikan pada norma-norma yang disepakati dalam suatu
organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan masing-masing organisasi.
Demikian pula budaya organisasi yang terbentuk di KAPMI. Ada perbedaan-
perbedaan yang mencirikan kekhasan organisasi daerah ini. Pada beberapa kesempatan akan
nampak jika kita amati baik-baik, terutama dari gaya mereka dalam berkomunikasi. Hal ini
yang mendasari penulis untuk meneliti lebih jauh terhadap organisasi ini yang berpengaruh
terhadap gaya komunikasi anggotanya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah diungkapkan diatas dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggota?
2. Bagaimana budaya organisasi KAPMI mempengaruhi anggotanya?
3. Mengapa hal tersebut dapat mempengaruhi?
4. Apa saja faktor penyebab budaya organisasi dapat mempengaruhi gaya komunikasi
anggotanya?
LANDASAN TEORI
Budaya Organisasi
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari lingkungannya.
Kepribadian seseorang tentunya akan terbentuk pula oleh keadaan lingkungan sekitarnya.
Untuk mengarahkan pembentukan kepribadian dan karakter seseorang ke arah yang lebih
positif, dibutuhkan suatu norma yang menjadi dasar dan pedoman dalam bertindak. Pada
dasarnya seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha menentukan dan
membentuk sesuatu yang dapat mengarahkan kepentingan bersama agar tujuan organisasi
tercapai dan tidak terjadi benturan-benturan kepentingan dalam organisasi tersebut. Sesuatu
tersebut adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan,
dan sebagainya.
Menurut Davis (1984), Budaya organisasi adalah pola keyakinan dan nilai-nilai
organisasiaonal yang dipahami, dijiwai, dan dipraktekkan oleh organisasional sehingga pola
tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar berperilaku dalam organisasional.
Sedangkan Schein(1992) memendang budaya organisasi sebagai suatu pola asumsi-asumsi
mendasar yang dipahami bersama dalam sebuah organisasi terutama dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama
yang dianut oleh para anggota, yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Selain
itu, budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi
patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil.
Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota
dalam suatu organisasi sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk
kepentingan perorangan.
Gaya
Pada etika komunikasi, berkomunikasi itu memiliki enam gaya yaitu :
a. The Controlling Syle
Gaya komunikasi yang bersifat mengendali ini, ditandai dengan adanya satu kehendak
atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pkikiran dan tanggapan
orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau oneway communicators. Pihak-pihak yang memakai Controlling
Style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding
upaya mereka untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian
pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk
kepentingan pribadi mereka.
b. Equalitarian Syle
The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of
communication). Dalam gaya komunikasi ini, tidak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam
suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna
kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta
kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun
dalam lingkup hubungan kerja.
c. The Structuring
Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaat pesan-pesan verbal secara tertulis
maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Komunikator lebih memberi perhatian kepada keinginan
untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi,
jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tesebut.
d. The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaanya berorientasi pada tindakan
(action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru
kampanye ataupun supervisor yang membawahi para wiranegara (salesmen). Tujuan utama
gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerjaan/karyawan
untuk bekerja dengan lebih cepat efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan
yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai
kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
e. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima sara, pendapat
ataupun gagasan orng lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
komunikator mempunyai hak untuk memberi perintah dan menguntrol orang lain. Pesan-
pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika komunikator sedang bekerja sama
dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk
bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
f. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi,
artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi
dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang
dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang konkret adalah ketika seseorang
mengatakan: “saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna
bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi tetap juga mengindikasikan
suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya
komunikasi ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Gambaran umum
yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication
merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya :
structuring, dunamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan
efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling, dan
withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi
yang bermanfaat dan produktif.
Hipotesis
1. Budaya organisasi berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggota.
2. Budaya organisasi KAPMI terbentuk karena kebiasaan turun temurun.
3. Budaya organisasi mempengaruhi gaya komunikasi karena tidak dapat dipisahkan
4. Faktor penyebab budaya organisasi dapat mempengaruhi gaya komunikasi
anggotanya adalah dari iklim organisasi yang diterapkan membuat gaya komunikasi
junior mengikuti senior.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey secara kualitatif dengan cara melakukan
wawancara dengan narasumber dan pengamatan setiap kegiatan di organisasi. Digunakannya
metodologi kualitatif ini agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
1. Menentukan objek penelitian
2. Melakukan pengamatan
3. Melakukan wawancara dengan narasumber
4. Mengklasifikasi Masalah
5. Merumuskan masalah
6. Memberikan solusi/simpulan
PEMBAHASAN
Selayang Pandang Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) D.I.
Yogyakarta
KAPMI di awal masa berdirinya belum begitu tertata dengan baik, administrasi dan
manajemen organisasi pada masa itu masih sangat sederhana. Baru di era 80-an, di sebuah
rumah yang sangat kecil dan sederhana tepatnya di jalan Veteran No. 101, KAPMI
