1. Volume 2, Nomor 1, September 2015 ISSN: 2442-9244
Jurnal
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
(APIKES)
WIDYA DHARMA
Jl. Kol. H. Burlian Km.5 No. 342 Palembang 30153
2. PENGURUS REDAKSI JURNAL
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES)
WIDYA DHARMA
Pelindung
Dr. H. Syarif Darwin, SPA(K)
Pimpinan Umum
Wisuda Diwansha, A.Md
Pimpinan Redaksi
Nodaly Fillamenta, S.Sn, M.Si, M.Kes
Dewan Redaksi
Hj. Noor Pertiwi Darwin, Amd. Keb, Lupri Davisena, ST, MM, Toni Meinam, SE,
Mgs. M. Ilyas, M.Si, Neng Yanti, S.ST
PENGURUS REDAKSI JURNAL
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES)
WIDYA DHARMA Mohammad Arfani, S.Pd
Staf Redaksi
Meiriza Eka Ramdhina, S.Pd, Dewi Nasrulloh, SKM, Andi Kurniawan, SE
Staf Administrasi dan Distribusi
Fitri M, S.Pd
Alamat Sekretariat/Redaksi
Jl. Kol. H. Burlian Km.5 No. 342 Palembang 30153
ISSN: 2442-9244
Penerbit
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES)
WIDYA DHARMA
3. DAFTAR ISI
Dewan Redaksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Hal
Relevansi Teknologi Multimedia Untuk Aplikasi Rekam Medis Rumah Sakit Di
Akademi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan, Novdaly Fillamenta............. 1
Hubungan Konsentrasi Timbal (Pb) Terhadap Daya Survival Hydrilla verticiillata,
Fadila Mutmainnah, Arinafril, Suheryanto............................................................. 9
Gambaran Analisis Pengaruh Tim Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Kontrak Bagian
Keuangan Pada Rsi Siti Khadijah Palembang, Deasy Idariany............................ 14
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Rumah Sakit, Mgs. M. Ilyas................................................................................... 20
Penulisan Surat Lamaran Pekerjaan Mahasiswa APIKES WD Palembang Semester 5
Tahun Ajaran 2015/2016, Mohammad Arfani....................................................... 23
4. Hubungan Konsentrasi Timbal (Pb) Terhadap Daya Survival Hydrilla verticiillata
The Relationship of Concentration Lead (Pb) ability to survive of Hydrilla verticillata
Fadila Mutmainnah1*)
, Arinafril2*)
, Suheryanto3*)
1)
Jurusan Biologi Lingkungan Program Studi Pengelolaan Lingkungan Pascasarjana Universitas
Sriwijaya
2)
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
3)
Jurusan Kimia Fakultas MIPAUniversitas Sriwijaya
*)
Corresponding author: Telp. +6282184511078
email: fadilamutmainnah2@gmail.com
ABSTRAK
Penggunaan timbal (Pb) semakin meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia.
Hydrilla verticillata dan Najas indica merupakan tumbuhan air yang tergolong submerge yang banyak
ditemukan di sekitar perairan danau Ski Air Jakabaring Palembang. Tujuan Penelitian ini adalah mengkaji
hubungan konsentrasi timbal (Pb), pH air, daya survival Hydrilla verticillata dalam mengatasi cekaman
(stres) timbal (Pb). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Terpadu Pascasarjana Universitas
Sriwijaya. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan konsentrasi yaitu kontrol, 5 mg/l, 10 mg/l, 15 mg/l. Perlakuan ini dilakukan dengan 3 kali
ulangan. Analisa kandungan Pb didalam tumbuhan dilakukan pada hari ke 5, 10, 15 dan 20 dengan
metode analisa AAS yang dilakukan di di laboratorium penelitian Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
Universitas Sriwijaya. Hasil yang diperoleh dari analisa laboratorium dilakukan Analisis Varian
(ANAVA), jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncans (DNMRT) pada taraf 5% dengan
menggunakan software statistik 8.0 dan Analisis Survival dengan menggunakan software SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi timbal (Pb) berpengaruh terhadap daya survival Hydrilla
verticillata. Daya survival Hydrilla verticillata pada konsentrasi 5 mg/l, 10 mg/l dan 15 mg/l turun
sebesar 20% sampai hari ke 20. Konsentrasi timbal (Pb) mengakibatkan perubahan pH air menjadi asam
sehingga daya survival Hydrilla verticillata. Daya survival Hydrilla verticillata pada pH air dengan
range 3,00-5,00 dan 5,01-7,01 semakin menurun jika dibandingkan pada pH air dengan range 7,02 – 9,02.
