2. Jumlah dana modal tetap dan modal kerja yang
dibutuhkan
Struktur permodalan, perbandingan modal sendiri
dan pinjaman; sumber pinjaman yang diharapkan
dan persyaratannya
Kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial,
mendatangkan laba dan manfaat sosial-ekonomi
lainnya
ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
3. biaya kegiatan pra-investasi,
biaya pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan,
kendaraan
biaya pengadaan modal tetap
biaya pengadaan teknologi
biaya produksi percobaan
biaya bunga pinjaman selama periode pembangunan
proyek.
biaya tak terduga.
DANA MODAL TETAP
DANA UNTUK MEMBANGUN PROYEK
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
4. JUMLAH DANA MODAL TETAP
PROYEK :
NO KELOMPOK BIAYA RUPIAH VALUTA ASING JUMLAH
1. Pra-investasi
a) Perijinan
b) Riset/Studi
c) Evaluasi Partner
2. Tanah
a) Pembelian
b) Penyiapan, pematangan
c) Prasarana
d) Pengosongan
3. Gedung dan Bangunan Lain
a) Bangunan
b) Instalasi air, listrik
c) Jalan, selokan, pagar
d) Sumur
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
5. Lanjutan …….. JUMLAH DANA MODAL TETAP
NO KELOMPOK BIAYA RUPIAH VALUTA ASING JUMLAH
4. Mesin dan Peralatan
a) Pembelian
b) Pemasangan
c) Instalasi Listrik
5. Kendaraan
a) Pembelian
b) Pengurusan
6. Pengadaan Teknologi
7. Bunga Pinjaman selama
pembangunan
8. Produksi Percobaan
JUMLAH DANA MODAL TETAP
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
7. JUMLAH DANA MODAL KERJA NETTO
PROYEK :
NO KELOMPOK BIAYA DASAR PERHITUNGAN JUMLAH
1. Harta Lancar
a) Persediaan
- Bahan baku lokal
- Bahan baku import
- Bahan setengah jadi
- Bahan jadi
b) Piutang Dagang
c ) Kas
Jumlah Harta Lancar
…… bulan
2. Hutang Lancar
a) Hutang Dagang
b) Lain-lain
Jumlah Hutang Lancar
3. Modal Kerja Netto
(1– 2)
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
9. STRUKTUR PERMODALAN
PROYEK :
A. JUMLAH BIAYA PROYEK
(US$’000) (Rp juta)
a) Modal Tetap
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Teknologi
Pra-investasi
Bunga selama periode pembangunan
Produksi percobaan
Biaya tak terduga
b) Modal Kerja Netto
Jumlah Biaya Proyek
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
10. Lanjutan ……….. STRUKTUR PERMODALAN
B. SUMBER DANA PEMBIAYAAN
( US$’000 ) ( Rp juta)
a) Modal sendiri
b) Pinjaman
Kredit jangka pendek, Bank Pemerintah
Kredit jangka panjang, Bank Pemerintah
Kredit jangka panjang, Lembaga Keuangan Asing
Jumlah Pembiayaan
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
11. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
Hubungan 3 aspek studi kelayakan di atas dengan
aspek finansial ditunjukkan oleh gambar dan contoh
kasus berikut.
13. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
o JamKerja
1 hari terdiri dari 2 shift kerja (1 shift = 8 jam kerja, dengan waktu efektif = 7 jam)
1 tahun = 300 hari kerja efektif.
o Proses Produksi
Setiap unit produk diproses sebagai berikut :
Bahan baku diproses pada mesin A (27 menit) pada mesin B (19 menit), pada mesin C
(15 menit) dilanjutkan proses manual (90 menit)
o Bahan Baku
Setiap unit produk membutuhkan bahan baku P (3 kg), Q (6 kg) dan R (2
ons)
Direncanakan perusahaan akan mulai beroperasi 2 tahun yang akan datang
dan mulai dibangun tahun depan.
19. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
2) Penentuan Kebutuhan Mesin
o Kebutuhan mesin (teoritis) adalah sebagai berikut :
o Kebijakan pembelian mesin
Berdasarkan kebutuhan mesin (teoritis) di atas diputuskan
bahwa perusahaan akan membeli 7 mesin A, 5 mesin B dan
4 mesin C sebelum perusahaan tersebut beroperasi. Dengan
mesin dapat ditentukan bahwa perusahaan mampu
memproduksi (mempunyai kapasitas produksi 65.333
unit/tahun)
Tahun Mesin A Mesin B Mesin C
13 3.20 2.25 1.78
14 7.04 4.95 3.91
15 6.75 4.75 3.75
16 6.46 4.55 3.59
17 7.09 4.99 3.94
18 6.80 4.79 3.78
19 6.51 4.58 3.62
20 7.14 5.03 3.97
20. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
3) Penentuan Rencana Produksi
Berdasarkan rencana penjualan tahunan di atas, dengan
mempertimbangkan kapasitas produksi tahunan, maka dapat
disusun rencana produksi sebagai berikut :
Tahun Rencana Produksi
(dalamunit)
Jumlah Disimpan
(dalamunit)
13 30.258 362
14 65.333
15 62.982
16 61.138 854
17 65.333
18 63.474
19 62.122 1346
20 65.333
Total 475.974
21. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
4) Penentuan Kebutuhan Bahan Baku
Berdasarkan rencana produksi di atas, dapat ditentukan kebutuhan bahan
baku sbb :
Tahun Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C
13 90.774 181.548 60.516
14 195.999 391.998 130.666
15 188.946 377.892 125.964
16 183.414 366.828 12.2276
17 195.999 391.998 130.666
18 190.422 380.844 126.948
19 186.366 372.732 124.244
20 195.999 391.998 130.666
Total 1.427.919 2.855.848 951.946
22. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
5) Penentuan Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung
Berdasarkan jumlah mesin dan rencana produksi, dapat ditentukan kebutuhan
tenaga kerja/operator mesin, dan tenaga kerja proses manual sebagai
berikut :
Tahun 1 : mesin A (8), mesin B (6), mesin C (4), proses manual (22)
Tahun 2-8 : mesin A (14), mesin B (10), mesin C (8), proses manual (48)
Berdasarkan beban kerja dapat disusun kebutuhan tenaga kerja tak langsung
seperti direktur, manager, kepala bagian, supervisor, staf, satpam, cleaning
service dll
6) Penentuan Kebutuhan Bangunan, Tanah dll
Berdasarkan jumlah dan dimensi mesin, jumlah dan dimensi bahan baku dan
perputaran persediaan, jumlah tenaga kerja serta semua aktivitas yang
ada, dapat ditentukan luasan bangunan baik bangunan pabrik, administrasi,
gudang, tempat parkir berikut tanah yang dibutuhkan untuk bangunan
tersebut maupun tanah untuk taman dsb. Juga kebutuhan mobil, peralatan-
peralatan pendukung lain.
