SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
MENGHAPUS SUATU
KESALAHPAHAMAN
(Ek Ghalati Ka Izala)
Oleh: Mirza Ghulam Ahmad
Alih bahasa: M. A. Suryawan
1
MENGHAPUS SUATU
KESALAHPAHAMAN
(Ek Ghalati Ka Izala)
Oleh:
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Al-Masih yang
Dijanjikan dan Mahdi
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
Maha Penyayang.
Beberapa anggota dari jemaatku yang hanya memiliki
pengetahuan sedikit mengenai pengakuan dan dalil-
dalilku untuk mendukung mereka, serta tidak memiliki
waktu untuk mempelajari tulisan-tulisanku dengan
teliti dan juga tidak tinggal cukup lama bersamaku
untuk menyempurnakan pengetahuannya, adakalanya
mereka itu memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya terhadap tuduhan
dari orang yang memusuhiku. Akibat yang tak
terhindarkan adalah, meskipun mereka sedang
berpijak pada jalan yang benar, mereka menderita pula
penyesalan dan kehinaan.
2
Baru-baru ini seorang Ahmadi dihadapkan pada suatu
keberatan yang kurang lebih dikatakannya bahwa ia
telah mengambil bai’at kepada seseorang yang
mengaku menjadi nabi dan rasul. Ia menjelasan
keberatan itu dengan sebuah sangkalan atas apa yang
aku dakwakan. Jelasnya, jawaban seperti itu adalah
tidak benar.
Yang sebenarnya adalah bahwa wahyu suci dari Tuhan
yang telah aku terima di dalamnya mengandung kata-
kata sebagai nabi dan rasul. Kata-kata tersebut ada di
dalam wahyu-wahyu yang aku terima bukan hanya
sekali atau dua kali, melainkan ratusan kali. Dalam
menghadapi wahyu-wahyu ini, bagaimana pula
jawaban itu dapat menjadi benar, bahwa perkataan-
perkataan itu tidak pernah terjadi sama sekali?
Mengingat pada masa ini jika dibandingkan dengan
yang sebelumnya, kata-kata itu lebih sering terjadi
dengan cara yang lebih cemerlang.
Bahkan dalam Barahiin Ahmadiyya yang diterbitkan
sekitar 22 tahun yang lalu, kata-kata tersebut banyak
terdapat di dalamnya. Salah satu dari wahyu-wahyu
yang diumumkan dalam Barahiin Ahmadiyya sebagai
berikut:
3
HUWALLAZEE ARSALA RASOOLAHU BIL
HUDAA WA DEENIL HAQQI LIYUZHIRAHU
yaitu “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya
dengan petunjuk dan agama yang benar, guna
memenangkannya diatas agama-agama
lainnya.” (Lihat hal. 498)
Di dalam wahyu ini secara jelas aku telah dipanggil
dengan nama rasul. Juga di dalam kitab yang sama
terdapat wahyu lainnya:
JARIYALLAH FI HALALUL ANBIYAA yaitu
“Pahlawan Allah dalam pakaian nabi-nabi.”
(Lihat hal. 504)
Lagi, di dekat wahyu itu masih ada wahyu lainnya:
MUHAMMADUR-RASOOLULLAH
WALLAZEENA MA'AHU ASHIDDAA' 'ALAL
KUFFAARI RUHAMAA'U BAINAHUM yaitu,
“Muhammad Rasulullah dan orang-orang
yang besertanya keras terhadap orang-orang
yang ingkar (kuffar), tetapi lemah lembut di
antara mereka sendiri.”
4
Dalam wahyu ini, aku telah dipanggil dengan nama
Muhammad dan rasul. Kemudian lagi pada halaman
557, kita temukan wahyu:
DUNYA MAIN AIK NAZEER AAYA yaitu “Di
dunia telah datang seorang nadzir (yaitu
orang yang memberi kabar pertakut).”
Dan dalam satu qira’at yang lain: DUNYA MAIN AIK
NABI AAYA yaitu “Di dunia telah datang seorang
nabi.”
Sama halnya di beberapa tempat lainnya dalam kitab
Barahiin Ahmadiyya aku telah disebut sebagai nabi
dan rasul.
Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah
KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi),
maka bagaimana bisa datang seorang nabi setelah
beliau? Jawaban untuk ini adalah, tentu saja, tidak ada
nabi baru atau lama yang dapat datang dalam arti
sebagaimana yang kamu percayai mengenai
kedatangan Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus) dan kamu juga
mempercayai kenabiannya serta kesinambungan
wahyu yang diterima olehnya selama 40 tahun, lebih
lama waktunya dari masa kenabian Rasulullah s.a.w.
5
mendapat wahyu. Tidak diragukan lagi, kepercayaan
dan akidah semacam itu memang durhaka betul. Dan
ayat Al-Qur’an: WA LAAKIR RASOOLULLAHI WA
KHAATAMAN NABIYYIIN yaitu “akan tetapi ia
adalah seorang Rasul Allah dan Meterai para nabi”
serta Hadits LA NABIYYA BA`DEE yakni, “tidak ada
nabi sesudah aku [Muhammad s.a.w.]” - adalah bukti
yang sempurna atas dusta dan kelirunya kepercayaan
itu. Tetapi aku menentang keras kepercayaan itu dan
percaya sepenuhnya kepada ayat Al-Qur’an: WA
LAAKIR RASOOLULLAHI WA KHAATAMAN
NABIYYIIN.
Dalam ayat ini tersimpan satu nubuatan yang luput
dari perhatian orang-orang yang menentangku. Adalah
setelah diutusnya Nabi Suci s.a.w. ini, maka anugerah
kenabian dari Tuhan akan tetap disembunyikan
sampai hari akhir di dunia ini. Tidaklah mungkin bagi
seorang manusia pun, apakah ia seorang Hindu,
Yahudi, Kristen atau seseorang yang disebut Muslim
untuk membenarkan penggunaan sebutan nabi bagi
dirinya sendiri. Semua pendekatan kepada sebutan
agung itu telah tertutup, kecuali satu, yaitu sirat-i-
siddiqui [jalan shiddiqiya] yang sama artinya dengan
meleburkan diri secara sempurna dengan penuh
kecintaan kepada Rasulullah s.a.w. Dengan demikian,
6
dia yang mencari kedekatan Tuhan melalui cara itu,
akan dianugerahi jubah kenabian, yang tidak berarti
apa pun kecuali sesuatu yang berasal dari milik
kenabian Muhammad s.a.w. sendiri. Pendakwaan
kenabian seperti itu tidaklah menyalahi kenabian
Muhammad, hal itu dapat terjadi karena kenabiannya
bukanlah secara mandiri atau pun berasal dari
hidupnya sendiri. Ia mendapatkan semua kebaikan
dalam dirinya bukanlah berasal dari dirinya sendiri
melainkan dari Rasulullah s.a.w., sumber mata air
semua rahmat. Oleh sebab itu kedudukannya sebagai
nabi bukan untuk keagungan dirinya sendiri melainkan
untuk kemuliaan dan kejayaan Nabi Muhammad s.a.w.
Itulah sebabnya mengapa ia dikenal di langit sebagai
Muhammad dan Ahmad.
Walhasil ialah, bahwa kenabian Muhammad s.a.w.
bagaimanapun juga kembali lagi kepada Muhammad
s.a.w. dan tidak kepada orang lain. Seseorang yang
mendakwakan kedudukan ini harus menyatakan
semua kualitas yang ada pada dirinya adalah cerminan
bayangan (buruzi) dari Muhammad s.a.w. dan ia
mengakui berhutang budi kepadanya. Dengan
demikian ayat: MAA KAANA MUHAMMADUN ABAA
AHADIN MIR RIJAALIKUM WA LAAKIR
RASOOLULLAHI WA KHATAM-AN NABIYYEEN
7
yaitu “Muhammad bukanlah bapak salah seorang
diantara laki-lakimu akan tetapi ia adalah Rasul
Allah dan meterai sekalian nabi” – dapat ditafsirkan
dengan: LAISA MUHAMMADUN ABAA AHADIM
MIR RIJAALUD DUNYAA WALAAKIN HUWA ABUR
RIJAALUL AAKHIRATI LIANNAHU KHAATAMAN
NA- BIYYEENA WA LAA SABEEL ILAA
FAYOODULLA MIN GHAIRI TAUSATUH yaitu
“Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang laki-
laki di dunia ini akan tetapi ia adalah bapak bagi laki-
laki di alam akhirat karena ia adalah khaataman-
nabiyyiin dan tidak ada jalan untuk memperoleh
karunia-karunia Tuhan kecuali melalui
perantaraannya.” Singkatnya, kenabianku ini adalah
karena dijadikannya aku Muhammad dan Ahmad, dan
[ini] bukan karena keinginanku sendiri: Aku telah
menerima kedudukan [nama] ini karena peleburan
diriku yang sempurna bersatu dengan Nabi
Muhammad s.a.w. [fana fir-rasul], dan oleh karena itu
makna KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian
nabi) sama sekali tidak terganggu dengan
kedudukanku ini. Namun kedatangan seorang nabi
yang mandiri seperti Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus)
pastilah akan menjadi berbeda artinya dengan makna
itu.
8
Harus pula diingat bahwa perkataan nabi itu secara
harfiah berarti orang yang menyatakan mendapat
pengetahuan tentang khabar ghaib dari Tuhan. Di
mana pun definisi ini masih tetap berlaku, di sini pula
dituntut akan adanya seorang nabi, dan seorang nabi
semestinya haruslah seorang rasul. Jika ia bukan
seorang rasul, maka khabar ghaib yang bersih tidak
dapat dilimpahkan kepadanya karena menurut ayat ini
dinyatakan sebagai berikut: LAA YUZHARA 'ALAA
GHAIBIHI AHADAN ILLAA MANIRTADAA MINAR
RASOOL yaitu “Allah tidak membukakan rahasia-
rahasia-Nya kepada siapa pun juga kecuali kepada
rasul-Nya.” Jika kita mempercayai bahwa tidak ada
nabi yang akan dibangkitkan setelah Nabi Muhammad
s.a.w. dalam arti bahwa ia akan bernubuat dan
mengatakan kejadian-kejadian masa depan, maka
dapat berarti tercabutnya wahyu dan kedekatan
dengan Tuhan dalam umat Nabi Muhammad s.a.w.,
karena definisi nabi hanya dapat digunakan kepada
seseorang yang melaluinya rahasia-rahasia dari khabar
ghaib dilimpahkan kepadanya sesuai dengan ayat LAA
YUZHARA 'ALAA GHAIBIH. Demikian juga dengan
seseorang yang diutus oleh Tuhan dinamakan sebagai
rasul.
9
Perbedaan di antara keduanya adalah, bahwa tidak
akan ada nabi yang membawa syari’at dapat datang
setelah Nabi Muhammad s.a.w.; demikian pula, tidak
seorang pun dapat meraih pangkat kenabian tanpa
melalui perantaraan Nabi Muhammad s.a.w. dan ia
menyatukan diri seutuhnya kepada wujud Nabi
Muhammad s.a.w. [fana fir-rasul] sehingga ia di langit
dikenal sebagai Muhammad dan Ahmad. Ia yang
mendakwakan diri sebagai nabi tanpa memenuhi
syarat-syarat ini adalah seorang kafir. Arti dari
ungkapan KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai
sekalian nabi) menuntut bahwa selama adanya usaha
pemisahan diri dari Nabi Muhammad s.a.w. sehalus
apa pun, siapa pun yang kemudian mendakwakan
menjadi nabi akan dijuluki sebagai orang yang
memecahkan (merusak) Meterai yang ada dalam
ungkapan KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai
sekalian nabi). Akan tetapi jika seseorang yang benar-
benar telah bersatu meleburkan dirinya dalam
“khaataman nabiyyiin,” menghilangkan usaha
pemisahan dirinya serta menjadi pantulan dari semua
keindahan dan kesempurnaan Nabi Muhammad s.a.w.
bagaikan cermin yang bersih, ia akan disebut nabi
tanpa memecahkan [merusak] Meterai milik Nabi
s.a.w., karena ia adalah cerminan gambar Muhammad
10
dan Muhammad sendiri dalam bentuk zhilli
[bayangan].
Jadi, meskipun seseorang mendakwakan menjadi nabi
serta mendapat sebutan Muhammad dan Ahmad
sedikit pun tidaklah bertentangan dengan martabat
dan kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai
KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi)
karena melalui peleburan diri yang sempurna bersatu
dengan beliau s.a.w. [fana fir-rasul], ia menjadi cermin
dari Muhammad sendiri, gambar dirinya dan bahkan
menyandang namanya. Tetapi Yesus Kristus (Nabi Isa
a.s.) tidak dapat datang tanpa merusak Meterai milik
Nabi s.a.w. karena kenabiannya adalah suatu bentuk
