SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB I

                              PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan

   Nasional, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab II

   pasal 4 yang mengamanatkan bahwa : Kedudukan guru sebagai tenaga profesional

   berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran

   berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional , Peraturan mentri

   Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

   Pendidikan Dasar dan Menengah melahirkan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan.


         Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, sesui dengan Peretuaran Menteri

   Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi tersebut, guru mata

   pelajaran IPA sering menghadapi masalah tentang cara mempersiapkan perencanaan

   pembelajaran, mengajar di kelas, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan mengevaluasi

   proses pembelajarannya, sehingga hasil belajar siswanya belum mencapai standar

   yang diharapkan, atau dengan kata lain proses pembelajaran dalam melaksanakan

   tugasnya belum maksimal. Untuk meningkatkan proses pembelajaran tersebut,

   memerlukan pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang dituntut untuk menjadi

   guru yang professional, yaitu guru yang memiliki kompetensi kepribadian, sosial,

   pedagogik dan profesional. Kompetensi tersebut dapat diperoleh atau dibentuk

   melalui pembinaan yang dilakukan oleh pihak lain yang disebut Supervisi, sedangkan

   orang yang memberi bantuan disebut supervesor.


         Meskipun supervisi itu sangat penting dalam upaya peningkatan professional

   guru, namun seringkali guru kurang menyukai supervise tersebut. Keengganan
terhadap supervise tersebut pada umumnya bersumber dari gaya supervisi yang

diterimanya selama ini yaitu : (1) supervisi diidentikan dengan evaluasi, (2) guru

kurang merasakan manfaat supervise, karena supervise tersebut tidak didasarkan pada

kebutuhannya, (3) sasaran supervisor terlalu luas dan bersifat umum, (4) pemberian

balikan sering menjadi pemberian pengarahan, bahkan seringkali instruksi, dan tidak

melibatkan guru dalam menganalisis dirinya untuk mencari cara mengembangkan

dirinya.(Bolla, 1985 ; La Sulo 1985)


      Berdasarkan pengamatan dilapangan (di SD 011 dan SD 022 Kecamatan

Samarinda Utara ) khususnya guru IPA mengalami kesulitan untuk meningkatkan

profesinya sebagai guru karena belum maksimalnya bimbingan supervisi yang

bersifat bimbingan professional, yaitu bimbingan berdasarkan kebutuhan guru,

melalui siklus yan sistimatis dalam perencanaan, observasi yang cermat di kelas, dan

pengkajian balikan dengan segara dan objektiftentang penampilan mengajarnya yang

nyata ( Supervisi Klinis ) untuk meningkatkan ketrampilam mengajar dan sikap

professional guru. Akibatnya guru terpaksa mengajar dengan system konvensional,

yang ditandai dengan penggunaan metode ceramah, kurang maksimal menggunakan

alat peraga sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai,

persiapan mengajar yang seadanya, akibatnya prestasi belajar siswa belum optimal.


Selain itu guru IPA atau tenaga pengajarnya masih mengalami kesulitan dalam

menyusun perangkat pembelajaran dan sekaligus menerapkan di kelasnya.


      Oleh karena hal tersebut diatas, kami mencoba mengadakan penelitian

membantu    guru   IPA    khususnya,   untuk   segera   meningkatkan    kemampuan

pembelajaran di kelas dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya

mereka melalui bimbingan supervisi klinis
Dengan memperhatikan uraian diatas, maka guru IPA SD 011 dan SD 022

   Samarinda      Utara    jelas   mengalami    kesulitan   untuk   meningkatkan       kualitas

   pembelajarannya, terutama dalam hal pembelajarannya mulai dari persiapan

   pembelajaran, pembelajaran di kelas, dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang

   mempengaruh pembelajaran IPA. Untuk itu, dalam penelitian ini dicobakan

   penerapan teknik bimbingan supervise klinis dalam upaya meningkatkan pembeljaran

   IPA     guru     yang      professional     dan   peningkatan     persiapan     perangkat

   pembelajarankhususnya Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP).


B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas , dapat dirumuskan suatu masalah yaitu :


1. Apakah dengan bimbingan supervisi klinis pada guru IPA SD 011 dan SD 022

   Samarinda Utara dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA?

2. Apakah dengan bimbingan supervisi klinis pada guru IPA SD 11 dan SD 022

   Samarinda      Utara    dapat    meningkatkan     kualitas   penyususnsn      RPP    dalam

   mempersiapkan pembelajaran IPA ?


C. Cara pemecahan masalah.


Masalah tentang belum meningkatnya pelaksanaan proses pembelajaran dan kualitas

   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru IPA di SD 011 dan SD

   022 akan dipecahkan melalui penerapan bimbingan teknis supervisi klinis secara

   periodik selama 3 siklus ( 3 bulan ). Bimbingan tersebut dilakukan mulai dari

   persiapan pembelajaran, pada saat proses pembelajaran di kelas dan Refleksi atau

   memberikan umpan balik setelah selesai melaksanakan pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian.


Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai

   berikut :


1. Meningkatkan proses pembelajaran guru IPA di SD 011 dan SD 022 dilihat dari

      dimensi guru mealalui supervisi klinis


2. Meningkatan kualitas penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru IPA

       di SD 011 dan SD 022 Samarinda Utara


E. Manfaat Penelitian


Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberikan

   manfaat bagi :


   1. Bagi Guru, sebagai guru yang professional, penelitian ini merupakan pengalaman

      untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan persiapan mengajar karena adanya

      bantuan supervisor.


   2. Bagi Siswa, dapat mempermudah belajar IPA, terutama bagi siswa yang

      bermasalah di kelas mengalami kesulitan memahami konsep-konsep IPA.


   3. Bagi sekolah, akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri

      dalam rangka perbaikan pembelajaran guru IPA di kelasnya, dan merupakan

      bentuk kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.


   F. Hipotesi Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi kedalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan

         mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

         (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus tersebut dapat diamati

         ada tidaknya peningkatan proses pembelajaran dan peningkatan kwalias RPP yang

         disusun oleh guru. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

         berikut :


      1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru IPA di SD dapat meningkatkan proses

         pembelajaran di kelas.


      2. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru IPA di SD dapat meningkatkan kualitas

         Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru.


                                           BAB II


                                   KAJIAN PUSTKA


   A. Supervisi Klinis


Kemampuan guru mengajar, memerlukan pengetahuan dan ketrampilan tertentu agar dapat

   melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. Untuk meningkatkan kemampuan

   mengajar tersebut memerlukan pembinaan dalam jabatan di lapangan, pekerjaan memberi

   bantuan tersebut disebur supervisi. Menurut Evans yang dimaksud dengan supervise

   adalah “ layanan bagi guru dalam perbaikan pengajaran, cara belajar dan perbaikan

   kurikulum” jadi bimbingan yang diterima oleh guru dari supervesor merupakan

   perbaikan dalam proses pembelajaran mulai dari persiapan mengajar, saat mengajar di

   kelas dan evaluasi pembelajarannya, sampai pada tindak lanjutnya.
Cara pendekatan dalam pelaksanaan supervisi pada guru dapat bervariasi, mulai dari yang

   tradisional (non klinis) sampai yang sepenuhnya (supervise klinis). Supervisi yang non-

   klinis adalah supervise dengan inisiatif dari supervesor, sasaran supervisi yang luas dan

   samara-samar, memberikan balikan yang bersifat penyampaian kesimpulan dan

   pengarahan saja. Supervisi yang non-klinis tersebut kurang mendukung pembentukan

   kemauan, kemampuan untuk menganalisis dan mengembangkan diri. Oleh karena itu

   dalam penelitian ini dikembangkan pendekatan supervise klinis.


   Superfisi klinis adalah bentuk bimbingan professional yang diberikan kepada guru

   berdasarkan kebutuhan melalui siklus yang sistimatis dalam perencanaan, observasi yang

   cermat atas pelaksanaan, pengkajian balikan dengan segera dan obyektif tentang

   penampilan mengajar yang nyata, untuk meningkatkan ketrampilan mengajar dan sikap

   professional guru.


   Dari pengertian supervisi klinis tersebut diatas, ternyata bahwa pemberian bimbingan

   berbentuk bantuan sesuai dengan kebutuhan guru yang bersangkutan, dan dilakukan

   dengan berbagai upaya sehingga guru menemukan sendiri cara-cara meningkatkan

   dirinya melalui analisis bersama dapat menghasilakn proses pembelajaran yang efektif

   dan membantu guru dalam mempersispkan pembelajrannya.


B. Pembelajaran IPA


   Proses pembelajarannya IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

   mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

   Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta

   didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

   pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu

   dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat

   SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

   teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang

   dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah

   secara bijaksana. Dalam pembelajaran IPA tersebut sangat erat sekali dengan lingkungan

   sekitar sebagai media pembelajaran, untuk itu sekolah yang menerapkan pembelajaran di

   lingkungan akan memperoleh banyak keuntungan dalam peningkatan kualitas siswa.

   Kelebihan sekolah yang menerapkan pembelajaran di lingkungan adalah :

   (Modul Diklat Berjenjang tentang Model Pembelajaran Menggunakan Lingkungan)

   1. Siswa belajar dari alam nyata dan dari kehidupan real yang ada di masyarakat.

   2. Siswa belajar menyelesaikan masalah, teknologi, dan berkreasi dalam hal-hal yang real

      yang ada di masyarakat dan alam sekitarnya.

