2. 01
Penyusunan
kebijakan teknis
perencanaan dan
program, perumusan,
penerapan, dan
pemiliharaan, serta
harmonisasi standar
instrumen di bidang
pertanian.
02
Pelaksanaan
koordinasi
perumusan,
penerapan, dan
pemeliharaan, serta
harmonisasi standar
instrument di bidang
pertanian
03
Pelaksanaan
pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan
pelaksanaan koordinasi
perumusan, penerapan,
dan pemeliharaan,
serta harminisasi
standar instrument di
bidang pertanian
04
Pelaksanaan tugas
administrasi Badan
Standardisasi
Instrumen Pertanian
05
Pelaksanaan fungsi
lain yang diberikan
oleh Menteri
Tugas:
Menyelenggarakan koordinasi, perumusan,
penerapan, dan pemeliharaan, serta harmonisasi
standar instrumen di bidang pertanian
BADAN
STANDARDISASI
INSTRUMEN
PERTANIAN
Perpres No. 117 Tahun 2022
TUGAS DAN FUNGSI
Fungsi:
3. Badan Standardisasi Instrumen Pertanian
Pusat Standardisasi
Instrumen Tanaman
Pangan
Pusat Standardisasi
Instrumen
Hortikultura
Pusat Standardisasi
Instrumen
Perkebunan
Pusat Standardisasi
Instrumen Peternakan
dan Kesehatan Hewan
Sekretariat
Badan
SUSUNAN ORGANISASI
BADAN STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
(Permentan Nomor 19 tahun 2022)
• 1 Sekretariat
• 4 Pusat
• 7 Balai Besar
• 49 Balai
• 3 Loka
Permentan No 13 Tahun 2023
4. Publikasi;
HKI;
Layanan
Jasa;
Diseminasi/
KS.Lit dan
Masalisasi
(Invensi→
Inovasi)
▪ Transformasi dan reorientasi
manajemen:
• Kelembagaan
• SDM
• Budaya kerja
• Digital
▪ Penguatan kolaborasi multi
mitra (internal dan eksternal)
▪ Model Kawasan pertanian
terStandar di seluruh Indonesia
(TP, Horti, Bun, Nak); inisiasiasi
melalui ICARE di 9 Provinsi;
▪ Upscaling oleh Ditjen Teknis
Kementan menjadi Kawasan
Pertanian terStandar
▪ Unit Produksi Benih/Bibit
terStandar (UPBS) sebagai
quickwin penugasan Menteri
untuk perbenihan di 33 Provinsi
▪ Aplikasi SIMBARA
▪ Komtek dan LSPro
AGROSTANDAR
KURVA-01, KURVA-02, KURVA-03: IAARD → BSIP
5. Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
2/28/2023 5
Kementerian Pertanian 5
Kementerian PPN/Bappenas
HASIL SURVEI PERTANIAN TERINTEGRASI 2020
tentang Areal Pertanian Produktif dan Berkelanjutan (SDG# 2.4.1)
Sumber : BPS 2020
Bagaimana menerapkan indikator yang terstandar dan terukur
dalam sistem pertanian di Indonesia ?
Bagaimana mencapai target dari indikator yang ditetapkan
tersebut ?
Bagaimana standar instrument pertanian kolaboratif
dikembangkan mendukung nilai tambah dan daya saing ?
Kementerian PPN/Bappenas
6. PERTANIAN
DISTRIBUSI
KONSUMSI TEKNOLOGI INPUT
PRODUKSI
PETERNAKAN
DAN PERIKANAN
PROSES PANGAN
Produksi, pengemasan,
transportasi, distribusi,
pengembangan produk,
manajemen rantai pasokan,
keterlacakan
Pangan, Pakan, Serat, Bahan Bakar
Fisik: Benih, pupuk, air, pengendalian penyakit.
Informasi: pertanian presisi (Pemetaan kebutuhan
input, sensor otomatis, diagnostik)
Peralatan: (pengolahan
tanah, irigasi, panen,
penyimpanan, dll.)
