SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
Daftar Isi
Bagian 1 | Pendahuluan
a. Deskripsi Modul Ajar
b. Tujuan Pembelajaran
c. Capaian Pembelajaran
Bagian 2 | Uraian Materi 1 : Switching & VLAN
a. Konsep Dasar Switching
b. Konsep Dasar VLAN
c. Fungsi & Fitur VLAN
d. Jenis & Tipe VLAN
e. Konfigurasi Dasar VLAN
1. Studi Kasus 1 : Konfigurasi VLAN Beginner (Cisco)
2. Studi Kasus 2 : Konfigurasi VLAN Intermediate (Cisco)
3. Studi Kasus 3 : Konfigurasi VLAN Advance (Cisco)
Bagian 3 | Uraian Materi 2 : Routing (Static & Dynamic Routing)
a. Konsep Dasar Routing Protocol
b. Fungsi dan Manfaat Routing Protocol
c. Konfigurasi Routing Protocol Static
1. Studi Kasus 1 : Routing Static Beginner (Mikrotik & Cisco)
2. Studi Kasus 2 : Routing Static Intermediate (Mikrotik & Cisco)
3. Studi Kasus 3 : Routing Static Advanced (Mikrotik & Cisco)
Bagian 4 | Penutup
a. Rangkuman
b. Tes Formatif | Teori 1.1 Switching (Problem Based Learning)
c. Tes Formatif | Praktikum 1.2 Switching (Project Based Learning)
d. Tes Formatif | Teori 2.1 Routing (Problem Based Learning)
e. Tes Formatif | Praktikum 2.2 Routing (Project Based Learning)
f. Glossarium
Bagian 1 | Pendahuluan
a. Deskripsi Modul Ajar
Pada Modul Materi Ajar ini akan diuraikan materi teori dan praktikum sesuai dengan KB2.
Switching (VLAN) dan Routing (Static & Dynamic), pada modul ini akan dijelaskan secara
terperinci tentang cara kerja dan konsep dari sebuah protocol layanan jaringan dan cara untuk
membangun sebuah jaringan WAN dengan teknologi routing protocol dan switching dengan
pendekatan Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis Masalah) yang sudah disesuaikan
dengan studi kasus pada kondisi nyata.
Proses pembelajaran akan menggunakan teknologi dari vendor jaringan terkenal seperti
Cisco, yang tentunya banyak digunakan di Industri berbasis TI. Sehingga diharapkan buku /
bahan ajar ini menjadi sebuah acuan / rujukan dalam proses pembelajaran switching dan
routing berbasis problem based learning, buku ini akan membahas banyak studi kasus yang
sesuai dengan pengalaman penulis didalam kondisi real dilapangan.
Penulis berharap buku / bahan ajar ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
khusunya peserta didik, rekan guru dan praktisi dibidang Jaringan Komputer, dan jika terdapat
kesalahan / kekeliruan didalam pembahasan, penulisan ataupun penjelasan diharapkan bisa
memberikan masukkan yang bersifat membangun untuk buku / bahan ajar ini.
Penulis
Walid Umar
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran pada Modul Bahan Ajar tentang Switching dan Routing ini adalah
sebagai berikut :
• Peserta didik dapat Menganalisis tentang konsep Switching dan Routing
• Peserta didik dapat menerapkan dan mengimplementasikan konsep switching dan
routing pada proses konfigurasi jaringan
• Mengevaluasi alur dan proses konfigurasi switching dan routing
• Menyelesaikan permasalahan yang terjadi didalam sebuah jaringan yang
menerapkan Switching (VLAN) dan Routing
• Menganalisa alur/Langkah troubleshooting terhadap masalah routing dan switching
yang telah diselesaikan
• Mengevaluasi proses berjalannya sebuah konfigurasi switching dan routing pada
topologi jaringan
• Peserta didik dapat menganalisis adanya permasalahan (anomaly) yang terjadi
didalam sebuah jaringan yang mengimplementasikan teknologi switching dan
routing.
c. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan capaian pembelajaran siswa baik dari segi teori
atau praktikum diharapkan dapat :
• Mendesain sebuah topologi jaringan skala besar yang mengimplementasikan teknologi
switching dan routing
• Menganalisis dan mengevaluasi sebuah permasalahan pada jaringan yang
mengimplementasikan teknologi switching dan routing
• Menyelesaikan permasalahan jaringan yang terjadi pada konfigurasi switching dan
routing
Bagian 2 | Uraian Materi 1 : Switching & VLAN
a. Konsep Dasar Switching
Switching adalah sebuah proses yang berjalan diatas sebuah perangkat switch, yang
berfungsi untuk membagi dan menghubungkan beberapa end device (pc/laptop/router/dll)
kedalam sebuah segmen network.
Gambar 1. Topologi Jaringan yang menggunakan Switch didalam komunikasi
Secara umum switch dapat dikategorikan kedalam dua jenis/tipe sesuai dengan kegunaan
dan fungsinya yaitu : Switch Managable (Smart Switch) dan Switch Unmanagable.
Gambar 2. Switch Manage & Unmanage
Pada prosesnya switching beroperasi pada Layer OSI ke 2 yaitu Data Link.
Gambar 3. 7 Layer OSI Model “Layer 2 Switch Beroperasi”
Jika berbicara Layer 2, itu berarti kita sedang berbicara tentang Data Link. Format data
yang berjalan pada data link itu berformat Frame, tugas utama switch didalam proses forward
paket frame dari end device satu ke yang lain menjadi salah satu factor utama yang menjadi
switch layer 2 menjadi lebih efisien, karena switch sama sekali tidak melakukan modifikasi
packet frame yang lewat, melainkan hanya membaca frame yang berisikan informasi tentang
source mac address, dan meneruskan (forwarding) packet frame tersebut ke interface yang
sesuai.
Switch menggunakan integrated circuit (IC) yang dinamakan ASICs (Application Specific
Integration Circuit) yang bertugas untuk membangun dan me-maintain tabel MAC address
Sekali lagi, switch berbeda dengan hub. Switch memecah collision domain, sedangkan hub
tidak. Setiap port, setiap interface, setiap koneksi memiliki bandwidth mereka sendiri, collision
domain sendiri.
Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh switch dibandingkan perangkat yang
memiliki fungsi yang sama lainnya seperti bridge :
• Switch bisa memiliki banyak port.
• Buffer yang dimiliki switch jauh lebih besar dibanding bridge.
• Semua port di bridge sama speednya, sedangkan switch bisa beragam seperti
FastEthernet atau GigabitEthernet.
• Kinerja jauh lebih cepat switch,
Secara umum, switching mode ada 3 jenis. Bisa juga disebut internal processing :
1. Store-and-forward : Menyimpan dan memforward packet jika framenya sesuai
2. Cut-through : Langsung melakukan pembacaan destination mac address dari frame yang
masuk dan selanjutnya melakukan forward frame sesuai dengan tujuannya
3. Fragment-free : bekerja seperti Cut-through, namun perbedaannya masih menunggu data
frame yang masuk dan disimpan sebelum diteruskan ke mac address tujuan
Sebelum switch memutuskan kearah mana frame tersebut akan dilempar (baca: forward),
dia harus memiliki database terlebih dahulu. Data ini dimuat dalam sebuah tabel, selanjutnya
akan disebut dengan Mac Address Table.
Ada 3 fungsi utama switch
1. Learning Address : pada proses ini switch akan mencatat (store) perangkat yang
terhubung, informasi yang dicatat adalah mac address dan portnya kedalam tabel mac
address
2. Forward/Filter Decision : pada proses ini switch akan memberikan keputusan (decision)
terhadap sebuah frame akan diforward atau difilter, jika sebuah PC melakukan
broadcasting frame ke seluruh port, maka kita bisa menentukkan port yang bisa
menerima dan bisa menolak sebuah frame paket tersebut.
Switch#sh mac address-table
Vlan Mac Address Type Ports
---- ----------- -------- -----
1 0005.dccb.d74b DYNAMIC Fa0/1
1 000a.f467.9e80 DYNAMIC Fa0/3
1 000a.f467.9e8b DYNAMIC Fa0/4
1 000a.f467.9e8c DYNAMIC Fa0/3
1 0010.7b7f.c2b0 DYNAMIC Fa0/3
1 0030.80dc.460b DYNAMIC Fa0/3
1 0030.9492.a5dd DYNAMIC Fa0/1
1 00d0.58ad.05f4 DYNAMIC Fa0/1
3. Loop Avoidance : pada proses ini switch dapat mencegah terjadinya looping didalam
sebuah jaringan, dengan memblokir paket yang masuk dari satu port atau beberapa port,
sehingga looping tidak terjadi
Secara umum Switch Managable terbagi kedalam dua jenis yaitu :
• Switch Layer 2 “Dua”
Yang beroperasi data link layer ada pada lapisan model OSI dimana switch dapat
meneruskan paket dengan melihat MAC address tujuan, switch juga dapat melakukan
fungsi bridge antara segmen-segmen LAN “Local Area Network” sebab switch
mengirimkan paket-paket data dengan cara melihat alamat yang ditujunya tanpa
mengetahui protokol jaringan yang dipakai.
• Switch Layer 3 “Tiga”
Berada pada Network layer yang ada pada lapisan model OSI dimana switch dapat
meneruskan paket data menggunakan IP address. Switch layer 3 “tiga” sering disebut
dengan switch routing ataupun switch multilayer.
Switch Layer 2 dan Switch Layer 3 memiliki bentuk fisik yang hampir sama, sehingga
dari segi fisik kita hampir tidak bisa membedakan antara keduanya. Perbedaan yang mendasar
terletak pada bagian Cisco IOS yang digunakan, IOS pada Switch Layer 3 mendukung
teknologi routing dan switching yang beroperasi di layer 2 dan 3
Gambar 4. Switch Layer 3 (kiri) – Switch Layer 2 (kanan)
b. Konsep Dasar VLAN
Sebelum memahami Virtual LAN, suatu pengertian khusus mengenai definisi suatu LAN
diperlukan. Sebuah LAN meliputi semua piranti jaringan yang berada pada satu broadcast
domain. Suatu broadcast domain meliputi sekelompok piranti jaringan yang terhubung dalam
suatu jaringan LAN yang bisa mengirim frame broadcast, dan semua piranti lainnya dalam satu
segmen LAN yang sama akan menerima salinan frame broadcast tersebut. jadi bisa dikatakan
bahwa suatu jaringan LAN dan suatu broadcast domain pada prinsipnya adalah hal yang sama.
Tanpa VLAN, sebuah Switch akan memperlakukan semua interface pada Switch tersebut
berada pada broadcast domain yang sama – dengan kata lain, semua piranti yang terhubung ke
Switch berada dalam satu jaringan LAN. Dengan adanya VLAN, sebuah switch bisa
mengelompokkan satu atau beberapa interface (baca port) berada pada suatu VLAN sementara
interface lainnya berada pada VLAN lainnya. Jadi pada dasarnya, Switch membentuk beberapa
broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh Switch ini disebut
virtual LAN.
Satu atau beberapa switch manageable dapat membentuk suatu virtual LAN yang disebut
sebuah broadcast domain. Sebuah Virtual LAN dibuat dengan memasukkan beberapa interface
(port) kedalam suatu VLAN dan beberapa port lainnya berada pada VLAN lain.
Gambar 5. Topologi Jaringan LAN
VLAN atau dikenal dengan 802.1Q mengidentifikasi broadcast domain dengan symbol
angka atau dikenal dengan istilah VLAN ID yang mencakup range 1 – 4094. Secara default
seluruh device yang terkoneksi dengan switch managable terkoneksi dengan VLAN 1 sebagai
VLAN Default.
Gambar 6 : VLAN Default
Jadi, daripada semua port dari sebuah Switch membentuk satu broadcast domain tunggal,
sebuah Switch bisa memecah menjadi beberapa VLAN tergantung kebutuhan dan konfigurasi.
Untuk membantu memahami apa itu VLAN, dua gambar dibawah bisa digunakan untuk
memahaminya.
Gambar 7 : Implementasi VLAN pada 1 Switch Managable
Gambar 8 : Implementasi Switch pada 2 Switch Managable
Pada gambar pertama ini dua buah Switch membentuk dua broadcast domain berbeda,
masing-asing Switch membentuk dua broadcast domain. Dimana terdapat dua buah vlan
dimasing-masing switch. Pengguna yang bisa berkomunikasi sesuai topologi diatas adalah
hanya pengguna yang hanya berada pada 1 broadcast domain yang sama / vlan id yang sama.
Jadi meskipun pengguna tersebut berada pada 1 fisik switch yang sama, tidak bisa saling
berkomunikasi karena berbeda broadcast domain / VLAN ID
Sesuai gambar diatas, Terdapat dua jenis interface yang terkoneksi antara switch, dikenal
dengan istilah Trunking port, sedangkan port VLAN yang terhubung ke pengguna dikenal
dengan access port. Beberapa vendor hardware jaringan yang mengimplementasikan VLAN
menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk access port dan trunking port. Pada perangkat
mikrotik menggunakan istilah Tagged Port (Trunking Port) dan Untagged Port (Access Port),
perbedaan hanya terletak pada penggunaan nama, namun memiliki fungsi dan kegunaan yang
sama, sesuai standar dot1q / 802.1q.
c. Fungsi & Fitur VLAN
Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan VLAN:
• Security : keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya
bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.
• Cost reduction : penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya biaya yang
mahal untuk upgrades jaringan dan efisiensi penggunaan bandwidth dan uplink yang
tersedia.
• Higher performance : pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok
broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet
yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.
• Broadcast storm mitigation : pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan
mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm.
Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
• Improved IT staff efficiency : VLAN memudahkan manajemen jaringan karena
pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen
yang sama.
• Simpler project or application management : VLAN menggabungkan para pengguna
jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani
permasalahan kondisi geografis.
d. Jenis & Tipe VLAN
Berdasarkan perbedaan pemberian membership VLAN terbagi menjadi lima, yaitu :
• Port based : Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada
kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan beberapa
VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk (VTP).
• MAC based : Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada
MAC Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap computer beserta
kelompok VLAN tempat komputer itu berada.
• Protocol based : Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan
protokol (IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.
• IP Subnet Address based : Selaij bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada
layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN.
• Authentication based : Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di
dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer
menggunakan protokol 802.1x.
e. Konfigurasi Dasar VLAN
Studi kasus yang akan diimplementasikan pada modul ajar untuk implementasi
konfigurasi VLAN akan menggunakan perangkat network simulator Cisco Packet Tracer,
Cisco Packet Tracer bisa didownload secara resmi di website resmi Cisco Network
Academy.
1. Studi Kasus 1 : Konfigurasi VLAN Beginner (Cisco)
Pada Topologi berikut, administrator jaringan hanya perlu melakukan konfigurasi pada 1
Switch (uraian tahapan konfigurasi terlampir dibawah), dan melakukan konfigurasi IP
Address static (manual) pada masing-masing PC (end device).
Gambar 9. Topologi Konfigurasi VLAN Beginner
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname Switching-Basic
Switching-Basic(config)#do show vlan
Switching-Basic(config)#vlan 100
Switching-Basic(config-vlan)#name kelompok_A
Switching-Basic(config-vlan)#exit
Switching-Basic(config)#vlan 200
Switching-Basic(config-vlan)#name kelompok_B
Switching-Basic(config-vlan)#exit
Switching-Basic(config)#do show vlan
Switching-Basic(config)#int range fa0/1-2
Switching-Basic(config-if-range)#switchport access vlan 100
Switching-Basic(config-if-range)#exit
Switching-Basic(config)#int range fa0/3-4
Switching-Basic(config-if-range)#switchport access vlan 200
Switching-Basic(config-if-range)#exit
Switching-Basic(config)#do show vlan
Setelah proses konfigurasi diatas dilakukan selanjutnya, admin jaringan hanya perlu
melakukan konfigurasi ip address pada masing-masing PC secara manual, sesuai topologi
konfigurasi diatas (uraian tahapan konfigurasi ip address dirincikan pada video tutorial
dibawah).
Gambar 10. Konfigurasi IP Address di PC
Tahapan konfigurasi diatas dapat diimplementasi pada perangkat lunak network
simulator atau bisa diimplementasikan pada perangkat Cisco secara real. Tutorial / tahapan
konfigurasi dapat diakses melalui video berikut : https://youtu.be/jLmqfXw79Lc
2. Studi Kasus 2 : Konfigurasi VLAN Intermediate (Cisco)
Pada topologi jaringan berikut, terdapat dua buah switch yang mengimplementasikan 2 VLAN
yang sama yaitu VLAN 100 dan VLAN 200, untuk menghubungkan seluruh PC pada VLAN
yang sama, namun berbeda switch, admin jaringan hanya perlu mengaktifkan konfigurasi
Trunking Port pada kedua Switch Managable A dan B, sehingga kedua Jaringan VLAN 100
pada Switch A dan Switch B dapat saling terhubung, begitu juga dengan VLAN 200.
Gambar 10. Topologi Konfigurasi VLAN Intermediate
KONFIGURASI SWITCH A
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWITCH_A
SWITCH_A(config)#do show vlan
SWITCH_A(config)#vlan 100
SWITCH_A(config-vlan)#name kelompok_A
SWITCH_A(config-vlan)#exit
SWITCH_A(config)#vlan 200
SWITCH_A(config-vlan)#name kelompok_B
SWITCH_A(config-vlan)#exit
SWITCH_A(config)#do show vlan
SWITCH_A(config)#int range fa0/1-2
SWITCH_A(config-if-range)#switchport access vlan 100
SWITCH_A(config-if-range)#exit
SWITCH_A(config)#int range fa0/3-4
SWITCH_A(config-if-range)#switchport access vlan 200
SWITCH_A(config-if-range)#exit
SWITCH_A(config)#do show vlan
KONFIGURASI SWITCH B
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWITCH_B
SWITCH_B(config)#do show vlan
SWITCH_B(config)#vlan 100
SWITCH_B(config-vlan)#name kelompok_A
SWITCH_B(config-vlan)#exit
SWITCH_B(config)#vlan 200
SWITCH_B(config-vlan)#name kelompok_B
SWITCH_B(config-vlan)#exit
SWITCH_B(config)#do show vlan
SWITCH_B(config)#int range fa0/1-2
SWITCH_B(config-if-range)#switchport access vlan 100
SWITCH_B(config-if-range)#exit
SWITCH_B(config)#int range fa0/3-4
SWITCH_B(config-if-range)#switchport access vlan 200
SWITCH_B(config-if-range)#exit
SWITCH_B(config)#do show vlan
KONFIGURASI SWITCH A KONFIGURASI SWITCH B
SWITCH_A(config)#int fa0/24
SWITCH_A(config-if)#switchport mode trunk
SWITCH_B(config)#int fa0/24
SWITCH_B(config-if)#switchport mode trunk
Tahapan konfigurasi diatas dapat diimplementasi pada perangkat lunak network
simulator atau bisa diimplementasikan pada perangkat Cisco secara real. Tutorial / tahapan
konfigurasi dapat diakses melalui video berikut : https://youtu.be/taXtvnEWLwM
3. Studi Kasus 3 : Konfigurasi VLAN Advance (Cisco)
Pada topologi jaringan berikut, terdapat Switch Core, dan masing-masing lantai
terdapat 1 buah router core dan switch core yang mendistribusikan 5 buah VLAN
(10,20,30,40,50), proses implementasi konfigurasi dilakukan menggunakan teknologi trunking
protocol VTP, dimana admin jaringan hanya perlu melakukan konfigurasi VLAN pada Switch
Core dengan mode konfigurasi VTP Server.
Sedangkan untuk switch pada masing-masing lantai hanya perlu mengaktifkan fitur
VTP Client. Maka secara otomatis seluruh konfigurasi VLAN pada switch core akan
didistribusikan secara otomatis ke switch pada seluruh lantai.
Selanjutnya untuk router core, berfungsi untuk menghubungkan antara VLAN ID yang
berbeda, dan mendistribusikan ip address otomatis ke semua lantai, hal ini mempermudah
administrator, karena tidak perlu melakukan konfigurasi ip address secara manual pada
computer client di seluruh lantai.
Gambar 11. Topologi Konfigurasi VLAN Advance (Cisco)
Device Perangkat Host IP Address Gateway
Switch LAT 1 Direktur 192.168.10.0/28 (DHCP) 192.168.10.1
Staff 1 192.168.30.0/28 (DHCP) 192.168.30.1
Switch LAT 2 Manager 1 192.168.20.0/28 (DHCP) 192.168.20.1
Staff 2 192.168.30.0/28 192.168.30.1
SPV1 192.168.50.0/28 (DHCP) 192.168.50.1
Switch LAT 3 Guest 192.168.40.0/27 (DHCP) 192.168.40.1
SPV2 192.168.50.0/28 (DHCP) 192.168.50.1
Manager 2 192.168.20.0/28 (DHCP) 192.168.20.1
Router Core Gi0/0.10 192.168.10.1/28 as DHCP Server
Gi0/0.20 192.168.20.1/28 as DHCP Server
Gi0/0.30 192.168.30.1/28 as DHCP Server
Gi0/0.40 192.168.40.1/27 as DHCP Server
Gi0/0.50 192.168.50.1/27 as DHCP Server
Router Core
Router_core> enable
Router_core# configure terminal
Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0
Router_core(config)# no shutdown
Router_core(config)# exit
Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.10
Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 10
Router_core(config-subif)# ip address 192.168.10.1 255.255.255.240
Router_core(config-subif)# exit
Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.20
Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 20
Router_core(config-subif)# ip address 192.168.20.1 255.255.255.240
Router_core(config-subif)# exit
Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.30
Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 30
Router_core(config-subif)# ip address 192.168.30.1 255.255.255.240
Router_core(config-subif)# exit
Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.40
Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 40
Router_core(config-subif)# ip address 192.168.40.1 255.255.255.224
Router_core(config-subif)# exit
Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.50
Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 50
Router_core(config-subif)# ip address 192.168.50.1 255.255.255.240
Router_core(config-subif)# exit
Router_core(config)# ip dhcp pool 10
Router_core(dhcp-config)# network 192.168.10.0 255.255.255.240
Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.10.1
Router_core(dhcp-config)# exit
Router_core(config)# ip dhcp pool 20
Router_core(dhcp-config)# network 192.168.20.0 255.255.255.240
Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.20.1
Router_core(dhcp-config)# exit
Router_core(config)# ip dhcp pool 30
Router_core(dhcp-config)# network 192.168.30.0 255.255.255.240
Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.30.1
Router_core(dhcp-config)# exit
Router_core(config)# ip dhcp pool 40
Router_core(dhcp-config)# network 192.168.40.0 255.255.255.224
Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.40.1
Router_core(dhcp-config)# exit
Router_core(config)# ip dhcp pool 50
Router_core(dhcp-config)# network 192.168.50.0 255.255.255.240
Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.50.1
Router_core(dhcp-config)# exit
Switch Core
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#hostname SWITCH_CORE
SWITCH_CORE(config)#vlan 10
SWITCH_CORE(config-vlan)#name DIREKTUR
SWITCH_CORE(config-vlan)#exit
SWITCH_CORE(config)#vlan 20
SWITCH_CORE(config-vlan)#name MANAGER
SWITCH_CORE(config-vlan)#exit
SWITCH_CORE(config)#vlan 30
SWITCH_CORE(config-vlan)#name STAFF
SWITCH_CORE(config-vlan)#exit
SWITCH_CORE(config)#vlan 40
SWITCH_CORE(config-vlan)#name GUEST
SWITCH_CORE(config-vlan)#exit
SWITCH_CORE(config)#vlan 50
SWITCH_CORE(config-vlan)#name SPV
SWITCH_CORE(config-vlan)#exit
SWITCH_CORE(config)#vtp mode server
Device mode already VTP SERVER.
SWITCH_CORE(config)#vtp domain tki
Changing VTP domain name from NULL to tki
SWITCH_CORE(config)#vtp password tki
Setting device VLAN database password to tki
SWITCH_CORE#configure terminal
SWITCH_CORE(config)#int gi0/1
SWITCH_CORE(config-if)#switchport mode trunk
SWITCH_CORE(config-if)#exit
SWITCH_CORE(config)#int gi0/2
SWITCH_CORE(config-if)#switchport mode trunk
SWITCH_CORE(config-if)#exit
Switch Lantai 1
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWITCH_LAT1
SWITCH_LAT1(config)#vtp mode client
Setting device to VTP CLIENT mode.
SWITCH_LAT1(config)#vtp domain tki
Domain name already set to tki.
SWITCH_LAT1(config)#vtp password tki
Setting device VLAN database password to tki
SWITCH_LAT1(config)#int gi0/1
SWITCH_LAT1(config-if)#switchport mode trunk
SWITCH_LAT1(config-if)#exit
SWITCH_LAT1(config)#int gi0/2
SWITCH_LAT1(config-if)#switchport mode trunk
SWITCH_LAT1(config-if)#exit
SWITCH_LAT1(config)#int fa0/1
SWITCH_LAT1(config-if)#switchport access vlan 40
SWITCH_LAT1(config-if)#exit
SWITCH_LAT1(config)#int fa0/2
SWITCH_LAT1(config-if)#switchport access vlan 50
SWITCH_LAT1(config-if)#exit
SWITCH_LAT1(config)#int fa0/3
SWITCH_LAT1(config-if)#switchport access vlan 20
SWITCH_LAT1(config-if)#exit
Switch Lantai 2
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWITCH_LAT2
SWITCH_LAT2(config)#vtp mode client
Setting device to VTP CLIENT mode.
SWITCH_LAT2(config)#vtp domain tki
Domain name already set to tki.
SWITCH_LAT2(config)#vtp password tki
Setting device VLAN database password to tki
SWITCH_LAT2 (config)#int gi0/1
SWITCH_LAT2(config-if)#switchport mode trunk
SWITCH_LAT2(config-if)#exit
SWITCH_LAT2(config)#int gi0/2
SWITCH_LAT2(config-if)#switchport mode trunk
SWITCH_LAT2(config-if)#exit
SWITCH_LAT2(config)#int fa0/1
SWITCH_LAT2(config-if)#switchport access vlan 20
SWITCH_LAT2(config-if)#exit
SWITCH_LAT2(config)#int fa0/2
SWITCH_LAT2(config-if)#switchport access vlan 30
SWITCH_LAT2(config-if)#exit
SWITCH_LAT2(config)#int fa0/3
SWITCH_LAT2(config-if)#switchport access vlan 50
SWITCH_LAT2(config-if)#exit
Switch Lantai 3
Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname SWITCH_LAT3
Switch(config)#int gi0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#vtp mode client
Setting device to VTP CLIENT mode.
Switch(config)#vtp domain tki
Domain name already set to tki.
Switch(config)#vtp password tki
Setting device VLAN database password to tki
Switch(config)#int fa0/1
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#int fa0/2
Switch(config-if)#switchport access vlan 30
Switch(config-if)#exit
Tahapan konfigurasi diatas dapat diimplementasi pada perangkat lunak network
simulator atau bisa diimplementasikan pada perangkat Cisco secara real. Tutorial / tahapan
konfigurasi dapat diakses melalui video berikut : https://youtu.be/CrRBv9PFceE
Bagian 3 | Uraian Materi 2 : Routing
a. Konsep Dasar Routing Protocol
Routing adalah sebuah proses yang berjalan pada Layer ke 3 OSI, yang bertujuan untuk
menghubungkan antara segmen network yang berbeda. Secara umum proses routing berjalan
pada perangkat yang kita kenal dengan Router.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, Dengan PC kita dapat membuat sebuah
perangkat router, dengan syarat memiliki 2 atau lebih interface jaringan (NIC), dua atau lebih
interface jaringan ini berfungsi untuk mengkoneksikan antara dua jaringan yang menggunakan
network address yang berbeda.
Secara umum Routing dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk memilih jalur (path)
yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan, panjang
datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema routing hanya
