Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri pada abad ke-8 M di Jawa Tengah dengan ibu kota Medang Kamulan. Kerajaan ini diperintah oleh 3 wangsa yaitu Sanjaya, Syailendra, dan Isana. Kerajaan ini meninggalkan berbagai prasasti dan candi sebagai bukti keberadaannya.
3. Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Budha yang ada di Jawa
Tengah. Kerajaan yang beribu kota di Medang Kamulan ini berdiri pada abad
ke-8 M. Kerajaan Mataram Kuno terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah
berkuasa, yakni Wangsa Sanjaya, Syailendra, dan Isana. Wangsa Sanjaya
sendiri pemeluk agama Hindu beraliran Syiwa, Syailendra pengikut Budha,
dan Isana wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sendok.
4. 1. A. LETAK MATARAM KUNO
Mataram kuno terletak di wilayah aliran sungai Bogowonto Progo elo dan
Bengawan Solo, Jawa Tengah bagian Selatan. Namun, pada abad ke – 10 pusat
kerajaan berpindah ke Jawa Timur.
5. B. HUBUNGAN PERDAGANGAN DENGAN NEGARA DAN JUGA KOTA ATAU
DAERAH DI WILAYAH INDONESIA
Pusat kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah sungai Progo, meliputi daratan
Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu amat subur sehingga rakyat
menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak
kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil
pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah
dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.
Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa.
Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta penduduk
disekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin
kelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui aliran sungai tersebut. Sebagai
imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari pungutan
pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan melalui sungai tersebut dengan sendirinya
akan menigkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.
6. C. PERLUASAN WILAYAH MATARAM KUNO
Pada masa pemerintahan Raja Balitung (907) wilayah Kerajaan Mataram
Kuno juga telah meliputi daerah-daerah di Jawa Timur terutama Lembah
Sungai Brantas yang subur. Daerah itu amat penting untuk pertanian dan
pelayaran sungai menuju Laut Jawa. Sementara itu, kedudukan ibu kota
Mataram Kuno makin tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan:
1. tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia
luar,
2. sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi,
3. sering terjadi perebutan kekuasaan sehingga kewibawaan kerajaan
berkurang, dan
4. mendapat ancaman serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
Oleh karena itu, pada tahun 929 ibu kota Mataram Kuno dipindahkan ke
Jawa Timur (di bagian hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Kerajaan itu
kemudian dikenal sebagai Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur.
7. 2. SILSILAH RAJA MATARAM KUNO
Kerajaan Mataram diperintah oleh tiga dinasti atau wangsa yaitu
wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Syiwa, wangsa Syaelendra yang
beragama Budha, dan Isana wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.
Pada awalnya mungkin yang berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai
dengan prasasti Canggal. Tetapi setelah perkembangan berikutnya muncul
keluarga Syaelendra. Menurut para ahli, keluarga Sanjaya terdesak oleh
Keluarga Syaelendra, tetapi mengenai pergeseran kekuasaan tersebut tidak
diketahui secara pasti, yang jelas kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa
Tengah dan memiliki hubungan yang erat, hal ini sesuai dengan prasasti
Kalasan. Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syaelendra seperti yang
tertera dalam prasasti Ligor, Nalanda maupun Klurak adalah Bhanu, Wisnu,
Indra, dan Samaratungga atau Samaragrawira. Sedangkan raja-raja dari
dinasti Sanjaya yang tertera dalam prasasti Mantyasih.
8. Pemerintahan Wangsa Sanjana
Raja-raja wangsa Sanjaya, seperti dimuat dalam prasasti Mantyasih (Kedu), sebagai berikut.
Rakai Mataram Sang
Ratu Sanjana (717 –
746 M)
Sri Maharaja Rakai
Panangkaran (746 –
748 M)
Sri Maharaja Rakai
Panunggalan (748 –
803 M)
Sri Maharaja Rakai
Warak (803 – 827
M)
Sri Maharaja
Rakai Garung
(828 – 847 M)
Sri Maharaja
Rakai Pikatan
(847 – 855 M)
Sri Maharaja
Kayuwangi (855 –
855 M)
Sri Maharaja
Watuhumalang
(894 – 898 M)
Sri Maharaja
Watukura Dyah
Balitung (898 –
913 M)
Pendiri Kerajaan Mataram
Kuno
Mengangkat Kejayaan
Mataram Kuno
Pendiri Candi Kalasan
dan Candi Sari
Mendirikan Candi – candi
megah
Mengutamakan Agama
supaya dikenal oleh
rakyat
Mendirikan Candi
Hindu di daerah peg.
Dieng
Terjadi perpecahan Menyelesaikan Candi
Prambanan
9. Pemerintahan dinasti Syailendra
Ketika Mataram diperintah oleh Panangkaran (wangsa Sanjaya), datanglah dinasti
Syailendra ke Jawa. Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul dinasti Syailendra ini. Dr.
Majumdar, Nilakanta Sastri, dan Ir. Moens berpendapat bahwa dinasti Syailendra berasal
dari India. Adapun Coedes berpendapat bahwa dinasti Syailendra berasal dari Funan.
Dinasti ini lalu berhasil mendesak wangsa Sanjaya menyingkir ke Pegunungan
Dieng, Wonosobo, di wilayah Jawa Tengah bagian utara. Di sanalah wangsa Sanjaya
kemudian memerintah. Sementara itu, dinasti Syailendra mendirikan Kerajaan Syailendra
(Mataram Buddha) di wilayah sekitar Yogyakarta dan menguasai Jawa Tengah bagian
selatan.
Bhanu (752 –
775 M)
Wisnu (775 –
782 M)
Indra (782 –
812 M)
Samaratungga
(812 – 832 M)
10. Pemerintahan Wangsa Isana
Silsilahnya dimulai pada tahun 850, Rakai pikatan dari wangsa sanjana
menikah dengan Pramodhawardhani dari wangsa Syailendra. Sehingga Mataram
kuno berhasil disatukan kembali.
Sepeninggalan Rakai Pikatan, Mataram kuno dikuasai Dyah Balitung (898 –
910 M).
Dyah Balitung
(898 – 910 M)
Raja Daksa (913
– 919 M)
Raja Tulodung
(919 M)
Raja Wawa
(924 M)
Mpu Sindok
(929 – 949 M)
Dharmawangsa
(990 – 1016 M)
Memindahkan Pusat
pemerintahan ke Jawa Timur
Berakhirnya Kerajaan
Mataram Kuno karena
diserang Sriwijaya
11. 3. HASIL BUDAYA DAN KEHIDUPAN SOSIAL MATARAM KUNO
Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa macam Prasasti dan Candi yang
membuktikan keberadaan kerajaan ini. Berikut ini adalah prasasti dan candi
peninggalan kerajaan Mataram Kuno.
Prasasti
Prasasti Canggal : Prasasti ini ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa
Canggall dalam bentuk Candrasangkala.
Prasasti Kalasan : Prasasti ini ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun
778 M. Prasasti Kalasan ditulis menggunakan huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta
Prasasti Mantyasih : Prasasti ini ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng berangka tahun
907 M. Prasasti ini ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno.
Prasasti Klurak : Prasasti ini ditemukan di desa Prambanan pada tahun 782 M.
Prasasti ini ditulis menggunakan huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta.
Candi
Selain prasasti, kerajaan Mataram Kuno juga memiliki peninggalan – peninggalan yang
berupa candi, seperti Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Arjuna, Candi
Bima, Candi Pawon, Candi Puntadewa, Candi Sari, Candi Semar, dan Candi Prambanan.