mempunyai tempat untuk melakukan segala aktivitasnya. Pada tahun 2001, KAPMI
berdomisili di jalan Kenari Gg.Tanjung VI UH II NO.308 Miliran, Yogyakarta yang
kemudian dipermanenkan oleh pemerintah daerah pada tanggal 21 Agustus 2001. Letak
geografis ini memungkinkan dapat dijangkau dari segala arah, baik perguruan tinggi negeri
atau swasta maupun balaikota Yogyakarta dengan jarak kurang lebih 50 meter dari sekretariat
KAPMI.
Eksistensi KAPMI selalu mengedepankan pluralitas diantara kader-kadernya, upaya
menuju pluralitas tersebut di aplikasikan pada dataran pengakuan bersama dari komposisi
warga Indramayu yang ada di Yogyakarta, sehingga tidak membedakan suku, ras, agama
yang dianut hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya diskriminasi antar
satu dengan yang lainnya.
Banyak organisasi daerah baik sebagai organisasi politik atau nonpolitik di daerahnya
masing-masing, dengan merealisasikan pengkaderan dan pengembangan potensi anggota dan
warganya, upaya ini pula dirintis oleh KPC (Keluarga Pelajar se-wilayah III Cirebon)
termasuk Indramayu, Majalengka, Kuningan dan Cirebon sendiri.
Kader-kader dari Indramayu yang ada di KPC pada tahun 70-an merupakan wadah
munculnya KAPMI yang dimotori oleh mereka. Pada periode kepengurusan KPC tahun
1974-1976, sebuah pergolakan daerah muncul khususnya kader-kader Indramayu yang ingin
memisahkan diri dari wadah KPC yang dimotori oleh Huldi, Herman Andi Suratno, Ahmad
Djahidin (anggota DPR periode 2000-2004) dan rekan-rekannya. Dapat dikatakan pula
bahwa upaya ini merupakan sebuah konspirasi Under Ground (bawah tanah) di tubuh KPC
dengan beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. KPC tidak bisa menjangkau kegiatan daerah di wilayah III Cirebon.
2. Kendala bahasa.
3. Anggapan bahwa kader Indramayu teralienasi oleh orang-orang luar Indramayu.
Dari beberapa faktor tersebut, kader-kader Indramayu tetap menyimpan aspirasinya
untuk memisahkan diri dari tubuh KPC, tetapi pada saat itu kader-kader Indramayu
menggunakan strategi wahana arisan untuk meutupi nama KAPMI walaupun belum formal
berdiri, upaya ini dimotori oleh Herman Andi Suratno, Abdul Latif, Irianto M.S. Syafiudin
(Yance) dan rekan-rekannya. Upaya strategi ini untuk mengelabui teror KPC dengan indikasi
pembubaran KAPMI karena dari KPC sendiri belum menghendaki akan pemisahan. Nama
KAPMI saat itu dimunculkan oleh ide dari Hamdan Makmun Karim, BA (Hamka).
Langkah-langkah yang dilakukan di masa awal ini yaitu dengan megumpulkan anak-
anak Indramayu yang ada di Yogyakarta melalui wahana arisan dengan tetap memakai nama
KAPMI yang diresmikan tanggal 10 April 1976 sebagai hari bersejarah. Upaya ini dilakukan
dengan cara mendata kader-kader Indramayu yang aktif di organisasi ekstra seperti GMNI,
HMI, PMII, IMM dan KMK.
Wahana arisan ini tetap menjadi senjata utama dalam pemberdayaan dan upaya
pengkordinasian informasi-informasi daerah atau informasi di Yogyakarta, dengan semangat
dan rasa kekeluargaan yang tinggi dan tetap merealisasikan pada program-program
kedaerahan walaupun didalam arisan hanya ada tata tertib arisan. Kegiatan ini direalisasikan
antara lain mengadakan pameran, penyambutan dan penempatan warga baru, try out, PHBI,
PHBN dan sebagainya. Sebagai sarana kegiatan dalam menggugah rasa responsibilitas,
karena pada saat itu masih banyaknya ketertutupan anak-anak Indramayu dengan alasan
konsolidasi dan koordinasi yang belum memadai.
Budaya Organisasi di KAPMI
Dengan melihat gambaran umum organisasi daerah ini, bisa dipahami bersama bahwa
latar belakang anggota KAPMI adalah orang-orang asal kota Indramayu yang secara
geografis terletak di sebelah utara Jawa barat, berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Kondisi pesisir yang panas ini kemungkinan menjadikan karakter dari masyarakatnya sedikit
lebih kasar dari nada bicaranya. Meskipun Jawa Barat adalah pasundan yang berbahasa
sunda, namun tidak untuk Indramayu. Mayoritas penduduk Indramayu adalah berbahasa jawa
Indramayu (seperti bahasa jawa ngapak). Meskipun demikian namun logatnya berbeda
dengan bahasa jawa yang ada di Jawa Timur, Jogja, maupun Jawa Tengah. Keunikan dari
segi bahasa ini memang membuat indramayu memiliki kamus bahasa sendiri (Basa
Dermayu). Namun sebagian Indramayu bagian selatan yang berbatasan langsung dengan
kabupaten Sumedang, Subang, mereka menggunakan bahasa sunda. Indramayu memang
tempat bertemunya dua budaya ini, Jawa dan Sunda.
Dari latar belakang inilah yang mempengaruhi sikap, bahasa, budaya, dan kebiasaan
masyarakat Indramayu berbeda dengan etnik lainnya di Pulau Jawa. Hal tersebut kemudian
dibawa oleh mahasiswanya dalam organisasi daerah Indramayu yang ada di Yogyakarta.
Mereka tetap menggunakan Bahasa Indramayu ketika berkumpul dan berkomunikasi.
Budaya-budaya dan kebiasaan dari daerah pun tetap dilestarikan di Yogyakarta baik yang
berupa kesenian seperti berokan, tarling, tari-tarian, maupun makanan dan gaya komunikasi
mereka. Mereka dipertemukan pada suatu wadah yang menaungi mereka dalam berproses. Di
KAPMI, mahasiswa membawa budaya ini kedalam organisasi, sehingga organisasi daerah ini
berbeda dengan budaya organisasi lain. Budaya diskusi, bedah film, dan berbagai pertemuan-
pertemuan yang memungkin mereka sering berkomunikasi adalah budaya organisasi yang
sudah turun-temurun hampir 40 tahun berdirinya organisasi ini. Beberapa teman-teman dari
organisasi daerah lain seperti IPMKS Subang, IKAMASI Bekasi mengakui akan budaya
organisai yang ada di KAPMI, terlebih akan terlihat kepada gaya komunikasi anggotanya.
Intinya adalah banyak program-program KAPMI yang memungkinkan adanya kontak
sosial antar anggota yang berujung pada terjadinya komunikasi baik berupa diskusi maupun
rapat kepanitiaan. Dengan latar belakang budaya Indramayu yang mereka bawa ini yang
kemudian dipertemukan disetiap komunikasi mereka yang akan melahirkan gaya komunikasi
khas.
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Gaya Komunikasi Anggota
Berdasarkan hasil pengamatan selama beberapa pekan mengenai gaya komunikasi
anggota KAPMI dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi yang ada di KAPMI sangat
berpengaruh terhadap kader-kadernya dalam menata gaya komunikasinya baik dalam
penyampaian gagasan, maupun dalam merespon tiap gagasan yang disampaikan oleh anggota
lain. Mereka berpendapat bahwa mereka merasakan gaya komunikasi mereka berubah setelah
menjadi mahasiswa dan ikut berproses di organisasi ini. Mereka mengamati gaya komunikasi
setiap seniornya dalam menyampaikan gagasan. Ada yang bersifat menyerang, ada juga yang
menimpali pendapat lainnya, namun tetap saja ada yang berperan lebih moderat. Disetiap
diskusi jika kita rutin mengamati maka akan bisa melihat pola komunikasi mereka. Kita akan