Strategi pengelolaan: olah
tanah yang aman, rotasi
tanaman, pengelolaan hama
terpadu
Pemasaran hasil produksi
Peternakan dan akuakultur: genetika, pemberian makan yang tepat,
nutrisi, perawatan kesehatan, kesehatan hewan, diagnostik, pemberian obat
Pengolahan: karbohidrat, minyak, protein, serat, daging-susu-telur,
keamanan pangan dan pakan, logistik, bioenergi, biomaterial
Tantangan: Kualitas tanah, emisi, penggunaan dan kualitas lahan,
efisiensi penggunaan air, energi, kualitas pangan, keanekaragaman hayati
KUALITAS DAN STANDAR DALAM EKOSISTEM PERTANIAN PRESISI
(Haryono, 2022) Standardisasi Instrumen Pertanian
7. TECHNICAL EFFICIENCY dan ECONOMIC EFFICIENCY
TECHNICAL EFFICIENCY
“A farm is technically inefficient when it
does not produce the maximum level of
output that can be expected given the
type of available input”
ECONOMIC EFFICIENCY
the additional return generated by an increase in
use of inputs declines as more inputs are being
used
Misalnya: Pemupukan berlebih/
tidak berimbang menyebabkan
secara ekonomi tidak efisien
Perlu Standar
FAO, 2017
8. Proses merencanakan, merumuskan, menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan
mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua Pemangku
Kepentingan
STANDARDISASI
UU Nomor 20 tahun 2014 tentang SPK; PP 34/2018-SSPKN
T
U
J
U
A
N
Meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional,
persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian
usaha, dan kemampuan Pelaku Usaha, serta kemampuan inovasi teknologi;
Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, Pelaku Usaha, tenaga kerja,
dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari aspek keselamatan, keamanan,
kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;
Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan
Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan luar negeri.
9. STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
a) Perencanaan Budi Daya Pertanian;
b) Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Budi Daya Pertanian;
c) Penggunaan Lahan;
d) Perbenihan dan Perbibitan;
e) Penanaman;
f) Pengeluaran dan Pemasukan Tanaman, Benih, Bibit, dan Hewan;
g) Pemanfaatan Air;
h) Pelindungan dan Pemeliharaan Pertanian;
i) Panen dan Pascapanen;
j) Sarana Budi Daya Pertanian dan Prasarana Budi Daya Pertanian;
k) Usaha Budi Daya Pertanian;
l) Pembinaan dan Pengawasan;
m) Penelitian dan Pengembangan;
n) Pengembangan Sumber Daya Manusia;
o) Sistem Informasi; dan
p) Peran serta masyarakat.
INSTRUMEN PERTANIAN MENGACU PADA:
UU Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian
Berkelanjutan (Pasal 4)
STANDARDISASI INSTRUMEN
PERTANIAN
1) Alat dan mesin pertanian yang dipakai pada on farm dan
off farm untuk mendukung produksi pertanian (seperti
alsin : pengolahan lahan, budidaya, panen, dan pasca
panen, pengolahan hasil pertanian, termasuk alsin yang
berbasis AI, IoT dan Cyber Physical System);
2) Sarana budi daya (berupa lahan, air, benih, bibit, pupuk,
pestisida);
3) Unit pelayanan teknis standar pertanian dan UPBS;
4) Dokumen resmi seperti standar, rekomendasi, pedoman
umum, kebijakan.
