Dokumen tersebut membahas tentang haji sebagai salah satu rukun Islam yang wajib bagi Muslim yang mampu melaksanakannya. Terdapat dalil-dalil dari Al Quran dan hadis Nabi tentang kewajiban melaksanakan haji, definisi haji secara bahasa dan istilah syariat, serta manasik-manasik haji.
2. TAQDIM
Sungguh Allah Ta’ala tidaklah menciptakan manusia
dan jin kecuali hanya untuk menyembah-Nya
semata, sebagaimana firman-Nya:
َ
نْو ُدُب ْعَيِل َّْلِا َ
سْنِ
ْ
اْل َو َّ
ن ِ
ج
ْ
ال ُ
تْقَلَخاَمَو
Dan diantara kesempurnaan Islam Allah yang Maha
Bijaksana menetapkan ibadah Haji ke Baitullah Al
Haram sebagai salah satu dari syiar-syiar Islam
yang agung.
3. Ta’rif Haji
Secara Etimologi
Kata haji berasal dari bahasa arab yang bermakna
tujuan dan dapat dibaca dengan dua lafazh Al-Hajj
dan Al-Hijj
( Al-Mughni, 5/5 )
Secara terminologi syariat
Haji menurut istilah syar’i adalah beribadah kepada
Allah dengan melaksanakan manasik yang telah
ditetapkan dalam sunnah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam.
Ada pula ulama yang berpendapat: “Haji adalah
bepergian dengan tujuan ke tempat tertentu pada
waktu yang tertentu untuk melaksanakan suatu
amalan yang tertentu pula .
( Syarhul Mumti’, 7/7, Mudzakirat Syarhul ‘Umdatil
Fiqh, Kitab Haji wal Umrah hal.1)
5. Dalil Al Quran
تعالىقوله
=
ج ِ
ح ِ
اسَّالنىَلَع ِ َّ ِ
ّلِلَو
َ
اعَطَتْاس ِ
نَم ِ
تْيَب
ْ
ال
ًالْيِبَس ِهْي
َ
لِا
ْ
ال ِ
نَع ٌّيِنَغ َهللا َّ
نِاَف َرَف َك ْ
نَمَو
َ
نْيِِ
َ
ال َع
(
َآلَعمران
:
97
)
Artinya : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam”. (QS. Ali Imran: 97 )
6.
تعالىوقوله
=
َف ِ َّ ِ
ّلِل َةَرِْ ُالعَو َّجَالحاْوِِتَاَو
َرَسْيَتْاساََِف ْمُْتْ ْر ِ
صْحُا ْ
نِا
َْلَو ِي ْدَاله َ
نِم
َم ُ
ي ْدَه
ْ
ال َغُلْبَيىَّتَح ْمُكَسْو ُؤُراْوُقِلْحَت
َااًضْيِرَم ْمُكْنِم َ
انَك ْ
نََِف ًةَّل ِ
ح
ِه ِ
سْاَّر ْ
نِمى ًذَا ِهِب ْو
ِاَف ٍ
كُسُن ْوَا ٍةَق َدَص ْوَا ٍ
امَي ِ
ص ْ
نِم ٌةَي ْدِفَف
ِْ ُع
ْ
الِب َ
عَّتََِت ْ
نََِف ْمُتْنِمَااَذ
اََِف ِ
جَح
ْ
الى
َ
لِا ِةَر
اَي ِ
صَف ْد ِ
جَي ْم
َ
ل ْ
نََِف ِي ْدَه
ْ
ال َ
نِم َرَسْيَتْاس
ْبَسَو ِ
جَح
ْ
الىِف ٍ
امَّيَا ِةَثَالَث ُم
َ
ك
ْ
لِت ْمُت ْعَجَراَذِا ٍة َع
َح ُهُلْهَا ْ
نُكَي ْم
َ
ل ْ
نَِِل َ
كِلَذ ٌةَلِامَك ٌةَرَشَع
ْوُقَّاتَو ِ
امَرَح
ْ
ال ِد ِ
جْسَِ
ْ
الىِر ِ
اض
َّ
نَااْوَُِلْاعَو َهللاا
ِابَق ِع
ْ
ال ُدْي ِدَش َهللا
(
البقرة
:
196
)
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah)
kurban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu
sebelum kurban sampai ke tempat penyembelihannya. Jika ada di
antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur),
maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah, atau
berkurban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang
ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan Haji), (wajiblah dia
menyembelih) kurban yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak
menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa
tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang
kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban
membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di
sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah).
