1. LAPORAN TUGAS AKHIR
(SPANNING TREE PROTOCOL & ETHERCHANNEL)
Disusun Oleh :
Nama : Farhan Anshari Miraj
NIS : 1516116143
Kelas : XII - Teknik Komputer Jaringan 2
SMK NEGERI 4 BANDUNG
2017 / 2018
2. I
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir dengan judul “
Spanning Tree Protocol & Etherchannel” ini diajukan untuk memenuhi dan melengkapi
salah satu syarat dalam memenuhi Tugas Akhir di SMKN 4 BANDUNG.
Tugas Akhir ini berisi pendahuluan, teori, cara / proses perancanagnan, hasil
pengimplementasian dan dokumentasi perancangan serta kesimpulan dari materi Spanning
Tree Protocol dan Etherchannel.
Atas terlaksana dan selesainya Tugas Akhir ini saya mengucapkan banyak terima kasih yang
sedalam – dalamnya atas budi baik dan bantuan dari bapak/ibu/saudara sekalian yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa penyusunan tugas akhir masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki saya. Oleh karena itu segala saran dan kritik dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat saya harapkan.
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselasaikan. Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi kita
semua.
Bandung, April 2018
Farhan Anshari Miraj
3. II
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG....................................................................................................................1
1.2. TUJUAN ...................................................................................................................................1
1.3. HASIL YANG DIHARAPKAN ......................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................................2
TEORI.......................................................................................................................................................2
2.1. SPANNING TREE PROTOCOL ...................................................................................................2
2.2. ETHERCHANNEL ......................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................................5
PERANCANGAN TOPOLOGI.....................................................................................................................5
BAB IV......................................................................................................................................................6
LANGKAH-LANGKAH DAN PENGIMPLEMENTASIAN ...............................................................................6
4.1 PENGKONFIGURASIAN IP PADA ROUTER DAN VLAN PADA SWITCH......................................6
4.2 KONFIGURASI SPANNING TREE PROTOCOL DAN ETHERCHANNEL.......................................10
4.3 IMPLEMENTASI .....................................................................................................................12
BAB V.....................................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................................13
KESIMPULAN.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................14
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat memasuki
berbagai bidang, sehingga kini semakin banyak perusahaan yang berusaha
meningkatkan usahanya terutama dalam bidang bisnis yang sangat berkaitan erat
dengan teknologi informasi itu sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa
kegunaan komputer pada aplikasi bisnis adalah untuk menyediakan informasi dengan
cepat dan tepat.
Oleh karena itu dalam jaringan komputer pada sebuah perusahaan sangat
dibutuhkannya pengiriman data dan pengaksesan data yang cepat dan tepat.
1.2. TUJUAN
Tujuan dari penerapan teknologi Spanning Tree Protocol dan Etherchannel
agar didalam sebuah jaringan perusahaan dapat mengirimkan data secara tepat
dikarenakan tidak adanya looping atau tabrakan data dan juga dapat menambah
kecepatan untuk mengakses data dari pengguna yang lain.
1.3. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan adalah pembaca dapat mengimplementasikan teknologi
ini kedalam sebuah jaringan perusahaan yang dimana teknologi ini dapat
memudahkan dan memaksimalkan pekerjaan di suatu perusahaan.
5. 2
BAB II
TEORI
2.1. SPANNING TREE PROTOCOL
Spanning Tree Protocol disingkat menjadi STP, Merupakan bagian dari standard IEEE 802.1 untuk
kontrol media akses. Berfungsi sebagai protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan
algoritma spanning tree. Kelebihan STP dapat menyediakan system jalur backup & juga mencegah
loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari
satu host. Loop terjadi bila ada route/jalur alternative diantara host-host. Untuk menyiapkan jalur
back up, STP membuat status jalur back up menjadi stand by atau diblock. STP hanya membolehkan
satu jalur yang active (fungsi pencegahan loop) diantara dua host namun menyiapkan jalur back up
bila jalur utama terputus. Bila “cost” STP berubah atau ada jalur yang terputus, algoritma spanning
tree merubah topology spanning tree dan mengaktifkan jalur yang sebelumnya stand by. Tanpa
spanning tree pun sebenarnya memungkinkan koneksi antara dua host melewati beberapa jalur
sekaligus namun dapat juga membuat looping yang tidak pernah akan selesai di dalam jaringan
anda. Yang pasti akan menghabiskan kapasitas jalur yang ada hanya untuk melewatkan packet data
yang sama secara berulang dan berlipat ganda.
Status Port Spanning Tree
Blocking (memblok) sebuah port yang di block tidak akan meneruskan frame, ia hanya
mendengarkan BPDU-BPDU. Tujuan dari status blocking adalah untuk mencegah penggunaan jalur
yang mengakibatkan loop. Semua port secara default berada dalam status blocking ketika switch
dinyalakan. Listening (mendengar) port mendengar BPDU untuk memastikan tidak ada loop yang
terjadi pada network sebelum mengirimkan frame data. Sebuah port yang berada dalam status
listening mempersiapkan diri untuk memfoward frame data tanpa mengisi tabel alamat MAC.