mempertimbangkan jalur terpendek (shortest path) dan jalur terbaik (best path).
Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:
• Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara
langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin
lain atau gateway.
• Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain
yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau
lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.
Disekitar kita tentunya kita sudah pernah menggunakan / memanfaatkan fitur routing,
seperti Ketika kita mengakses internet, maka kita tentunya menggunakan proses routing, proses
routing terjadi pada perangkat modem ISP yang kita gunakan. Contoh lain Ketika kita
mengaktifkan fitur hotspot (tethering) pada smartphone kita, pada kondisi tersebut tanpa sadar
kita telah menjalankan fungsi routing.
Jenis Routing
• Routing Default adalah untuk mengirim paket secara manual. Ini sering digunakan
dalam jaringan yang hanya memiliki satu output atau hanya dapat digunakan secara
lokal.
• Static Routing adalah router dengan kabel routing statis yang pengaturannya diatur
secara manual oleh administrasi jaringan.
• Dynamic Routing adalah router yang secara otomatis membuat tabel routing dengan
membaca lalu lintas jaringan dan tentu saja berinteraksi dengan router lain.
b. Fungsi dan Manfaat Routing Protocol
Routing sangat penting untuk dipelajari karena berguna untuk mengetahui dasar jaringan.
Dengan mempelajari routing, Anda bisa mengkonfigurasikan 2 buah router atau lebih agar bisa
saling terhubung dan mengirim pesan ping antar satu dengan lainnya. Jadi bisa dibilang
Routing sangat berguna fungsinya untuk komputer saat ini. Dengan proses routing sebuah
komputer bisa menyampaikan pesan dan mengirim data secara tepat ke komputer lain yang
jauh jaraknya. Tanpa adanya routing saat ini kita tidak bisa terhubung atau berkomunikasi
melalui jaringan internet
Didalam routing kita dikenalkan dengan teknologi routing table, routing tabel berfungsi
untuk menyimpan seluruh informasi penting tentang sebuah network yang terhubung langsung
(direct connect) atau yang tidak terhubung langsung (routing connect). Adapun fungsi dari
tabel routing didalam jaringan adalah sebagai berikut :
▪ Memberikan informasi mengenai jalur mana yang harus dilewati oleh sebuah paket
data
Fungsi tabel routing yang pertama adalah agar router mengetahui informasi mengenai
jalur atau rute mana saja yang harus dilewati oleh sebah paket data. Hal ini tentu saja sangat
penting, karena kondisi rute yang dipilih akan mempengaruhi banyak hal dalam pengiriman
sebuah paket data. Misalnya saja kecepatan transfer, ataupun kecepatan koneksi yang dimiliki.
Dengan adanya tabel routing, maka setiap router baik static maupun dinamis akan
mengetahui jalur mana yang harus dilewati. Hal ini bisa diibaratkan dengan perjalanan jarak
jauh dengan menggunakan kendaraan. Apabila sudah memilki peta (analogi dari tabel routing),
maka kita pun akan menjadi lebih mudah dalam mencapai tujuan kita.
• Menutup atau membuka jalur dari sebuah paket data
Tabel routing juga memiliiki fungsi untuk membuka dan juga menutup jalur yang akan
digunakan. Misalnya, ketika ada jalur baru yang akan dibuka untuk dilewati paket data, maka
tabel routing akan dirubah, sehingga nantinya router akan mengirimkan paket data meewati
jalur yang abru.
Begitu pula sebaliknya. Apabila tabel routing memiliki konfigurasi untuk menutup
salah satu jalur, maka router tidak akan mengirimkan paket data menuju jalur yang sudah
ditutup dalam tabel routing tersebut. Karena itu, tabel routing sangat penting fungsinya dalam
proses routing.
• Membantu router dalam melakukan konfigurasi dari alamat IP route
Tabel routing nantinya juga akan berisi konfigurasi dari jalur yang akan dilewati oleh
paket data. Dengan adanya tabel routing ini, maka router akan lebih mudah dalam
mengkonfigurasi IP route yang harus dituju.
• Mencegah terjadinya kesalahan pengiriman paket data
Dengan fungsi tabel routing yang membantu melakukan proses konfigurasi dari IP Route,
maka hal ini tentu saja akan membantu proses pengiriman paket data mengalami kesalahan
kirim. Router akan mengirimkan paket data sesuai dengan alamat IP route yang sudah ada di
dalam tabel routing, sehingga hal ini akan menghindari terjadinya kesalahan dalam melakukan
proses pengiriman atau transmisi data.
c. Konfigurasi Routing Protocol Static
1. Studi Kasus 1 : Routing Static Beginner (Cisco)
Pada studi kasus pada topologi berikut terdapat dua buah router, yang memiliki network
LAN, masing-masing router saling terhubung menggunakan network 192.168.0.0/30, dan
jaringan LAN pada router terhubung menggunakan 192.168.10.0/29 dan 192.168.20.0/29,
Langkah awal penyelesaian adalah dengan melakukan konfigurasi ip address pada masing-
masing router dan PC, dan selanjutnya melakukan konfigurasi routing dengan perintah ip route.
Router SMK_A
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname SMK_A
SMK_A(config)#int gi0/0
SMK_A(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.248
SMK_A(config-if)#no shutdown
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state
to up
SMK_A(config-if)#exit
SMK_A(config)#int gi0/1
SMK_A(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.252
SMK_A(config-if)#no shutdown
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/1, changed state
to up
SMK_A(config)#exit
SMK_A#show ip route
192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 192.168.0.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.10.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 192.168.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
SMK_A#configure terminal
SMK_A(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.248 192.168.0.2
SMK_A(config)#do show ip route
Gateway of last resort is not set
192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 192.168.0.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.10.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 192.168.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
192.168.20.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.20.0/29 [1/0] via 192.168.0.2
Router SMK_B
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname SMK_B
SMK_B(config)#int gi0/0/0
SMK_B(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.248
SMK_B(config-if)#no shutdown
SMK_B(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0/0, changed
state to up
SMK_B(config-if)#exit
SMK_B(config)#int gi0/0/1
SMK_B(config-if)#ip address 192.168.0.2 255.255.255.252
SMK_B(config-if)#no shutdown
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0/1, changed
state to up
SMK_B(config-if)#exit
SMK_B(config)#exit
SMK_B#
SMK_B#show ip route
192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1
L 192.168.0.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1
192.168.20.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.20.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0
L 192.168.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0
SMK_B#configure terminal
SMK_B(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.248 192.168.0.1
SMK_B(config)#do sh ip route
192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1
L 192.168.0.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1
192.168.10.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.10.0/29 [1/0] via 192.168.0.1
192.168.20.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.20.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0
L 192.168.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0
Selanjutnya, lakukan konfigurasi ip address pada perangkat Laptop0 dan PC0 sesuai
dengan yang ditentukkan pada topologi.
Setelah melakukan konfigurasi ip address, pada masing-masing PC dan Laptop. Berikut
adalah preview hasil ujicoba menggunakan tools PING, sebelum melakukan proses routing,
dan setelah dilakukan konfigurasi routing static.
Panduan konfigurasi routing static pada studi kasus diatas, dapat diimplementasikan
menggunakan cisco packet tracer, video tahapan konfigurasi dapat diakses melalui youtube
melalui tautan berikut : https://youtu.be/UnPL2bnPshg
Sebelum konfigurasi Routing Static Setelah konfigurasi Routing Static
2. Studi Kasus 2 : Routing Static Intermediate (Cisco)
Pada Studi kasus yang ke dua ini kita akan melakukan konfigurasi routing static dengan
router yang berjumlah 3 buah, masing-masing router terhubung dengan jaringan local LAN.
Tugas kita sebagai administrator adalah menghubungkan seluruh jaringan LAN, sehingga
dapat saling berkomunikasi. Total network yang ada pada topologi dibawah berjumlah 5
network, dimana 5 network ini akan kita konfigurasi routing static.
Router SMK_1
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname SMK_1
SMK_1(config)#int gi0/2
SMK_1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.248
SMK_1(config-if)#no shutdown
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/2, changed state
to up
SMK_1(config-if)#exit
SMK_1(config)#int gi0/0
SMK_1(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
SMK_1(config-if)#no shutdown
SMK_1(config)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state
to up
SMK_1(config-if)#exit
SMK_1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.10.2
SMK_1(config)#ip route 10.10.20.0 255.255.255.252 10.10.10.2
SMK_1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.10.2
SMK_1(config)#do show ip route
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 3 subnets, 2 masks
C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 10.10.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
S 10.10.20.0/30 [1/0] via 10.10.10.2
192.168.1.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.1.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2
L 192.168.1.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2
192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.10.2
192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.10.2
Router SMK_2
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname SMK_2
SMK_2(config)#int gi0/0
SMK_2(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
SMK_2(config-if)#no shutdown
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state
to up
SMK_2(config-if)#exit
SMK_2(config)#int gi0/1
SMK_2(config-if)#ip address 10.10.20.1 255.255.255.252
SMK_2(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/1, changed state to up
SMK_2(config-if)#exit
SMK_2(config)#int gi0/2
SMK_2(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.248
SMK_2(config-if)#no shutdown
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/2, changed state
to up
SMK_2(config-if)#exit
SMK_2(config)#
SMK_2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.10.1
SMK_2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.20.2
SMK_2(config)#do show ip route
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 4 subnets, 2 masks
C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 10.10.10.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 10.10.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.10.1
192.168.2.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.2.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2
L 192.168.2.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2
192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.20.2
Router SMK_3
Router>
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname SMK_3
SMK_3(config)#int gi0/1
SMK_3(config-if)#ip address 10.10.20.2 255.255.255.252
SMK_3(config-if)#no shutdown
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/1, changed state
to up
SMK_3(config-if)#exit
SMK_3(config)#int gi0/2
SMK_3(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.248
SMK_3(config-if)#no shutdown
SMK_3(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/2, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/2, changed state
to up
SMK_3(config-if)#exit
SMK_3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.20.1
SMK_3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.20.1
SMK_3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 10.10.20.1
SMK_3(config)#do sh ip route
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 3 subnets, 2 masks
S 10.10.10.0/30 [1/0] via 10.10.20.1
C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 10.10.20.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.20.1
192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.20.1
192.168.3.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.3.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2
L 192.168.3.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2
Panduan konfigurasi routing static pada studi kasus diatas, dapat diimplementasikan
menggunakan cisco packet tracer, video tahapan konfigurasi dapat diakses melalui youtube
melalui tautan berikut : https://youtu.be/c8ei_V6hwLQ
3. Studi Kasus 3 : Routing Static Advanced (Cisco)