   3. Kompetensi siswa secara langsung dapat digunakan untuk keperluannya sehari-hari.

   Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk

   menumbuhkan       kemampuan       berpikir,    bekerja    dan   bersikap    ilmiah   serta

   mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (Standar Isi IPA

   SD/MI). Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian

   pengalaman    belajar   secara   langsung     melalui    penggunaan   dan   pengembangan

   keterampilan proses dan sikap ilmiah.

C. Perangkat Pembelajaran.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru memerlukan persiapan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari : (1) program tahunan, (2) program semester, dan (3)

silabus/RPP.

Program tahunan merupakan program pembelajaran dalam waktu satu tahun. Program

tahunan berisi alokasi waktu untuk setiap Standar kompetensi , kompetensi dasar dalam

satu tahun pembelajaran, yang berfungsi untuk membuat/sebagai acuahan penyusunan

progranm      semester.    Komponen   program    tahunan    terdiri   dari:   Standar

kompetensi/kompetensi dasar, dan alokasi waktu.

Untuk mentyusun program tahunan diperguanakan acuan berupa Kalender Pendidikan

yang dibuat oleh sekolah.

Program semester merupakan salah satu bagian dari program pembelajaran yang memuat

alokasi waktu setiap kompetensi dasar dalam setiap semester, yang berfungsi sebagai

acuhan menyusun silabus/rencana pelaksanaan pembelajaran dan usaha pemanfaatan

waktu dengan tepat.

1. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok mata pelajaran/tema

tertentu yang mencakup SK, KD, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus merupakan

pembelajaran sumber pokk dalam penyusunan rencana pembelajaran. Silabus juga

bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolahan kegiatan pembelajaran,

misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara

individual. Demikian pula silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan system

penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi system penilaian selalu

mengacu pada SK, KD, dan Indikator yang terdapat di dalam silabus.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok

dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG).


Prinsip-prinsip pengembangan silabus: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten memadai,

actual dan kontkstual, fleksibel dan mnyeluruh ( Standar Isi, Permen No.22 tahun 2007)


Mulyasa    dan   Ellawaty    (2004)    mengemukakan      bahwa     peran   guru    dalam

mengemplementasikan silabus dapat ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hsil. Dari segi

proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian peserta didik serta

aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di samping itu, dapat

dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya serta adanya rasa percaya diri dalam

melaksanakan proses pembelajara. Dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila proses

pembelajarannya mampu mangadakan perubahan prilaku sebagian besar anak didiknya ke

arah yang lebih baik. Untuk itu guru harus selalu mempunyai sikap positif terhadap

siswanya yang diaplikasikan dalam prilakunya. Dalam hal ini guru harus mampu

mengkondisikan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, sehingga mereka

termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajarannya.


2. Pencan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses dijelaskan

bahwa PRR dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik

dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada stuan pendidikan berkewajiban menyusun

RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

   sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat

   dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP

   untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.


   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang telah

   disusun pada langkah sebelumnya. RPP disusun untuk setiap kali pertemuanatau beberapa

   kali pertemuan. Di dalam RPP tercermin kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik

   untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.


   Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran minimal terdiri dari : tujuan

   pembelajaran, materi, metode sumber belajar dan penilaian hasil belajar.


                                         BAB III


                                   METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian


Subjek penelitian ini adalah guru IPA kelas 4 dan 5 di SD 011 dan SD 022 Samarinda Utara

pada semester ganjil tahun pembelajaran 2008/2009 sebanyak 12 guru. Rancangan

penelitiannya adalah penelitian tindakan sekolah atau School Action Research. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Oktober s.d Desember tahun 2008/2009. Penelitian terdiri atas tiga

siklus. Masing-masing siklus melalui tahapan planning (perencanaan ), action (pelaksanaan

tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Secara umum alur pelaksanaan

tindakan dalam penelitian ini apa yang digambarkan oleh Mc Taggart (dalam Depdiknas
2004). Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang

telah didesain dalam faktor yang diselidiki.


Tabel 1.


                              Subjek penelitian tindakan sekolah


    Sekolah                 Subjek penelitian         Laki-laki    Perempuan       Total

SD Negeri 011         Guru IPA Kls. IV dan V              1             5            6

SD Negeri 022         Guru IPA Kls. IV dan V              -             6            6

                    Jumlah                                1            11            12


B. Prosedur Penelitian


Secara rinci prosedur penelitian tindakan untuk tiga siklus dapat dijabarkan sebagai berikut :


Siklus I


1. Perencanaan (planning)


   Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah :


   a. Peneliti membuat Instrumen observasi bimbingan supervisi klinis / Instrumen

       observasi pembelajaran ( IPKG I ), dan instrumen penilaian RPP ( IPKG II )

   b. Membuat scenario bimbingan supervisi klinis (mulai dari bimbingan perencanaan

       persiapan pembelajaran, observasi di kelas, dan paska pembelajaran/umpan balik

       setelah observasi)

   c. Memberi pengarahan umum pada semua guru IPA kelas 4 da 5 cara peenyusun

       rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan guru dalam
pembelajaran, dan proses pembelajaran IPA di kelas sesuai dengan Kompetensi

      Dasar yang akan di sajikan dalam pembelajaran.


d. Menyusun jadual bimbingan supervise klinis pada guru SD 011 dan SD 022 Samarinda

     Utara Kelas 4 dan 5.(disesuaikan dengan jadwal pelajaran di Sekolah)


e. Membimbing penyusunan Silabus/Rpp, alat peraga dan alat evaluasi yang akan

     dipergunakan dalam proses pembelajarn, waktunya sehari sebelum guru mengajar di

     kelas. (menggunakan instrumen IPKG I )


   2. Pelaksanaan Tindakan (action)


      Kegiatan yang dilaksanakan mengajar di kelas (observasi kelas), dan paska

      pembelajaran (memberi umpan balik). Pelaksanaan ini dilakukan pada semua guru

      yang menjadi respondenl penelitian (12 guru)


   3. Pengamatan (observation)


      Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas,

      menggunakan instrument yang telah disusun ( IPKG II )


   4. Refleksi (reflection)


      Data dari instrument pelaksanaan observasi dikumpulkan dan dianalisis bersama-sama

      dengan guru pengajar (guru yang diobservasi). Dari hasil observasi , guru dapat

      merefleksi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan proses

      pembelajaran IPA di kelasnya? sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan..

      Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai

      acuhan untuk merencanakan seklus berikutnya sampai siklus yang ke tiga.
Untuk pelaksanaan siklus berikutnya ( Siklus 2, siklus 3 sama dengan pelaksanaan

siklus 1) seperti tesebut di atas. Pelaksanaan Siklus ke 2 merupakan refleksi tindakan

dari siklus 1 dan Pelaksanaan siklus 3 merupakan hasil refleksi tindakan pada siklus 2.


Siklus II.


Seperti halnya siklus pertama, siklus ke dua pun terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, hanya pada siklus ini mengacu pada hasil

refleksi siklus I. Pada iklus I, bimbingan penyusunan RPP dan proes pembelajaran

nya tanpa ditunjukkan Lembar Observasi Instrumen Penilaian kinerja Guru I (IPGK

I) dan Instrumen Penilaian Kinerja guru II (IPGK II). Untuk Siklus II supervisi

klinisnya disertai memberikan Instrumrn IPKG I dan IPKG II agar sebelum

menyusun RPP dan Mengajar di kelas dapat mempersiapkan menggunakan Instrumen

tersebut.


1. Perencanaan (Planing)


Peneliti membimbing membuan rencana pembelajaran berdasarkan siklus I, dan

memberikan masukkan berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada

siklus I.( secara individu pada semua guru IPA kelas 4 dan 5 )


2. Peelaksanaan (Acting)


Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi

pada siklus pertama.(sesuai dengan jadwal di sekolah)


3. Pengamatan (Observation)
Peneliti dibantu oleh kepala sekolah/pengawas melakukan pengamatan terhadap

aktivitas guru pada proses pembelajaran di kelas, menggunakan instrumen penilaian

IPKG II


4. Refleksi (Reeflektion)


Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana

untuk siklus ketiga. ( dilakukan pada setiap guru yang menjadi subjek penelitian )


Siklus III


Siklus ke III merupakan putaran ketiga dari proses persiapan dan proses pelaksanaan

pembelajaran dengan tahapan yang ama seperti pada siklus pertama dan kedua.

Berdasarkan hasil refleksi siklus kedua, maka pada siklus ketiga ini adanya

bimbingan supervisi klinis untuk membrikan perlakuan bimbingan khusus pada

hasil yang masih kurang untuk peningkatan kualitas penyusunan RPP maupun

proses pemelajaran di kelas, dan pembahasannya menggunakan instrumen IPKGI dan

IPKG II.


C. Data dan cara Pengambilan data


1. Submer data


Sumberdata penelitian tindakan sekolah ini adalah guru


2. Jenis data


   a. Data hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran (untuk mengetahui

       peningkatan pembelajaran IPA guru)
b. Data kelengkapan persiapan pembelajaran ( silabus/RPP, alat peraga dan alat

                 evaluasi)


     3. Cara pengambilan data


            a. Data pelaksanaan pembelajaran diambil dari lembar observasi yang diisi oleh

                 supervisor (peneliti) pada saat observasi di kelas dan dibantu oleh guru lain.


            b. Data perlengkapan persiapan mengajar diambil dari instrument yang telah

                 disiapkan.