memahami beberapa individu-individu yang dalam penyampaian gagasannya terkesan selalu
menyerang dan agresif. Hampir sebagian besar demikian. Namun disisi lain ketika
pembahasan yang berbeda maka tokoh-tokoh “antagonis” tadi justru lebih moderat. Uniknya
lagi tokoh-tokoh yang tadinya moderat justru berbalik menjadi agresif dan menyerang. Ketua
umum KAPMI, Abdul Hakim menegaskan bahwa ini memang dinamika atau pola
komunikasi KAPMI yang sudah turun temurun dilakukan dan diimitasi oleh junior-juniornya,
dan akhirnya menjadi budaya. Budaya organisasi berupa pola diskusi ini tentu berpengaruh
terhadap gaya komunikasi anggotanya baik dalam forum resmi maupun tak resmi, baik
komunikasi di internal maupun dengan eksternal organisasi ini. Salah satu anggota
menegaskan bahwa dia merasakan betul bahwa ada ke-khasan tersendiri melihat temannya
yang juga anggota KAPMI dalam menyampaikan gagasan di forum perkuliahan di Perguruan
Tingginya. Ada beberapa hal yang bisa diamati, diantaranya:
1. Pilihan kata/diksi, pada penyampaian gagasan dalam suatu kesempatan dimanapun,
anggota KAPMI akan lebih kentara dari pemilihan katanya. Kata-kata istilah dalam
pergerakan misalnya yang sering dilontarkan oleh senior akan diikuti dan dibawa
juniornya dalam pemilihan kata ketika penyampaian gagasan di kelas perkuliahan.
Bagi anggota lain akan bisa mengamati hal ini karena mereka sudah merasakan
budaya organisasi KAPMI.
2. Intonasi, intonasi juga dapat membedakan gaya mereka dalam komunikasi. Nada
yang mereka bangun dalam komunikasi tak lepas dari bahasa ibu mereka yaitu bahas
Indramayu yang memiliki intonasi berbeda pula dari bahasa jawa atau sunda.
3. Motivasi Penyampaian, pada beberapa kesempatan yang sering saya amati bahwa
kebanyakan mereka menyampaikan gagasan dalam forum adalah untuk
menampakkan eksistensi mereka dalam organisasi tersebut selain juga memang
bermaksud memberikan gagasan yang baik. Pada beberapa anggota ketika saya
wawancarai mengakui hal tersebut. Mereka berpendapat bahwa disetiap penyampaian
gagasan itu, tetap ada maksud untuk memperlihatkan bahwa “ini loh saya yang jago
ngomong di depan, yang punya pemilihan kata dan istilah yang oke, keren, karena
sering baca buku”. Hal tersebut memang wajar di temui pada beberapa organisasi
lain. Abdul hakim sebagai ketua KAPMI menyadari betul hal ini, namun dia yakin
semuanya itu tujuannya adalah untuk kebaikan forum, untuk menemukan gagasan
yang sesuai tujuan forum.
4. Intensitas Komunikasi. Program-program KAPMI yang begitu padat
memungkinkan para anggotanya sering bertemu dan berdiskusi, hal ini menyebabkan
kemampuan komunikasi mereka lebih maju dibanding yang tidak mengikuti
organisasi ini.
5. Perhatian Pada Hal-Hal Rinci. Setiap berkomunikasi dalam forum uniknya para
anggota mempersiapkan dan menyampaikan gagasannya secara rinci. Begitupun
dalam merespon gagasan anggota yang lain, mereka dengan detailnya menyampaikan
sebab akibat dari sebuah permasalahan yang di bahas. Hal ini jarang ditemui pada
diskusi yang melibatkan bukan kelompok kecil.
6. Mengutamakan Proses/Dinamika. Setiap diskusi tentunya kita ingin menyatukan
pendapat dan gagasan agar menghasilkan keputusan yang disepakati bersama.
Begitupun dengan KAPMI. Namun uniknya hasil akhir keputusan itu tidak menjadi
tujuan utama. Tujuan utama dalam diskusi di KAPMI adalah bagaimana menciptakan
pola penyampaian gagasan yang baik dengan gaya-gaya komunikasi mereka sebagai
pengaruh dari budaya organisasi yang sudah ada. Tidak heran jika diskusi akan
memakan banyak waktu dengan pendapat dari kepala yang berbeda dalam satu
kelompok diskusi.
Faktor dasar yang dapat diteliti mengapa gaya komunikasi anggota kelompok ini
berbeda adalah budaya organisasi ini mendasarkan pada Undang-Undang yang sudah
dirumuskan dalam AD/ART KAPMI, tepatnya pada Anggaran Dasar BAB 4 tentang Tujuan
dan Fungsi organisasi tepatnya pasal 4 yang menyatakan bahwa: “Tujuan KAPMI D.I.
Yogyakarta adalah membentuk anggota yang memiliki loyalitas, berkesadaran kritis, dan
bervisi kerakyatan”. Dari hal ini mungkin bisa dilihat dalam gaya komunikasi yang diajarkan
oleh senior yang mengacu pada loyalitas, berkesadaran kritis, dan bervisi kerakyatan sesuai
dengan Undang-Undang tersebut. Pada pasal lain juga di temukan hal yang sejalan dengan
gaya komunikasi mereka yang kritis, sudah tertuang dalam ART BAB II Tentang Usaha-
Usaha Organisasi Pasal 2 Ayat 5 yang menerangkan: “Menggali, mengembangkan dan
menciptakan budaya kritis yang sesuai dengan asas dan tujuan KAPMI D.I. Yogyakarta”.
Wajar saja jika budaya organisasi ini terlihat dan sangat mempengaruhi gaya komunikasi
mereka dikarenakan memang sudah ada dasarnya pada AD/ART sebagai konstitusi yang
berlaku di KAPMI.
Temuan lain yang mempengaruhi gaya komunikasi setiap anggota ternyata bukan saja
dari internal organisasi (budaya organisasi), namun anggota-anggota yang juga terjun di
organisasi luar KAPMI baik di kampus maupun lainnya, baik yang bersifat pergerakan,
maupun komunitas biasa. Namun yang sangat mempengaruhi adalah organisasi pergerakan,
dimana kesadaran kritis mereka lebih tinggi. Pengalaman-pengalaman organisasi luar ini
yang mereka bawa kedalam internal organisasi. Alhasil beragam gaya komunikasi dipadukan
dengan budaya organisasi KAPMI. Namun yang perlu digaris bawahi adalah yang lebih
berpengaruh pada gaya komunikasi anggota sekali lagi yaitu dari budaya organisasi KAPMI
itu sendiri. Pengakuan ini dilontarkan oleh beberapa anggota yang berhasil saya wawancarai.
Mereka menambahkan bahwa justru dengan budaya organisasi KAPMI yang merubah gaya
komunikasi mereka sejak mereka bergabung dapat mempengaruhi organisasi luar yang juga
mereka ikuti.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan Bahwa Budaya
organisasi berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggota Keluarga Pelajar dan Mahasiswa
Indramayu (KAPMI) D.I. Yogyakarta. Faktor dasar yang mempengaruhi yaitu budaya
organisasi sebagai perwujudan pembawaan karakter dari daerah asal. Hal ini dituangkan
dalam konstitusi KAPMI yang menjadi pedoman anggotanya yakni pada Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Faktor dari luar organisasi juga mempengaruhi
gaya komunikasi anggota, namun tidak begitu berarti besar. Justru organisasi luar dapat
dipengaruhi oleh KAPMI yang memiliki stabilitas dan karakter dalam pola komunikasi.
Budaya organisasi KAPMI menjadi karakter organisasi ini dan dapat dilihat dari gaya
komunikasi anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mata Kuliah Komunikasi Organisasi, 2015, Modul Pembelajaran Mata Kuliah
Komunikasi Organisasi, Bab 11: Budaya Organisasi
Redaksi Pers Damar, 2006, Buletin Damar, edisi April-Mei, LSO Pers Damar KAPMI
D.I. Yogyakarta
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2015, Komunikasi Organisasi