Pada Studi kasus topologi berikut hampir mirip dengan topologi pada studi kasus ke dua,
perbedaannya terletak pada tersedianya rute network alternatif, dimana pada topologi ini kita
akan menentukkan rute primary dan rute backup menggunakan konfigurasi routing static.
Pada uraian text konfigurasi hanya akan ditampilkan proses konfigurasi routing static
dengan pengaturan distance, distance yang bernilai paling kecil adalah rute utama.
Router SMK1
SMK1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.10.2 ?
<1-255> Distance metric for this route
SMK1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.10.2 1
SMK1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.30.2 10
SMK1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.30.2 1
SMK1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.10.2 10
SMK1(config)#ip route 10.10.20.0 255.255.255.252 10.10.10.2 1
SMK1(config)#ip route 10.10.20.0 255.255.255.252 10.10.30.2 2
SMK1(config)#do show ip route
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 5 subnets, 2 masks
C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 10.10.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
S 10.10.20.0/30 [1/0] via 10.10.10.2
C 10.10.30.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 10.10.30.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
192.168.1.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.1.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2
L 192.168.1.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2
192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.10.2
192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.30.2
Router SMK2
SMK2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.10.1 1
SMK2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.20.2 10
SMK2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.20.2 1
SMK2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.10.1 10
SMK2(config)#ip route 10.10.30.0 255.255.255.252 10.10.10.1 1
SMK2(config)#ip route 10.10.30.0 255.255.255.252 10.10.20.2 10
SMK2(config)#exit
SMK2#show ip route
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 5 subnets, 2 masks
C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 10.10.10.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 10.10.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
S 10.10.30.0/30 [1/0] via 10.10.10.1
192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.10.1
192.168.2.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.2.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2
L 192.168.2.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2
192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.20.2
Router SMK3
SMK_3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.20.1 1
SMK_3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.30.1 10
SMK_3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.30.1 1
SMK_3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.20.1 10
SMK_3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 10.10.20.1 1
SMK_3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 10.10.30.1 10
SMK_3#sh ip route
10.0.0.0/8 is variably subnetted, 5 subnets, 2 masks
S 10.10.10.0/30 [1/0] via 10.10.20.1
C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 10.10.20.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
C 10.10.30.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 10.10.30.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.30.1
192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets
S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.20.1
192.168.3.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.3.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2
L 192.168.3.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2
Panduan konfigurasi routing static pada studi kasus diatas, dapat diimplementasikan
menggunakan cisco packet tracer, video tahapan konfigurasi dapat diakses melalui youtube
melalui tautan berikut : https://youtu.be/KZISm_x-NXQ
Bagian 4 | Penutup
• Rangkuman
• Switching adalah sebuah proses yang berjalan diatas sebuah perangkat switch, yang
berfungsi untuk membagi dan menghubungkan beberapa end device (pc/laptop/router/dll)
kedalam sebuah segmen network.
• Switch menggunakan integrated circuit (IC) yang dinamakan ASICs (Application Specific
Integration Circuit) yang bertugas untuk membangun dan me-maintain tabel MAC address
Sekali lagi, switch berbeda dengan hub. Switch memecah collision domain, sedangkan hub
tidak. Setiap port, setiap interface, setiap koneksi memiliki bandwidth mereka sendiri,
collision domain sendiri.
• Store-and-forward : Menyimpan dan memforward packet jika framenya sesuai
• Cut-through : Langsung melakukan pembacaan destination mac address dari frame yang
masuk dan selanjutnya melakukan forward frame sesuai dengan tujuannya
• Fragment-free : bekerja seperti Cut-through, namun perbedaannya masih menunggu data
frame yang masuk dan disimpan sebelum diteruskan ke mac address tujuan
• Learning Address : pada proses ini switch akan mencatat (store) perangkat yang terhubung,
informasi yang dicatat adalah mac address dan portnya kedalam tabel mac address
• Forward/Filter Decision : pada proses ini switch akan memberikan keputusan (decision)
terhadap sebuah frame akan diforward atau difilter, jika sebuah PC melakukan broadcasting
frame ke seluruh port, maka kita bisa menentukkan port yang bisa menerima dan bisa
menolak sebuah frame paket tersebut
• Loop Avoidance : pada proses ini switch dapat mencegah terjadinya looping didalam
sebuah jaringan, dengan memblokir paket yang masuk dari satu port atau beberapa port,
sehingga looping tidak terjadi
• Switch Layer 2 “Dua” Yang beroperasi data link layer ada pada lapisan model OSI dimana
switch dapat meneruskan paket dengan melihat MAC address tujuan, switch juga dapat
melakukan fungsi bridge antara segmen-segmen LAN “Local Area Network” sebab switch
mengirimkan paket-paket data dengan cara melihat alamat yang ditujunya tanpa
mengetahui protokol jaringan yang dipakai.
• Switch Layer 3 “Tiga” Berada pada Network layer yang ada pada lapisan model OSI
dimana switch dapat meneruskan paket data menggunakan IP address. Switch layer 3 “tiga”
sering disebut dengan switch routing ataupun switch multilayer.
• VLAN atau dikenal dengan 802.1Q mengidentifikasi broadcast domain dengan symbol
angka atau dikenal dengan istilah VLAN ID yang mencakup range 1 – 4094. Secara default
seluruh device yang terkoneksi dengan switch managable terkoneksi dengan VLAN 1
sebagai VLAN Default.
• Routing adalah sebuah proses yang berjalan pada Layer ke 3 OSI, yang bertujuan untuk
menghubungkan antara segmen network yang berbeda. Secara umum proses routing
berjalan pada perangkat yang kita kenal dengan Router
• Secara umum Routing dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk memilih jalur (path)
yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan, panjang
datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema routing hanya
mempertimbangkan jalur terpendek (shortest path) dan jalur terbaik (best path).
• Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara
langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin
lain atau gateway.
• Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain
yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau
lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.
• Routing Default adalah untuk mengirim paket secara manual. Ini sering digunakan dalam
jaringan yang hanya memiliki satu output atau hanya dapat digunakan secara lokal.
• Static Routing adalah router dengan kabel routing statis yang pengaturannya diatur secara
manual oleh administrasi jaringan.
• Dynamic Routing adalah router yang secara otomatis membuat tabel routing dengan
membaca lalu lintas jaringan dan tentu saja berinteraksi dengan router lain
• Routing sangat penting untuk dipelajari karena berguna untuk mengetahui dasar jaringan.
Dengan mempelajari routing, Anda bisa mengkonfigurasikan 2 buah router atau lebih agar
bisa saling terhubung dan mengirim pesan ping antar satu dengan lainnya. Jadi bisa dibilang
Routing sangat berguna fungsinya untuk komputer saat ini. Dengan proses routing sebuah
komputer bisa menyampaikan pesan dan mengirim data secara tepat ke komputer lain yang
jauh jaraknya. Tanpa adanya routing saat ini kita tidak bisa terhubung atau berkomunikasi
melalui jaringan internet
• Tes Formatif | Teori 1.1 Switching (Problem Based Learning)
Perhatikan dan amati topologi Jaringan yang telah mengimplementasikan teknologi VLAN
Trunking berikut :
Topologi jaringan diatas adalah topologi yang sudah mengimplementasikan VLAN dan
Encapsulation Routing. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan hasil evaluasi dan analisis
pada topologi tersebut :
1. Setelah topologi diatas, telah diimplementasikan, VLAN 10 dan VLAN 20 masih belum
bisa terhubung, uraikan langkah-langkah solusi yang perlu dilakukan…
2. Berapakah ip address gateway yang perlu di konfigurasi pada perangkat PC0 dan PC1
pada vlan 10 ???
3. Tuliskan konfigurasi yang perlu diketikkan untuk mengaktifkan interface virtual
encapsulation pada router diatas ???
4. Lakukan analisis tentang fungsi dan manfaat router yang ada pada topologi tersebut ???
5. Lakukan analisis dan uraikan konfigurasi yang perlu di tambahkan pada Switch dan
Router, Ketika kita ingin menambahkan VLAN 30 dan VLAN 40 ???
6. Jelaskan dan uraikan konfigurasi antara jenis konfigurasi port vlan Access Port dan
Trunking Port sesuai uraian topologi diatas ???
• Tes Formatif | Praktikum 1.2 Switching (Project Based Learning)
Perhatikan topologi jaringan berikut yang mengimplementasikan VLAN, dimana
terdapat dua buah site jaringan yang terhubung dengan Switch manageable yang
menghubungkan dua gedung, masing-masing Switch memiliki konfigurasi VLAN yang
sama, yang terdiri dari VLAN 10, VLAN 20, dan VLAN 30. Tugas anda sebagai
administrator adalah
1. lakukan konfigurasi VLAN pada masing-masing Switch.
2. Lakukan konfigurasi port access sesuai dengan ketentuan topologi
3. Lakukan konfigurasi trunking port pada port yang menghubungkan antara
switch 1 dan switch 2 pada masing-masing Gedung
Untuk menyelesaikan project tersebut, Buatlah video penyelesaian konfigurasi untuk
topologi berikut :
• Tes Formatif | Teori 2.1 Routing (Problem Based Learning)
Perhatikan topologi konfigurasi routing berikut, diketahui terdapat 3 router yang
menghubungkan 4 network address yaitu : 202.46.129.0/24, 172.15.1.0/24, 10.10.10.0/24 dan
192.168.100.0/24,
tugas anda sebagai administrator adalah menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada
topologi dibawah sesuai dengan permasalahan berikut :
1. Seluruh PC didalam jaringan diatas, perlu dilakukan konfigurasi ip address, namun
administrator tidak bisa melakukan konfigurasi tersebut secara manual, solusi dari
permasalahan tersebut adalah dengan mengaktifkan fitur ip dynamic pada router.
Uraikan Langkah-langkah pemecahan masalah tersebut…..
2. Client pada network 172.15.1.0/24, tidak bisa terhubung dengan router dan client
lainnya, jelaskan dan uraikan Langkah-langkah solusi dari permasalahan tersebut…..
3. Subnetmask yang digunakan oleh Network Router1 dan Router0 terlalu besar yaitu
terdiri dari 254 host, sedangkan yang terhubung hanya dua host, hal ini dinilai tidak
efektif oleh tim audit jaringan di perusahaan tersebut. Sebagai admin yang bertanggung
jawab pada network tersebut. Uraikan solusi dari permasalahan penggunaan subnetmask
yang dinilai boros dari network tersebut….
4. Jika ditambahkan rute jaringan baru yang menghubungkan antara Router1 dan Router2,
uraikan dan evaluasi hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh anda sebagai administrator
jaringan, untuk penambahan tersebut….
• Tes Formatif | Praktikum 2.2 Routing (Project Based Learning)
Perhatikan topologi jaringan berikut yang mengimplementasikan konfigurasi
Routing, dimana terdapat 4 Network LAN dan 4 Buah Router yang menghubungkan
seluruh network. Tugas anda sebagai administrator adalah
1. Lakukan konfigurasi IP Address yang proporsional sesuai kebutuhan host
pada seluruh router pada topologi tersebut
2. Lakukan konfigurasi IP Address pada pada masing-masing PC sesuai dengan
network masing-masing router
3. Lakukan Konfigurasi Routing Static pada seluruh router, dengan Jumlah 7
Network address
4. Lakukan pengujian konfigurasi pada masing-masing PC menggunakan tools
ping dan tracert pada masing-masing client untuk memastikan seluruh network
terkoneksi dengan baik.
Untuk menyelesaikan project tersebut, Buatlah video penyelesaian konfigurasi
untuk topologi berikut :
Daftar Pustaka
• Keyword “Routing” & “Switching” - https://youtube.com/c/walidumar
• Keyword “Routing” & “Switching” - https://walidumar.my.id
• Keyword “Routing” & “Switching” - https://walidumar.wordpress.com
• Sumber Gambar : https://www.facebook.com/belajarkonfig

