Teks tersebut membahas tentang tiga topik utama yaitu:
1) Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia yang berlebihan dan pengaruhnya terhadap inflasi.
2) Penyebab dan dampak inflasi di Indonesia.
3) Peran bank dalam mendukung UMKM di tengah terjadinya inflasi akibat konsumsi berlebihan.
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
Peran Perbankan
1. 1PerbanasSocial WritingCompetition
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mudahnya produk asing yang masuk di Indonesia membuktikan bahwa masyarakat di
Indonesia sangat senang berbelanja produk asing, hingga terjadinya impor yang tinggi di
negara Indonesia. Mudahnya produk asing yang masuk di Indonesia juga di sertai dengan
murahnya bea cukai yang dikenakan pada barang-barang tersebut, dan berakibat pada harga
barang yang cukup murah hingga menarik minat masyarakat untuk membeli barang luar
negeri. Minat masyarakat Indonesia juga sangat tinggi pada barang luar negeri meskipun
sedang terjadi inflasi besar di Indonesia, tak serta merta menyurutkan minat membeli
masyarakat yang sering disebut perilaku konsumtif. Mudahnya berperilaku konsumtif juga
didukung dengan banyaknya tawaran bank, yang menawarkan kemudahan-kemudahan seperti
halnya kartu kredit yang akan mempermudah para masyarakat membeli produk dengan cara
mencicil tanpa takut terkena bunga.
Perilaku konsumtif ini terjadi karena banyak faktor baik eksternal maupun internal,
meskipun berbagai negara tengah menghadapi krisis ekonomi yang berdampak pada inflasi
yang cukup terasa pada kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak barang-barang yang
mengalami kenaikan harga hingga 2-5 kali lipat membuat sedikitnya banyak masyarakat
mengeluh atas naiknya harga barang namun, tanpa mereka sadari inflasi yang tengah terjadi
saat ini diakibatkan oleh perilaku konsumtif masyarakat itu sendiri. Masyarakat Indonesia
mempunyai gengsiyang tinggi sehingga cendrung membeli barang untuk menaikkan derajat
sosial mereka.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh peran perbankan terhadap UMKM saat terjadi inflasi di
Indonesia akibat perilaku konsumtif?
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui peran perbankan terhadap UMKM saat terjadi inflasi di Indonesia akibat
perilaku konsumtif
2. 2PerbanasSocial WritingCompetition
D. MANFAAT PENELITIAN
Menginformasikan bahwa perilaku konsumtif mempengaruhi pada inflasi yang
terjadi
Menginformasikan bahwa inflasi yang terjadi saat ini mempengaruhi kegiatan
perbankan di Indonesia
Mengerti pentingnya cinta produk dalam negeri
Menginformasikan peranan UMKM terhadap kemajuan perindustrian dalam
negeri
Mengetahui dampak konsumtif pada perkenomian di Indonesia
Menginformasikan peranan perbankan untuk UMKM di Indonesia
3. 3PerbanasSocial WritingCompetition
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSUMTIF
Pengertian perilaku menurut Sarwono (1992, h.16) adalah segala sesuatu yang dilakukan
oleh satu individu dengan individu lainnya dan bersifat nyata.Konsumerisme adalah sebuah
paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau sekolompok orang melakukan proses
konsumsi atau pemakaian barang hasil produksi secara berlebihan. Biasanya hal ini tidak
disadari oleh seorang atau sekolompok individu dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan
mereka pecandu dari suatu produk, sehinggan ketergantungan itu sangat sulit
dihilangkan. Apabila seorang konsumtif menjadikan kekonsumtifannya sebagai gaya hidup,
maka orang tersebut menganut paham konsumerisme.
1. Faktor Eksternal atau Lingkungan
a. Kebudayaan
Manusia dengan kemampuan akal budinya telah mengembangkan berbagai macam sistem
perilaku demi keperluan hidupnya. Faktor budaya mempunyai pengaruh paling luas dan
mendalam dalam perilaku konsumen. Pengaruh kebudayaan pada perilaku konsumen dapat
tercermin pada cara hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam
barang dan jasa di pasar.
b. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang
tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang
serupa.Perilaku konsumen antar kelas sosial yang satu akan berbeda dengan kelas sosial yang
lain.
c. Kelompok Sosial
Keinginan tersebut menimbulkan kelompok sosial yaitu kesatuan sosial yang menjadi
tempat individu berinteraksi satu sama lain.Kelompok sosial ini sering disebut sebagai
4. 4PerbanasSocial WritingCompetition
kelompok acuan. Kelompok acuan adalah kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang.
