SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Bekasi, 28 Februari 2017
Perkembangan Terkini, Peluang, &
Tantangan Litbang Sumberdaya
(SDL, Biogen, Pascapanen, Mektan)
Dr. Dedi Nursyamsi
Kepala BB. Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian
PERKEMBANGAN TERKINI
1. Identifikasi/Evaluasi & Ansinjak SDLP  karakteristik,
potensi, ketersediaan, land tenure, kebijakan tata kelola..
2. Pengembangan Teknologi Inovasi 
a. Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi SDL eksisting
(inovasi teknologi: pemulihan kesuburan, konservasi)
b. respon terhadap perubahan iklim (adaptasi & mitigasi)
BERBASIS BIOSCIENCE & TEK. FRONTIER (NANO &
APLIKASI RADIO-ISOTOP)
3. Penelitian in-house  metodologi pemetaan & GIS, tanah, iklim, air
dan lingkungan (scientific base)
4. Pengembangan model pertanian presisi, ramah lingkungan &
bioindustri berkelanjutan (Generasi II),
5. Pengembangan Sistem Data Base dan WEBGIS SISULTAN
Berbasis Web (IT base) InaAgriMap
STRATEGI UMUM LITBANG
SDLP
• Swasembada Pajale Babe Sate
• Kawasan Pertanian
• Lahan Sub Optimal
• Lahan Perbatasan
KEGIATAN
BLOK PROGRAM
BBSDLP 2016-
2019
Pengembangan
SI Berbasis Web
(InaAgrimap,
Tanam)
Model
Pengembangan
SPT LKIK
ModelPertanian
Pengembangan
LahanKering
Masam
Model
Pertanian
Pengembangan
Wilayah
Perbatasan
Model
Pertanian
Rehabilitasi
Lahan Terlantar
Bekas Tambang
Model
Pertanian
Berkelanjutan
Lahan Gambut
Terdegrdasi
Ramah
Lingkungan
G-Browser
Data Marka
Data Primer
11 komoditas
Server
PENGEMBANGAN FOKUS KOMODITAS STRATEGIS DENGAN
BiOTEKNOLOGI
Database Genome Database SDGP
Tomat
LIT-KAYASA MENDUKUNG
SWASEMBADA PJK DAN
KOMODITAS PRIORITAS
LIT-KAYASA MEKTAN
STRATEGIS (UNTUK
DAYA SAING, NILAI
TAMBAH, ENERGY)
LIT-KAYASA MEKTAN
INHOUSE`
PENELITIAN &
PEREKAYASAAN
MEKANISASI
PERTANIAN
KEMANDIRIAN PANGAN
NILAI TAMBAH
DAYA SAING
KESEJAHTERAAN
PETANI DAN PELAKU
AGRIBISNIS
SCIENTIFIC
RECOGNATION
IMPACT
RECOGNATION
ARAH LITBANG MEKANISASI PERTANIAN
Alat/kit
PUTS
PUTS
PUHT AMD
FIO
UAA-TEMPURUNG
KELAPA + MIKROBA
KONSORSIA
UAA-TONGKOL
JAGUNG + MIKROBA
KONSORSIA
Aneka
Pupuk/Pem-
benah tanah
Peta
Design
Embung
Waduk mikro untuk
memanen aliran permukaan
dan curah hujan sebagai
sumber irigasi suplementer
di musim kemarau
Sumur Air Tanah Dalam
Sumur bor berdiameter 6-8 inci dengan
kedalaman lebih dari > 80 meter yang
dibuat pada wilayah akuifer sedang -
tinggi
Dam Parit
Membendung aliran parit
atau sungai kecil serta
mendistribusikannya untuk
mengairi lahan di sekitarnya
Long Storage
Tampungan air memanjang berfungsi
menyimpan luapan air sungai/ air
saluran irigasi pada akhir musim hujan
intake
spillway
Desain dan Implementasi Sistem Irigasi Pompa Berdaya Dorong
Tinggi dan Teknik Irigasi Curah Bergerak (Big Gun Sprinkler)
Desain dan Implementasi Sistem Irigasi Pompa Tenaga Surya dan
Teknik Irigasi Curah (Impact Sprinkler), Wonogiri, Bantul
Sistem irigasi Tampungan Air mini renteng (Teknologi
Tamren)
di DESA OEBOLA, KABUPATEN KUPANG, NTT
Teknologi Tamren di DESA
Sistem Informasi/Aplikasi/Program komputer
Komoditas Sasaran kegiatan Pendekatan penelitian
Padi
Galur provitas tinggi Aplikasi Marka molekuler
Galur tahan wereng batang coklat (WBC) Gen piramiding
Galur tahan penyakit hawar daun bakteri (HDB) Gen piramiding
Galur tahan penyakit blas Gen piramiding
Galur toleran keracunan Fe, Al dan defisiensi P Gen piramiding
Galur GMO efisien pemupukan Nitrogen GMO
Galur toleran kekeringan & rendaman Kultur antera
Kedelai
Galur provitas tinggi & umur sedang Persilangan dan mutasi
Provitas tinggi & toleran Al Analisis genom dan marka
Cabai
Galur vabai tahan penyakit virus belang Mutasi in vitro
Galur cabai toleran penyakit antraknosa Analisis genom dan marka
Jeruk Galur jeruk seedless Kultur endosperm
Sorgum Galur sorgum manis untuk produksi bioetanol
Mutasi in vitro untuk brik gula
>14%
