SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
MODUL 7
BILANGAN PECAHAN BIASA DAN
PECAHAN DESIMAL
Kelompok 7 :
1. Siti Jawariah
2. Nurmalia Nanda Putri
KB 1 BILANGAN PECAHAN DAN
OPERASINYA
A. PENGERTIAN PECAHAN
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dilambangkan
π‘Ž
𝑏
a dinamakan pembilang dan b dinamakan penyebut. Dimana a dan b
bilangan bulat dan b β‰  0 bentuk
π‘Ž
𝑏
juga dapat diartikan a : b.
1. Pembelajaran konsep pecahan pada siswa SD
Memilih benda konkret
Memilih benda yang ada d lingkungan siswa
Pilih benda yang mempunyai bentuk tratur
Menggunakan benda semi konkret
Membuat bangun persegi dari kertas
Menjelaskan bahwa kertas tersebut adalah satu bagian yang dipecah
menjadi dua
β€’ Macam macam pecahan
Pecahan murni atau sejati
Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih
kecil dari penyebutnya dan pecahan ini tidak dapat
disederhanakan lagi.
Contoh:
1
2
,
1
3
,
5
7
,
11
15
β€’ Pecahan campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari
campuran bilangan bulat dengan bilangan pecahan murni
Contoh: 1
1
2
, 2
5
9
,5
8
17
β€’ Pecahan senilai
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang cara
penulisannya berbeda, tetapi mempunyai hasil bagi sama dan
mewakili bagian atau daerah yang sama.
Menentukan pecahan senilai
Menentukan pecahan senilai
π‘Ž
𝑏
=
π‘Ž π‘₯ 𝑐
𝑏 π‘₯ 𝑐
mengalihkan pembilangan dan penyebut dengan
bilangan yang sama atau mengalihkan pecahan tersebut
dengan pecahan yang nilainya sama dengan satu.
Contoh:
5
7
Cara mengerjakannya:
5
7
=
5 π‘₯2
7π‘₯2
=
10
14
β€’ Cara untuk mengecek dua pecahan yang senilai
Perkalian silang
π‘Ž
𝑏
=
𝑐
𝑑
, jika a x d =b x c
β€’ Contoh:
7
21
=
1
3
senilai karena
7 x 3 = 21 x 1
21= 21
12
34
=
1
2
tidak senilai karena,
12 x 2 = 34 x 1
24 = 34
β€’ Garis bilangan
0
1
2
2
2
3
2
2
4
0
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
2
2
dan
3
3
senilai sebab menarik garis kebawah. Pembuktian
2
2
= 1
3
3
= 1
Model pembagian suatu bilangan datar
1
1
2
2
4
1
2
dan
2
4
senilai sebab mewakili daerah yang sama.
Mengurutkan pecahan dan menggunakan garis
bilangan
Urutan bilangan pecahan dapat digambarkan pada
garis bilangan. Untuk dapat menggambarkan
dengan benar harus mengurutkan dan meletakan
dititik yang sesuai pada garis bilangan
Pecahan dengan penyebut yang sama cara
mengurutkan mudah tinggal melihat besarnya
pembilang pecahan dengan pembilang besar maka
letaknya lebih kekanan atau pecahan terbesar dan
pecahan dengan pembilang kecil letaknya lebih
kekiri.
Contoh : urutan pecahan yang memiliki A, B, C
pada garis bilangan
A B C menjadi A B C
0
1
6
4
6
1 0
1
6
2
6
3
6
4
6
5
6
1
Pecahan dengan penyebut yang beda, cara mengurutkan harus di samakan penyebut dulu dengan
pecahan yang senilai. Setelah penyebutnya sama, urutkan dengan melihat besarnya pembilang.
Contoh membandingkan
1
3
dan
3
4
0
1
3
2
3
1
1
3
berada di seblah kirinya
3
4
sehingga dalam
0
1
4
2
4
3
4
1 pengurutannya
1
3
dulu baru
3
4
D. Membandingkan pecahan dengan tanda <, =, atau >
Pecahan pecahan dengan pembilan atau penyebut yang sama
Pecahan dengan pembilang sama
Untuk membandingkannya, pecahan yang penyebutnya terkecil adalah
pecahan terbesar dan pecahan yang penyebutnya besar adalah pecahan
terkecil.
Contoh :
3
4
<
3
2
,
3
2
adalah pecahan terbesar karena penyebutnya lebih kecil
dari
3
4
Pecahan pecahan dengan penyebut sama
Untuk membandingkannya, pecahan yang pembilangnya terkecil adalah
pecahan terkecil dan pecahan pembilangnya terbesar.