More Related Content

What's hot

Manajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan LingkungannyaManajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan LingkungannyaAmrul Rizal
 
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxPPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxFebyrikaAnggie1
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasiTesya Suha Berra
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiandreprathamm
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraWarnet Raha
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"Amallya Luckyta
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahRizki Kamaratih
 
Dinamika Kelompok
Dinamika KelompokDinamika Kelompok
Dinamika KelompokRiinong
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiasusatya
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanRico Afrinando
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...Google+
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiLisa Ramadhanty
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanMr.Mahmud
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNDIKNAS PENDIDIKAN
 

What's hot (20)

Manajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan LingkungannyaManajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan Lingkungannya
 
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxPPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Sistem konstitusi
Sistem konstitusiSistem konstitusi
Sistem konstitusi
 
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
 
Materi narkoba
Materi narkobaMateri narkoba
Materi narkoba
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Dinamika Kelompok
Dinamika KelompokDinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal Kewarganegaraan
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
 

Viewers also liked

Manajemen Umum Kasus Struktur Organisasi
Manajemen Umum Kasus Struktur OrganisasiManajemen Umum Kasus Struktur Organisasi
Manajemen Umum Kasus Struktur OrganisasiMaulani Legowo
 
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...Anis Lee Xie
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiputiandinis
 
Budaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Budaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), TbkBudaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Budaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), TbkPT Lion Air
 

Viewers also liked (6)

PENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYA
PENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYAPENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYA
PENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYA
 
Manajemen Umum Kasus Struktur Organisasi
Manajemen Umum Kasus Struktur OrganisasiManajemen Umum Kasus Struktur Organisasi
Manajemen Umum Kasus Struktur Organisasi
 
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
 
Budaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Budaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), TbkBudaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Budaya Organisasi Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
 

Similar to Budaya Organisasi dan Gaya Komunikasi

Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)
Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)
Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)saefulamri4
 
Komunikasi dalam Organisasi.docx
Komunikasi dalam Organisasi.docxKomunikasi dalam Organisasi.docx
Komunikasi dalam Organisasi.docxZukét Printing
 
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir diniwidyani
 
Komunikasi dalam Organisasi.pdf
Komunikasi dalam Organisasi.pdfKomunikasi dalam Organisasi.pdf
Komunikasi dalam Organisasi.pdfZukét Printing
 
Makalah peranan komunikasi dalam organisasi
Makalah peranan komunikasi dalam organisasiMakalah peranan komunikasi dalam organisasi
Makalah peranan komunikasi dalam organisasiAditya Lakza Invitations
 
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranMengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranAsmidiAs
 
Iklim Budaya Organisasi - Komunikasi Organisasi
Iklim Budaya Organisasi - Komunikasi OrganisasiIklim Budaya Organisasi - Komunikasi Organisasi
Iklim Budaya Organisasi - Komunikasi OrganisasiNoor Adn
 
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaKinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaPMBWiduri
 
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaKinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaPMBWiduri
 
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaKinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaPMBWiduri
 
Budaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiBudaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiRidho D'vhavoline
 
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptxPertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptxHidayatulJumaah1
 
Agenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi Efektif-.pptx
Agenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi  Efektif-.pptxAgenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi  Efektif-.pptx
Agenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi Efektif-.pptxMARYONSWPOHWAIN
 
Partisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasiPartisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasidrsnurhidayat
 
Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)RAMASYAFARADI
 
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasimakalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasiRAMASYAFARADI
 
Budaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiBudaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan Inovasikreakenz
 

Similar to Budaya Organisasi dan Gaya Komunikasi (20)

Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)
Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)
Pola komunikasi organisasi di UKM JQH AL-MIZAN ( kelompok 6)
 
Pengaruh kepemimpinana dalam
Pengaruh kepemimpinana dalamPengaruh kepemimpinana dalam
Pengaruh kepemimpinana dalam
 
Komunikasi dalam Organisasi.docx
Komunikasi dalam Organisasi.docxKomunikasi dalam Organisasi.docx
Komunikasi dalam Organisasi.docx
 
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
 
Komunikasi dalam Organisasi.pdf
Komunikasi dalam Organisasi.pdfKomunikasi dalam Organisasi.pdf
Komunikasi dalam Organisasi.pdf
 