Berdasarkan analisis 6 itemdi atas, dapat ditentukan
kebutuhan dana modal tetap, modal kerja dan aliran
kas setiap periodenya.
23. Mampu memenuhi kewajiban finansial kedalam :
beban pembiayaan operasi seperti pembelian bahan
baku, bahan pembantu, pembayaran gaji/upah
karyawan dan penyediaan piutang dagang
Mampu memenuhi kewajiban finansial keluar :
pembayaran pinjaman beserta bunganya serta dapat
mendatangkan keuntungan yang layak.
EVALUASI KEUANGAN
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
25. 1. Penentuan Alternatif
Dilakukan oleh mereka yang mengetahui
permasalahan teknis pada bidang investasi yang
direncanakan.
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
26. Contoh 1) : Akan dievaluasi 3 alternatif investasi dengan kebutuhan dana
untuk investasi awal sbb : A (Rp 20 juta), B ( Rp 30 juta ) dan C ( Rp 50 juta).
Dana yang tersedia Rp 50 juta. Alternatif B tergantung pada alternatif A;
alternatif A dan C bersifat mutually exclusive
No Alt A Alt B Alt C Keterangan
1 - - - Ok
2 √ Ok
3 √ B tergantung A
4 √ Ok
5 √ √ Ok
6 √ √ Dana tidak cukup,
Mutually exclusive
7 √ √ B tergantung A,
Dana tidak cukup
8 √ √ √ Mutually exclusive,
dana tidak cukup
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
27. Horison Perencanaan merupakan periode dimana
analisa ekonomi teknik dilakukan
Horison perencanaan tidak selalu dipengaruhi oleh
umur teknis dan umur depresiasi suatu peralatan atau
investasi
Horison Perencanaan digunakan sebagai bingkai
waktu untuk membandingkan alternatif-alternatif yang
secara realistis menunjukkan periode waktu yang bisa
memberikan estimasi aliran kas yang cukup akurat
2. Penentuan Horison Perencanaan
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
28. Penentuan horison perencanaan tergantung pada jenis
investasi atau aset. Aset yang termasuk produk yang
perkembangan teknologinya cepat membutuhkan horison
perencanaan yang lebih pendek dibanding dengan produk
teknologi menengah yang tidak terlalu peka terhadap
perkembangan teknologi.
Tiga situasi berkaitan dengan penentuan horison
perencanaan yaitu ; alternatif yang dibandingkan memiliki
umur teknis sama, memiliki umur teknis berbeda atau
memiliki umur teknis abadi
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
30. Estimasi aliran kas dibuat dengan pertimbangan prediksi
kondisi yang akan datang dan berdasarkan kecenderungan
yang digambarkan oleh data masa lalu
Aliran kas bisa digambarkan dengan diagram aliran kas.
Diagram aliran kas adalah suatu ilustrasi grafis dari
transaksi ekonomi yang digambarkan pada garis skala
waktu. Skala waktu digambarkan dengan garis horisontal,
aliran kas digambarkan dengan garis vertikal. Aliran kas
masuk digambarkan dengan panah ke atas dan aliran kas
keluar digambarkan dengan panah ke bawah.
Diasumsikan aliran kas terjadi pada akhir periode bunga
3. Estimasi Aliran Kas
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
31. Aliran kas masuk
(panah ke atas )
(skala waktu (garis horisontal)
Aliran kas keluar
(panah ke bawah)
Dalam mengestimasi aliran kas, semua biaya dan pendapatan selama
periode perencanaan termasuk nilai sisa digambarkan dengan lengkap
Diagram Aliran Kas
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
32. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
Estimasi Pendapatan
Berdasarkan rencana penjualan (hasil prediksi di atas),
dengan harga/unit yang telah ditentukan, dapat disusun
pendapatan selama horison perencanaan berikut :
Estimasi Biaya
estimasi biaya mendasarkan pada Biaya Siklus Hidup : semua
pengeluaran yang berkaitan dengan suatu item sejak
dirancang sampai tidak terpakai lagi. Terdiri dari a. biaya
awal, b. biaya operasional dan perawatan serta c. biaya
disposisi.
Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Vol. Penjualan (unit) 29.896 65.696 62.982 60.284 66.188 63.474 60.776 66.680
Harga(Rp.000/unit) 80 82 85 87 90 92 92 93
Pendapatan (Rp.000) 2.391.680 5.387.072 5.353.470 5.244.708 5.956.920 5.839.608 5.591.392 6.201.240
33. Pengertian Biaya
biaya diartikan sebagai pengorbanan yang dilakukan agar
memperoleh barang atau jasa. Pengorbanan dapat diukur
dengan uang tunai yang dibelanjakan, aktiva tetap yang
ditransfer, jasa yang diberikan dsb (Ray H. Garrison,1999)
biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan
atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan atau revenue yang akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan. (Supriyono,
2000)
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi,
2001)
14/04/17 33
34. Penggolongan Biaya
Biaya digolongkan sebagai berikut (Mulyadi 2005)
Menurut objek pengeluaran, yaitu penggolongan yang
didasarkan pada penjelasan singkat mengenai suatu objek
pengeluaran, contoh : pengeluaran yang berhubungan
dengan listrik disebut “biaya listrik”.
Menurut fungsi pokok dalam perusahaan,
digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (a). Biaya
Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi suatu produk. Biaya produksi
terdiri dari biaya bahan baku langsung , biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
14/04/17 34
35. ……. Penggolongan Biaya
. (b). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk, contoh : biaya iklan, biaya promosi, biaya
sampel, dll.
(c). Biaya Administrasi dan Umum, adalah biaya yang
digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
produksi dan pemasaran produk, contoh : gaji bagian
akuntansi, gaji personalia, dll.
dalam perusahaan manufaktur biaya operasi total (harga pokok
penjualan) terdiri dari biaya produksi (harga pokok produksi) dan beban
komersial, yang terdiri dari beban administrasi (administrasi dan umum)
dan beban pemasaran (distribusi dan penjualan).
14/04/17 35
36. ……. Penggolongan Biaya
(b). Biaya tak langsung adalah biaya yang sulit atau tidak
mungkin ditentukan langsung pada suatu operasi,
produk atau proyek. Biaya tak langsung terdiri dari biaya
bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan
biaya lain yang sejenis. Biaya overhead adalah biaya
selain biaya langsung.
Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang
Dibiayai. (a). Biaya langsung adalah biaya yang
dengan mudah dapat ditentukan pada suatu operasi,
produk atau proyek. Terdiri dari biaya bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung.
bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead
14/04/17 36
37. Menurut Hubungannya Dengan Volume Produksi, terdiri dari (1). Biaya
tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat
kegiatan atau volume produksi, misal biaya penyusutan (2). Biaya variabel
adalah biaya yang secara proporsional dipengaruhi oleh tingkat kegiatan,
misal biaya bahan baku langsung. (3). Biaya semivariabel adalah biaya
yang memiliki komponen tetap dan komponen variabel, misal biaya listrik,
telpon . (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume
produksi tertentu.
Untuk tujuan analitis, umumnya biaya diklasifikasikan sebagai biaya
tetap atau biaya variabel. Biaya semivariabel harus dipisahkan kedalam
komponen biaya tetap dan variabel.
……. Penggolongan Biaya
14/04/17 37
39. Volume Produksi
Biaya
Grafik Biaya Total
Grafik Biaya Tetap
Grafik Biaya Variabel
Biaya Variabel: 200 X
Biaya Tetap: 390.000
Hubungan Fungsional Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Hubungan Fungsional: Y = 390.000 + 200 X
14/04/17 39
41. Hubungan biaya dengan kegiatan dalam biaya
semivariabel umumnya bersifat korelatif bukan
fungsional, oleh karena itu perlu metoda estimasi
untuk memisahkan komponen secara tepat.
Dikenal tiga metode pemisahan biaya
semivariabel yaitu: metode tinggi-rendah
(high-low method), metode pengepasan grafis
(graphical fitting method) dan metode regresi
(regression method)
14/04/17 41
42. 1. Metode tinggi-rendah
Pada metode ini pemisahan biaya hanya mendasarkan pada data tertinggi
dan terendah pada suatu periode. Contoh : diketahui data biaya
semivariabel ( Y ) dan volume produksi (X) selama 12 bulan
X Y
Tingkat kegiatan tertinggi 610 7100
Tingkat kegiatan terendah 380 4800
Selisih 230 2300
Biaya variabel/unit = 2300/230 = 10
Dengan mengambil tingkat kegiatan tertinggi :
Biaya tetap = 7100 – 10 (610) = 1000
Dengan mengambil tingkat kegiatan terendah:
Biaya tetap = 4800 – 10 (380) = 1000
Y = 1000 + 10 X
14/04/17 42
43. 2. Metoda Pengepasan Grafis
Pada metoda ini semua titik dipertimbangkan untuk
menemukan garis estimasi. Metoda ini mengandalkan
kemampuan visual seseorang sehingga tidak praktis dan
tidak objektif.
3. Metoda Regresi
Metode ini mirip dengan pengepasan grafis tetapi
dilakukan dengan cara mencari angka terkecil
penjumlahan kuadrat penyimpangan dari garis estimasi.
Meregresi adalah menghubungkan satu atau beberapa variabel
independen dengan variabel dependen untuk menentukan apakah satu
variabel independen atau lebih menjelaskan variasi variabel dependen.
Biaya semivariabel sebagai variabel dependen (Y), tingkat kegiatan
sebagai variabel independen (X).
14/04/17 43
44. ∑ Y = a n + b ∑ X
∑ X Y = a ∑ X + b ∑ X2
atau : b = ( n ∑ X Y – ∑ X ∑ Y )/( n ∑ X2
– (∑ X)2
)
a = ( ∑ Y – b ∑ X )/n
Y = a + b X
Y = total biaya semi variabel
a = total biaya tetap
b = biaya variabel/unit
X = volume produksi
14/04/17 44
47. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, (1). Pengeluaran
Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan
memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau
pada periode akuntansi yang akan datang.
(2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue
Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan
memberikan manfaat hanya pada periode
akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.
14/04/17 47
48. Contoh 2) Aliran kas
Aliran Kas Netto
PT Bulan Purnama (Rp juta)
Tahun 0 1 2 3 4 5
Program produksi/
penjualan
Konstruksi 70% 90% 90% 100% 100%
A. Aliran Kas Masuk
Hasil penjualan - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
JUMLAH - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
B. Arus Kas Keluar
1. Investasi awal
2. Biaya operasional
dan perawatan
2.000
2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950
D. Nilai Sisa Harta Tetap - - - - - 150
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
49. Contoh 3) : (untuk prosedur 2 dan 3)
Estimasi aliran kas
Akhir Tahun Aliran Kas Netto
Proyek A Proyek B
0 - 200 juta -160 juta
1 50 juta 80 juta
2 70 juta 90 juta
3 80 juta 85 juta
4 85 juta 95 juta
5 95 juta
6 90 juta
KPK dari 6 dan 4 yaitu 12, aliran kas diatas ditunjukkan oleh tabel berikut :
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
50. Akhir
Tahun
Aliran kas Netto
Proyek A Proyek B
0 - 200 juta -160 juta
1 50 juta 80 juta
2 70 juta 90 juta
3 80 juta 85 juta
4 85 juta 95 juta -160 juta
5 95 juta 80 juta
6 90 juta - 200 juta 90 juta
7 50 juta 85 juta
8 70 juta 95 juta -160 juta
9 80 juta 80 juta
10 85 juta 90 juta
11 95 juta 85 juta
12 90 juta 95 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
51. Secara umum nilai uang senantiasa berubah (turun)
seiring dengan berjalannya waktu
Dikenal 2 jenis bunga berkaitan dengan konsep nilai
uang dari waktu, yaitu bunga sederhana dan bunga
majemuk
Bunga sederhana, besarnya bunga dihitung dari induk
tanpa memperhitungkan bunga yang telah
diakumulasikan pada periode sebelumnya
Bunga majemuk, besarnya bunga pada suatu periode
dihitung berdasarkan besarnya induk ditambah dengan
besarnya bunga yang telah terakumulasi pada periode
sebelumnya
Nilai Uang dari Waktu
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
52. Bunga majemuk terbagi menjadi bunga majemuk diskrit
dan bunga majemuk kontinyu.
Pemajemukan diskrit berarti dalam satu periode (misal
setahun), banyaknya periode pembungaan (periode
pemajemukan) dalam jumlah tertentu.
Pemajemukan kontinyu berarti dalam satu periode
(misal setahun), banyaknya periode pembungaan
(periode pemajemukan) adalah tak berhingga.
