1. MAKALAH AGAMA ISLAM 1
“KELAHIRAN DAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW”
Dosen Pembimbing :
ABDUL HAMID ALY,S.PD,,M
Disusun Oleh :
RISKI ABIDAH EL ANISA (21901081012)
TAMI ERLIANI (21901081009)
FARIQ RAHMAN AZIS (21901081035)
AGHITS BAIHAQI (21901081037)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
2. 2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas segala limpahan
rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “KELAHIRAN DAN DAKWAH NABI MUHAMMAD
SAW’’kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah AGAMA ISLAM
Makalah ini kami susun dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah lebih maju.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Malang, 1 Oktober 2019
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 4 Misi kerasulan nabi MUHAMMAD SAW.......................................................5
1.2 dakwah secara sembunyi-sembunyi......................................................................8
1.3 Turunnyah perintah untuk dakwah secara terang-terangan...................................8
1.4 Dakwah secara terang-terangan ..........................................................................13
1.5 Kondisi pasca wafatnya nabi SAW......................................................................14
BAB 2 PENUTUP
2.1 KESIMPULAN .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
4. 4
1. 4 Misi Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Muahammad Saw adalah seorang abi dan Rasul terakhir bagi umat Manusia. Muhammad
Saw memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan
pemerintahan tunggal Islam. Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid untuk
mengesakan Allah Swt sebagaimana yang dibawa Nabi dan Rasul sebelumnya. Nabi Saw
adalah seorang yang tabah dan sabar, sehingga beliau menjadi panutan bagi manusia dalam
segala aspek kehidupan baik dalam urusan dunia ataupun akhirat. Keteladanan nabi saw tidak
di ragukan kebenarannya, maupun kebaikannya, karena di sampaikan nabi Muhammad saw
adalah berdasarkan wahyu bukan kebohongan da omong kosong. Nabi Muhammad Saw di
utus Allah Swt. setidaknya ada empat misi kerasulannya.
1. Mengajarkan Ketauhidan.
Rasulullah Saw mengajarkan untuk meng esakan Allah Swt dan memberantas
kemusyrikan yang dilakukan oleh masyarakat Mekkah pada saat itu. Hal ini dijelaskan
dalam Al-Quran :
وَوم ا أَو َسألانَاو ا أَوَقبالَك امَِوقََ ََوأٍَو ٍنااقََُقويَِو لَأْوَ أَنأْو ََوٍ ليَِو أ اَِنأْون أا ٍيو لَأْو ُو ٍك
“Danو Kamiو tidakو mengutusو seorangو Rasulو punو sebelumو engkauو (Muhammad)و melainkanو
Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku,
maka sembahlah Aku.”و (QS.وAl-Anbiya : 25)
2. Menyempurnakan Akhlak. Akhlak Nabi Muhammad Saw. merupakan acuan yang tidak
ada bandingannya. Bukan hanya dipuji oleh manusia, tetapi juga oleh Allah Swt. Hal ini
dapat dilihat dalam firman-Nya:
ووَاوٍَُّلٍلو أََلََٰنوَسليأْ ََِظأم
Artinya:و “Danو sesunguhnyaو kamuو (و Muhammadو )و benar-benar berbudi pekerti yang
agung.“و (QS.وAl-Qalam: 4 )
Ketika Aisyah binti Abu Bakar (istri Nabi Muhammad) ditanya tentang akhlak Nabi
Muhammadو saw.,و iaو menjawabو :و “Akhlaknyaو adalahو Al-Qur’anو “.و (HR.و Ahmadو danو
Muslim)
Nabi Muhammad Saw. Bersabda
: Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:و “Sesungguhnyaو
akuوdiutusو untukو menyempurnakanو akhlak.”و (HR.وAhmad)و
Hadits di atas mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan ajaran yang diterima Rasulullah
Saw dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi umat yang pada saat itu dalam
kejahiliyahan. Pada saat itu, manusia mengagungkan hawa nafsu dan sekaligus menjadi
hamba hawa nafsu. Ajaran akhlak yang dibawa Nabi Muhammad Saw tersebut
terangkum dalam sebuah hadits yang artinya:
5. 5
“Haiو Muhammad,و beritahuو padakuو tentangو iman,و imanو yaituو engkauو percayaو kepadaو
Allah, malaikat, kitab, rasul, dan hari kebangkitan. Kemudian, Jibril bertanya lagi, hai
Muhammad apa yang dimaksud dengan Islam? Islam, yaitu engkau bersaksi bahwa tiada
Tuhan selainAllah danMuhammad adalah utusan-Nya,mendirikan salat,menunaikan
zakat, puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji ke Baitullah bila mampu.