Makalah peranan komunikasi dalam organisasi
Makalah peranan komunikasi dalam organisasiMakalah peranan komunikasi dalam organisasi
Makalah peranan komunikasi dalam organisasi
 
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranMengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
 
Iklim Budaya Organisasi - Komunikasi Organisasi
Iklim Budaya Organisasi - Komunikasi OrganisasiIklim Budaya Organisasi - Komunikasi Organisasi
Iklim Budaya Organisasi - Komunikasi Organisasi
 
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaKinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
 
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaKinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
 
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melitaKinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
Kinerja penelitian genap 20 21 yerah melita
 
Budaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiBudaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan Inovasi
 
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptxPertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
 
Agenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi Efektif-.pptx
Agenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi  Efektif-.pptxAgenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi  Efektif-.pptx
Agenda II-PKA-Bahan Tayang Strategi Efektif-.pptx
 
Koordinasi pkb
Koordinasi pkbKoordinasi pkb
Koordinasi pkb
 
Partisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasiPartisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasi
 
Tugas 7
Tugas 7Tugas 7
Tugas 7
 
Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)
 
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasimakalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
 
Budaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiBudaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan Inovasi
 

Budaya Organisasi dan Gaya Komunikasi

  • 1. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Gaya Komunikasi Anggota Pada Organisasi Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) D.I. Yogyakarta Amirul Mukmin Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk menemukan sejauh mana Budaya Organisasi KAPMI mampu mempengaruhi gaya komunikasi para anggotanya. Unit analisisnya adalah anggota KAPMI yang aktif mengikuti segala kegiatan dan program dari organisasi ini. Metode yang digunakan adalah melalui wawancara dan pengamatan- pengamatan pada setiap kegiatan yang memungkinkan adanya interaksi dan komunikasi antar anggota. Pengamatan juga dilakukan dengan melihat cara berkomunikasi anggota dengan eksternal organisasi baik di kampus maupun pada forum-forum tertentu. Hasil penelitian menghantarkan pada temuan bahwa anggota yang secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi ini baik yang berupa kepanitiaan, kesenian, maupun berbagai forum resmi dan tak resmi lainnya memiliki gaya komunikasi yang berbeda dengan yang tidak menjadi anggota. Budaya organisasi KAPMI menghasilkan pengaruh gaya komunikasi yang kritis dan bertanggung jawab. Pengaruh positif ini dilandaskan pada Anggaran Rumah Tangga (ART) KAPMI BAB II Pasal 2 Ayat 5 yang menerangkan tentang usaha-usaha organisasi dalam menggali, mengembangkan dan menciptakan budaya kritis yang sesuai dengan asas dan tujuan KAPMI D.I. Yogyakarta. Kata Kunci : Budaya Organisasi, Gaya Komunikasi, KAPMI
  • 2. PENDAHULUAN Salah satu hal yang selalu dilakukan oleh manusia adalah komunikasi. Manusia selain sebagai makhluk individual, juga dikatakan sebagai makhluk sosial. Interaksi yang terjadi antara individu dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kegiatan organisasi manusia itu sendiri. Dalam melakukan interaksi itu digunakan komunikasi. Dalam kenyataannya masalah komunikasi mempunyai andil dalam membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Persoalannya adalah bagaimana setiap inidvidu berkomunikasi dengan sekitar agar mampu menciptakan makna yang sama sesuai dengan hakikat komunikasi itu sendiri. Kemampuan berkomunikasi ini akan menentukan seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik pada organisasi maupun kesehariannya. Efektifitas komunikasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan guna mencapai tujuan komunikasi yang sesuai dengan kehendak dalam menyamakan persepsi. Semakin sama tingkat pengetahuan dan pengalamannya, maka komunikasi akan semakin efektif. Pluralitas yang dimiliki setiap individu pelaku komunikasi memainkan peran yang sangat penting terhadap efektifitas komunikasi. Seperti yang telah disinggung sebelumnya mengenai tingkat pengetahuan dan pengalaman yang sama akan suatu hal, maka akan mempengaruhi efektifitas komunikasi itu sendiri. Perbedaan bahasa, logat, ras, suku, agama, kedewasaan/emosional menciptakan gaya komunikasi yang beragam. Faktor-faktor lain yang menciptakan gaya komunikasi individu berbeda dengan individu lainnya adalah intensitas individu tersebut dalam melakukan penyerapan informasi dari luar. Informasi yang berupa pengetahuan baru tersebut akan sedikit demi sedikit mengubah perspektif didalam dirinya yang berakibat pada perubahan cara komunikasinya. Di dalam sebuah organisasi, perbedaan-perbedaan yang dimiliki anggota tersebut disatukan menjadi sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggotanya. Hal ini menjadikan suatu karakter dari organisasi tersebut, yang membedakan dengan organisasi lain. Pemahaman tersebut biasa disebut sebagai Budaya Organisasi. Budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil.