More Related Content

What's hot

470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptx
470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptx470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptx
470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptxImamPethak
 
Laporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerLaporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerWilly Winas
 
MATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptx
MATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptxMATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptx
MATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptxMohammadMukhlis3
 
KUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMAR
KUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMARKUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMAR
KUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMARWalid Umar
 
Laporan praktikum sharing data aas via_xi tkj 3
Laporan praktikum sharing  data aas via_xi tkj 3Laporan praktikum sharing  data aas via_xi tkj 3
Laporan praktikum sharing data aas via_xi tkj 3Rifal Ramdani
 
Administrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptx
Administrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptxAdministrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptx
Administrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptxglobalkomputer
 
Media Ajar Dasar TJKT.pptx
Media Ajar Dasar TJKT.pptxMedia Ajar Dasar TJKT.pptx
Media Ajar Dasar TJKT.pptxBustanil1
 
Presentasi kabel fiber optic
Presentasi kabel fiber opticPresentasi kabel fiber optic
Presentasi kabel fiber opticDwi Retno Dewati
 
Materi PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptx
Materi PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptxMateri PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptx
Materi PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptxHendrikAlfarisi
 
Job Sheet komputer dan jaringan
Job Sheet komputer dan jaringanJob Sheet komputer dan jaringan
Job Sheet komputer dan jaringanBayu Chendoel's
 
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet TracerMembangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet TracerLusiana Diyan
 
Kisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJ
Kisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJKisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJ
Kisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJSMK MUhammadiyah Singkut
 
IP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptxIP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptxDediTriLaksono1
 

What's hot (20)

470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptx
470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptx470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptx
470529548-3-10-Konfigurasi-Ektensi-Dan-Dial-Plan-Server-Softswitch-pptx.pptx
 
Laporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerLaporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic router
 
MATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptx
MATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptxMATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptx
MATERI MANAJEMEN BANDWIDTH.pptx
 
ppt mikrotik
ppt mikrotikppt mikrotik
ppt mikrotik
 
LEMBAR KERJA.pdf
LEMBAR KERJA.pdfLEMBAR KERJA.pdf
LEMBAR KERJA.pdf
 
KUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMAR
KUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMARKUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMAR
KUMPULAN SOAL LATIHAN UP - PPG TKI - WALID UMAR
 
Laporan praktikum sharing data aas via_xi tkj 3
Laporan praktikum sharing  data aas via_xi tkj 3Laporan praktikum sharing  data aas via_xi tkj 3
Laporan praktikum sharing data aas via_xi tkj 3
 
Control Panel Hosting
Control Panel HostingControl Panel Hosting
Control Panel Hosting
 
Administrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptx
Administrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptxAdministrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptx
Administrasi-Sistem-Jaringan-Kelas-XI-pptx.pptx
 
BAB 1 AIJ.pptx
BAB 1 AIJ.pptxBAB 1 AIJ.pptx
BAB 1 AIJ.pptx
 
Jaringan nirkabel ppt
Jaringan nirkabel pptJaringan nirkabel ppt
Jaringan nirkabel ppt
 
Media Ajar Dasar TJKT.pptx
Media Ajar Dasar TJKT.pptxMedia Ajar Dasar TJKT.pptx
Media Ajar Dasar TJKT.pptx
 
Presentasi kabel fiber optic
Presentasi kabel fiber opticPresentasi kabel fiber optic
Presentasi kabel fiber optic
 
Materi PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptx
Materi PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptxMateri PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptx
Materi PPT AIJ - Media Routing Dinamis.pptx
 
Job Sheet komputer dan jaringan
Job Sheet komputer dan jaringanJob Sheet komputer dan jaringan
Job Sheet komputer dan jaringan
 
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet TracerMembangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
 
Kisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJ
Kisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJKisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJ
Kisi kisi Teknologi layanan jaringan XII TKJ
 
IP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptxIP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptx
 
Laporan 7 konfigurasi mikrotik router
Laporan 7 konfigurasi mikrotik routerLaporan 7 konfigurasi mikrotik router
Laporan 7 konfigurasi mikrotik router
 
Kelompok 2 VoIP
Kelompok 2 VoIPKelompok 2 VoIP
Kelompok 2 VoIP
 

Similar to Switching dan VLAN Dasar

Jobsheet 3 basic vlan
Jobsheet 3 basic vlanJobsheet 3 basic vlan
Jobsheet 3 basic vlanVania Refina
 
Materi Pembelajaran Switching & VLAN.pptx
Materi Pembelajaran Switching & VLAN.pptxMateri Pembelajaran Switching & VLAN.pptx
Materi Pembelajaran Switching & VLAN.pptxazzahraaini
 
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STPLAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STPAhmad Saktia Yunus
 
MODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdf
MODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdfMODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdf
MODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdfIdaYuliawati
 
Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)
Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)
Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)Lusiana Diyan
 
12module 24 basics-switching-concepts
12module 24 basics-switching-concepts12module 24 basics-switching-concepts
12module 24 basics-switching-conceptssetioariwibowo
 
Merancang bangun dan mengkonfigurasi wifi router
Merancang bangun dan mengkonfigurasi wifi routerMerancang bangun dan mengkonfigurasi wifi router
Merancang bangun dan mengkonfigurasi wifi routerregirolansa98
 
3. Protokol Jaringan Komputer.ppt
3. Protokol Jaringan Komputer.ppt3. Protokol Jaringan Komputer.ppt
3. Protokol Jaringan Komputer.pptMSyahidNurWahid
 
Rbj 3.15 description tingkat perusahaan
Rbj 3.15 description tingkat perusahaanRbj 3.15 description tingkat perusahaan
Rbj 3.15 description tingkat perusahaanAli Must Can
 
Merancang Bangun dan Menganalisa WAN
Merancang Bangun dan Menganalisa WANMerancang Bangun dan Menganalisa WAN
Merancang Bangun dan Menganalisa WANChyka Shandy
 
Lapisan Jaringan
Lapisan JaringanLapisan Jaringan
Lapisan JaringanAri FX
 
Vtp(server master)topologi real
Vtp(server master)topologi realVtp(server master)topologi real
Vtp(server master)topologi realFajar Rohmawan
 
Modul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdf
Modul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdfModul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdf
Modul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdfglobalkomputer
 
Tij smkn2 tanjung xi tkj
Tij smkn2 tanjung xi tkjTij smkn2 tanjung xi tkj
Tij smkn2 tanjung xi tkjHairil Rahman
 

Similar to Switching dan VLAN Dasar (20)

Jobsheet 3 basic vlan
Jobsheet 3 basic vlanJobsheet 3 basic vlan
Jobsheet 3 basic vlan
 
Materi Pembelajaran Switching & VLAN.pptx
Materi Pembelajaran Switching & VLAN.pptxMateri Pembelajaran Switching & VLAN.pptx
Materi Pembelajaran Switching & VLAN.pptx
 
TWAN BAB I.pdf
TWAN BAB I.pdfTWAN BAB I.pdf
TWAN BAB I.pdf
 
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STPLAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
 
MODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdf
MODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdfMODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdf
MODUL AJAR 3.1 MENGEVALUASI VLAN.pdf
 
Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)
Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)
Virtual Local Area Nnetwork (VLAN)
 
12module 24 basics-switching-concepts
12module 24 basics-switching-concepts12module 24 basics-switching-concepts
12module 24 basics-switching-concepts
 
Bridge & switch
Bridge & switchBridge & switch
Bridge & switch
 
Merancang bangun dan mengkonfigurasi wifi router
Merancang bangun dan mengkonfigurasi wifi routerMerancang bangun dan mengkonfigurasi wifi router
Merancang bangun dan mengkonfigurasi wifi router
 
3. Protokol Jaringan Komputer.ppt
3. Protokol Jaringan Komputer.ppt3. Protokol Jaringan Komputer.ppt
3. Protokol Jaringan Komputer.ppt
 
Rbj 3.15 description tingkat perusahaan
Rbj 3.15 description tingkat perusahaanRbj 3.15 description tingkat perusahaan
Rbj 3.15 description tingkat perusahaan
 
Merancang Bangun dan Menganalisa WAN
Merancang Bangun dan Menganalisa WANMerancang Bangun dan Menganalisa WAN
Merancang Bangun dan Menganalisa WAN
 
Virtual lan
Virtual lanVirtual lan
Virtual lan
 
Lapisan Jaringan
Lapisan JaringanLapisan Jaringan
Lapisan Jaringan
 
Vtp(server master)topologi real
Vtp(server master)topologi realVtp(server master)topologi real
Vtp(server master)topologi real
 
Modul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdf
Modul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdfModul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdf
Modul_CCNA_Bahasa_Indonesia.pdf
 
Spanning tree protocol
Spanning tree protocolSpanning tree protocol
Spanning tree protocol
 
Hierarchy Network Model
Hierarchy Network ModelHierarchy Network Model
Hierarchy Network Model
 
Vtp(server master)
Vtp(server master)Vtp(server master)
Vtp(server master)
 
Tij smkn2 tanjung xi tkj
Tij smkn2 tanjung xi tkjTij smkn2 tanjung xi tkj
Tij smkn2 tanjung xi tkj
 

More from Walid Umar

MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKAMATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKAWalid Umar
 
KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...
KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...
KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...Walid Umar
 
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...Walid Umar
 
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...Walid Umar
 
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021Walid Umar
 
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORPRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORWalid Umar
 
Konsep Computional Thinking
Konsep Computional ThinkingKonsep Computional Thinking
Konsep Computional ThinkingWalid Umar
 
my CV WALID UMAR
my CV WALID UMARmy CV WALID UMAR
my CV WALID UMARWalid Umar
 
Ebook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat CiscoEbook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat CiscoWalid Umar
 
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network EngineerTips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network EngineerWalid Umar
 
Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1Walid Umar
 
Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2Walid Umar
 
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019Walid Umar
 
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020Walid Umar
 
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020Walid Umar
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJWalid Umar
 

More from Walid Umar (20)

MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKAMATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
 
KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...
KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...
KUMPULAN SOAL LATIHAN DARI MODUL PROGRAM PROFESI GURU (PPG) TEKNIK KOMPUTER &...
 