Kata kunci:daya survival, timbal (Pb), Hydrilla verticillata.
ABSTRACT
The use of lead increases with increasing human activity. Hydrilla verticillata is the aquatic plants
which belong to submerge found around the waters of Ski Air Lake Jakabaring Palembang. The purpose
of this study is examining the relationships of lead concentration, pH of the water, ability to survive from
Hydrilla verticillata and Najas indica in overcoming contaminant substance such as lead. This research
was conducted in the laboratory of Integrated Graduate Research, Sriwijaya University. Completely
randomized design (CRD) with 4 various concentration of lead which consisted of control, 5 mg/l, 10
mg/l, 15 mg/l. This treatment has 3 replications for each treatment. Analysis of the content of lead in the
plants was conducted on day 5, 10, 15 and 20 with the AAS analysis method in laboratory research
conducted at the Department of chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Science, Sriwijaya
University. Results from laboratory analysis were analyzed by using ANOVA, if there was any
significant difference, it would be continued by Duncan's Multiple Range Test at the 5% significant level.
Analysis of the data used 8.0 statistical software and Survival analysis using SPSS 16.0 software . The
results showed the ability of Hydrilla verticillata survival at 5 mg/l concentrations, 10 mg/l and 15 mg/l
was down by 20% up to day 20. Hydrilla verticillata survival ability in water at pH range 3,00-5,00 and
5,01-7,01 declined when compared with water at pH range 7,02-9,02. Thus Hydrilla verticillata has the
potential in the process of remediation of lead.
Keyword: ability to survive , lead, Hydrilla verticillata, Najas indica.
5. PENDAHULUAN
Aktivitas manusia semakin bertambah
seiring dengan perkembangan teknologi,
pertanian, pertambangan dan lain-lain. Hasil
samping proses produksi dan kegiatan manusia
yang dibuang ke perairan semakin meningkat
sehingga air semakin tercemar. Salah satu bahan
pencemar adalah logam berat Pb (Timbal) yang
digunakan oleh industri seperti industri
pengecoran maupun pemurnian, industri batere,
industri bahan bakar, industri kabel dan semua
industri yang menggunakan bahan pewarna.
Hasil penelitian Birmansyah (2008)
menunjukkan tingginya kandungan Pb2+
didalam
sedimen Sungai Musi sebesar 1,0191 µg/g –
1,2442 µg/g yang disebabkan meningkatnya
aktifitas industri dan transportasi dan sarana
pelabuhan. Konsentrasi Pb yang mencapai 188
mg/l dapat membunuh ikan, dan jika Pb terlarut
pada konsentrasi 2,75 – 49 mg/l dan terpapar
selama 245 jam akan menyebabkan kematian
pada Crustacea sedangkan pada konsentrasi Pb
yang terlarut sebesar 3,5 – 64 mg/l dan terpapar
selama 168 - 336 jam akan menyebabkan
kematian Insecta (Juhaeti et al, 2005).
Pengembangan alternatif yang efektif dan
efisien diperlukan dengan semakin meluasnya
kontaminasi perairan karena untuk
merehabilitasi kasus kontaminan logam berat
sehingga aman untuk kehidupan biota akuatik
(Juhaeti et al, 2005).