Contoh :
4
7
>
3
7
,
4
7
adalah pecahan terbesar karena pembilannya lebih besar
dari
3
7
Pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda
Untuk pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda, langkah pertama
adalah menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut. Setelah itu diurutkan
dengan ketentuan, seperti pada pecahan yang sama penyebutnya.
E. operasi pecahan
pecahan maksudnya adalah pecahan biasa, yaitu pecahan yang dilambangkan
sebagai
π‘Ž
𝑏
dengan a dan b bilangan bulat, b β‰  0 dan β”‚a β”‚<β”‚ bβ”‚.
Oprerasi penjumlahan
Penjumlahan pecahan yang penyebutnya sama
Penjumlahan bilangan pecahan dapat diperagakan dengan:
1). Benda-benda konkret, misalnya buah-buahan, kue, alat-alat tulis;
2). Model bangun-bangun bidang datar, umpamanya persegi panjang,
segitiga, lingkaran.
a. peragaan penjumlahan pecahan dengan benda konkret
buah semangka,apel,jeruk,roti, kertas dilipat-lipat, tali rafia yang ditempel
pada karton dan sebagainya dapat digunakan untuk menanamkan pengertian
awal penjumlahan pecahan. Umpamanya untuk menunjukan
1
4
+
2
4
=....
belahlah buah semangka pastikan 4 bagian yang sama sehingga masing-
masing bagian adalah
1
4
an.
Langkah kedua ambil
1
4
bagian, kemudian ambil lagi
2
4
bagian.
Tunjukan bahwa
1
4
+
2
4
=
3
4
b. Peragaan mengunakan tali rafia
Tali rafia warna merah dan biru sesuai dengan
keperluan disambung atau dihubungkan dan diletakan
pada kertas karbon. Tali rafia yang berwarna merah
sebelah kiri dan yang berwarna biru disebelah kanan.
Berilah nomor pada karton titik 0l tepat dibawah
sambungan tali rafia. Perhatikan gambar berikut.
- +
Peragan dengan tali rafia ini dapat digunakan
menjumlahkan pecahan positif maupun negatif.
c. Penjumlahan pecahan dengan benda prakonkret semi konkret
Penjumlahan mengunakan gambar model-model bangun bidang datar.
Pecahan yang penyebutnya sama dapat kita sajikan dengan mengunakan gambar
model bangun datar yang mengacu pada luas daerah atau garis bilangan. Misalnya,
mengunakan luas daerah persegi panjang, bujur sangkar, segitiga, lingkaran. Apabila
kita mengunakan model luas daerah segi banyak, sebaiknya daerah segi banyak,
sebaiknya daerah segi banyak beraturan.
Misalnya
1
3
+
1
3
, dapat diperagakan dengan mengunakan dengan mengunakan segitiga
sama sisi.
d. Penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama
Sudah dipelajari nama-nama lain dari pecahan atau pecahan senilai.misalnya, nama
lain dari
1
2
adalah
2
4
,
3
6
,
4
8
,
5
10
dan seterusnya seehingga kalau dua pecahan yang
penyebutnya tidak sama dijumlahkan, pertama samakan penyebutnya.
e. Penjumlahan pecacahan biasa dan pecahan campuran
Dalam menjumlahkan pecahan biasa dan campuran. Langkah pertama yang kita
lakukan adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Langkah kedua
menyamakan penyebutnya. Langkah ketiga menjumlahkan.
f. Penjumlahan pecahan campuran
Pecahan yang penyebutnya sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan bilangan
bilangan bulat dan bilangan bilangan pecahan secara langsung
g. Sifat sifat operasi penjumlahan pada pecahan
β€’ 1). Komutatif (pertukaran)
β€’
a
p
+
b
q
=
b
q
+
q
p
2). Assosiatif (pengelompokan)
β€’
a
p
+
b
q
+
c
r
=
a
p
+
b
c
+
c
r
2. Operasi Pengurangan
a. Pengurangan pecahan yang penyebutnya sama
Pengurangan bilangan pecahan sebenarnya merupakan lawan dari
penjumlahan bilangan pecahan, yaitu mencari suku yang belum
diketahui pada penjumlahan apabila jumlahnya sudah diketahui.
π‘Ž
𝑝
-
𝑏
𝑝
=
π‘Žβˆ’π‘
𝑝
b. Pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda
Tidak berbeda dengan penjumlahan pecahan yang penyebutnya
berbeda, pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda juga perlu
penentuan nama lain dari pecahan itu.
