2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa mampu memahami Konsep Dasar Manusia dan Pendidikan.
3. I.
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
FILSAFAT, ILMIAH, DAN
HAKIKAT MANUSIA
4. B. PENGERTIAN ILMIAH
Rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan
melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan
fenomena-fenomena.
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah, sebagai tata
cara sistematis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
5. C. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Hakikat Manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara
prinsipil (bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan.
Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan, terutama jika
dilihat dari segi biologisnya.
Beberapa filosof seperti :
Socrates menamakan manusia itu Zoon Politicon (hewan yang
bermasyarakat).
Max Scheller menggambarkan manusia sebagai Das Kranke Tier (hewan
yang sakit) yang selalu gelisah dan bermasalah.
6. Menurut Al-Qur`an, manusia terdiri dari jasmani dan
rohani, diciptakan sebagai khalifah dan untuk mengabdi
kepada Allah. Dalam Al- Qur`an ada tiga hakekat
manusia ; Basyar, bahwa manusia adalah makhluk
biologis, Al- Insan, bahwa manusia adalah khalifah atau
pemikul amanah, Al-Nas, bahwa manusia adalah
makhluk sosial, dalam naskah ini mencoba untuk
menyajikan tentang hakikat manusia dalam persprektif
Al-quran.
7. II.
A. WUJUD SIFAT HAKIKAT MANUSIA
SIFAT HAKIKAT MANUSIA
KEMAMPUAN MENYADARI DIRI PRIBADI
KEMAMPUAN BEREKSISTENSI
MEMILIKI KATA HATI / CONSCIENCE OF MAN
MORAL / ETIKA
KEMAMPUAN BERTANGGUNG-JAWAB
KEBEBASAN / KEMERDEKAAN
KESADARAN HAK DAN KEWAJIBAN
8. B. IMPLIKASI PANDANGAN TENTANG SIFAT HAKIKAT MANUSIA
ANAK MANUSIA TIDAK LAHIR DENGAN INSTING
SEMPURNA PENYESUAIAN DIRI.
ANAK MANUSIA PERLU MASA BELAJAR YANG
PANJANG; PERSIAPAN KONSTRUKTIF.
AWAL PENDIDIKAN TERJADI SETELAH TERJADINYA
PENYESUAIAN JASMANI.
ANAK MANUSIA TERDIDIK DAN BISA DIDIDIK
9. III.
A. DIMENSI HAKIKAT MANUSIA
DIMENSI MANUSIA
KEINDIVI
DUALAN
KESOSI-
ALAN
KESUSI-
LAAN
KERELI-
GIUSITAS
KEBERA-
GAMAN
10. B. PEMBENTUKAN DIMENSI NILAI MANUSIA
FAKTOR
PEMBENTUKAN DIMENSI NILAI MANUSIA
(1.Dimensi Keindividuan, 2. Dimensi
kesosialan, 3. Dimensi kesusilaan, 4.
Dimensi Keberagamaan )
11. IV.
A. ALIRAN TEORI PENGEMBANGAN DIMENSI MANUSIA
1. ALIRAN NATIVISME : (J.J. ROUSSEAU, 1712-1778)
• NATURE (LATIN) : Alam, Tabiat, Pembawaan.
• DISEBUT JUGAALIRAN NEGATIVISME
Meragukan pendidikan buatan untuk perkembangan individu
manusia karena seseorang dilahirkan dengan pembawaan baik.
• KONSEP PENDIDIKAN ALAM
Hendaklah anak dibiarkan tumbuh berkembang sendiri menurut
alamnya, tanpa campur tangan manusia dan masyarakat.
Perilaku anak baik karena Tuhan dan buruk karena manusia tidak
bisa menjaganya.
PROSES PENGEMBANGAN
DIMENSI MANUSIA
12. 2. ALIRAN EMPIRISME (PENGALAMAN)
a. JHON LOCKE, 1632 - 1704
• Perkembangan anak semata-mata tergantung karena Faktor
Lingkungan.
