SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1



mengganggu fotosintesis.

        Limbah cair industri kertas memiliki karakteristik kandungan bahan

organik yang tinggi, sehingga alternatif sistem pengolahan limbah secara biologis

dapat dijadikan pilihan utama. Sistem pengolahan dapat dilaksanakan dengan

teknologi yang sederhana dan praktis dalam pemeliharaannya. Salah satu

alternatif   sistem   pengolahan   air   limbah   tersebut    adalah   fitoremediasi

menggunakan Typha angustifolia dalam sistem lahan basah (Supradata, 2005).


        Menurut Priyanto dan Prayitno (2007), fitoremediasi merupakan suatu

sistem yang menggunakan tumbuhan tertentu yang bekerjasama dengan

mikroorganisme untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan atau

menghancurkan bahan pencemar baik berupa senyawa organik maupun anorganik.

Perlakuan dengan menggunakan organisme hidup semakin mendapat perhatian

karena merupakan alternatif yang efektif, murah dan aman secara ekologis. Salah

satu cara fitoremediasi yaitu penerapan metode lahan basah.

        Lahan basah adalah suatu lahan yang jenuh air mendukung pertumbuhan

tanaman air emergent, misalnya Cattail, Bulrush, Reeds dan Sedges (Metchalf dan

Eddy, 1991). Prinsip pengolahan air limbah secara umum memanfaatkan beberapa

unsur alam yang secara sinergi berperan dalam mendegradasi bahan pencemar

yang terkandung dalam air limbah. Unsur tersebut adalah tanah yang berperan

sebagai media tumbuh tanaman dan penyerap bahan pencemar. Unsur lain adalah

mikroorganisme yang berperan sebagai pendegradasi atau pengurai bahan

pencemar yang diubah menjadi bahan yang lebih sederhana. Selanjutnya, unsur

tanaman memanfaatkan hasil biodegradasi tersebut sebagai unsur hara yang

dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Waktu detensi merupakan lamanya waktu
2



tinggal limbah cair industri kertas dalam sistem lahan basah buatan. Waktu detensi

yang cukup akan memberikan kesempatan mikroorganisme dan limbah cair

industri kertas berinteraksi.

        T. angustifolia tumbuh di daerah perairan dan becek seperti rawa-rawa,

kolam, bahkan didaerah yang airnya payau. Tumbuhan tersebut mempunyai siklus

hidup yang relatif singkat, tumbuh subur pada lahan basah, memiliki sistem

perakaran rhizome sehingga dapat dengan mudah menyerap zat organik di dalam

air, serta zona akar yang luas mendukung organisme dan mikroorganisme

meningkatkan kinerja clean up (Nurul dan Wahyu, 2005). Alasan tersebut

menunjukkan bahwa T. angustifolia dapat digunakan untuk mengolah limbah cair

industri kertas dengan sistem lahan basah buatan.

        Hasil penelitian Nurul dan Wahyu (2005) menunjukkan bahwa laju

serapan T. angustifolia terhadap zat organik dengan waktu detensi selama 15 hari

sebesar 11,51 mg/hari. Dengan demikian, pada penelitian pengolahan limbah cair

industri kertas dalam sistem lahan basah buatan menggunakan T. angustifolia,

diharapkan dapat menurunkan nilai BOD, COD, TSS, N, dan P yang terkandung

dalam limbah cair industri kertas.


1.2 Identifikasi Masalah

        Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dapat diidentifikasi ialah sebagai

berikut :


    1. Apakah semakin lama waktu detensi akan semakin menurunkan              nilai

        BOD, COD, TSS, nitrogen, dan fosfor dalam pengolahan limbah cair

        industri kertas.
3



   2. Pada waktu detensi berapakah penurunan nilai BOD, COD, TSS, nitrogen,

       dan fosfor paling tinggi.


