MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PPT Hari Ke 3 Analisis Hots.pptx
1. SMART EDUCATION GROUP
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
JENJANG SMA DALAM PENYUSUNAN
SOAL HOT BERBASIS KOMPUTER (IT)
P4 JAKARTA TIMUR
4 s/d 8 September 2023
2. Kesepakatan Kelas
Hadir Tepat Waktu sesuai jadwal pelaksanaan pelatihan
Tombol suara selalu dalam posisi tidak aktif, hanya diaktifkan saat diizinkan
untuk berbicara
Saling membantu sesama peserta
Fokus pada kegiatan di zoom (kecuali ada tugas yang urgent)
Kamera di buka (kecuali ada giat yang urgent)
Pembagian Kelompok Diskusi dan setiap kelompok ada ketua kelompoknya
Presentasi LK 1 Hari Rabu, LK2 hari Kamis, LK3 hari jumat dilaksanakan
perkelompok sebagai perwakilan
Tugas LK dapat dilaksanakan/berdiskusi dengan kelompok tetapi untuk
uploud tugas per individu dan diuploud pada hari tsb di web P4 Jaktim
3. Analisis Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS)
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru
4. Pendidikan Abad 21
Menjamin peserta didik memiliki:
1. Keterampilan belajar dan berinovasi
2. Keterampilan menggunakan dan memanfaatkan
teknologi dan media informasi
3. Dapat bekerja dan bertahan dengan menggunakan
kecakapan hidup (life skill)
Kecakapan Abad 21
US-based Partnership for 21st Century Skills mengidentifikasi
kompetensi yang diperlukan di abad ke-21 dengan The 4Cs:
1. Communication
2. Collaboration
3. Critical thinking
4. Creativity
5. Kecakapan abad ke-21 dikembangkan melalui:
1. Kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah
(critical thinking and problem solving skill)
2. Kecakapan berkomunikasi (communication skills)
3. Kecakapan kreativitas dan inovasi (creativity and
innovation)
4. Kecakapan kolaborasi (collaboration)
“Kemampuan Literasi
Peserta Didik”
Prasyarat
6. Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca,
menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan
masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam
pekerjaan, keluarga, masyarakat.
Literasi?
World Economic Forum (2015) menetapkan enam literasi
dasar, yaitu:
(a) literasi baca tulis
(b) literasi numerasi
(c) literasi sains
(d) literasi digital
(e) literasi finansial
(f) literasi budaya dan kewargaan
A.K.M.
7. Bentuk Bentuk Soal AKM
1. Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban.
Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari beberapa pilihan
jawaban yang disediakan.
Jumlah pilihan jawaban:
soal kelas 1 sampai dengan kelas 3 sebanyak 3 pilihan (A, B, C),
soal kelas 4 sampai dengan kelas 9 sebanyak 4 pilihan (A, B, C, D), dan
soal kelas 10 sampai dengan kelas 12 sebanyak 5 pilihan (A, B, C, D, E).
Soal Pilihan Ganda yang Terstandar
1. Dari segi materi, konsep harus benar, kunci hanya satu, dan pilihan jawaban harus
homogen dan logis.
2. Dari segi konstruksi, pokok soal dan pilihan jawaban harus jelas dan tidak
menimbulkan pengertian ganda, informasi yang dituliskan hanya yang diperlukan,
pilihan jawaban tidak menggunakan kalimat “semua jawaban di atas salah/benar”.
3. Dari segi bahasa, soal harus memenuhi kaidah bahasa Indonesia.
8. 2. Pilihan Ganda Kompleks
Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan yang harus dipilih
peserta didik dengan memberi tanda centang (✓) pada kotak yang disediakan di depan setiap
pernyataan yang dianggap sesuai dengan permasalahan pada pokok soal, pada kolom
Ya/Tidak, pada kolom Benar/Salah, atau pilihan lain yang sesuai.
Soal Pilihan Ganda Kompleks yang Terstandar
1. Ketentuan jumlah pernyataan Multiple Choice Multi Answer untuk kelas 1 – 6 tiga pilihan
pernyataan, kelas 7 – 10 empat pilihan pernyataan, kelas 11 – 12 lima pilihan pernyataan.
2. Ketentuan jumlah pernyataan Benar/Salah, Ya/Tidak untuk kelas 1 – 4 dua pilihan
pernyataan, kelas 5 – 10 tiga pilihan pernyataan, kelas 11 – 12 empat pilihan pernyataan.
