Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Jepang menduduki Indonesia secara bertahap mulai Januari 1942 hingga menguasai seluruh wilayahnya pada Maret 1942.
2. Jepang membentuk berbagai organisasi seperti PETA dan Putera untuk menarik simpati rakyat Indonesia namun juga menimbulkan perlawanan.
3. Jepang akhirnya menyerah kepada Sekutu pada Agustus 1945 setelah bom atom dij
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Zaman pendudukan jepang di indonesia
1. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DI
INDONESIA
Kelompok 6
Anggota :Abdi Rahman P.
Adelia Vasya S. P.
Ahmad Alkautsar
Ahmad Hafid
Al Rizki Dwi Lanang
Alifia Rachma Putri
2. Masuknya Jepang ke
indonesia
PETA KONSEP
Kepemimpinan Jepang di
Indonesia
1
23Organisasi Bentukan
Jepang
6
Pemberontakan Rakyat
Indonesia
54
Menyerahnya Jepang Kepada
Sekutu
Dampak Penjajahan
Jepang
3. MASUKNYA JEPANG KE WILAYAH
INDONESIA
• Sebagai negara fasis-militerisme di
Asia, Jepang sangat kuat, sehingga
meresahkan kaum pergerakan
nasional di Indonesia. Dengan
pecahnya Perang Dunia II, Jepang
terjun dalam kancah peperangan itu.
Di samping itu, terdapat dugaan
bahwa suatu saat akan terjadi
peperangan di Lautan Pasifik. Hal ini
didasarkan pada suatu analisis
politik. Adapun sikap pergerakan
politik bangsa Indonesia dengan
tegas menentang dan menolak
bahwa fasisme sedang mengancam
dari arah utara. Sikap ini dinyatakan
dengan jelas oleh Gabungan Politik
Indonesia (GAPI).
• Sementara itu di Jawa muncul
Ramalan Joyoboyo yang
mengatakan bahwa pada suatu saat
pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa
kulit kuning, tetapi umur
penjajahannya hanya "seumur
jagung". Setelah penjajahan bangsa
kulit kuning itu lenyap akhirnya
Indonesia merdeka. Ramalan yang
sudah dipcrcaya oleh rakyat ini tidak
disia-siakan oleh Jepang, bahkan
dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya. Sehingga kedatangan
Jepang ke Indonesia dianggap
sebagai sesuatu hal yang wajar saja.
4. MASUKNYA JEPANG KE WILAYAH
INDONESIA
• Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah
sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942),
kemudian.Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Arnbon. Kemudian pada bulan
Pebruari 1942 pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin,
Palembang, dan Bali.
• Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh Jepang mempunyai arti yang
sangat penting dan strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia yang
menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai
pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang melakukan serangan ke
Jawa dengan mendarat di daerah Banten, Indramayu, Kragan (antara
Rembang dan Tuban). Selanjutnya menyerang pusat kekuasaan Belanda di
Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942) dan akhirnya pasukan
Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di
Kalijati (Subang, 8 Maret 1942). Dengan demikian, seluruh wilayah Indonesia
telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang
5. KEPEMIMPINAN JEPANG DI
INDONESIA
• Bala Tentara Nippon adalah sebutan resmi pemerintahan militer pada masa
pemerintahan Jepang. Menurut UUD No. 1 (7 Maret 1942), Pembesar Bala Tentara
Nippon memegang kekuasaan militer dan segala 'kekuasaan yang dulu dipegang
oleh Gubernur Jenderal (pada masa kekuasaan Belanda).
Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah Indonesia
dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan angkatan
laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal
ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:
• a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah
kekuasaan Rikugun.
• b. Daerah Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya
Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun. Daerah Sumatera dipisahkan
pada tahun 1943, tapi masih berada di bawah kekuasaan Rikugun.
• c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Irian berada di
bawah kekuasaan Kaigun.
6. ORGANISASI BENTUKAN JEPANG
• Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat
Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia
memberi bantuan kepada pasukan Jepang. Untuk menarik simpati
bangsa Indonesia maka dibentuklah orgunisasi resmi seperti
Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA
• Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia,
Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH.
Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat
menarik simpati rakyat, sehingga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A
dibubarkan dan diganti dengan Putera
7. ORGANISASI BENTUKAN JEPANG
• Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan
"Empat Serangkai", yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas
Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar
membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Akan tetapi gerakan
Putera yang merupakan bentukan Jepang ini ternyata menjadi bume-rang bagi Jepang. Hal ini
disebabkan oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
• Propaganda anti-Sekutu yang selalu didengung-dengungkan oleh pasukan Jepang kepada
bangsa Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang diinginkan. Propaganda anti
Sekutu itu sama halnya dengan anti imperialisme. Padahal Jepang termasuk negara
imperialisme, maka secara tidak langsung juga anti terhadap kehadiran Jepang di bumi
Indonesia. Di pihak lain, ada segi positif selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, seperti
berlangsungnya proses Indonesianisasi dalam banyak hal, di antaranya bahasa Indonesia
dijadikan bahasa resmi, nama-nama di- indonesiakan, kedudukan seperti pegawai tinggi sudah
dapat dijabat oleh orang-orang Indonesia dan sebagainya.
8. ORGANISASI BENTUKAN JEPANG
• Pembela Tanah Air (PETA) PETA merupakan organisasi bentukan Jepang dengan
keanggotaannya terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para
pemuda bangsa Indonesia dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Pemuda-
pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara
Indonesia.
• Tujuan awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan
peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata PETA justru
sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indone¬sia untuk meraih kemerdekaan melalui
perjuangan fisik. Misalnya, Jenderal Sudirman dan Jenderal A.H. Nasution adalah dua orang
tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang.
Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan
Jepang atas wilayah In¬donesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubarkan. Berikut-nya Jepang
mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal
dengan nama Jawa Hokokai (1944). Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah Komando
Militer Jepang.
9. PEMBERONTAKAN RAKYAT
INDONESIA
Buruknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan
rakyat di beberapa tempat seperti:
1. Pada awal pendudukan Jepang di Aceh tahun 1942 terjadi
pemberontakan di Cot Plieng, Lhok Seumawe di bawah pimpinan
Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, dan dua tahun
kemudian, yaitu pada tahun 1944 muncul lagi pemberontakan di Meureu
di bawah pim¬pinan Teuku Hamid yang juga dapat dipadamkan oleh
pasukan Jepang.
2. Karang Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 terjadi
perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin
oleh Haji Madriyan dan kawan-kawannya, namun perlawanan ini berhasil
ditindas oleh Jepang dengan sangat kejamnya.
10. PEMBERONTAKAN RAKYAT
INDONESIA
3. Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya), tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu
kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Dalam perlawanan ini
Zaenal Mustafa berhasil mem-bunuh kaki-tangan Jepang. Dengan kenyataan seperti ini,
Jepang melaku-kan pembalasan yang luar biasa dan melakukan pembunuhan massal
terhadap rakyat.
4. Blitar, pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan PETA di bawah pimpinan
Supriyadi (putra Bupati Blitar). Dalam memimpin pemberontakan ini Supriyadi tidak sendirian
dan dibantu oleh teman-temannya seperti dr. Ismail, Mudari, dan Suwondo. Pada
pemberontakan itu, orang-orang Jepang yang ada di Blitar dibinasakan. Pemberontakan
heroik ini benar-benar mengejutkan Jepang, terlebih lagi pada saat itu Jepang terus menerus
mengalami kekalahan di dalam Perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifik. Kemudian
Jepang mengepung kedudukan Supri¬yadi, namun pasukan Supriyadi tetap mengadakan
aksinya. Jepang tidak kehilangan akal, ia melakukan suatu tipu muslihat dengan menyerukan
agar para pemberontak menyerah saja dan akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi
segala tuntutannya. Tipuan Jepang tersebut temyata berhasil dan akibatnya banyak anggota
PETA yang menyerah. Pasukan PETA yang menyerah tidak luput dari hukuman Jepang dan
beberapa orang dijatuhi hukuman mati seperti Ismail dan kawan-kawannya. Di samping, itu
ada pula yang meninggal karena siksaan Jepang.