D. Indikator Keberhasilan


Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan sekolah ini adalah bila hasil analisis

            lembar observasi supervisi klinis untuk pelaksanaan proses pembelajaran dapat

            mencapai 80 % katagori baik dari responden , dan Rencana Pelaksanaan

            Pembelajaran (RPP) yang disusun oeleh guru mencapai 80% katagori baik.dari

            responden


Tabel 2

                        Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah

                    Di SD 011 dan SD 022 Samarinda UtaraTahun 2008/2009

No    Kegiatan                   Tahun 2008/2009                                   Ket
.                                Okt    Nop    Des        Jan     Pebr
1.    Persiapan :                *
      a. Koordinasi dengan
         Sekolah.          *

      b.          Penyusunan
           Instrumen
2.   Pelaksanaan Siklus I                *
3.   Pelaksanaan Siklus II               *      *
4.   Pelaksanaan Siklus III                     *
5.   Tabulasi dan Analisis                      *
     data
6.   Penyusunan       hasil                     *
     penelitian
7.   Seminar         Hasil                      *
     Penelitian
8.   Penyusunan Laporan                                   *
10 Pengumpulan Laporan                                    *

                                             BAB IV

                              HASIL DAN PEMBAHASAN

        Di dalam penelitian ini telah dikemukakan bahwa ada tiga siklus dan setiap siklusnya
        terdiri dari empat langkah dalam menanggulangi kesulitan guru dalam penyusunan
        RPP dan proses pembelajaran di kelas.
        Siklus I
        1. Perencanaan
        a. Peneliti menyampaikan sesuatu tentang rencana program supervisi klinis bagi guru-
             guru (baik supervisi klinis penyusunan RPP maupun proses pembelajaran di
             kelas ), Guru-guru menyatakan kesediaannya dengan mengikuti jadwal sekolah
             yang sudah disusun sekolah.
        b. Memberi bimbingan secara umum pada semua guru cara penyusunan RPP dan
             proses pembelajaran di kelas yang mengacu pada instrumen IPKG I dan IPKG II.
        c. Guru-guru menyusun RPP yang akan digunakan untuk proses pembelajaran di
             kelas.termasuk mempersiapkan alat evaluasinya dan Work Sheet untuk siswa.
        d. Peneliti menilai RPP yang disusun guru menggunakan instrumen IPKG I
        Tabel 3.
                             Perolehan skor Penyusunan RPP pada siklus 1
             Skor             Kwalitas        Katagori        Frekwensi   Persentase (%)
           85 - 100              4            Amat baik           -             0
            65 - 84              3              Baik             3             25
51 - 64            2              Cukup            5                 41,66
      0 - 50            1              Kurang           4                 33,33
Hasil penilaian RPP sebanyak 12 yang disusun guru sebagai subjek yang diteliti
hanya 3 RPP ( 25 %) yang mendapatkan katagori baik , 5 RPP ( 41,66 %) katagoi
cukup dan 4 RPP ( 33,33 % ) katagori kurang
Dari hasil penilaian RPP tersebut, belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditentukan yaitu 80 % katagori baik.
2. Pelaksanaan.
a.    Guru-guru   mempersiapkan     pelaksanaan    pembelajaran      di   kelas   dengan
      menggunakan RPP yang sudah disusun.
b. Guru-guru melaksanakan proses pembelajaran di masing-masing kelas sesuai
      dengan jadwal sekolah. Waktu yang digunakan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit )
      untuk mata pelajaran IPA, yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : kegiatan
      awal/pendahuluan, kegiatan Inti, dan kegiatan akhir/penutup.
3. Pengamatan/observasi
a. Pengamatan di kelas, peneliti dibantu oleh teman sejawat , yaitu kepala sekolah
      atau pengawas sekolah dengan mnggunakan instrumen IPKG II.
b. Beberapa guru masih belum terbiasa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
      supervisi di dalam kelas, sehingga masih tampak grogi atau masih kurang
      percaya diri dalam kelas.
Tabel 4
        Perolehan skor kemampuan proses pembelajaran IPA pada siklus 1
      Skor          Kwalitas           Katagori     Frekwensi        Persentase (%)
     85 - 100           4           Amat baik            -                  -
     65 - 84            3               Baik            4                 33,33
     51 - 64            2              Cukup            3                  25
      0 - 50            1              Kurang           5                 41,66
Dari data yang di peroleh, hasil penelitian pada siklus pertama ini menunjukkan
 bahwa dari 12 guru yang memperoleh nilai baik 4 guru ( 33,33 % ) , nilai cukup 3
 guru ( 25 % ) dan nilai kurang 5 guru ( 41,66 % ) Berarti masih ada 5 guru ( 41,66
 %) sebagai responden yang masih perlu mendapat bimbingan khusus, karena
 mendapat perolehan nilai kurang dari 51 yang berarti mendapat nilai katagori
Kurang. Hasil tersebut belum sesuai dengan Indikator keberhasilan yang telah
ditentukan.
Guru yang mendapat nilai katagori kurang terebut sangat kurang dalam
mempersiapkan RPP nya, dalam kegiatan pembelajarannya juga masih kurang dalam
hal pendahuluan/pembukaan belum tajam dalam hal memotivasi siswa, kegiatan
intinya juga belum maksimal untuk penanaman konsep IPA, pengembangan
ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang dan pencapaian tujuan
masih bias.
Dari perolehan nilai tersebut yang memperoleh nilai baik4 guru ( 33,33 % ). Hal ini
menandakan bahwa sebagian besar guru SD yang menjadi responden dalam
penelitian ini masih memerlukan bimbingan supervisi klinis dalam menyusun RPP
dan proses pembelajaran di kelas.
4. Refleksi
Pda tahap ini penting untuk diketahui sejauh mana kemapuan guru-guru setelah
melakukan proses pembelajaran di kelasnya.
a. Peneliti bersama-sama guru pengajar mengunkapkan hal-hal yangdirasakan setelah
   berada di depan kelas selama satu tatap muka
b. Gurru menyampaikan hal-hal yang dirasakan masih belum berhasil dalam proses
   pembelajaran selama mengajar.
c. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang masih dianggap perlu untuk diperhatikan
   dalam proses pembeljaran
Guru merasa bisa memaklumi di mana kekurangan yang perlu di perbaiki pada proses
pembelajaran berikutnya. Guru menerima segala kekurangan seperti yang ada pada
format IPGK II yang dijadikan sebagai format supervisi kelas yang telah diperlihatkan
dan dijadikan sebagai dasar pada siklus pertama dan perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus 2
Setelah mengamati kemampuan guru-guru pada siklus pertama di atas, maka peneliti
perlu melanjutkan kegiatan ini pada siklus kedua, dengan harapan ada tindak lanjut
bimbingan supervisi klinisn dari hasil refleksi pada siklus pertama.
1. Perencanaan
a. Dalam langkah pertama, peneliti menyampaikan kembali rencana program
  supervisi klinis pada semua guru/responden.
b. Guru-guru/responden menyatakan kesediaannya dengan mengikuti jadwal pelajaran
   yang di susun sekolah.
c. Peneliti melanjutkan bimbingan supervisi penyusunan RPP pada semua responden
            dari hasil refleksi siklus pertama dengan memberikan Instrumen IPKG I terlebih
            dahulu sebelum responden menyusun RPP nya untuk pertemuan pada siklus
            kedua.
       c. Guru-guru/responden menyusun RPP beserta alat peraga dan evaluasinya untuk
            pembelajaran berikutnya (pada siklus kedua) yang berdasarkan bimbingan
            supervisi klinis, instrumrn IPKG I dan hasil refleksi pada siklus pertama.