kenabian yang berbeda. Dan, jika seorang pun tidak
dapat meraih kenabian meski dalam arti menjadi
buruzi [gambaran dan cerminan] Nabi Muhammad
s.a.w., maka bagaimanakah ayat berikut ini dapat
dijelaskan: IHDINASSIRAATAL MUSTAQEEM
SIRAAT ALLAZEENA AN'AMTA 'ALAIHIM yakni
“tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus, yaitu
jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat
kepada mereka” (QS. Al-Fatihah). Hendaklah diingat
bahwa aku tidak pernah ragu-ragu untuk
mendakwakan kenabian dan kerasulanku menurut
makna ayat itu. Adalah dalam makna ini pula Al-Masih
11
yang Dijanjikan telah disebut sebagai nabi dalam
Hadits Shahih Muslim. Jikalau seseorang yang
menyatakan mendapat khabar-khabar ghaib dari
Tuhan tidak berhak disebut sebagai nabi, maka dengan
nama apakah ia akan disebut? Anggapan bahwa kata
MUHADDATS adalah cukup untuk menjelaskan
kedudukan ruhani seseorang, tidaklah didukung oleh
kamus apa pun juga.
Kata TAHDITS dalam bahasa Arab di dalam kamus apa
pun tidaklah dijelaskan sebagai penguasaan dan
pernyataan atas [terbukanya] rahasia-rahasia khabar
ghaib; namun kata NUBUWWAT (Kenabian)
mensyaratkan adanya suatu penguasaan atas rahasia-
rahasia khabar ghaib. Perkataan NABI adalah umum
digunakan dalam bahasa Arab dan bahasa Yahudi.
Dalam bahasa Yahudi kata NABI itu diambil dari kata
NABA yang artinya adalah anugerah atas nubuatan
[khabar ghaib] yang diterimanya dari Tuhan. Nabi
tidaklah mesti untuk mengemban atau membawa
Syari’at baru. Nabi hanyalah suatu anugerah Ilahi
yang mana rahasia-rahasia khabar ghaib diwahyukan
kepada seseorang. Jadi, ketika aku sendiri telah
menyaksikan sempurnanya penggenapan dari 150
buah khabar-khabar ghaib, maka bagaimana aku dapat
menolak untuk menyebut diriku sebagai Nabi atau
12
Rasul Allah? Allah Sendirilah yang telah memberikan
nama-nama ini; siapakah aku ini yang berani menolak
nama-nama itu atau mengapakah aku harus takut
kepada orang yang menentang Tuhan?
Aku bersumpah dengan nama Tuhan yang telah
membangkitkanku dan laknat-Nya akan jatuh
kepada dia yang mengada-adakan dusta atas
nama-Nya, bahwa Dia telah mengutusku
sebagai Al-Masih yang Dijanjikan (Masih
Mau’ud). Dan keyakinanku atas terang
benderangnya wahyu-wahyu yang aku terima
sedikit pun tidaklah mengurangi keteguhan
dan mengalahkan keyakinanku atas ayat-ayat
suci Al-Qur’an dan kebenaran akan wahyu yang
telah Tuhan berikan kepadaku menjadi sangat
nyata dengan diiringi tanda-tanda-Nya yang
telah Dia tampilkan secara berurutan. Dan
tidak ada sedikit pun keraguan padaku
bersumpah disisi Ka’bah atas nama Tuhan
bahwa wahyu suci yang diturunkan kepadaku
adalah merupakan firman Tuhan yang sama,
yang dahulu telah Dia turunkan kepada Nabi
Musa a.s., Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad
s.a.w. Bumi dan langit menjadi saksi atas
kebenaran pendakwaanku. Bumi dan langit
13
menyatakan bahwa aku adalah Khalifatullah
[Wakil Tuhan] di muka bumi ini. Namun,
sebagaimana telah dikatakan dalam nubuatan-
nubuatan yang terdahulu, aku tentu akan
ditolak oleh manusia. Orang-orang yang
hatinya tertutup tentu tidak akan menerima
aku. Tetapi aku tahu dan yakin bahwa Tuhan
akan menolong aku, sebagaimana dahulu Dia
selalu menolong rasul-rasul-Nya. Seorang pun
tiada yang dapat melawan aku, sebab bantuan
Tuhan tiada bersama mereka.
Kapan pun dan di mana pun aku telah menolak disebut
sebagai Nabi atau Rasul, hal ini hanya berarti bahwa
dengan mendapatkan karunia keruhanian dari
junjunganku yang mulia dan mendapatkan namanya,
aku telah dianugerahi pengetahuan mengenai khabar-
khabar ghaib. Tetapi aku ulangi lagi, bahwa aku tidak
memperkenalkan atau membawa Syari’at baru dan
aku tidak pernah menolak untuk disebut sebagai nabi
dalam makna ini. Malahan dengan makna inilah Tuhan
telah memanggilku dengan nama Nabi dan Rasul.
Bahkan sampai sekarang pun aku tidak menolak untuk
disebut sebagai Nabi dan Rasul dalam makna tersebut.
Perkataanku: MAN NAISTAM RASOOL-O-NIYAA
WARDA AMM KITAAB yakni aku bukanlah seorang
14
Nabi dan tidak membawa kitab, tidaklah mengandung
arti lain kecuali aku bukanlah seorang nabi yang
membawa Syari’at. Tentu saja, hal ini seyogyanya juga
harus diperhatikan dan jangan pernah dilupakan,
bahwa kendati pun aku disebut Nabi dan Rasul, Tuhan
telah memberitahukan kepadaku bahwa aku tidak
menerima semua karunia dan anugerah keruhanian ini
secara mandiri dan tanpa perantaraan seseorang.
Tidak; di sana yang tinggal di langit ada suatu wujud
suci (Nabi Muhammad s.a.w.) yang melalui dukungan
keruhaniannya semua karunia Tuhan telah
dilimpahkan kepadaku. Adalah melalui
perantaraannya dan setelah meleburnya seluruh
wujudku ke dalam Nabi Besar s.a.w. itu [fana fir-rasul]
dan telah dikenal sebagai Muhammad dan Ahmad,
memang aku ini adalah seorang RASUL dan NABI,
yaitu aku telah diutus dengan membawa misi dan telah
diberkati dengan kemampuan mengetahui khabar-
khabar ghaib. Dengan jalan inilah pendakwaan
kenabianku sedikit pun tidak mengganggu kedudukan
Nabi Muhammad s.a.w. sebagai KHAATAMAN-
NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi), karena aku telah
mendapatkan nama itu hanya dengan mencerminkan
semua kesempurnaan Nabi Besar s.a.w. dalam diriku
dan dengan meleburkan diriku sendiri dengan penuh
kecintaan kepadanya.
15
Jika ada orang yang merasa tersinggung karena di
dalam wahyu-wahyu kepadaku ada menyebutkan
bahwa aku ini seorang NABI dan RASUL, maka orang
itu tiada lain kecuali seorang yang bodoh, karena
kenabian dan kerasulanku tidaklah
menyalahi/merusak meterai, segel atau cap yang
berasal dari Tuhan dengan cara apa pun juga. Jelaslah
bahwa ketika aku menyatakan bahwa Tuhan telah
memanggilku NABI dan RASUL dan para penentangku
memiliki kepercayaan bahwa Nabi Isa a.s. (Yesus
Kristus) akan datang ke dua kalinya dan menjadi
seorang nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w., tentang
kedatangannya itu akan ada keberatan pula seperti
halnya yang dikatakan kepadaku, yaitu
merusak/mengganggu status Nabi Muhammad sebagai
Meterai para nabi. Namun, apa yang aku kemukakan
adalah, bahwa dipanggilnya aku sebagai NABI dan
RASUL dalam arti kata yang sebenar-benarnya,
setelah Nabi Muhammad s.a.w. yang adalah
KHAATAMAN-NABIYYIIN – tidaklah ada sesuatu pun
yang dapat menimbulkan keberatan dan tidak pula
kenyataan ini dalam cara apa pun yang dimungkinkan
dapat merusak/mengganggu kedudukan beliau s.a.w.
sebagai KHAATAMAN-NABIYYIIN.
16
Berkali-kali aku katakan bahwa menurut ayat Al-
Qur’an: WA AAKHAREENA MINHUM LAMMAA
YALHAQOO BEHIM yakni: “Dan juga kepada kaum
yang lain dari mereka yang yang belum berhubungan
dengan mereka” (62:3). Aku adalah cerminan gambar
sang KHAATAMAN-NABIYYIIN dan Muhammad
sendiri dalam bentuk buruz (bayangan). Dua puluh
tahun yang lalu sebagaimana tersebut dalam BRAHIIN
AHMADIYYA, Tuhan menamakanku Muhammad dan
Ahmad dan menyatakan kedatanganku menjadi
kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Oleh
sebab itu, kenabianku sama sekali tidaklah
bertentangan dengan status Nabi Muhammad s.a.w.
sebagai KHAATAM-AL-ANBIYYA karena bayangan itu
tidak dapat dipisahkan dari aslinya dan dalam makna
kiasan [inilah] aku adalah sama dengan Muhammad.
Adalah dengan cara itu Meterai/Cap dari
KHAATAMAN-NABIYYIIN tetap utuh dan
bayangannya beliau s.a.w. ada dalam diriku yang
memantulkan segala atribut dan kesempurnaan Nabi
Muhammad s.a.w. Seseorang yang telah mendakwakan
kenabiannya secara mandiri, dengan cara yang lain dan
terpisah dari beliau s.a.w. adalah tidak dapat
dibenarkan. Jika kamu menolak saya, maka kamu
menolak Hadits-Hadits dari Nabi Muhammad s.a.w.
17
yang mengatakan bahwa Mahdi yang Dijanjikan akan
menyerupai kekuatan fisik dan ruhani seperti
junjungannya sedemikian rupa, bahkan ia akan dikenal
dengan nama yang sama seperti nama yang dikenal
bagi Nabi Muhammad s.a.w. yaitu, ia akan disebut
dengan nama Muhammad dan Ahmad serta termasuk
dalam kalangan ahlul bayt nya. Hal itu juga telah
disebutkan dalam beberapa Hadits bahwa ia [Mahdi]
berasal dari [keturunan] saya [Rasulullah s.a.w.].
Hadits ini merupakan suatu indikasi yang kuat dari
suatu kenyataan bahwa ia (Mahdi yang Dijanjikan)
akan memperoleh bagian dari Nabi Muhammad s.a.w.
dan akan menjadi manifestasi beliau s.a.w. secara
ruhani.
Pernyataan aku ini selanjutnya terlihat ditemukan
adanya kenyataan bahwa kata-kata yang digunakan
Nabi Muhammad s.a.w. untuk menandakan
hubungannya yang erat dan kesamaan beliau dengan
Mahdi yang Dijanjikan – Beliau s.a.w. menyebutnya
dengan namanya sendiri – jelas menunjukkan bahwa
Nabi Muhammad s.a.w. menganggap Pembaharu yang
Dijanjikan sebagai bayangan [buruz] beliau s.a.w.,
sebagaimana Yoshua adalah buruz Nabi Musa a.s.
Tidaklah mesti buruz ini memiliki suatu hubungan
darah, yaitu menjadi anak atau cucu, dengan orang
18
yang digantikannya. Sepanjang adanya pertalian
keturunan ruhani, hal itu merupakan suatu keadaan
yang penting bahwa ia seharusnya menjadi suatu
bagian dari orang yang digantikannya dan di antara ke
duanya harus ada suatu hubungan timbal balik yang
kekal dan saling berhubungan. Adalah sangat
merendahkan Nabi Muhammad s.a.w. [jika orang
berpikir] bahwa beliau telah mengabaikan aspek yang
berhubungan dengan buruzi-nya yang memiliki
pengertian yang jelas mengenai BURUZ (bayangan) itu
dan beliau mulai menekankan kenyataan bahwa
buruzi-nya merupakan cucu keturunannya. Padahal,
apakah hubungan antara cucu dengan buruz-nya? Jika
hubungan ini sangat penting bagi seorang BURUZ, lalu
mengapa Nabi Muhammad s.a.w. lebih suka memilih
cucu, suatu pertalian [darah] yang jauh; anak
seharusnya merupakan pilihan yang [lebih] alami.
Tetapi firman Tuhan benar-benar telah menghilangkan
kemungkinan Nabi Muhammad s.a.w. menjadi bapak
bagi lelaki mana pun juga dalam arti jasmani, namun
di sisi lain kedatangan seorang buruz telah
dikhabarkan. Seandainya tidak ada buruz Nabi
Muhammad s.a.w., lalu bagaimana murid-murid Orang
yang Dijanjikan ini dapat disebut sebagai para sahabat
Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana disebutkan
dalam ayat WA AAKHAREENA MINHUM dalam Al-
19
Qur’an? Dan jika kamu menolak kemungkinan
datangnya seorang buruz, berarti kamu mendustakan
ayat Al-Qur’an ini.
Orang yang hanya mampu menafsirkan suatu
pernyataan secara harfiah terkadang mengatakan