Malik & Biswas (2012) melaporkan
setiap tumbuhan memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam menyerap logam berat
tergantung dari konsentrasi logam berat di
dalam media tersebut serta waktu kontak
(lamanya paparan). Logam berat timbal (Pb)
bersifat toksik. Konsentrasi dan lamanya
paparan mengakibatkan efek toksik yang
ditimbukan. Faktor eksternal seperti konsentrasi
logam berat dan pH air dapat mempengaruhi
ketahanan hidup (survival) tumbuhan.
Ketahanan hidup (Survival) dapat digunakan
sebagai pengukur keberhasilan suatu sistem
dalam menjalankan fungsinya dengan baik
(Hanni & Wuryandari, 2013). pH air dapat
mempengaruhi penyerapan logam berat oleh
akar (Pilon & Smith, 2005). Hasil penelitian
Singh et al. (2011) Lemna minor mampu
mengakumulasi Pb sebesar 91% pada pH 5, dan
87% pada pH 8.
Menurut Stowel et al (2000) tumbuhan
air memiliki kemampuan secara umum dalam
menetralisir komponen-komponen tertentu di
dalam perairan sehingga sangat bermanfaat
dalam proses pengolahan limbah cair. Hasil
studi pendahuluan, Hydrilla verticillata banyak
ditemukan di sekitar perairan danau Ski Air
Jakabaring Palembang. Menurut Giesen &
Sukotjo (1991) bahwa Hydrilla verticillata
banyak dijumpai di danau-danau buatan maupun
perairan di Sumatera Selatan.
Hydrilla verticillata merupakan
kelompok submerge aquatic plant yang telah
diketahui mempunyai kemampuan
mengakumulasi beberapa logam berat, tetapi
belum banyak diketahui informasi mengenai
bagaimana hubungan konsentrasi timbal (Pb),
pH air, daya survival Hydrilla verticillata dalam
mengatasi cekaman (stres) timbal (Pb)
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah larutan stok standar
Pb(NO3)2 1000 pppm, Hydrilla verticillata,
Najas indica, aquades, air PAM, HNO3 pekat
65%.
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wadah plastik sebagai
tempat media perlakuan, pH meter, AAS
Shimatsu AA 7000, neraca analitik, erlenmeyer,
kertas saring Whattman, pipet tetes, pipet
volumetrik, hot plate, mortar, batang pengaduk,
corong gelas, labu ukur, gelas ukur, oven,
seperangkat alat saring vakum, botol sampel.
Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 macam konsentrasi
dengan 3 kali ulangan, yaitu,
A = Kontrol (tanpa perlakuan)
B = konsentrasi 5 mg/l.
C = konsentrasi 10 mg/l.
D = konsentrasi 15 mg/l.
Prosedur Kerja
Tumbuhan yang dipilih mempunyai
keseragaman kondisi yaitu: berasal dari tempat
tumbuh yang sama, dengan kriteria panjang
tumbuhan 10 cm s/d 15 cm, daun tumbuhan
berwarna hijau segar. Media fitoremediasi yang
digunakan berupa wadah plastik. Sampel
Hydrilla verticillata diambil dari Danau Sk Air
Jakabaring Palembang selanjutnya dilakukan
pencucian dari kotoran yang melekat dengan air
bersih lalu diaklimatisasi selama lima hari.
Hydrilla verticillata masing-masing
dengan berat basah 300 gr dimasukkan ke dalam
wadah plastik berdiameter 90 cm dengan tinggi
30 cm yang telah berisi timbal sesuai dengan
konsentrasi yang telah ditentukan kedalam 20 L
air PAM. Larutan timbal diperoleh dari larutan
standar stok Pb(NO3)2 1000 ppm. Kondisi
6. percobaan yang dilakukan bersifat statis (air
dalam keadaan diam dan tidak bergerak) selama
20 hari dengan pengamatan pada hari ke 5, 10,
15 dan 20.
Proses Analisis Kandungan Logam berat
timbal (Pb)
Prosedur analisis kandungan logam berat
timbal (Pb) di dalam tumbuhan menggunakan
acuan SNI 06-6992.3-2004 menggunakan AAS.