10. RUANG LINGKUP BSIP
Instrumen Fisik:
Lahan pertanian, irigasi pertanian, pupuk,
pestisida, alsintan, pakan ternak, pembiayaan
pertanian
Instrumen Biologi:
Varietas/galur tanaman dan ternak, benih/bibit
tanaman dan ternak, mikroorganisme,
DNA/RNA tanaman dan ternak
Instrumen Sistem:
Usaha tani integrasi tanaman-ternak/tanaman-
tanaman/ternak-ternak, pasca panen
pertanian, bioteknologi pertanian, peningkatan
kapasitas petani dan peternak, perizinan
pertanian
11. INSTRUMEN PERTANIAN
RUANG LINGKUP PRODUK STANDAR (SNI/PTM/NSPK)
Standardisasi PROSES Standardisasi PERSONEL Standardisasi PRODUK
A. INSTRUMEN BIOLOGI
1. Varietas/ Galur Tanaman dan
Trenak
2. Benih/Bibit Tanaman dan
Ternak
3. Mikroorganisme
4. DNA/RNA Tanaman dan
Ternak
• Budidaya komoditas tanaman dan
ternak
• Produksi bahan
tanam/perbenihan/pembibitan
tanaman dan ternak
• Pengujian mutu benih/bibit
tanaman & ternak pertanian
• Pemanfaatan biofarmaka untuk
formulasi obat herbal
• Pemanfaatan mikroorganisme untuk
biofertizer/biopesticide
• Identifikasi molekuler sumber daya
genetik tanaman/ternak pertanian
• Pengelolaan bank gen pertanian
• Kesejahteraan hewan (klirens etik)
• Pengujian semen beku, pengujian
kualitas DOD dan COD
• Kompetensi pengawas bibit
tanaman & ternak
• Kompetensi penguji mutu
benih/bibit tanaman &
ternak pertanian
• Kompetensi pengawas
organisme pengganggu
tanaman pertanian
• Kompetensi produsen
benih/bibit tanaman &
ternak pertanian
• Kompetensi penguji
molekuler tanaman & ternak
pertanian
• Kompetensi medik veteriner
pertanian
• Kompetensi petugas komisi
kesejahteraan hewan
• Varietas/galur tanaman
& ternak
• Benih/bibit tanaman &
ternak pertanian
• Obat herbal (manusia)
• Obat herbal (hewan)
• Layanan kesehatan
hewan
• Pengujian mutu produk
segar sebagai bahan
baku industri dan
konsumsi
• Piranti lunak/aplikasi
pendukung
pengambilan
keputusan berbasis
komoditas pertanian
OUTPUT BSIP
12. INSTRUMEN PERTANIAN
RUANG LINGKUP PRODUK STANDAR (SNI/PTM/NSPK)
Standardisasi PROSES
Standardisasi
PERSONEL
Standardisasi PRODUK
B. INSTRUMEN FISIK
1. Lahan pertanian
2. Irigasi pertanian
3. Pupuk
4. Pestisida
5. Alat mesin pertanian
6. Pakan ternak
7. Pembiayaan pertanian
• Pengelolaan lahan agroekosistem
khusus
• Pengelolaan lahan sub
optimal/tercekam abiotik
• Pengelolaan irigasi efisien
• Penanganan dan aplikasi pupuk
• Penanganan dan aplikasi pestisida
• Pengujian cemaran lingkungan
pertanian
• Pengujian kinerja alat mesin pertanian
• Pengujian metodologi perakitan alat
mesin pertanian
• Pengelolaan pakan ternak
• Pengelolaan asuransi pertanian
• Pengelolaan KUR pertanian
• Pengujian kualitas pupuk, kualitas air,
kualitas tanah, kualitas pestisida
• Kompetensi
pengawas/penguji
mutu hasil
pertanian
• Kompetensi
pengawas/penguji
mutu pakan
• Kompetensi analis
prasarana dan
sarana pertanian
• Kompetensi
pengawas/penguji
mutu pakan ternak
• Kualitas tanah
• Kualitas air
• Pupuk
• Pestisida
• Bahan pembenah tanah
• Alat mesin pertanian
• Model/desain/rancang
bangun alat mesin pertanian
• Pakan ternak
• Sistem informasi, Peta, dan
rekomendasi pengelolaan
lahan, air, kesuburan tanah,
dll.
• Piranti lunak/aplikasi
pendukung pengambilan
keputusan berbasis sumber
daya lahan pertanian
• Peta zonasi agroekologi
OUTPUT BSIP
13. INSTRUMEN PERTANIAN
RUANG LINGKUP PRODUK STANDAR (SNI/PTM/NSPK)
Standardisasi PROSES Standardisasi PERSONEL Standardisasi PRODUK
C. INSTRUMEN SISTEM
1. Usahatani
2. Integrasi tanaman-
ternak/tanaman-
tanaman/ternak-ternak
3. Pasca panen pertanian
4. Bioteknologi pertanian
5. Peningkatan kapasitas petani
& peternak
6. Perijinan pertanian
• Penyusunan model agribisnis
• Penyusunan model
pengembangan kawasan
pertanian
• Penilaian kelayakan usahatani
• Proses pasca panen komoditas
pertanian
• Pengelolaan tanaman &
ternak hasil rekayasa genetik
• Pemasyarakatan standar
pertanian
• Pendampingan penerapan
standar pertanian
• Pengelolaan perijinan
ekspor/impor sumber daya
genetik tanaman & ternak
pertanian
• Kompetensi penyuluh
standardisasi pertanian
• Kompetensi analis kerjasama
standardisasi pertanian
• Model/desain/rancang
bangun sistem
• Produk pangan olahan
• Rekomendasi produk
pertanian hasil rekayasa
genetik
• Materi pemasyarakatan
standar
OUTPUT BSIP
14. KERANGKA KERJA
STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
OUTPUT
• standar instrumen
pertanian yang
dimanfaatkan untuk
pembangunan pertanian
• standar mutu dan
keamanan pangan segar
yang diedarkan di dalam
negeri dan ekspor
• Terwujudnya pembangunan
pertanian berkelanjutan
• Terjaminnya mutu dan
keamanan pangan segar
yang diedarkan di dalam
negeri dan ekspor
OUTCOME
- Panitia Teknis Sektor Pertanian
- Tahapan: mulai Usulan Program
hingga RSNI 3.