bahwa Orang yang Dijanjikan itu adalah dari
keturunan Hassan r.a. atau Hussain r.a., dan di waktu
lain adalah dari keturunan Abbas r.a. Akan tetapi, yang
dimaksud oleh nubuatan Nabi Muhammad s.a.w. itu
adalah demikian: bahwa dia (Orang yang Dijanjikan)
itu hanyalah akan menjadi ahli waris beliau s.a.w.,
sebagaimana anak menjadi ahli waris bapaknya. Ia
akan mewarisi kebesaran namanya, keutamaan
kedudukannya, keluasan ilmunya dan ketinggian
ruhaninya. Singkatnya, dirinya akan merefleksikan
segala aspek kemuliaan dan ketinggian pribadi Nabi
Muhammad s.a.w. Ia akan menganggap semua
kelebihan ini bukan berasal dari dirinya, melainkan
akan diakuinya sebagai pinjaman dari Nabi
Muhammad s.a.w. dan dengan meleburkan dirinya
secara sempurna kepada junjungannya, maka wajah
cantik junjungannya akan ditampakkannya kepada
dunia. Jadi, hanya dengan menjadi buruz Nabi
Muhammad s.a.w. sajalah, ia akan mewarisi namanya,
ilmu serta atribut keruhaniannya, dengan demikian ia
20
[juga] akan mewarisi pangkat kenabian beliau s.a.w.
Seorang buruz tidaklah lengkap jika ia tidak
menampilkan tiap keutamaan dan kesempurnaan
model aslinya. Karena nubuat itu merupakan atribut
dari seorang nabi, adalah sudah sewajarnya pula
buruzi-nya memiliki atribut [nubuat] sebagaimana
model aslinya. Dalam soal ini semua nabi telah sepakat
bahwa buruz [bayangan] adalah merupakan gambar
yang sempurna dari model aslinya sedemikian rupa,
sehingga pengganti yang datang akan dikenal seperti
nama yang sama seperti sebelumnya.
Jadi, jelaslah bahwa hanya dalam suatu pengertian
kiasanlah penggunaan nama Muhammad dan Ahmad
oleh seorang ahli waris ruhaniah, tidaklah
menunjukkan adanya dua Muhammad dan dua
Ahmad, demikian pula halnya dengan pendakwaan
kenabian sebagai buruz sekali-kali tidaklah merusak
kesucian Meterai/Cap dari KHAATAMAN-NABIYYIIN,
karena buruz itu tidak dapat dianggap berbeda dan
terpisah dari model aslinya. Dengan cara ini kenabian
Muhammad s.a.w. tetap bersama Nabi Muhammad
s.a.w. Para nabi sepakat bahwa tidak ada perbedaan
antara keduanya. Kedudukan BURUZ (bayangan) ini
digambarkan dengan sangat jelas dalam bait: MAN TO
SHUDM TOW MAN SHUDEE, MAN TAN SHUDAM
21
TO JAAN SHUDEE TAA KISS NAGWEED BA'D
AZEEN, MAN DEEGARAM TO DEEGAREE yaitu:
“aku menjadi engkau dan engkau menjadi aku. Aku
menjadi tubuh dan engkau-lah jiwa. Supaya tak
seorang pun mengatakan kemudian bahwa aku
berbeda dari engkau.” Akan tetapi, jika Yesus Kristus
(Nabi Isa a.s.) kembali ke dunia ini, ia tidaklah dapat
berbuat banyak tanpa mengganggu Meterai/Cap dari
KHAATAMAN-NABIYYIIN. Singkatnya, perkataan
KHAATAMAN-NABIYYIIN merupakan suatu
Meterai/Stempel Ilahi yang dicapkan di atas kenabian
Muhammad s.a.w. Adalah tidak mungkin bahwa cap
itu akan menjadi rusak. Namun, adalah sangat
dimungkinkan Nabi Muhammad s.a.w. dapat datang ke
dunia ini tidak hanya sekali atau dua kali bahkan
beratus-ratus kali dalam wujud seseorang yang
merefleksikan semua atribut Nabi Muhammad s.a.w.
dan menjadi cerminan atau buruz serta menampilkan
sifat-sifat beliau lainnya dalam dirinya. Ringkasnya,
ungkapan KHAATAMAN-NABIYYIIN juga merupakan
suatu Meterai/Stempel Ilahi pada kenabian.
Keadaan menjadi buruz-nya Nabi Muhammad s.a.w.
ini merupakan pangkat yang diberikan Tuhan,
sebagaimana terlihat dengan jelas pada ayat: WA
AAKHAREENA MINHUM LAMMAA YALHAQOO
22
BEHIM yaitu: “Dan juga kepada kaum yang lain dari
mereka yang belum berhubungan dengan mereka”
(62:3). Para nabi tidak pernah cemburu terhadap
buruzi-nya, karena buruz itu pada akhirnya adalah
cerminan rupa mereka dan membawa tanda
cap/stempel mereka. Namun, secara alami mereka
akan cemburu kepada yang bukan buruz-nya. Lihatlah!
Bagaimana Nabi Musa a.s. mengungkapkan
kecemburuannya dan tidak dapat menahan air
matanya ketika mengetahui Nabi Muhammad s.a.w.
telah melampaui [kedudukan/derajat] nya pada suatu
malam Mi’raj. Jadi, ketika Tuhan Sendiri berfirman
kepada Nabi Muhammad s.a.w. bahwa tidak ada
seorang nabi yang akan datang setelah beliau dan
kemudian menyalahi janji-Nya dengan mengutus Nabi
Isa a.s. (Yesus Kristus) – bagaimana sedih dan
malunya Nabi Muhammad s.a.w. menghadapi
kenyataan ini. Singkatnya, kenabian dalam bentuk
buruz-nya Nabi Muhammad s.a.w., dalam cara apa pun
tidaklah bertentangan dengan kenabian Muhammad
s.a.w. dan juga tidak merusak martabat Nabi
Muhammad s.a.w. sebagai KHAATAMAN-NABIYYIIN
(Meterai para nabi). Akan tetapi, kedatangan seorang
nabi mandiri yang mendapatkan kenabiannya secara
mandiri [tidak berasal dari Nabi Muhammad s.a.w.]
akan meruntuhkan fondasi Islam. Hal ini akan
23
menodai Nabi Muhammad s.a.w., bahwa untuk
menyelesaikan tugas besar menghancurkan dajjal (anti
Kristus) akan dilakukan oleh Nabi Isa a.s., bukannya
oleh Nabi Muhammad s.a.w. Adanya kenyataan itu –
semoga Tuhan melindungi (na’udzubillah) –
menunjukkan kedustaan ayat: WALAAKIR
RASOOLULLAHI WA KHAATAMAN-NABIYYIIN
yaitu “dan ia adalah Rasulullah dan Meterai para
nabi” (33:40). Dan di dalam ayat ini ada suatu
nubuatan yang tersembunyi bahwa suatu cap/meterai
telah diletakkan di atas kenabian sampai hari kiamat
dan kecuali seorang buruz Nabi Muhammad s.a.w.,
tidak seorang pun akan dianugerahi rahasia-rahasia
Ghaib seperti [yang dianugerahi kepada] para nabi
Tuhan. Dan sebagaimana aku adalah Orang yang
Dijanjikan itu – yang ditakdirkan untuk menjadi
cerminan sempurna Nabi Muhammad s.a.w. dan
buruz-nya, untuk itulah kepadaku telah dikaruniakan
kenabian yang hanya [dalam bentuk] suatu BURUZ
(bayangan) dari Nabi Muhammad s.a.w. saja yang bisa
didapatkan. Sekarang, seluruh dunia tidak berdaya
untuk menghalangi jenis kenabian yang telah di
cap/meterai-kan ini. Seorang buruzi sejati Nabi
Muhammad s.a.w. telah ditakdirkan hadir di Akhir
Zaman dan ia telah hadir [untuk] menampilkan dalam
dirinya semua kesempurnaan dan keunggulan Nabi
24
Muhammad s.a.w. Saat ini, tidak ada jalan terbuka
yang masih tersedia untuk diminum kecuali melalui
pancuran mata air kenabian Muhammad s.a.w. ini.
Ringkasnya, kenabian yang seperti itu tidaklah
merusak Meterai/Cap KHAATAMIYAT. Akan tetapi,
datangnya Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus) bukan hanya
merupakan suatu penolakan dari ayat: WA LAAKIR
RASOOLALLAHI WA KHAATAMAN-NABIYYIIN,
namun juga menyebabkan rusaknya Meterai/Cap itu.
Adanya ajaran [doktrin] yang jelas tidak masuk akal
dan tidak berdasar ini tidak mendapat dukungan dari
Al-Qur’an. Bagaimana doktrin ini dapat dimungkinkan
ketika kepercayaan yang seperti itu berlawanan dengan
ayat Al-Qur’an yang disebutkan di atas. Namun,
datangnya seorang nabi yang mempercayai
kenabiannya berasal dari Nabi Muhammad s.a.w.
adalah didukung oleh Al-Qur’an Suci dan ayat WA
AAKHAREENA MINHUM menjadi saksi bagi hal itu.
Ayat ini juga berisi suatu isyarat yang indah, di mana
ayat ini menyebutkan golongan [akhir] yang telah
dianggap sebagai Sahabat-Sahabat (Nabi Muhammad
s.a.w.), namun tidak dicantumkan secara khusus
bahwa melalui perantaraan buruz itu, yakni melalui
Masih Mau’ud, para muridnya dimasukkan di antara
golongan para Sahabat dan mereka [golongan akhir]
25
tidak dianggap seperti para Sahabat [awal] yang
mendapatkan bimbingan ruhani [langsung] dari Nabi
Muhammad s.a.w. Tidak adanya pencantuman ini
menunjukkan secara khusus bahwa buruz ini memiliki
keadaan ruhani yang bergantung pada Nabi
Muhammad s.a.w. dan kenabian serta kerasulannya
yang merupakan suatu pinjaman, tidaklah
mengganggu kedudukan Nabi Muhammad s.a.w.
sebagai KHAATAMAN-NABIYYIIN. Inilah sebabnya
mengapa ayat itu memperlakukan buruz itu dengan
tidak menyebutkannya dan membatasi penyebutannya
hanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. saja.
Demikian pula dengan ayat: INNA A'TAINAA KAL
KAUTHAR yaitu, “sesungguhnya Kami telah
menganugerahkan kepada engkau berlimpah-limpah
kebaikan” – ada suatu nubuatan mengenai tampilnya
seorang buruz yang akan dimanifestasikan pada zaman
KAUTHAR (berlimpah-limpahnya kebaikan),
memang demikianlah, air mancur keruhanian yang
penuh berkah akan mulai mengalir dan kaum yang
beriman dalam Islam akan berlimpah jumlahnya.
Bahkan dalam ayat ini, penyebutan mengenai masalah
[keturunan] jasmani telah diabaikan dan yang telah
ditampilkan hanyalah suatu nubuatan mengenai
keturunan ruhani (dari Nabi Muhammad s.a.w.).
26
Walaupun Tuhan telah menganugerahkan kehormatan
ini kepadaku di mana mengalir darah Israil dan
Fatimah dalam pembuluh darahku, namun aku lebih
mengutamakan aspek hubungan ruhani dengan Nabi
Muhammad s.a.w.
Hubungan keruhanianku dengan beliau adalah suatu
hubungan seorang buruz (bayangan) dengan model
aslinya. Sekarang aku telah menjelaskan hal ini untuk
menunjukkan bahwa para penentangku yang bodoh
menuduhku karena aku mendakwakan memiliki
kenabian dan kerasulan yang berdiri sendiri. Aku tidak
pernah membuat pendakwaan seperti itu, dan juga aku
tidak menyatakan diriku menjadi seorang Nabi atau
Rasul dalam pengertian seperti yang biasa mereka
gunakan pada kata [nabi dan rasul] itu. Akan tetapi
aku adalah seorang Nabi dan Rasul dalam pengertian
yang telah aku jelaskan di atas. Demikianlah, orang
yang datang menuduhku dengan rasa dengki karena
aku mendakwakan memiliki kenabian dan kerasulan
seperti itu [berdiri-sendiri atau membawa Syari’at],
maka ia menurutkan hati dan pikirannya dalam suatu
kedustaan dan kekotoran. Aku adalah seorang Nabi
dan utusan Tuhan karena aku adalah cerminan dari
Nabi Muhammad s.a.w. serta buruzi-nya dan hanya
berdasarkan hal inilah Tuhan telah menamaiku Nabi
27
dan Rasul dalam bentuk BURUZ berkali-kali. Diriku
sendiri tidak ada. Diriku telah diliputi Nabi
Muhammad s.a.w. Itulah sebabnya aku dinamakan
Muhammad dan Ahmad. Jadi, kenabian dan kerasulan
Muhammad s.a.w. tetap beserta beliau dan tidak
dialihkan kepada orang lain.
MIRZA GHULAM AHMAD, Qadian, 5
November 1901.
Selebaran ini aslinya ditulis dalam bahasa Urdu dan
terbit pada tahun 1901. Selebaran ini telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Malik
Ghulam Farid, M.A. dan muncul dalam majalah
bulanan Review of Religions. Selebaran telah disalin
dari versi yang diterbitkan oleh Sadr Anjuman
Ahmadiyah, Qadian, pada tahun 1974.
Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia bersumber dari:
http://www.alislam.org/books/misunderstandingremoved.html
Penerjemah: M. A. Suryawan – 15 Juni 2005