Rasio dari bunga yang dibayarkan terhadap induk dalam
suatu periode waktu (dinyatakan dalam persentase)
disebut tingkat bunga
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
53. F = Future worth (nilai mendatang), yaitu nilai ekuivalen dari satu
atau lebih aliran kas pada suatu titik relatif yang didefinisikan
sebagai waktu mendatang
P = Present worth (nilai sekarang), yaitu nilai ekuivalen dari satu
atau lebih aliran kas pada suatu titik relatif yang didefinisikan
sebagai waktu sekarang
A = Annual worth (nilai tahunan seragam), yaitu nilai ekuivalen dari
aliran kas pada akhir periode yang besarnya sama untuk beberapa
periode yang berurutan
G = Gradient, yaitu suatu aliran kas dimana dari satu periode ke
periode berikutnya terjadi penambahan atau pengurangan kas yang
besarnya sama
i = tingkat bunga efektif per periode
n = jumlah periode pemajemukan
Notasi :
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
56. Bunga Majemuk Diskrit
F = P (1 + i)^n
nilai (1 + i)^n dapat dilihat pada tabel F/P,i,n
Jadi F = P (F/P,i,n)
Contoh : P = 1.000, i = 0,10, n = 3
F = P (1 + i)^n ; F = 1.000 (1 + 0,10)^3 = 1.331
atau F = P (F/P,i,n) ; F = 1.000 (1,3310) = 1.331
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
57. Dengan cara yang sama diperoleh hubungan sbb:
P = F (P/F,i,n)
F = A (F/A,i,n) ; A = F (A/F,i,n)
P = A (P/A,i,n) ; A = P (A/P,i,n)
P = G (P/G,i,n) ; A = G (A/G,i,n)
Hubungan tersebut dapat digambarkan pada diagram
aliran kas sebagai berikut :
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
58. Hubungan P dengan F
Mencari F jika diketahui P
F ?
0 1 2 3 4 …….n
P
F = P (F/P,i,n)
ʃʃ
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
59. Mencari P jika diketahui F
F
0 1 2 3 4..………… n
P ?
P = F (P/F,i,n)
ʃʃ
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
60. Hubungan A dengan F
Mencari F jika diketahui A
A A A A A
0 1 2 3 4………………n
F?
F = A (F/A,i,n)
ʃʃ
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
61. Mencari A jika diketahui F
A A A A A
?
0 1 2 3 4…….… ………n
F
A = F (A/F,i,n)
ʃʃ
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
62. Hubungan A dengan P
Mencari P jika diketahui A
A A A A A
0 1 2 3 4… ..……… ……n
P ?
P = A (P/A,i,n)
ʃʃ
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
63. Mencari A jika diketahui P
A? A? A? A?
A?
0 1 2 3 4… ..……. ……n
P
A = P (A/P,i,n)
ʃʃ
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
64. Mencari A jika diketahui G
A+0G A+1G A+2G A+3G
A+nG
0 1 2 3 4… ..……. ……n
A = A1 + A2
A = A1 + G (A/G,i,n)
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
65. Pemajemukan kontinyu
Karena transaksi moneter mungkin berlangsung setiap
saat, maka pemajemukan sebenarnya berlangsung dalam
jumlah yang banyak sekali dalam setahun. Pemajemukan
kontinyu berarti dalam setahun banyaknya periode
pemajemukan adalah tak terhingga
Tingkat Bunga Efektif dan Nominal
Istilah bunga nominal dan bunga efektif mengacu pada
perbedaan antara bunga sederhana dan bunga majemuk, yaitu
apakah bunga yang dihasilkan oleh induk akan berbunga pada
periode-periode berikutnya atau hanya induknya saja yang
berbunga. Istilah ini digunakan jika periode pemajemukannya
kurang dari satu tahun
Bunga Majemuk Kontinyu
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
66. Tingkat bunga nominal tahunan : perkalian antara jumlah
periode pemajemukan pertahun dengan tingkat bunga per
periode
r = m × i
dengan : r = tingkat bunga nominal (tahunan)
i = tingkat bunga nominal (atau tingkat bunga
efektif) perperiode pemajemukan
m = jumlah pemajemukan tiap tahun
Tingkat bunga efektif : tingkat bunga tahunan termasuk
efek pemajemukan dari setiap periode yang kurang dari
satu tahun.
i eff = (1 + i)m
-1 , dengan i = r/m
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
68. TARGET
MARR
Minimum Attractive Rate of
Return
ketersediaan modal, ketersediaan kesempatan
investasi, kondisi bisnis, tingkat inflasi, ongkos
modal (cost of capital) perusahaan, peraturan
pajak, peraturan pemerintah, tingkat keberanian
menanggung resiko bagi pengambil keputusan,
tingkat resiko/ketidakpastian yang dihadapi dll
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
70. Contoh 4) Aliran kas
Aliran Kas Netto
PT Bulan Purnama (Rp juta)
Tahun 0 1 2 3 4 5
Program produksi/
penjualan
Konstruksi 700 900 900 1000 1000
A. Aliran Kas Masuk
Hasil penjualan - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
JUMLAH - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
B. Arus Kas Keluar
1. Investasi awal
2. Biaya operasional
dan perawatan
2.000
2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950
D. Nilai Sisa Harta Tetap - - - - - 150
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
Catatan : harga jual/unit Rp 5,-. Biaya operasional : tetap tahun 1,2,3,4,dan 5
masing-masing 725, 975, 975, 1175 dan 1050 dan variabel Rp 3,-/unit
71. Metode Nilai Sekarang (Present Worth)
Pada metode ini semua aliran kas selama horison
perencanaan dikonversikan menjadi nilai sekarang (P).
Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan)
jika pada MARR tertentu menghasilkan P(W) atau NPV
(Net Present Value) ≥ 0. Jika proyek dibandingkan
hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek dengan
P(W) terkecil biayanya.
Jika MARR contoh 4 di atas adalah 15%/tahun, maka
nilai NPV (dalam jutaan rp) :
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
72. (P/F,15%,1) + 1.100 (P/F,15%,5)
1.100 (0,4972) = 771,9133
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
73. Metode Deret Seragam (Annual Worth)
Pada metode ini semua aliran kas selama horison
perencanaan dikonversikan kedalam deret seragam (A).
Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika
pada MARR tertentu menghasilkan A(W) ≥ 0. Jika proyek
dibandingkan hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek
dengan A(W) terkecil biayanya.
AW = P (A/P,15%,5)
= 771,913344 (0,2983) = 230,261750
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
74. Metode Nilai Mendatang (Future Worth)
Pada metode ini semua aliran kas selama horison
perencanaan dikonversikan menjadi nilai mendatang (F).
Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika pada
MARR tertentu menghasilkan F(W) ≥ 0. Jika proyek
dibandingkan hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek
dengan F(W) terkecil biayanya.