11. PEMBERONTAKAN RAKYAT
INDONESIA
• Secara umum dapat dikatakan bahwa pendudukan Jepang di bumi
Indonesia tidak dapat diterima. Jepang juga sempat mengadakan
pembunuhan secara besar-besaran terhadap masyarakat dari
lapisan terpelajar di daerah Kalimantan Barat. Pada daerah ini tidak
kurang dari 20.000 orang yang menjadi korban keganasan pasukan
Jepang.
• Hanya sebagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri dan lari
ke Pulau Jawa. Setelah kekalahan-kekalahan yang dialami oleh
Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik, akhirnya
pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada pasukan
Sekutu.
12. MENYERAHNYA JEPANG KEPADA
SEKUTU
• Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945 menandai
akhir Perang Dunia II. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secara
efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945, sementara invasi Sekutu
ke Jepang hanya tinggal waktu.
• Walaupun keinginan untuk melawan hingga titik penghabisan
dinyatakan secara terbuka, pemimpin Jepang dari Dewan Penasihat
Militer Jepangsecara pribadi memohon Uni Soviet untuk berperan
sebagai mediator dalam perjanjian damai dengan syarat-syarat yang
menguntungkan Jepang. Sementara itu, Uni Soviet juga bersiap-
siap untuk menyerang Jepang dalam usaha memenuhi janji kepada
Amerika Serikat dan Inggris di Konferensi Yalta.
13. MENYERAHNYA JEPANG KEPADA
SEKUTU
• Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki. Pada 9 Agustus, Uni Soviet melancarkan
penyerbuan mendadak ke koloni Jepang di Manchuria (Manchukuo) yang
melanggar Pakta Netralitas Soviet–Jepang. Kaisar Hirohito campur tangan
setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan memerintahkan
Dewan Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang
ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam.
• Setelah berlangsung perundingan di balik layar selama beberapa hari,
dan kudeta yang gagal, Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di
hadapan rakyat pada 15 Agustus 1945. Dalam pidato radio yang
disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar), Hirohito membacakan
Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada
rakyat bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
14. MENYERAHNYA JEPANG KEPADA
SEKUTU
• Pendudukan Jepang oleh Komandan Tertinggi Sekutu dimulai pada 28
Agustus. Upacara kapitulasi diadakan pada 2 September 1945 di atas
kapal tempur Amerika Serikat Missouri. Dokumen Kapitulasi Jepang yang
ditandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah Jepang secara resmi
mengakhiri Perang Dunia II. Penduduk sipil dan anggota militer di negara-
negara Sekutu merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day).
Walaupun demikian, sebagian pos komando terpencil dan personel militer
dari kesatuan di pelosok-pelosok Asia menolak untuk menyerah selama
berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun setelah Jepang menyerah.
• Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terus berdebat tentang etika
penggunaan bom atom. Perang antara Jepang dan Sekutu secara resmi
berakhir ketika Perjanjian San Francisco mulai berlaku pada tanggal 28
April 1952. Empat tahun kemudian Jepang dan Uni Soviet
menandatangani Deklarasi Bersama Soviet–Jepang 1956 yang secara
resmi mengakhiri perang antara kedua negara tersebut.
15. DAMPAK PENJAJAHAN JEPANG
Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya Jepang menduduki
Indonesia. Ada pun dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain :
• Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan
menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
• Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung
semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda,
misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
• Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin
nasional Indonesia seperti Soekarno dengan harapan agar Soekarno mau membantu
Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi
para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin
rakyatnya.
• Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk
kepentingan bersama.
16. DAMPAK PENJAJAHAN JEPANG
• Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
• Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga
(RT) atau Tonarigumi
• Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem
pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi pangan.
• Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Dari sini muncullah ide Pancasila.
• Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda
Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini
dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk
menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
• Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya
kegiatan upacara dalam sekolah
17. DAMPAK PENJAJAHAN JEPANG
Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa antara lain :
• Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda
yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
• Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa
dalam kondisi yang tidak manusiawi.
• Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak
demi kepentingan perang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani
dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
• Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan
secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
• Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya
hubungan ekonomi antar daerah.
18. DAMPAK PENJAJAHAN JEPANG
• Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan
intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang
bebas melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap,
bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-
mata atau anti-Jepang tanpa proses pegadilan.
• Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah
pengawasan Jepang.
• Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya
perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
• Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang
menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
• Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.