  • 3. Organisasi terbentuk karena adanya kesamaan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai sekelompok orang dalam organisasi tersebut. Dari sini setiap unsur yang terdapat didalam organisasi secara langsung maupun tidak langsung harus memegang teguh apa yang menjadi tujuan dan prinsip didalam organisasi tersebut, sehingga organisasi dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Tentunya juga setiap organisasi memiliki budaya organisasi yang berbeda pula. Demikian halnya pada organisasi-organisasi daerah yang berkembang dewasa ini. Beda latar belakang daerah dan budaya, beda pula budaya organisasinya. Semua itu disesuaikan pada norma-norma yang disepakati dalam suatu organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan masing-masing organisasi. Demikian pula budaya organisasi yang terbentuk di KAPMI. Ada perbedaan- perbedaan yang mencirikan kekhasan organisasi daerah ini. Pada beberapa kesempatan akan nampak jika kita amati baik-baik, terutama dari gaya mereka dalam berkomunikasi. Hal ini yang mendasari penulis untuk meneliti lebih jauh terhadap organisasi ini yang berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggotanya. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang sudah diungkapkan diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggota? 2. Bagaimana budaya organisasi KAPMI mempengaruhi anggotanya? 3. Mengapa hal tersebut dapat mempengaruhi? 4. Apa saja faktor penyebab budaya organisasi dapat mempengaruhi gaya komunikasi anggotanya?
  • 4. LANDASAN TEORI Budaya Organisasi Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari lingkungannya. Kepribadian seseorang tentunya akan terbentuk pula oleh keadaan lingkungan sekitarnya. Untuk mengarahkan pembentukan kepribadian dan karakter seseorang ke arah yang lebih positif, dibutuhkan suatu norma yang menjadi dasar dan pedoman dalam bertindak. Pada dasarnya seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengarahkan kepentingan bersama agar tujuan organisasi tercapai dan tidak terjadi benturan-benturan kepentingan dalam organisasi tersebut. Sesuatu tersebut adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan, dan sebagainya. Menurut Davis (1984), Budaya organisasi adalah pola keyakinan dan nilai-nilai organisasiaonal yang dipahami, dijiwai, dan dipraktekkan oleh organisasional sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar berperilaku dalam organisasional. Sedangkan Schein(1992) memendang budaya organisasi sebagai suatu pola asumsi-asumsi mendasar yang dipahami bersama dalam sebuah organisasi terutama dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Jadi bisa disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota, yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Selain itu, budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil. Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam suatu organisasi sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan perorangan. Gaya Pada etika komunikasi, berkomunikasi itu memiliki enam gaya yaitu : a. The Controlling Syle Gaya komunikasi yang bersifat mengendali ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pkikiran dan tanggapan
  • 5. orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau oneway communicators. Pihak-pihak yang memakai Controlling Style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. b. Equalitarian Syle The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tidak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. c. The Structuring Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaat pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Komunikator lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tesebut. d. The Dynamic Style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaanya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawahi para wiranegara (salesmen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerjaan/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
  • 6. e. The Relinguishing Style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima sara, pendapat ataupun gagasan orng lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun komunikator mempunyai hak untuk memberi perintah dan menguntrol orang lain. Pesan- pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika komunikator sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. f. The Withdrawal Style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang konkret adalah ketika seseorang mengatakan: “saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi tetap juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya komunikasi ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya : structuring, dunamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling, dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat dan produktif. Hipotesis 1. Budaya organisasi berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggota. 2. Budaya organisasi KAPMI terbentuk karena kebiasaan turun temurun. 3. Budaya organisasi mempengaruhi gaya komunikasi karena tidak dapat dipisahkan 4. Faktor penyebab budaya organisasi dapat mempengaruhi gaya komunikasi anggotanya adalah dari iklim organisasi yang diterapkan membuat gaya komunikasi junior mengikuti senior.
  • 7. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan survey secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber dan pengamatan setiap kegiatan di organisasi. Digunakannya metodologi kualitatif ini agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut : 1. Menentukan objek penelitian 2. Melakukan pengamatan 3. Melakukan wawancara dengan narasumber 4. Mengklasifikasi Masalah 5. Merumuskan masalah 6. Memberikan solusi/simpulan PEMBAHASAN Selayang Pandang Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) D.I. Yogyakarta KAPMI di awal masa berdirinya belum begitu tertata dengan baik, administrasi dan manajemen organisasi pada masa itu masih sangat sederhana. Baru di era 80-an, di sebuah rumah yang sangat kecil dan sederhana tepatnya di jalan Veteran No. 101, KAPMI mempunyai tempat untuk melakukan segala aktivitasnya. Pada tahun 2001, KAPMI berdomisili di jalan Kenari Gg.Tanjung VI UH II NO.308 Miliran, Yogyakarta yang kemudian dipermanenkan oleh pemerintah daerah pada tanggal 21 Agustus 2001. Letak geografis ini memungkinkan dapat dijangkau dari segala arah, baik perguruan tinggi negeri atau swasta maupun balaikota Yogyakarta dengan jarak kurang lebih 50 meter dari sekretariat KAPMI. Eksistensi KAPMI selalu mengedepankan pluralitas diantara kader-kadernya, upaya menuju pluralitas tersebut di aplikasikan pada dataran pengakuan bersama dari komposisi warga Indramayu yang ada di Yogyakarta, sehingga tidak membedakan suku, ras, agama yang dianut hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya diskriminasi antar satu dengan yang lainnya.
