SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Choridatun Nafisah
Dike Wijayanti
Firda Auliyah Anggraeni
Pengertian Good Governance
Secara umum istilah good governance memiliki pengertian akan segala hal yang terkait
dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
memengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
Menurut UNDP, governance di dukung oleh tiga kaki yakni politik,ekonomi serta
administrasi.
Kaki pertama yaitu tata pemerintahan di bidang politik dimaksudkan sebagai proses-
proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan publik, baik dilakukan oleh
birokrasi sendiri maupun oleh birokrasi bersama-sama politisi.
Kaki kedua, yaitu tata pemerintahan di bidang ekonomi meliputi proses-proses
pembuatan keputusan untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan
interaksi diantara penyelenggara ekonomi.
Kaki ketiga, yaitu tata pemerintahan di bidang administrasi adalah berisi implementasi
proses kebijakan yang telah diputuskan oleh institusi politik2
Ruang lingkup good
governance
Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara
meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntanbilitas,
dapat dipercaya, bertanggung jawab , adil agar
perusahaan memilki daya saing yang kuat
01
Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional,
transparan, dan efisien, serta memberdayakan fungsi
dan meningkatkan kemandirian.
02
Mendorong agar orang didalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap Undang-Undangyang belaku,serta kesadaran
akan adanya tanggung jawab sosial dan terhadap para pemangku
kepentingan atau kelestarisn lingkungan.
03
Meningkatan iklim investasi nasional dan
Menyukseskan program privatisasi04
Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan sembilan aspek fundamental (asas)
dalam good governance yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Partisipan
2. Penegakan Hukum
3. Transparansi
4. Responsif
5. Konsensus
6. Kesetaraan
7. Efektifitas dan Efisiensi
8. Akuntabilitas
9. Visi Startegis
Sejarah otonomi daerah di
Indonesia • Peraturan perundang-undangan yang
pertama kali yang mengatur tentang
pemerintah daerah pasca proklamasi
kemerdekaan dalah UU no . 1 tahun
1945. Di tetapkanya undang –undang ini
merupakan hasil dari berbagai
pertimbangan tentang sejarah pemerintah
di masa kerajaan-kerajaan serta pada
masa pemerintahan kolonial. Didalam
undang-undang ini di tetapkan tiga jenis
otonom yaitu keresidenan, kabupaten ,
dan kota. Periode berlakunya undang-
undang ini sangat terbatas, sehingga
dalam kurun waktu (3) tahun belum ada
peraturan pemerintah yang mengatur
mengenai penyerahan urusan
(desentralisasi) kepada daerah. Undang-
undang ini kemudian diganti dengan
undang-undang no 22 Tahun 1948
• Undang-undang No 22 tahun 1948
berfokus pada pengaturan tentang susunan
pemerintah daerah yang demokratis. Di
dalam undang-undang ini ditetapkan dua
(2) jenis daerah otonom , yaitu daerah
otonom biasa dan daerah otonom istimewa,
serta tiga tingkatan daerah otonom yaitu
provinsi, kabupaten/ kota besar, dan
desa/kota kecil.
Urgensi Otonomi
Daerah
Kebijakan otonomi daerah yang lahir dengan tujuan menyelamatkan
pemerintahan dan keutuhan negara, Otonomi daerah diharapkan dapat menjadi
salah satu pilihan kebijakan nasional yang dapat mencegah kemungkinan
terjadinya disintegrasi nasional, bertanggung jawab tersebut memelihara negara
kesatuan republik Indonesia. Sehingga dengan adanya tuntutan tanggung jawab
tersebut, Daerah tidak diberi peluang untuk mengambil inisiatif kebijakan yang
sekiranya akan merugikan kepentingan pemerintah.
Visi dan Misi
Otonomi Daerah
Visi otonomi daerah itu sendiri dapat dirumuskan dalam 3 ruang lingkup
interaksinya yang utama:
1. Bidang politik
2. Bidang Ekonomi
3. Bidang Sosial dan Budaya
Berdasarkan visi otonomi daerah, maka konsep dasar otonomi daerah yang
kemudian melandasi lahirnya UU No.22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun
1999 yang salah satunya adalah :
Bidang pemerintah dapat didesntralisasikan dan pemerintah daerah tetap
terbagi atas 2 ruang lingkup, bukan tingkatan, yaitu kabupaten dan kota yang
diberiotnomi penuh dan propinsi diberi otonomi terbatas.
Prinsip –prinsip pelaksanaan otonomi daerah
Penyelenggaraan otonnomi daerah dilaksanakan dengan
memerhatikan aspek demokrasi, keadilan,pemerekatan, serta
potensi dan keaneragaman daerah.
01
Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi
luas,nyata, dan bertanggung jawab.02
Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada
daerah kabupaten dan daerah kota , sedangkan pada daerah provinsi
merupakan otonominyang terbatas.03
Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan
kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah
kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi
05
Pelaksaanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konsitusi
negara sehingga terjamin hubungan yang serasi antara
pusat dan daerah serta antar daerah.
04
Manager
Tony Wilson
Programmer
Anastasia
Designer
Model Desentralisasi
Secara etimologis istilah desentralisasi berasal dari bahasa latin yang berarti de=lepas dan
centrum=pusat, dengan demikian berarti melepaskan dari pusat. Dari sudut ketatanegaraan
yang dimaksud dengan desentralisasi ialah pemilahan kekuasaan pemerintah dari pusat
kepada daerah-daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri.
Dalam konteks UU No.22 tahun 1999 pengertian desentralisasi dirumuskan dalam pasal 1
huruf (e) bahwa: “desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah dari pemerintah
kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan
rumusan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa;
1. Desentralisasi baru terwujud apabila terdapat “penyerahan” atau overdragen
wewenang pemerintah;
2. Pengakuan hanya hanya ada bentuk desentralisasi yakni otonomi. Padahal kita tahu
bahwa otonomi hanyalah salah satu bentuk dari desentralisasi, di samping tugas
pembantuan (zelfsbestuur).
Kesalahpahaman otonomi daerah
• Pertama, otonomi dikaitan semata-mata dengan uang
• Kedua, daerah belum siap dan belum mampu
• Ketiga, dengan otonomi daerah maka pusat akan melepaskan
tanggung jawabnya untuk membantu dan membina daerah.
• Keempat, dengan otonomi daerah maka Derah dapat melakukan
apa saja
• Kelima, otonomi daerah akan menciptakan raja-raja kecil didaerah
dan memindahkan korupsi ke daerah.
Ppkn materi 9