3. Penskoran berdasarkan kompleksitas dari pernyataan dan jumlah pilihan jawaban.
4. Apabila jumlah pernyataan 3-5 dan pilihan jawaban 2 (benar-salah, ya-tidak, berubah-
tidak berubah, atau lainnya), penskoran 1 atau 0. Artinya, diberi skor 1 bila semua
jawaban benar, diberi skor 0 bila ada jawaban salah.
5. Apabila jumlah pernyataan lebih dari 5 dan pilihan jawaban lebih dari 2 (hewan-
tumbuhan-mikroorganisme, pagi-siang-malam, kota-kabupaten-kecamatan-desa, hijau-
merah-kuning-biru-oranye, atau lainnya), penskoran 2 1 0. Diberi skor 2 bila menjawab
semua benar, diberi skor 1 bila salah 1 atau 2, diberi skor 0 bila salah lebih dari 2.
9. 3. Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan peserta tes dalam mencocokkan,
menyesuaikan, dan menghubungkan antardua pernyataan yang disediakan.
Bentuk soal ini terdiri atas dua lajur.
Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua (sebelah kanan) berupa jawaban.
Soal Menjodohkan yang Terstandar
Jumlah jawaban lebih banyak daripada jumlah pokok soal di sebelah kiri.
Jumlah pernyataan kelas 1 – 6 tiga pernyataan
Jumlah pernyataan kelas 7 – 10 empat pernyataan
Jumlah pernyataan kelas 11 – 12 lima pernyataan
10. 4. Isian atau jawaban singkat
Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk
memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol.
Perbedaan isian dan jawaban singkat adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat
berita, sementara soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.
5. Essai atau Uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan
mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.
Pada soal uraian disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam memberi skor.
Jawaban peserta didik akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban.
11. Literasi Membaca
Literasi membaca adalah kemauan dan kemampuan untuk memahami,
menggunakan, merenungkan, dan mengevaluasi berbagai jenis teks untuk
memecahkan masalah dan mengembangkan kapasitas seseorang (sebagai warga
negara Indonesia dan dunia) untuk berkontribusi secara produktif bagi masyarakat.
Kemampuan individu memahami teks dipengaruhi oleh kecakapan mereka dan
kesanggupan mereka mengolah informasi.
Kemampuan literasi membaca diharapkan mampu membentuk karakter,
menggali kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan mampu menumbuhkan
partisipasi secara positif dalam komunikasi dan kerja sama.
12. Komponen Literasi Membaca
Teks Informasi
Teks Sastra
Konten Konteks
Personal
Sosial Budaya
Saintifik
Proses
Kognitif
Menemukan
informasi
(Retrieve and
Acces)
Memahami
(Interpret and
Intergrate)
Mengevaluasi
dan Merefleksi
(Evaluate and
Reflect)
Contoh teks informasi:
Iklan, dokumen perusahaan/pemerintahan
(nota dinas, undangan, kontrak,
pemberitahuan, pengumuman, dan
sebagainya), berita, artikel, laporan,
pidato, buku pelajaran, pamflet, brosur,
buletin, infografis, label (makanan/obat),
resep (makanan/minuman), ulasan
(resensi buku/film/drama), jurnal ilmiah,
laporan penelitian ilmiah, buku panduan,
dan editorial.
Contoh teks sastra (fiksi):
Cerita rakyat, legenda, fabel, mitos, fiksi
ilmiah, satir, puisi, prosa, drama, novel,
pantun, soneta, epos, cerita bergambar,
cerita fantasi, ironi, lirik lagu, catatan
perjalanan, dan biografi/autobiografi.
Konten
13. Konteks Personal
1. Berisi peristiwa, latar, aksi, karakter,
atmosfer/suasana, perasaan, ide
maupun wawasan yang bersifat
personal (individual).
2. Dapat berupa bacaan tentang hobi,
cita-cita, peristiwa/pengalaman
pribadinya, memilih/menentukan gaya
hidup, pekerjaan/profesi, dll. yang
bersifat personal (individual).
Konteks Sosial Budaya
1. Mencerminkan pandangan masyarakat terkait
kondisi sosial-budaya, contohnya mengenai
informasi kondisi kultural suatu masyarakat atau
suatu bangsa.
2. Dapat berupa bacaan tentang transportasi publik,
permainan tradisional, perekonomian, kebijakan
publik, makanan khas, tarian, ataupun kebiasaan
masyarakat, dan lain-lain yang meliputi sosial
maupun budaya.
Konteks Saintifik
1. Teks atau bacaan yang dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami pengetahuan
kecakapan ilmiah dengan mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami
karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam,
intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang
terkait sains
2. Dapat berupa ilmu ruang angkasa, ilmu medis/obat-obatan, kandungan gizi, ilmu fisika,
cuaca/iklim, gejala alam, ilmu biologi, dan lain-lain yang terkait dengan ilmiah dan teknologi.