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
 
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
 
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
 
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORPRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
 
Konsep Computional Thinking
Konsep Computional ThinkingKonsep Computional Thinking
Konsep Computional Thinking
 
my CV WALID UMAR
my CV WALID UMARmy CV WALID UMAR
my CV WALID UMAR
 
Ebook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat CiscoEbook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat Cisco
 
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network EngineerTips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
 
Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1
 
Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2
 
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
 
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
 
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Switching dan VLAN Dasar

  • 1.
  • 2. Daftar Isi Bagian 1 | Pendahuluan a. Deskripsi Modul Ajar b. Tujuan Pembelajaran c. Capaian Pembelajaran Bagian 2 | Uraian Materi 1 : Switching & VLAN a. Konsep Dasar Switching b. Konsep Dasar VLAN c. Fungsi & Fitur VLAN d. Jenis & Tipe VLAN e. Konfigurasi Dasar VLAN 1. Studi Kasus 1 : Konfigurasi VLAN Beginner (Cisco) 2. Studi Kasus 2 : Konfigurasi VLAN Intermediate (Cisco) 3. Studi Kasus 3 : Konfigurasi VLAN Advance (Cisco) Bagian 3 | Uraian Materi 2 : Routing (Static & Dynamic Routing) a. Konsep Dasar Routing Protocol b. Fungsi dan Manfaat Routing Protocol c. Konfigurasi Routing Protocol Static 1. Studi Kasus 1 : Routing Static Beginner (Mikrotik & Cisco) 2. Studi Kasus 2 : Routing Static Intermediate (Mikrotik & Cisco) 3. Studi Kasus 3 : Routing Static Advanced (Mikrotik & Cisco) Bagian 4 | Penutup a. Rangkuman b. Tes Formatif | Teori 1.1 Switching (Problem Based Learning) c. Tes Formatif | Praktikum 1.2 Switching (Project Based Learning) d. Tes Formatif | Teori 2.1 Routing (Problem Based Learning) e. Tes Formatif | Praktikum 2.2 Routing (Project Based Learning) f. Glossarium
  • 3. Bagian 1 | Pendahuluan a. Deskripsi Modul Ajar Pada Modul Materi Ajar ini akan diuraikan materi teori dan praktikum sesuai dengan KB2. Switching (VLAN) dan Routing (Static & Dynamic), pada modul ini akan dijelaskan secara terperinci tentang cara kerja dan konsep dari sebuah protocol layanan jaringan dan cara untuk membangun sebuah jaringan WAN dengan teknologi routing protocol dan switching dengan pendekatan Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis Masalah) yang sudah disesuaikan dengan studi kasus pada kondisi nyata. Proses pembelajaran akan menggunakan teknologi dari vendor jaringan terkenal seperti Cisco, yang tentunya banyak digunakan di Industri berbasis TI. Sehingga diharapkan buku / bahan ajar ini menjadi sebuah acuan / rujukan dalam proses pembelajaran switching dan routing berbasis problem based learning, buku ini akan membahas banyak studi kasus yang sesuai dengan pengalaman penulis didalam kondisi real dilapangan. Penulis berharap buku / bahan ajar ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya khusunya peserta didik, rekan guru dan praktisi dibidang Jaringan Komputer, dan jika terdapat kesalahan / kekeliruan didalam pembahasan, penulisan ataupun penjelasan diharapkan bisa memberikan masukkan yang bersifat membangun untuk buku / bahan ajar ini. Penulis Walid Umar
  • 4. b. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran pada Modul Bahan Ajar tentang Switching dan Routing ini adalah sebagai berikut : • Peserta didik dapat Menganalisis tentang konsep Switching dan Routing • Peserta didik dapat menerapkan dan mengimplementasikan konsep switching dan routing pada proses konfigurasi jaringan • Mengevaluasi alur dan proses konfigurasi switching dan routing • Menyelesaikan permasalahan yang terjadi didalam sebuah jaringan yang menerapkan Switching (VLAN) dan Routing • Menganalisa alur/Langkah troubleshooting terhadap masalah routing dan switching yang telah diselesaikan • Mengevaluasi proses berjalannya sebuah konfigurasi switching dan routing pada topologi jaringan • Peserta didik dapat menganalisis adanya permasalahan (anomaly) yang terjadi didalam sebuah jaringan yang mengimplementasikan teknologi switching dan routing. c. Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini diharapkan capaian pembelajaran siswa baik dari segi teori atau praktikum diharapkan dapat : • Mendesain sebuah topologi jaringan skala besar yang mengimplementasikan teknologi switching dan routing • Menganalisis dan mengevaluasi sebuah permasalahan pada jaringan yang mengimplementasikan teknologi switching dan routing • Menyelesaikan permasalahan jaringan yang terjadi pada konfigurasi switching dan routing
  • 5. Bagian 2 | Uraian Materi 1 : Switching & VLAN a. Konsep Dasar Switching Switching adalah sebuah proses yang berjalan diatas sebuah perangkat switch, yang berfungsi untuk membagi dan menghubungkan beberapa end device (pc/laptop/router/dll) kedalam sebuah segmen network. Gambar 1. Topologi Jaringan yang menggunakan Switch didalam komunikasi Secara umum switch dapat dikategorikan kedalam dua jenis/tipe sesuai dengan kegunaan dan fungsinya yaitu : Switch Managable (Smart Switch) dan Switch Unmanagable. Gambar 2. Switch Manage & Unmanage
  • 6. Pada prosesnya switching beroperasi pada Layer OSI ke 2 yaitu Data Link. Gambar 3. 7 Layer OSI Model “Layer 2 Switch Beroperasi” Jika berbicara Layer 2, itu berarti kita sedang berbicara tentang Data Link. Format data yang berjalan pada data link itu berformat Frame, tugas utama switch didalam proses forward paket frame dari end device satu ke yang lain menjadi salah satu factor utama yang menjadi switch layer 2 menjadi lebih efisien, karena switch sama sekali tidak melakukan modifikasi packet frame yang lewat, melainkan hanya membaca frame yang berisikan informasi tentang source mac address, dan meneruskan (forwarding) packet frame tersebut ke interface yang sesuai. Switch menggunakan integrated circuit (IC) yang dinamakan ASICs (Application Specific Integration Circuit) yang bertugas untuk membangun dan me-maintain tabel MAC address Sekali lagi, switch berbeda dengan hub. Switch memecah collision domain, sedangkan hub tidak. Setiap port, setiap interface, setiap koneksi memiliki bandwidth mereka sendiri, collision domain sendiri.
  • 7. Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh switch dibandingkan perangkat yang memiliki fungsi yang sama lainnya seperti bridge : • Switch bisa memiliki banyak port. • Buffer yang dimiliki switch jauh lebih besar dibanding bridge. • Semua port di bridge sama speednya, sedangkan switch bisa beragam seperti FastEthernet atau GigabitEthernet. • Kinerja jauh lebih cepat switch, Secara umum, switching mode ada 3 jenis. Bisa juga disebut internal processing : 1. Store-and-forward : Menyimpan dan memforward packet jika framenya sesuai 2. Cut-through : Langsung melakukan pembacaan destination mac address dari frame yang masuk dan selanjutnya melakukan forward frame sesuai dengan tujuannya 3. Fragment-free : bekerja seperti Cut-through, namun perbedaannya masih menunggu data frame yang masuk dan disimpan sebelum diteruskan ke mac address tujuan Sebelum switch memutuskan kearah mana frame tersebut akan dilempar (baca: forward), dia harus memiliki database terlebih dahulu. Data ini dimuat dalam sebuah tabel, selanjutnya akan disebut dengan Mac Address Table. Ada 3 fungsi utama switch 1. Learning Address : pada proses ini switch akan mencatat (store) perangkat yang terhubung, informasi yang dicatat adalah mac address dan portnya kedalam tabel mac address 2. Forward/Filter Decision : pada proses ini switch akan memberikan keputusan (decision) terhadap sebuah frame akan diforward atau difilter, jika sebuah PC melakukan broadcasting frame ke seluruh port, maka kita bisa menentukkan port yang bisa menerima dan bisa menolak sebuah frame paket tersebut. Switch#sh mac address-table Vlan Mac Address Type Ports ---- ----------- -------- ----- 1 0005.dccb.d74b DYNAMIC Fa0/1 1 000a.f467.9e80 DYNAMIC Fa0/3 1 000a.f467.9e8b DYNAMIC Fa0/4 1 000a.f467.9e8c DYNAMIC Fa0/3 1 0010.7b7f.c2b0 DYNAMIC Fa0/3 1 0030.80dc.460b DYNAMIC Fa0/3 1 0030.9492.a5dd DYNAMIC Fa0/1 1 00d0.58ad.05f4 DYNAMIC Fa0/1
  • 8. 3. Loop Avoidance : pada proses ini switch dapat mencegah terjadinya looping didalam sebuah jaringan, dengan memblokir paket yang masuk dari satu port atau beberapa port, sehingga looping tidak terjadi Secara umum Switch Managable terbagi kedalam dua jenis yaitu : • Switch Layer 2 “Dua” Yang beroperasi data link layer ada pada lapisan model OSI dimana switch dapat meneruskan paket dengan melihat MAC address tujuan, switch juga dapat melakukan fungsi bridge antara segmen-segmen LAN “Local Area Network” sebab switch mengirimkan paket-paket data dengan cara melihat alamat yang ditujunya tanpa mengetahui protokol jaringan yang dipakai. • Switch Layer 3 “Tiga” Berada pada Network layer yang ada pada lapisan model OSI dimana switch dapat meneruskan paket data menggunakan IP address. Switch layer 3 “tiga” sering disebut dengan switch routing ataupun switch multilayer. Switch Layer 2 dan Switch Layer 3 memiliki bentuk fisik yang hampir sama, sehingga dari segi fisik kita hampir tidak bisa membedakan antara keduanya. Perbedaan yang mendasar terletak pada bagian Cisco IOS yang digunakan, IOS pada Switch Layer 3 mendukung teknologi routing dan switching yang beroperasi di layer 2 dan 3 Gambar 4. Switch Layer 3 (kiri) – Switch Layer 2 (kanan)
  • 9. b. Konsep Dasar VLAN Sebelum memahami Virtual LAN, suatu pengertian khusus mengenai definisi suatu LAN diperlukan. Sebuah LAN meliputi semua piranti jaringan yang berada pada satu broadcast domain. Suatu broadcast domain meliputi sekelompok piranti jaringan yang terhubung dalam suatu jaringan LAN yang bisa mengirim frame broadcast, dan semua piranti lainnya dalam satu segmen LAN yang sama akan menerima salinan frame broadcast tersebut. jadi bisa dikatakan bahwa suatu jaringan LAN dan suatu broadcast domain pada prinsipnya adalah hal yang sama. Tanpa VLAN, sebuah Switch akan memperlakukan semua interface pada Switch tersebut berada pada broadcast domain yang sama – dengan kata lain, semua piranti yang terhubung ke Switch berada dalam satu jaringan LAN. Dengan adanya VLAN, sebuah switch bisa mengelompokkan satu atau beberapa interface (baca port) berada pada suatu VLAN sementara interface lainnya berada pada VLAN lainnya. Jadi pada dasarnya, Switch membentuk beberapa broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh Switch ini disebut virtual LAN. Satu atau beberapa switch manageable dapat membentuk suatu virtual LAN yang disebut sebuah broadcast domain. Sebuah Virtual LAN dibuat dengan memasukkan beberapa interface (port) kedalam suatu VLAN dan beberapa port lainnya berada pada VLAN lain. Gambar 5. Topologi Jaringan LAN
