Makalah ini membahas tentang pengendalian internal perusahaan, termasuk pengertian, tujuan, elemen-elemen, dan kendala pengendalian internal. Lima elemen pengendalian internal menurut kerangka COSO adalah lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan."
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sia 2,hayati nupus,suryanih,stiami
1. PENGENDALIAN INTERNAL
Tugas Makalah Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi
Dosen Pengajar : Suryani,SE.MM
Disusun Oleh :
HAYATI NUPUS
NIM : P201413006
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
TANGERANG
2017
2. Pengendalian Internal - Hayati Nupus ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Makalah ini kami beri
judul “Pengendalian Internal” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem
Informasi Akuntansi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang
apa yang dilakukan sebuah perusahaan untuk mendalikan perusahaannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai usaha kita.
Tangerang, Oktober 2017
Penyusun
Hayati Nupus
3. Pengendalian Internal - Hayati Nupus iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................1
D. MANFAAT PENULISAN........................................................................1
BAB 11 PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL ...................................2
B. TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL...............................................3
C. ELEMEN PENGENDALIAN INTERNAL..............................................3
D. KENDALA PENGENDALIAN INTERNAL...........................................7
E. STANDAR PENGENDALIAN INTERNAL...........................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................9
A. SIMPULAN.............................................................................................9
B. SARAN....................................................................................................9
BAB IV DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10
4. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKAN
Pengendalian internal dibuat untuk semua tindakan oleh sebuah
organisasi untuk memberikan keamanan terhadap assets dari pemborosan,
kecurangan dan ketidakefisienan penggunaan serta untuk meningkatkan
ketelitian dan tingkat kepercayaan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu,
undang-undang di bidang keuangan negara membawa implikasi tentan
perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan
transparan untuk mencapai pengendalian interbal yang memadai. Selain itu,
pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya dapat dilihat dari seberapa besar
daerah akan memperoleh dana perimbangan, tetapi hal tersebut harus
diimbangi dengan sejauh mana instrumen atau sistem pengelolaan keuangan
daerah mampu memberikan nuansa manajemen keuangan yang adil, rasional,
transparan, partisipatif dan bertanggungjawab untuk mewujudkan good
governance. Tuntutan dan kebutuhan era globalisasi, perwujudan
kepemerintahan yang baik (good governance), upaya pemulihan ekonomi
nasional dan daerah serta pemulihan kepercayaan yang baik secara lokal,
nasional, maupun internasional terhadap pemerintah indonesia,mengharuskan
pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis dengan adanya
pengendalian intern (Sembiring, 2009)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud pengendalian internal?
2. Tujuan pengendalian internal ?
3. Jenis-jenis Pengendalian Internal ?
4. Apa saja kendala dalam penerapan pengendalian internal?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui seberapa
pentingnya pengendalian internal.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini :
1. Megetahui Apa itu Pengendalian Internal
2. Mengetahui seberapa pentingnya pengendalian internal
3. Aspek mana saja yang diperlukan pengendalian internal.
5. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia
dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi
mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu
cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi.
Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan)
maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek
dagang).
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan
dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para
pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan
(stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem
tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan
operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara
langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan
laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan
peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa
pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam
operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta
menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan
keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian
tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi.
Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran
terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar
dilakukan). Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada
gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern
merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) tahun 1977 dan
Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern
pada perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.
6. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 3
B.TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen
perusahaan/organisasi/entitas agar:
Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya
Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan
sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi
tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta
menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
perencanaan.