  • 8. Banyak organisasi daerah baik sebagai organisasi politik atau nonpolitik di daerahnya masing-masing, dengan merealisasikan pengkaderan dan pengembangan potensi anggota dan warganya, upaya ini pula dirintis oleh KPC (Keluarga Pelajar se-wilayah III Cirebon) termasuk Indramayu, Majalengka, Kuningan dan Cirebon sendiri. Kader-kader dari Indramayu yang ada di KPC pada tahun 70-an merupakan wadah munculnya KAPMI yang dimotori oleh mereka. Pada periode kepengurusan KPC tahun 1974-1976, sebuah pergolakan daerah muncul khususnya kader-kader Indramayu yang ingin memisahkan diri dari wadah KPC yang dimotori oleh Huldi, Herman Andi Suratno, Ahmad Djahidin (anggota DPR periode 2000-2004) dan rekan-rekannya. Dapat dikatakan pula bahwa upaya ini merupakan sebuah konspirasi Under Ground (bawah tanah) di tubuh KPC dengan beberapa faktor diantaranya yaitu: 1. KPC tidak bisa menjangkau kegiatan daerah di wilayah III Cirebon. 2. Kendala bahasa. 3. Anggapan bahwa kader Indramayu teralienasi oleh orang-orang luar Indramayu. Dari beberapa faktor tersebut, kader-kader Indramayu tetap menyimpan aspirasinya untuk memisahkan diri dari tubuh KPC, tetapi pada saat itu kader-kader Indramayu menggunakan strategi wahana arisan untuk meutupi nama KAPMI walaupun belum formal berdiri, upaya ini dimotori oleh Herman Andi Suratno, Abdul Latif, Irianto M.S. Syafiudin (Yance) dan rekan-rekannya. Upaya strategi ini untuk mengelabui teror KPC dengan indikasi pembubaran KAPMI karena dari KPC sendiri belum menghendaki akan pemisahan. Nama KAPMI saat itu dimunculkan oleh ide dari Hamdan Makmun Karim, BA (Hamka). Langkah-langkah yang dilakukan di masa awal ini yaitu dengan megumpulkan anak- anak Indramayu yang ada di Yogyakarta melalui wahana arisan dengan tetap memakai nama KAPMI yang diresmikan tanggal 10 April 1976 sebagai hari bersejarah. Upaya ini dilakukan dengan cara mendata kader-kader Indramayu yang aktif di organisasi ekstra seperti GMNI, HMI, PMII, IMM dan KMK. Wahana arisan ini tetap menjadi senjata utama dalam pemberdayaan dan upaya pengkordinasian informasi-informasi daerah atau informasi di Yogyakarta, dengan semangat dan rasa kekeluargaan yang tinggi dan tetap merealisasikan pada program-program kedaerahan walaupun didalam arisan hanya ada tata tertib arisan. Kegiatan ini direalisasikan antara lain mengadakan pameran, penyambutan dan penempatan warga baru, try out, PHBI,
  • 9. PHBN dan sebagainya. Sebagai sarana kegiatan dalam menggugah rasa responsibilitas, karena pada saat itu masih banyaknya ketertutupan anak-anak Indramayu dengan alasan konsolidasi dan koordinasi yang belum memadai. Budaya Organisasi di KAPMI Dengan melihat gambaran umum organisasi daerah ini, bisa dipahami bersama bahwa latar belakang anggota KAPMI adalah orang-orang asal kota Indramayu yang secara geografis terletak di sebelah utara Jawa barat, berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Kondisi pesisir yang panas ini kemungkinan menjadikan karakter dari masyarakatnya sedikit lebih kasar dari nada bicaranya. Meskipun Jawa Barat adalah pasundan yang berbahasa sunda, namun tidak untuk Indramayu. Mayoritas penduduk Indramayu adalah berbahasa jawa Indramayu (seperti bahasa jawa ngapak). Meskipun demikian namun logatnya berbeda dengan bahasa jawa yang ada di Jawa Timur, Jogja, maupun Jawa Tengah. Keunikan dari segi bahasa ini memang membuat indramayu memiliki kamus bahasa sendiri (Basa Dermayu). Namun sebagian Indramayu bagian selatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Sumedang, Subang, mereka menggunakan bahasa sunda. Indramayu memang tempat bertemunya dua budaya ini, Jawa dan Sunda. Dari latar belakang inilah yang mempengaruhi sikap, bahasa, budaya, dan kebiasaan masyarakat Indramayu berbeda dengan etnik lainnya di Pulau Jawa. Hal tersebut kemudian dibawa oleh mahasiswanya dalam organisasi daerah Indramayu yang ada di Yogyakarta. Mereka tetap menggunakan Bahasa Indramayu ketika berkumpul dan berkomunikasi. Budaya-budaya dan kebiasaan dari daerah pun tetap dilestarikan di Yogyakarta baik yang berupa kesenian seperti berokan, tarling, tari-tarian, maupun makanan dan gaya komunikasi mereka. Mereka dipertemukan pada suatu wadah yang menaungi mereka dalam berproses. Di KAPMI, mahasiswa membawa budaya ini kedalam organisasi, sehingga organisasi daerah ini berbeda dengan budaya organisasi lain. Budaya diskusi, bedah film, dan berbagai pertemuan- pertemuan yang memungkin mereka sering berkomunikasi adalah budaya organisasi yang sudah turun-temurun hampir 40 tahun berdirinya organisasi ini. Beberapa teman-teman dari organisasi daerah lain seperti IPMKS Subang, IKAMASI Bekasi mengakui akan budaya organisai yang ada di KAPMI, terlebih akan terlihat kepada gaya komunikasi anggotanya.
  • 10. Intinya adalah banyak program-program KAPMI yang memungkinkan adanya kontak sosial antar anggota yang berujung pada terjadinya komunikasi baik berupa diskusi maupun rapat kepanitiaan. Dengan latar belakang budaya Indramayu yang mereka bawa ini yang kemudian dipertemukan disetiap komunikasi mereka yang akan melahirkan gaya komunikasi khas. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Gaya Komunikasi Anggota Berdasarkan hasil pengamatan selama beberapa pekan mengenai gaya komunikasi anggota KAPMI dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi yang ada di KAPMI sangat berpengaruh terhadap kader-kadernya dalam menata gaya komunikasinya baik dalam penyampaian gagasan, maupun dalam merespon tiap gagasan yang disampaikan oleh anggota lain. Mereka berpendapat bahwa mereka merasakan gaya komunikasi mereka berubah setelah menjadi mahasiswa dan ikut berproses di organisasi ini. Mereka mengamati gaya komunikasi setiap seniornya dalam menyampaikan gagasan. Ada yang bersifat menyerang, ada juga yang menimpali pendapat lainnya, namun tetap saja ada yang berperan lebih moderat. Disetiap diskusi jika kita rutin mengamati maka akan bisa melihat pola komunikasi mereka. Kita akan memahami beberapa individu-individu yang dalam penyampaian gagasannya terkesan selalu menyerang dan agresif. Hampir sebagian besar demikian. Namun disisi lain ketika pembahasan yang berbeda maka tokoh-tokoh “antagonis” tadi justru lebih moderat. Uniknya lagi tokoh-tokoh yang tadinya moderat justru berbalik menjadi agresif dan menyerang. Ketua umum KAPMI, Abdul Hakim menegaskan bahwa ini memang dinamika atau pola komunikasi KAPMI yang sudah turun temurun dilakukan dan diimitasi oleh junior-juniornya, dan akhirnya menjadi budaya. Budaya organisasi berupa pola diskusi ini tentu berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggotanya baik dalam forum resmi maupun tak resmi, baik komunikasi di internal maupun dengan eksternal organisasi ini. Salah satu anggota menegaskan bahwa dia merasakan betul bahwa ada ke-khasan tersendiri melihat temannya yang juga anggota KAPMI dalam menyampaikan gagasan di forum perkuliahan di Perguruan Tingginya. Ada beberapa hal yang bisa diamati, diantaranya: 1. Pilihan kata/diksi, pada penyampaian gagasan dalam suatu kesempatan dimanapun, anggota KAPMI akan lebih kentara dari pemilihan katanya. Kata-kata istilah dalam pergerakan misalnya yang sering dilontarkan oleh senior akan diikuti dan dibawa juniornya dalam pemilihan kata ketika penyampaian gagasan di kelas perkuliahan.