1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

       Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan sistem lahan

basah buatan menggunakan T. angustifolia dalam pengolahan limbah cair industri

kertas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi ilmiah mengenai

penurunan nilai BOD, COD, TSS, nitrogen, dan fosfor paling tinggi dalam

fitoremediasi limbah cair industri kertas menggunakan T. angustifolia pada sistem

lahan basah berdasarkan waktu detensi.


1.4 Kegunaan Penelitian

       Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode

alternatif sistem pengolahan limbah cair industri kertas di Indonesia, terutama

fitoremediasi menggunakan T. angustifolia pada sistem lahan basah.


1.5 Kerangka Pemikiran

       Setyowati dan Trihadiningrum (2000) menyatakan bahwa terjadi kenaikan

pH yang cukup besar pada limbah cair industri kertas dari nilai pH awal sekitar

5,4, kemudian pada waktu detensi 6 hari nilai pH naik menjadi 8. Terjadinya

kenaikan pH disebabkan oleh proses penguraian nitrogen organik oleh bakteri.

Sedangkan hasil penelitian Awalina dan Ami (2003) menunjukkan bahwa limbah

cair industri tepung tapioka setelah melewati sistem lahan basah buatan ternyata

pH meningkat dari 6,43 menjadi 7,6 atau semakin mendekati nilai pH netral.
4



       Hasil penelitian Tangahu (2001) mengenai lahan basah menggunakan

Cyperus papyrus menunjukkan bahwa nilai nitrogen awal sebesar 343,75 mg/L

dan setelah melewati lahan basah pada waktu detensi 1 hari menjadi 150 mg/L

atau mengalami penurunan sebesar 91,24%. Selanjutnya, Kusumastuti (2009)

pada penelitiannya mengenai fitoremediasi menggunakan mangrove pada sistem

lahan basah menyatakan bahwa nilai fosfor pada inlet yaitu 0,35 mg/L dan pada

outlet 0,05 mg/L atau mengalami penurunan sebesar 0,30 mg/L dengan baku mutu

0,015 mg/L. Fitoremediasi menggunakan lahan basah dapat menurunkan nilai

fosfor sebesar 10-30%.


       Penelitian Edy (2002) mengenai pengolahan limbah domestik dengan

menggunakan lahan basah, menunjukkan bahwa setelah waktu detensi 12 hari

persentase penuruan BOD sebesar 71,9% dan meningkat pada waktu detensi 15

hari sebesar 91,6%. Ketika air limbah melewati partikel tanah dalam waktu

detensi tertentu akan memberikan kesempatan partikel solid mengendap. Dengan

adanya proses pengendapan ini, maka akan mengurangi kebutuhan oksigen pada

pengolahan biologis berikutnya.

       Hasil penelitian Rossiana dan Adriastama (2007) menunjukkan bahwa

nilai BOD awal sebesar 155 mg/L atau melebihi baku mutu nilai BOD yaitu 50

mg/L. Penurunan nilai BOD pada lahan basah buatan menggunakan T.

angustifolia sebesar 79,416 mg/L. Meskipun tidak berada pada baku mutu yang

ditetapkan, akan tetapi penggunaan T. angustifolia dalam lahan basah buatan

memiliki efsiensi penurunan nilai BOD lebih tinggi dari kontrol dan dinilai telah

mampu memperbaiki kualitas air limbah.
5



       Hasil penelitian Tangahu dan Warmadewanthi (2001) menunjukkan bahwa

waktu detensi 4 hari dapat menurunkan nilai COD sebesar 77% dibandingkan

dengan waktu detensi 2 hari sebesar 71,75%. Selain itu, efisiensi penurunan COD

optimum terjadi dalam waktu detensi 3 hari dibandingkan 1 dan 2 hari. Kemudian,

Chaney, et al., (1997) dalam Edy (2002) menyatakan bahwa waktu detensi 4 hari

memberi pengaruh tehadap rata-rata efisiensi air limbah sebesar 75,38%.