Kemudian,و Jibrilو bertanyaو lagi,و “Haiو Rasulullahو apaو yangو dimaksudو denganو ihsan?و Ihsan,و
yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Apabila engkau tidak
melihatnya,و makaوDiaوpastiوmelihatmu.”و (HR.وMuslim)
Hadits di atas menjelaskan bahwa ajaran akhlak yang dibawa Nabi Muhammad berupa
tiga hal, yaitu: iman, Islam, dan ihsan. Ketiganya merupakan proses yang kontinu yang
hendaknya dilakukan seorang Muslim. Ini semua tidak hanya merupakan kewajiban bagi
seorang Muslim, tetapi juga merupakan pendidikan yang dilakukan seumur hidup guna
membentuk akhlak yang baik terhadap Allah swt. dan sesama makhluk. Berdasarkan
hadits tersebut, kita dapat mengetahui bahwa tujuan berakhlak itu supaya hubungan kita
dengan Allah dan makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
3. Membangun Manusia yang Mulia dan Bermanfaat.
Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi
Muhammad saw. jugamengajarkan agar penyelesaianmasalah tidak boleh dilakukan
dengan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan
beradab.
Hal ini tercermin dalam tindakan Nabi Muhammad Saw. ketika mendamaikan
masyarakat Mekah saat akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Nabi
Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi
kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya, dia harus mengasihi yang miskin dengan cara
menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang
lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya, baik anak itu laki-laki maupun perempuan.
Sebaliknya, anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun
mereka sudah sangat tua.
Ketika antar anggota masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya, saling
menghormati, menghargai, dan mengasihi, akan menjadi masyarakat yang damai, aman,
tenteram, dan sejahtera. Terbukti, saat ini, keadaan Masyarakat Mekah dan Madinah
menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera, dan mengalami kemajuan
yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah Swt dan
senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad Saw.
4. Memberi Kabar Gembira dan Peringatan.
Rasulullah Saw memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah Swt, serta mengikuti beliau. Sebaliknya beliau mengingatkan kepada mereka yang
berbuat kejahatan, kemusyrikan, dan kemaksiatan agar menghentikan perbuatan-
perbuatan yang terlarang itu, pahamilah Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an
وو:وَِّنأ َيقوََِأُو ََكلو لَأُْوقلٍَِوا أَواوأْ ََِوورًَّنأ َي ََروًِنأَْأوأَََّّ انقأأوََقَلبالَك امَِقوليأْ
6. 6
“Sungguh,و Kamiو mengutusو engkauو denganو membawaو kebenaranو sebagaiو pembawaو beritaو
gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satupun umat melainkan di sana
telahو datangو seorangو pemberiو peringatan.”و (QS.وAl-Fatir :24)
B.Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan Rasulullah dengan tujuan untuk
keamanan Mekah sendiri, karena ketika itu orang Quraisy mempunyai watak yang keras dan
masih meyakini berhala sebagai tuhan mereka. Pada metode ini dakwah difokuskan kepada
orang-orang terdekat Rasulullah saw yakni keluarga dan para sahabatnya.
Dakwah tersebut dilaksanakan di rumah Rasulullah, di situlah beliau mengajarkan mengenai
risalah-risalah tauhid dan ajaran-ajaran tentang islam lainnya yang telah Allah swt wahyukan
kepada Rasulullah saw. Dengan dakwah tersebut Rasulullah saw mengajak agar mereka
meninggalkan agama nenek moyang yang mengajarkan untuk menyembah berhala.