Kentang Galur kentang tahan busuk daun Phytophthora GMO
Komoditas Unggulan Litbang Bioteknologi dan
SDGP untuk Target VUB pada 2017-2019
Manual transplanter
Power Weeder
ALSINTAN MENDUKUNG USAHATANI PADI
(Percepatan Waktu Tanam, Panen, dan Pengolahan Jerami)
APPO
ALSINTAN MENDUKUNG USAHATANI PALAWIJA
(Percepatan Waktu Tanam - Pengeringan)
PASCAPANEN KOMODITAS TANAMAN PANGAN
o Bioindustri Padi Terpadu
o Pengembangan Beras Indeks Glikemik Rendah (Beras Igr)
o Bioindustri Jagung :
o Berasan jagung pratanak
o Tepung jagung
o Bioetanol dari tongkol jagung
o Kemasan ramah lingkungan dr limbah jagung
o Pengembangan pangan lokal non beras dan terigu
o Starter Tepung Ubi kayu modifikasi
o Tepung Kasava Bimo (Biologically Modified Cassava Flour/ Bimo-cf)
o Teknologi Pengolahan Tepung Ubi Jalar
o Tepung Dan Nasi Sorgum
o Tepung Dari Buah
(Sukun Dan Pisang)
o Tepung Komposit & Pati
o Teknologi Pengolahan Beras Artifisial / Beras Non Padi
o Teknologi Beras Kasava (Nasi Arug)
o Aneka Mi Dengan Bahan Tepung Kasava, Sukun, Ubi Jalar, Hotong, Sagu
o Tempe Non-kedelai
BIOINDUSTRI : HORTIKULTURA
 Teknologi Instore Drying
 Teknologi Modified Atmosphere Packaging (MAP)
 Teknologi penanganan segar buah ekspor
» Teknologi Pencucian Kontaminan
• Teknologi Hot Water Treatment (HWT)
• Teknologi Iradiasi
• Teknologi coating
• Teknologi etilen adsorber
 Teknologi Pengolahan Puree dan Jus
 Teknologi Pengolahan Pasta
 Teknologi Produksi Instan Powder
 Teknologi Ekstraksi Minyak Bunga
 Teknologi Pewarnaan Tanaman Hias
 Teknologi Vakum Fyring
 Teknologi aneka olahan buah dan sayuran
TANAMAN PERKEBUNAN
• Teknologi Pengolahan Lada Putih dan Lada Hitam
• Teknologi Penyulingan Minyak Atsiri
– Minyak cengkeh
– Minyak Nilam
– Minyak Pala
• Teknologi produksi Virgin Coconut Oil
• Bioindustri Mete dan pemanfaatan hasil samping
• Teknologi ekstraksi bahan aktif biofarmaka
– Oleoresin Pala
– Ekstrak Temulawak
– Teh Gambir
– Sirup Pala
– Mikroenkapsulasi bahan aktif
• Starter fermentasi Kakao
• Teknologi olahan coklat
• Starter Kopi Luwak Artifisial
• Produksi gula cair non tebu
• Teknologi enzimatis untuk peningkatan rendemen
gula tebu
Olahan Ternak
o Teknologi biopreservatif untuk pengawetan produk
ternak
o Bakteriosin
o Ekstrak bawang putih
o Vinegar dari kulit pisang
o Vinegar air kelapa
o Pengolahan produk susu
 Starter yoghurt kering
 Yoghurt powder
 Perbaikaan teknologi produksi Kefir
 Teknologi olahan keju lunak
 Teknologi produksi gelatin dari limbah ternak
 Bioindikator untuk deteksi cepat kesegaran daging
 Paper test kit untuk deteksi kesegaran susu
Rice field
Yield
2
Residue
3 Livestock
4
household
Biogas
6
7
Sludge
5
1 Plant spacing: Jajar
legowo
Pertanian Bio-Industri: Model Integrasi Tanaman
Ternak Ramah Lingkungan (Padi)
8
Pyrolysis
Bio-compost
Low CH4 emitting
rice cultivar
Pulse irrigation
Leaf color chart
MODEL
Ternak
Model terpadu pertanian ramah lingkungan
di Lahan Tadah Hujan
Padi
gora
Padi
walik jerami
Palawija
Pola tanam
 VUB adaptif & tahan
kekeringan
PHT –pesti. nabati
Pupuk berimbang
 VUB adaptif &
rendah emisi
 Pupuk
berimbang
(UAA+biocarpos)
 BWD
Jarwo
 Katam
 PHT - nabati
Limbah pertanian
Embung
Kohe Biogas
Biocarpos
Pirolisis
compos Biochar
Limbah berselulosa
Padi Gora Walik jerami Jagung/sorgum
Produksi
Limbah berlignin
1
2
3
4
5
6
8
9
10
7
MODEL
PELUANG
Daratan
Indonesia:
191,1 jt
ha
Dan lain-lain:
3,1 juta ha
Non rawa : 9,4 jt ha
Rawa (34,1 jt ha)
- Rawa PS: 8,9 jt ha
- Rawa Lbk : 25,2 jt
ha
(Gambut : 14,9 jt
ha)
Lahan Kering
144,5 juta ha
Lahan basah
43,6 juta ha
Lahan Kering
- LK TM : 37,1 jt ha
- LK MA : 107,4 jt ha
(LKIK : 10,7 jt ha)
SUMBERDAYA LAHAN INDONESIA
28
Komoditas
Kawasan
Luas (Ha)
APL HPK HP
Padi Sawah 1.447.117 1.856.982 4.196.015 7.500.114
Tanaman Pangan LK
(Jagung, Kedelai), Cabe Merah,
Bawang Merah, Tebu
1.595.856 1.402.553 4.358.629 7.357.038
Sayuran DT (Bawang Merah