More Related Content

What's hot

Perlunya al qur'an-diturunkan
Perlunya al qur'an-diturunkanPerlunya al qur'an-diturunkan
Perlunya al qur'an-diturunkanSultan Aziansyah
 
! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...
! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...
! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...Nano Nani
 
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunGenap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunWahyu Mulyana
 
Mengajarkan anak tauhid
Mengajarkan anak tauhidMengajarkan anak tauhid
Mengajarkan anak tauhidnajimi tan
 
! Sehari di kediaman rasulullah muhammad s.a.w
! Sehari di kediaman  rasulullah muhammad s.a.w! Sehari di kediaman  rasulullah muhammad s.a.w
! Sehari di kediaman rasulullah muhammad s.a.wNano Nani
 
! Injil membantah ketuhanan yesus ust.ahmad deedat
! Injil membantah ketuhanan yesus   ust.ahmad deedat! Injil membantah ketuhanan yesus   ust.ahmad deedat
! Injil membantah ketuhanan yesus ust.ahmad deedatNano Nani
 
! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia sia! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia siaNano Nani
 
! 1 slam terbukti benar
! 1 slam terbukti benar! 1 slam terbukti benar
! 1 slam terbukti benarNano Nani
 
! Dahsyatnya kekuatan basmallah
! Dahsyatnya kekuatan basmallah! Dahsyatnya kekuatan basmallah
! Dahsyatnya kekuatan basmallahNano Nani
 
Genap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guru
Genap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guruGenap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guru
Genap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guruWahyu Mulyana
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarniNano Nani
 
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinTadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
! Mengapa babi haram jawaban telak !!!
! Mengapa babi haram   jawaban telak !!!! Mengapa babi haram   jawaban telak !!!
! Mengapa babi haram jawaban telak !!!Nano Nani
 
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'anNano Nani
 

What's hot (17)

Perlunya al qur'an-diturunkan
Perlunya al qur'an-diturunkanPerlunya al qur'an-diturunkan
Perlunya al qur'an-diturunkan
 
! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...
! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...
! Serulah dengan bukti seperti para nabi datang selalu membawa tanda tanda &a...
 
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santunGenap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
Genap xi 2.-meneladani-rasul-allah-dengan-perilaku-santun
 
Mengajarkan anak tauhid
Mengajarkan anak tauhidMengajarkan anak tauhid
Mengajarkan anak tauhid
 
! Sehari di kediaman rasulullah muhammad s.a.w
! Sehari di kediaman  rasulullah muhammad s.a.w! Sehari di kediaman  rasulullah muhammad s.a.w
! Sehari di kediaman rasulullah muhammad s.a.w
 
! Injil membantah ketuhanan yesus ust.ahmad deedat
! Injil membantah ketuhanan yesus   ust.ahmad deedat! Injil membantah ketuhanan yesus   ust.ahmad deedat
! Injil membantah ketuhanan yesus ust.ahmad deedat
 
! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia sia! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia sia
 
! 1 slam terbukti benar
! 1 slam terbukti benar! 1 slam terbukti benar
! 1 slam terbukti benar
 
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015 KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
 
169102081 prilaku-jujur
169102081 prilaku-jujur169102081 prilaku-jujur
169102081 prilaku-jujur
 
31644952 sifat-sifat-pemimpin
31644952 sifat-sifat-pemimpin31644952 sifat-sifat-pemimpin
31644952 sifat-sifat-pemimpin
 
! Dahsyatnya kekuatan basmallah
! Dahsyatnya kekuatan basmallah! Dahsyatnya kekuatan basmallah
! Dahsyatnya kekuatan basmallah
 
Genap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guru
Genap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guruGenap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guru
Genap xi 3.-hormati-dan-patuhi-orangtua-dan-guru
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarni
 
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinTadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
 
! Mengapa babi haram jawaban telak !!!
! Mengapa babi haram   jawaban telak !!!! Mengapa babi haram   jawaban telak !!!
! Mengapa babi haram jawaban telak !!!
 