Karena keluarga dan para sahabat tahu bahwa Nabi Muhammad merupakan orang yang
terpuji sehingga mereka, baik keluarga maupun para sahabat yakin dan percaya kemudian
mengikuti ajaran islam yang dibawakan oleh Rasulullah tersebut.
Di antara orang-orang pertama (Asssabiqunal Awwalun) yang masuk islam adalah : Siti
Khadijah, Ali Bin Abi Thalib, Zaid Bin Harizah, Dan Abu Bakar Assidiq. Kemudian setelah
itu bertambah lagi, yaitu Utsman Bin Affan, Zubair Bin Awwam, Said Bin Abi Waqas,
Abdurrahmanو Binو ‘Auf,و Tahaو Binو Ubaidillah,و Abuو Ubaidillahو Binو Jarah,و Fatimahو Binو
Khatabb Beserta Suaminya Said Bin Zaid Al Adawi, dan beberapa orang lainnya yang
merupakan orang-orang suku quraisy. Dakwah dengan sembunyi-sembunyi ini dilakukan
oleh Rasulullah saw selama kurang lebih tiga tahun.
C. Turunya perintah untuk dakwah secara terang- terangan.
Ibnuو Hisyamو berkataو :و „Kemudianو secaraو berturut-turut manusia, wanita danlelaki ,
memeluk Islam, sehingga berita Islam tersiar di Mekkah dan menjadi bahan pembicaraan
orang. Llau Allah memerintahkan Rasul-Nya menyampaikan Islam dan mengajak orang
kepadanya secara terang-terangan, setelah selama tiga tahun Rasulullah saw melakukan
dakwah secara sembunyi, kemudian Allah berfirman kepadanya :
“Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu pedulikan
orang musyrik.“ (QS al-Hijr : 94)
“Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.“ (QS asy-
Syu’araو :و214-215)
“Dan katakanlah „Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan.“ (QS
al-Hijr : 89)
7. 7
Pada waktu itu pula Rasulullah saw segera melaksanakan perintah Allah. Kemudian
menyambutو firmanو Allah:“و Makaو siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan
janganlah kamu pedulikan orang-orangو yangو musyrik.“و Denganو pergiو keو atasو bukitو Shafaو
laluو memanggil,“Wahaiو Baniو Fihr,و wahaiو baniو ‘adi,“و Sehinggaو merekaو berkumpulو danو
orang yang tidak bisa hadir mengirimkan orang untuk melihat apa yang terjadi. Maka Nabi
sawو berkataو :“و Bagaimanakahو pendapatmuو jikaو akuو kabarkanو bahwaو diو belakangو gunungو iniو
ada sepasukan kuda musuh yang datang akan menyerangmu, apakah kamu mempercayaiku
?“و Jawabو merekaو :“و Ya,و kamiو belumو pernahو melihatو kamuو berdusta.“و Kataو Nabiو sawو :“و
Ketehuilah , sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian dari siksa
yangو pedih.“و Kemudianو Abuو Lahabو memprotes,“Sungguhو celaka kamu sepanjang hari ,
hanyaو untukو inikahو kamuو mengumpulkanو kami.“و Lalu turunlah firman Allah :
“Binasalahو keduaوbelahو tanganو AbuوLahab,و danوsesungguhnyaو diaوakanوbinasa.
Kemudianو Rasulullahو sawو turunو danو melaksanakanو firmanو Allah,“و Danو berilahو
peringatanو kepadaو kerabatmuو yangو terdekat,“و denganو mengumpulkanو semuaو keluargaو dan
kerabatnyaو laluو berkataو kepadaو mereka,و „Wahaiو Baniو Ka’bو binو Lu’au,و selamatkanlahو dirimuو
dariو apiو neraka!و Wahaiو baniو Murrahو binو Ka’abو ,و selamatkanlahو dirimuو dariو apiو neraka!و
Wahai Bani Abdi Syams, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Abdul
Muththalib , selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai fatimah, selamatkanlah dirimu
dari api neraka! Sesungguhnya , aku tidak akan dapat membela kalian di hadapan Allah,
selain bahwa kalian mempunyai tali kekeluargaan yang akan aku sambung dengan
hubungannya.