       Berdasarkan hasil penelitian Nurul dan Wahyu (2005), penggunaan lahan

basah buatan menggunakan T. angustifolia berdasarkan waktu detensi

menunjukkan bahwa persentase penurunan COD tertinggi adalah 91,8% dan

terendah adalah 18,4%. Persentase tertinggi terjadi pada waktu detensi 12 dan 15

hari. Persentase terendah terjadi pada waktu detensi 3 hari. Pada waktu detensi 3

hari, penurunan nilai COD ialah 18,4% kemudian meningkat pada waktu detensi 6

hari dengan persentase penurunan sebesar 59,2%. Selanjutnya, penurunan nilai

TSS sebesar 83,3% pada waktu detensi 15 hari, sedangkan persentase penurunan

pada kontrol sebesar 16,7%.


       Hasil penelitian Rossiana dan Adriastama (2007) menunjukkan bahwa

nilai COD awal sebesar 227,32 mg/L atau melebihi baku mutu nilai COD yaitu

100 mg/L. Penurunan nilai COD pada lahan basah buatan menggunakan

T. angustifolia sebesar 169,97 mg/L.


       Berdasarkan hasil penelitian Nurul dan Wahyu (2005), fitoremediasi

menggunakan T. angustifolia pada sistem lahan basah menunjukkan bahwa

penurunan nilai TSS sebesar 83,3% pada waktu detensi 15 hari, sedangkan

persentase penurunan pada kontrol sebesar 16,7%. Selain itu, hasil penelitian
6



Purnomo (2011) menunjukkan bahwa dalam waktu detensi 10 hari dapat

menurunkan nilai TSS sebesar 80%.


       Penelitian Irawanto (2010) mengenai lahan basah menggunakan Cyperus

papyrus menunjukkan bahwa penurunan nilai TSS rata-rata sebesar 42,5%.

Selanjutnya, pada penelitian Voijant (2006) menunjukkan bahwa hasil penurunan

nilai TSS sebesar 52-62% dengan waktu detensi selama 5 hari. Hal tersebut

menunjukkan bahwa efisiensi T. angustifolia lebih tinggi dibandingkan dengan

tanaman lain dalam pengolahan limbah cair industri kertas pada lahan basah.


1.6 Metodologi Penelitian

       Penelitian ini menggunakan metode eksperimental RAL (Rancangan Acak

Lengkap) dengan satu faktor yaitu lamanya waktu detensi 0, 3, 6, 9, 12, dan 15

hari. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pengolahan limbah cair industri

kertas pada lahan basah buatan menggunakan sistem batch.

       Parameter yang diukur adalah nilai BOD, TSS, AOX, nitrogen, fosfor, pH,

temperatur, biomassa, tinggi T. angustifolia, dan jumlah total bakteri indigenous.

Nilai pH dan temperatur diukur sebagai data penunjang. Analisis data penurunan

nilai BOD dan TSS pada limbah cair industri kertas berdasarkan waktu detensi

menggunakan ANAVA (Analisis Varians) dan jika terdapat perbedaan nyata,

dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 5%.

Selanjutnya, dilakukan penghitungan penurunan nilai AOX, N, P, biomassa, tinggi

T. angustifolia, dan jumlah total bakteri indigenous menggunakan uji efisiensi.


1.7 Hipotesis
7



       Berdasarkan uraian dalam kerangka pemikiran di atas, maka diperoleh

hipotesis sebagai berikut :


       1. Semakin lama waktu detensi akan semakin menurunkan nilai BOD,

           TSS, nitrogen, fosfor, dan AOX dalam pengolahan limbah cair industri

           kertas.


       2. Pada waktu detensi 15 hari penurunan nilai BOD, TSS, nitrogen,

           fosfor, dan AOX paling tinggi.