C.ELEMEN-ELEMEN PENGENDALIAN INTERNAL
Kerangka pengendalian internal COSO (2013) menetapkan lima komponen
pengendalian internal:
1. Suasana atau lingkungan pengendalian (control environment)
Lingkungan pengendalian mencakup standar, proses, dan struktur
yang menjadi landasan terselenggaranya pengendalian internal di dalam
organisasi secara menyeluruh. Lingkungan pengendalian tercermin dari
suasana dan kesan yang diciptakan dewan komisaris dan manajemen puncak
mengenai pentingnya pengendalian internal dan standar perilaku yang
diharapkan. Managemen mempertegas harapan atau ekspektasi itu pada
berbagai tingkatan organisasi. Sub-komponen lingkungan pengendalian
mencakup integritas dan nilai etika yang dianut organisasi; parameter-
7. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 4
parameter yang menjadikan dewan komisaris mampu melaksanakan
tanggung jawab tata kelola; struktur organisasi serta pembagian wewenang
dan tanggung jawab; proses untuk menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan individu yang kompeten; serta kejelasan ukuran kinerja,
insentif, dan imbalan untuk mendorong akuntabilitas kinerja. Lingkungan
pengendalian berdampak luas terhadap sistem pengendalian internal secara
keseluruhan.
2. Penilaian risiko (risk assessment)
COSO merumuskan definisi risiko sebagai kemungkinan terjadinya suatu
kejadian yang akan berdampak merugikan bagi pencapaian tujuan. Risiko
yang dihadapi organisasi bisa bersifat internal (berasal dari dalam) ataupun
eksternal (bersumber dari luar). Penilaian risiko adalah proses dinamis dan
berulang (iteratif) untuk mengenali (identifikasi) dan menilai (analisis) risiko
atas pencapaian tujuan. Risiko yang teridentifikasi selanjutnya dibandingkan
dengan tingkat toleransi risiko yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
penilaian risiko menjadi landasan bagi pengelolaan atau manajemen risiko.
Salah satu prakondisi bagi penilaian risik0 adalah penetapan tujuan-tujuan
yang saling terkait pada berbagai tingkatan entitas. Manajemen harus
menetapkan tujuan dalam kategori operasi, pelaporan keuangan, dan
kepatuhan dengan jelas sehingga risko-risiko terkait bisa diidentifikasi dan
dianalisis. Manajemen juga harus mempertimbangkan kesesuaian tujuan
dengan entitas. Penilaian risiko mengharuskan manajemen untuk
mempertimbangkan dampak perubahan lingkungan eksternal serta
perubahan model bisnis entitas itu sendiri yang berpotensi mengakibatkan
pengendalian internal yang ada tidak efektif lagi.
3. Aktivitas pengendalian (control activities)
Aktivitas-aktivitas pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang
ditetapkan melalui satu set kebijakan dan prosedur (misalnya prosedur
operasi standar atau SOP) untuk membantu memastikan dilaksanakannya
arahan manajemen dalam rangka meminimalkan risiko atas pencapaian
tujuan. Aktivitas-aktivitas pengendalian dilaksanakan pada semua tingkatan
entitas, pada berbagai tahap proses bisnis, dan dalam setting atau konteks
teknologi yang digunakan. Aktivitas pengendalian ada yang bersifat preventif
atau detektif, Aktivitas pengendalian juga bisa manual atau otomatis,
contohnya adalah aktivitas otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi,
dan evaluasi kinerja. Pembagian tugas harus erat terkait dengan dengan
proses pemilihan dan pengembangan aktivitas pengendalian. Jika pembagian
tugas dianggap tidak praktis, manajemen harus memilih dan
mengembangkan alternatif aktivitas pengendalian.
4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Entitas memerlukan informasi demi terselenggaranya tanggung jawab
pengendalian internal yang mendukung pencapaian tujuan. Manajemen harus
memperoleh, menghasilkan, dan menggunakan informasi yang relevan dan
berkualitas, baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal, untuk
8. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 5
mendukung komponen-komponen pengendalian internal lainnya berfungsi
sebagaimana mestinya. Komunikasi sebagaimana yang dimaksud dalam
kerangka pengendalian internal COSO adalah proses iteratif dan
berkelanjutan untuk memperoleh, membagikan, dan menyediakan informasi.
Komunikasi internal harus menjadi sarana diseminasi informasi di dalam
organisasi, baik dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun lintas fungsi.
5. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan mencakup evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau
kombinasi dari keduanya yang dimaksudkan untuk memastikan tiap-tiap
komponen pengendalian internal ada dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Organisasi, baik perusahaan maupun pemerintah, biasanya memiliki unit audit
internal yang menjadi penopang terselenggaranya pengendalian internal dan
bertanggung jawab langsung kepada manajer puncak atau dewan pengawas.