Dakwah Nabi saw , secara terang-terangan ini ditentang dan ditolak oelh bangsa Quraisy,
dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama ynag telah mereka warisi
dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka. Pada
saat itulah Rasulullah saw mengingatkan mereka akan perlunya membebaskan pikiran dan
akal mereka dari belenggu taqlid. Selanjutnya dijelaskan oleh Nabis aw bahwa tuhan-tuhan
yang mereka sembah itu tidak dapat memberi faidah atau bahaya sama sekali. Dan bahwa
turun-temurun nenek moyang mereka dalam menyembah tuhan-tuhan itu tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengikuti mereka secara taqlid buta. Firman Allah menggambarkan
mereka :
“Dan apabila dikatakan kepada mereka,“Ikutalah apa yang telah diturunkan Allah,“
mereka menjawab,“ (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari
(perbuatan) nenek moyang kmai.“ (Apakah mereka akan mengikuti juga) walaupaun nenek
moyang mereka tidak mengetahui suatu pun dan tidak mendapat petunjuk ?“ (QS al-
Baqarah : 170)
Ketika Nabi saw mencela tuhan-tuhan mereka, membodohkan mimpi-mimpi mereka, dan
mengecam tindakan taqlid buta kepada nenek moyang mereka dalam menyembah berhala,
mereka menentangnya dan sepakat untuk memusuhinya, kecuali pamannya Abu Tahlib
yang membelanya.
8. 8
Beberapa Ibrah
Pada bagian Sirah Nabi saw ini terdapat tiga hal yang penting untuk di catat :
Pertama , sesungguhnya Rasulullah saw ketika menyampaikan dakwah Islam secara
terang-terangan kepada bangsa Quraisy dan bangsa Arab pada umumnya, mengejutkan
mereka dengan sesuatu yang tidak pernah mereka pikirkan atau asing sama sekali. Ini
secara jelas nampak dalam reaksi Abu lhab terhadapnya, dan kesepakatan tokoh-tokoh
Quraisy untuk memusuhi dan menentangnya.
Hal ini kiranya cukup menjadi jawaban telak bagi orang-orang yang berusaha
menggambarkan syariat Islam sebagai salah satu buah nasionalisme Arab, dan menganggap
Nabi saw dengan dakwah yang dilakukannya sebagai mencerminkan idealisme dan
pemikiran Arab pada masa itu.
Bagi pengkaji Sirah Nabawiyah tidak perlu menyusahkan diri untuk menyanggah atau
mendiskusikan tuduhan-tuduhan lucu itu. Sebenarnya orang-orang yang melontarkan
tuduhna itu sendiri mengetahui kenaifan dan kepalsuannya. Tetapi betapapun tuduhan-
tuduhan tersebut, dalam pandangan mereka , harus dilontarkan guna menghancurkan Islam
dan pengaruhnya. Tidaklah penting bahwa tuduhan tersebut harus benar. Yang penting
bahwa kepentingan dan tujuan mereka memerlukan pengelabuhan seperti itu.
Kedua, sebenarnya bisa saja Allah tidak memerintahkan Rasul-Nya utnuk memberi
peringatan kepada keluarga dan kerabat dekatnya secara khusus, karena sudah cukup
dengan keumumam perintah-Nya yang lain , yaitu firman-Nyaو :“و Makaو siarkanlahو apaو yangو
diperintahkanو kepadamu.“و Perintahو iniو sudahو mencakup semua anggota keluarganya dan
kerabatnya. Lalu apa hikmah dikhususkan perintah untuk memberi peringatan kepada
keluarganya ini ?
Jawabannya, bahwa ini merupakan isyarat kepada beberapa tingkat tanggung yang
berkaitan dengan setiap Muslim pada umumnya, dan paraوda’iو padaوkhususnya.