• Anak manusia lahir sebagai kertas putih bersih bagaikan
kertas yang belum ditulis (Teori Tabularas) dan bila dalam
perkembangan menjadi buruk karena Faktor Lingkungan,
maka pengalaman-pengalaman akan memberi warna pada
kertas putih tersebut.
13. b. JOHN B. WATSON, 108 – 1920
• Berikan kepadaku sepuluh orang anak, akan ku jadikan
kesepuluh orang anak itu masing-masing seperti apa yang ku
hendaki.
• Bahwa jiwa manusia waktu lahir masih bersih, maka kepada
manusia itu diberikan lingkungan dan pengalaman-
pengalaman yang diperlukan untuk menjadikan sesuai
dengan yang dikehendaki.
• Teori ini tidak menjawab permasalahan dalam masyarakat,
dalam keseharian.
Contoh :
Tingkat pemahaman anak berbeda meskipun dalam
perlakuan pendidikan yang sama.
14. 3. ALIRAN KONVERGENSI : (WILLIAM LOIS STERN)
• Penggabungan Aliran Nativisme dan Empirisme.
• Interaksi Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam proses
perkembangan tingkah laku.
• Hereditas tidak akan berkembang wajar apabila tidak diberi
rangsangan dari Faktor Lingkungan dan sebaliknya.
Contoh :
Kasus kembar identik yang terpisah dan diasuh dalam
lingkungan berbeda akan menunjukkan perilaku yang berbeda.
15. B. TOTALITAS MEMBENTUK MANUSIA YANG UTUH
POTENSI
PENGEM
BANGAN
YANG
UTUH
AKTUALISASI
KUALITAS
POTENSI
MANUSIA
KUALITAS
PENDIDIKAN
ARAH
HORIZONTAL
(KESEIM-
BANGAN)
VERTICAL
(KETINGGIAN
MARTABAT
MANUSIA)
16. V.
IMPLIKASI HAKIKAT MANUSIA BAGI PENDIDIKAN
Implikasi Hakikat Manusia Bagi Pendidikan :
1. Proses pendidikan pada diri sendiri terbentuk sejak awal sebelum
terjadinya proses pendidikan di luar dirinya.
2. Manusia berusaha mengerti dan mencari hakikat kepribadian tentang
dirinya.
3. Peran efektifitas pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan dan pembawaan
manusia sejak lahir.
4. Tujuan pendidikan secara umum membina kepribadian manusia secara
sempurna.
5. Pendidikan merupakan media transfer kebudayaan.
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
17. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan membawa manusia untuk mengerti dan
memahami secara luas tentang suatu permasalahan.
7. Pendidik memiliki tanggung jawab moral untuk mengembangkan harkat
dan martabat manusia yang mewujudkan Paca Daya, Caya Cipta, Daya
Rasa, Daya Karsa, Daya Karya, dan Daya Ketakwaan.
8. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk :
• Pengakuan dan penerimaan bahwa manusia dapat berubah dan bukan
konstan.
• Pengakuan dan penerimaan bahwa manusia memiliki kebebasan yang
dapat diarahkan.
• Pengakuan dan penerimaan bahwa manusia itu pada dasarnya baik.
18. 9. Aktivitas pendidikan berorientasi pada :
• Pengembangan dimensi keindividualan yang memungkinkan peseta
didik untuk mengembangkan segenap potensinya secara optimal dan
berkembangan ke arah yang positif.
• Pengembangan dimensi kesosialan yang memungkinkan peserta didik
mampu berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan
hidup bersama orang lain.
• Pengembangan dimensi kesusilaan yang memungkinkan peserta didik
mampu mempersatukan dimensi keindividualan dan kesosialan dalam
satu kesatuan yang penuh tanggung jawab.
• Pengembangan dimensi keberagaman yang memungkinkan peserta
didik memperhubungkan diri dalam kaitannya dengan Tuhan.