Dapat dinyatakan sebagai berikut :
π‘Ž
𝑝
βˆ’
𝑏
π‘ž
=
π‘Ž π‘₯ π‘ž
𝑝 π‘₯ π‘ž
-
𝑏 π‘₯ 𝑝
π‘ž π‘₯ 𝑝
=
π‘Ž π‘₯ π‘žβˆ’π‘ π‘₯ 𝑝
𝑝 π‘₯ π‘ž
3. Operasi perkalian
a. Perkalian bilangan asli dan pecahan
Pada sajian Perkalian bilangan asli dan pecahan ini sebaiknya ingat arti perkalian pada bilangan
bulat. Misal 4 x 3 artinya ada 4 himpunan dengan 3anggota tiap-tiap himpunan.
Seperti perkalian pada bilangan bulat berlaku pula untuk perkalian bilangan bulat dengan
pecahan, misalnya :
1. 4 x
2
5
berarti ada 4 himpunan yang tiap pecahan saatuan berisi
2
5
– an
2. 3 x
3
4
ada 3 himpunan, tiap himpunan berisi
3
4
-an
1
3
x 3
3.
1
3
x 4
4. 3 π‘₯
4
5
dapat pula diperagakan dengan menggunakan garis bilangan sehingga 3 π‘₯
4
5
adalah
melangkah kekanan sebanyak 3 kali dan setiap kali melangkah sepanjang
4
5
an. Sehingga langkah
terakhir menunjukan hasil perkalian. Karena langkah terakhir menunjukan angka
12
5
maka 3 π‘₯
4
5
=
3 π‘₯ 4
5
=
12
5
b. Perkalian pecahan dengan pecahan
1.
2
3
x
1
4
c. Sifat sifat perkalian pecahan
Pada perkalian pecahan berlaku sifat-sifat perkalian bilangan cacah
atau bulat.
1. Sifat kumulatif (pertukaran)
Contoh :
1
2
π‘₯
2
3
=
2
3
π‘₯
1
2
1
2
π‘₯
2
3
=
1
3
2
3
π‘₯
1
2
=
1
3
Jadi benar
1
2
π‘₯
2
3
=
2
3
π‘₯
1
2
Bentuk umum kumulatif perkalian pecahan dirumuskan sebagai
berikut:
π‘Ž
𝑝
π‘₯
𝑏
π‘ž
=
𝑏
π‘ž
π‘₯
π‘Ž
𝑝
2. Sifat asosiatif (pengelompokan)
Bentuk umum asosiatif perkalian dirumuskan sebagai berikut :
π‘Ž
𝑝
π‘₯
𝑏
π‘ž
π‘₯
𝑐
π‘Ÿ
=
π‘Ž
𝑝
π‘₯ [
𝑏
π‘ž
π‘₯
𝑐
π‘Ÿ
]
3. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
Bentuk umum distributif perkalian terhadap penjumlahan adalah :
π‘Ž
𝑝
π‘₯ [
𝑏
π‘ž
+
𝑐
π‘Ÿ
] = [
π‘Ž
𝑝
π‘₯
𝑏
π‘ž
] + [
π‘Ž
𝑝
π‘₯
𝑐
π‘Ÿ
]
4. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Bentuk umum distributif perkalian terhadap pengurangan adalah :
π‘Ž
𝑝
π‘₯ [
𝑏
π‘ž
βˆ’
𝑐
π‘Ÿ
] = [
π‘Ž
𝑝
π‘₯
𝑏
π‘ž
] βˆ’ [
π‘Ž
𝑝
π‘₯
𝑐
π‘Ÿ
]
5. Identitas
π‘Ž
𝑝
π‘₯ 1 =
π‘Ž
𝑝
, 1 adalah identitas perkalian
4. Perkalian pembagian pecahan
Pembagian didefinisaikan sebagai mencari
faktor baru yang belum diketahui pada suatu
perkalian.
Pembagian bilangan asli dengan bilangan asli
yang menghasilkan pecahan
Pembagian bilangan asli dengan pecahan
Pembagian pecahan dengan pecahan
KB 2 PECAHAN DESIMAL
A. Pengertian pecahan desimal
Bentuk-bentuk pecahan seperti :
3
4
adalah pecahan murni
2
1
2
adalah pecahan campuran
β€’ Bentuk lain dari pecahan adalah pecahan desimal. Pecahan
desimal menyatakan nilai
perpuluhan [
1
10
= 0,1]
per ratusan [
1
100
= 0,01]
per ribuan [
1
1000
= 0,001] dan seterusnya.
B. Membaca bilangan dalam pecahan desimal
Pecahan desimal mempunyai tiga bagian dalam cara
penulisannya yaitu :
Bilangan disebelah kiri tanda koma menyatakan bilanagan
bulatnya
Tanda koma, sebagai pembatas
Bilangan disebelah kanan koma, menyatakan pecahannya.