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'an
 

Similar to MENGHAPUS SUATU KESALAH PAHAMAN Oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad

Tadhkirah - Jemaat Ahmadiyah Indonesia
Tadhkirah - Jemaat Ahmadiyah IndonesiaTadhkirah - Jemaat Ahmadiyah Indonesia
Tadhkirah - Jemaat Ahmadiyah IndonesiaAhmadi Muslim
 
Muhammad sebagai nabi dan negarawan
Muhammad sebagai nabi dan negarawanMuhammad sebagai nabi dan negarawan
Muhammad sebagai nabi dan negarawanHusnul Khotimah
 
Makalah I'jaaz Al qur'an
Makalah I'jaaz Al qur'anMakalah I'jaaz Al qur'an
Makalah I'jaaz Al qur'anLinbud
 
Tafsir surah al kahfi
Tafsir surah al kahfiTafsir surah al kahfi
Tafsir surah al kahfiHeri Java
 
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
 kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anamR&R Darulkautsar
 
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabiMakalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabitamierlianitami
 
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrahSirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrahPAUSIL ABU
 
Al Masih Sudah Datang
Al Masih Sudah DatangAl Masih Sudah Datang
Al Masih Sudah DatangAhmadi Muslim
 
Membumikan alquran
Membumikan alquranMembumikan alquran
Membumikan alquranagustiachmad
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelNano Nani
 
Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)
Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)
Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)Sirajuddin Putra
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 

Similar to MENGHAPUS SUATU KESALAH PAHAMAN Oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (20)

Tadhkirah
TadhkirahTadhkirah
Tadhkirah
 
Tadhkirah - Jemaat Ahmadiyah Indonesia
Tadhkirah - Jemaat Ahmadiyah IndonesiaTadhkirah - Jemaat Ahmadiyah Indonesia
Tadhkirah - Jemaat Ahmadiyah Indonesia
 
Kemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'anKemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'an
 
Hadits Maudlu
Hadits MaudluHadits Maudlu
Hadits Maudlu
 
168815644 prilaku-jujur
168815644 prilaku-jujur168815644 prilaku-jujur
168815644 prilaku-jujur
 
Makalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquran
 
Muhammad sebagai nabi dan negarawan
Muhammad sebagai nabi dan negarawanMuhammad sebagai nabi dan negarawan
Muhammad sebagai nabi dan negarawan
 
Makalah I'jaaz Al qur'an
Makalah I'jaaz Al qur'anMakalah I'jaaz Al qur'an
Makalah I'jaaz Al qur'an
 
Tafsir surah al kahfi
Tafsir surah al kahfiTafsir surah al kahfi
Tafsir surah al kahfi
 
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
 kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
 
Bims1023 Aqidah Islam - Bab 2
Bims1023 Aqidah Islam - Bab 2Bims1023 Aqidah Islam - Bab 2
Bims1023 Aqidah Islam - Bab 2
 
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabiMakalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
 
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrahSirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
 
Al Masih Sudah Datang
Al Masih Sudah DatangAl Masih Sudah Datang
Al Masih Sudah Datang
 
Tugas pai
Tugas paiTugas pai
Tugas pai
 
Membumikan alquran
Membumikan alquranMembumikan alquran
Membumikan alquran
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
 
Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)
Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)
Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)
 
Sholawat barzanji
Sholawat barzanjiSholawat barzanji
Sholawat barzanji
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 

More from Ahmadi Muslim

انتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبي
انتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبيانتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبي
انتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبيAhmadi Muslim
 
محمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطين
محمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطينمحمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطين
محمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطينAhmadi Muslim
 
قتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبي
قتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبيقتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبي
قتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبيAhmadi Muslim
 
الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهي
 الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهي الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهي
الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهيAhmadi Muslim
 
نظام الخلافة والطاعة
نظام الخلافة والطاعةنظام الخلافة والطاعة
نظام الخلافة والطاعةAhmadi Muslim
 
الأحمدية...أي الاسلام الحقيقي
الأحمدية...أي الاسلام الحقيقيالأحمدية...أي الاسلام الحقيقي
الأحمدية...أي الاسلام الحقيقيAhmadi Muslim
 
بداية الخلافات في الإسلام
بداية الخلافات في الإسلامبداية الخلافات في الإسلام
بداية الخلافات في الإسلامAhmadi Muslim
 
Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...
Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...
Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...Ahmadi Muslim
 
Krisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Krisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir AhmadKrisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Krisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir AhmadAhmadi Muslim
 
Krisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Krisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor AhmadKrisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Krisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor AhmadAhmadi Muslim
 
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad CheemaKhilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad CheemaAhmadi Muslim
 
Apakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad
Apakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud AhmadApakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad
Apakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud AhmadAhmadi Muslim
 
Bahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
Bahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam AhmadBahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
Bahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam AhmadAhmadi Muslim
 
Ahmadiyya Pocket Book
Ahmadiyya Pocket BookAhmadiyya Pocket Book
Ahmadiyya Pocket BookAhmadi Muslim
 
Barahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-Kalam
Barahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-KalamBarahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-Kalam
Barahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-KalamAhmadi Muslim
 
Kontroversi Pemahaman Ahmadiyah
Kontroversi Pemahaman AhmadiyahKontroversi Pemahaman Ahmadiyah
Kontroversi Pemahaman AhmadiyahAhmadi Muslim
 

More from Ahmadi Muslim (20)

انتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبي
انتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبيانتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبي
انتبهوا .. الدجال يجتاح العالم - محمد منير إدلبي
 
محمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطين
محمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطينمحمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطين
محمد منير إدلبي - أبناء آدم من الجن و الشياطين
 
قتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبي
قتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبيقتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبي
قتل المرتد الجريمة التي حرمها الإسلام - محمد منير إدلبي
 
الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهي
 الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهي الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهي
الجماعة الإسلامية الأحمدية - الذكر الالهي
 
نظام الخلافة والطاعة
نظام الخلافة والطاعةنظام الخلافة والطاعة
نظام الخلافة والطاعة
 
الأحمدية...أي الاسلام الحقيقي
الأحمدية...أي الاسلام الحقيقيالأحمدية...أي الاسلام الحقيقي
الأحمدية...أي الاسلام الحقيقي
 
بداية الخلافات في الإسلام
بداية الخلافات في الإسلامبداية الخلافات في الإسلام
بداية الخلافات في الإسلام
 
Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...
Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...
Memahami Alasan Ahmadiyah Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadi - Jemaat Ahm...
 
Krisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Krisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir AhmadKrisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Krisis Teluk Dan Tatanan Dunia Baru Oleh Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
 
Krisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Krisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor AhmadKrisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Krisis Dunia Dan Jalan Menuju Perdamaian Oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
 
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad CheemaKhilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
Khilafat Telah Berdiri Oleh Mahmud Ahmad Cheema
 
Apakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad
Apakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud AhmadApakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad
Apakah Ahmadiyah Itu Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad
 
Bahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
Bahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam AhmadBahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
Bahtera Nuh Oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
 
Rahe Huda
Rahe HudaRahe Huda
Rahe Huda
 
Nuzul-E-Masih
Nuzul-E-MasihNuzul-E-Masih
Nuzul-E-Masih
 
Shaitan K Chailay
Shaitan K ChailayShaitan K Chailay
Shaitan K Chailay
 
Ahmadiyya Pocket Book
Ahmadiyya Pocket BookAhmadiyya Pocket Book
Ahmadiyya Pocket Book
 
Barahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-Kalam
Barahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-KalamBarahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-Kalam
Barahin e Ahmadiyya Aur Muqadma Azam-Ul-Kalam
 
Kontroversi Pemahaman Ahmadiyah
Kontroversi Pemahaman AhmadiyahKontroversi Pemahaman Ahmadiyah
Kontroversi Pemahaman Ahmadiyah
 
Dimana Yesus Wafat
Dimana Yesus WafatDimana Yesus Wafat
Dimana Yesus Wafat
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 

MENGHAPUS SUATU KESALAH PAHAMAN Oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad

  • 1. MENGHAPUS SUATU KESALAHPAHAMAN (Ek Ghalati Ka Izala) Oleh: Mirza Ghulam Ahmad Alih bahasa: M. A. Suryawan 1 MENGHAPUS SUATU KESALAHPAHAMAN (Ek Ghalati Ka Izala) Oleh: Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Al-Masih yang Dijanjikan dan Mahdi Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Beberapa anggota dari jemaatku yang hanya memiliki pengetahuan sedikit mengenai pengakuan dan dalil- dalilku untuk mendukung mereka, serta tidak memiliki waktu untuk mempelajari tulisan-tulisanku dengan teliti dan juga tidak tinggal cukup lama bersamaku untuk menyempurnakan pengetahuannya, adakalanya mereka itu memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terhadap tuduhan dari orang yang memusuhiku. Akibat yang tak terhindarkan adalah, meskipun mereka sedang berpijak pada jalan yang benar, mereka menderita pula penyesalan dan kehinaan.
  • 2. 2 Baru-baru ini seorang Ahmadi dihadapkan pada suatu keberatan yang kurang lebih dikatakannya bahwa ia telah mengambil bai’at kepada seseorang yang mengaku menjadi nabi dan rasul. Ia menjelasan keberatan itu dengan sebuah sangkalan atas apa yang aku dakwakan. Jelasnya, jawaban seperti itu adalah tidak benar. Yang sebenarnya adalah bahwa wahyu suci dari Tuhan yang telah aku terima di dalamnya mengandung kata- kata sebagai nabi dan rasul. Kata-kata tersebut ada di dalam wahyu-wahyu yang aku terima bukan hanya sekali atau dua kali, melainkan ratusan kali. Dalam menghadapi wahyu-wahyu ini, bagaimana pula jawaban itu dapat menjadi benar, bahwa perkataan- perkataan itu tidak pernah terjadi sama sekali? Mengingat pada masa ini jika dibandingkan dengan yang sebelumnya, kata-kata itu lebih sering terjadi dengan cara yang lebih cemerlang. Bahkan dalam Barahiin Ahmadiyya yang diterbitkan sekitar 22 tahun yang lalu, kata-kata tersebut banyak terdapat di dalamnya. Salah satu dari wahyu-wahyu yang diumumkan dalam Barahiin Ahmadiyya sebagai berikut: 3 HUWALLAZEE ARSALA RASOOLAHU BIL HUDAA WA DEENIL HAQQI LIYUZHIRAHU yaitu “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar, guna memenangkannya diatas agama-agama lainnya.” (Lihat hal. 498) Di dalam wahyu ini secara jelas aku telah dipanggil dengan nama rasul. Juga di dalam kitab yang sama terdapat wahyu lainnya: JARIYALLAH FI HALALUL ANBIYAA yaitu “Pahlawan Allah dalam pakaian nabi-nabi.” (Lihat hal. 504) Lagi, di dekat wahyu itu masih ada wahyu lainnya: MUHAMMADUR-RASOOLULLAH WALLAZEENA MA'AHU ASHIDDAA' 'ALAL KUFFAARI RUHAMAA'U BAINAHUM yaitu, “Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang besertanya keras terhadap orang-orang yang ingkar (kuffar), tetapi lemah lembut di antara mereka sendiri.”
  • 3. 4 Dalam wahyu ini, aku telah dipanggil dengan nama Muhammad dan rasul. Kemudian lagi pada halaman 557, kita temukan wahyu: DUNYA MAIN AIK NAZEER AAYA yaitu “Di dunia telah datang seorang nadzir (yaitu orang yang memberi kabar pertakut).” Dan dalam satu qira’at yang lain: DUNYA MAIN AIK NABI AAYA yaitu “Di dunia telah datang seorang nabi.” Sama halnya di beberapa tempat lainnya dalam kitab Barahiin Ahmadiyya aku telah disebut sebagai nabi dan rasul. Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi), maka bagaimana bisa datang seorang nabi setelah beliau? Jawaban untuk ini adalah, tentu saja, tidak ada nabi baru atau lama yang dapat datang dalam arti sebagaimana yang kamu percayai mengenai kedatangan Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus) dan kamu juga mempercayai kenabiannya serta kesinambungan wahyu yang diterima olehnya selama 40 tahun, lebih lama waktunya dari masa kenabian Rasulullah s.a.w. 5 mendapat wahyu. Tidak diragukan lagi, kepercayaan dan akidah semacam itu memang durhaka betul. Dan ayat Al-Qur’an: WA LAAKIR RASOOLULLAHI WA KHAATAMAN NABIYYIIN yaitu “akan tetapi ia adalah seorang Rasul Allah dan Meterai para nabi” serta Hadits LA NABIYYA BA`DEE yakni, “tidak ada nabi sesudah aku [Muhammad s.a.w.]” - adalah bukti yang sempurna atas dusta dan kelirunya kepercayaan itu. Tetapi aku menentang keras kepercayaan itu dan percaya sepenuhnya kepada ayat Al-Qur’an: WA LAAKIR RASOOLULLAHI WA KHAATAMAN NABIYYIIN. Dalam ayat ini tersimpan satu nubuatan yang luput dari perhatian orang-orang yang menentangku. Adalah setelah diutusnya Nabi Suci s.a.w. ini, maka anugerah kenabian dari Tuhan akan tetap disembunyikan sampai hari akhir di dunia ini. Tidaklah mungkin bagi seorang manusia pun, apakah ia seorang Hindu, Yahudi, Kristen atau seseorang yang disebut Muslim untuk membenarkan penggunaan sebutan nabi bagi dirinya sendiri. Semua pendekatan kepada sebutan agung itu telah tertutup, kecuali satu, yaitu sirat-i- siddiqui [jalan shiddiqiya] yang sama artinya dengan meleburkan diri secara sempurna dengan penuh kecintaan kepada Rasulullah s.a.w. Dengan demikian,
  • 4. 6 dia yang mencari kedekatan Tuhan melalui cara itu, akan dianugerahi jubah kenabian, yang tidak berarti apa pun kecuali sesuatu yang berasal dari milik kenabian Muhammad s.a.w. sendiri. Pendakwaan kenabian seperti itu tidaklah menyalahi kenabian Muhammad, hal itu dapat terjadi karena kenabiannya bukanlah secara mandiri atau pun berasal dari hidupnya sendiri. Ia mendapatkan semua kebaikan dalam dirinya bukanlah berasal dari dirinya sendiri melainkan dari Rasulullah s.a.w., sumber mata air semua rahmat. Oleh sebab itu kedudukannya sebagai nabi bukan untuk keagungan dirinya sendiri melainkan untuk kemuliaan dan kejayaan Nabi Muhammad s.a.w. Itulah sebabnya mengapa ia dikenal di langit sebagai Muhammad dan Ahmad. Walhasil ialah, bahwa kenabian Muhammad s.a.w. bagaimanapun juga kembali lagi kepada Muhammad s.a.w. dan tidak kepada orang lain. Seseorang yang mendakwakan kedudukan ini harus menyatakan semua kualitas yang ada pada dirinya adalah cerminan bayangan (buruzi) dari Muhammad s.a.w. dan ia mengakui berhutang budi kepadanya. Dengan demikian ayat: MAA KAANA MUHAMMADUN ABAA AHADIN MIR RIJAALIKUM WA LAAKIR RASOOLULLAHI WA KHATAM-AN NABIYYEEN 7 yaitu “Muhammad bukanlah bapak salah seorang diantara laki-lakimu akan tetapi ia adalah Rasul Allah dan meterai sekalian nabi” – dapat ditafsirkan dengan: LAISA MUHAMMADUN ABAA AHADIM MIR RIJAALUD DUNYAA WALAAKIN HUWA ABUR RIJAALUL AAKHIRATI LIANNAHU KHAATAMAN NA- BIYYEENA WA LAA SABEEL ILAA FAYOODULLA MIN GHAIRI TAUSATUH yaitu “Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang laki- laki di dunia ini akan tetapi ia adalah bapak bagi laki- laki di alam akhirat karena ia adalah khaataman- nabiyyiin dan tidak ada jalan untuk memperoleh karunia-karunia Tuhan kecuali melalui perantaraannya.” Singkatnya, kenabianku ini adalah karena dijadikannya aku Muhammad dan Ahmad, dan [ini] bukan karena keinginanku sendiri: Aku telah menerima kedudukan [nama] ini karena peleburan diriku yang sempurna bersatu dengan Nabi Muhammad s.a.w. [fana fir-rasul], dan oleh karena itu makna KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi) sama sekali tidak terganggu dengan kedudukanku ini. Namun kedatangan seorang nabi yang mandiri seperti Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus) pastilah akan menjadi berbeda artinya dengan makna itu.
  • 5. 8 Harus pula diingat bahwa perkataan nabi itu secara harfiah berarti orang yang menyatakan mendapat pengetahuan tentang khabar ghaib dari Tuhan. Di mana pun definisi ini masih tetap berlaku, di sini pula dituntut akan adanya seorang nabi, dan seorang nabi semestinya haruslah seorang rasul. Jika ia bukan seorang rasul, maka khabar ghaib yang bersih tidak dapat dilimpahkan kepadanya karena menurut ayat ini dinyatakan sebagai berikut: LAA YUZHARA 'ALAA GHAIBIHI AHADAN ILLAA MANIRTADAA MINAR RASOOL yaitu “Allah tidak membukakan rahasia- rahasia-Nya kepada siapa pun juga kecuali kepada rasul-Nya.” Jika kita mempercayai bahwa tidak ada nabi yang akan dibangkitkan setelah Nabi Muhammad s.a.w. dalam arti bahwa ia akan bernubuat dan mengatakan kejadian-kejadian masa depan, maka dapat berarti tercabutnya wahyu dan kedekatan dengan Tuhan dalam umat Nabi Muhammad s.a.w., karena definisi nabi hanya dapat digunakan kepada seseorang yang melaluinya rahasia-rahasia dari khabar ghaib dilimpahkan kepadanya sesuai dengan ayat LAA YUZHARA 'ALAA GHAIBIH. Demikian juga dengan seseorang yang diutus oleh Tuhan dinamakan sebagai rasul. 9 Perbedaan di antara keduanya adalah, bahwa tidak akan ada nabi yang membawa syari’at dapat datang setelah Nabi Muhammad s.a.w.; demikian pula, tidak seorang pun dapat meraih pangkat kenabian tanpa melalui perantaraan Nabi Muhammad s.a.w. dan ia menyatukan diri seutuhnya kepada wujud Nabi Muhammad s.a.w. [fana fir-rasul] sehingga ia di langit dikenal sebagai Muhammad dan Ahmad. Ia yang mendakwakan diri sebagai nabi tanpa memenuhi syarat-syarat ini adalah seorang kafir. Arti dari ungkapan KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi) menuntut bahwa selama adanya usaha pemisahan diri dari Nabi Muhammad s.a.w. sehalus apa pun, siapa pun yang kemudian mendakwakan menjadi nabi akan dijuluki sebagai orang yang memecahkan (merusak) Meterai yang ada dalam ungkapan KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi). Akan tetapi jika seseorang yang benar- benar telah bersatu meleburkan dirinya dalam “khaataman nabiyyiin,” menghilangkan usaha pemisahan dirinya serta menjadi pantulan dari semua keindahan dan kesempurnaan Nabi Muhammad s.a.w. bagaikan cermin yang bersih, ia akan disebut nabi tanpa memecahkan [merusak] Meterai milik Nabi s.a.w., karena ia adalah cerminan gambar Muhammad