Tingkat tanggung jawab yang paling rendah ialah tanggung jawab seseorang terhadp
dirinya sendiri. Karena mempertimbangkan penumbuhan tingkat tanggung jawab ini, maka
rentang waktu permulaan wahyu berlangsung sekian lama. Yakni sampai Muhamad saw
mantap dan menyadari bahwa ia seorang Nabi dan Rasul dan bahwa apa yang diturunkan
kepadanya adalah wahyu dari Allah yang harus diyakininya sendiri terlebih dahulu, dan
mempersiapkan dirina untuk menerima prinsip , sistem, dann hukum yang akan
diwahyukan.
Tingkatan berikutnya ialah tanggung jawab seorang Muslim terhadap keluarga dan kerabat
dekatnya. Sebagai pengarahan kepada pelaksanaan tanggung jawab ini, Allah secara khusus
9. 9
memerintahkan Nabi-Nya agar memberi peringatan kepada keluarga dan kerabat dekatnya,
setelah perintah bertabligh secara umum. Tingkat tanggung jawab ini merupakan kewajiban
bagi setiap Muslim yang memiliki keluarga dan kerabat.
Tidak ada perbedaan antara dakwah Rasul kepada kaumnya dan dakwah seorang Muslim
kepada keluarganya. Hanya saja , yang pertama berdakwah kepada syariat baru yang
diturunkan Allah kepadanya, sementara yang kedua berdakwah dengan dakwah Rasul.
Sebagaimana Nabi atau Rasul tidak boleh untuk tidak menyampaikan dakwah kepada
keluarga dan kerabat dekatnya. Bahkan ia wjib memaksa keluarganya untuk
melaksanakannya, maka demikian pula halnya seorang Muslim terhadap keluarganya dan
kerabat dekatnya.
Tingkatو ketigaو ialahو tanggungو jawabو seorangو ‘alimو terhadpو kampungو atauو negerinya,و danو
tanggung jawab seorang penguasa terhadap negara dankaumnya. Masing-masing dari
keduanya menggantikan tanggung jawab Rasulullah saw, karena keduanya merupakan
pewarisو Rasulullahو sawو secaraو syariat,و sebgaimanaو sabdaو beliauو :“و Ulamaو adalahو pewarisو
paraو Nabi.“و Selainو itu,و Imamو danو penguasa juga disebut Khalifah (pengganti) , yakni
pengganti Rasulullah saw.
Tetapi seorang imam dan penguasa dalam masarakat Islam, diharuksn memiliki ilmu.
Sebab tidak ada perbedaan antara tabiat tanggung jawab ynag diemban Rasulullah saw dan
tanggung jawab yang diembang oleh para ulama dan penguasa. Bedanya bawha Rasulullah
saw menyampaikan syariat mereka mengikuti jejak Rasulullah saw dan berpegang teguh
dengan Sunnah dan Sirahnya dalam apa yang mereka lakukan dan sampaikan.
Jadi , sebagai seorang mukallah, Nabi saw bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Sebagai pemilik keluarga dan kerabat, Nabi saw bertanggung jawab kepada keluarga dan
kerabatnya. Dan sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah, beliau bertanggung jawab terhadap
semua manusia.
Demikian pula halnya dengan diri kita, baik sebagai seorang mukallaf , pemilik keluarga,
ataupun ulama. Dan seorang penguasa memiliki tanggung jawab sebgaimana nabi saw.
Ketiga, Rasulullahو sawو mencelaو kaumnyaو karenaو merekaو menjadiو „tawanan“و tradisiو nenekو
moyang mereka tanpa berpikir lagi tentang baik dan buruknya. Kemudian Rasulullah saw
mengajak mereka untuk membebaskan akal mereka dari belenggu taqlid buta dan fanatisme
terhadap tradisi yang tidak bertumpu di atas landasan pemikiran dan logika sehat.