d. Peneliti menilai RPP yang disusun guru menggunakan instrumen IPKG I

       Tabel 5.
                           Perolehan skor Penyusunan RPP pada siklus 2
              Skor          Kwalitas          Katagori       Frekwensi      Persentase (%)
            85 - 100            4            Amat baik            1               8,33
             65 - 84            3               Baik              7               58,33
             51 - 64            2              Cukup              4               33,33
             0 - 50             1             Kurang              -                 -
       Hasil penilaian RPP sebanyak 12 yang disusun guru sebagai subjek yang diamati,
       hanya 1 RPP ( 8,33 % ) yang mendapat nilai katagori amat baik, 7 RPP ( 58,33 % )
       yang mendapatkan katagori baik , dan 4 RPP ( 33,33 %) katagoi cukup
       Dari analisis penilaian RPP pada siklus 2 tersebut, juga belum memenuhi Indikator
       keberhasilan 80 % baik. Yang berhasil baik baru 66,66 % dari responden
       2. Pelaksanaan
       a.    Guru-guru    mempersiapkan      pelaksanaan    pembelajaran     di   kelas   dengan
             menggunakan RPP yang sudah isusun
       b. Guru-guru melaksanakan proses pembelajaran di masing-masing kelas sesuai
             dengan jadwal sekolah. Waktu yang digunakan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit )
             untuk mata pelajaran IPA, yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : kegiatan
             awal/pendahuluan, kegiatan Inti, dan kegiatan akhir/penutup.
       c. Suasana proses pembelajarn sudah lebih stabil dan mengarah pada peningkatan
             pembelajaran yang lebih baik daripada siklus pertama
       3. Pengamatan/observasi
       . a. Pengamatan di kelas, peneliti dibantu oleh teman sejawat , yaitu kepala sekolah
             atau pengawas sekolah dengan mnggunakan instrumen IPKG II.
b. Beberapa guru sudah mulai terbiasa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
    supervisi   di    dalam     kelas,     sehingga   mulai       ada   peningkatan   dalam
    pembelajarannya
Tabel 6
       Perolehan skor kemampuan proses pembelajaran IPA pada siklus 2
     Skor            Kwalitas            Katagori      Frekwensi         Persentase (%)
   85 - 100             4            Amat baik                1              8,33
   65 - 84              3                 Baik                8              66,66
   51 - 64              2                Cukup                2              16,66
    0 - 50              1                Kurang               1              8,33
Dari data yang di peroleh, hasil penelitian pada siklus kedua ini menunjukkan bahwa
dari 12 guru, yang memperoleh nilai amat baik 1 guru ( 8.33 % ) , nilai baik 8 guru (
66,66 % ), nilai cukup 2 guru ( 16,66 % ), dan nilai kurang 1 guru ( 8,33 %) Berarti
masih ada 1 guru ( 8,33 %) sebagai responden yang masih perlu mendapat
bimbingan khusus, karena mendapat perolehan nilai kurang dari 55 yang berarti
mendapat nilai katagori Kurang.
Guru yang mendapat nilai katagori kurang terebut sangat kurang dalam kegiatan
pembelajarannya dalam hal kegiatan intinya belum maksimal untuk penanaman
konsep IPA, pengembangan ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah masih
kurang.
Dari perolehan nilai tersebut yang memperoleh nilai amat baik 1 guru ( 8,33 % ), dan
nilai baik 8 guru ( 66,66 % ).. Hal ini menandakan bahwa, sebagian guru SD yang
menjadi responden dalam penelitian ini masih memerlukan bimbingan supervisi
klinis secara rutin dalam menyusun RPP dan proses pembelajaran di kelas.
4. Refleksi
Pda tahap ini penting untuk diketahui sejauh mana kemapuan guru-guru setelah
melakukan proses pembelajaran di kelasnya
a. Peneliti bersama-sama guru pengajar mengunkapkan hal-hal yang dirasakan setelah
   berada di depan kelas selama satu tatap muka
b. Gurru menyampaikan hal-hal yang dirasakan masih belum berhasil dalam proses
   pembelajaran selama mengajar.
c. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang masih dianggap perlu untuk diperhatikan
   dalam proses pembeljaran
Guru merasa bisa memaklumi di mana kekurangan yang perlu di perbaiki pada proses
       pembelajaran berikutnya. Guru menerima segala kekurangan seperti yang ada pada
       format IPGK II yang dijadikan sebagai format supervisi kelas yang telah diperlihatkan
       dan dijadikan sebagai dasar pada siklus kedua dan perbaikan pada siklus berikutnya.
       Siklus 3
       Pada putaran ketiga (siklus ketiga) merupakan kegiatan yang terakhir dari penelitian
       ini. Seperti pada siklus sebelumnya siklus ketiga ini terdiri dari perencanaan,
       pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi.
       1. Perencanaan.
       a. Peneliti menyampaikan kembali rencana program supervisi klinis tahap ketiga pada
          semua guru/responden.
       b. Guru-guru/responden menyatakan kesediaannya dengan mengikuti jadwal pelajaran
           yang di susun sekolah.
       c. Peneliti melanjutkan bimbingan supervisi penyusunan RPP pada semua responden
           yang mengacu hasil refleksi siklus kedua. Bimbingan supervisi ini dengan
           memberikan Instrumen IPKG I dan memberi contoh RPP yang sudah difalidasi
           dengan instrumen IPGK I.
       d. Guru-guru/responden menyusun RPP beserta alat peraga dan evaluasinya untuk
          pembelajaran berikutnya (pada siklus ketiga) yang berdasarkan bimbingan
          supervisi klinis, instrumrn IPKG I dan hasil refleksi pada siklus kedua

e. Peneliti menilai RPP yang disusun guru menggunakan instrumen IPKG I

       Tabel 7.
                         Perolehan skor Penyusunan RPP pada siklus 3
            Skor          Kwalitas         Katagori        Frekwensi      Persentase (%)
          85 - 100            4            Amat baik            2              16,66
           65 - 84            3              Baik               8              66,66
           51 - 64            2              Cukup              2              16.66
            0 - 50            1             Kurang              -
       Hasil penilaian RPP sebanyak 12 yang disusun guru sebagai subjek yang diamati,
       dapat dikatakan tidak ada RPP yang mendapat nilai katagori kurang. Yang
       memperoleh nilai cukup 2 RPP ( 16,66 %), nilai katagori baik 8 RPP ( 66,66 % ) ,
       dan katagori amat baik 2 RPP ( 16,66 .%)
Pada siklus ketiga ini, responden dalam menyusun RPP baru dapat mencapai indikator
keberhasilan yaitu dari 12 guru ada 2 RPP dengan nilai katagori amat baik, dan 8
RPP dengan nilai katagori baik. Berarti sudah mencapai 83,33 % RPP
yangberhasil sesuai engan indikator keberhasilan
2. Pelaksanaan
a.    Guru-guru    mempersiapkan       pelaksanaan      pembelajaran        di   kelas   dengan
      menggunakan RPP yang sudah di susun
b. Guru-guru melaksanakan proses pembelajaran di masing-masing kelas sesuai
      dengan jadwal sekolah. Waktu yang digunakan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit )
      untuk mata pelajaran IPA, yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : kegiatan
      awal/pendahuluan, kegiatan Inti, dan kegiatan akhir/penutup.
3 Observasi/Pengamatan
. a. Pengamatan di kelas, peneliti dibantu oleh teman sejawat , yaitu kepala sekolah
      atau pengawas sekolah dengan mnggunakan instrumen IPKG II.
b. Beberapa guru sudah mulai terbiasa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
      supervisi   di    dalam     kelas,     sehingga   mulai        ada   peningkatan   dalam
      pembelajarannya
c. Hasil pengamatan sangat memuaskan, karena dari ....guru sebagai responden tidak
      ada yang dapat nilai dengan katagori kuran. Ini menunjukkan bahwa guru-guru
      IPA SD memerlukan bimbingan supervisi klinis daam proses pembelajarannyya.
Tabel 8
        Perolehan skor kemampuan proses pembelajaran IPA pada siklus 3
      Skor             Kwalitas            Katagori      Frekwensi          Persentase (%)
     85 - 100             4            Amat baik                3                 25
     65 - 84              3                 Baik                8                66,66
     51 - 64              2                Cukup                1                8,33
      0 - 50              1                Kurang               --                 -
Dari data yang di peroleh, hasil penelitian pada siklus ketiga ini menunjukkan bahwa
 dari 12 guru, yang memperoleh nilai amat baik 3 guru ( 25 % ) , nilai baik 8 guru (
 66,66 % ), nilai cukup 1 guru ( 8,33 % ),
Pada siklus ketiga ini dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu
 dari 12 guru ada 8 guru yang memperoleh nilai katagori baik dan 3 guru
 memperoleh nilai katagori amat baik . Berarti sudah mencapai 91,66 % berhasil.
3. Refleksi
Pda tahap ini penting untuk diketahui sejauh mana kemapuan guru-guru setelah
melakukan proses pembelajaran di kelasnya pada siklus yang ketiga.
a. Peneliti bersama-sama guru pengajar mengunkapkan hal-hal yang dirasakan setelah
   berada di depan kelas selama satu tatap muka
b. Gurru menyampaikan hal-hal yang dirasakan masih belum berhasil dalam proses
   pembelajaran selama mengajar.
c. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang masih dianggap perlu untuk diperhatikan
   dalam proses pembeljaran
Guru merasa bisa memaklumi di mana kekurangan yang perlu di perbaiki pada proses
pembelajaran berikutnya. Guru menerima segala kekurangan seperti yang ada pada
format IPGK II yang telah diperlihatkan oleh peneliti. Pada siklus ketiga ini sudah
memperlihatkan hasil penilaian yang memuaskan, yaitu memperoleh nilai dengan
katagori sangat baik 25 % , katagori baik 66,66 % .
Melihat hasil penelitian ini, peneliti mohon agar apa yang dicapai pada siklus ketiga
ini dapat terus ditingkatkan pada kegiatan proses pembelajaran pada masa yang akan
datang.
Tabel 9.
 Persentase perkembangan kemampuan proses pembelajaran dan penyusunan
                       RPP guru IPA SD Tahun 2008/2009
        Kemampuan               Nilai dengan ktagori baik dan amat baik
                                Siklus 1        Siklus 2       Siklus 3
Proses pembelajaran di kelas      25 %          74,99 %        91,66 %

                                  ( 4 guru )          ( 9 guru )    ( 11 guru )
Penyusunan RPP                     33,33 %             66,66 %        83,32 %

                                  ( 5 guru )          ( 8 guru )    ( 10 guru )
                                      BAB V
                        KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan sekolah yang kami lakukan tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA di SD dapat
 dilakukan dengan cara melaksanakan supervisi klinis secara rutin di kelas.
2. Peningkatan kualitas kemampuan guru untuk menyusun Rencana Pelaksanaan
  Pembelajaran (RPP) dapat dilakukan dengan cara bimbingan supervisi klinis
  penyusunan RPP secara rutin sebelum dipergunakan untuk megajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan :
1. Sekolah hendaknya memprogramkan adanya pelaksanaan supervisi klinis terhadap
  guru-guru yang dilakukan oleh kepala seklahh secara rutin setiap tahun, agar dapat
  meningkatkan kemampuan guru dalam mengefektifkan proses pembelajaran di
  kelas.,
2. Kepada pengawas sekolah, khususnya pengawas rumpun mata pelajaran agar
  mengefektifkan program supervisi klinis kepada guru, baik dalam mempersiapkan
  pembelajaran maupun proses pembelajarn di dalam kelas.
3.Diharapkan kepada Dinas Pendidikan Kota Samarinda, memberikan kesempatan
  kepada Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru untuk mengikuti Work Shorp
  tentang Supervisi klinis dalam proses pembelajaran.