Konteks
15. Literasi Numerasi
Literasi Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur,
fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai
jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia
Kemampuan numerasi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
menggunakan pengetahuan matematika yang dimilikinya dalam menjelaskan
kejadian, memecahkan masalah, atau mengambil keputusan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemampuan numerasi membantu peserta didik mengenali peran matematika dalam
kehidupan nyata sehingga dapat membuat penilaian dan keputusan yang diperlukan
serta menjadi manusia bertanggung jawab yang mampu bernalar/berpikir logis.
16. Komponen Literasi Numerasi
Konten
Domain
Bilangan
Pengukuran
dan
Geometri
Aljabar
Data dan
Uncertainty
Konteks
Personal
Sosial
Kultural
Saintifik
Proses
Kognitif
Pemahaman
Aplikasi
Penalaran
Domain Bilangan
• Terdapat pada kelas 2 hingga kelas 6
• Terdiri atas subdomain Representasi,
Sifat Urutan, dan Operasi
Konten Domain
Domain Pengukuran dan Geometri
• Terdapat pada kelas 2 hingga kelas 10
• Terdiri atas subdomain bangun geometri
dan pengukuran
Domain Aljabar
• Terdiri atas subdomain persamaan dan
pertaksamaan, relasi dan fungsi
(termasuk pola bilangan), serta rasio
dan proporsi
Data dan Ketidakpastian
• Terdiri atas subdomain data dan
representasinya serta ketidakpastian
dan peluang
17. Konteks Personal
1. Berfokus pada aktivitas seseorang,
keluarganya, atau kelompoknya
2. Meliputi persiapan makanan, belanja,
permainan, kesehatan pribadi,
transportasi pribadi, olahraga,
perjalanan, penjadwalan pribadi, dan
keuangan pribadi
Konteks Sosial Budaya
1. Mencerminkan masalah komunitas atau masyarakat
(baik itu lokal/daerah, nasional, maupun global.
2. Dapat meliputi sistem pemungutan suara, transportasi
publik, pemerintahan, kebijakan publik, demografi,
periklanan, statistik, dan ekonomi nasional
Konteks Saintifik
1. Masalah yang diklasifikasikan dalam konteks ini berkaitan dengan aplikasi
matematika di alam semesta dan isu serta topik yang berkaitan dengan
sains dan teknologi.
2. Dapat meliputi antara lain cuaca atau iklim, ekologi, ilmu medis (obat-
obatan), ilmu ruang angkasa, genetika, pengukuran, dan keilmuan
matematika itu sendiri
Konteks
18.
19. Kaidah Penulisan Stimulus
• Menyajikan hal-hal
yang bernilai luar
biasa, baik
menyangkut
sosok/tokoh maupun
tindakan yang
dilakukan sebagai
bagian dari keteladan
• Tema-tema
memunculkan nilai-
nilai baik yang sangat
mampu mengubah
atau memberikan
inside kepada siswa
• Contoh tema tentang
kepahlawanan,
perjalanan hidup
seseorang, jatuh
bangun seorang
tokoh, penemuan
yang luar biasa
5. Unsualness
(Keluarbiasaan)
• Menyajikan hal-hal
yang memberi
dampak pada
pengembangan
potensi diri siswa
• Tema-tema dalam
wacana mampu
memberi dampak
positif kepada siswa
sehingga memberikan
siswa
pencerahan/motivasi
dalam hidupnya
• Contoh tema tentang
kesuksesan orang
lain, perjuangan
seseorang, mencapai
impian yang mungkin
terlihat mustahil,
penciptaan sebuah
teknologi yang
menolong manusia
4. Impact
(Dampak/Akibat)
• Menyajikan peristiwa
atau fakta yang
menumbuhkan rasa
simpati dan empati
• Tema-tema yang
muncul merupakan
tema-tema yang
menyentuh hati
membuat anak dapat
merasakan empati
dan simpati
• Contoh tema
berhubungan dengan
permasalahan sosial,
dampak fenomena
sosial, pengaruh atau
dampak teknologi
3. Human
Interest (Nilai
Kemanusiaan)
• Menyajikan peristiwa,
fakta, data yang
memiliki kedekatan
dengan siswa dari sisi
kewaktuan (tidak
kadaluarsa = out up
to date)
• Tema-tema yang
dicari masih relevan
dengan kehidupan
siswa yang sedang
belajar saat ini. Tema-
tema yang dipilih
adalah hal yang tidak
lekang oleh waktu
• Contoh tema
berhubungan dengan
masa depan/ cita-cita,
hal-hal sosial di
sekitar siswa,
teknologi yang
sedang berkembang
di sekitar siswa
2. Timeless
(Tanpa Batas
Waktu)
• Mengandung nilai
kebaruan, sesuatu
yang belum pernah
diperoleh atau
diketahui.