1.8 Waktu dan Lokasi Penelitian

       Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2012. Tempat

pelaksanaan penelitian adalah di Rumah Kaca jurusan Biologi Unpad,

Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Unpad, dan Laboratorium Ekologi

Perairan Jurusan Biologi Unpad. Analisis kandungan parameter kimia dilakukan

di Laboratorium Organik UPI dan PPSDAL Bandung.

More Related Content

What's hot

JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015Fadila Mutmainnah
 
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta20115153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011Agus Witono
 
Penanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipaPenanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipaTak Seorang Pun
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...rikitristanto
 
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...Repository Ipb
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...Repository Ipb
 
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...Repository Ipb
 
Pengolahan Limbah domestik
Pengolahan Limbah domestikPengolahan Limbah domestik
Pengolahan Limbah domestikTri Wardani
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016
Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016
Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016Fadila Mutmainnah
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 

What's hot (17)

Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
 
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahuChitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
 
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta20115153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
5153 mshovitri-anaerob bacteria for biogas-senta2011
 
monitoring-pollutants
monitoring-pollutantsmonitoring-pollutants
monitoring-pollutants
 
Penanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipaPenanganan limbah padat, ipa
Penanganan limbah padat, ipa
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
 
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
 
2501 3310-1-sm
2501 3310-1-sm2501 3310-1-sm
2501 3310-1-sm
 
Pengolahan Limbah domestik
Pengolahan Limbah domestikPengolahan Limbah domestik
Pengolahan Limbah domestik
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016
Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016
Jurnal apikes vol 3, no.1 maret 2016
 
Laporan toksikologi
Laporan toksikologiLaporan toksikologi
Laporan toksikologi
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
391 754-1-pb
391 754-1-pb391 754-1-pb
391 754-1-pb
 

Viewers also liked (20)

Kemampuan adaptasi nyamuk tgs new
Kemampuan adaptasi nyamuk tgs newKemampuan adaptasi nyamuk tgs new
Kemampuan adaptasi nyamuk tgs new
 
Berkhayal
BerkhayalBerkhayal
Berkhayal
 
Gubal (1)
Gubal (1)Gubal (1)
Gubal (1)
 
Fenomenal
FenomenalFenomenal
Fenomenal
 
Inflasi ekonomi
Inflasi ekonomiInflasi ekonomi
Inflasi ekonomi
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Flisafatilmu
FlisafatilmuFlisafatilmu
Flisafatilmu
 
Féodalisme
FéodalismeFéodalisme
Féodalisme
 
Data kawasan hutan
Data kawasan hutanData kawasan hutan
Data kawasan hutan
 
Unit 14 - Saya Bertolak Ansur
Unit 14 - Saya Bertolak AnsurUnit 14 - Saya Bertolak Ansur
Unit 14 - Saya Bertolak Ansur
 
Tinea kapitis
Tinea kapitisTinea kapitis
Tinea kapitis
 
Pergaulan Yang Sihat
Pergaulan Yang SihatPergaulan Yang Sihat
Pergaulan Yang Sihat
 
Himpunan
Himpunan Himpunan
Himpunan
 
4. bab 4 1
4. bab 4 14. bab 4 1
4. bab 4 1
 
Syair definisi orang berakal
Syair definisi orang berakalSyair definisi orang berakal
Syair definisi orang berakal
 
6
66
6
 
Class Amfibis Reptils
Class Amfibis ReptilsClass Amfibis Reptils
Class Amfibis Reptils
 
4 slide web sonnaonline.com
4 slide web sonnaonline.com4 slide web sonnaonline.com
4 slide web sonnaonline.com
 
Dodol
DodolDodol
Dodol
 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
 

Similar to Hal 2 8

Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
Paper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposanPaper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposanNur Haida
 
Pembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolPembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolErvi Afifah
 
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdffatoniwijaya
 
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdffatoniwijaya
 
Biodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanasBiodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanassukmiyatiagustin
 
10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdfcahyadi1969
 
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKANLAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKANHasanuddin University
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariAndre Cool
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalSMPN 4 Kerinci
 