Contoh :
β€’ 0,48 dibaca β€œempat puluh delapan perseratus”
β€’ 2,05 dibaca β€œdua lima per-seratus”
β€’ 13,123 dibaca β€œtiga belas seratus dua puluh tiga per-
seribu”
β€’ 431,25 dibaca β€œempat ratus tiga puluh satu dua puluh
luma per-seratus”
C. Mengubah pecahan desimal kepecahan biasa dan sebaliknya
1. Mengenal tempat desimal
Banyak angka dibelakang koma pada pecahan desimal menunjukan
tempat desimal.
Contoh :
1,24 pecahan dalam dua angka dibelakang koma
32,103 pecahan dalam tiga angka dibelakang koma
0,0001 pecahan dalam empat angka dibelakang koma
2. Mengubah pecahan desimal kepecahan biasa
Mengubah pecahan desimal kepecahan biasa dapat dengan mudah
dilakukan karena angka dibelakang koma menunjukan banyaknya
angka nol pada penyebut pecahan biasa.
3. Mengubah pecahan biasa kepecahan desimal
Ada dua cara untuk mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal yaitu
β€’ Mengubah penyebut menjadi kelipatan 10
β€’ Cara bersusun kebawah
β€’ Pecahan desimal senama
Dua buah pecahan desimal dikatakan senama
apabila kedua pecahan tersebut akan
menghasilakan nilai yang sama jika pecahn
tersebut diubah menjadi pecahan biasa.
Fungsi pecahan desimal senama adalah untuk
membandingkan pecahan dan untuk melakukan
operasi penjumlahan atau pengurangan pada
pecahan desimal.
Kesimpulan
Bilangan pecahan dapat diartikan sebagai sebuah
bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut
Pecahan beberapa jenis, yaitu pecahan biasa,
campuran, desimal, persen dan pecahan senilai.
Sekarang kalian telah memiliki materi atau bahan
ajaran yang cukup. Mulai dari pecahan itu seperti apa,
penambahannya, pengurangannya, perkaliannya serta
pembagiannya
Terimakasih
Apakah ada yang ingin bertanya?

More Related Content

What's hot

Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)
Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)
Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)Fakhruddin Hanifan
Β 
Latihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsiLatihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsiTris Yubrom
Β 
Konsep bilangan, dan lambang bilangan,
Konsep bilangan, dan lambang bilangan,Konsep bilangan, dan lambang bilangan,
Konsep bilangan, dan lambang bilangan,eka noviana
Β 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalagusloveridha
Β 
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasikikiismayanti
Β 
Pembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajar
Pembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajarPembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajar
Pembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajarLam RoNna
Β 
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...Agung Wee-Idya
Β 
Analisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMP
Analisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMPAnalisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMP
Analisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMPRahma Tika
Β 
Materi Koordinat kartesius kelas 8 SMP
Materi Koordinat kartesius  kelas 8 SMP Materi Koordinat kartesius  kelas 8 SMP
Materi Koordinat kartesius kelas 8 SMP yoshufbriana
Β 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)Yoshiie Srinita
Β 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran MatematikaNailul Hasibuan
Β 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi MatematikaNailul Hasibuan
Β 
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)Yusrina Fitriani Ns
Β 
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...reno sutriono
Β 
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2Kevin Arthur
Β 
AKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANGAKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANGShinta Novianti
Β 
Ppt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpbPpt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpbRina Rina
Β 
Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematikananasaf
Β 

What's hot (20)

Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)
Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)
Bilangan Pecahan (SD Kelas 6)
Β 
Latihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsiLatihan soal relasi dan fungsi
Latihan soal relasi dan fungsi
Β 
Konsep bilangan, dan lambang bilangan,
Konsep bilangan, dan lambang bilangan,Konsep bilangan, dan lambang bilangan,
Konsep bilangan, dan lambang bilangan,
Β 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Β 
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Β 
Pembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajar
Pembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajarPembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajar
Pembuktian hub. sudut-sudut pada garis sejajar
Β 
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
Β 
Analisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMP
Analisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMPAnalisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMP
Analisis KD indikator 3.1- 4.4 Matematika kelas 7 SMP
Β 
Materi Koordinat kartesius kelas 8 SMP
Materi Koordinat kartesius  kelas 8 SMP Materi Koordinat kartesius  kelas 8 SMP
Materi Koordinat kartesius kelas 8 SMP
Β 
Soal lingkaran
Soal lingkaranSoal lingkaran
Soal lingkaran
Β 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
Β 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
Β 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
Β 
RPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDVRPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDV
Β 
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
Β 
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Β 
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
Β 
AKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANGAKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANG
Β 
Ppt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpbPpt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpb
Β 
Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematika
Β 

Similar to BILANGAN PECAHAN BIASA DAN PECAHAN DESIMAL

Pecahan 130113004532-phpapp02
Pecahan 130113004532-phpapp02Pecahan 130113004532-phpapp02
Pecahan 130113004532-phpapp02Malaek Christhopher
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahanzarirah
Β 
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4IsniMAULIA
Β 
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4IsniMAULIA
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSiskaHidayati1
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptxAndiFauziah11
Β 
Pecahan nota oll-wat cerita
Pecahan nota oll-wat ceritaPecahan nota oll-wat cerita
Pecahan nota oll-wat ceritaUmi Jauhar
Β 
Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01
Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01
Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01Wayan Sudiarta
Β 
Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan Mella Imelda
Β 
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptxPPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptxssuser13c038
Β 
bilangan bulat & pecahan
bilangan bulat & pecahanbilangan bulat & pecahan
bilangan bulat & pecahanJuraidi .