Variabel Pengamatan
Pengukuran kadar timbal (Pb) di dalam
tumbuhan dilakukan pada hari ke 5, 10, 15, 20.
Analisa Data
Data kandungan Pb di dalam Hydrilla
verticillata dilakukan Analisis Varian
(ANAVA), jika berpengaruh nyata dilanjutkan
dengan uji Duncans (DNMRT) pada taraf 5%.
Analisis survival atau analisis data ketahanan
hidup adalah suatu metode yang berhubungan
dengan waktu, mulai dari awal pengamatan
sampai terjadinya kejadian khusus (Hanni &
Wuryandari, 2013). Untuk menginterpretasikan
karakterisik survival data – data yang
diperlukan dalam penelitian ini:
- Variabel dependen berupa
data kematian dari tumbuhan dengan satuan
hari.
- Variabel independen yang
digunakan berupa faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi ketahanan hidup tumbuhan
meliputi: konsentrasi, kadar Pb di dalam
Hydrilla verticillata sebelum dan setelah
perlakuan dan data perubahan pH air
dimasukkan dalam bentuk tabulasi pada
software SPSS 16.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh konsentrasi terhadap daya
survival Hydrilla verticillata dalam
menghadapi cekaman (stres) timbal (Pb).
Hasil Analisis Sidik Ragam pada
menunjukkan pada hari ke 5, 10, 15 dan 20
setelah diberi perlakuan, kadar Pb didalam
tumbuhan berpengaruh nyata terhadap Hydrilla
verticillata (taraf α = 5%). Analisis survival
dilakukan terhadap hubungan konsentrasi timbal
(Pb) terhadap kemampuan Hydrilla verticillata
dalam meremediasi timbal (Pb) yang di
tampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Analisis Survival Hubungan Konsentrasi Terhadap Kemampuan Hydrilla verticillata dalam
Meremediasi Timbal (Pb).
Gambar 1 menunjukkan tingkat survival
pada Hydrilla verticillata pada konsentrasi yang
berbeda sebesar 80%, daya survival turun
masing-masing sebesar 20% sampai hari ke 15
dan pada hari ke 20 daya survivalnya menjadi
0%. Kemampuan tumbuhan melokalisasi logam
berat menggambarkan tumbuhan memiliki
toleransi dan detoksifikasi. Kemampuan
toleransi dan detoksifikasi yang dimiliki oleh
Hydrilla verticillata dilakukan dengan
mengakumulasi sebagian besar logam berat di
vakuola dalam struktur selnya. Vakuola
merupakan tempat yang aman untuk
mengakumulasi logam karena vakuola
merupakan daerah yang jauh dari proses
metabolisme terhadap daya racun logam berat
(Lambers et al., 2010).
Pengaruh konsentrasi timbal (Pb) terhadap
perubahan pH air
Salah satu faktor yang mempengaruhi
penyerapan logam berat adalah pH air. pH air
7. adalah faktor penting yang menentukan
transformasi logam. Nilai pH air dapat
mempengaruhi akumulasi logam berat dalam air
dan organisme perairan, karena semakin rendah
pH air maka logam berat semakin larut dalam
air (bentuk ion) sehingga semakin mudah masuk
ke dalam organisme perairan. Kenaikan pH air
akan menurunkan kelarutan logam dalam air,
karena akan mengubah logam dari bentuk
karbonat menjadi bentuk hidroksi yang
membentuk ikatan dengan partikel pada badan
air. Perubahan pH air ditampilkan pada Tabel
1.
Tabel 1. Perubahan pH air
Jenis tumbuhan Konsentrasi
(mg/l)
Waktu Pengamatan (Hari ke -)
0 5 10 15 20
Hydrilla verticillata 0 7,82 7,77 6,48 6,14 6,25
5 7,82 4,36 5,84 6,10 6,57
10 7,82 4,65 5,25 6,40 6,67
15 7,82 3,51 3,51 3,67 3,62
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada hari
ke-5 pada Hydrilla verticillata setelah
perlakuan telah terjadi perubahan pH air
menjadi asam pada perlakuan 5 mg/l – 15 mg/l.