dan Cabe Merah)
21.097 1.226 131.768 154.091
Hortikultura di lahan gambut 142.609 372.282 957.046 1.471.937
Tanaman Tahunan (Kelapa
sawit, kakao)
3.922.846 2.742.404 10.615.262 17.280.512
Sapi (pengembalaan) 324.687 417.237 189.431 931.355
INDONESIA 7.454.212 6.792.684 20.448.151 34.695.047
POTENSI KETERSEDIAAN SUMBERDAYA LAHAN
UNTUK MENUNJANG
PENGEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS
KOMPOSISI LAHAN POTENSIAL
TERSEDIA UNTUK PENGEMBANGAN
KOMODITAS STRATEGIS
 Hanya 21% lahan potensial
tersedia berada di kawasan
APL; 59% berada di kawasan
HP; dan 20% di kawasan HPK.
 perlu kebijakan politik
nasional terkait tata kelola
lahan kawasan hutan
Lahan potensial tersedia 34,95 jt ha
• Mekanisasi pertanian adalah suatu cara untuk
meningkatkan efisiensi usaha pertanian, meliputi
produktivitas, mutu, dan kontinuitas pasokan
produk-produk pertanian untuk selalu terus
ditingkatkan dan dipelihara.
• Peningkatan teknologi tepat guna sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas produksi pertanian.
• Petani sebagai tulang punggung pertanian
Indonesia tentu tidak membutuhkan teknologi
super- canggih, melainkan sederhana, murah, dan
efisien.
TREND KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN
• Teknologi tentu membutuhkan biaya, sementara
petani tidak mampu menjangkau dengan harga
yang mahal.
• Banjirnya alsintan impor, seperti dari China,
menyebabkan petani hanya menjadi konsumen.
Padahal, spesifikasi dan standardisasi alsintan
impor belum tentu sesuai dengan kebutuhan di
Indonesia.
• Melihat kondisi tersebut dan respon petani yang
cukup antusias terhadap pemanfaatan teknologi
mekanisasi maka perlu penerapan alat dan mesin
pertanian sesuai kebutuhan.
TREND KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN
KEKAYAAN SDG LOKAL
INDONESIA
Indonesia mempunyai sumberdaya genetik yang beraneka
ragam, namun belum optimal dalam pengelolaan dan
pelestariannya sehingga dikhawatirkan potensi sumber daya
genetik ini terkuras bahkan diambil alih oleh negara lain.
Daya dukung lahan
Perubahan Iklim
Preferensi
KONDISI
BARU
Pemadatan tanah
Deplesi unsur hara
Permukaan laut
Suhu udara
Perubahan pola hujan
Jenis terbatas
/langka
Kualitas berubah
TEKNOLO
GI BARU SDG
LITBANG
Perlu input SDG dengan sifat yang diinginkan
sebagai donor dalam perakitan varietas /
teknologi baru untuk keberlanjutan produksi
pangan
Kondisi lingkungan
Pertanian Sifat tahan kekeringan, genangan,
berumur genjah, toleran salinitas,
rendah emisi, dll
Pilihan
terbatas
Lahan
Selalu
berubah
PEMANFAATAN
BERKELANJUTAN
VUB / SDG Lokal
Perlu penyimpanan Yang Baik (Bank Gen) (fisik ) dan
Pendaftaran (legal) dan
melibatkan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan SDG
Lokal
TANTANGAN
SKENAREO LUMBUNG PANGAN DUNIA
36
SWASEMBADA
(Domestic Quantity )
PRODUKSI
BERLIMPAH &
STABIL (Global
Quantity)
EKSPOR &
QONTINUITY
(Sustainability)
LUMBUNG
PANGAN
DUNIA
DAYA SAING (Global
Competitiveness; Int’l
quality, price, ..)
Posisi setiap komoditas berbeda
Tahap dapat ditempuh secara simultan
90 % kebutuhan
Total Kebutuhan
Pipa Rantai Pasok
Cadangan (intervensi & bencana)
Efisiensi Hulu-Hilir,
Spek Produk, Harga
Target & Pangsa Pasar
2016
2017
2019
2020
2025
2026
2033
Padi, Bawang
Merah, Cabai
Jagung
Gula
Konsumsi
Kedelai
Gula
Industri
Daging
Sapi
Bawang Putih
2045
Lumbung Pangan Dunia
TARGET WAKTU SWASEMBADA
2016
2017
2020
2035
2040
2041
Bawang Merah,
Cabai
Beras
Kedelai
Gula
Daging
Sapi
Bawang Putih 2045
Lumbung Pangan Dunia
TARGET WAKTU EKSPOR
Jagung
2025
POLICY POINTERS
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGIC PLAN
MINISTRY OF AGRICULTURE
REPUBLIK OF INDONESIA
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN
SEBAGAI
BAHAN BAKU
PANGAN,
INDUSTRI DAN
ENERGI PERUBAHAN
IKLIM,
KERUSAKAN
LINGKUNGAN
& KERUSAKAN
ALAM
KONDISI
PEREKONOMIAN
GLOBAL
PENINGKATAN
JUMLAH
PENDUDUK &