More Related Content

What's hot

Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)
Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)
Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)Cikgu Syahidon
 
Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014
Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014
Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014smansabes
 
Penelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahPenelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahmalayadewi
 
Monitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUD
Monitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUDMonitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUD
Monitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUDAl Azhar Indonesia University
 
SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)
SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)
SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)kimoralee
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakarAnwar Sari
 
Apa mengapa supervisi klinis
Apa  mengapa supervisi klinisApa  mengapa supervisi klinis
Apa mengapa supervisi klinisUntung Suropati
 
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana rahayumega yuliana
 
Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dapit Takka
 
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiranKomari Spd
 
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiranMutimatus Sa'adah
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)Mulyati Rahman
 

What's hot (18)

Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)
Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)
Ladap p.point skpm 2010 versi oktober 2013 ok (1)
 
Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014
Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014
Lampiran permendikbud nomor 104 tahun 2014
 
Penelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahPenelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolah
 
Monitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUD
Monitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUDMonitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUD
Monitor Supervisi Evaluasi dalam Pembelajaran di PAUD
 
Laporan pts
Laporan ptsLaporan pts
Laporan pts
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIKSUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 
SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)
SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)
SKPM 2010: STANDARD 4 (PENCERAPAN GURU)
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakar
 
Apa mengapa supervisi klinis
Apa  mengapa supervisi klinisApa  mengapa supervisi klinis
Apa mengapa supervisi klinis
 
Supervisi akademik
Supervisi akademikSupervisi akademik
Supervisi akademik
 
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
 
Penelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahPenelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolah
 
Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010Dokumen skpm 2010
Dokumen skpm 2010
 
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
 
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor104_lampiran
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIKSUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 
Supervisi klinis
Supervisi klinisSupervisi klinis
Supervisi klinis
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
 

Similar to Bab i

Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
PPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdf
PPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdfPPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdf
PPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdfZahwaAliefiah
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarangdewisetiyana52
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Mank Win
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruanarsyad20
 
Eea622 educational assessment
Eea622 educational assessmentEea622 educational assessment
Eea622 educational assessmentSayshare
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisiiMulyati Rahman
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMARTINADIAN1
 
83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalam
83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalam83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalam
83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalamVivii Charmeiliaa
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 

Similar to Bab i (20)

Jurnal pts
Jurnal ptsJurnal pts
Jurnal pts
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
PPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdf
PPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdfPPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdf
PPT Karakteristik Supervisi Klinis - Zahwa Putri Aliefiah (06091281924034).pdf
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruan
 
Eea622 educational assessment
Eea622 educational assessmentEea622 educational assessment
Eea622 educational assessment
 
Supervisi
SupervisiSupervisi
Supervisi
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
 