Tetapi pada hari ke – 10, nilai pH air sedikit
demi sedikit naik terutama pada perlakuan 5
mg/l dan 10 mg/l sampai pada hari ke-20
dimana pH air berubah mendekati netral yaitu
6,57 (5 mg/l) dan 6,67 (10 mg/l). Sedangkan
pada perlakuan 15 mg/l pH air tetap pada
kisaran asam yaitu 3,51 pada hari ke -15 dan
3,62 pada hari ke – 20.
Walaupun secara umum perubahan pH
air ini bersifat fluktuatif tetapi masih dalam
kisaran pH asam. Penyerapan logam berat pada
tumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain karakteristik fisika, kimia, dan media
pertumbuhan yang digunakan. Faktor-faktor
tersebut meliputi pH, kapasitas tukar ion,
kejenuhan basa, pertukaran kation, dan lain-lain.
Nilai pH air sangat penting untuk
diketahui karena menentukan mudah tidaknya
ion-ion unsur hara diserap dan juga
menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang
bersifat racun bagi organisme (Lopez et al.,
2000). Penurunan pH air secara drastis ini dapat
meningkatkan kelarutan logam (Lopez et al.,
2000). Menurut Sood et al (2012) bahwa
biopsorpsi dipengaruhi oleh tipe jenis tumbuhan
(genus/ spesies) yang digunakan, bentuk proses
seperti: suhu, pH, konsentrasi biomassa, dan
konsentrasi logam berat. Pada penelitian ini juga
dapat ditunjukkan bahwa lamanya waktu tinggal
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi proses penyerapan logam.
Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa
faktor eksternal yang sangat berpengaruh
terhadap penyerapan logam oleh tumbuhan
adalah iklim, kesuburan, kesehatan tumbuhan,
dan lamanya waktu perlakuan. Hasil Analisis
Survival hubungan pH air terhadap kemampuan
Hydrilla verticillta ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Analisis Survival Hubungan pH air terhadap kemampuan Hydrilla verticillata dalam
menyerap logam berat timbal (Pb).
8. pH air mempengaruhi kemampuan Hydrilla
verticillata dalam menyerap logam berat timbal
(Pb). Gambar 2 menunjukkan daya survival
Hydrilla verticillata pada pH air dengan range 3,00
– 5,00 turun menjadi 60% pada hari ke 5, kemudian
turun menjadi 30% pada hari ke 10, dan turun pada
hari ke 15 menjadi 20% dan daya survivalnya
menjadi 0% pada hari ke 20. Daya survival
Hydrilla verticillata pada pH air dengan range 5,01
– 7,01 mengalami penurunan menjadi 95% (turun
5%) pada hari ke 5, selanjutnya turun menjadi 75%
pada hari ke 10, pada hari ke 15 turun menjadi 38%
dan daya survivalnya akan menjadi 0% pada hari
ke 20. Tingkat survival pada pH air dengan range
7,02 – 9,02 sebesar 38% akan turun daya
survivalnya menjadi 18% pada hari ke 5,
selanjutnya pada hari ke 10 akan turun menjadi
15%, pada hari ke 15 akan turun menjadi 10% dan
pada hari ke 20 daya survivalnya menjadi 0% pada
hari ke 20.
KESIMPULAN
1. Konsentrasi timbal (Pb) berpengaruh
terhadap daya survival Hydrilla
verticillata. Daya survival Hydrilla
verticillata pada konsentrasi 5 mg/l, 10
mg/l dan 15 mg/l turun sebesar 20%
sampai hari ke 20.
2. Konsentrasi timbal (Pb) mengakibatkan
perubahan pH air menjadi asam sehingga
daya survival Hydrilla verticillata
menurun. Daya survival Hydrilla
verticillata pada pH air dengan range
3,00-5,00 dan 5,01-7,01 semakin menurun
jika dibandingkan pada pH air dengan
range 7,02 – 9,02.