  • 6. 10 dan Muhammad sendiri dalam bentuk zhilli [bayangan]. Jadi, meskipun seseorang mendakwakan menjadi nabi serta mendapat sebutan Muhammad dan Ahmad sedikit pun tidaklah bertentangan dengan martabat dan kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai KHAATAMAN NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi) karena melalui peleburan diri yang sempurna bersatu dengan beliau s.a.w. [fana fir-rasul], ia menjadi cermin dari Muhammad sendiri, gambar dirinya dan bahkan menyandang namanya. Tetapi Yesus Kristus (Nabi Isa a.s.) tidak dapat datang tanpa merusak Meterai milik Nabi s.a.w. karena kenabiannya adalah suatu bentuk kenabian yang berbeda. Dan, jika seorang pun tidak dapat meraih kenabian meski dalam arti menjadi buruzi [gambaran dan cerminan] Nabi Muhammad s.a.w., maka bagaimanakah ayat berikut ini dapat dijelaskan: IHDINASSIRAATAL MUSTAQEEM SIRAAT ALLAZEENA AN'AMTA 'ALAIHIM yakni “tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka” (QS. Al-Fatihah). Hendaklah diingat bahwa aku tidak pernah ragu-ragu untuk mendakwakan kenabian dan kerasulanku menurut makna ayat itu. Adalah dalam makna ini pula Al-Masih 11 yang Dijanjikan telah disebut sebagai nabi dalam Hadits Shahih Muslim. Jikalau seseorang yang menyatakan mendapat khabar-khabar ghaib dari Tuhan tidak berhak disebut sebagai nabi, maka dengan nama apakah ia akan disebut? Anggapan bahwa kata MUHADDATS adalah cukup untuk menjelaskan kedudukan ruhani seseorang, tidaklah didukung oleh kamus apa pun juga. Kata TAHDITS dalam bahasa Arab di dalam kamus apa pun tidaklah dijelaskan sebagai penguasaan dan pernyataan atas [terbukanya] rahasia-rahasia khabar ghaib; namun kata NUBUWWAT (Kenabian) mensyaratkan adanya suatu penguasaan atas rahasia- rahasia khabar ghaib. Perkataan NABI adalah umum digunakan dalam bahasa Arab dan bahasa Yahudi. Dalam bahasa Yahudi kata NABI itu diambil dari kata NABA yang artinya adalah anugerah atas nubuatan [khabar ghaib] yang diterimanya dari Tuhan. Nabi tidaklah mesti untuk mengemban atau membawa Syari’at baru. Nabi hanyalah suatu anugerah Ilahi yang mana rahasia-rahasia khabar ghaib diwahyukan kepada seseorang. Jadi, ketika aku sendiri telah menyaksikan sempurnanya penggenapan dari 150 buah khabar-khabar ghaib, maka bagaimana aku dapat menolak untuk menyebut diriku sebagai Nabi atau
  • 7. 12 Rasul Allah? Allah Sendirilah yang telah memberikan nama-nama ini; siapakah aku ini yang berani menolak nama-nama itu atau mengapakah aku harus takut kepada orang yang menentang Tuhan? Aku bersumpah dengan nama Tuhan yang telah membangkitkanku dan laknat-Nya akan jatuh kepada dia yang mengada-adakan dusta atas nama-Nya, bahwa Dia telah mengutusku sebagai Al-Masih yang Dijanjikan (Masih Mau’ud). Dan keyakinanku atas terang benderangnya wahyu-wahyu yang aku terima sedikit pun tidaklah mengurangi keteguhan dan mengalahkan keyakinanku atas ayat-ayat suci Al-Qur’an dan kebenaran akan wahyu yang telah Tuhan berikan kepadaku menjadi sangat nyata dengan diiringi tanda-tanda-Nya yang telah Dia tampilkan secara berurutan. Dan tidak ada sedikit pun keraguan padaku bersumpah disisi Ka’bah atas nama Tuhan bahwa wahyu suci yang diturunkan kepadaku adalah merupakan firman Tuhan yang sama, yang dahulu telah Dia turunkan kepada Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad s.a.w. Bumi dan langit menjadi saksi atas kebenaran pendakwaanku. Bumi dan langit 13 menyatakan bahwa aku adalah Khalifatullah [Wakil Tuhan] di muka bumi ini. Namun, sebagaimana telah dikatakan dalam nubuatan- nubuatan yang terdahulu, aku tentu akan ditolak oleh manusia. Orang-orang yang hatinya tertutup tentu tidak akan menerima aku. Tetapi aku tahu dan yakin bahwa Tuhan akan menolong aku, sebagaimana dahulu Dia selalu menolong rasul-rasul-Nya. Seorang pun tiada yang dapat melawan aku, sebab bantuan Tuhan tiada bersama mereka. Kapan pun dan di mana pun aku telah menolak disebut sebagai Nabi atau Rasul, hal ini hanya berarti bahwa dengan mendapatkan karunia keruhanian dari junjunganku yang mulia dan mendapatkan namanya, aku telah dianugerahi pengetahuan mengenai khabar- khabar ghaib. Tetapi aku ulangi lagi, bahwa aku tidak memperkenalkan atau membawa Syari’at baru dan aku tidak pernah menolak untuk disebut sebagai nabi dalam makna ini. Malahan dengan makna inilah Tuhan telah memanggilku dengan nama Nabi dan Rasul. Bahkan sampai sekarang pun aku tidak menolak untuk disebut sebagai Nabi dan Rasul dalam makna tersebut. Perkataanku: MAN NAISTAM RASOOL-O-NIYAA WARDA AMM KITAAB yakni aku bukanlah seorang
  • 8. 14 Nabi dan tidak membawa kitab, tidaklah mengandung arti lain kecuali aku bukanlah seorang nabi yang membawa Syari’at. Tentu saja, hal ini seyogyanya juga harus diperhatikan dan jangan pernah dilupakan, bahwa kendati pun aku disebut Nabi dan Rasul, Tuhan telah memberitahukan kepadaku bahwa aku tidak menerima semua karunia dan anugerah keruhanian ini secara mandiri dan tanpa perantaraan seseorang. Tidak; di sana yang tinggal di langit ada suatu wujud suci (Nabi Muhammad s.a.w.) yang melalui dukungan keruhaniannya semua karunia Tuhan telah dilimpahkan kepadaku. Adalah melalui perantaraannya dan setelah meleburnya seluruh wujudku ke dalam Nabi Besar s.a.w. itu [fana fir-rasul] dan telah dikenal sebagai Muhammad dan Ahmad, memang aku ini adalah seorang RASUL dan NABI, yaitu aku telah diutus dengan membawa misi dan telah diberkati dengan kemampuan mengetahui khabar- khabar ghaib. Dengan jalan inilah pendakwaan kenabianku sedikit pun tidak mengganggu kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai KHAATAMAN- NABIYYIIN (Meterai sekalian nabi), karena aku telah mendapatkan nama itu hanya dengan mencerminkan semua kesempurnaan Nabi Besar s.a.w. dalam diriku dan dengan meleburkan diriku sendiri dengan penuh kecintaan kepadanya. 15 Jika ada orang yang merasa tersinggung karena di dalam wahyu-wahyu kepadaku ada menyebutkan bahwa aku ini seorang NABI dan RASUL, maka orang itu tiada lain kecuali seorang yang bodoh, karena kenabian dan kerasulanku tidaklah menyalahi/merusak meterai, segel atau cap yang berasal dari Tuhan dengan cara apa pun juga. Jelaslah bahwa ketika aku menyatakan bahwa Tuhan telah memanggilku NABI dan RASUL dan para penentangku memiliki kepercayaan bahwa Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus) akan datang ke dua kalinya dan menjadi seorang nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w., tentang kedatangannya itu akan ada keberatan pula seperti halnya yang dikatakan kepadaku, yaitu merusak/mengganggu status Nabi Muhammad sebagai Meterai para nabi. Namun, apa yang aku kemukakan adalah, bahwa dipanggilnya aku sebagai NABI dan RASUL dalam arti kata yang sebenar-benarnya, setelah Nabi Muhammad s.a.w. yang adalah KHAATAMAN-NABIYYIIN – tidaklah ada sesuatu pun yang dapat menimbulkan keberatan dan tidak pula kenyataan ini dalam cara apa pun yang dimungkinkan dapat merusak/mengganggu kedudukan beliau s.a.w. sebagai KHAATAMAN-NABIYYIIN.
  • 9. 16 Berkali-kali aku katakan bahwa menurut ayat Al- Qur’an: WA AAKHAREENA MINHUM LAMMAA YALHAQOO BEHIM yakni: “Dan juga kepada kaum yang lain dari mereka yang yang belum berhubungan dengan mereka” (62:3). Aku adalah cerminan gambar sang KHAATAMAN-NABIYYIIN dan Muhammad sendiri dalam bentuk buruz (bayangan). Dua puluh tahun yang lalu sebagaimana tersebut dalam BRAHIIN AHMADIYYA, Tuhan menamakanku Muhammad dan Ahmad dan menyatakan kedatanganku menjadi kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Oleh sebab itu, kenabianku sama sekali tidaklah bertentangan dengan status Nabi Muhammad s.a.w. sebagai KHAATAM-AL-ANBIYYA karena bayangan itu tidak dapat dipisahkan dari aslinya dan dalam makna kiasan [inilah] aku adalah sama dengan Muhammad. Adalah dengan cara itu Meterai/Cap dari KHAATAMAN-NABIYYIIN tetap utuh dan bayangannya beliau s.a.w. ada dalam diriku yang memantulkan segala atribut dan kesempurnaan Nabi Muhammad s.a.w. Seseorang yang telah mendakwakan kenabiannya secara mandiri, dengan cara yang lain dan terpisah dari beliau s.a.w. adalah tidak dapat dibenarkan. Jika kamu menolak saya, maka kamu menolak Hadits-Hadits dari Nabi Muhammad s.a.w. 17 yang mengatakan bahwa Mahdi yang Dijanjikan akan menyerupai kekuatan fisik dan ruhani seperti junjungannya sedemikian rupa, bahkan ia akan dikenal dengan nama yang sama seperti nama yang dikenal bagi Nabi Muhammad s.a.w. yaitu, ia akan disebut dengan nama Muhammad dan Ahmad serta termasuk dalam kalangan ahlul bayt nya. Hal itu juga telah disebutkan dalam beberapa Hadits bahwa ia [Mahdi] berasal dari [keturunan] saya [Rasulullah s.a.w.]. Hadits ini merupakan suatu indikasi yang kuat dari suatu kenyataan bahwa ia (Mahdi yang Dijanjikan) akan memperoleh bagian dari Nabi Muhammad s.a.w. dan akan menjadi manifestasi beliau s.a.w. secara ruhani. Pernyataan aku ini selanjutnya terlihat ditemukan adanya kenyataan bahwa kata-kata yang digunakan Nabi Muhammad s.a.w. untuk menandakan hubungannya yang erat dan kesamaan beliau dengan Mahdi yang Dijanjikan – Beliau s.a.w. menyebutnya dengan namanya sendiri – jelas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. menganggap Pembaharu yang Dijanjikan sebagai bayangan [buruz] beliau s.a.w., sebagaimana Yoshua adalah buruz Nabi Musa a.s. Tidaklah mesti buruz ini memiliki suatu hubungan darah, yaitu menjadi anak atau cucu, dengan orang
  • 10. 18 yang digantikannya. Sepanjang adanya pertalian keturunan ruhani, hal itu merupakan suatu keadaan yang penting bahwa ia seharusnya menjadi suatu bagian dari orang yang digantikannya dan di antara ke duanya harus ada suatu hubungan timbal balik yang kekal dan saling berhubungan. Adalah sangat merendahkan Nabi Muhammad s.a.w. [jika orang berpikir] bahwa beliau telah mengabaikan aspek yang berhubungan dengan buruzi-nya yang memiliki pengertian yang jelas mengenai BURUZ (bayangan) itu dan beliau mulai menekankan kenyataan bahwa buruzi-nya merupakan cucu keturunannya. Padahal, apakah hubungan antara cucu dengan buruz-nya? Jika hubungan ini sangat penting bagi seorang BURUZ, lalu mengapa Nabi Muhammad s.a.w. lebih suka memilih cucu, suatu pertalian [darah] yang jauh; anak seharusnya merupakan pilihan yang [lebih] alami. Tetapi firman Tuhan benar-benar telah menghilangkan kemungkinan Nabi Muhammad s.a.w. menjadi bapak bagi lelaki mana pun juga dalam arti jasmani, namun di sisi lain kedatangan seorang buruz telah dikhabarkan. Seandainya tidak ada buruz Nabi Muhammad s.a.w., lalu bagaimana murid-murid Orang yang Dijanjikan ini dapat disebut sebagai para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana disebutkan dalam ayat WA AAKHAREENA MINHUM dalam Al- 19 Qur’an? Dan jika kamu menolak kemungkinan datangnya seorang buruz, berarti kamu mendustakan ayat Al-Qur’an ini. Orang yang hanya mampu menafsirkan suatu pernyataan secara harfiah terkadang mengatakan bahwa Orang yang Dijanjikan itu adalah dari keturunan Hassan r.a. atau Hussain r.a., dan di waktu lain adalah dari keturunan Abbas r.a. Akan tetapi, yang dimaksud oleh nubuatan Nabi Muhammad s.a.w. itu adalah demikian: bahwa dia (Orang yang Dijanjikan) itu hanyalah akan menjadi ahli waris beliau s.a.w., sebagaimana anak menjadi ahli waris bapaknya. Ia akan mewarisi kebesaran namanya, keutamaan kedudukannya, keluasan ilmunya dan ketinggian ruhaninya. Singkatnya, dirinya akan merefleksikan segala aspek kemuliaan dan ketinggian pribadi Nabi Muhammad s.a.w. Ia akan menganggap semua kelebihan ini bukan berasal dari dirinya, melainkan akan diakuinya sebagai pinjaman dari Nabi Muhammad s.a.w. dan dengan meleburkan dirinya secara sempurna kepada junjungannya, maka wajah cantik junjungannya akan ditampakkannya kepada dunia. Jadi, hanya dengan menjadi buruz Nabi Muhammad s.a.w. sajalah, ia akan mewarisi namanya, ilmu serta atribut keruhaniannya, dengan demikian ia
