SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
KELAS : MSP B
SEMESTER : GANJIL
KELOMPOK : II
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
1. ANDI NURHASSANAH H.
2. FAJAR HYGMATIAR
3. HERI SURIYONO
4. HESTIANA
5. INDAH PRATIWI
6. ISNAWATI
7. LA DIDU
8. LA ASRIN
9. MUZAKIRAH MUHLIS
10. SAIDMAN
I1 A1 14 062
I1 A1 14 036
I1 A1 14 004
I1 A1 14 056
I1 A1 14 084
I1 A1 14 006
I1 A1 14 008
I1 A1 14 050
I1 A1 14 076
I1 A1 14 022
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Konflik adalah suatu tindakan, tuntutan atau
sikap yang timbul akibat tidak kuasaan
seseorang atau kelompok dalam masyarakat
terhadap sesuatu hal. Kehidupan Masyarakat
nelayan pun tidak luput dari yang namanya
konflik. Yang mana ada empat macam konflik
dalam kehidupan nelayan yaitu, konflik kelas,
konflik orientasi, konflik agraria dan konflik
primordial.
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
1. Konflik Kelas.
Konflik kelas atau disebut juga konflik vertikal, yakni
konflik antar nelayan perikanan industri dengan nelayan
rakyat. Hal ini biasanya dipicu oleh perbedaan upaya
tangkap (effort), yang dicerminkan oleh ukuran kapal dan
penerapan teknologi.
2. Konflik Orientasi.
Konflik orientasi yaitu konflik antara nelayan yang
berorintasi pasar dengan nelayan yang masih terikat nilai-
nilai tradisional. Nelayan berorientasi pasar biasanya
mengabaikan aspek kelestarian untuk mendapatkan hasil
tangkapan sebanyak-banyaknya
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Lanjutan. . . .
3. Konflik Agraria.
Konflik Agraria yaitu konflik perebutan penangkapan (fishing
ground), biasanya terjadi antar nelayan yang berbeda
domisilinya. Konflik seperti ini yang sekarang sedang marak,
sebagai dampak euforia ekonomi daerah.
4. Konflik Primordial
Konflik Primordial terjadi sebagai akibat perbedaan identitas
atau sosial budaya, misalnya etnik dan daerah asal. Konflik
ini agak kabur sebagai konflik tersendiri, karena seringkali
sebagai selubung dari konflik lainnya yakni konflik kelas,
orientasi dan agraria.
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Konflik Antara Nelayan Indramayu dan Nelayan Rembang (Jepara).
1. Faktor Penyebab Konflik Agraria.
Adanya penyerobotan wilayah tangkap yang dilakukan
nelayan rumpon. Dimana mereka memasang rumpon
ditempat jaring-jaring nelayan Indramayu disebar. Yaitu
disepanjang titik pencarian ikan wilayah selatan dan utara
laut Jawa. Akibatnya pendapatan nelayan jaring Indramayu
berkurang.
Jenis konflik yang terjadi antara nelayan jaring Indramayu
dengan nelayan Rumpon are-are Rembang (Jepara) ada tiga
yakni konflik agraria, konflik kelas dan konflik orientasi.
Mengapa demikian? Karena konflik tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor:
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Lanjutan. . . .
2. Faktor Penyebab Konflik Kelas.
Alat yang digunakan nelayan Rembang adalah Rumpon
are-are yang mana hasil tangkapannya lebih banyak.
3. Faktor Penyebab Konflik Orientasi.
Selain faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi konflik
tersebut adalah rumpon yang disebar oleh nelayan Jepara
merusak jaring-jaring nelayan Indramayu sehingga hasil
tangkapan berkurang. Akibatnya nelayan Indramayu
merugi hingga 20 juta.
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
•Solusi Untuk Mengatasi Konflik.
1. Pengakuan Identitas.
Pengakuan identitas yang kami maksud disini adalah
menghormati atau menghargai. Apabila di suatu wilayah
tangkap sudah ada kelompok lain yang terlebih dahulu,
maka kelompok lain harus mencari wilayah tangkap lain.
Dengan begitu akan ada saling menghargai antar nelayan
sehingga mengurangi konflik yang terjadi.
Begitu juga dengan nelayan Rumpon are-are
Jepara, mereka sudah harus mencari wilayah tangkap baru
untuk menyebar rumponnya. Sehingga nelayan jaring
Indramayu bisa kembali melaut dan sama-sama