Dan bertakwalah kepada Allah dan ketauhilah bahwa Allah sangat keras
7. Dalil dari As-Sunnah
Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu ;
َسَو ِهْيَلَع ُهللاىَّلَص ِهللا ُ
لْوُسَر اَنَبَطَخ
َ
الَقَف َمَّل
:
َ
ضَرَف ْدَق ُ
اسَّالناَهيَااَي
ُهللا
اْوجَحَف َّجَح
ْ
ال ُمُكْيَلَع
“Telah berkhutbah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam kepada
kami dan berkata: “Wahai sekalian
manusia! Sesungguhnya Allah Ta’ala
telah mewajibkan atas kalian untuk
berhaji, maka berhajilah kalian.” (HR.
Muslim)
8. Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
َ
ْل ْ
نَا ِةَادَهَش ٍ
سَِْخ ىَلَع ُمَالْسِ
ْ
اْل َيِنُب
ًدََِّح ُم َّ
نَاَو ُهللا َّْلِا َه
َ
لِا
ِ
امَقِاَو ِهللا ُ
لْوُسرا
ِ
تْيَب
ْ
ال ِ
جَحَو ِاةَكَّالز ِاءَتْيِاَو ِةَالَّالص
َ
انَضَمَر ِ
مْوَصَو
“Islam itu didirikan atas lima perkara yaitu
persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah (dengan benar) kecuali Allah
dan bersaksi bahwa Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat,berhaji ke
baitullah dan puasa di bulan ramadhan.” (H.R.
Bukhari dan Muslim)
9. IJMA ULAMA
Para ulama dan kaum muslimin
dari zaman Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam sampai sekarang telah
bersepakat bahwa ibadah haji itu
hukumnya wajib ‘ain
10. Syarat –syarat Haji
Haji diwajibkan atas manusia dengan lima
syarat:
Islam
Berakal
Baligh
Memiliki kemampuan ( berbadan sehat,
perbekalan biaya hidup, ada suami atau
mahram, dan kendaraan )
Merdeka
11. Miqat-miqat untuk haji
Miqat adalah apa yang telah ditentukan dan
ditetapkan oleh syari’at untuk suatu ibadah
baik tempat atau waktu.
Haji memiliki dua miqat yaitu miqat zamani
dan makani.
Miqat zamani dimulai dari malam pertama
bulan syawal menurut konsensus para ulama (
Lihat Syarhul Umdah oleh Ibnu Taimiyah
2/302(
12. Hadits Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu:
َ
ِ
ْلَو َةَفْيَلُح
ْ
الا َذ ِةَنْي ِدَِ
ْ
ال ِ
لْهَ
ِ
ْل ِهللا ُ
لْوُسَر َ
تَّقَو
ٌ
نْرَق ِدْجَّالن ِ
لْهَ
ِ
ْلَو َةَفْحُج
ْ
ال ِ
امَّالش ِ
لْه
َ
ِ
ْلَو
ِ
لْه
َمَلَِْلَي ِ
نََِي
ْ
ال
َ
الَق
ِم َّ
نِهِلْهَا ِرْيَغ ْ
نِم َّ
نِهْيَلَعىَتَا ْ
نَِِلَو َّ
نُه
َ
ل َّ
نُه
َّجَح
ْ
ال ُدْيِرُي َ
انَك ْ
نَِّ
َذَكَو ِهِلْهَا ْ
نِم ُهَّلِهَم َّ
نُهَن ْوُد َ
انَك ْ
نََِف َةَرِْ ُع
ْ
ال َو
اَهْنِم َ
نْولِهُي َةَّكَم ُ
لْهَا َ
كِل
Miqat Penduduk Madinah adalah Dzul Hulaifah ( Abyar ali )
Miqat ahli Syam adalah Al-Juhfah dekat Rabigh
Miqat ahli Najd adalah Qarn ( Qarnul Manazil/ Tsa’alib )
dikenal As Sailul Kabier
Miqat ahli Yaman adalah Yalamlam ( As Sa’diyah )
(H.R Bukhari, Muslim, Abu Dawud,Nasa’i )
13. Jenis –jenis Manasik Haji
Haji Ifrad merupakan salah satu dari jenis manasik haji yang
hanya berihram untuk haji tanpa dibarengi dengan umroh,
maka seseorang yang memilih jenis manasik ini harus
berniat untuk haji saja, kemudian pergi ke Makkah dan ber-
thawaf qudum, apabila telah ber-thawaf maka dia tetap
berpakaian ihram dan dalam keadaan muhrim sampai hari
nahar (tanggal 10 Dzul hijah dan tidak dibebani hadyu
(sembelihan),serta tidak ber-Sa’i kecuali sekali dan
umrohnya dapat dilakukan pada perjalanan yang lainnya.