SARAN
Perlu diketahui bagaimana hubungan umur
Hydrilla verticillata dengan kemampuannya dalam
mengatasi cekaman (stres) timbal (Pb).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Laboratorium Penelitian Kimia Fakultas MIPA
Universitas Sriwijya, Laboratorium Riset Terpadu
PascaSarjana Universitas Sriwijaya dan Program
Studi Pengelolaan Lingkungan Jurusan Biologi
Lingkungan Pascasarjana Universitas Sriwijaya
atas bantuannya dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Birmansyah. 2008. Sebaran Unsur Timbal (Pb2+
)
dan Krom Heksavalen (Cr6+
) dalam Fraksi
Sedimen Sub DAS Musi Bagian Hilir
Propinsi Sumatera Selatan. Tesis. Program
Studi Pengelolaan Lingkungan Program
Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
Giesen, W & Sukotjo. 1991. Conservation and
Management Of The Ogan Komering and
Lebaks South Sumatra. Survey Report
PHPA AWB Sumatra Wetland Project
Report No.8. Asian Wetland Bureau
Indonesia.
Hanni T, Wurydanari. 2013. Model Regresi Cox
Proporsional Hazard pada Data Ketahanan
Hidup. Media Statistika, 6(1): 11-20.
Juhaeti, T., Syarif, F dan Hidayati, N. 2005.
Inventarisasi Tumbuhan Potensial Untuk
Fitoremediasi Lahan dan Air Terdegradasi
Penambangan Emas. Biodiversitas 6 (1):
31-33. ISSN 1412-033X.
Lambers, H., Chapin, F.S and Pons, T.J. 2010.
Plant Physiological Ecology. Second
Edition. Spinger.
Lopez, A., Lazaro, N., Priego, J.M and Marques,
a.m. 2000. Effect of pH on the biosorption
of nickel and other heavy metals by
Pseudomonas fluorescens 4F39. Journal of
Industrial Microbiology & Biotechnology
24: 146–151.
Malik N, Biswas AK 2012. Role Of Higher Plants
In Remediation Of Metal Contaminated
Sites. Scientific Reviews & Chemical
Communications 2(2): 141–146.
Pilon E, Smits. 2005. Phytoremediation. Annual
Review of Plant Biology 56:15-30.
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi
Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
Singh D, Gupta R, Tiwari A. 2011.
Phytoremediation of lead from wastewater
using aquatic plants. International Journal
of Biomedical Research (7): 411‐421.
Sood A, Perm L, Uniyal, Radha P, Amrik SA.
2012. Phytoremediation Potential of Aquatic
Macrophyte, Azolla.AMBIO 41:122–137.
Stowel, R.R., J.C. Ludwig and G. Thobanoglous.
2000. Towad the Rational Design of Aquatic
Treatments of Wastewater, Departement of Civil
Engineering and Land, Air and Wastewater
Resources, University of California, California.
9. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT
Mgs. M. Ilyas
Apikes Widya Dharma Palembang
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang rentan akan bahaya
kesehatan dan keselamatan bagi petugas, pasien, dan pengunjung. Hal ini senada dengan apa yang
tertuang dalam Kepmenkes No.432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit, dikatakan bahwa dalam kegiatan rumah sakit berpotensi menimbulkan bahaya
fisik, kimia, biologi, ergonomik dan psikososial yang dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan SDM RS, pasien, pengunjung/pengantar pasien, dan masyarakat sekitar RS. Untuk
itulah maka peneliti tertarik untuk melakukan pengamatan dan analisis terhadap “faktor-faktor
yang mempengruhi keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit”.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat
deskriptif kualitatif, yang diarahkan untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi K3 di rumah sakit beserta upaya-upaya dari pihak Rumah Sakit untuk
mengatasinya.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit X adalah lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri
seperti faktor lingkungan: kimia, biologis, dan fisik dan faktor pekerja: ergonomik, dan
psikososial.