Β 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smpMey Maajidah
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
PecahanVen Dot
Β 
Nurul hasanah(1808015111)
Nurul hasanah(1808015111)Nurul hasanah(1808015111)
Nurul hasanah(1808015111)NurulHasanah150
Β 
BAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptx
BAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptxBAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptx
BAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptxJejeJuhaeni
Β 
Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3Dyah Ayu Fatmawati
Β 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIAbdul Rais P
Β 
Bilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahanBilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahanJusep Saputra Ir
Β 

Similar to BILANGAN PECAHAN BIASA DAN PECAHAN DESIMAL (20)

Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
Β 
Pecahan 130113004532-phpapp02
Pecahan 130113004532-phpapp02Pecahan 130113004532-phpapp02
Pecahan 130113004532-phpapp02
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
Β 
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Β 
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Bahan ajar pertemuan 1,2,3,4
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Β 
Pecahan nota oll-wat cerita
Pecahan nota oll-wat ceritaPecahan nota oll-wat cerita
Pecahan nota oll-wat cerita
Β 
Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01
Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01
Modulskl2012 2013-gab-130215022010-phpapp01
Β 
Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan
Β 
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptxPPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
Β 
bilangan bulat & pecahan
bilangan bulat & pecahanbilangan bulat & pecahan
bilangan bulat & pecahan
Β 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smp
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
Β 
Materi Aljabar pecahan
Materi Aljabar pecahanMateri Aljabar pecahan
Materi Aljabar pecahan
Β 
Nurul hasanah(1808015111)
Nurul hasanah(1808015111)Nurul hasanah(1808015111)
Nurul hasanah(1808015111)
Β 
BAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptx
BAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptxBAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptx
BAB 2 BILANGAN RASIONAL.pptx
Β 
Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3
Β 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VII
Β 
Bilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahanBilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahan
Β 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
Β 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
Β 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
Β 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
Β 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
Β 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Β 

BILANGAN PECAHAN BIASA DAN PECAHAN DESIMAL

  • 1. MODUL 7 BILANGAN PECAHAN BIASA DAN PECAHAN DESIMAL Kelompok 7 : 1. Siti Jawariah 2. Nurmalia Nanda Putri
  • 2. KB 1 BILANGAN PECAHAN DAN OPERASINYA A. PENGERTIAN PECAHAN Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dilambangkan π‘Ž 𝑏 a dinamakan pembilang dan b dinamakan penyebut. Dimana a dan b bilangan bulat dan b β‰  0 bentuk π‘Ž 𝑏 juga dapat diartikan a : b. 1. Pembelajaran konsep pecahan pada siswa SD Memilih benda konkret Memilih benda yang ada d lingkungan siswa Pilih benda yang mempunyai bentuk tratur Menggunakan benda semi konkret Membuat bangun persegi dari kertas Menjelaskan bahwa kertas tersebut adalah satu bagian yang dipecah menjadi dua
  • 3. β€’ Macam macam pecahan Pecahan murni atau sejati Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya dan pecahan ini tidak dapat disederhanakan lagi. Contoh: 1 2 , 1 3 , 5 7 , 11 15 β€’ Pecahan campuran Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat dengan bilangan pecahan murni Contoh: 1 1 2 , 2 5 9 ,5 8 17
  • 4. β€’ Pecahan senilai Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang cara penulisannya berbeda, tetapi mempunyai hasil bagi sama dan mewakili bagian atau daerah yang sama. Menentukan pecahan senilai Menentukan pecahan senilai π‘Ž 𝑏 = π‘Ž π‘₯ 𝑐 𝑏 π‘₯ 𝑐 mengalihkan pembilangan dan penyebut dengan bilangan yang sama atau mengalihkan pecahan tersebut dengan pecahan yang nilainya sama dengan satu. Contoh: 5 7 Cara mengerjakannya: 5 7 = 5 π‘₯2 7π‘₯2 = 10 14
  • 5. β€’ Cara untuk mengecek dua pecahan yang senilai Perkalian silang π‘Ž 𝑏 = 𝑐 𝑑 , jika a x d =b x c β€’ Contoh: 7 21 = 1 3 senilai karena 7 x 3 = 21 x 1 21= 21 12 34 = 1 2 tidak senilai karena, 12 x 2 = 34 x 1 24 = 34
  • 6. β€’ Garis bilangan 0 1 2 2 2 3 2 2 4 0 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 2 2 dan 3 3 senilai sebab menarik garis kebawah. Pembuktian 2 2 = 1 3 3 = 1 Model pembagian suatu bilangan datar 1 1 2 2 4 1 2 dan 2 4 senilai sebab mewakili daerah yang sama.