menghasilkan tangkapan yang memuaskan dari kedua
belah pihak.
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Lanjutan . . . .
2. Asimilasi Inovatif.
Sebagaimana yang kita ketahui pengertian asimilasi adalah
pembauran dua kebudayaan disertai dengan hilangnya ciri
khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan
baru.Tiap daerah tentunya memiliki kebudayaan berbeda yang
masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Begitupun dalam
hal penangkapan ikan, tiap daerah pasti memiliki caranya
tersendiri.
Melihat hal tersebut, kelompok nelayan dari daerah
yang berbeda dapat bekerja sama untuk menghasilkan
tangkapan yang lebih memuaskan. Dengan cara mereka harus
menerapkan cara penangkapan masing-masing dalam satu
wilayah tangkap tanpa merugikan kelompok manapun.
Kombinasi seperti ini bukan tidak mungkin dapat menciptakan
cara penangkapan baru yang menguntungkan semua pihak.
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
3. Memberi Ruang Bagi Nelayan Lokal.
Disetiap wilayah atau daerah perairan pasti memiliki
nelayannya masing-masing atau disebut dengan nelayan
lokal. Kelompok nelayan pendatang yang ingin
menangkap ikan disuatu wilayah tentu harus memberi
ruang bagi nelayan lokal. Maksudnya mereka boleh saja
menangkap ikan di daerah lain tetapi tidak boleh
menyisir semua perairan di wilayah tersebut. Sebab
nelayan lokal juga butuh ruang untuk wilayah
penangkapan mereka.
Lanjutan. . . .
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Lanjutan. . . .
4. Pembagian Waktu Penangkapan.
Kasus antara nelayan jaring Indramayu dengan
nelayan Rumpon are-are Jepara terjadi karena wilayah
penangkapan ikan mereka berada di tempat yang sama
tetapi dengan alat tangkap yang berbeda. Hal tersebut
bisa diatasi dengan pembagian waktu penangkapan di
wilayah itu untuk kedua kelompok. Misalnya nelayan
jaring menangkap ikan mulai dari senin hingga kamis
sedangkan nelayan rumpon hari Jum’at hingga sabtu. Dan
ketika waktu penangkapan mereka sudah selesai, mereka
harus mengangkat atau membersihkan alat tangkap
masing-masing sehingga tidak mengganggu ketika
kelompok lainnya menangkap ikan.
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Lanjutan . . . .
5. Perlu Adanya Perhatian Dari Pemerintah
Untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antar nelayan ,
Pemerintah harus turut ikut menyelesaikan konflik yang
terjadi dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan
Rembang (Jepara), dimana harus memberikan solusi
pemecahan konflik yang terjadi. Disamping itu Dinas
Perikanan dan Kelautan Rembang(Jepara) harus
mempertegas peraturan yang berlaku pada Nelayan
pendatang, Agar dapat menghindari terjadinya konflik
antar Nelayan.
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
konflik yang terjadi antara nelayan jaring Indramayu dengan
nelayan Rumpon are-are Rembang (Jepara) ada tiga yakni
Konflik Agraria, Konflik Kelas dan konflik orientasi. Adapun
jenis-jenis konflik yaitu;
1. Konflik Kelas.
2. Konflik Orientasi
3. Konflik Agraria
4. konflik Primordial
Berdasarkan kasus antara nelayan Indramayu
dengan nelayan Rembang, kami memiliki beberapa solusi:
1. Pengakuan Identitas.
2. Asimilasi Inovatif.
3. Memberi Ruang Bagi Nelayan Lokal.
4. Pembagian Waktu Penangkapan.
5. Perlu Adanya Perhatian Dari Pemerintah
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Gambar I. Alat Rumpon Gambar II. Hasil Tangkap Nelayan
Gambar III. Alat Tangkap Ikan (Jaring) Gambar IV. Alat Tangkap Ikan
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Di internet pada tanggal 4 -11 -2014 pada Web: cuplik.com,
Koran Fajar Cirebon
MATERI ASLI
SOSPER KELOMPOK II, MSP B
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
PENUTUP
NK
X
BERANDA
KESIMPULAN
Oleh : . . . . . .
KELOMPOK II
MSP B
FPIK UHO
KENDARI 2014
WE THINK
CLEAR….!!!!