d. Keluarga
Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku
membeli.Kotler menambahkan bahwa selain kelima faktor diatas ada satu lagi faktor eksternal
yang mempengaruhi perilaku konsumtif, yaitu peran dan status sosial. Peran meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
2. Faktor Internal
a. Gaya Hidup
Gaya hidup menggambarkan cara hidup dan tingkah laku seseorang. Gaya hidup
seseorang dipengaruhi oleh kebudayaan, demografi, ekonomi, dan aspek psikologis orang
yang bersangkutan. Gaya hidup juga terkait dengan status sosial individu.
b. Keadaan Ekonomi dan Pekerjaan
Pilihan terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.
Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkat, status,
dan polanya), tabungan dan kekayaan, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap
pengeluaran. Seseorang akan membeli barang yang dibutuhkan atau diinginkan jika
pendapatan yang dialokasikan untuk pembelanjaan memungkinkan.
c. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Usia seseorang
mempengaruhi selera seseorang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi.
Dampak positif perilaku konsumtif :
Kebutuhan manusia terpenuhi.
Memperoleh kepuasan.
Memperoleh pengalaman.
Memperoleh kenyamanan.
Menjamin kontinuitas produksi.
5. 5PerbanasSocial WritingCompetition
Memberikan keuntungan pada penjual/distributor.
Dampak negatif perilaku konsumtif :
Hidup berfoya foya menimbulkan kecemburuan sosial
Jika inventasi rendah, maka pendapatan akan cenderung rendah
Jika tabungan rendah, maka inventasi juga rendah.
Mengurangi kesempatan untuk melakukan kegiatan menabung
Perilaku yang konsumtif akan cenderung melupakan kebutuhan yang akan datang.
B. INFLASI
Mowen dan Minor (2002) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu
perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan membeli
produk atau jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan atau hanya perasaan emosi.
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
1. Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan dan yang kedua adalah
desakan produksi / distribusi. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter oleh Bank Sentral, sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari
6. 6PerbanasSocial WritingCompetition
peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah seperti
fiskal (perpajakan), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga
faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan
total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.
Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama
tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku
bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya
bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-
usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
2. Dampak
Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi. Inflasi memiliki
dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu
ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah,
yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi
kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung,
atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima
pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin
merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas
bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi
akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
7. 7PerbanasSocial WritingCompetition
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan menyebabkan
naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan
untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara
waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin
akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
C. BANK
Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran
uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang
umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note.Sedangkan pengertian bank
menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
8. 8PerbanasSocial WritingCompetition
1. Jenis-jenis Bank
a. Bank Sentral, yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan logam
sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan mempertahankan konversi
uang dimaksud terhadap emas atau perak atau keduanya.
b. Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan
berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan pinjaman
dari menciptakan sendiri uang giral.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
d. Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai
kaidah ajaran islam tentang hukum riba).
2. Fungsi Bank
a. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank
memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.
Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat
ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.
b. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta
tetap.
c. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran
uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek
wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
9. 9PerbanasSocial WritingCompetition
D. UMKM
Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
(Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta
memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam
proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan
ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah
satu pilar utama ekonomi nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan,
perlindungan serta pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada
kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar dan badan
usaha milik pemerintah.
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM membedakan beberapa
jenis usaha di Indonesia, dengan kriteria sebagai berikut :
10. 10PerbanasSocial WritingCompetition
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Kami melakukan metodelogi penelitian dengan 2 metode yaitu metode literas dan
metode dilapangan.
A. METODE LITERASI
Dari metode literasi yang telah kami lakukan, kami menemukan bahwa kegiatan
perekonomian di Indonesia tergantung dari kemampuan usaha kecil selama ini dalam
menyerap tenaga kerja, mewujudkan pemerataan serta menghasilkan devisa, juga posisi
strategisnya, mendorong pemerintah untuk turut mendukung serta mengembangkan sektor
usaha kecil di Indonesia.
Bank Indonesia sebagai alat perekonomian dari pemerintah bertugas mendorong
kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja dalam upaya
meningkatkan taraf hidup masyrakat. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan usaha
kecil senantiasa menjadi salah satu tugas Bank Indonesia, yang pelaksaannya diwujudkan
dalam paket kebijaksaan moneter sejak bulan Juni 1983 – Januari 1990 yang berbentuk
pemberian kredit kepada usaha kecil dengan jenis-jenis KIK, KMKP, KI, dan lainnya yang
dalam penyalurannya mendapat bantuan pelayanan dari bank-bank swasta. Namun karena
dana kredit tersebut berasal dari mencetak uang, maka akan menambah uang beredar yang
berarti mendorong meningkatnya inflasi. Sehingga pada Bulan Januari 1990 jenis-jenis kredit
diatas dihapuskan.