Learning (mempelajari) port switch mendengarkan BPDU dan mempelajari semua jalur di network
switch. Sebuah port dalam status learning mengisi tabel alamat MAC tetapi tidak memfoward frame
data. Fowarding (mem foward) port mengirimkan dan menerima semua frame data pada port
bridge. Jika port masih sebuah designated port atau root port yang berada pada akhir dari status
learning maka ia akan masuk ke status ini. Disabled (tidak aktif) sebuah port dalam status disabled
(secara administratif) tidak berpatisipasi dalam melakukan fowarding terhadap frame ataupun
dalam STP. Sebuah port dalam status disabled berarti tidak bekerja secara virtual. Selama STP
mengkonfigurasi dirinya menjadi arsitektur logis yang stabil membutuhkan waktu sekitar 30-60
detik. Ini kecepatan link Ethernet menggunakan 10 Mbps dan 100 Mbps. Namun dengan Ethernet
juga menawarkan 1 GBP dan 10 Gbps menghubungkan segmen, 30-60 konfigurasi ulang kedua kali
tidak lagi dapat diterima dalam pandangan kebutuhan real -time. Untuk menyediakan fungsi
Spanning Tree cepat versi yang lebih baru setelah STP kemudian diciptakan Multiple Spanning Tree
(MISTP) IEEE 802.1s, dan Rapid Spanning Tree (RSTP) IEEE 802.1w. Multiple Spanning Tree, IEEE
802.1s Multiple Spanning Tree Protok ol (MISTP) 802.1s adalah sebuah standar IEEE yang
memungkinkan VLAN dan STP untuk bekerj a bersama. Menyediakan cara yang memungkinkan STP
ada di VLAN yang berbeda dalam sebuah jaringan. Rapid Spanning Tree, IEEE 802.1w Rapid Spanning
6. 3
Tree Protokol (RSTP) 802.1w merupakan evolusi dari IEEE STP 802.1d standar. Perbedaan utama
antara STP dan RSTP adalah dalam negosiasi antara node pada jaringan. Format BPDU telah berubah
karena konsolidasi dari beberapa aspek STP untuk merampingkan kinerja
Peran STP
Ketika sambungan baru dibangun antara Switch A dan Root Switch, itu diasumsikan bahwa sudah
ada hubungan tidak langsung antara Switch A dan Root Switch melalui Switch C dan D. STA akan
menonaktifkan bridging loop dengan menghalangi sebuah port. Dua port yang memiliki pranala
Switch A dan Root Switch adalah pertama kali dalam Listening States. Setelah Switch A dapat
mendengar Root Switch secara langsung, itu menjalar dengan BPDU pada port y ang ditunjuk
terhadap leaves tree . Ketika Switch B leaves C menerima informasi ini dari Switch A, mereka estafet
ke arah leaves dengan segera. Ketika Switch D menerima BPDU dari root, itu akan memblokir port P1
seketika. Menggunakan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa secara efisien menghitung STP baru
jaringan topologi segera. Namun ada masalah karena dua kali keterlambatan maju harus dilalui
sebelum link antara Root Switch dan Switch A akhirnya di forwarding state. Hal ini pada dasarnya
berarti selisih 30 detik gangguan lalu lintas karena kekurangan algoritma 802.1d, umpan
mekanisme jaringan telah berkumpul dalam hitungan detik.
Proses di Broadcast
Broadcast paket dari sumber ke beberapa port melalui single link yang akan mengembalikan
broadcast ke sumber asli melalui redundant link jika lebih dari satu jalan yang terhubung ke dua
subnet. Hal ini dapat memicu proses untuk mengulang dan menghasilkan perulangan logis aliran
paket tanpa henti di seluruh jaringan fisik. Salah satu teknik untuk menghentikan perulangan dalam
jaringan dan menyediakan manajemen yang efektif redundant link adalah Spanning Tree Protokol
(802.1d). Spanning Tree Protokol (802.1d) merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan
switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat
mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.
2.2. ETHERCHANNEL
Etherchannel adalah suatu teknologi trunking yang digunakan oleh switch Cisco catalyst dimana
sejumlah fisikal port pada device digabung menjadi satu jalur logika dalam satu buah port group.
Fungsinya untuk meningkatkan kecepatan koneksi antar switch, router ataupun server dan jika salah
satu port atau jalur rusak maka port group akan tetap bekerja menggunakan jalur atau port yang
lain. EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunk-trunk pada EtherChannel
berada pada status forwarding semua atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua
trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka
switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth
yang tersedia jadi lebih banyak. Etherchannel dapat dikonfigurasikan dengan dua hingga delapan
active Fast Ethernet, Gigabit Ethernet atau 10 Gigabit Ethernet port. Jadi jika menggunakan 8
jalur/port bisa menghasilkan kecepatan 800 Mbit/s, 8 Gbit/s atau 80 Gbit/s.
Protokol yang berkaitan dengan Etherchannel
7. 4
• Link Aggregation Control Protocol (LACP)
Link Aggregation Control Protocol merupakan bagian dari spesifikasi IEEE 802.3ad yang mengijinkan
pengguna untuk menggabungkan beberapa port fisikal bersama menjadi sebuah channel logical
tunggal.