  • 7. Mengurutkan pecahan dan menggunakan garis bilangan Urutan bilangan pecahan dapat digambarkan pada garis bilangan. Untuk dapat menggambarkan dengan benar harus mengurutkan dan meletakan dititik yang sesuai pada garis bilangan Pecahan dengan penyebut yang sama cara mengurutkan mudah tinggal melihat besarnya pembilang pecahan dengan pembilang besar maka letaknya lebih kekanan atau pecahan terbesar dan pecahan dengan pembilang kecil letaknya lebih kekiri.
  • 8. Contoh : urutan pecahan yang memiliki A, B, C pada garis bilangan A B C menjadi A B C 0 1 6 4 6 1 0 1 6 2 6 3 6 4 6 5 6 1 Pecahan dengan penyebut yang beda, cara mengurutkan harus di samakan penyebut dulu dengan pecahan yang senilai. Setelah penyebutnya sama, urutkan dengan melihat besarnya pembilang. Contoh membandingkan 1 3 dan 3 4 0 1 3 2 3 1 1 3 berada di seblah kirinya 3 4 sehingga dalam 0 1 4 2 4 3 4 1 pengurutannya 1 3 dulu baru 3 4
  • 9. D. Membandingkan pecahan dengan tanda <, =, atau > Pecahan pecahan dengan pembilan atau penyebut yang sama Pecahan dengan pembilang sama Untuk membandingkannya, pecahan yang penyebutnya terkecil adalah pecahan terbesar dan pecahan yang penyebutnya besar adalah pecahan terkecil. Contoh : 3 4 < 3 2 , 3 2 adalah pecahan terbesar karena penyebutnya lebih kecil dari 3 4 Pecahan pecahan dengan penyebut sama Untuk membandingkannya, pecahan yang pembilangnya terkecil adalah pecahan terkecil dan pecahan pembilangnya terbesar. Contoh : 4 7 > 3 7 , 4 7 adalah pecahan terbesar karena pembilannya lebih besar dari 3 7 Pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda Untuk pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda, langkah pertama adalah menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut. Setelah itu diurutkan dengan ketentuan, seperti pada pecahan yang sama penyebutnya.
  • 10. E. operasi pecahan pecahan maksudnya adalah pecahan biasa, yaitu pecahan yang dilambangkan sebagai π‘Ž 𝑏 dengan a dan b bilangan bulat, b β‰  0 dan β”‚a β”‚<β”‚ bβ”‚. Oprerasi penjumlahan Penjumlahan pecahan yang penyebutnya sama Penjumlahan bilangan pecahan dapat diperagakan dengan: 1). Benda-benda konkret, misalnya buah-buahan, kue, alat-alat tulis; 2). Model bangun-bangun bidang datar, umpamanya persegi panjang, segitiga, lingkaran. a. peragaan penjumlahan pecahan dengan benda konkret buah semangka,apel,jeruk,roti, kertas dilipat-lipat, tali rafia yang ditempel pada karton dan sebagainya dapat digunakan untuk menanamkan pengertian awal penjumlahan pecahan. Umpamanya untuk menunjukan 1 4 + 2 4 =.... belahlah buah semangka pastikan 4 bagian yang sama sehingga masing- masing bagian adalah 1 4 an. Langkah kedua ambil 1 4 bagian, kemudian ambil lagi 2 4 bagian. Tunjukan bahwa 1 4 + 2 4 = 3 4
  • 11. b. Peragaan mengunakan tali rafia Tali rafia warna merah dan biru sesuai dengan keperluan disambung atau dihubungkan dan diletakan pada kertas karbon. Tali rafia yang berwarna merah sebelah kiri dan yang berwarna biru disebelah kanan. Berilah nomor pada karton titik 0l tepat dibawah sambungan tali rafia. Perhatikan gambar berikut. - + Peragan dengan tali rafia ini dapat digunakan menjumlahkan pecahan positif maupun negatif.