Hal ini menjadi dalil bahwa agama ini termasuk masalah keyakinan dan hukum bertumpu
di atas akal dan logika. Karena itu, di antara syarat terpenting kebenaran iman kepada Allah
dan masalah-masalah keyakinan yang lain ialah, bahwa keimanan tersebut harus didasarkan
kepada asas keyakinan dan pemikiran yang bebas, tanpa dipengaruhi oelh kebiasaan atau
tradisi sama sekali. Sehingga pengarang kitab Jauharatut Tauhid mengatakan :
“Setiapو orangو yangو bertaqlidو dalamو masalahو tauhidو keimanannyaو tidakو terbebasو dariو
keraguannya.و „
10. 10
Dari sini dapat anda ketahui bahwa Islam datang utnuk memerangi tradisi dan melarang
masuk ke dalam jeratnya. Sebab semua prinsip dan hukum Islam didasarkan pada akal dan
logika yang sehat. Sementara itu, tradisi di dasarkan pada dorongan ingin mengikuti emata
tanpa ada unsur seleksi dan pemikiran. Kata tradisi dalam bahasa Arab berarti sejumlah
kebiasaan yang diwarisi secara turun temurun, atau yang berlangsung karena faktor
pergaulan dalam suatu lingkungan atau negeri, dimana taqlid semata merupakan penopang
utama bagi kehidupan kesinambungan tradisi tersebut.
Semua pola kehidupan yang dibiasakan manusia, seperti beberapa permainan apda saat-sat
kegembiraan, atau berpakaian hitam pada saat kesusahan dan kematian, yang bertahan
secara turun-temurun karena faktor pewarisan atau transformasi mellui pergaulan, dalam
istilah bahasa dan ilmu sosial disebut tradisi.
Dengan demikian, Islam sama sekali tidak mengandung unsur tradisi, baik yang berkaitan
dengan aqidah , hukum atau sistem. Karena aqidah di dasarkan pada landasan akal dan
logika. Demikian pula hukum, ia didasarkan pada kemaslahatan duniawi dan
ukhrawi.Kemaslahatan ini tidak dapat diketahui kecuali melalui pemikiran dan perenungan
, kendatipun oleh sebagian akal manusia tidak dapat diketahui karena sebab-sebab tertentu.
Dengan demikian, jelaslah kesalahan orang-orang yang mengistilahkan peribadahan,
hukum-hukum, syariat dan akhlak Islam dengan tradisi Islam.
Sebab, peristilahan yang dzalim ini akan memberikan konotasi bahwa perilaku dan akhlak
Islam tersebut bukan karena statusnya sebagai prinsip Ilahi ynag menjadi faktor
kebahagiaan manusia, tetapi sebagai tradisi lama yang diwarisi turun-temurun. Tentu saja
istilah ini pada gilirannya akan menimbulkan rasa enggan pada kebanyakan orang untuk
menerima warisan lama yang ingin ditetapkan kepada masyarakat yang serba berkembang
dan maju ini.
Sesungguhnya penyebutan hukum-hukum Islam dengan istilah tradisi Islam bukan
merupakan kesalahan yang tidak disengaja, tetapi merupakan mata rantai penghancuran
Islam dengan istilah-istilah menyesatkan.
Tujuan utama dari pemasaran tradisi Islam ini ialah agar semua sistem dan hukum Islam
dipahami sebagai tradisi. Sehingga setelah makna tradisi ini terkait dengan sistem-sistem
dan hukum-hukum Islama selama masa sekian lama dalam benak manusia, dan mereka lupa
bahwa sistem-sistem tersebut pada hakekatnya merupakan prinsip-prinsip yang di dasarkan
pada tuntutan akal sehat, maka menjadi gampanglah bagi musuh-musuh Islam untuk
menghancurkanو Islamو melaluiو „pintu“و yangو telahو dipersiapkan tersebut.
Tidak diragukanlagi , jika kaum Muslim telah menyadarai semur prinsip dan hukum Islam,
seperti maslah pernikahan dan thalaq, jilbab wanita, serta semua perilaku dan akhlak Islam
sebagai tradisi maka wajar, saja jika kemudian munsul orang yang mengajak kepada
penghancuran tradisi dan pembebasan diri dari ikatannya, terutama pada abad di mana
kebebasan pendapat dan berpikir sangat dominan.