  • 10. VLAN atau dikenal dengan 802.1Q mengidentifikasi broadcast domain dengan symbol angka atau dikenal dengan istilah VLAN ID yang mencakup range 1 – 4094. Secara default seluruh device yang terkoneksi dengan switch managable terkoneksi dengan VLAN 1 sebagai VLAN Default. Gambar 6 : VLAN Default Jadi, daripada semua port dari sebuah Switch membentuk satu broadcast domain tunggal, sebuah Switch bisa memecah menjadi beberapa VLAN tergantung kebutuhan dan konfigurasi. Untuk membantu memahami apa itu VLAN, dua gambar dibawah bisa digunakan untuk memahaminya. Gambar 7 : Implementasi VLAN pada 1 Switch Managable
  • 11. Gambar 8 : Implementasi Switch pada 2 Switch Managable Pada gambar pertama ini dua buah Switch membentuk dua broadcast domain berbeda, masing-asing Switch membentuk dua broadcast domain. Dimana terdapat dua buah vlan dimasing-masing switch. Pengguna yang bisa berkomunikasi sesuai topologi diatas adalah hanya pengguna yang hanya berada pada 1 broadcast domain yang sama / vlan id yang sama. Jadi meskipun pengguna tersebut berada pada 1 fisik switch yang sama, tidak bisa saling berkomunikasi karena berbeda broadcast domain / VLAN ID Sesuai gambar diatas, Terdapat dua jenis interface yang terkoneksi antara switch, dikenal dengan istilah Trunking port, sedangkan port VLAN yang terhubung ke pengguna dikenal dengan access port. Beberapa vendor hardware jaringan yang mengimplementasikan VLAN menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk access port dan trunking port. Pada perangkat mikrotik menggunakan istilah Tagged Port (Trunking Port) dan Untagged Port (Access Port), perbedaan hanya terletak pada penggunaan nama, namun memiliki fungsi dan kegunaan yang sama, sesuai standar dot1q / 802.1q. c. Fungsi & Fitur VLAN Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan VLAN: • Security : keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya. • Cost reduction : penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya biaya yang mahal untuk upgrades jaringan dan efisiensi penggunaan bandwidth dan uplink yang tersedia.
  • 12. • Higher performance : pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan. • Broadcast storm mitigation : pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain. • Improved IT staff efficiency : VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama. • Simpler project or application management : VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan kondisi geografis. d. Jenis & Tipe VLAN Berdasarkan perbedaan pemberian membership VLAN terbagi menjadi lima, yaitu : • Port based : Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan beberapa VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk (VTP). • MAC based : Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada MAC Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap computer beserta kelompok VLAN tempat komputer itu berada. • Protocol based : Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan protokol (IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan. • IP Subnet Address based : Selaij bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN. • Authentication based : Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer menggunakan protokol 802.1x.
  • 13. e. Konfigurasi Dasar VLAN Studi kasus yang akan diimplementasikan pada modul ajar untuk implementasi konfigurasi VLAN akan menggunakan perangkat network simulator Cisco Packet Tracer, Cisco Packet Tracer bisa didownload secara resmi di website resmi Cisco Network Academy. 1. Studi Kasus 1 : Konfigurasi VLAN Beginner (Cisco) Pada Topologi berikut, administrator jaringan hanya perlu melakukan konfigurasi pada 1 Switch (uraian tahapan konfigurasi terlampir dibawah), dan melakukan konfigurasi IP Address static (manual) pada masing-masing PC (end device). Gambar 9. Topologi Konfigurasi VLAN Beginner Switch>enable Switch#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname Switching-Basic Switching-Basic(config)#do show vlan
  • 14. Switching-Basic(config)#vlan 100 Switching-Basic(config-vlan)#name kelompok_A Switching-Basic(config-vlan)#exit Switching-Basic(config)#vlan 200 Switching-Basic(config-vlan)#name kelompok_B Switching-Basic(config-vlan)#exit Switching-Basic(config)#do show vlan Switching-Basic(config)#int range fa0/1-2 Switching-Basic(config-if-range)#switchport access vlan 100 Switching-Basic(config-if-range)#exit Switching-Basic(config)#int range fa0/3-4 Switching-Basic(config-if-range)#switchport access vlan 200 Switching-Basic(config-if-range)#exit Switching-Basic(config)#do show vlan Setelah proses konfigurasi diatas dilakukan selanjutnya, admin jaringan hanya perlu melakukan konfigurasi ip address pada masing-masing PC secara manual, sesuai topologi konfigurasi diatas (uraian tahapan konfigurasi ip address dirincikan pada video tutorial dibawah).
  • 15. Gambar 10. Konfigurasi IP Address di PC Tahapan konfigurasi diatas dapat diimplementasi pada perangkat lunak network simulator atau bisa diimplementasikan pada perangkat Cisco secara real. Tutorial / tahapan konfigurasi dapat diakses melalui video berikut : https://youtu.be/jLmqfXw79Lc 2. Studi Kasus 2 : Konfigurasi VLAN Intermediate (Cisco) Pada topologi jaringan berikut, terdapat dua buah switch yang mengimplementasikan 2 VLAN yang sama yaitu VLAN 100 dan VLAN 200, untuk menghubungkan seluruh PC pada VLAN yang sama, namun berbeda switch, admin jaringan hanya perlu mengaktifkan konfigurasi Trunking Port pada kedua Switch Managable A dan B, sehingga kedua Jaringan VLAN 100 pada Switch A dan Switch B dapat saling terhubung, begitu juga dengan VLAN 200. Gambar 10. Topologi Konfigurasi VLAN Intermediate
  • 16. KONFIGURASI SWITCH A Switch>enable Switch#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname SWITCH_A SWITCH_A(config)#do show vlan SWITCH_A(config)#vlan 100 SWITCH_A(config-vlan)#name kelompok_A SWITCH_A(config-vlan)#exit SWITCH_A(config)#vlan 200 SWITCH_A(config-vlan)#name kelompok_B SWITCH_A(config-vlan)#exit SWITCH_A(config)#do show vlan SWITCH_A(config)#int range fa0/1-2 SWITCH_A(config-if-range)#switchport access vlan 100 SWITCH_A(config-if-range)#exit SWITCH_A(config)#int range fa0/3-4 SWITCH_A(config-if-range)#switchport access vlan 200 SWITCH_A(config-if-range)#exit SWITCH_A(config)#do show vlan
  • 17. KONFIGURASI SWITCH B Switch>enable Switch#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname SWITCH_B SWITCH_B(config)#do show vlan SWITCH_B(config)#vlan 100 SWITCH_B(config-vlan)#name kelompok_A SWITCH_B(config-vlan)#exit SWITCH_B(config)#vlan 200 SWITCH_B(config-vlan)#name kelompok_B SWITCH_B(config-vlan)#exit SWITCH_B(config)#do show vlan SWITCH_B(config)#int range fa0/1-2 SWITCH_B(config-if-range)#switchport access vlan 100 SWITCH_B(config-if-range)#exit SWITCH_B(config)#int range fa0/3-4 SWITCH_B(config-if-range)#switchport access vlan 200 SWITCH_B(config-if-range)#exit SWITCH_B(config)#do show vlan
  • 18. KONFIGURASI SWITCH A KONFIGURASI SWITCH B SWITCH_A(config)#int fa0/24 SWITCH_A(config-if)#switchport mode trunk SWITCH_B(config)#int fa0/24 SWITCH_B(config-if)#switchport mode trunk Tahapan konfigurasi diatas dapat diimplementasi pada perangkat lunak network simulator atau bisa diimplementasikan pada perangkat Cisco secara real. Tutorial / tahapan konfigurasi dapat diakses melalui video berikut : https://youtu.be/taXtvnEWLwM 3. Studi Kasus 3 : Konfigurasi VLAN Advance (Cisco) Pada topologi jaringan berikut, terdapat Switch Core, dan masing-masing lantai terdapat 1 buah router core dan switch core yang mendistribusikan 5 buah VLAN (10,20,30,40,50), proses implementasi konfigurasi dilakukan menggunakan teknologi trunking protocol VTP, dimana admin jaringan hanya perlu melakukan konfigurasi VLAN pada Switch Core dengan mode konfigurasi VTP Server. Sedangkan untuk switch pada masing-masing lantai hanya perlu mengaktifkan fitur VTP Client. Maka secara otomatis seluruh konfigurasi VLAN pada switch core akan didistribusikan secara otomatis ke switch pada seluruh lantai. Selanjutnya untuk router core, berfungsi untuk menghubungkan antara VLAN ID yang berbeda, dan mendistribusikan ip address otomatis ke semua lantai, hal ini mempermudah administrator, karena tidak perlu melakukan konfigurasi ip address secara manual pada computer client di seluruh lantai.
  • 19. Gambar 11. Topologi Konfigurasi VLAN Advance (Cisco) Device Perangkat Host IP Address Gateway Switch LAT 1 Direktur 192.168.10.0/28 (DHCP) 192.168.10.1 Staff 1 192.168.30.0/28 (DHCP) 192.168.30.1 Switch LAT 2 Manager 1 192.168.20.0/28 (DHCP) 192.168.20.1 Staff 2 192.168.30.0/28 192.168.30.1 SPV1 192.168.50.0/28 (DHCP) 192.168.50.1 Switch LAT 3 Guest 192.168.40.0/27 (DHCP) 192.168.40.1 SPV2 192.168.50.0/28 (DHCP) 192.168.50.1 Manager 2 192.168.20.0/28 (DHCP) 192.168.20.1 Router Core Gi0/0.10 192.168.10.1/28 as DHCP Server Gi0/0.20 192.168.20.1/28 as DHCP Server Gi0/0.30 192.168.30.1/28 as DHCP Server Gi0/0.40 192.168.40.1/27 as DHCP Server Gi0/0.50 192.168.50.1/27 as DHCP Server
  • 20. Router Core Router_core> enable Router_core# configure terminal Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0 Router_core(config)# no shutdown Router_core(config)# exit Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.10 Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 10 Router_core(config-subif)# ip address 192.168.10.1 255.255.255.240 Router_core(config-subif)# exit Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.20 Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 20 Router_core(config-subif)# ip address 192.168.20.1 255.255.255.240 Router_core(config-subif)# exit Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.30 Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 30 Router_core(config-subif)# ip address 192.168.30.1 255.255.255.240 Router_core(config-subif)# exit Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.40 Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 40 Router_core(config-subif)# ip address 192.168.40.1 255.255.255.224 Router_core(config-subif)# exit Router_core(config)# interface GigabitEthernet0/0.50 Router_core(config-subif)# encapsulation dot1Q 50 Router_core(config-subif)# ip address 192.168.50.1 255.255.255.240 Router_core(config-subif)# exit Router_core(config)# ip dhcp pool 10 Router_core(dhcp-config)# network 192.168.10.0 255.255.255.240 Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.10.1 Router_core(dhcp-config)# exit Router_core(config)# ip dhcp pool 20 Router_core(dhcp-config)# network 192.168.20.0 255.255.255.240 Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.20.1 Router_core(dhcp-config)# exit Router_core(config)# ip dhcp pool 30 Router_core(dhcp-config)# network 192.168.30.0 255.255.255.240 Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.30.1 Router_core(dhcp-config)# exit Router_core(config)# ip dhcp pool 40 Router_core(dhcp-config)# network 192.168.40.0 255.255.255.224 Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.40.1 Router_core(dhcp-config)# exit Router_core(config)# ip dhcp pool 50 Router_core(dhcp-config)# network 192.168.50.0 255.255.255.240 Router_core(dhcp-config)# default-router 192.168.50.1 Router_core(dhcp-config)# exit