FW = P (F/P,15%,5)
= 771,913344 (2,0114) = 1.552,6265
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
75. Metode Tingkat Pengembalian (Rate of Return)
Rate of Return (ROR) merupakan tingkat bunga ( i )
yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara
semua pengeluaran dan pemasukan pada suatu
periode tertentu. Jadi pada metode ini adalah
menentukan nilai i sehingga P = 0, atau F = 0 atau A =
0. Rencana investasi dikatakan layak jika i (ROR) atau
Internal Rate of Return (IRR) ≥ MARR
Pada kasus dimana terdapat sejumlah alternatif yang
bersifat mutually exclusive, pemilihan alternatif
dilakukan dengan analisis Incremental Rate of Return
(IROR)
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
76. Berdasarkan contoh 4, cari pada i berapa % sehingga
NPV = 0. Akan dicoba untuk i = 25% dan i = 30%
(P/F,25%,1) + 1.100 (P/F,25%,5)
1.100 (0,3277) = 188,79
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
77. (P/F,30%,1) + 1.100 (P/F,30%,5)
+ 1.100 (0,2693) = − 32,0811
Dengan interpolasi diperoleh i (ROR) = 29,27%
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
78. Langkah-langkah IROR
1. Hitung ROR masing-masing alternatif
2. Bandingkan ROR masing-masing alternatif dengan MARR,
buang alternatif yang ROR < MARR
3. Urutkan alternatif dengan ROR ≥ MARR mulai dari investasi
awal yang terkecil
4. Hitung IROR mulai dari investasi terkecil dengan investasi
terkecil berikutnya
5. Bila IROR ≥ MARR, pilih alternatif yang membutuhkan biaya
investasi yang lebih besar. Sebaliknya jika IROR < MARR
pilih alternatif yng membutuhkan biaya investasi yang lebih
kecil
6. Ulangi langkah 5 hingga terpilih satu alternatifYOGYAKARTA, OKTOBER 2015
79. Metode Periode Pengembalian (Payback Period)
Pada dasarnya payback Period adalah jumlah periode
(n) yang diperlukan untuk mengembalikan (menutup)
ongkos investasi dengan tingkat pengembalian tertentu.
Payback Period berarti menentukan nilai n sehingga P
= 0, atau F = 0 atau A = 0.
Rencana investasi dikatakan layak jika periode
pengembalian (n) ≤ estimasi masa pakai. Kelemahan
metode ini adalah tidak mempertimbangkan aliran kas
setelah periode pengembalian
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
80. Berdasarkan contoh 4), cari pada periode berapa tahun
sehingga NPV = 0. Untuk itu perlu prediksi nilai sisa jika
asset tersebut digunakan sebelum umur ekonomisnya. Misal
nilai sisa akhir tahun 1,2,3,4 masing-masing 850 juta, 650
juta, 450 juta dan 300 juta.
= - 297,7725
+1275 (P/F,15%,3)
49,075
Dengan interpolasi diperoleh n = 2,…. tahunYOGYAKARTA, OKTOBER 2015
81. Metode Manfaat Biaya (Benefit Cost Ratio)
Metode BC ratio umumnya digunakan untuk meng
evaluasi proyek-proyek pemerintah. Suatu proyek
dikatakan layak jika rasio antara manfaat terhadap biaya
yang dibutuhkan (B/C) ≥ 1.
B = semua manfaat setelah dikurangi dampak negatif
dinyatakan dengan nilai uang.
C = semua ongkos setelah dikurangi besarnya peng
hematan
Nilai B dan C dalam bentuk konversi ke P, F maupun A
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
82. Contoh benefit, disbenefit dan ongkos proyek jalan tol.
Benefit bagi masyarakat umum :
- Penurunan biaya operasional kendaraan
- Perjalanan menjadi singkat dan lancar
- Peningkatan keamanan lalulintas
- Kemudahan mengendarai kendaraan
- Peningkatan harga tanah disekitar jalan tol
Disbenefit bagi masyarakat umum :
- Pengurangan lahan pertanian
- Terganggunya saluran air untuk irigasi
- Peningkatan polusi udara
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
83. Ongkos yang ditanggung oleh pemerintah
- Ongkos konstruksi
- Ongkos perawatan
- Ongkos administratif
Pendapatan bagi pemerintah
- Pendapatan dari iuran jalan tol pemakai jalan
- Peningkatan pajak akibat meningkatnya nilai tanah
disekitar jalan tol
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
84. Latihan1
Manajer pembelian sebuah industri rotan sedang
merencanakan untuk membeli sebuah mesin. Ada dua
penawaran yang layak untuk dipertimbangkan baik dari
segi teknis maupun finansial.
Pemasok A : menawarkan mesin seharga Rp 250 juta,
umur ekonomis 10 tahun dengan nilai sisa Rp 10 juta.
Ongkos operasional, perawatan, pajak dan asuransi
diperkirakan Rp 12 juta pada tahun pertama dan naik
Rp 1 juta pertahun pada tahun-tahun berikutnya.
Pendapatan tahunan diperkirakan Rp 75 juta/tahun
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
85. Pemasok B : menawarkan mesin seharga Rp 100
juta, umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2
juta. Ongkos operasional, perawatan, pajak dan
asuransi diperkirakan Rp 10 juta pada tahun pertama
dan naik Rp 0,8 juta pertahun pada tahun-tahun
berikutnya. Pendapatan tahunan diperkirakan Rp 68
juta/tahun.
Lakukan analisis untuk mengetahui kelayakan
pembelian mesin tersebut jika MARR yang
digunakan 15%
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
86. Analisis Finansial Menggunakan Excel
Nilai Net Present Value (NPV) maupun Internal Rate of
Return (IRR) dapat diselesaikan menggunakan fungsi
finansial pada Excel. Contoh 4 di atas dapat dikerjakan
sbb :
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
88. Nilai Annual Worth (AW) dan Future Worth (FW)
dapat ditentukan sbb :
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
89. 5. Analisis Suplemen
Pada analisis yang telah dilakukan di atas, diasumsi
kan bahwa nilai-nilai parameter dari model diketahui
dengan pasti.
Pada kenyataannya berbagai parameter seperti horison
perencanaan, MARR, aliran kas dsb masih dalam
bentuk estimasi yang mengandung ketidakpastian.
Secara umum ada empat faktor yang menjadi sumber
ketidakpastian yaitu : kemungkinan estimasi yang tidak
akurat akibat sedikitnya informasi, tipe bisnis dan
kondisi ekonomi masa depan, tipe pabrik dan peralatan
yang digunakan serta horison perencanaan.