• Tema-tema diangkat
sebagai stimulus
merupakan tema-
tema baru atau tema-
tema yang sedang
hits atau tren saat itu.
• Tema-tema tetap
harus memperhatikan
isinya, jangan tidak
mendidik
• Contoh tema
kecerdasan buatan /
artificial intelligence,
fenomena sosial
terbaru, informasi
tempat wisata terbaru,
ilmu pengetahuan
terbaru
1. Novelty
(Kebaruan)
20. Catatan Khusus Stimulus
Suku Agama
Ras
Antargolongan
Pornografi
Politik
Propaganda
Kekerasan
Bebas dari SARAPPPK
Apakah sumber
(narasumber)
yang dikutip
memiliki
kredibilitas yang
baik?
Apakah
kompetensi atau
kepakarannyav
relevan dan
memadai?
Sumber/Referensi
Apakah ada
kesinambungan
logis antara klaim
yang diusung dan
bukti atau
landasannya?
Apakah teks
mengandung
logical fallacy?
Argumen
Apakah data
empiris yang
ditampilkan valid?
Apakah data
tersebut
memadai?
Data
Apakah stimulus
mengandung salah
ejaan?
Apakah kalimat yang
digunakan
efektif?
Apakah teks
memiliki tata letak (layout)
yang
baik?
Bahasa dan
Tampilan
21. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penulisan Stimulus:
1. Sesuai dengan konten, konteks, dan level kelas.
2. Bersifat edukatif, inspiratif, menarik, dan memiliki unsur keterbaruan.
3. Stimulus dalam bentuk gambar, kalimat, slogan, dan kutipan tidak mengandung unsur iklan
promosi produk komersil (iklan), atau instansi.
4. Sesuai dengan rincian kompetensi yang diukur.
5. Tidak mengandung unsur SARAPPPK ataupun konten yang menimbulkan dampak negatif.
6. Tidak menggunakan nama tokoh yang masih hidup, karena dapat diinterpretasikan
mempromosikan tokoh tersebut.
7. Stimulus dalam bentuk gambar, teks, data, atau kutipan apapun sebaiknya dari sumber yang
kredibel (valid) dan dituliskan sumber asalnya secara lengkap.
8. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Batasan Maksimal Jumlah Kata Stimulus Literasi Baca Tulis
1. Level 1 (Kelas 1 dan 2): 75 kata
2. Level 2 (Kelas 3 dan 4): 100 kata
3. Level 3 (Kelas 5 dan 6): 200 kata
4. Level 4 (Kelas 7 dan 8): 300 kata
5. Level 5 (Kelas 9 dan 10): 400 kata
6. Level 6 (Kelas 11 dan 12) : 700 kata
27. Soal Descriptive Text
1. What is the best title
for the text above?
a. Fadil is was born in
depok
b. My little brother
c. His favorite hobbies
d. Fadli is a kind boy
39. Asesmen di platform Merdeka Mengajar terdiri dari dua jenis, yaitu Asesmen Pembelajaran dan Asesmen Kompetensi Minumum
(AKM) Kelas.
Simak tabel di bawah ini untuk melihat perbedaan keduanya.
40.
41. KISI
-
KISI
Pengertian
Suatu format berupa matriks yang memuat pedoman
untuk menulissoal atau merakit soal menjadi suatu tes..
Fungsinya
Pedoman dalam penulisan soal dan
atau dalam melakukan perakitan tes.
Syarat Kisi-kisi
• Mewakili isi kurikulum yg akan diujikan
• Soal dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk
soal
• Komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami
42. Tujuan Pembelajaran (TP) :
merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan,
sikap) murid yang perlu dibangun melalui satu atau lebih kegiatan pembelajaran Materi :
Bahan ajar yang harus dikuasai mahasiswa berdasarkan kompetensi yang akan diukur.
Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan indikator yang
akan disusun.
Soal :
Disusun berdasarkan indikator yang dibuat. Indikator : Berisi ciri-ciri perilaku yang
dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal. subjudul
43. Memuat ciri-ciri tujuan
pembelajaran yang
akan diukur.
Memuat kata kerja
operasional yang
dapat diukur.
Berkaitan dengan
materi (bahan ajar)
yang dipilih.
.Dapat dibuatkan
soalnya