- Jenis RSNI meliputi sub sector
tanpangan, horti, bun, nak
dengan jenis produk segar,
olahan, benih, alsin, metode uji,
pupuk, bibit, pakan, sistem.
- Kompetensi SDM: Analis
Standardisasi, Analis Kebijakan,
Analis Pengawas Mutu.
- SNI ditetapkan oleh BSN
- PTM ditetapkan melalui
Kepmentan atau Permentan
- Penerapan standar : Wajib dan Sukarela.
- Pemberlakuan standar wajib melalui
Permentan
- Tahapan Penerapan: Sosialisasi, bimtek,
pendampingan, pengawasan
- Kompetensi SDM: PMHP, Penyuluh
- Dukungan Lab di seluruh Indonesia
- Identifikasi dan reviu standar
yang berlaku.
- Lebih 5 tahun dilakukan
pemeliharaan: Penetapan
Kembali; Mengubah SNI; atau
Abolisi SNI
- Pengawasan Reguler
- Pengawasan case by case
- Otoritas Kelembagaan : OKKP, OKPO
- Kelembagaan pendukung: Lembaga
Sertifikasi, Lab Penguji, LS Pro, LS
Jaminan varietas
- Kompetensi SDM : Fasilitator Mutu,
Inspektor Keamanan Pangan,
Inspektor Pangan Organik, PPNS
Keamanan Pangan, Auditor Internal
Sistem Keamanan Pangan, Pengawas
Mutu Hasil Pertanian
- Dukungan Laboratorium
PERENCANAAN DAN
PERUMUSAN STANDAR
PENETAPAN
STANDAR
PEMELIHARAAN
STANDAR PENGAWASAN
STANDAR
PENERAPAN DAN
PEMBERLAKUAN STANDAR
- Codex 8 komite
- WTO (STDF), OIE, IPPC, ISO
- OKI (aspek halal)
- GOMA (Global Organic Market Access)
- EWG-MRLs (Residu Pestisida)
- TFASHP (ASEAN standar horti & other
product)
- EWG-GAP
- ACC-TWWGFS (ASEAN Cocoa)
- IMT-GT
- BIMP-EAGA
- MRA (Mutual Recognition Arrangement)
HARMONISASI
STANDAR
1 2 3
4
5 6
1. UU 20/2014: Sistem
Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian Nasional
2. PP 34/2018 : Sistem
Standardisasi Nasional
3. Permentan 58/2007 :
Pelaksanaan Sistem
Standardisasi di Bidang
Pertanian
1. PP 86/2019, Keamanan
Pangan
– Permentan 51/2008 : Syarat
dan Tatacara Pendaftaran Pangan
Segar Asal Tumbuhan
– Permentan 20/2010: Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan
Pangan Segar Hasil Pertanian.
2. PP 5/ 2021 : Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko
– Permentan 15 /2021 : Standar
Kegiatan Usaha dan Standar
Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pertanian
15. Referensi Pasar
PASAR
Persyaratan Pasar
Sukarela
Wajib
Standar berfungsi sebagai referensi/persyaratan pasar
Trade-off Supply-Demand
1st - Standar Industri
2nd - Standar Nasional
3rd - Standar Internasional
4th - Regulasi Teknis
Apa perbedaan esensial antara
referensi dan persyaratan pasar ?