83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalam
83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalam83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalam
83105 id-implementasi-supervisi-pendidikan-dalam
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab II pasal 4 yang mengamanatkan bahwa : Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional , Peraturan mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah melahirkan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, sesui dengan Peretuaran Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi tersebut, guru mata pelajaran IPA sering menghadapi masalah tentang cara mempersiapkan perencanaan pembelajaran, mengajar di kelas, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan mengevaluasi proses pembelajarannya, sehingga hasil belajar siswanya belum mencapai standar yang diharapkan, atau dengan kata lain proses pembelajaran dalam melaksanakan tugasnya belum maksimal. Untuk meningkatkan proses pembelajaran tersebut, memerlukan pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang dituntut untuk menjadi guru yang professional, yaitu guru yang memiliki kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik dan profesional. Kompetensi tersebut dapat diperoleh atau dibentuk melalui pembinaan yang dilakukan oleh pihak lain yang disebut Supervisi, sedangkan orang yang memberi bantuan disebut supervesor. Meskipun supervisi itu sangat penting dalam upaya peningkatan professional guru, namun seringkali guru kurang menyukai supervise tersebut. Keengganan
  • 2. terhadap supervise tersebut pada umumnya bersumber dari gaya supervisi yang diterimanya selama ini yaitu : (1) supervisi diidentikan dengan evaluasi, (2) guru kurang merasakan manfaat supervise, karena supervise tersebut tidak didasarkan pada kebutuhannya, (3) sasaran supervisor terlalu luas dan bersifat umum, (4) pemberian balikan sering menjadi pemberian pengarahan, bahkan seringkali instruksi, dan tidak melibatkan guru dalam menganalisis dirinya untuk mencari cara mengembangkan dirinya.(Bolla, 1985 ; La Sulo 1985) Berdasarkan pengamatan dilapangan (di SD 011 dan SD 022 Kecamatan Samarinda Utara ) khususnya guru IPA mengalami kesulitan untuk meningkatkan profesinya sebagai guru karena belum maksimalnya bimbingan supervisi yang bersifat bimbingan professional, yaitu bimbingan berdasarkan kebutuhan guru, melalui siklus yan sistimatis dalam perencanaan, observasi yang cermat di kelas, dan pengkajian balikan dengan segara dan objektiftentang penampilan mengajarnya yang nyata ( Supervisi Klinis ) untuk meningkatkan ketrampilam mengajar dan sikap professional guru. Akibatnya guru terpaksa mengajar dengan system konvensional, yang ditandai dengan penggunaan metode ceramah, kurang maksimal menggunakan alat peraga sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai, persiapan mengajar yang seadanya, akibatnya prestasi belajar siswa belum optimal. Selain itu guru IPA atau tenaga pengajarnya masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dan sekaligus menerapkan di kelasnya. Oleh karena hal tersebut diatas, kami mencoba mengadakan penelitian membantu guru IPA khususnya, untuk segera meningkatkan kemampuan pembelajaran di kelas dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya mereka melalui bimbingan supervisi klinis
  • 3. Dengan memperhatikan uraian diatas, maka guru IPA SD 011 dan SD 022 Samarinda Utara jelas mengalami kesulitan untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya, terutama dalam hal pembelajarannya mulai dari persiapan pembelajaran, pembelajaran di kelas, dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang mempengaruh pembelajaran IPA. Untuk itu, dalam penelitian ini dicobakan penerapan teknik bimbingan supervise klinis dalam upaya meningkatkan pembeljaran IPA guru yang professional dan peningkatan persiapan perangkat pembelajarankhususnya Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). B. Rumusan Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas , dapat dirumuskan suatu masalah yaitu : 1. Apakah dengan bimbingan supervisi klinis pada guru IPA SD 011 dan SD 022 Samarinda Utara dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA? 2. Apakah dengan bimbingan supervisi klinis pada guru IPA SD 11 dan SD 022 Samarinda Utara dapat meningkatkan kualitas penyususnsn RPP dalam mempersiapkan pembelajaran IPA ? C. Cara pemecahan masalah. Masalah tentang belum meningkatnya pelaksanaan proses pembelajaran dan kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru IPA di SD 011 dan SD 022 akan dipecahkan melalui penerapan bimbingan teknis supervisi klinis secara periodik selama 3 siklus ( 3 bulan ). Bimbingan tersebut dilakukan mulai dari persiapan pembelajaran, pada saat proses pembelajaran di kelas dan Refleksi atau memberikan umpan balik setelah selesai melaksanakan pembelajaran.
  • 4. D. Tujuan Penelitian. Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan proses pembelajaran guru IPA di SD 011 dan SD 022 dilihat dari dimensi guru mealalui supervisi klinis 2. Meningkatan kualitas penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru IPA di SD 011 dan SD 022 Samarinda Utara E. Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Guru, sebagai guru yang professional, penelitian ini merupakan pengalaman untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan persiapan mengajar karena adanya bantuan supervisor. 2. Bagi Siswa, dapat mempermudah belajar IPA, terutama bagi siswa yang bermasalah di kelas mengalami kesulitan memahami konsep-konsep IPA. 3. Bagi sekolah, akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran guru IPA di kelasnya, dan merupakan bentuk kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan. F. Hipotesi Tindakan
  • 5. Penelitian ini direncanakan terbagi kedalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus tersebut dapat diamati ada tidaknya peningkatan proses pembelajaran dan peningkatan kwalias RPP yang disusun oleh guru. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru IPA di SD dapat meningkatkan proses pembelajaran di kelas. 2. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru IPA di SD dapat meningkatkan kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTKA A. Supervisi Klinis Kemampuan guru mengajar, memerlukan pengetahuan dan ketrampilan tertentu agar dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. Untuk meningkatkan kemampuan mengajar tersebut memerlukan pembinaan dalam jabatan di lapangan, pekerjaan memberi bantuan tersebut disebur supervisi. Menurut Evans yang dimaksud dengan supervise adalah “ layanan bagi guru dalam perbaikan pengajaran, cara belajar dan perbaikan kurikulum” jadi bimbingan yang diterima oleh guru dari supervesor merupakan perbaikan dalam proses pembelajaran mulai dari persiapan mengajar, saat mengajar di kelas dan evaluasi pembelajarannya, sampai pada tindak lanjutnya.
  • 6. Cara pendekatan dalam pelaksanaan supervisi pada guru dapat bervariasi, mulai dari yang tradisional (non klinis) sampai yang sepenuhnya (supervise klinis). Supervisi yang non- klinis adalah supervise dengan inisiatif dari supervesor, sasaran supervisi yang luas dan samara-samar, memberikan balikan yang bersifat penyampaian kesimpulan dan pengarahan saja. Supervisi yang non-klinis tersebut kurang mendukung pembentukan kemauan, kemampuan untuk menganalisis dan mengembangkan diri. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikembangkan pendekatan supervise klinis. Superfisi klinis adalah bentuk bimbingan professional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan melalui siklus yang sistimatis dalam perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan, pengkajian balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajar yang nyata, untuk meningkatkan ketrampilan mengajar dan sikap professional guru. Dari pengertian supervisi klinis tersebut diatas, ternyata bahwa pemberian bimbingan berbentuk bantuan sesuai dengan kebutuhan guru yang bersangkutan, dan dilakukan dengan berbagai upaya sehingga guru menemukan sendiri cara-cara meningkatkan dirinya melalui analisis bersama dapat menghasilakn proses pembelajaran yang efektif dan membantu guru dalam mempersispkan pembelajrannya. B. Pembelajaran IPA Proses pembelajarannya IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
  • 7. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Dalam pembelajaran IPA tersebut sangat erat sekali dengan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran, untuk itu sekolah yang menerapkan pembelajaran di lingkungan akan memperoleh banyak keuntungan dalam peningkatan kualitas siswa. Kelebihan sekolah yang menerapkan pembelajaran di lingkungan adalah : (Modul Diklat Berjenjang tentang Model Pembelajaran Menggunakan Lingkungan) 1. Siswa belajar dari alam nyata dan dari kehidupan real yang ada di masyarakat. 2. Siswa belajar menyelesaikan masalah, teknologi, dan berkreasi dalam hal-hal yang real yang ada di masyarakat dan alam sekitarnya. 3. Kompetensi siswa secara langsung dapat digunakan untuk keperluannya sehari-hari. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (Standar Isi IPA SD/MI). Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. C. Perangkat Pembelajaran.
  • 8. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru memerlukan persiapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari : (1) program tahunan, (2) program semester, dan (3) silabus/RPP. Program tahunan merupakan program pembelajaran dalam waktu satu tahun. Program tahunan berisi alokasi waktu untuk setiap Standar kompetensi , kompetensi dasar dalam satu tahun pembelajaran, yang berfungsi untuk membuat/sebagai acuahan penyusunan progranm semester. Komponen program tahunan terdiri dari: Standar kompetensi/kompetensi dasar, dan alokasi waktu. Untuk mentyusun program tahunan diperguanakan acuan berupa Kalender Pendidikan yang dibuat oleh sekolah. Program semester merupakan salah satu bagian dari program pembelajaran yang memuat alokasi waktu setiap kompetensi dasar dalam setiap semester, yang berfungsi sebagai acuhan menyusun silabus/rencana pelaksanaan pembelajaran dan usaha pemanfaatan waktu dengan tepat. 1. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus merupakan pembelajaran sumber pokk dalam penyusunan rencana pembelajaran. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolahan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan system penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi system penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan Indikator yang terdapat di dalam silabus.