Usaha – usaha yang dilakukan rumah sakit X untuk mengatasinya adalah dengan
melakukan penyuluhan, diklat, pemakaian APD, SOP alat, SOP kerja, SOP APD, pembinaan
hubungan yang harmonis dan pengaturan shift kerja yang merata.
Kata kunci: faktor, keselamatan dan kesehatan kerja, rumah sakit
ABSTRACT
The hospital is one of the health care institution vulnerable to health hazards and safety
for staff, patients, and visitors. This is similar to what is stated in Kepmenkes 432 / Menkes / SK /
IV / 2007 on Occupational Safety and Health Hospital, said that the hospital activities potentially
hazardous physical, chemical, biological, ergonomic and psychosocial health hazards and safety
HR hospital, patients, visitors / introduction of patients, and the community around the hospital.
For that reason, researchers interested in conducting the observation and analysis of
"mempengruhi factors of safety and health at the hospital".
In this study, the method used is descriptive qualitative research, which is geared to
provide an overview of the factors that affect the K3 in the hospital along with the efforts of the
hospital to cope.
From the research it can be concluded that the factors that affect health and safety in
hospitals X are the working environment and the workers themselves as environmental factors:
chemical, biological, and physical and labor factors: ergonomics, and psychosocial. Effort - the
work done to overcome it is to do counseling, training, use of PPE, tools SOP, SOP work, APD
SOP, fostering a harmonious relationship and setting work shift evenly.
Keywords: factors, safety and occupational health, hospitals
10. 1. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu institusi
pelayanan kesehatan yang rentan akan bahaya
kesehatan dan keselamatan bagi petugas, pasien,
dan pengunjung. Hal ini senada dengan apa yang
tertuang dalam Kepmenkes
No.432/MENKES/SK/IV/2007 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit,
dikatakan bahwa dalam kegiatan rumah sakit
berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia,
biologi, ergonomik dan psikososial yang dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan SDM
RS, pasien, pengunjung/pengantar pasien, dan
masyarakat sekitar RS. Di Indonesia sendiri, data
mengenai penyakit akibat kerja dan kecelakaan
akibat kerja di sarana kesehatan secara umum
belum tercatat dengan baik, namun menurut
Depkes (2007) diketahui bahwa resiko bahaya yang
dialami oleh pekerja di rumah sakit adalah infeksi
HIV (0,3%), risiko pajanan membaran mukosa
(1%), risiko pejanan kulit (< 1%), dan sisanya
tertusuk jarum, terluka akibat pecahan gigi yang
tajam dan bor metal ketika melakukan pembersihan
gigi, low back paint akibat mengangkat beban yang
melebihi batas, gangguan pernafasan, dermatitis,
dan hepatitis. (Mauliku, 2011)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja ini antara lain:
a. Beban kerja
b. Kapasitas kerja
c. Lingkungan kerja
(Budiono, 2003)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
lingkungan kerja dan perilaku pekerja itu sendiri.
(Dewinta dkk, 2012)
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan pengamatan dan analisis
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit
dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi apa saja
yang menjadi faktor yang mempengaruhinya dan
apa upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.
2. METODE PENELITIAN
a. Desain penelitian
Adapun desain penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan sifatnya
kualitatif, sehingga penelitian ini bersifat
menggambarkan tentang faktor-faktor yang
mempengruhi keselamatan dan kesehatan kerja di
rumah sakit.
b. Data dan Sumber Data
a.Data Primer
Data Primer diperoleh langsung dari
lokasi penelitian baik melalui wawancara
maupun observasi langsung ke lapangan
dengan pihak yang berkaitan dengan
penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari berbagai
sumber yang mendukung penelitian ini
seperti buku-buku, tulisan-tulisan dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan
penulisan penelitian ini.
c.Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara
Teknik yang digunakan adalah wawancara
dengan pihak - pihak yang berkaitan
dengan penelitian ini.
2) Dokumentasi
Pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengruhi
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah
sakit.