URBANISASI
DISTRIBUSI
DAN
PEMASARAN
PRODUK
PERTANIAN
1
2
3
4
5
 Peningkatan jumlah penduduk dengan laju
1,35%/tahun atau sekitar 3,37 juta jiwa/tahun
 Berbagai problema sumberdaya lahan pertanian
 Masih tingginya yield gap (jurang antara potensi
hasil dengan hasil aktual)
 Ancaman Perubahan iklim
`
KARAKTERISTIK
SUMBER DAYA &
INOVASI
 SUMBERDAYA
LAHAN
PERTANIAN
Ancaman fragmentasi lahan..
Lahan subur semakin terbatas
Lahan kering
Lahan rawa
Seluruh aktivitas budidaya per-
tanian ditopang oleh + 46
juta ha lahan pertanian (+16
juta)
 23 juta ha perkebunan
 15 juta ha lahan kering/tegalan
 8 juta ha lahan sawah
 16 juta lain-2 (+semi-idle&idle)
Kepemilikan lahan 935 m2/
kapita:
 328 m2/kapita lahan sawah
 607 m2/kapita lahan kering
Penciutan akibat konversi &
degradasi akibat
ekspoloitasi
•Tahun 2025
7,3 juta lahan bukaan baru (padi, jagung
kedele, tebu dan hortikultura)
•Tahun 2045
Perlu tambahan lahan ± 14,8 juta ha
(sawah, lahan kering dan rawa).
 Lahan cadangan yang tersedia
adalah LSO  LAHAN KERING
(sebagian merupakan lahan
terdegradasi & terlantar)
Pengembangan LSO dan
Optimalisasi Lahan Eksisting
(INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI)
Ketersediaan lahan subur
semakin terbatas
Lahan cadangan yang
tersedia berupa lahan kering
1. Pertumbuhan populasi penduduk yang sangat pesat
(deret Ukur) (Penyedian Pangan meningkat )
diperkirakan pada tahun 2050 kebutuhan pangan dan
pakan akan meningkat 50-70% (FAO) ------ kuantitas,
mutu, sesuai preferensi dan Indonesia pertambahan
kebutuhannya melebihi rata2 dunia 68 % (tahun 2000)
2. Degradasi Lahan dan alih fungsi lahan
berkurangnya lahan pertanian ----- Lahan sub optimal
perlu teknologi tinggi /tanaman dengan adaptibilitas
tinggi ----- Bioteknologi
3. Perubahan Iklim
perlu teknologi baru untuk adaptasi
4. Preferensi konsumen terhadap pangannya
berubah ------
improvement/penambahan nilai (kualitas,
organik,)
5. Ketergantungan, karena penggunaan
hanya satu spesies / varietas/komoditas
tertentu (ex Ciherang) punahnya
SDG / erosi genetik ---- perlu donor SDG/
pertukaran SDG dan pemanfaatannya ---
untuk sumber donor sifat (SDG) yang lebih
cocok --- ketersedian sumberdaya genetic
untuk adaptasi ---- pengelolaan SDG
Preferensi Terhadap Pangan Berubah
(a) Dinamika karakteristik penduduk : wanita
umumnya bekerja, waktu bekerja lebih panjang,
pendidikan semakin tinggi dll)
(b) Urbanisasi yang cepat (jumlah penduduk yang
berusaha tani berkurang)
(c) Perubahan Diet (pola makan) berdasarkan nutrisi
yang diinginkan
(d) Tranformasi Pasar Pangan (super market, mini
market : akses mudah terhadap beragam pangan)
(e) Masalah Gizi Ganda: Permasalahan pangan dari
kecukupan kuantitas ke persoalan kualitas (kelebihan
berat badan / obesitas dan kekurangan gizi)
TANTANGAN PENGEMBANGAN
MEKANISASI PERTANIAN
• Peluang intensifikasi, ekstensifikasi
dan diversifikasi
• Peningkatan dan ragam kebutuhan
hasil pertanian
• Perkembangan lingkungan strategis
• Globalisasi dan perilaku petani,
pelaku agribisnis dan konsumen
10 Faktor Penghambat Pengembangan
Mekanisasi Pertanian di Negara
Berkembang:
1. Kepemilikan lahan relatif rendah
2. Daya beli relatif rendah terhadap harga teknologi
3. Upah tenaga kerja relatif rendah
4. Keterbatasan desain alsintan
5. Keterbatasan Diklat ORM
6. Kerjasama antara lembaga Riset dan Dunia Usaha masih
belum memadai
7. Standardisasi sebagai kontrol kualitas relatif belum ketat
diterapkan dan masih perlu penyempurnaan
8. Keterbatan pelayanan purna jual
9. Ragamnya kondisi ekosistem (Indonesia)
10. Compatibility komponen mesin antar merek 47
Penutup
• Banyak produk, model telah dihasilkan dan
perlu terus dikembangkan
• Bagaimana mempercepat hilirisasi di antara
tantangan dan peluang
• Perlu pemikiran bebas, kreatif, dan inovatif
–Lulusan baru, pemikiran baru,
memberi warna litbang?
Terima kasih