  • 11. Bagi anggota lain akan bisa mengamati hal ini karena mereka sudah merasakan budaya organisasi KAPMI. 2. Intonasi, intonasi juga dapat membedakan gaya mereka dalam komunikasi. Nada yang mereka bangun dalam komunikasi tak lepas dari bahasa ibu mereka yaitu bahas Indramayu yang memiliki intonasi berbeda pula dari bahasa jawa atau sunda. 3. Motivasi Penyampaian, pada beberapa kesempatan yang sering saya amati bahwa kebanyakan mereka menyampaikan gagasan dalam forum adalah untuk menampakkan eksistensi mereka dalam organisasi tersebut selain juga memang bermaksud memberikan gagasan yang baik. Pada beberapa anggota ketika saya wawancarai mengakui hal tersebut. Mereka berpendapat bahwa disetiap penyampaian gagasan itu, tetap ada maksud untuk memperlihatkan bahwa “ini loh saya yang jago ngomong di depan, yang punya pemilihan kata dan istilah yang oke, keren, karena sering baca buku”. Hal tersebut memang wajar di temui pada beberapa organisasi lain. Abdul hakim sebagai ketua KAPMI menyadari betul hal ini, namun dia yakin semuanya itu tujuannya adalah untuk kebaikan forum, untuk menemukan gagasan yang sesuai tujuan forum. 4. Intensitas Komunikasi. Program-program KAPMI yang begitu padat memungkinkan para anggotanya sering bertemu dan berdiskusi, hal ini menyebabkan kemampuan komunikasi mereka lebih maju dibanding yang tidak mengikuti organisasi ini. 5. Perhatian Pada Hal-Hal Rinci. Setiap berkomunikasi dalam forum uniknya para anggota mempersiapkan dan menyampaikan gagasannya secara rinci. Begitupun dalam merespon gagasan anggota yang lain, mereka dengan detailnya menyampaikan sebab akibat dari sebuah permasalahan yang di bahas. Hal ini jarang ditemui pada diskusi yang melibatkan bukan kelompok kecil. 6. Mengutamakan Proses/Dinamika. Setiap diskusi tentunya kita ingin menyatukan pendapat dan gagasan agar menghasilkan keputusan yang disepakati bersama. Begitupun dengan KAPMI. Namun uniknya hasil akhir keputusan itu tidak menjadi tujuan utama. Tujuan utama dalam diskusi di KAPMI adalah bagaimana menciptakan pola penyampaian gagasan yang baik dengan gaya-gaya komunikasi mereka sebagai pengaruh dari budaya organisasi yang sudah ada. Tidak heran jika diskusi akan memakan banyak waktu dengan pendapat dari kepala yang berbeda dalam satu kelompok diskusi.
  • 12. Faktor dasar yang dapat diteliti mengapa gaya komunikasi anggota kelompok ini berbeda adalah budaya organisasi ini mendasarkan pada Undang-Undang yang sudah dirumuskan dalam AD/ART KAPMI, tepatnya pada Anggaran Dasar BAB 4 tentang Tujuan dan Fungsi organisasi tepatnya pasal 4 yang menyatakan bahwa: “Tujuan KAPMI D.I. Yogyakarta adalah membentuk anggota yang memiliki loyalitas, berkesadaran kritis, dan bervisi kerakyatan”. Dari hal ini mungkin bisa dilihat dalam gaya komunikasi yang diajarkan oleh senior yang mengacu pada loyalitas, berkesadaran kritis, dan bervisi kerakyatan sesuai dengan Undang-Undang tersebut. Pada pasal lain juga di temukan hal yang sejalan dengan gaya komunikasi mereka yang kritis, sudah tertuang dalam ART BAB II Tentang Usaha- Usaha Organisasi Pasal 2 Ayat 5 yang menerangkan: “Menggali, mengembangkan dan menciptakan budaya kritis yang sesuai dengan asas dan tujuan KAPMI D.I. Yogyakarta”. Wajar saja jika budaya organisasi ini terlihat dan sangat mempengaruhi gaya komunikasi mereka dikarenakan memang sudah ada dasarnya pada AD/ART sebagai konstitusi yang berlaku di KAPMI. Temuan lain yang mempengaruhi gaya komunikasi setiap anggota ternyata bukan saja dari internal organisasi (budaya organisasi), namun anggota-anggota yang juga terjun di organisasi luar KAPMI baik di kampus maupun lainnya, baik yang bersifat pergerakan, maupun komunitas biasa. Namun yang sangat mempengaruhi adalah organisasi pergerakan, dimana kesadaran kritis mereka lebih tinggi. Pengalaman-pengalaman organisasi luar ini yang mereka bawa kedalam internal organisasi. Alhasil beragam gaya komunikasi dipadukan dengan budaya organisasi KAPMI. Namun yang perlu digaris bawahi adalah yang lebih berpengaruh pada gaya komunikasi anggota sekali lagi yaitu dari budaya organisasi KAPMI itu sendiri. Pengakuan ini dilontarkan oleh beberapa anggota yang berhasil saya wawancarai. Mereka menambahkan bahwa justru dengan budaya organisasi KAPMI yang merubah gaya komunikasi mereka sejak mereka bergabung dapat mempengaruhi organisasi luar yang juga mereka ikuti.
  • 13. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan Bahwa Budaya organisasi berpengaruh terhadap gaya komunikasi anggota Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) D.I. Yogyakarta. Faktor dasar yang mempengaruhi yaitu budaya organisasi sebagai perwujudan pembawaan karakter dari daerah asal. Hal ini dituangkan dalam konstitusi KAPMI yang menjadi pedoman anggotanya yakni pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Faktor dari luar organisasi juga mempengaruhi gaya komunikasi anggota, namun tidak begitu berarti besar. Justru organisasi luar dapat dipengaruhi oleh KAPMI yang memiliki stabilitas dan karakter dalam pola komunikasi. Budaya organisasi KAPMI menjadi karakter organisasi ini dan dapat dilihat dari gaya komunikasi anggotanya.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Mata Kuliah Komunikasi Organisasi, 2015, Modul Pembelajaran Mata Kuliah Komunikasi Organisasi, Bab 11: Budaya Organisasi Redaksi Pers Damar, 2006, Buletin Damar, edisi April-Mei, LSO Pers Damar KAPMI D.I. Yogyakarta Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2015, Komunikasi Organisasi