Similar to Hal 2 8 (20)

13. lap kompos
13. lap kompos13. lap kompos
13. lap kompos
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Paper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposanPaper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposan
 
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docxLAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
 
Pembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolPembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanol
 
Pengaruh eceng gondok
Pengaruh eceng gondokPengaruh eceng gondok
Pengaruh eceng gondok
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
155 340-1-pb (1)
155 340-1-pb (1)155 340-1-pb (1)
155 340-1-pb (1)
 
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
 
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
14156-265-36888-3-10-20200930.pdf
 
Biodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanasBiodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanas
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc
 
10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf
 
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKANLAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
 

Hal 2 8

  • 1. 1 mengganggu fotosintesis. Limbah cair industri kertas memiliki karakteristik kandungan bahan organik yang tinggi, sehingga alternatif sistem pengolahan limbah secara biologis dapat dijadikan pilihan utama. Sistem pengolahan dapat dilaksanakan dengan teknologi yang sederhana dan praktis dalam pemeliharaannya. Salah satu alternatif sistem pengolahan air limbah tersebut adalah fitoremediasi menggunakan Typha angustifolia dalam sistem lahan basah (Supradata, 2005). Menurut Priyanto dan Prayitno (2007), fitoremediasi merupakan suatu sistem yang menggunakan tumbuhan tertentu yang bekerjasama dengan mikroorganisme untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan atau menghancurkan bahan pencemar baik berupa senyawa organik maupun anorganik. Perlakuan dengan menggunakan organisme hidup semakin mendapat perhatian karena merupakan alternatif yang efektif, murah dan aman secara ekologis. Salah satu cara fitoremediasi yaitu penerapan metode lahan basah. Lahan basah adalah suatu lahan yang jenuh air mendukung pertumbuhan tanaman air emergent, misalnya Cattail, Bulrush, Reeds dan Sedges (Metchalf dan Eddy, 1991). Prinsip pengolahan air limbah secara umum memanfaatkan beberapa unsur alam yang secara sinergi berperan dalam mendegradasi bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah. Unsur tersebut adalah tanah yang berperan sebagai media tumbuh tanaman dan penyerap bahan pencemar. Unsur lain adalah mikroorganisme yang berperan sebagai pendegradasi atau pengurai bahan pencemar yang diubah menjadi bahan yang lebih sederhana. Selanjutnya, unsur tanaman memanfaatkan hasil biodegradasi tersebut sebagai unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Waktu detensi merupakan lamanya waktu
  • 2. 2 tinggal limbah cair industri kertas dalam sistem lahan basah buatan. Waktu detensi yang cukup akan memberikan kesempatan mikroorganisme dan limbah cair industri kertas berinteraksi. T. angustifolia tumbuh di daerah perairan dan becek seperti rawa-rawa, kolam, bahkan didaerah yang airnya payau. Tumbuhan tersebut mempunyai siklus hidup yang relatif singkat, tumbuh subur pada lahan basah, memiliki sistem perakaran rhizome sehingga dapat dengan mudah menyerap zat organik di dalam air, serta zona akar yang luas mendukung organisme dan mikroorganisme meningkatkan kinerja clean up (Nurul dan Wahyu, 2005). Alasan tersebut menunjukkan bahwa T. angustifolia dapat digunakan untuk mengolah limbah cair industri kertas dengan sistem lahan basah buatan. Hasil penelitian Nurul dan Wahyu (2005) menunjukkan bahwa laju serapan T. angustifolia terhadap zat organik dengan waktu detensi selama 15 hari sebesar 11,51 mg/hari. Dengan demikian, pada penelitian pengolahan limbah cair industri kertas dalam sistem lahan basah buatan menggunakan T. angustifolia, diharapkan dapat menurunkan nilai BOD, COD, TSS, N, dan P yang terkandung dalam limbah cair industri kertas. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dapat diidentifikasi ialah sebagai berikut : 1. Apakah semakin lama waktu detensi akan semakin menurunkan nilai BOD, COD, TSS, nitrogen, dan fosfor dalam pengolahan limbah cair industri kertas.
  • 3. 3 2. Pada waktu detensi berapakah penurunan nilai BOD, COD, TSS, nitrogen, dan fosfor paling tinggi. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan sistem lahan basah buatan menggunakan T. angustifolia dalam pengolahan limbah cair industri kertas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi ilmiah mengenai penurunan nilai BOD, COD, TSS, nitrogen, dan fosfor paling tinggi dalam fitoremediasi limbah cair industri kertas menggunakan T. angustifolia pada sistem lahan basah berdasarkan waktu detensi. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode alternatif sistem pengolahan limbah cair industri kertas di Indonesia, terutama fitoremediasi menggunakan T. angustifolia pada sistem lahan basah. 1.5 Kerangka Pemikiran Setyowati dan Trihadiningrum (2000) menyatakan bahwa terjadi kenaikan pH yang cukup besar pada limbah cair industri kertas dari nilai pH awal sekitar 5,4, kemudian pada waktu detensi 6 hari nilai pH naik menjadi 8. Terjadinya kenaikan pH disebabkan oleh proses penguraian nitrogen organik oleh bakteri. Sedangkan hasil penelitian Awalina dan Ami (2003) menunjukkan bahwa limbah cair industri tepung tapioka setelah melewati sistem lahan basah buatan ternyata pH meningkat dari 6,43 menjadi 7,6 atau semakin mendekati nilai pH netral.
  • 4. 4 Hasil penelitian Tangahu (2001) mengenai lahan basah menggunakan Cyperus papyrus menunjukkan bahwa nilai nitrogen awal sebesar 343,75 mg/L dan setelah melewati lahan basah pada waktu detensi 1 hari menjadi 150 mg/L atau mengalami penurunan sebesar 91,24%. Selanjutnya, Kusumastuti (2009) pada penelitiannya mengenai fitoremediasi menggunakan mangrove pada sistem lahan basah menyatakan bahwa nilai fosfor pada inlet yaitu 0,35 mg/L dan pada outlet 0,05 mg/L atau mengalami penurunan sebesar 0,30 mg/L dengan baku mutu 0,015 mg/L. Fitoremediasi menggunakan lahan basah dapat menurunkan nilai fosfor sebesar 10-30%. Penelitian Edy (2002) mengenai pengolahan limbah domestik dengan menggunakan lahan basah, menunjukkan bahwa setelah waktu detensi 12 hari persentase penuruan BOD sebesar 71,9% dan meningkat pada waktu detensi 15 hari sebesar 91,6%. Ketika air limbah melewati partikel tanah dalam waktu detensi tertentu akan memberikan kesempatan partikel solid mengendap. Dengan adanya proses pengendapan ini, maka akan mengurangi kebutuhan oksigen pada pengolahan biologis berikutnya. Hasil penelitian Rossiana dan Adriastama (2007) menunjukkan bahwa nilai BOD awal sebesar 155 mg/L atau melebihi baku mutu nilai BOD yaitu 50 mg/L. Penurunan nilai BOD pada lahan basah buatan menggunakan T. angustifolia sebesar 79,416 mg/L. Meskipun tidak berada pada baku mutu yang ditetapkan, akan tetapi penggunaan T. angustifolia dalam lahan basah buatan memiliki efsiensi penurunan nilai BOD lebih tinggi dari kontrol dan dinilai telah mampu memperbaiki kualitas air limbah.