More Related Content

Similar to bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx

Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...MeltaRiniFahmi
 
Materi Bu Direktur DPI September.pptx
Materi Bu Direktur DPI September.pptxMateri Bu Direktur DPI September.pptx
Materi Bu Direktur DPI September.pptxSucenFc
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriIAARD/Bogor, Indonesia
 
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Bio Perforasi
 
BAHAN KADIS PERTANIAN.ppt
BAHAN KADIS PERTANIAN.pptBAHAN KADIS PERTANIAN.ppt
BAHAN KADIS PERTANIAN.pptUstAlmuthahhiri
 
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadiBahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadiSyarif Hidayatullah
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
Bahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdf
Bahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdfBahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdf
Bahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdffungsionalfungsional
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RBio Perforasi
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangEka Febriana
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuLosta Masta
 
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.pptPAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppthidayat129353
 
Bahan Simposium K A D I N ( Maxdeyul New)
Bahan  Simposium  K A D I N ( Maxdeyul New)Bahan  Simposium  K A D I N ( Maxdeyul New)
Bahan Simposium K A D I N ( Maxdeyul New)Bio Perforasi
 
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.pptMATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.pptEkaShanti2
 

Similar to bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx (20)

Rdhp upbs
Rdhp upbsRdhp upbs
Rdhp upbs
 
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
 
Materi Bu Direktur DPI September.pptx
Materi Bu Direktur DPI September.pptxMateri Bu Direktur DPI September.pptx
Materi Bu Direktur DPI September.pptx
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
 
PTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.pptPTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.ppt
 
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
 
BAHAN KADIS PERTANIAN.ppt
BAHAN KADIS PERTANIAN.pptBAHAN KADIS PERTANIAN.ppt
BAHAN KADIS PERTANIAN.ppt
 
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadiBahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
Bahan ajar pengetahuan m krpl darmadi
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
 
Bahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdf
Bahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdfBahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdf
Bahan-Pak-Sesba-Trunojoyo-Edited_compressed-1.pdf
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali R
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten Tangerang
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahu
 
Uwi
UwiUwi
Uwi
 
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.pptPAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
 
Postulat Tekpang Hasna
Postulat Tekpang Hasna Postulat Tekpang Hasna
Postulat Tekpang Hasna
 
Bahan Simposium K A D I N ( Maxdeyul New)
Bahan  Simposium  K A D I N ( Maxdeyul New)Bahan  Simposium  K A D I N ( Maxdeyul New)
Bahan Simposium K A D I N ( Maxdeyul New)
 
Pisang
PisangPisang
Pisang
 
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.pptMATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
 

Recently uploaded

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 

Recently uploaded (8)