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
90. Metode yang digunakan untuk menangani
ketidakpastian antara lain adalah :
1. Analisis BEP (Break Even Point)
2. Analisis sensitifitas
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
91. Analisis BEP (Break Even Point)
Analisis BEP dapat digunakan untuk :
1. Menentukan nilai MARR dimana dua alternatif proyek
sama baiknya
NPV
MARR
5% 10% 20%15% 25%
Alt A
Alt B
oPada MARR 15%, alt A sama baiknya dengan alt
B..
oPada MARR < 15 % alt A lebih baik dibanding alt
B.
oPada MARR > 15 % alt B lebih baik dibanding alt
A.
oAlt A layak pada MARR ≤ 19%, Alt B layak pada
MARR ≤ 25%
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
92. 2. Menentukan tingkat produksi dimana dua atau lebih
alternatif sama baiknya
Biaya
Vol produksi
(unit)
100 200 400300 500
Alt A
Alt B
oPada vol produksi 300 unit alt A sama baiknya dengan
alt B..
oPada vol produksi > 300 unit alt A lebih baik dibanding alt
B.
oPada vol produksi < 300 unit alt B lebih baik dibanding alt
A.
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
93. 3. Melakukan analisis buat beli
Biaya
kebutuhan
(unit)
100 200 400300 500
buat
beli
oPada tingkat kebutuhan 300 unit alt buat sama baiknya dengan alt
beli
oPada tingkat kebutuhan > 300 unit alt buat lebih baik dibanding alt
beli.
oPada tingkat kebutuhan < 300 unit beli lebih baik dibanding alt buat
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
94. 4. Menentukan lamanya periode (atau banyaknya unit
yang harus diproduksi) agar total pemasukan sama
dengan total pengeluaran
Rp
Lama atau unit
100 200 400300 500
TC
beli
oPada tingkat kebutuhan 300 unit, impas (TR =TC)
oPada tingkat kebutuhan > 300 unit, untung (TR > TC)
oPada tingkat kebutuhan < 300 unit, rugi (TR < TC)
TR
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
95. Contoh 4
PT ABC Indonesia merencanakan untuk
memproduksi produk baru yang membutuhkan
ongkos awal Rp 150 juta, ongkos operasional dan
perawatan Rp 35.000,-/jam serta ongkos lain Rp 75
juta/tahun. Berdasarkan waktu standar dapat
diestimasikan bahwa untuk memproduksi 1000 unit
produk dibutuhkan waktu 150 jam. Diestimasikan
bahwa harga/unit produk adalah 15.000 dan investasi
diasumsikan berumur 10 tahun dengan nilai sisa Rp
0;. Jika MARR 20%, hitung berapa unit yang harus
diproduksi agar perusahaan berada pada kondisi
impas.
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
96. Titik impas diperoleh jika AC (annual cost) = AR (annual
revenue).
AC = 150 juta (A/P,20%,10) + 75 juta + 0,150 (35.000) X
= 150 juta (0,23852) + 75 juta + 5.250 X
AR = 15.000 X
110,778 juta = 9.750 X
X = 11.362 unit/tahun
Jadi rencana investasi tersebut layak jika yang diproduksi
≥11.362 unit/tahun.
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
97. Soal Latihan 2
Seorang ahli diserahi tugas untuk melakukan analisis buat
beli 2 buah komponen yang akan digunakan untuk
melakukan inovasi pada produk yang menjadi andalan
perusahaan. Data teknis dan finansial pembuatan kedua
komponen ditunjukkan oleh tabel berikut :
KOMPONEN A KOMPONEN B
Investasi awal Rp 200.000.000,00 Rp 350.000.000
Biaya tenaga kerja/unit Rp 2.000,00 Rp 2.500,00
Biaya bahan baku/unit Rp 3.000,00 Rp 2.500,00
Biaya overhead/tahun Rp 18.000.000,00 Rp 15.000.000,00
Umur ekonomis (tahun) 5 7
Nilai sisa Rp 10.000.000,00 Rp 15.000.000,00
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
98. Jika diasumsikan tidak ada biaya lain yang
terlibat dalam proses pembelian komponen,
dengan MARR 15%/tahun. Alternatif mana yang
sebaiknya dipilih ?
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
99. Analisa Sensitifitas
Analisa ini digunakan untuk mengetahui seberapa
sensitif suatu keputusan terhadap perubahan
parameter yang mempengaruhinya.
Analisa sensitifitas dilakukan dengan mengubah
nilai suatu parameter pada suatu saat untuk dilihat
bagaimana pengaruhnya terhadap aseptabilitas
suatu alternatif investasi.
Parameter yang biasanya berubah dan
perubahannya bisa mempengaruhi keputusan
adalah biaya investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat
bunga, tingkat pajak dsb
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
100. Contoh 5
Sebuah alternatif investasi diperkirakan
membutuhkan dana awal Rp 10.000.000,00
dengan nilai sisa nol diakhir tahun ke 5.
Pendapatan tahunan diperkirakan Rp
3.000.000,00. Perusahaan menggunakan
MARR 12%/tahun. Lakukan analisis sensitifitas
dengan mengubah nilai pendapatan tahunan
pada interval ± 25% dan tentukan batas nilai
parameter yang mengakibatkan keputusan
berubah
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
101. NPV = - 10 juta + 3 juta (P/A, 12%,5)
= - 10 juta + 3 juta (3,6048) = 0,8144 juta
Jika pendapatan naik 25 %
NPV = - 10 juta + 3,75 juta (3,6048) = 3,518 juta
Jika pendapatan turun 25 %
NPV = - 10 juta + 2,25 juta (3,6048) = - 1,889 juta
Jadi sifat perubahan pendapatan sebesar 25 % adalah
sensitif. Alternatif diatas menjadi tidak layak jika
pendapatan tahunan turun sampai dibawah 2,774
juta/tahun atau turun 7,53 %
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
102. Analisis sensitifitas Contoh 4
Aliran Kas Netto
PT Bulan Purnama (Rp juta)
Tahun 0 1 2 3 4 5
Program produksi/
penjualan
Konstruksi 700 900 900 1000 1000
A. Aliran Kas Masuk
Hasil penjualan - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
JUMLAH - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
B. Arus Kas Keluar
1. Investasi awal
2. Biaya operasional
dan perawatan
2.000
2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950
D. Nilai Sisa Harta Tetap - - - - - 150
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
Catatan : harga jual/unit Rp 5,-. Biaya operasional : tetap tahun 1,2,3,4,dan 5
masing-masing 725, 975, 975, 1175 dan 1050 dan variabel Rp 3,-/unit
105. YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
Berdasarkan analisis sensitifitas
Proyek tetap layak, jika volume penjualan turun 13,08
%, dengan parameter yang lain tetap.
Jika diinginkan NPV = Rp 1000,- maka volume
penjualan harus dinaikkan 3,87%, dengan parameter
yang lain tetap.