Sebagai gantinya, kepada bank-bank diwajibkan untuk menyalurkan kredit usaha kecil
(KUK) senilai 20% dari total portofolio pemberian kreditnya, serta keharusan sebagai setiap
BUMN untuk membina pengusaha kecil sehingga mitra usaha dengan alokasi 20% dari
keuntungan BUMN yang bersangkutan sebagai dana pembinaan.
Sejak dihapuskannya berbagai kredit untuk usaha kecil, saat ini Bank Indonesia hanya
membantu kredit secara terbatas seperti jenis-jenis :
1. Kredit Koperasi untuk koperasi Unit desa dan Koperasi Usaha Tani.
2. Kredit untuk anggota koperasi primer :
suku bunga 18% per tahun. (4% untuk KUD yang bersangkutan), maks 30 juta.
3. Kredit Investasi melalui Bank Pembangunan Daerah.
11. 11PerbanasSocial WritingCompetition
B. METODE LAPANGAN
Dalam melengkapi penelitian ini, kami melakukan metode lapangan, guna
memberikan bukti bahwa adanya hubungan antara perilaku konsumtif yang menyebabkan
inflasi di Indonesia. inflasi sendiri mempengaruhi kegiatan pebankan yang berdampak pada
kegiatan UMKM di Indonesia. Kami melakukan metode lapangan ini dengan cara wawancara
dengan salah satu pegawai bank.
Dari hasil wawancara tersebut, kami mengetahui bahwa perilaku konsumtif yang
selama ini terjadi di Negara kita dapat menyebabkan krisis ekonomi dan berdampak pada
inflasi yang saat ini tengah dialami beberapa Negara, perilaku konsumtif ini juga berdampak
pada UMKM di Indonesia karena faktor gaya hidup mempengaruhi kegiatan konsumtif yang
banyak memilih membeli produk luar dibanding produk dalam negeri.
Krisis ekonomi sendiri dapat berdampak pada kegiatan perbankan di Indonesia antara
lain banyaknya penarikan besar-besaran dari para nasabah. Kami menemukan bahwa kegiatan
perbankan sedikit terganggu akibat adanya inflasi karena banyak pengeluaran dan sedikit
pemasukan. Bank harus memberi bunga lebih banyak agar orang mau menabung, artinya bank
harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk memberikan bunga tersebut. Agar kegiatan
perbankan tetap stabil, suku bungan kredit bank dinaikkan. UMKM juga sedikit terganggu
akibat inflasi dengan meminjam uang lebih banyak karena kredit bunga bertambah.
12. 12PerbanasSocial WritingCompetition
BAB IV
PEMBAHASAN
A. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DAN INFLASI
Mudahnya bertransaksi dalam bentuk apapun membuat tingginya minat masyarakat untuk
dapat membeli barang tanpa harus mengalami kesulitan, ditambah dengan adanya berbagai
tawaran menarik dari berbagai substansi pasar jual beli. Tanpa mereka sadari kegitan tersebut
mengarah pada perilaku konsumtif yang dapat berpengaruh pada krisis ekonomi yang tengah
terjadi saat ini, karena tingginya permintaan tanpa adanya bahan baku yang cukup memadai
membuat permintaan tersebut itulah yang menjadi akar krisis ekonomi global yang mengarah
pada inflasi sedang yang melanda Indonesia saat ini, sebenarnya perilaku konsumtif tersebut
mengarah pada gaya hidup hingga membuat para masyarakat lebih memilih barang impor
dibanding barang dalam negeri yang mempunyai kualitas sama dengan harga yang berbeda.
Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa perilaku konsumtif akan terus terjadi seiring
berkembangnya jaman.
B. HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN UMKM
Inflasi yang disebabkan oleh perilaku konsumtif yang semakin marak terjadi membuat
kurs dollar naik dan membuat harga-harga di dalam negeri naik juga karena sebagian besar
produk-produk Indonesia adalah produk impor. Inflasi membuat UMKM kesulitan dalam
memperoleh uang sebagai modal. Karena suku bunga yang naik agar kegiatan perbankan tetap
stabil, membuat kredit yang dipinjam oleh UMKM naik beberapa persen. Hal ini membuat
UMKM tersaingi oleh produk-produk Impor yang lebih murah dan lebih bergengsi daripada
produk yang diproduksi oleh UMKM. Hal ini membuat UMKM kalah saing dengan produk-
produk luar negeri. Dan meningkatkan pola perilaku konsumtif.