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx

  • 1. Bekasi, 28 Februari 2017 Perkembangan Terkini, Peluang, & Tantangan Litbang Sumberdaya (SDL, Biogen, Pascapanen, Mektan) Dr. Dedi Nursyamsi Kepala BB. Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian
  • 3. 1. Identifikasi/Evaluasi & Ansinjak SDLP  karakteristik, potensi, ketersediaan, land tenure, kebijakan tata kelola.. 2. Pengembangan Teknologi Inovasi  a. Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi SDL eksisting (inovasi teknologi: pemulihan kesuburan, konservasi) b. respon terhadap perubahan iklim (adaptasi & mitigasi) BERBASIS BIOSCIENCE & TEK. FRONTIER (NANO & APLIKASI RADIO-ISOTOP) 3. Penelitian in-house  metodologi pemetaan & GIS, tanah, iklim, air dan lingkungan (scientific base) 4. Pengembangan model pertanian presisi, ramah lingkungan & bioindustri berkelanjutan (Generasi II), 5. Pengembangan Sistem Data Base dan WEBGIS SISULTAN Berbasis Web (IT base) InaAgriMap STRATEGI UMUM LITBANG SDLP • Swasembada Pajale Babe Sate • Kawasan Pertanian • Lahan Sub Optimal • Lahan Perbatasan
  • 4. KEGIATAN BLOK PROGRAM BBSDLP 2016- 2019 Pengembangan SI Berbasis Web (InaAgrimap, Tanam) Model Pengembangan SPT LKIK ModelPertanian Pengembangan LahanKering Masam Model Pertanian Pengembangan Wilayah Perbatasan Model Pertanian Rehabilitasi Lahan Terlantar Bekas Tambang Model Pertanian Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegrdasi Ramah Lingkungan
  • 5. G-Browser Data Marka Data Primer 11 komoditas Server PENGEMBANGAN FOKUS KOMODITAS STRATEGIS DENGAN BiOTEKNOLOGI Database Genome Database SDGP Tomat
  • 6. LIT-KAYASA MENDUKUNG SWASEMBADA PJK DAN KOMODITAS PRIORITAS LIT-KAYASA MEKTAN STRATEGIS (UNTUK DAYA SAING, NILAI TAMBAH, ENERGY) LIT-KAYASA MEKTAN INHOUSE` PENELITIAN & PEREKAYASAAN MEKANISASI PERTANIAN KEMANDIRIAN PANGAN NILAI TAMBAH DAYA SAING KESEJAHTERAAN PETANI DAN PELAKU AGRIBISNIS SCIENTIFIC RECOGNATION IMPACT RECOGNATION ARAH LITBANG MEKANISASI PERTANIAN
  • 8. UAA-TEMPURUNG KELAPA + MIKROBA KONSORSIA UAA-TONGKOL JAGUNG + MIKROBA KONSORSIA Aneka Pupuk/Pem- benah tanah
  • 10. Embung Waduk mikro untuk memanen aliran permukaan dan curah hujan sebagai sumber irigasi suplementer di musim kemarau Sumur Air Tanah Dalam Sumur bor berdiameter 6-8 inci dengan kedalaman lebih dari > 80 meter yang dibuat pada wilayah akuifer sedang - tinggi
  • 11. Dam Parit Membendung aliran parit atau sungai kecil serta mendistribusikannya untuk mengairi lahan di sekitarnya Long Storage Tampungan air memanjang berfungsi menyimpan luapan air sungai/ air saluran irigasi pada akhir musim hujan intake spillway
  • 12. Desain dan Implementasi Sistem Irigasi Pompa Berdaya Dorong Tinggi dan Teknik Irigasi Curah Bergerak (Big Gun Sprinkler)
  • 13. Desain dan Implementasi Sistem Irigasi Pompa Tenaga Surya dan Teknik Irigasi Curah (Impact Sprinkler), Wonogiri, Bantul
  • 14. Sistem irigasi Tampungan Air mini renteng (Teknologi Tamren) di DESA OEBOLA, KABUPATEN KUPANG, NTT
  • 17. Komoditas Sasaran kegiatan Pendekatan penelitian Padi Galur provitas tinggi Aplikasi Marka molekuler Galur tahan wereng batang coklat (WBC) Gen piramiding Galur tahan penyakit hawar daun bakteri (HDB) Gen piramiding Galur tahan penyakit blas Gen piramiding Galur toleran keracunan Fe, Al dan defisiensi P Gen piramiding Galur GMO efisien pemupukan Nitrogen GMO Galur toleran kekeringan & rendaman Kultur antera Kedelai Galur provitas tinggi & umur sedang Persilangan dan mutasi Provitas tinggi & toleran Al Analisis genom dan marka Cabai Galur vabai tahan penyakit virus belang Mutasi in vitro Galur cabai toleran penyakit antraknosa Analisis genom dan marka Jeruk Galur jeruk seedless Kultur endosperm Sorgum Galur sorgum manis untuk produksi bioetanol Mutasi in vitro untuk brik gula >14% Kentang Galur kentang tahan busuk daun Phytophthora GMO Komoditas Unggulan Litbang Bioteknologi dan SDGP untuk Target VUB pada 2017-2019
  • 18. Manual transplanter Power Weeder ALSINTAN MENDUKUNG USAHATANI PADI (Percepatan Waktu Tanam, Panen, dan Pengolahan Jerami) APPO
  • 19. ALSINTAN MENDUKUNG USAHATANI PALAWIJA (Percepatan Waktu Tanam - Pengeringan)
  • 20. PASCAPANEN KOMODITAS TANAMAN PANGAN o Bioindustri Padi Terpadu o Pengembangan Beras Indeks Glikemik Rendah (Beras Igr) o Bioindustri Jagung : o Berasan jagung pratanak o Tepung jagung o Bioetanol dari tongkol jagung o Kemasan ramah lingkungan dr limbah jagung o Pengembangan pangan lokal non beras dan terigu o Starter Tepung Ubi kayu modifikasi o Tepung Kasava Bimo (Biologically Modified Cassava Flour/ Bimo-cf) o Teknologi Pengolahan Tepung Ubi Jalar o Tepung Dan Nasi Sorgum o Tepung Dari Buah (Sukun Dan Pisang) o Tepung Komposit & Pati o Teknologi Pengolahan Beras Artifisial / Beras Non Padi o Teknologi Beras Kasava (Nasi Arug) o Aneka Mi Dengan Bahan Tepung Kasava, Sukun, Ubi Jalar, Hotong, Sagu o Tempe Non-kedelai