Tetapi sesungguhnya tidak ada tradisi dalam Islam. Islam adalah agama yang datang untuk
membebaskan akal manusia dari segala ikatan tradisi, sebagaimana kita lihat pada langkah-
langkah awal dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw.
11. 11
Sesungguhnya semua sistem dan perundang-udnangan yan dibawa oleh Islam merupakan
prinsip. Prinsip adlah sesuatu yang tegak di atas landasan pemikiran dan akal, dan bertujuan
mencapai tujuan tertentu. Jika prinsip manusia kadang menyalahkan kebenaran karena
kelemahan pemikirannya, maka pirnsip Islam tidak pernah sama sekali menyalahkan
kebenaran, karena yang mensyariatkannya adalah Pencipta akal dan pemikiran. Ini saja
sudahو cukupو menjadiو dalilو ‘aqliو untukو menerimaو danو meyakiniو kebenaranو prinsip-prinsip
Islam. Tradisi hanya merupakan arus perilaku ynag manusia terbawa olehnya secara
spontan karena semata-mata faktor peniruan dan taqlid yang ada padanya.
Prinsip adalah garis ynag harus mengatur perkembangan jaan , bukan sebaliknya.
Sedangkan tradisi aalah sejumlah benalu ynag tumbuh secara spontan di tengah ladang
pemikiran yang ada pada masyarakat tradisi adalah hasyisy 8candu) berbahaya ynag harus
dimusnahkan dan dijatuhkan dari pemikiran sesat.
D.Dakwah secara terang-terangan
Pada saat itu bersamaan dengan kejadian Rasulullah yang berada di atas bukit dan
menyerukan secara lantang tentang agama yang dibawakan olehnya kepada orang-orang
Mekah turun QS. Al Hijr ayat 94 yang artinya:
“makaو sampaikanlahو (Muhammad)و secaraو terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu)و danوberpalinglahو dariوorangو yangو musyrik.”
Berdasarkan ayat tersebut Rasulullah saw meyakini bahwa sudah waktunya beliau dan para
pengikutnya berupaya untuk menyebarluaskan agama islam sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Allah swt. Kemudian setelah rasul dan sahabat serta pengikutnya
menyebarluaskan agama islam sikap menolak ditunjukkan oleh orang-orang Quraisy.
Bahkan pamannya Abu Lahab dan istrinya juga menolak agama yang dibawakan Rasulullah.
Tidak hanya rasul dan para pengikutnya juga mendapat siksaan dari orang-orang quraisy.
Bahkan seorang budak yang bernama Bilal bin Rabbah tidak lepas dari siksaan tersebut, ia
dicambuk dan juga dadanya ditindih dengan batu yang besarnya melebihi besar badan Bilal
itu sendiri.
Selain itu ada juga kisah tentang penyiksaan-penyiksaan yang lain. Pada waktu itu Rasulullah
saw sedang bertawaf, kemudian datanglah Uqbah Bin Abiو Mu’it.و Kemudianو Uqbahو menyeretو
Rasulullah dan menekik leher beliau menggunakan sorban. Beruntungnya ketika itu ada
orang lain yang melihat sehingga Rasulullah dapat tertolong.
E. Khulafaur Rasyidin, Masa Kepimimpinan Pasca-Rasulullah SAW
Rasullulah SAW wafat pada 2 Rabiul Awal 11 H tanpa meninggalkan surat wasiat
kepada seseorang untuk eneruskan kepemimpinannya (keKhalifahan). Sekelompok orang
berpendapat bahwa Abu bakar lebih berhak atas kekhalifahan karena Rasulullah meridhainya
dalam soal-soal agama, salah satunya dengan mengimami shalat berjamaah selama beliau
sakit.