CATATAN: Pemberlakuan standar nasional secara wajib sebagai persyaratan pasar hanya dapat diterapkan secara
efektif apabila inspeksi prapasar maupun inspeksi pasar dapat dilaksanakan secara efektif dan harmonis
Penerapan SNI sukarela namun disertai
dengan pembinaan oleh K/L Pembina sektor
Sumber : BSN, 2022
MEMPERKUAT DAYA SAING PRODUK UNGGULAN NASIONAL
16. Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
2/28/2023 16
Kementerian Pertanian 16
Kementerian PPN/Bappenas 16
INTEGRASI HULU-HILIR: PENINGKATAN KUALITAS
PRODUK PERTANIAN
GEOSPASIAL ON FARM OFF FARM
Keberlanjutan
o Yurisdiksi berkelanjutan
o Manajemen air pertanian
Standar
o Good Agriculture Practices.
o Polikultur
Kesesuaian
o Traceability.
o Keamanan produk
SASARAN
o Konsumsi
pangan
beragam (PPH)
o Nilai Tambah
Produk
pertanian
(PDB)
o Kesejahteraan
petani (NTP)
17. Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
2/28/2023 17
Kementerian Pertanian 17
Permintaan dunia untuk minyak atsiri
sangat tinggi, (Alighiri et al., 2016)
minyak
cengkeh 5.000-
6.000 ton/
tahun
minyak nilam
1.200-1.500
ton/ tahun
minyak serai
wangi >2.000
ton/ tahun
minyak pala
>400 ton/
tahun
minyak kayu
putih >1.000
ton/ tahun
Parameter persyaratan
mutu minyak atsiri
sesuai SNI:
1. Warna
2. Bau
3. Bobot jenis
4. Indeks bias
5. Putaran optik
6. Kelarutan dalam etanol
7. Bilangan asam
8. Bilangan ester
9. Senyawa aktif
10. Bahan asing
SNI Bahan Baku &
Mutu Minyak Atsiri
• SNI 01-7160-2006 benih
serai wangi
• SNI 06-4267-1996 minyak
bunga cengkeh
• SNI 8835-2019 minyak atsiri
serai dapur
• SNI 2385-2019 minyak atsiri
nilam
• SNI 8834-2019 minyak atsiri
eucaliptus (Eucalyptus
globulus Labill.)
• SNI 2386-2019 minyak atsiri
akar wangi [Chrysopogon
zizanioides (L.) Roberty, syn.
Vetiveria zizanioides (L.)
Nash.] (ISO 4716:2013,
MOD)
STANDARDISASI MINYAK ATSIRI
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING
MELALUI STANDARDISASI
18. Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
2/28/2023 18
Kementerian Pertanian 18
STANDARDISASI BAHAN BAKU
PEMANIS DAN PANGAN TAMBAHAN
SNI Bahan Baku
Standardisasi Bahan Baku
• Parameter mutu mengacu pada
kompendial/monografi bahan alam
• Contoh parameter: Organoleptik, sakarosa,
glukosa, kadar sabut
• SNI 7312 : 2008 Benih tebu
• SNI 01-6237-2000 Gula merah tebu
• SNI 01-3140-2001 Gula Kristal putih
• SNI 01-3176-1992 Biji wijen
• SNI 01-4468-1998 Minyak wijen sebagai minyak
makan
CONTOH PENINGKATAN NILAI TAMBAH
DAN DAYA SAING MELALUI STANDARDISASI
19. Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
2/28/2023 19
Kementerian Pertanian 19
Keberhasilan model-
model seperti RPIK,
Prima Tani, P4S, dll
Model-model
penerapan kawasan
Pertanian terStandar
PENERAPAN STANDAR MENDUKUNG PROGRAM PENGEMBANGAN