  • 5. 5 Hasil penelitian Tangahu dan Warmadewanthi (2001) menunjukkan bahwa waktu detensi 4 hari dapat menurunkan nilai COD sebesar 77% dibandingkan dengan waktu detensi 2 hari sebesar 71,75%. Selain itu, efisiensi penurunan COD optimum terjadi dalam waktu detensi 3 hari dibandingkan 1 dan 2 hari. Kemudian, Chaney, et al., (1997) dalam Edy (2002) menyatakan bahwa waktu detensi 4 hari memberi pengaruh tehadap rata-rata efisiensi air limbah sebesar 75,38%. Berdasarkan hasil penelitian Nurul dan Wahyu (2005), penggunaan lahan basah buatan menggunakan T. angustifolia berdasarkan waktu detensi menunjukkan bahwa persentase penurunan COD tertinggi adalah 91,8% dan terendah adalah 18,4%. Persentase tertinggi terjadi pada waktu detensi 12 dan 15 hari. Persentase terendah terjadi pada waktu detensi 3 hari. Pada waktu detensi 3 hari, penurunan nilai COD ialah 18,4% kemudian meningkat pada waktu detensi 6 hari dengan persentase penurunan sebesar 59,2%. Selanjutnya, penurunan nilai TSS sebesar 83,3% pada waktu detensi 15 hari, sedangkan persentase penurunan pada kontrol sebesar 16,7%. Hasil penelitian Rossiana dan Adriastama (2007) menunjukkan bahwa nilai COD awal sebesar 227,32 mg/L atau melebihi baku mutu nilai COD yaitu 100 mg/L. Penurunan nilai COD pada lahan basah buatan menggunakan T. angustifolia sebesar 169,97 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian Nurul dan Wahyu (2005), fitoremediasi menggunakan T. angustifolia pada sistem lahan basah menunjukkan bahwa penurunan nilai TSS sebesar 83,3% pada waktu detensi 15 hari, sedangkan persentase penurunan pada kontrol sebesar 16,7%. Selain itu, hasil penelitian
  • 6. 6 Purnomo (2011) menunjukkan bahwa dalam waktu detensi 10 hari dapat menurunkan nilai TSS sebesar 80%. Penelitian Irawanto (2010) mengenai lahan basah menggunakan Cyperus papyrus menunjukkan bahwa penurunan nilai TSS rata-rata sebesar 42,5%. Selanjutnya, pada penelitian Voijant (2006) menunjukkan bahwa hasil penurunan nilai TSS sebesar 52-62% dengan waktu detensi selama 5 hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa efisiensi T. angustifolia lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman lain dalam pengolahan limbah cair industri kertas pada lahan basah. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan satu faktor yaitu lamanya waktu detensi 0, 3, 6, 9, 12, dan 15 hari. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pengolahan limbah cair industri kertas pada lahan basah buatan menggunakan sistem batch. Parameter yang diukur adalah nilai BOD, TSS, AOX, nitrogen, fosfor, pH, temperatur, biomassa, tinggi T. angustifolia, dan jumlah total bakteri indigenous. Nilai pH dan temperatur diukur sebagai data penunjang. Analisis data penurunan nilai BOD dan TSS pada limbah cair industri kertas berdasarkan waktu detensi menggunakan ANAVA (Analisis Varians) dan jika terdapat perbedaan nyata, dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 5%. Selanjutnya, dilakukan penghitungan penurunan nilai AOX, N, P, biomassa, tinggi T. angustifolia, dan jumlah total bakteri indigenous menggunakan uji efisiensi. 1.7 Hipotesis
  • 7. 7 Berdasarkan uraian dalam kerangka pemikiran di atas, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut : 1. Semakin lama waktu detensi akan semakin menurunkan nilai BOD, TSS, nitrogen, fosfor, dan AOX dalam pengolahan limbah cair industri kertas. 2. Pada waktu detensi 15 hari penurunan nilai BOD, TSS, nitrogen, fosfor, dan AOX paling tinggi. 1.8 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2012. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Rumah Kaca jurusan Biologi Unpad, Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Unpad, dan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Biologi Unpad. Analisis kandungan parameter kimia dilakukan di Laboratorium Organik UPI dan PPSDAL Bandung.