  • 9. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG). Prinsip-prinsip pengembangan silabus: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten memadai, actual dan kontkstual, fleksibel dan mnyeluruh ( Standar Isi, Permen No.22 tahun 2007) Mulyasa dan Ellawaty (2004) mengemukakan bahwa peran guru dalam mengemplementasikan silabus dapat ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hsil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian peserta didik serta aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di samping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya serta adanya rasa percaya diri dalam melaksanakan proses pembelajara. Dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila proses pembelajarannya mampu mangadakan perubahan prilaku sebagian besar anak didiknya ke arah yang lebih baik. Untuk itu guru harus selalu mempunyai sikap positif terhadap siswanya yang diaplikasikan dalam prilakunya. Dalam hal ini guru harus mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, sehingga mereka termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajarannya. 2. Pencan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses dijelaskan bahwa PRR dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada stuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
  • 10. inspiratif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang telah disusun pada langkah sebelumnya. RPP disusun untuk setiap kali pertemuanatau beberapa kali pertemuan. Di dalam RPP tercermin kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran minimal terdiri dari : tujuan pembelajaran, materi, metode sumber belajar dan penilaian hasil belajar. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru IPA kelas 4 dan 5 di SD 011 dan SD 022 Samarinda Utara pada semester ganjil tahun pembelajaran 2008/2009 sebanyak 12 guru. Rancangan penelitiannya adalah penelitian tindakan sekolah atau School Action Research. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober s.d Desember tahun 2008/2009. Penelitian terdiri atas tiga siklus. Masing-masing siklus melalui tahapan planning (perencanaan ), action (pelaksanaan tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Secara umum alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini apa yang digambarkan oleh Mc Taggart (dalam Depdiknas
  • 11. 2004). Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Tabel 1. Subjek penelitian tindakan sekolah Sekolah Subjek penelitian Laki-laki Perempuan Total SD Negeri 011 Guru IPA Kls. IV dan V 1 5 6 SD Negeri 022 Guru IPA Kls. IV dan V - 6 6 Jumlah 1 11 12 B. Prosedur Penelitian Secara rinci prosedur penelitian tindakan untuk tiga siklus dapat dijabarkan sebagai berikut : Siklus I 1. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah : a. Peneliti membuat Instrumen observasi bimbingan supervisi klinis / Instrumen observasi pembelajaran ( IPKG I ), dan instrumen penilaian RPP ( IPKG II ) b. Membuat scenario bimbingan supervisi klinis (mulai dari bimbingan perencanaan persiapan pembelajaran, observasi di kelas, dan paska pembelajaran/umpan balik setelah observasi) c. Memberi pengarahan umum pada semua guru IPA kelas 4 da 5 cara peenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan guru dalam
  • 12. pembelajaran, dan proses pembelajaran IPA di kelas sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan di sajikan dalam pembelajaran. d. Menyusun jadual bimbingan supervise klinis pada guru SD 011 dan SD 022 Samarinda Utara Kelas 4 dan 5.(disesuaikan dengan jadwal pelajaran di Sekolah) e. Membimbing penyusunan Silabus/Rpp, alat peraga dan alat evaluasi yang akan dipergunakan dalam proses pembelajarn, waktunya sehari sebelum guru mengajar di kelas. (menggunakan instrumen IPKG I ) 2. Pelaksanaan Tindakan (action) Kegiatan yang dilaksanakan mengajar di kelas (observasi kelas), dan paska pembelajaran (memberi umpan balik). Pelaksanaan ini dilakukan pada semua guru yang menjadi respondenl penelitian (12 guru) 3. Pengamatan (observation) Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas, menggunakan instrument yang telah disusun ( IPKG II ) 4. Refleksi (reflection) Data dari instrument pelaksanaan observasi dikumpulkan dan dianalisis bersama-sama dengan guru pengajar (guru yang diobservasi). Dari hasil observasi , guru dapat merefleksi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA di kelasnya? sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan.. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuhan untuk merencanakan seklus berikutnya sampai siklus yang ke tiga.
  • 13. Untuk pelaksanaan siklus berikutnya ( Siklus 2, siklus 3 sama dengan pelaksanaan siklus 1) seperti tesebut di atas. Pelaksanaan Siklus ke 2 merupakan refleksi tindakan dari siklus 1 dan Pelaksanaan siklus 3 merupakan hasil refleksi tindakan pada siklus 2. Siklus II. Seperti halnya siklus pertama, siklus ke dua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, hanya pada siklus ini mengacu pada hasil refleksi siklus I. Pada iklus I, bimbingan penyusunan RPP dan proes pembelajaran nya tanpa ditunjukkan Lembar Observasi Instrumen Penilaian kinerja Guru I (IPGK I) dan Instrumen Penilaian Kinerja guru II (IPGK II). Untuk Siklus II supervisi klinisnya disertai memberikan Instrumrn IPKG I dan IPKG II agar sebelum menyusun RPP dan Mengajar di kelas dapat mempersiapkan menggunakan Instrumen tersebut. 1. Perencanaan (Planing) Peneliti membimbing membuan rencana pembelajaran berdasarkan siklus I, dan memberikan masukkan berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I.( secara individu pada semua guru IPA kelas 4 dan 5 ) 2. Peelaksanaan (Acting) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.(sesuai dengan jadwal di sekolah) 3. Pengamatan (Observation)
  • 14. Peneliti dibantu oleh kepala sekolah/pengawas melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru pada proses pembelajaran di kelas, menggunakan instrumen penilaian IPKG II 4. Refleksi (Reeflektion) Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus ketiga. ( dilakukan pada setiap guru yang menjadi subjek penelitian ) Siklus III Siklus ke III merupakan putaran ketiga dari proses persiapan dan proses pelaksanaan pembelajaran dengan tahapan yang ama seperti pada siklus pertama dan kedua. Berdasarkan hasil refleksi siklus kedua, maka pada siklus ketiga ini adanya bimbingan supervisi klinis untuk membrikan perlakuan bimbingan khusus pada hasil yang masih kurang untuk peningkatan kualitas penyusunan RPP maupun proses pemelajaran di kelas, dan pembahasannya menggunakan instrumen IPKGI dan IPKG II. C. Data dan cara Pengambilan data 1. Submer data Sumberdata penelitian tindakan sekolah ini adalah guru 2. Jenis data a. Data hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran (untuk mengetahui peningkatan pembelajaran IPA guru)
  • 15. b. Data kelengkapan persiapan pembelajaran ( silabus/RPP, alat peraga dan alat evaluasi) 3. Cara pengambilan data a. Data pelaksanaan pembelajaran diambil dari lembar observasi yang diisi oleh supervisor (peneliti) pada saat observasi di kelas dan dibantu oleh guru lain. b. Data perlengkapan persiapan mengajar diambil dari instrument yang telah disiapkan. D. Indikator Keberhasilan Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan sekolah ini adalah bila hasil analisis lembar observasi supervisi klinis untuk pelaksanaan proses pembelajaran dapat mencapai 80 % katagori baik dari responden , dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oeleh guru mencapai 80% katagori baik.dari responden Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah Di SD 011 dan SD 022 Samarinda UtaraTahun 2008/2009 No Kegiatan Tahun 2008/2009 Ket . Okt Nop Des Jan Pebr 1. Persiapan : * a. Koordinasi dengan Sekolah. * b. Penyusunan Instrumen
  • 16. 2. Pelaksanaan Siklus I * 3. Pelaksanaan Siklus II * * 4. Pelaksanaan Siklus III * 5. Tabulasi dan Analisis * data 6. Penyusunan hasil * penelitian 7. Seminar Hasil * Penelitian 8. Penyusunan Laporan * 10 Pengumpulan Laporan * BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Di dalam penelitian ini telah dikemukakan bahwa ada tiga siklus dan setiap siklusnya terdiri dari empat langkah dalam menanggulangi kesulitan guru dalam penyusunan RPP dan proses pembelajaran di kelas. Siklus I 1. Perencanaan a. Peneliti menyampaikan sesuatu tentang rencana program supervisi klinis bagi guru- guru (baik supervisi klinis penyusunan RPP maupun proses pembelajaran di kelas ), Guru-guru menyatakan kesediaannya dengan mengikuti jadwal sekolah yang sudah disusun sekolah. b. Memberi bimbingan secara umum pada semua guru cara penyusunan RPP dan proses pembelajaran di kelas yang mengacu pada instrumen IPKG I dan IPKG II. c. Guru-guru menyusun RPP yang akan digunakan untuk proses pembelajaran di kelas.termasuk mempersiapkan alat evaluasinya dan Work Sheet untuk siswa. d. Peneliti menilai RPP yang disusun guru menggunakan instrumen IPKG I Tabel 3. Perolehan skor Penyusunan RPP pada siklus 1 Skor Kwalitas Katagori Frekwensi Persentase (%) 85 - 100 4 Amat baik - 0 65 - 84 3 Baik 3 25
  • 17. 51 - 64 2 Cukup 5 41,66 0 - 50 1 Kurang 4 33,33 Hasil penilaian RPP sebanyak 12 yang disusun guru sebagai subjek yang diteliti hanya 3 RPP ( 25 %) yang mendapatkan katagori baik , 5 RPP ( 41,66 %) katagoi cukup dan 4 RPP ( 33,33 % ) katagori kurang Dari hasil penilaian RPP tersebut, belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80 % katagori baik. 2. Pelaksanaan. a. Guru-guru mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan RPP yang sudah disusun. b. Guru-guru melaksanakan proses pembelajaran di masing-masing kelas sesuai dengan jadwal sekolah. Waktu yang digunakan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit ) untuk mata pelajaran IPA, yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan Inti, dan kegiatan akhir/penutup. 3. Pengamatan/observasi a. Pengamatan di kelas, peneliti dibantu oleh teman sejawat , yaitu kepala sekolah atau pengawas sekolah dengan mnggunakan instrumen IPKG II. b. Beberapa guru masih belum terbiasa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di supervisi di dalam kelas, sehingga masih tampak grogi atau masih kurang percaya diri dalam kelas. Tabel 4 Perolehan skor kemampuan proses pembelajaran IPA pada siklus 1 Skor Kwalitas Katagori Frekwensi Persentase (%) 85 - 100 4 Amat baik - - 65 - 84 3 Baik 4 33,33 51 - 64 2 Cukup 3 25 0 - 50 1 Kurang 5 41,66 Dari data yang di peroleh, hasil penelitian pada siklus pertama ini menunjukkan bahwa dari 12 guru yang memperoleh nilai baik 4 guru ( 33,33 % ) , nilai cukup 3 guru ( 25 % ) dan nilai kurang 5 guru ( 41,66 % ) Berarti masih ada 5 guru ( 41,66 %) sebagai responden yang masih perlu mendapat bimbingan khusus, karena mendapat perolehan nilai kurang dari 51 yang berarti mendapat nilai katagori