C. PERAN PERBANKAN DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN UMKM
Lembaga perbankkan mempunyai peran yang penting bagi setiap perusahaan, baik untuk
memenuhi kebutuhan modal atau dana untuk menunjang kegiatan usaha, juga mempunyai
peranan penting bagi perusahaan khususnya bagi perusahaan kecil atau UMKM. UMKM
mempunyai salah satu kelemahan, yaitu kurang tertibnya dalam melakukan pencatatan dan
13. 13PerbanasSocial WritingCompetition
lemah dalam manajemen. Kelemahan ini dapat membawa dampak terhadap penggunaan dana
perusahaan yang tidak terkendali.. Bagi lembaga perbankan untuk saling memberikan
keuntungan kedua belah pihak, pihak bank dapat membantu untuk melakukan pembinaan
dalam melakukan pencatatan yang baik, sehingga penggunaan dana dapat terkontrol dan dapat
membuat rencana kas yang membawa dampak UMKM tersebut dapat membuat rencana untuk
melakukan pengembangan. Dengan pembinaan dan pelatihan yang dilakukan bank terhadap
UMKM akan membiasakan pelaku UMKM untuk tertib administrasi dan ini dapat digunakan
untuk meyakinkan pihak bank untuk memberikan kredit. Selain itu, bank juga bisa menjalin
kerjasama dengan intitusi lain misalkan dengan lembaga pendidikan atau lembaga masyarakat
yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan terhadap UMKM.
D. HUBUNGAN UMKM BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA
Menurut sumber yang kami baca. Di Indonesia, UMKM adalah tulang punggung ekonomi
Indonesia. Jumlah UMKM 2011 mencapai sekitar 52 juta. UKM di Indonesia sangat penting
bagi perekonomian, karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja.
Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang
bisa mendapat akses ke lembaga keuangan. Pemerintah Indonesia, membina UMKM melalui
Dinas Koperasi dan UKM, dimasing–masing provinsi atau Kabupaten/Kota.
14. 14PerbanasSocial WritingCompetition
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil peneltian yang telah kami lakukan baik dalam metode literasi
maupun metode lapangan berupa wawancara dengan salah satu pegawai bank, kami
dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku konsumtif dapat mempengaruhi krisis
ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini. Perilaku konsumtif sendiri dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal, perilaku konsumtif ini juga
didukung dengan mudahnya fasilitas yang disediakan bank dan lembaga pemasaran
lainnya untuk dapat membeli barang yang menjadi keinginan mereka, kebanyakan
masyarakat juga mementingkan gaya hidup dan status sosial mereka hingga berujung
pada pembelian produk impor dan melupakan bahwa produk dalam negeri yang
diproduksi UMKM Indonesia juga memiliki mutu yang sama baiknya. Krisis ekonomi
yang terjadi memicu timbulnya inflasi di Indonesia saat ini, hingga menimbulkan
terganggunya perekonomian di Indonesia terlebih pada pengusaha-pengusaha yang
mengambil bahan dari luar negeri akibat naiknya harga dolar dan melemahnya rupiah
saat ini, Inflasi juga berpengaruh pada kegiatan Perbankan di Indonesia yang harus
tetap menyalurkan dana pinjaman kepada UMKM di Indonesia agar kegiatan tersebut
tetap berjalan stabil.
B. SARAN
Dengan asumsi demikian pula, maka yang akan bertahan hanyalah produk atau
jasa yang memiliki ciri-ciri :
1. Mudah didapat.
2. Dikenal secara luas.
3. Harga bersaing.
4. Memiliki keunggulan.
5. Armada tenaga penjualan yang agresif
15. 15PerbanasSocial WritingCompetition
Saran untuk mengurangi perilaku konsumtif :
1. Menyadarkan masyarakat bahaya konsumtif.
2. Meningkatkan disiplin diri dengan mengurangi pembelian barang yang tidak
penting.
3. Mencintai produk dalam negeri.
4. Mengurangi komoditas impor.
5. Merangsang masyarakat menciptakan produk buatan dalam negeri dengan
memberi fasilitas dan kemudahan perizinan.