  • 21. BIOINDUSTRI : HORTIKULTURA  Teknologi Instore Drying  Teknologi Modified Atmosphere Packaging (MAP)  Teknologi penanganan segar buah ekspor » Teknologi Pencucian Kontaminan • Teknologi Hot Water Treatment (HWT) • Teknologi Iradiasi • Teknologi coating • Teknologi etilen adsorber  Teknologi Pengolahan Puree dan Jus  Teknologi Pengolahan Pasta  Teknologi Produksi Instan Powder  Teknologi Ekstraksi Minyak Bunga  Teknologi Pewarnaan Tanaman Hias  Teknologi Vakum Fyring  Teknologi aneka olahan buah dan sayuran
  • 22. TANAMAN PERKEBUNAN • Teknologi Pengolahan Lada Putih dan Lada Hitam • Teknologi Penyulingan Minyak Atsiri – Minyak cengkeh – Minyak Nilam – Minyak Pala • Teknologi produksi Virgin Coconut Oil • Bioindustri Mete dan pemanfaatan hasil samping • Teknologi ekstraksi bahan aktif biofarmaka – Oleoresin Pala – Ekstrak Temulawak – Teh Gambir – Sirup Pala – Mikroenkapsulasi bahan aktif • Starter fermentasi Kakao • Teknologi olahan coklat • Starter Kopi Luwak Artifisial • Produksi gula cair non tebu • Teknologi enzimatis untuk peningkatan rendemen gula tebu
  • 23. Olahan Ternak o Teknologi biopreservatif untuk pengawetan produk ternak o Bakteriosin o Ekstrak bawang putih o Vinegar dari kulit pisang o Vinegar air kelapa o Pengolahan produk susu  Starter yoghurt kering  Yoghurt powder  Perbaikaan teknologi produksi Kefir  Teknologi olahan keju lunak  Teknologi produksi gelatin dari limbah ternak  Bioindikator untuk deteksi cepat kesegaran daging  Paper test kit untuk deteksi kesegaran susu
  • 24. Rice field Yield 2 Residue 3 Livestock 4 household Biogas 6 7 Sludge 5 1 Plant spacing: Jajar legowo Pertanian Bio-Industri: Model Integrasi Tanaman Ternak Ramah Lingkungan (Padi) 8 Pyrolysis Bio-compost Low CH4 emitting rice cultivar Pulse irrigation Leaf color chart MODEL
  • 25. Ternak Model terpadu pertanian ramah lingkungan di Lahan Tadah Hujan Padi gora Padi walik jerami Palawija Pola tanam  VUB adaptif & tahan kekeringan PHT –pesti. nabati Pupuk berimbang  VUB adaptif & rendah emisi  Pupuk berimbang (UAA+biocarpos)  BWD Jarwo  Katam  PHT - nabati Limbah pertanian Embung Kohe Biogas Biocarpos Pirolisis compos Biochar Limbah berselulosa Padi Gora Walik jerami Jagung/sorgum Produksi Limbah berlignin 1 2 3 4 5 6 8 9 10 7 MODEL
  • 27. Daratan Indonesia: 191,1 jt ha Dan lain-lain: 3,1 juta ha Non rawa : 9,4 jt ha Rawa (34,1 jt ha) - Rawa PS: 8,9 jt ha - Rawa Lbk : 25,2 jt ha (Gambut : 14,9 jt ha) Lahan Kering 144,5 juta ha Lahan basah 43,6 juta ha Lahan Kering - LK TM : 37,1 jt ha - LK MA : 107,4 jt ha (LKIK : 10,7 jt ha) SUMBERDAYA LAHAN INDONESIA
  • 28. 28 Komoditas Kawasan Luas (Ha) APL HPK HP Padi Sawah 1.447.117 1.856.982 4.196.015 7.500.114 Tanaman Pangan LK (Jagung, Kedelai), Cabe Merah, Bawang Merah, Tebu 1.595.856 1.402.553 4.358.629 7.357.038 Sayuran DT (Bawang Merah dan Cabe Merah) 21.097 1.226 131.768 154.091 Hortikultura di lahan gambut 142.609 372.282 957.046 1.471.937 Tanaman Tahunan (Kelapa sawit, kakao) 3.922.846 2.742.404 10.615.262 17.280.512 Sapi (pengembalaan) 324.687 417.237 189.431 931.355 INDONESIA 7.454.212 6.792.684 20.448.151 34.695.047 POTENSI KETERSEDIAAN SUMBERDAYA LAHAN UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS
  • 29. KOMPOSISI LAHAN POTENSIAL TERSEDIA UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS  Hanya 21% lahan potensial tersedia berada di kawasan APL; 59% berada di kawasan HP; dan 20% di kawasan HPK.  perlu kebijakan politik nasional terkait tata kelola lahan kawasan hutan Lahan potensial tersedia 34,95 jt ha
  • 30. • Mekanisasi pertanian adalah suatu cara untuk meningkatkan efisiensi usaha pertanian, meliputi produktivitas, mutu, dan kontinuitas pasokan produk-produk pertanian untuk selalu terus ditingkatkan dan dipelihara. • Peningkatan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian. • Petani sebagai tulang punggung pertanian Indonesia tentu tidak membutuhkan teknologi super- canggih, melainkan sederhana, murah, dan efisien. TREND KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN
  • 31. • Teknologi tentu membutuhkan biaya, sementara petani tidak mampu menjangkau dengan harga yang mahal. • Banjirnya alsintan impor, seperti dari China, menyebabkan petani hanya menjadi konsumen. Padahal, spesifikasi dan standardisasi alsintan impor belum tentu sesuai dengan kebutuhan di Indonesia. • Melihat kondisi tersebut dan respon petani yang cukup antusias terhadap pemanfaatan teknologi mekanisasi maka perlu penerapan alat dan mesin pertanian sesuai kebutuhan. TREND KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN
  • 32. KEKAYAAN SDG LOKAL INDONESIA Indonesia mempunyai sumberdaya genetik yang beraneka ragam, namun belum optimal dalam pengelolaan dan pelestariannya sehingga dikhawatirkan potensi sumber daya genetik ini terkuras bahkan diambil alih oleh negara lain.
  • 33. Daya dukung lahan Perubahan Iklim Preferensi KONDISI BARU Pemadatan tanah Deplesi unsur hara Permukaan laut Suhu udara Perubahan pola hujan Jenis terbatas /langka Kualitas berubah TEKNOLO GI BARU SDG LITBANG Perlu input SDG dengan sifat yang diinginkan sebagai donor dalam perakitan varietas / teknologi baru untuk keberlanjutan produksi pangan Kondisi lingkungan Pertanian Sifat tahan kekeringan, genangan, berumur genjah, toleran salinitas, rendah emisi, dll