12. 12
Oleh karena itu, mereka menghendaki agar Abu bakar memimpin urusan keduaniaan, yakni
kekhalifahan. Kelompok yang lain berpendapat bahwa orang yang paling berhak atas
kekhalifahan adalah Ahlul bait Rasulullah SAW, yaitu Abdullah bin Abbas atau Ali bin Abu
Thalib.
Selain itu, masih ada sekelompok lain yang berpendapat bahwa yang paling berhak atas
kekhalifahan adalah salah seorang kaum Quraisy yang termasuk dalam kaum Muhajirin
gelombang pertama. Kelompok lainnya berpendapat, bahwa yang paling berhak atas
kekhalifahan yaitu kaum Anshar. Ada tiga golongan yang bersaing keras terhadap perebutan
kepemimpinan ini, yaitu Anshar, Muhajirin dan keluarga Hasyim.
Dalam pertemuan dibalai pertemuan Bani Saidah di Madinah, kaum Anshar mencalonkan
Saad bin Ubadah, pemuka Kazraj, sebagai pemimpin umat. Sedangkan, Muhajirin mendesak
Abu Bakar sebagai calon mereka karena dipandang paling layak untuk menggantikan nabi.
Di pihak lain, terdapat sekelompok orang yang menghendaki Ali bin Abi Thalib, karena nabi
telah merujuk secara terang-terangan sebagai penggantinya, di samping Ali merupakan
menantu dan kerabat nabi.
Masing-masing golongan merasa paling berhak menjadi penerus nabi. Namun, berkat
tindakan tegas dari tiga orang, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin
Jarrah yang dengan melakukan semacam kudeta (coup detat) terhadap kelompok, memaksa
Abu Bakar sendiri sebagai deputi nabi. Besar kemungkinan tanpa intervensi mereka
persatuan umat yang menjadi modal utama bagi hari depan komunitas muslim yang masih
muda itu berada dalam tanda tanya besar.
Dengan semangat ukhuwah Islamiyah, terpilihlah Abu Bakar, Ia adalah orang Quraisy yang
merupakan pilihan ideal karena sejak pertama menjadi pendamping nabi, ia sahabat yang
paling memahami risalah Muhammad, bahkan ia merupakan kelompok as-sabiqun al-
awwalun yang memperoleh gelar Abu Bakar Ash-Shiddiq.
KESIMPULAN
Muḥammad (bahasa Arab:و و,)دمحم selengkapnyaو Muḥammad bin Abdullah bin Abdul
Mutthalib bin Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632
13. 13
pada umur 62 tahun) adalah seorang nabi dan rasul bagi umat Muslim. Ia memulai
penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal
Islam. Meski non-Muslim umumnya menganggap Muhammad sebagai pendiri Islam, dalam
pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid untuk mengesakan
Allah sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya sejak dari Nabi Nuh. Umat
Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi Wasallam"
dan mengiringi dengan shalawat Nabi setiap nama Muhammad diperdengarkan.
Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim piatu; ia
dibesarkan di bawah asuhan pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja
sebagai pedagang. Ia kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga
bermalam-malam untuk merenung dan berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad
didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama dari Allah. Ia menyatakan dirinya
sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi yang telah Allah utus sebelumnya. Tiga tahun
setelah wahyu pertama, Muhammad mulai berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan
Allah dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar. Muhammad
menerima wahyu berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad
diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama
Al-Quran.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah,
terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal telah menyatakan
kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam menyebarkan ajaran Islam
kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari perjanjian Aqabah yang mereka
lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran Islam, kedua suku yang suka berperang ini
akhirnya bersatu di bawah panji Islam. Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat
Islam lainnya berjuang menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta
demi syiar Islam.
DAFTAR PUSTAKA
1.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=
8&ved=2ahUKEwj4xYj31fXkAhUE148KHU_dAq0QFjAAegQIBhAB&url=https%3A%2F
%2Fwww.academia.edu%2F34988408%2FMAKALAH_SEJARAH_DAKWAH_NABI_M
UHAMMAD_SAW&usg=AOvVaw0FTMVpnNzflB0QFfAEtesA