By, by…….
OK….....GAYS,,,,,

More Related Content

What's hot

Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananPT. SASA
 
MATERI 2 SEKSUALITAS.ppt
MATERI 2 SEKSUALITAS.pptMATERI 2 SEKSUALITAS.ppt
MATERI 2 SEKSUALITAS.pptmuhammadsahir5
 
Rotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan lautRotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan lautichfar16
 
Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem Syarifah Algadri
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Makalah Mangrove
Makalah MangroveMakalah Mangrove
Makalah MangroveElvionita
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamFirman Ferdian
 
peran perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusiaperan perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusiaPT. SASA
 
Makalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanMakalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanAmos Pangkatana
 
sifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikansifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikanPT. SASA
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISnautika
 

What's hot (20)

Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
MATERI 2 SEKSUALITAS.ppt
MATERI 2 SEKSUALITAS.pptMATERI 2 SEKSUALITAS.ppt
MATERI 2 SEKSUALITAS.ppt
 
Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)
 
Rotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan lautRotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan laut
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
 
Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Makalah Mangrove
Makalah MangroveMakalah Mangrove
Makalah Mangrove
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
 
peran perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusiaperan perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusia
 
Oseanografi sifat fisik air laut
Oseanografi sifat fisik air lautOseanografi sifat fisik air laut
Oseanografi sifat fisik air laut
 
Makalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok IkanMakalah tentang Stok Ikan
Makalah tentang Stok Ikan
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
sifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikansifat sumberdaya ikan
sifat sumberdaya ikan
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 

Viewers also liked

POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDPOTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDYOHANIS SAHABAT
 
Pembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanPembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanAdhea Tanlar
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANcindyanggrainy
 
Hype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI ExplainerHype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI ExplainerLuminary Labs
 

Viewers also liked (8)

POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDPOTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
 
AKULTURASI BUDAYA NADRAN
AKULTURASI BUDAYA NADRANAKULTURASI BUDAYA NADRAN
AKULTURASI BUDAYA NADRAN
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 
Pembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanPembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap Ikan
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
 
Nuzul al qur’an ppt
Nuzul al qur’an pptNuzul al qur’an ppt
Nuzul al qur’an ppt
 
LIPID
LIPIDLIPID
LIPID
 
Hype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI ExplainerHype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI Explainer
 

Similar to konflik masyarakat pesisir

259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdfssuserea700d
 
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir Universitas Brawijaya
 
Inayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirInayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirshelibilqis
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centreAgung Nugraha
 
RJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdfRJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdfSulaimanSHMH
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...Analyst of Water Resources Management
 
Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)
Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)
Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)Eni Mar'a Qoneta
 
Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaDewi Mustikawati
 

Similar to konflik masyarakat pesisir (20)

259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
 
Pep.3
Pep.3Pep.3
Pep.3
 
Proposal bata laiworu
Proposal bata laiworuProposal bata laiworu
Proposal bata laiworu
 
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
 
Inayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirInayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsir
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
 
Permohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikanPermohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikan
 
Permohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikanPermohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikan
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Permohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikanPermohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikan
 
Laporan medkom
Laporan medkomLaporan medkom
Laporan medkom
 
Explore
ExploreExplore
Explore
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
 
Bandeng
BandengBandeng
Bandeng
 
RJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdfRJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdf
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
 
Pep.5
Pep.5Pep.5
Pep.5
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
 
Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)
Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)
Potensi laut probolinggo (Pelabuhan Mayangan)
 
Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting soka
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

konflik masyarakat pesisir

  • 1.
  • 2. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN KELAS : MSP B SEMESTER : GANJIL KELOMPOK : II
  • 3. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN 1. ANDI NURHASSANAH H. 2. FAJAR HYGMATIAR 3. HERI SURIYONO 4. HESTIANA 5. INDAH PRATIWI 6. ISNAWATI 7. LA DIDU 8. LA ASRIN 9. MUZAKIRAH MUHLIS 10. SAIDMAN I1 A1 14 062 I1 A1 14 036 I1 A1 14 004 I1 A1 14 056 I1 A1 14 084 I1 A1 14 006 I1 A1 14 008 I1 A1 14 050 I1 A1 14 076 I1 A1 14 022
  • 4. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Konflik adalah suatu tindakan, tuntutan atau sikap yang timbul akibat tidak kuasaan seseorang atau kelompok dalam masyarakat terhadap sesuatu hal. Kehidupan Masyarakat nelayan pun tidak luput dari yang namanya konflik. Yang mana ada empat macam konflik dalam kehidupan nelayan yaitu, konflik kelas, konflik orientasi, konflik agraria dan konflik primordial.
  • 5. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN 1. Konflik Kelas. Konflik kelas atau disebut juga konflik vertikal, yakni konflik antar nelayan perikanan industri dengan nelayan rakyat. Hal ini biasanya dipicu oleh perbedaan upaya tangkap (effort), yang dicerminkan oleh ukuran kapal dan penerapan teknologi. 2. Konflik Orientasi. Konflik orientasi yaitu konflik antara nelayan yang berorintasi pasar dengan nelayan yang masih terikat nilai- nilai tradisional. Nelayan berorientasi pasar biasanya mengabaikan aspek kelestarian untuk mendapatkan hasil tangkapan sebanyak-banyaknya
  • 6. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Lanjutan. . . . 3. Konflik Agraria. Konflik Agraria yaitu konflik perebutan penangkapan (fishing ground), biasanya terjadi antar nelayan yang berbeda domisilinya. Konflik seperti ini yang sekarang sedang marak, sebagai dampak euforia ekonomi daerah. 4. Konflik Primordial Konflik Primordial terjadi sebagai akibat perbedaan identitas atau sosial budaya, misalnya etnik dan daerah asal. Konflik ini agak kabur sebagai konflik tersendiri, karena seringkali sebagai selubung dari konflik lainnya yakni konflik kelas, orientasi dan agraria.
  • 7. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Konflik Antara Nelayan Indramayu dan Nelayan Rembang (Jepara). 1. Faktor Penyebab Konflik Agraria. Adanya penyerobotan wilayah tangkap yang dilakukan nelayan rumpon. Dimana mereka memasang rumpon ditempat jaring-jaring nelayan Indramayu disebar. Yaitu disepanjang titik pencarian ikan wilayah selatan dan utara laut Jawa. Akibatnya pendapatan nelayan jaring Indramayu berkurang. Jenis konflik yang terjadi antara nelayan jaring Indramayu dengan nelayan Rumpon are-are Rembang (Jepara) ada tiga yakni konflik agraria, konflik kelas dan konflik orientasi. Mengapa demikian? Karena konflik tersebut disebabkan oleh beberapa faktor:
  • 8. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Lanjutan. . . . 2. Faktor Penyebab Konflik Kelas. Alat yang digunakan nelayan Rembang adalah Rumpon are-are yang mana hasil tangkapannya lebih banyak. 3. Faktor Penyebab Konflik Orientasi. Selain faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi konflik tersebut adalah rumpon yang disebar oleh nelayan Jepara merusak jaring-jaring nelayan Indramayu sehingga hasil tangkapan berkurang. Akibatnya nelayan Indramayu merugi hingga 20 juta.
  • 9. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN •Solusi Untuk Mengatasi Konflik. 1. Pengakuan Identitas. Pengakuan identitas yang kami maksud disini adalah menghormati atau menghargai. Apabila di suatu wilayah tangkap sudah ada kelompok lain yang terlebih dahulu, maka kelompok lain harus mencari wilayah tangkap lain. Dengan begitu akan ada saling menghargai antar nelayan sehingga mengurangi konflik yang terjadi. Begitu juga dengan nelayan Rumpon are-are Jepara, mereka sudah harus mencari wilayah tangkap baru untuk menyebar rumponnya. Sehingga nelayan jaring Indramayu bisa kembali melaut dan sama-sama menghasilkan tangkapan yang memuaskan dari kedua belah pihak.