More Related Content

What's hot

Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasiarievv
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahfuji kurniawan
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahsyabdan
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...Researcher Syndicate68
 
PKN - Otonomi Daerah
PKN - Otonomi DaerahPKN - Otonomi Daerah
PKN - Otonomi Daerahtioprayogi
 
Presentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAHPresentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAHChatrin Evelin
 
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasifathir fajar sidiq
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahMuhamad Yogi
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenanganciciliaintan
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahScout Dan
 
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahPPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahFajar Panjalu
 
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatHarmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatEga Anistia
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahHarmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahAmalia Tania
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )Dheea Resta
 

What's hot (20)

Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
PKN - Otonomi Daerah
PKN - Otonomi DaerahPKN - Otonomi Daerah
PKN - Otonomi Daerah
 
Presentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAHPresentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAH
 
PPT PKN Otonomi daerah
PPT PKN Otonomi daerah PPT PKN Otonomi daerah
PPT PKN Otonomi daerah
 
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
 
Otonomi Daerah (OTDA)
Otonomi Daerah (OTDA)Otonomi Daerah (OTDA)
Otonomi Daerah (OTDA)
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan Daerah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenangan
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
 
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
 
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahPPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
 
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatHarmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahHarmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
 

Similar to Ppkn materi 9

MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxMPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxHeri890793
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaindraagus
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaHIA Class.
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka Prawita
 
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasimaneicon22
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)JanuarRobiansyah
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomijenis6575
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahsamiaji
 
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Hanifmaruf19
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatapotek agam farma
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat apotek agam farma
 
444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdf
444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdf444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdf
444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdfandi gustania rita
 

Similar to Ppkn materi 9 (20)

Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxMPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
 
Presentasi ppkn
Presentasi ppknPresentasi ppkn
Presentasi ppkn
 
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Nama kelompok 4
Nama kelompok 4Nama kelompok 4
Nama kelompok 4
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
 
444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdf
444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdf444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdf
444980633-RINGKASAN-MATERI-LATSAR.pdf
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Ppkn materi 9