Jika penjualan naik 3,87%, IRR = 33,14%
Proyek tetap layak, jika harga jual turun 5,23 %, dengan
parameter yang lain tetap.
Proyek tetap layak, jika volume penjualan dan harga
jual, keduanya turun 3,84 %, dengan parameter yang
lain tetap.
Jika diinginkan NPV = Rp 1000,- maka volume
penjualan dan harga jual harus dinaikkan 1,10%,
dengan parameter yang lain tetap.
106. 7. Memilih Alternatif Terbaik
Berdasarkan langkah 5 dan 6 dapat ditentukan alternatif
terbaik
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
107. DEPRESIASI
Depresiasi : penurunan nilai suatu asset karena waktu
dan pemakaian
Penyebab depresiasi :
1. Kerusakan fisik akibat pemakaian
2. Perubahan kebutuhan produksi atau jasa
3. Adanya perkembangan teknologi
Faktor yang mempengaruhi besarnya depresiasi:
1. Biaya investasi 2. Tanggal pemakaian awal 3.
Estimasi masa pakai 4. Nilai sisa dan 5. Metode
depresiasi yang digunakan
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
108. Walaupun depresiasi bukan merupakan aliran kas
namun besar dan waktunya akan mempengaruhi
pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan .
Pajak adalah aliran kas, karena pertimbangan nilai
waktu dari uang kalau memungkinkan
( berdasarkan depresiasi maksimum yang
diperbolehkan oleh undang-undang pajak)
depresiasi akan dikenakan lebih besar pada
periode awal dan semakin menurun pada periode-
periode berikutnya agar pajak yang harus
dibayarkan kecil pada periode-periode awal.
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
109. Metode-metode depresiasi
1. Metode garis lurus (straight line method)
2. Metode jumlah digit tahun (sum of years digit method)
3. Metode keseimbangan menurun (declining balance
method)
4. Metode dana sinking (sinking fund method)
5. Metode unit produksi ( production unit method)
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
110. Metode garis lurus
Metode garis lurus didasarkan pada asumsi bahwa
berkurangnya nilai suatu asset berlangsung secara linear
(proporsional) terhadap waktu atau umur suatu asset.
Dt = (P – S)/N
BVt = P – t Dt
Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t
P = ongkos awal asset
S = nilai sisa asset
N = umur asset
BVt = nilai buku setelah tahun ke-t
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
111. Contoh 6
Sebuah peralatan seharga Rp 46 juta membutuhkan biaya
pengiriman dan uji coba sebesar Rp 4 juta. Masa pakai
ekonomis 5 tahun dengan perkiraan nilai sisa Rp 5 juta.
Akhirtahun Depresiasi Nilai Buku
0 0 Rp 50 juta
1 Rp 9 juta Rp 41 juta
2 Rp 9 juta Rp 32 juta
3 Rp 9 juta Rp 23 juta
4 Rp 9 juta Rp 14 juta
5 Rp 9 juta Rp 5 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
112. Metode jumlah digit tahun
Metode jumlah digit tahun merupakan salah satu
metode yang dirancang untuk membebankan
depresiasi yang lebih besar pada awal periode dan
semakin mengecil pada periode berikutnya.
Dt = (N – t + 1)/ SOYD × (P – S)
BVt = P – t(N-t/2+0,5)/SOYD × (P – S)
SOYD = sum of years digit = N(N+1)/2
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
113. Besarnya depresiasi dan nilai buku contoh 6 ditunjukkan
oleh tabel berikut :
Akhir
tahun
Depresiasi Nilai buku
0 0 Rp 50 juta
1 Rp 15 juta Rp 35 juta
2 Rp 12 juta Rp 23 juta
3 Rp 9 juta Rp 14 juta
4 Rp 6 juta Rp 8 juta
5 Rp 3 juta Rp 5 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
114. Metode keseimbangan
menurun
Pada metode ini besarnya depresiasi pada tahun
tertentu dihitung dengan mengalikan suatu
persentase tetap dari nilai buku asset tersebut pada
akhir tahun sebelumnya.
Dt = d BVt-1
BVt = BVt-1 – Dt
d = tingkat depresiasi yang ditetapkan (maks 2/N)
Dari contoh 6 jika d = 0,4 diperoleh tabel berikut :
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
115. Akhirtahun Depresiasi Nilai buku
0 0 Rp 50 juta
1 Rp 20 juta Rp 30 juta
2 Rp 12 juta Rp 18 juta
3 Rp 7,2 juta Rp 10,8 juta
4 Rp 4,32 juta Rp 6,48 juta
5 Rp 2,592 juta (1,48
juta)
Rp 3,888 juta (5 juta)
Karena nilai buku asset pada akhir umur depresiasinya
lebih kecil dari nilai yang ditetapkan maka besarnya
depresiasi pada tahun kelima perlu disesuaikan menjadi
1,48 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
116. Metode sinking fund
Pada metode ini diasumsikan bahwa penurunan
nilai suatu asset semakin cepat dari suatu periode
ke periode berikutnya, sehingga ditinjau dari pajak
yang harus ditanggung oleh perusahaan metode
ini tidak menguntungkan. Peningkatan ini
diakibatkan oleh penggunaan konsep nilai waktu
dari uang sehingga besarnya depresiasi akan
meningkat seirama dengan tingkat bunga yang
berlaku.
Dt = ( P − S ) (A/F, i%, N)(F/P, i%,
t−1) YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
117. Dari contoh 6 jika i = 15 %, maka :
D1 = (50jt – 5 juta)(A/F,15%,5)(F/P, 15%, 0)
= 45 juta (0,1483)(1) = 6,6735 juta, dengan cara yang
sama nilai D2 …. D5 ditunjukkan oleh tabel berikut :
Akhir
tahun
Depresiasi Nilai buku
0 - Rp 50 juta
1 Rp 6,6735 juta Rp 43,3265 juta
2 Rp 7,6745 juta Rp 35,6520 juta
3 Rp 8,8257 juta Rp 26,8263 juta
4 Rp10,1497 juta Rp 16,6766 juta
5 Rp11,6720 juta Rp 5,0046 juta ≈ Rp 5 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
118. Metode unit produksi
Apabila penyusutan suatu asset lebih ditentukan oleh
intensitas pemakaiannya dibandingkan dengan lamanya
alat tersebut dimiliki maka depresiasinya bisa didasarkan
atas unit produksi dari asset tersebut.
Dt = Ut/U × (P − S)
BVt = BVt-1 – Dt
Contoh 7 : Sebuah alat dibeli seharga 50 juta dengan
perkiraan umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa 5 juta.