  • 12. c. Penjumlahan pecahan dengan benda prakonkret semi konkret Penjumlahan mengunakan gambar model-model bangun bidang datar. Pecahan yang penyebutnya sama dapat kita sajikan dengan mengunakan gambar model bangun datar yang mengacu pada luas daerah atau garis bilangan. Misalnya, mengunakan luas daerah persegi panjang, bujur sangkar, segitiga, lingkaran. Apabila kita mengunakan model luas daerah segi banyak, sebaiknya daerah segi banyak, sebaiknya daerah segi banyak beraturan. Misalnya 1 3 + 1 3 , dapat diperagakan dengan mengunakan dengan mengunakan segitiga sama sisi. d. Penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama Sudah dipelajari nama-nama lain dari pecahan atau pecahan senilai.misalnya, nama lain dari 1 2 adalah 2 4 , 3 6 , 4 8 , 5 10 dan seterusnya seehingga kalau dua pecahan yang penyebutnya tidak sama dijumlahkan, pertama samakan penyebutnya. e. Penjumlahan pecacahan biasa dan pecahan campuran Dalam menjumlahkan pecahan biasa dan campuran. Langkah pertama yang kita lakukan adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Langkah kedua menyamakan penyebutnya. Langkah ketiga menjumlahkan. f. Penjumlahan pecahan campuran Pecahan yang penyebutnya sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan bilangan bilangan bulat dan bilangan bilangan pecahan secara langsung
  • 13. g. Sifat sifat operasi penjumlahan pada pecahan β€’ 1). Komutatif (pertukaran) β€’ a p + b q = b q + q p 2). Assosiatif (pengelompokan) β€’ a p + b q + c r = a p + b c + c r
  • 14. 2. Operasi Pengurangan a. Pengurangan pecahan yang penyebutnya sama Pengurangan bilangan pecahan sebenarnya merupakan lawan dari penjumlahan bilangan pecahan, yaitu mencari suku yang belum diketahui pada penjumlahan apabila jumlahnya sudah diketahui. π‘Ž 𝑝 - 𝑏 𝑝 = π‘Žβˆ’π‘ 𝑝 b. Pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda Tidak berbeda dengan penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda, pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda juga perlu penentuan nama lain dari pecahan itu. Dapat dinyatakan sebagai berikut : π‘Ž 𝑝 βˆ’ 𝑏 π‘ž = π‘Ž π‘₯ π‘ž 𝑝 π‘₯ π‘ž - 𝑏 π‘₯ 𝑝 π‘ž π‘₯ 𝑝 = π‘Ž π‘₯ π‘žβˆ’π‘ π‘₯ 𝑝 𝑝 π‘₯ π‘ž
  • 15. 3. Operasi perkalian a. Perkalian bilangan asli dan pecahan Pada sajian Perkalian bilangan asli dan pecahan ini sebaiknya ingat arti perkalian pada bilangan bulat. Misal 4 x 3 artinya ada 4 himpunan dengan 3anggota tiap-tiap himpunan. Seperti perkalian pada bilangan bulat berlaku pula untuk perkalian bilangan bulat dengan pecahan, misalnya : 1. 4 x 2 5 berarti ada 4 himpunan yang tiap pecahan saatuan berisi 2 5 – an 2. 3 x 3 4 ada 3 himpunan, tiap himpunan berisi 3 4 -an 1 3 x 3 3. 1 3 x 4 4. 3 π‘₯ 4 5 dapat pula diperagakan dengan menggunakan garis bilangan sehingga 3 π‘₯ 4 5 adalah melangkah kekanan sebanyak 3 kali dan setiap kali melangkah sepanjang 4 5 an. Sehingga langkah terakhir menunjukan hasil perkalian. Karena langkah terakhir menunjukan angka 12 5 maka 3 π‘₯ 4 5 = 3 π‘₯ 4 5 = 12 5 b. Perkalian pecahan dengan pecahan 1. 2 3 x 1 4
  • 16. c. Sifat sifat perkalian pecahan Pada perkalian pecahan berlaku sifat-sifat perkalian bilangan cacah atau bulat. 1. Sifat kumulatif (pertukaran) Contoh : 1 2 π‘₯ 2 3 = 2 3 π‘₯ 1 2 1 2 π‘₯ 2 3 = 1 3 2 3 π‘₯ 1 2 = 1 3 Jadi benar 1 2 π‘₯ 2 3 = 2 3 π‘₯ 1 2 Bentuk umum kumulatif perkalian pecahan dirumuskan sebagai berikut: π‘Ž 𝑝 π‘₯ 𝑏 π‘ž = 𝑏 π‘ž π‘₯ π‘Ž 𝑝