KAWASAN PERTANIAN BERBASIS KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI
Perlu Kesiapan SDM Tangguh dan Kinerja Manajemen yang Agile
Untuk kebijakan implementasi/upscalling oleh Ditjen terkait,
perlu regulasi dalam bentuk Kepmentan
20. Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
2/28/2023 20
Kementerian Pertanian 20
KOPI ARABIKA GAYO
ACEH TENGAH (ACEH)
KOPI ARABIKA
SIMALUNGUN (SUMUT)
MANGGIS
PELALAWAN & KAMPAR (RIAU)
KELAPA DALAM
BINTAN (KEPRI)
PINANG BETARA
TANJUNG JABUNG BARAT (JAMBI)
KELAPA
MENPAWAH (KALBAR)
LADA
BANGKA SELATAN (BABEL)
KOPI
KEPAHIANG (BENGKULU)
KOPI
LAMPUNG BARAT & TANGGAMUS
(LAMPUNG)
AREN
LEBAK (BANTEN)
KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR BINAAN BSIP
ALPUKAT CIMPEDAK
JAKARTA TIMUR (DKI)
UBI CILEMBU
SUMEDANG (JABAR)
MANGGIS
CILACAP & PURWOREJO (JATENG)
MANGGA
PASURUAN (JATIM)
GAMBIR
PESISIR SELATAN &
LIMAPULUH KOTA (SUMBAR)
VANILI
LOMBOK UTARA (NTB)
SAPI BALI TIMOR
KUPANG (NTT)
KOPI ARABIKA
BANGLI (BALI)
KOPI
KOTAWARINGIN BARAT
(KALTENG)
CABE RAWIT HIYUNG
TAPIN (KALSEL)
PISANG KEPOK GERECEK
KUTAI TIMUR (KALTIM)
KOPI
MAMASA (SULBAR)
KAKAO
LUWU (SULSEL)
KAKAO
KOLAKA TIMUR (SULTRA)
KELAPA
BANGGAI (SULTENG)
JAGUNG
GORONTALO, POHUWATO,
GORONTALO UTARA, &
BOALEMO (GORONTALO)
BUNGA KRISAN
TOMOHON (SULUT)
PALA
HALMAHERA UTARA (MALUT)
PALA
MALUKU TENGAH
(MALUKU)
KAKAO
MANOKWARI (PAPBAR)
KAKAO
JAYAPURA (PAPUA)
KOPI
KOTA PAGAR ALAM (SUMSEL)
21. Click to edit Master title style
• Click to edit Master text styles
• Second level
• Third level
• Fourth level
• Fifth level
2/28/2023 21
Kementerian Pertanian 21
KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR BINAAN BSIP
NO BPTP
KOMODITAS
UNGGULAN
LOKASI KAWASAN
1 ACEH KOPI ARABIKA GAYO ACEH TENGAH
2 SUMUT KOPI ARABIKA SIMALUNGUN
3 SUMBAR GAMBIR PESISIR SELATAN &
LIMAPULUH KOTA
4 RIAU MANGGIS PELALAWAN & KAMPAR
5 JAMBI PINANG BETARA TANJUNG JABUNG BARAT
6 KEPRI KELAPA DALAM BINTAN
7 SUMSEL KOPI KOTA PAGAR ALAM
8 BABEL LADA BANGKA SELATAN
9 BENGKULU KOPI KEPAHIANG
10 LAMPUNG KOPI LAMPUNG BARAT &
TANGGAMUS
11 BANTEN AREN LEBAK
12 DKI JAKARTA ALPUKAT CIMPEDAK JAKARTA TIMUR
13 JABAR UBI CILEMBU SUMEDANG
14 JATENG MANGGIS CILACAP & PURWOREJO
15 DIY SALAK SLEMAN
NO BPTP KOMODITAS UNGGULAN LOKASI KAWASAN
16 JATIM MANGGA PASURUAN
17 KALBAR KELAPA MENPAWAH
18 KALTENG KOPI KOTAWARINGIN BARAT
19 KALSEL CABAI RAWIT HIYUNG TAPIN
20 KALTIM PISANG KEPOK GERECEK KUTAI TIMUR
21 BALI KOPI ARABIKA BANGLI
22 NTB VANILI LOMBOK UTARA
23 NTT SAPI BALI TIMOR KUPANG
24 SULSEL KAKAO LUWU
25 SULTRA KAKAO KOLAKA TIMUR
26 SULBAR KOPI MAMASA
27 SULTENG KELAPA BANGGAI
28 GORONTALO JAGUNG GORONTALO, POHUWATO,
GORONTALO UTARA,
BOALEMO
29 SULUT KRISAN TOMOHON
30 MALUKU PALA MALUKU TENGAH
31 MALUT PALA HALMAHERA UTARA
32 PAPBAR KAKAO MANOKWARI
33 PAPUA KAKAO JAYAPURA