  • 2. Pengertian Good Governance Secara umum istilah good governance memiliki pengertian akan segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari- hari. Menurut UNDP, governance di dukung oleh tiga kaki yakni politik,ekonomi serta administrasi. Kaki pertama yaitu tata pemerintahan di bidang politik dimaksudkan sebagai proses- proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan publik, baik dilakukan oleh birokrasi sendiri maupun oleh birokrasi bersama-sama politisi. Kaki kedua, yaitu tata pemerintahan di bidang ekonomi meliputi proses-proses pembuatan keputusan untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi. Kaki ketiga, yaitu tata pemerintahan di bidang administrasi adalah berisi implementasi proses kebijakan yang telah diputuskan oleh institusi politik2
  • 3. Ruang lingkup good governance Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntanbilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab , adil agar perusahaan memilki daya saing yang kuat 01 Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan, dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian. 02 Mendorong agar orang didalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap Undang-Undangyang belaku,serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial dan terhadap para pemangku kepentingan atau kelestarisn lingkungan. 03 Meningkatan iklim investasi nasional dan Menyukseskan program privatisasi04
  • 4. Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan sembilan aspek fundamental (asas) dalam good governance yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Partisipan 2. Penegakan Hukum 3. Transparansi 4. Responsif 5. Konsensus 6. Kesetaraan 7. Efektifitas dan Efisiensi 8. Akuntabilitas 9. Visi Startegis
  • 5. Sejarah otonomi daerah di Indonesia • Peraturan perundang-undangan yang pertama kali yang mengatur tentang pemerintah daerah pasca proklamasi kemerdekaan dalah UU no . 1 tahun 1945. Di tetapkanya undang –undang ini merupakan hasil dari berbagai pertimbangan tentang sejarah pemerintah di masa kerajaan-kerajaan serta pada masa pemerintahan kolonial. Didalam undang-undang ini di tetapkan tiga jenis otonom yaitu keresidenan, kabupaten , dan kota. Periode berlakunya undang- undang ini sangat terbatas, sehingga dalam kurun waktu (3) tahun belum ada peraturan pemerintah yang mengatur mengenai penyerahan urusan (desentralisasi) kepada daerah. Undang- undang ini kemudian diganti dengan undang-undang no 22 Tahun 1948 • Undang-undang No 22 tahun 1948 berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintah daerah yang demokratis. Di dalam undang-undang ini ditetapkan dua (2) jenis daerah otonom , yaitu daerah otonom biasa dan daerah otonom istimewa, serta tiga tingkatan daerah otonom yaitu provinsi, kabupaten/ kota besar, dan desa/kota kecil.
  • 6. Urgensi Otonomi Daerah Kebijakan otonomi daerah yang lahir dengan tujuan menyelamatkan pemerintahan dan keutuhan negara, Otonomi daerah diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan kebijakan nasional yang dapat mencegah kemungkinan terjadinya disintegrasi nasional, bertanggung jawab tersebut memelihara negara kesatuan republik Indonesia. Sehingga dengan adanya tuntutan tanggung jawab tersebut, Daerah tidak diberi peluang untuk mengambil inisiatif kebijakan yang sekiranya akan merugikan kepentingan pemerintah. Visi dan Misi Otonomi Daerah Visi otonomi daerah itu sendiri dapat dirumuskan dalam 3 ruang lingkup interaksinya yang utama: 1. Bidang politik 2. Bidang Ekonomi 3. Bidang Sosial dan Budaya Berdasarkan visi otonomi daerah, maka konsep dasar otonomi daerah yang kemudian melandasi lahirnya UU No.22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 yang salah satunya adalah : Bidang pemerintah dapat didesntralisasikan dan pemerintah daerah tetap terbagi atas 2 ruang lingkup, bukan tingkatan, yaitu kabupaten dan kota yang diberiotnomi penuh dan propinsi diberi otonomi terbatas.
  • 7. Prinsip –prinsip pelaksanaan otonomi daerah Penyelenggaraan otonnomi daerah dilaksanakan dengan memerhatikan aspek demokrasi, keadilan,pemerekatan, serta potensi dan keaneragaman daerah. 01 Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas,nyata, dan bertanggung jawab.02 Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah kota , sedangkan pada daerah provinsi merupakan otonominyang terbatas.03 Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi 05 Pelaksaanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konsitusi negara sehingga terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah. 04
  • 8. Manager Tony Wilson Programmer Anastasia Designer Model Desentralisasi Secara etimologis istilah desentralisasi berasal dari bahasa latin yang berarti de=lepas dan centrum=pusat, dengan demikian berarti melepaskan dari pusat. Dari sudut ketatanegaraan yang dimaksud dengan desentralisasi ialah pemilahan kekuasaan pemerintah dari pusat kepada daerah-daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri. Dalam konteks UU No.22 tahun 1999 pengertian desentralisasi dirumuskan dalam pasal 1 huruf (e) bahwa: “desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah dari pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan rumusan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa; 1. Desentralisasi baru terwujud apabila terdapat “penyerahan” atau overdragen wewenang pemerintah; 2. Pengakuan hanya hanya ada bentuk desentralisasi yakni otonomi. Padahal kita tahu bahwa otonomi hanyalah salah satu bentuk dari desentralisasi, di samping tugas pembantuan (zelfsbestuur).
  • 9. Kesalahpahaman otonomi daerah • Pertama, otonomi dikaitan semata-mata dengan uang • Kedua, daerah belum siap dan belum mampu • Ketiga, dengan otonomi daerah maka pusat akan melepaskan tanggung jawabnya untuk membantu dan membina daerah. • Keempat, dengan otonomi daerah maka Derah dapat melakukan apa saja • Kelima, otonomi daerah akan menciptakan raja-raja kecil didaerah dan memindahkan korupsi ke daerah.