Prinsip-prinsip pengendalian internal
Kerangka pengendalian internal COSO (2013) menyatakan 17 prinsip yang
merepresentasikan konsep-konsep fundamental yang terkait dengan tiap-tiap
komponen pengendalian internal. Prinsip-prinsip pengendalian internal dirumuskan
langsung dari komponen pengendalian internal, sehingga entitas akan mencapai
pengendalian internal secara efektif dengan menerapkan semua prinsip. Semua
prinsip pengendalian internal terkait dengan tujuan-tujuan entitas, baik dalam
kategori operasi, pelaporan keuangan, maupun kepatuhan.
Berikut adalah prinsip-prinsip pengendalian internal dimaksud.
Lingkungan pengendalian
1. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
2. Dewan komisaris (atau dewan pengawas) menunjukkan independensi dari
manajemen dan melaksanakan pengawasan atas pengembangan dan
pelaksanaan pengendalian internal.
3. Di bawah pengawasan dewan komisaris (atau dewan pengawas), manajemen
menetapkan struktur organisasi, garis pelaporan, serta wewenang dan
tanggung jawab yang tepat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
4. Organisasi menunjukkan komitmen dalam merekrut, mengembangkan, dan
mempertahankan individu-individu yang kompeten sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
5. Organisasi memberikan dukungan bagi individu-individu yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengendalian internal sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
9. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 6
Penilaian risiko
1. Organisasi menetapkan tujuan-tujuan yang jelas agar identifikasi dan
penilaian risiko terkait tujuan-tujuan itu bisa dilakukan.
2. Organisasi melakukan identifikasi risiko atas pencapaian tujuan entitas secara
menyeluruh dan dan melaksanakan analisis risiko sebagai landasan untuk
menetapkan manajemen risiko.
3. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan (fraud) dalam melakukan
penilaian risiko atas pencapaian tujuan.
4. Organisasi melakukan identifikasi dan penilaian atas perubahan-perubahan
yang mungkin berdampak signifikan terhadap sistem pengendalian internal.
Aktivitas pengendalian
1. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian
yang yang akan memberikan kontribusi dalam meminimalkan risiko atas
pencapaian tujuan hingga mencapai tingkat toleransi risiko yang bisa
diterima.
2. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian
umum atas teknologi pendukung pencapaian tujuan.
3. Organisasi memberlakukan aktivitas-aktivitas pengendalian melalui kebijakan
yang menetapkan apa yang diharapkan dan melalui prosedur yang
menjabarkan kebijkan menjadi tindakan.
Informasi dan komunikasi
1. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi
yang relevan dan berkualitas untuk mendukung komponen-komponen
pengendalian internal lain berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Organisasi melakukan komunikasi informasi secara internal, termasuk tujuan
dan tanggung jawab pengendalian internal, yang diperlukan untuk
mendukung the pengendalian internal berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Organisasi menjalin komunikasi dengan pihak-pihak eksternal terkait hal-hal
yang mempengaruhi berfungsinya komponen-komponen pengendalian
internal lainnya.
Monitoring Activities
1. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi, baik yang
dilakukan secara terus-menerus (berkelanjuatan) maupun yang dilakukan
secara terpisah untuk memastikan apakah komponen-komponen
pengendalian internal ada dan berfungsi.
2. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan-kelemahan
pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab untuk mengambil tindakan koretif, termasuk manajemen
puncak dan dewan komisaris (atau dewan pengawas serupa), sebagaimana
mestinya.
10. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 7
Prinsip-prinsip pengendalian internal di atas bisa digunakan oleh auditor atau peneliti
sebagai indikator-indikator untuk menilai efektivitas pengendalian internal klien atau
organisasi yang menjadi obyek penelitian.
D. KENDALA PENGENDALIAN INTERNAL
Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan, yang dikutip dari
Mulyadi (2004:182). Oleh karena itu, pengendalian intern hanya memberikan
keyakinan memadai, bukan mutlak, kepada manajeman dan dewan komisaris
tentang pencapaian tujuan entitas. Berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang
melekat dalam setiap pengendalian intern :
1. Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali manajeman dan personel lain dapat salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam
melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan
waktu, atau tekanan lain.
2. Gangguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena
kelalaian, tak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat
sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur
dapat pula mengakibatkan gangguan.
3. Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan
kolusi (collusion). Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian
intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak
terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh
pengendalian intern yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen
Manajeman dapat mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer,
penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu.
5. Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak
boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut.
karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak
mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan
mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi
biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.
11. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 8
E. STANDAR PENGENDALIAN INTERNAL
Standar-standar pengendalian intern menurut Sawyer’s (2005:73), terdiri
dari :
1.Standar-standar umum, terdiri dari :
a. Keyakinan yang wajar : yaitu pengendalian intern harus memberikan
keyakinan yang wajar bahwa tujuan pengendalian intern akan dicapai.
b. Perilaku yang mendukung : yaitu manajer dan karyawan harus memiliki
perilaku yang mendukung pengendalian intern.
c. Integritas dan kompetensi : yaitu orang-orang yang terlibat dalam
pengopersian pengendalian intern harus memiliki tingkat profesionalitas,
integritas pribadi dan kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
pengendalian intern guna untuk mencapai tujuan pengendalian intern.
d. Tujuan pengendalian intern : yaitu tujuan pengendalian intern yang spesifik,
komprehensif, dan wajar harus ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
e. Pengawasan pengendalian intern : yaitu manajer harus terus menerus
mengawasi keluaran yang dihasilkanoleh sistem pengendalian intern dan
mengambil langkah-langkah tepat terhadap penyimpangan yang
memerlukan tindakan tersebut.
2.Standar-standar rinci, terdiri dari :
a. Dokumentasi : yaitu struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumen tersebut harus siap tersedia.
b. Pencatatan transaksi dan kejadian dengan layak dan tepat waktu.
c. Otorisasi dan pelaksanaan transaksi dan kejadian : yaitu transaksi dan
kejadian harus diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yang bertugas untuk
itu.
d. Pembagian tugas : yaitu otorisasi, pemrosesan, pencatatan, dan pemeriksaan
transaksi harus dipisahkan ke masing-masing individu (dan unit).
e. Pengawasan : yaitu pengawasan harus dilaksanakan dengan baik dan
berkelanjutan untuk memastikan pencapaian tujuan pengendalian intern.
f. Akses dan akuntabilitas ke sumber daya dan catatan : yaitu akses harus
dibatasi ke individu yang memang berwenang. Seseorang yang
bertangggung jawab untuk pengamanan dan penggunaan sumber daya dan
orang lain yang mencatat. Aspek ini harus diperiksa secara periodik dengan
membandingkan jumlah yang tercatat dengan jmlah fisik
12. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Teknologi informasi sangat diperlukan dalam dunia bisnis,hal ini
terbukti dari kebutuhan yang sangat besar dalam dunia bisnis.Semakin besar
penggunaanya semakin efisen dalam penyelesaian semua pekerjaan.Walaupun
ada dampak negatif yang akan terjadi dari penggunaan teknologi informasi
tersebut.
B. SARAN
Teknologi informasi tidak bisa dihindari perkembangannya,sehingga
kita tidak boleh kalah sairing dengan perkembangan jaman .Untuk
mempertahankan dan meningkatkan bisnis kita,sebaiknya terus berinovasi
menggunakan teknologi informasi yang sudah berkembang.
13. Pengendalian Internal - Hayati Nupus 10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia,”Pengendalian Intern”23 Ferbruari 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern (di akses tanggal 24 Oktober 2017)
Warsidi CA,” Pengendalian internal: definisi, komponen, dan prinsip”
http://www.warsidi.com/2016/03/pengendalian-internal-intern-control-definisi-
komponen-prinsip-coso-arti-pengertian-apa-yang-dimaksud.html (di akses tanggal 24
Oktober 2017)
Widyatama,”Manfaat Penegndalian Intern” Tahun 2009.
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6258/Bab%202.
pdf?sequence=10 (di akses tanggal 24 Oktober 2017)