  • 10. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Lanjutan . . . . 2. Asimilasi Inovatif. Sebagaimana yang kita ketahui pengertian asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.Tiap daerah tentunya memiliki kebudayaan berbeda yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Begitupun dalam hal penangkapan ikan, tiap daerah pasti memiliki caranya tersendiri. Melihat hal tersebut, kelompok nelayan dari daerah yang berbeda dapat bekerja sama untuk menghasilkan tangkapan yang lebih memuaskan. Dengan cara mereka harus menerapkan cara penangkapan masing-masing dalam satu wilayah tangkap tanpa merugikan kelompok manapun. Kombinasi seperti ini bukan tidak mungkin dapat menciptakan cara penangkapan baru yang menguntungkan semua pihak.
  • 11. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN 3. Memberi Ruang Bagi Nelayan Lokal. Disetiap wilayah atau daerah perairan pasti memiliki nelayannya masing-masing atau disebut dengan nelayan lokal. Kelompok nelayan pendatang yang ingin menangkap ikan disuatu wilayah tentu harus memberi ruang bagi nelayan lokal. Maksudnya mereka boleh saja menangkap ikan di daerah lain tetapi tidak boleh menyisir semua perairan di wilayah tersebut. Sebab nelayan lokal juga butuh ruang untuk wilayah penangkapan mereka. Lanjutan. . . .
  • 12. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Lanjutan. . . . 4. Pembagian Waktu Penangkapan. Kasus antara nelayan jaring Indramayu dengan nelayan Rumpon are-are Jepara terjadi karena wilayah penangkapan ikan mereka berada di tempat yang sama tetapi dengan alat tangkap yang berbeda. Hal tersebut bisa diatasi dengan pembagian waktu penangkapan di wilayah itu untuk kedua kelompok. Misalnya nelayan jaring menangkap ikan mulai dari senin hingga kamis sedangkan nelayan rumpon hari Jum’at hingga sabtu. Dan ketika waktu penangkapan mereka sudah selesai, mereka harus mengangkat atau membersihkan alat tangkap masing-masing sehingga tidak mengganggu ketika kelompok lainnya menangkap ikan.
  • 13. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Lanjutan . . . . 5. Perlu Adanya Perhatian Dari Pemerintah Untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antar nelayan , Pemerintah harus turut ikut menyelesaikan konflik yang terjadi dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang (Jepara), dimana harus memberikan solusi pemecahan konflik yang terjadi. Disamping itu Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang(Jepara) harus mempertegas peraturan yang berlaku pada Nelayan pendatang, Agar dapat menghindari terjadinya konflik antar Nelayan.
  • 14. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN konflik yang terjadi antara nelayan jaring Indramayu dengan nelayan Rumpon are-are Rembang (Jepara) ada tiga yakni Konflik Agraria, Konflik Kelas dan konflik orientasi. Adapun jenis-jenis konflik yaitu; 1. Konflik Kelas. 2. Konflik Orientasi 3. Konflik Agraria 4. konflik Primordial Berdasarkan kasus antara nelayan Indramayu dengan nelayan Rembang, kami memiliki beberapa solusi: 1. Pengakuan Identitas. 2. Asimilasi Inovatif. 3. Memberi Ruang Bagi Nelayan Lokal. 4. Pembagian Waktu Penangkapan. 5. Perlu Adanya Perhatian Dari Pemerintah
  • 15. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Gambar I. Alat Rumpon Gambar II. Hasil Tangkap Nelayan Gambar III. Alat Tangkap Ikan (Jaring) Gambar IV. Alat Tangkap Ikan
  • 16. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Di internet pada tanggal 4 -11 -2014 pada Web: cuplik.com, Koran Fajar Cirebon MATERI ASLI
  • 17. SOSPER KELOMPOK II, MSP B MATERI REFERENSI PENYUSUN PENUTUP NK X BERANDA KESIMPULAN Oleh : . . . . . . KELOMPOK II MSP B FPIK UHO KENDARI 2014