  • 18. Kurang. Hasil tersebut belum sesuai dengan Indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Guru yang mendapat nilai katagori kurang terebut sangat kurang dalam mempersiapkan RPP nya, dalam kegiatan pembelajarannya juga masih kurang dalam hal pendahuluan/pembukaan belum tajam dalam hal memotivasi siswa, kegiatan intinya juga belum maksimal untuk penanaman konsep IPA, pengembangan ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang dan pencapaian tujuan masih bias. Dari perolehan nilai tersebut yang memperoleh nilai baik4 guru ( 33,33 % ). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar guru SD yang menjadi responden dalam penelitian ini masih memerlukan bimbingan supervisi klinis dalam menyusun RPP dan proses pembelajaran di kelas. 4. Refleksi Pda tahap ini penting untuk diketahui sejauh mana kemapuan guru-guru setelah melakukan proses pembelajaran di kelasnya. a. Peneliti bersama-sama guru pengajar mengunkapkan hal-hal yangdirasakan setelah berada di depan kelas selama satu tatap muka b. Gurru menyampaikan hal-hal yang dirasakan masih belum berhasil dalam proses pembelajaran selama mengajar. c. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang masih dianggap perlu untuk diperhatikan dalam proses pembeljaran Guru merasa bisa memaklumi di mana kekurangan yang perlu di perbaiki pada proses pembelajaran berikutnya. Guru menerima segala kekurangan seperti yang ada pada format IPGK II yang dijadikan sebagai format supervisi kelas yang telah diperlihatkan dan dijadikan sebagai dasar pada siklus pertama dan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus 2 Setelah mengamati kemampuan guru-guru pada siklus pertama di atas, maka peneliti perlu melanjutkan kegiatan ini pada siklus kedua, dengan harapan ada tindak lanjut bimbingan supervisi klinisn dari hasil refleksi pada siklus pertama. 1. Perencanaan a. Dalam langkah pertama, peneliti menyampaikan kembali rencana program supervisi klinis pada semua guru/responden. b. Guru-guru/responden menyatakan kesediaannya dengan mengikuti jadwal pelajaran yang di susun sekolah.
  • 19. c. Peneliti melanjutkan bimbingan supervisi penyusunan RPP pada semua responden dari hasil refleksi siklus pertama dengan memberikan Instrumen IPKG I terlebih dahulu sebelum responden menyusun RPP nya untuk pertemuan pada siklus kedua. c. Guru-guru/responden menyusun RPP beserta alat peraga dan evaluasinya untuk pembelajaran berikutnya (pada siklus kedua) yang berdasarkan bimbingan supervisi klinis, instrumrn IPKG I dan hasil refleksi pada siklus pertama. d. Peneliti menilai RPP yang disusun guru menggunakan instrumen IPKG I Tabel 5. Perolehan skor Penyusunan RPP pada siklus 2 Skor Kwalitas Katagori Frekwensi Persentase (%) 85 - 100 4 Amat baik 1 8,33 65 - 84 3 Baik 7 58,33 51 - 64 2 Cukup 4 33,33 0 - 50 1 Kurang - - Hasil penilaian RPP sebanyak 12 yang disusun guru sebagai subjek yang diamati, hanya 1 RPP ( 8,33 % ) yang mendapat nilai katagori amat baik, 7 RPP ( 58,33 % ) yang mendapatkan katagori baik , dan 4 RPP ( 33,33 %) katagoi cukup Dari analisis penilaian RPP pada siklus 2 tersebut, juga belum memenuhi Indikator keberhasilan 80 % baik. Yang berhasil baik baru 66,66 % dari responden 2. Pelaksanaan a. Guru-guru mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan RPP yang sudah isusun b. Guru-guru melaksanakan proses pembelajaran di masing-masing kelas sesuai dengan jadwal sekolah. Waktu yang digunakan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit ) untuk mata pelajaran IPA, yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan Inti, dan kegiatan akhir/penutup. c. Suasana proses pembelajarn sudah lebih stabil dan mengarah pada peningkatan pembelajaran yang lebih baik daripada siklus pertama 3. Pengamatan/observasi . a. Pengamatan di kelas, peneliti dibantu oleh teman sejawat , yaitu kepala sekolah atau pengawas sekolah dengan mnggunakan instrumen IPKG II.
  • 20. b. Beberapa guru sudah mulai terbiasa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di supervisi di dalam kelas, sehingga mulai ada peningkatan dalam pembelajarannya Tabel 6 Perolehan skor kemampuan proses pembelajaran IPA pada siklus 2 Skor Kwalitas Katagori Frekwensi Persentase (%) 85 - 100 4 Amat baik 1 8,33 65 - 84 3 Baik 8 66,66 51 - 64 2 Cukup 2 16,66 0 - 50 1 Kurang 1 8,33 Dari data yang di peroleh, hasil penelitian pada siklus kedua ini menunjukkan bahwa dari 12 guru, yang memperoleh nilai amat baik 1 guru ( 8.33 % ) , nilai baik 8 guru ( 66,66 % ), nilai cukup 2 guru ( 16,66 % ), dan nilai kurang 1 guru ( 8,33 %) Berarti masih ada 1 guru ( 8,33 %) sebagai responden yang masih perlu mendapat bimbingan khusus, karena mendapat perolehan nilai kurang dari 55 yang berarti mendapat nilai katagori Kurang. Guru yang mendapat nilai katagori kurang terebut sangat kurang dalam kegiatan pembelajarannya dalam hal kegiatan intinya belum maksimal untuk penanaman konsep IPA, pengembangan ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang. Dari perolehan nilai tersebut yang memperoleh nilai amat baik 1 guru ( 8,33 % ), dan nilai baik 8 guru ( 66,66 % ).. Hal ini menandakan bahwa, sebagian guru SD yang menjadi responden dalam penelitian ini masih memerlukan bimbingan supervisi klinis secara rutin dalam menyusun RPP dan proses pembelajaran di kelas. 4. Refleksi Pda tahap ini penting untuk diketahui sejauh mana kemapuan guru-guru setelah melakukan proses pembelajaran di kelasnya a. Peneliti bersama-sama guru pengajar mengunkapkan hal-hal yang dirasakan setelah berada di depan kelas selama satu tatap muka b. Gurru menyampaikan hal-hal yang dirasakan masih belum berhasil dalam proses pembelajaran selama mengajar. c. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang masih dianggap perlu untuk diperhatikan dalam proses pembeljaran
  • 21. Guru merasa bisa memaklumi di mana kekurangan yang perlu di perbaiki pada proses pembelajaran berikutnya. Guru menerima segala kekurangan seperti yang ada pada format IPGK II yang dijadikan sebagai format supervisi kelas yang telah diperlihatkan dan dijadikan sebagai dasar pada siklus kedua dan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus 3 Pada putaran ketiga (siklus ketiga) merupakan kegiatan yang terakhir dari penelitian ini. Seperti pada siklus sebelumnya siklus ketiga ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. 1. Perencanaan. a. Peneliti menyampaikan kembali rencana program supervisi klinis tahap ketiga pada semua guru/responden. b. Guru-guru/responden menyatakan kesediaannya dengan mengikuti jadwal pelajaran yang di susun sekolah. c. Peneliti melanjutkan bimbingan supervisi penyusunan RPP pada semua responden yang mengacu hasil refleksi siklus kedua. Bimbingan supervisi ini dengan memberikan Instrumen IPKG I dan memberi contoh RPP yang sudah difalidasi dengan instrumen IPGK I. d. Guru-guru/responden menyusun RPP beserta alat peraga dan evaluasinya untuk pembelajaran berikutnya (pada siklus ketiga) yang berdasarkan bimbingan supervisi klinis, instrumrn IPKG I dan hasil refleksi pada siklus kedua e. Peneliti menilai RPP yang disusun guru menggunakan instrumen IPKG I Tabel 7. Perolehan skor Penyusunan RPP pada siklus 3 Skor Kwalitas Katagori Frekwensi Persentase (%) 85 - 100 4 Amat baik 2 16,66 65 - 84 3 Baik 8 66,66 51 - 64 2 Cukup 2 16.66 0 - 50 1 Kurang - Hasil penilaian RPP sebanyak 12 yang disusun guru sebagai subjek yang diamati, dapat dikatakan tidak ada RPP yang mendapat nilai katagori kurang. Yang memperoleh nilai cukup 2 RPP ( 16,66 %), nilai katagori baik 8 RPP ( 66,66 % ) , dan katagori amat baik 2 RPP ( 16,66 .%)
  • 22. Pada siklus ketiga ini, responden dalam menyusun RPP baru dapat mencapai indikator keberhasilan yaitu dari 12 guru ada 2 RPP dengan nilai katagori amat baik, dan 8 RPP dengan nilai katagori baik. Berarti sudah mencapai 83,33 % RPP yangberhasil sesuai engan indikator keberhasilan 2. Pelaksanaan a. Guru-guru mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan RPP yang sudah di susun b. Guru-guru melaksanakan proses pembelajaran di masing-masing kelas sesuai dengan jadwal sekolah. Waktu yang digunakan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit ) untuk mata pelajaran IPA, yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan Inti, dan kegiatan akhir/penutup. 3 Observasi/Pengamatan . a. Pengamatan di kelas, peneliti dibantu oleh teman sejawat , yaitu kepala sekolah atau pengawas sekolah dengan mnggunakan instrumen IPKG II. b. Beberapa guru sudah mulai terbiasa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di supervisi di dalam kelas, sehingga mulai ada peningkatan dalam pembelajarannya c. Hasil pengamatan sangat memuaskan, karena dari ....guru sebagai responden tidak ada yang dapat nilai dengan katagori kuran. Ini menunjukkan bahwa guru-guru IPA SD memerlukan bimbingan supervisi klinis daam proses pembelajarannyya. Tabel 8 Perolehan skor kemampuan proses pembelajaran IPA pada siklus 3 Skor Kwalitas Katagori Frekwensi Persentase (%) 85 - 100 4 Amat baik 3 25 65 - 84 3 Baik 8 66,66 51 - 64 2 Cukup 1 8,33 0 - 50 1 Kurang -- - Dari data yang di peroleh, hasil penelitian pada siklus ketiga ini menunjukkan bahwa dari 12 guru, yang memperoleh nilai amat baik 3 guru ( 25 % ) , nilai baik 8 guru ( 66,66 % ), nilai cukup 1 guru ( 8,33 % ), Pada siklus ketiga ini dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu dari 12 guru ada 8 guru yang memperoleh nilai katagori baik dan 3 guru memperoleh nilai katagori amat baik . Berarti sudah mencapai 91,66 % berhasil.
  • 23. 3. Refleksi Pda tahap ini penting untuk diketahui sejauh mana kemapuan guru-guru setelah melakukan proses pembelajaran di kelasnya pada siklus yang ketiga. a. Peneliti bersama-sama guru pengajar mengunkapkan hal-hal yang dirasakan setelah berada di depan kelas selama satu tatap muka b. Gurru menyampaikan hal-hal yang dirasakan masih belum berhasil dalam proses pembelajaran selama mengajar. c. Peneliti juga menyampaikan hal-hal yang masih dianggap perlu untuk diperhatikan dalam proses pembeljaran Guru merasa bisa memaklumi di mana kekurangan yang perlu di perbaiki pada proses pembelajaran berikutnya. Guru menerima segala kekurangan seperti yang ada pada format IPGK II yang telah diperlihatkan oleh peneliti. Pada siklus ketiga ini sudah memperlihatkan hasil penilaian yang memuaskan, yaitu memperoleh nilai dengan katagori sangat baik 25 % , katagori baik 66,66 % . Melihat hasil penelitian ini, peneliti mohon agar apa yang dicapai pada siklus ketiga ini dapat terus ditingkatkan pada kegiatan proses pembelajaran pada masa yang akan datang. Tabel 9. Persentase perkembangan kemampuan proses pembelajaran dan penyusunan RPP guru IPA SD Tahun 2008/2009 Kemampuan Nilai dengan ktagori baik dan amat baik Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Proses pembelajaran di kelas 25 % 74,99 % 91,66 % ( 4 guru ) ( 9 guru ) ( 11 guru ) Penyusunan RPP 33,33 % 66,66 % 83,32 % ( 5 guru ) ( 8 guru ) ( 10 guru ) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan sekolah yang kami lakukan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA di SD dapat dilakukan dengan cara melaksanakan supervisi klinis secara rutin di kelas.
  • 24. 2. Peningkatan kualitas kemampuan guru untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilakukan dengan cara bimbingan supervisi klinis penyusunan RPP secara rutin sebelum dipergunakan untuk megajar. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan : 1. Sekolah hendaknya memprogramkan adanya pelaksanaan supervisi klinis terhadap guru-guru yang dilakukan oleh kepala seklahh secara rutin setiap tahun, agar dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengefektifkan proses pembelajaran di kelas., 2. Kepada pengawas sekolah, khususnya pengawas rumpun mata pelajaran agar mengefektifkan program supervisi klinis kepada guru, baik dalam mempersiapkan pembelajaran maupun proses pembelajarn di dalam kelas. 3.Diharapkan kepada Dinas Pendidikan Kota Samarinda, memberikan kesempatan kepada Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru untuk mengikuti Work Shorp tentang Supervisi klinis dalam proses pembelajaran.