• Port Aggregation Protocol (PAgP)
PAgP membantu pada pembuatan otomatis dari link Etherchannel. Paket PAgP dikirim di antara port
yang bisa Etherchannel dalam tujuan untuk negosiasi formasi dari channel.
Keuntungan menggunakan EtherChannel
Menggunakan EtherChannel memiliki banyak keuntungan, dan mungkin aspek yang paling
diinginkan adalah bandwidth. Menggunakan maksimum 8 port aktif total bandwidth 800 Mbit / s, 8
Gbit / s atau 80 Gbit / s sangat memungkinkan tergantung pada kecepatan port. Hal ini dapat
digunakan dengan Ethernet yang berjalan pada kabel twisted pair, single-mode dan serat
multimode.
Karena EtherChannel mengambil keuntungan dari kabel yang ada membuatnya sangat scalable. Hal
ini dapat digunakan di semua tingkat jaringan untuk membuat link bandwidth yang lebih tinggi
sebagai lalu lintas kebutuhan peningkatan jaringan. Semua switch Cisco memiliki kemampuan untuk
mendukung EtherChannel. Ketika sebuah EtherChannel dikonfigurasi semua adapter yang
merupakan bagian dari saluran berbagi Layer 2 yang sama (MAC). Hal ini membuat EtherChannel
transparan untuk aplikasi jaringan dan pengguna karena mereka hanya melihat satu koneksi logis.
Agregat EtherChannel lalu lintas di semua port aktif tersedia dalam saluran. Port yang dipilih
menggunakan algoritma Cisco-proprietary hash, berdasarkan alamat sumber atau tujuan MAC,
alamat IP atau TCP dan UDP nomor port. Fungsi hash memberikan angka antara 0 dan 7.
Etherchannels dapat juga dikonfigurasi sebagai trunk VLAN. Jika ada link tunggal dari sebuah
EtherChannel dikonfigurasi sebagai trunk VLAN maka EtherChannel keseluruhan akan bertindak
sebagai VLAN trunk. Cisco ISL, VTP dan IEEE 802.1Q kompatibel dengan EtherChannel.
Keterbatasan EtherChannel
Keterbatasan EtherChannel adalah bahwa semua port fisik pada kelompok agregasiharus berada
pada switch yang sama kecuali dalam kasus switch stack, di mana mereka dapat berada pada switch
yang berbeda pada stack. Avaya SMLT protokolmenghilangkan keterbatasan ini dengan membiarkan
port fisik untuk dibagi antara dua switch dalam konfigurasi segitiga atau 4 atau lebih switch dalam
konfigurasi mesh.Sistem Switching Virtual Cisco memungkinkan penciptaan Etherchannel
Multichassis(MEC) yang mirip dengan protokol DMLT memungkinkan port yang akan
dikumpulkanterhadap chassis fisik yang berbeda yang membentuk entitas “saklar virtual” tunggal.
Komponen EtherChanner
EtherChannel terdiri dari elemen-elemen utama yaitu sebagai berikut:
Ethernet link – EtherChannel bekerja atas link yang didefinisikan oleh standar IEEE 802.3, termasuk
semua sub-standar. Semua link dalam EtherChannel tunggal harus memmiliki kecepatan yang sama.
Compatible hardware – Seluruh baris dari Cisco Catalyst switch serta CiscoEtherChannel yang
berbasis software IOS router. Konfigurasi EtherChannel antara switch dan komputer akan
memerlukan kartu antarmuka jaringan khusus (NIC).
Configuration – Sebuah EtherChannel harus dikonfigurasi menggunakan Cisco IOS pada switch dan
router, dan menggunakan driver khusus saat menghubungkan ke server. Ada dua cara utama untuk
mengatur sebuah EtherChannel. Yang pertama adalah secara manual memberikan perintah pada
setiap port perangkat yang merupakan bagian dari EtherChannel tersebut. Hal ini harus dilakukan
untuk port yang sesuai di kedua sisi EtherChannel tersebut. Cara kedua adalah menggunakan Cisco
Port Aggregation Protocol (PAgP) untuk agregasi otomatis ke port Ethernet.
15. 12
4.3 IMPLEMENTASI
Jika kita mengirimkan sebuah data paket dari PC7 ke server, jalur yang akan dilewati data paket
tersebut yaitu melalui switch0 – Multilayer Switch3 – Multilayer Switch2 – Multilayer Switch1 –
Router0 – Server0. Dalam pengiriman data paket tersebut tidak akan terjadi looping karena sudah
diarahkan data paket tersebut dengan spanning tree protocol. Dan bandwidth pengiriman data
paket tersebut akan cepat karena penggabungan dua kabel melakukan etherchannel.
16. 13
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang saya peroleh dari Tugas Akhir ini kita dapat menerapkan hasil dari
percobaan tersebut dalam dunia nyata (real time). Sehingga dapat memudahkan pengguna
dalam mengirimkan paket data dari satu komputer ke komputer lainnya dengan efektif.