Perkiraan produk yang dibuat selama 5 tahun berturut-
turut adalah 9.000 unit, 11.000 unit, 10.000 unit, 9.500
unit, 10.500 unit YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
119. Akhir
tahun
Depresiasi Nilai buku
0 - Rp 50,00 juta
1 Rp 8,10 juta Rp 41,90 juta
2 Rp 9,90 juta Rp 32,00 juta
3 Rp 9,00 juta Rp 23,00 juta
4 Rp 8,55 juta Rp 14,45 juta
5 Rp 9,45 juta Rp 5,00 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
120. PENGARUHPAJAKPADA ANALISIS FINANSIAL
Beberapa definisi dalam perhitungan pajak
Pendapatan kotor (gross income=GI) : jumlah semua
pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun
bunga selama satu periode akuntansi
Pengeluaran (expenses=E) : ongkos-ongkos yang harus
ditanggung ketika terjadi transaksi bisnis, termasuk
pengeluaran bunga atas pinjaman modal dan
pengeluaran-pengeluaran lainnya
Pendapatan terkena pajak (taxable income=TI) : jumlah
pendapatan yang akan dikenai pajak pendapatan
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
121. TI = GI – E – D
D = depresiasi
Pendapatan kapital (capital gain=CG) adalah suatu
pendapatan yang diperoleh apabila harga jual suatu
asset (SP) melebihi harga belinya (PP)
CG = SP – PP
Apabila penjualan berlangsung dalam selang yang kurang
dari satu tahun sejak saat pembelian asset maka
pendapatan tersebut dinamakan pendapatan kapital
jangka pendek (short term gain=STG), dan jika selang
waktu lebih dari satu tahun dinamakan pendapatan
kapital jangka panjang ( long term gain=LTG)
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
122. Pengaruh model depresiasi terhadap
pajak
Pemilihan model depresiasi yang tepat bisa
mempengaruhi besarnya nilai present worth pajak yang
harus ditanggung oleh perusahaan. Pengaruh ini
diakibatkan karena besarnya pendapatan terkena pajak
dipengaruhi oleh besarnya depresiasi.
TI = BTCF – D
P = (TI) T
BTCF = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak)
P = besarnya pajak
T = tingkat pajak
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
123. Contoh 8. Sebuah asset seharga 45 juta dengan umur
ekonomis 5 tahun dan tanpa nilai sisa diakhir umur
ekonomisnya. Aliran kas sebelum pajak sebesar Rp 20
juta/tahun. Tingkat pajak 30% dan ROR setelah pajak 10%.
Besarnya pajak yang dikenakan apabila menggunakan :
a) metode depresiasi garis lurus adalah :
PV pajak = 3,3 juta (P/A, 10%,5)
= 3,3 juta (3,7908) = 12.509.640
Tahun BTCF Depresias
i
TI Pajak
0 - 45 juta
1-5 20 juta 9 juta 11 juta 3,3 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
124. b) metode depresiasi jumlah angka tahun adalah :
PV pajak = 1,5 juta (P/A, 10%, 5)+0,9 juta (P/G, 10%,5)
= 1,5 juta (3,7908)+ 0,9 juta(6,8618) =
11.861.820
Tahun BTCF Depresiasi TI Pajak
0 -45juta
1 20 juta 15 juta 5 juta 1,5 juta
2 20 juta 12 juta 8 juta 2,4 juta
3 20 juta 9 juta 11 juta 3,3 juta
4 20 juta 6 juta 14 juta 4,2 juta
5 20 juta 3 juta 17 juta 5,1 juta
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
125. Aliran kas setelah pajak
Analisa pemilihan alternatif baik dengan beberapa metode
yang telah dijelaskan diatas pada prinsipnya sama antara
sebelum dan sesudah pajak. Namun karena nilai-nilai aliran
kas antara sesebelum dan sesudah pajak berbeda maka
kesimpulan dari analisis di atas bisa berbeda.
Contoh 9. Sebuah peralatan produksi seharga Rp 80 juta
diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai
sisa Rp 5 juta. Diperkirakan alat tersebut menghasilkan
pendapatan tahunan (Rp 50 juta – 2 juta × n ) dan
pengeluaran tahunan ( Rp 20 juta + 1 juta × n), n adalah
tahun terjadinya aliran kas
Tentukan nilai NPV, ROR sebelum dan sesudah pajak apabila
tingkat pajak efektif 30%, metode depresiasi garis lurus danYOGYAKARTA, OKTOBER 2015
128. ROR sebelum pajak
Misal i =12%
NPV = − 80+(27 – 3 A/G,12%,5)P/A,12%,5+5P/F,12%,5
= − 80 +(27 − 3 × 1,7746) 3,6048 + 5 × 0,5674 =
…..
Misal i =15%
NPV = − 80+(27 – 3 A/G,15%,5)P/A,15%,5+10P/F,15%,5
= − 80 +(27 − 3 × 1,7228) 3,3522 + 5 × 0,4972 =…….
Dengan interpolasi NPV = 0 diperoleh pada saat i =
12,22%
Jadi ROR sebelum pajak = 12,22%
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
129. ROR sesudah pajak
Misal i =8%
NPV = − 80+(23,1 – 2,1 A/G, 8%,5)P/A, 8%,5+5 P/F,8%,5
= − 80 +(23,1 − 2,1 × 1,8465) 3,9927 + 5 × 0,6806=….
Misal i =10%
NPV = − 80+(23,1 – 2,1
A/G,10%,5)P/A,10%,5+10P/F,10%,5
= − 80 +(23,1 − 2,1 × 1,8101) 3,7908 + 5 ×
0,6209=…..
Dengan interpolasi NPV = 0 diperoleh pada saat i = 8.67%
Jadi ROR sesudah pajak = 8.67%
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015
130. Dari keempat aspek dalam studi kelayakan di atas faktor
kritisnya sangat tergantung pada kedalaman analisis yang
diinginkan. Pada rencana investasi yang berskala besar perlu
tingkat ketelitian dan kedalaman yang tinggi sehingga faktor
kritisnya juga tinggi. Pada rencana investasi berskala kecil
sebaliknya. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
studi kelayakan, setiap faktor kritis memiliki bobot yang
berbeda.
Pada aspek keuangan juga perlu diperhatikan dampak
proyek terhadap ekonomi secara nasional, kesempatan kerja,
transfer teknologi, pengurangan ketergantungan terhadap
negara lain dsb
Faktor kritis pada aspek keuangan berkaitan dengan
seberapa besar ketepatan proyeksi aliran kas, kesalahan
dalam memperkirakannya dapat mengakibatkan proyek gagal
memenuhi kewajiban keuangan dimasa yad.
YOGYAKARTA, OKTOBER 2015