Diantara bentuk-bentuk Ifrad adalah:
a. Berumroh sebelum bulan-bulan haji dan tinggal menetap di
Makkah sampai haji.
b. Berumroh sebelum bulan-bulan haji, kemudian pulang ketempat
tinggalnya dan setelah itu kembali ke Mekkah untuk
menunaikan ibadah haji.
14. Haji Tamatu’ adalah
berihram untuk umrah di
bulan-bulan haji setelah itu
berihram untuk haji pada
tahun itu juga. Dalam hal ini
diwajibkan baginya untuk
menyembelih hadyu
(sembelihan). Oleh karena
itu setelah thawaf dan sa’i
dia mencukur rambut dan
pada tanggal 8 Dzul Hijjah
berihram untuk haji.
15. Haji Qiran adalah berihram untuk umrah dan haji sekaligus, dan
membawa hadyu (sembelhan) sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Bentuk haji Qiran ;
a. Berihram untuk haji dan umrah bersamaan, dengan menyatakan “ لبيك
اًجوح ًةعمر ” dengan dalil bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam didatangi
Jibril –alaihissalaam- dan berkata:
حجة فى عمرة قل و المبارك الوادى هذا في صل
“Shalatlah di wadi yang diberkahi ini ( Makkah ) dan katakan “‘Umrah fi
hajjatin” (H.R Bukhari)
b. Berihram untuk umrah saja pertama kali kemudian memasukkan haji
atasnya sebelum memulai thawaf. Dengan dalil hadits yang diriwayatkan
‘Aisyah ketika beliau berihram untuk umrah kemudian haidh di Saraf. Lalu
Rasulullah memerintahkan beliau untuk berihlal (ihram) untuk haji dan
perintah tersebut bukan merupakan pembatalan umrah dengan dalil sabda
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hadits tersebut:
وعمرتك لحجك طوافك سعيك
“Cukuplah bagi kamu thawafmu untuk haji dan umrahmu” (H.R Muslim no.
2925/132)
c. Berihram untuk haji kemudian memasukkan umrah atasnya.
17. Perbedaan Umrah dan haji
Haji harus dilaksanakan pada bulan-
bulan Haji sedangkan Umrah tidak
terikat dengan waktu dan bulan
tertentu
Dalam ibadah haji ada wukuf di
padang Arafah sedangkan Umrah
tidak ada wukuf
Umrah dapat dilakukan dalam sehari
sekaligus, sedangkan haji harus
sesuai jadwal masing-masing jenis
ibadahnya
18. Rukun –rukun
Haji
Melakukan ihram dari Miqat
Wuquf di padang Arafah
Mabit ( bermalam ) di Muzdalifah
Bermalam di Mina
Melempar jumrah Aqobah pada 10
Dzul Hijjah, melempar 3 jumrah pada
hari-hari tasyriq yaitu jumrah ula,
jumrah wustho, dan jumrah Aqabah.
Mencukur atau memotong rambut
pada 9 Dzulhijjah ( hari raya haji )
Thawaf Wada’ ( Thawaf perpisahan
ketika akan meninggalkan Makkah ).
Jika ketujuh wajib haji ini tidak
dikerjakan, pelakunya wajib
membayar dam ( denda ).
Umrah
Mencukur atau memotong rambut
kepala.
Melakukan ihram dari miqat
Kewajiban ini sama hukumnya
dengan haji, jika tidak dikerjakan
atau ditinggalkan maka harus
membayar dam (denda).
19. Tahallul = pembolehan hal yg
dilarang
Orang yang ihram haji
dinyatakan Tahallul
Awal jika sudah
mengerjakan 2 dari 3
hal berikut ini ;
Melempar jumrah
Aqabah
Memotong / mencukur
rambut
Thawaf dan sa’i bagi
yang belum
melakukan sa’i.
Dan dinyatakan
Tahallul Tsani jika
ketiga hal tersebut
diatas sudah
Adapun Tahallul Ihram
Umrah adalah dengan
menyelesaikan semua
rangkaian ibadah umrah.