3) Observasi
Pengambilan data yang diperoleh melalui
observasi yaitu terjun langsung ke
lapangan guna melihat secara langsung
faktor-faktor yang mempengruhi
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah
sakit.
d. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif, dimana data-data yang
diperoleh memberikan gambaran masalah yang
dikemukakan, selanjutnya masalah tersebut
dikalsifikasikan, dianalisa kemudian ditarik
kesimpulan.
3. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
a. Faktor biologis
Lingkungan kerja di sarana pelayanan
kesehatan sangat rentan akan kuman,
bakteri, virus, dan jamur yang sumbernya
berasal dari pasien yang tentu saja setiap
saat bisa menginfeksi petugas rumah sakit
penularannya bisa dari udara, kontak
langsung, dll. (sumber: data primer dan
sekunder)
Adapun usaha yang dilakukan untuk
mencegahnya adalah sebagai berikut:
melakukan penyuluhan dan pelatihan
tentang K3 serta selalu menekankan
pemakaian alat pelindung diri yang benar.
(sumber: data primer dan sekunder)
b. Faktor fisik
Adapun hal-hal yang berasal dari faktor
fisik adalah sebagai berikut: suhu ruangan,
pencahayaan ruangan, listrik, radiasi.
(sumber: data primer dan sekunder)
Usaha yang dilakukan untuk mencegah hal
ini berpengaruh terhadap petugas adalah
sebagai berikut: suhu ruangan diatur
sedemikian rupa sehingga tidak
11. menyebabkan ruangan tersebut terlalu
lembab ataupun terlalu kering.
Pencahayaan disesuaikan dengan
peruntukan ruangan tersebut. Instalasi
listrik dipasang sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan orang kena setrum
atau korslet. Untuk menghindari terpapar
radiasi digunakanlah APD radiasi misal
kacamata.
(sumber: data primer dan sekunder)
c. Faktor kimia
Antiseptik dan gas anestasi
Usaha pencegahannya adalah dengan
menggunakan alat pelindung diri yang
melindungi petugas dari terpaparnya
bahan kimia tersebut (jas lab, masker, dll)
(sumber: data primer dan sekunder)
d. Faktor ergonomik
Cara kerja petugas
Untuk mengatasi hal ini maka dilakukan
hal sebagai berikut: menekankan petugas
untuk mematuhi SOP penggunaan alat
kerja dan cara kerja, melakukan sosialisasi
penggunaan alat kerja dan cara kerja yang
benar sesuai SOP.
(sumber: data primer dan sekunder)
e. Faktor psikososial
Hubungan kerja dan shift kerja
Pencegahannya adalah dengan selalu
menjaga keharmonisan hubungan kerja
yaitu dengan atasan membina bawahan
bukan menekan, shift kerja diatur jangan
sampai tidak merata seperti terlalu panjang
shiftnya dan ada yang terlalu singkat
shiftnya ataupun shift siang dan shift
malam bergantian petugasnya. (sumber:
data primer dan sekunder)
4. KESIMPULAN
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah
sakit X adalah lingkungan kerja dan
pekerja itu sendiri seperti: faktor
lingkungan: kimia, biologis, fisik dan
faktor pekerja: ergonomik, dan
psikososial.
b. Usaha – usaha yang dilakukan rumah sakit
X untuk mengatasinya adalah dengan
melakukan penyuluhan, diklat, pemakaian
APD, SOP alat, SOP kerja, SOP APD,
pembinaan hubungan yang harmonis dan
pengaturan shift kerja yang merata.
DAFTAR PUSTAKA
1. A.M. Sugeng Budiono, (2003). Bunga
Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi
(HIPERKES) dan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang
2. G. Dewinta, W. Sritomo, L. Effi. (2012).
Analisa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam Meningkatkan Produktivitas
Kerja. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1 No.1.
3. Maulike N.E. (2011). Kajian Analisis
Sistem Manajemen K3RS Di Rumah Sakit
Immanuel Bandung. Jurnal Kesehatan
Kartika Vol. 04 No. 05.
4. Permenkes Nomor
432/MENKES/SK/IV/2007 tentang
pedoman manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit (K3) RS.