  • 11. 20 [juga] akan mewarisi pangkat kenabian beliau s.a.w. Seorang buruz tidaklah lengkap jika ia tidak menampilkan tiap keutamaan dan kesempurnaan model aslinya. Karena nubuat itu merupakan atribut dari seorang nabi, adalah sudah sewajarnya pula buruzi-nya memiliki atribut [nubuat] sebagaimana model aslinya. Dalam soal ini semua nabi telah sepakat bahwa buruz [bayangan] adalah merupakan gambar yang sempurna dari model aslinya sedemikian rupa, sehingga pengganti yang datang akan dikenal seperti nama yang sama seperti sebelumnya. Jadi, jelaslah bahwa hanya dalam suatu pengertian kiasanlah penggunaan nama Muhammad dan Ahmad oleh seorang ahli waris ruhaniah, tidaklah menunjukkan adanya dua Muhammad dan dua Ahmad, demikian pula halnya dengan pendakwaan kenabian sebagai buruz sekali-kali tidaklah merusak kesucian Meterai/Cap dari KHAATAMAN-NABIYYIIN, karena buruz itu tidak dapat dianggap berbeda dan terpisah dari model aslinya. Dengan cara ini kenabian Muhammad s.a.w. tetap bersama Nabi Muhammad s.a.w. Para nabi sepakat bahwa tidak ada perbedaan antara keduanya. Kedudukan BURUZ (bayangan) ini digambarkan dengan sangat jelas dalam bait: MAN TO SHUDM TOW MAN SHUDEE, MAN TAN SHUDAM 21 TO JAAN SHUDEE TAA KISS NAGWEED BA'D AZEEN, MAN DEEGARAM TO DEEGAREE yaitu: “aku menjadi engkau dan engkau menjadi aku. Aku menjadi tubuh dan engkau-lah jiwa. Supaya tak seorang pun mengatakan kemudian bahwa aku berbeda dari engkau.” Akan tetapi, jika Yesus Kristus (Nabi Isa a.s.) kembali ke dunia ini, ia tidaklah dapat berbuat banyak tanpa mengganggu Meterai/Cap dari KHAATAMAN-NABIYYIIN. Singkatnya, perkataan KHAATAMAN-NABIYYIIN merupakan suatu Meterai/Stempel Ilahi yang dicapkan di atas kenabian Muhammad s.a.w. Adalah tidak mungkin bahwa cap itu akan menjadi rusak. Namun, adalah sangat dimungkinkan Nabi Muhammad s.a.w. dapat datang ke dunia ini tidak hanya sekali atau dua kali bahkan beratus-ratus kali dalam wujud seseorang yang merefleksikan semua atribut Nabi Muhammad s.a.w. dan menjadi cerminan atau buruz serta menampilkan sifat-sifat beliau lainnya dalam dirinya. Ringkasnya, ungkapan KHAATAMAN-NABIYYIIN juga merupakan suatu Meterai/Stempel Ilahi pada kenabian. Keadaan menjadi buruz-nya Nabi Muhammad s.a.w. ini merupakan pangkat yang diberikan Tuhan, sebagaimana terlihat dengan jelas pada ayat: WA AAKHAREENA MINHUM LAMMAA YALHAQOO
  • 12. 22 BEHIM yaitu: “Dan juga kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka” (62:3). Para nabi tidak pernah cemburu terhadap buruzi-nya, karena buruz itu pada akhirnya adalah cerminan rupa mereka dan membawa tanda cap/stempel mereka. Namun, secara alami mereka akan cemburu kepada yang bukan buruz-nya. Lihatlah! Bagaimana Nabi Musa a.s. mengungkapkan kecemburuannya dan tidak dapat menahan air matanya ketika mengetahui Nabi Muhammad s.a.w. telah melampaui [kedudukan/derajat] nya pada suatu malam Mi’raj. Jadi, ketika Tuhan Sendiri berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w. bahwa tidak ada seorang nabi yang akan datang setelah beliau dan kemudian menyalahi janji-Nya dengan mengutus Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus) – bagaimana sedih dan malunya Nabi Muhammad s.a.w. menghadapi kenyataan ini. Singkatnya, kenabian dalam bentuk buruz-nya Nabi Muhammad s.a.w., dalam cara apa pun tidaklah bertentangan dengan kenabian Muhammad s.a.w. dan juga tidak merusak martabat Nabi Muhammad s.a.w. sebagai KHAATAMAN-NABIYYIIN (Meterai para nabi). Akan tetapi, kedatangan seorang nabi mandiri yang mendapatkan kenabiannya secara mandiri [tidak berasal dari Nabi Muhammad s.a.w.] akan meruntuhkan fondasi Islam. Hal ini akan 23 menodai Nabi Muhammad s.a.w., bahwa untuk menyelesaikan tugas besar menghancurkan dajjal (anti Kristus) akan dilakukan oleh Nabi Isa a.s., bukannya oleh Nabi Muhammad s.a.w. Adanya kenyataan itu – semoga Tuhan melindungi (na’udzubillah) – menunjukkan kedustaan ayat: WALAAKIR RASOOLULLAHI WA KHAATAMAN-NABIYYIIN yaitu “dan ia adalah Rasulullah dan Meterai para nabi” (33:40). Dan di dalam ayat ini ada suatu nubuatan yang tersembunyi bahwa suatu cap/meterai telah diletakkan di atas kenabian sampai hari kiamat dan kecuali seorang buruz Nabi Muhammad s.a.w., tidak seorang pun akan dianugerahi rahasia-rahasia Ghaib seperti [yang dianugerahi kepada] para nabi Tuhan. Dan sebagaimana aku adalah Orang yang Dijanjikan itu – yang ditakdirkan untuk menjadi cerminan sempurna Nabi Muhammad s.a.w. dan buruz-nya, untuk itulah kepadaku telah dikaruniakan kenabian yang hanya [dalam bentuk] suatu BURUZ (bayangan) dari Nabi Muhammad s.a.w. saja yang bisa didapatkan. Sekarang, seluruh dunia tidak berdaya untuk menghalangi jenis kenabian yang telah di cap/meterai-kan ini. Seorang buruzi sejati Nabi Muhammad s.a.w. telah ditakdirkan hadir di Akhir Zaman dan ia telah hadir [untuk] menampilkan dalam dirinya semua kesempurnaan dan keunggulan Nabi
  • 13. 24 Muhammad s.a.w. Saat ini, tidak ada jalan terbuka yang masih tersedia untuk diminum kecuali melalui pancuran mata air kenabian Muhammad s.a.w. ini. Ringkasnya, kenabian yang seperti itu tidaklah merusak Meterai/Cap KHAATAMIYAT. Akan tetapi, datangnya Nabi Isa a.s. (Yesus Kristus) bukan hanya merupakan suatu penolakan dari ayat: WA LAAKIR RASOOLALLAHI WA KHAATAMAN-NABIYYIIN, namun juga menyebabkan rusaknya Meterai/Cap itu. Adanya ajaran [doktrin] yang jelas tidak masuk akal dan tidak berdasar ini tidak mendapat dukungan dari Al-Qur’an. Bagaimana doktrin ini dapat dimungkinkan ketika kepercayaan yang seperti itu berlawanan dengan ayat Al-Qur’an yang disebutkan di atas. Namun, datangnya seorang nabi yang mempercayai kenabiannya berasal dari Nabi Muhammad s.a.w. adalah didukung oleh Al-Qur’an Suci dan ayat WA AAKHAREENA MINHUM menjadi saksi bagi hal itu. Ayat ini juga berisi suatu isyarat yang indah, di mana ayat ini menyebutkan golongan [akhir] yang telah dianggap sebagai Sahabat-Sahabat (Nabi Muhammad s.a.w.), namun tidak dicantumkan secara khusus bahwa melalui perantaraan buruz itu, yakni melalui Masih Mau’ud, para muridnya dimasukkan di antara golongan para Sahabat dan mereka [golongan akhir] 25 tidak dianggap seperti para Sahabat [awal] yang mendapatkan bimbingan ruhani [langsung] dari Nabi Muhammad s.a.w. Tidak adanya pencantuman ini menunjukkan secara khusus bahwa buruz ini memiliki keadaan ruhani yang bergantung pada Nabi Muhammad s.a.w. dan kenabian serta kerasulannya yang merupakan suatu pinjaman, tidaklah mengganggu kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai KHAATAMAN-NABIYYIIN. Inilah sebabnya mengapa ayat itu memperlakukan buruz itu dengan tidak menyebutkannya dan membatasi penyebutannya hanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. saja. Demikian pula dengan ayat: INNA A'TAINAA KAL KAUTHAR yaitu, “sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada engkau berlimpah-limpah kebaikan” – ada suatu nubuatan mengenai tampilnya seorang buruz yang akan dimanifestasikan pada zaman KAUTHAR (berlimpah-limpahnya kebaikan), memang demikianlah, air mancur keruhanian yang penuh berkah akan mulai mengalir dan kaum yang beriman dalam Islam akan berlimpah jumlahnya. Bahkan dalam ayat ini, penyebutan mengenai masalah [keturunan] jasmani telah diabaikan dan yang telah ditampilkan hanyalah suatu nubuatan mengenai keturunan ruhani (dari Nabi Muhammad s.a.w.).
  • 14. 26 Walaupun Tuhan telah menganugerahkan kehormatan ini kepadaku di mana mengalir darah Israil dan Fatimah dalam pembuluh darahku, namun aku lebih mengutamakan aspek hubungan ruhani dengan Nabi Muhammad s.a.w. Hubungan keruhanianku dengan beliau adalah suatu hubungan seorang buruz (bayangan) dengan model aslinya. Sekarang aku telah menjelaskan hal ini untuk menunjukkan bahwa para penentangku yang bodoh menuduhku karena aku mendakwakan memiliki kenabian dan kerasulan yang berdiri sendiri. Aku tidak pernah membuat pendakwaan seperti itu, dan juga aku tidak menyatakan diriku menjadi seorang Nabi atau Rasul dalam pengertian seperti yang biasa mereka gunakan pada kata [nabi dan rasul] itu. Akan tetapi aku adalah seorang Nabi dan Rasul dalam pengertian yang telah aku jelaskan di atas. Demikianlah, orang yang datang menuduhku dengan rasa dengki karena aku mendakwakan memiliki kenabian dan kerasulan seperti itu [berdiri-sendiri atau membawa Syari’at], maka ia menurutkan hati dan pikirannya dalam suatu kedustaan dan kekotoran. Aku adalah seorang Nabi dan utusan Tuhan karena aku adalah cerminan dari Nabi Muhammad s.a.w. serta buruzi-nya dan hanya berdasarkan hal inilah Tuhan telah menamaiku Nabi 27 dan Rasul dalam bentuk BURUZ berkali-kali. Diriku sendiri tidak ada. Diriku telah diliputi Nabi Muhammad s.a.w. Itulah sebabnya aku dinamakan Muhammad dan Ahmad. Jadi, kenabian dan kerasulan Muhammad s.a.w. tetap beserta beliau dan tidak dialihkan kepada orang lain. MIRZA GHULAM AHMAD, Qadian, 5 November 1901. Selebaran ini aslinya ditulis dalam bahasa Urdu dan terbit pada tahun 1901. Selebaran ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Malik Ghulam Farid, M.A. dan muncul dalam majalah bulanan Review of Religions. Selebaran telah disalin dari versi yang diterbitkan oleh Sadr Anjuman Ahmadiyah, Qadian, pada tahun 1974. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia bersumber dari: http://www.alislam.org/books/misunderstandingremoved.html Penerjemah: M. A. Suryawan – 15 Juni 2005