  • 34. Pilihan terbatas Lahan Selalu berubah PEMANFAATAN BERKELANJUTAN VUB / SDG Lokal Perlu penyimpanan Yang Baik (Bank Gen) (fisik ) dan Pendaftaran (legal) dan melibatkan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan SDG Lokal
  • 36. SKENAREO LUMBUNG PANGAN DUNIA 36 SWASEMBADA (Domestic Quantity ) PRODUKSI BERLIMPAH & STABIL (Global Quantity) EKSPOR & QONTINUITY (Sustainability) LUMBUNG PANGAN DUNIA DAYA SAING (Global Competitiveness; Int’l quality, price, ..) Posisi setiap komoditas berbeda Tahap dapat ditempuh secara simultan 90 % kebutuhan Total Kebutuhan Pipa Rantai Pasok Cadangan (intervensi & bencana) Efisiensi Hulu-Hilir, Spek Produk, Harga Target & Pangsa Pasar
  • 39. POLICY POINTERS RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGIC PLAN MINISTRY OF AGRICULTURE REPUBLIK OF INDONESIA TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN SEBAGAI BAHAN BAKU PANGAN, INDUSTRI DAN ENERGI PERUBAHAN IKLIM, KERUSAKAN LINGKUNGAN & KERUSAKAN ALAM KONDISI PEREKONOMIAN GLOBAL PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK & URBANISASI DISTRIBUSI DAN PEMASARAN PRODUK PERTANIAN 1 2 3 4 5
  • 40.  Peningkatan jumlah penduduk dengan laju 1,35%/tahun atau sekitar 3,37 juta jiwa/tahun  Berbagai problema sumberdaya lahan pertanian  Masih tingginya yield gap (jurang antara potensi hasil dengan hasil aktual)  Ancaman Perubahan iklim ` KARAKTERISTIK SUMBER DAYA & INOVASI  SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN
  • 41. Ancaman fragmentasi lahan.. Lahan subur semakin terbatas Lahan kering Lahan rawa Seluruh aktivitas budidaya per- tanian ditopang oleh + 46 juta ha lahan pertanian (+16 juta)  23 juta ha perkebunan  15 juta ha lahan kering/tegalan  8 juta ha lahan sawah  16 juta lain-2 (+semi-idle&idle) Kepemilikan lahan 935 m2/ kapita:  328 m2/kapita lahan sawah  607 m2/kapita lahan kering Penciutan akibat konversi & degradasi akibat ekspoloitasi
  • 42. •Tahun 2025 7,3 juta lahan bukaan baru (padi, jagung kedele, tebu dan hortikultura) •Tahun 2045 Perlu tambahan lahan ± 14,8 juta ha (sawah, lahan kering dan rawa).  Lahan cadangan yang tersedia adalah LSO  LAHAN KERING (sebagian merupakan lahan terdegradasi & terlantar) Pengembangan LSO dan Optimalisasi Lahan Eksisting (INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI) Ketersediaan lahan subur semakin terbatas Lahan cadangan yang tersedia berupa lahan kering
  • 43. 1. Pertumbuhan populasi penduduk yang sangat pesat (deret Ukur) (Penyedian Pangan meningkat ) diperkirakan pada tahun 2050 kebutuhan pangan dan pakan akan meningkat 50-70% (FAO) ------ kuantitas, mutu, sesuai preferensi dan Indonesia pertambahan kebutuhannya melebihi rata2 dunia 68 % (tahun 2000) 2. Degradasi Lahan dan alih fungsi lahan berkurangnya lahan pertanian ----- Lahan sub optimal perlu teknologi tinggi /tanaman dengan adaptibilitas tinggi ----- Bioteknologi 3. Perubahan Iklim perlu teknologi baru untuk adaptasi
  • 44. 4. Preferensi konsumen terhadap pangannya berubah ------ improvement/penambahan nilai (kualitas, organik,) 5. Ketergantungan, karena penggunaan hanya satu spesies / varietas/komoditas tertentu (ex Ciherang) punahnya SDG / erosi genetik ---- perlu donor SDG/ pertukaran SDG dan pemanfaatannya --- untuk sumber donor sifat (SDG) yang lebih cocok --- ketersedian sumberdaya genetic untuk adaptasi ---- pengelolaan SDG
  • 45. Preferensi Terhadap Pangan Berubah (a) Dinamika karakteristik penduduk : wanita umumnya bekerja, waktu bekerja lebih panjang, pendidikan semakin tinggi dll) (b) Urbanisasi yang cepat (jumlah penduduk yang berusaha tani berkurang) (c) Perubahan Diet (pola makan) berdasarkan nutrisi yang diinginkan (d) Tranformasi Pasar Pangan (super market, mini market : akses mudah terhadap beragam pangan) (e) Masalah Gizi Ganda: Permasalahan pangan dari kecukupan kuantitas ke persoalan kualitas (kelebihan berat badan / obesitas dan kekurangan gizi)
  • 46. TANTANGAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN • Peluang intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi • Peningkatan dan ragam kebutuhan hasil pertanian • Perkembangan lingkungan strategis • Globalisasi dan perilaku petani, pelaku agribisnis dan konsumen
  • 47. 10 Faktor Penghambat Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Negara Berkembang: 1. Kepemilikan lahan relatif rendah 2. Daya beli relatif rendah terhadap harga teknologi 3. Upah tenaga kerja relatif rendah 4. Keterbatasan desain alsintan 5. Keterbatasan Diklat ORM 6. Kerjasama antara lembaga Riset dan Dunia Usaha masih belum memadai 7. Standardisasi sebagai kontrol kualitas relatif belum ketat diterapkan dan masih perlu penyempurnaan 8. Keterbatan pelayanan purna jual 9. Ragamnya kondisi ekosistem (Indonesia) 10. Compatibility komponen mesin antar merek 47
  • 48. Penutup • Banyak produk, model telah dihasilkan dan perlu terus dikembangkan • Bagaimana mempercepat hilirisasi di antara tantangan dan peluang • Perlu pemikiran bebas, kreatif, dan inovatif –Lulusan baru, pemikiran baru, memberi warna litbang?