  • 17. 2. Sifat asosiatif (pengelompokan) Bentuk umum asosiatif perkalian dirumuskan sebagai berikut : π‘Ž 𝑝 π‘₯ 𝑏 π‘ž π‘₯ 𝑐 π‘Ÿ = π‘Ž 𝑝 π‘₯ [ 𝑏 π‘ž π‘₯ 𝑐 π‘Ÿ ] 3. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan Bentuk umum distributif perkalian terhadap penjumlahan adalah : π‘Ž 𝑝 π‘₯ [ 𝑏 π‘ž + 𝑐 π‘Ÿ ] = [ π‘Ž 𝑝 π‘₯ 𝑏 π‘ž ] + [ π‘Ž 𝑝 π‘₯ 𝑐 π‘Ÿ ] 4. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan Bentuk umum distributif perkalian terhadap pengurangan adalah : π‘Ž 𝑝 π‘₯ [ 𝑏 π‘ž βˆ’ 𝑐 π‘Ÿ ] = [ π‘Ž 𝑝 π‘₯ 𝑏 π‘ž ] βˆ’ [ π‘Ž 𝑝 π‘₯ 𝑐 π‘Ÿ ] 5. Identitas π‘Ž 𝑝 π‘₯ 1 = π‘Ž 𝑝 , 1 adalah identitas perkalian
  • 18. 4. Perkalian pembagian pecahan Pembagian didefinisaikan sebagai mencari faktor baru yang belum diketahui pada suatu perkalian. Pembagian bilangan asli dengan bilangan asli yang menghasilkan pecahan Pembagian bilangan asli dengan pecahan Pembagian pecahan dengan pecahan
  • 19. KB 2 PECAHAN DESIMAL A. Pengertian pecahan desimal Bentuk-bentuk pecahan seperti : 3 4 adalah pecahan murni 2 1 2 adalah pecahan campuran β€’ Bentuk lain dari pecahan adalah pecahan desimal. Pecahan desimal menyatakan nilai perpuluhan [ 1 10 = 0,1] per ratusan [ 1 100 = 0,01] per ribuan [ 1 1000 = 0,001] dan seterusnya.
  • 20. B. Membaca bilangan dalam pecahan desimal Pecahan desimal mempunyai tiga bagian dalam cara penulisannya yaitu : Bilangan disebelah kiri tanda koma menyatakan bilanagan bulatnya Tanda koma, sebagai pembatas Bilangan disebelah kanan koma, menyatakan pecahannya. Contoh : β€’ 0,48 dibaca β€œempat puluh delapan perseratus” β€’ 2,05 dibaca β€œdua lima per-seratus” β€’ 13,123 dibaca β€œtiga belas seratus dua puluh tiga per- seribu” β€’ 431,25 dibaca β€œempat ratus tiga puluh satu dua puluh luma per-seratus”
  • 21. C. Mengubah pecahan desimal kepecahan biasa dan sebaliknya 1. Mengenal tempat desimal Banyak angka dibelakang koma pada pecahan desimal menunjukan tempat desimal. Contoh : 1,24 pecahan dalam dua angka dibelakang koma 32,103 pecahan dalam tiga angka dibelakang koma 0,0001 pecahan dalam empat angka dibelakang koma 2. Mengubah pecahan desimal kepecahan biasa Mengubah pecahan desimal kepecahan biasa dapat dengan mudah dilakukan karena angka dibelakang koma menunjukan banyaknya angka nol pada penyebut pecahan biasa. 3. Mengubah pecahan biasa kepecahan desimal Ada dua cara untuk mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal yaitu β€’ Mengubah penyebut menjadi kelipatan 10 β€’ Cara bersusun kebawah
  • 22. β€’ Pecahan desimal senama Dua buah pecahan desimal dikatakan senama apabila kedua pecahan tersebut akan menghasilakan nilai yang sama jika pecahn tersebut diubah menjadi pecahan biasa. Fungsi pecahan desimal senama adalah untuk membandingkan pecahan dan untuk melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan pada pecahan desimal.
  • 23. Kesimpulan Bilangan pecahan dapat diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut Pecahan beberapa jenis, yaitu pecahan biasa, campuran, desimal, persen dan pecahan senilai. Sekarang kalian telah memiliki materi atau bahan ajaran yang cukup. Mulai dari pecahan itu seperti apa, penambahannya, pengurangannya, perkaliannya serta pembagiannya
  • 24. Terimakasih Apakah ada yang ingin bertanya?