  • 21. Switch Core Switch>en Switch#conf t Switch(config)#hostname SWITCH_CORE SWITCH_CORE(config)#vlan 10 SWITCH_CORE(config-vlan)#name DIREKTUR SWITCH_CORE(config-vlan)#exit SWITCH_CORE(config)#vlan 20 SWITCH_CORE(config-vlan)#name MANAGER SWITCH_CORE(config-vlan)#exit SWITCH_CORE(config)#vlan 30 SWITCH_CORE(config-vlan)#name STAFF SWITCH_CORE(config-vlan)#exit SWITCH_CORE(config)#vlan 40 SWITCH_CORE(config-vlan)#name GUEST SWITCH_CORE(config-vlan)#exit SWITCH_CORE(config)#vlan 50 SWITCH_CORE(config-vlan)#name SPV SWITCH_CORE(config-vlan)#exit SWITCH_CORE(config)#vtp mode server Device mode already VTP SERVER. SWITCH_CORE(config)#vtp domain tki Changing VTP domain name from NULL to tki SWITCH_CORE(config)#vtp password tki Setting device VLAN database password to tki SWITCH_CORE#configure terminal SWITCH_CORE(config)#int gi0/1 SWITCH_CORE(config-if)#switchport mode trunk SWITCH_CORE(config-if)#exit SWITCH_CORE(config)#int gi0/2 SWITCH_CORE(config-if)#switchport mode trunk SWITCH_CORE(config-if)#exit Switch Lantai 1 Switch> Switch>en Switch#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname SWITCH_LAT1 SWITCH_LAT1(config)#vtp mode client Setting device to VTP CLIENT mode. SWITCH_LAT1(config)#vtp domain tki Domain name already set to tki. SWITCH_LAT1(config)#vtp password tki Setting device VLAN database password to tki SWITCH_LAT1(config)#int gi0/1 SWITCH_LAT1(config-if)#switchport mode trunk SWITCH_LAT1(config-if)#exit SWITCH_LAT1(config)#int gi0/2 SWITCH_LAT1(config-if)#switchport mode trunk SWITCH_LAT1(config-if)#exit SWITCH_LAT1(config)#int fa0/1 SWITCH_LAT1(config-if)#switchport access vlan 40 SWITCH_LAT1(config-if)#exit SWITCH_LAT1(config)#int fa0/2 SWITCH_LAT1(config-if)#switchport access vlan 50 SWITCH_LAT1(config-if)#exit SWITCH_LAT1(config)#int fa0/3 SWITCH_LAT1(config-if)#switchport access vlan 20 SWITCH_LAT1(config-if)#exit
  • 22. Switch Lantai 2 Switch> Switch>en Switch#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname SWITCH_LAT2 SWITCH_LAT2(config)#vtp mode client Setting device to VTP CLIENT mode. SWITCH_LAT2(config)#vtp domain tki Domain name already set to tki. SWITCH_LAT2(config)#vtp password tki Setting device VLAN database password to tki SWITCH_LAT2 (config)#int gi0/1 SWITCH_LAT2(config-if)#switchport mode trunk SWITCH_LAT2(config-if)#exit SWITCH_LAT2(config)#int gi0/2 SWITCH_LAT2(config-if)#switchport mode trunk SWITCH_LAT2(config-if)#exit SWITCH_LAT2(config)#int fa0/1 SWITCH_LAT2(config-if)#switchport access vlan 20 SWITCH_LAT2(config-if)#exit SWITCH_LAT2(config)#int fa0/2 SWITCH_LAT2(config-if)#switchport access vlan 30 SWITCH_LAT2(config-if)#exit SWITCH_LAT2(config)#int fa0/3 SWITCH_LAT2(config-if)#switchport access vlan 50 SWITCH_LAT2(config-if)#exit Switch Lantai 3 Switch> Switch>en Switch#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname SWITCH_LAT3 Switch(config)#int gi0/1 Switch(config-if)#switchport mode trunk Switch(config-if)#exit Switch(config)#vtp mode client Setting device to VTP CLIENT mode. Switch(config)#vtp domain tki Domain name already set to tki. Switch(config)#vtp password tki Setting device VLAN database password to tki Switch(config)#int fa0/1 Switch(config-if)#switchport access vlan 10 Switch(config-if)#exit Switch(config)#int fa0/2 Switch(config-if)#switchport access vlan 30 Switch(config-if)#exit Tahapan konfigurasi diatas dapat diimplementasi pada perangkat lunak network simulator atau bisa diimplementasikan pada perangkat Cisco secara real. Tutorial / tahapan konfigurasi dapat diakses melalui video berikut : https://youtu.be/CrRBv9PFceE
  • 23. Bagian 3 | Uraian Materi 2 : Routing a. Konsep Dasar Routing Protocol Routing adalah sebuah proses yang berjalan pada Layer ke 3 OSI, yang bertujuan untuk menghubungkan antara segmen network yang berbeda. Secara umum proses routing berjalan pada perangkat yang kita kenal dengan Router. Seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, Dengan PC kita dapat membuat sebuah perangkat router, dengan syarat memiliki 2 atau lebih interface jaringan (NIC), dua atau lebih interface jaringan ini berfungsi untuk mengkoneksikan antara dua jaringan yang menggunakan network address yang berbeda. Secara umum Routing dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk memilih jalur (path) yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan, panjang datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan jalur terpendek (shortest path) dan jalur terbaik (best path).
  • 24. Terdapat 2 bentuk routing, yaitu: • Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway. • Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju. Disekitar kita tentunya kita sudah pernah menggunakan / memanfaatkan fitur routing, seperti Ketika kita mengakses internet, maka kita tentunya menggunakan proses routing, proses routing terjadi pada perangkat modem ISP yang kita gunakan. Contoh lain Ketika kita mengaktifkan fitur hotspot (tethering) pada smartphone kita, pada kondisi tersebut tanpa sadar kita telah menjalankan fungsi routing. Jenis Routing • Routing Default adalah untuk mengirim paket secara manual. Ini sering digunakan dalam jaringan yang hanya memiliki satu output atau hanya dapat digunakan secara lokal. • Static Routing adalah router dengan kabel routing statis yang pengaturannya diatur secara manual oleh administrasi jaringan. • Dynamic Routing adalah router yang secara otomatis membuat tabel routing dengan membaca lalu lintas jaringan dan tentu saja berinteraksi dengan router lain.
  • 25. b. Fungsi dan Manfaat Routing Protocol Routing sangat penting untuk dipelajari karena berguna untuk mengetahui dasar jaringan. Dengan mempelajari routing, Anda bisa mengkonfigurasikan 2 buah router atau lebih agar bisa saling terhubung dan mengirim pesan ping antar satu dengan lainnya. Jadi bisa dibilang Routing sangat berguna fungsinya untuk komputer saat ini. Dengan proses routing sebuah komputer bisa menyampaikan pesan dan mengirim data secara tepat ke komputer lain yang jauh jaraknya. Tanpa adanya routing saat ini kita tidak bisa terhubung atau berkomunikasi melalui jaringan internet Didalam routing kita dikenalkan dengan teknologi routing table, routing tabel berfungsi untuk menyimpan seluruh informasi penting tentang sebuah network yang terhubung langsung (direct connect) atau yang tidak terhubung langsung (routing connect). Adapun fungsi dari tabel routing didalam jaringan adalah sebagai berikut : ▪ Memberikan informasi mengenai jalur mana yang harus dilewati oleh sebuah paket data Fungsi tabel routing yang pertama adalah agar router mengetahui informasi mengenai jalur atau rute mana saja yang harus dilewati oleh sebah paket data. Hal ini tentu saja sangat penting, karena kondisi rute yang dipilih akan mempengaruhi banyak hal dalam pengiriman sebuah paket data. Misalnya saja kecepatan transfer, ataupun kecepatan koneksi yang dimiliki. Dengan adanya tabel routing, maka setiap router baik static maupun dinamis akan mengetahui jalur mana yang harus dilewati. Hal ini bisa diibaratkan dengan perjalanan jarak jauh dengan menggunakan kendaraan. Apabila sudah memilki peta (analogi dari tabel routing), maka kita pun akan menjadi lebih mudah dalam mencapai tujuan kita. • Menutup atau membuka jalur dari sebuah paket data Tabel routing juga memiliiki fungsi untuk membuka dan juga menutup jalur yang akan digunakan. Misalnya, ketika ada jalur baru yang akan dibuka untuk dilewati paket data, maka tabel routing akan dirubah, sehingga nantinya router akan mengirimkan paket data meewati jalur yang abru. Begitu pula sebaliknya. Apabila tabel routing memiliki konfigurasi untuk menutup salah satu jalur, maka router tidak akan mengirimkan paket data menuju jalur yang sudah ditutup dalam tabel routing tersebut. Karena itu, tabel routing sangat penting fungsinya dalam proses routing.
  • 26. • Membantu router dalam melakukan konfigurasi dari alamat IP route Tabel routing nantinya juga akan berisi konfigurasi dari jalur yang akan dilewati oleh paket data. Dengan adanya tabel routing ini, maka router akan lebih mudah dalam mengkonfigurasi IP route yang harus dituju. • Mencegah terjadinya kesalahan pengiriman paket data Dengan fungsi tabel routing yang membantu melakukan proses konfigurasi dari IP Route, maka hal ini tentu saja akan membantu proses pengiriman paket data mengalami kesalahan kirim. Router akan mengirimkan paket data sesuai dengan alamat IP route yang sudah ada di dalam tabel routing, sehingga hal ini akan menghindari terjadinya kesalahan dalam melakukan proses pengiriman atau transmisi data. c. Konfigurasi Routing Protocol Static 1. Studi Kasus 1 : Routing Static Beginner (Cisco) Pada studi kasus pada topologi berikut terdapat dua buah router, yang memiliki network LAN, masing-masing router saling terhubung menggunakan network 192.168.0.0/30, dan jaringan LAN pada router terhubung menggunakan 192.168.10.0/29 dan 192.168.20.0/29, Langkah awal penyelesaian adalah dengan melakukan konfigurasi ip address pada masing- masing router dan PC, dan selanjutnya melakukan konfigurasi routing dengan perintah ip route.
  • 27. Router SMK_A Router>enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname SMK_A SMK_A(config)#int gi0/0 SMK_A(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.248 SMK_A(config-if)#no shutdown %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up SMK_A(config-if)#exit SMK_A(config)#int gi0/1 SMK_A(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.252 SMK_A(config-if)#no shutdown %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/1, changed state to up SMK_A(config)#exit SMK_A#show ip route 192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1 L 192.168.0.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1 192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.10.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0 L 192.168.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0 SMK_A#configure terminal SMK_A(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.248 192.168.0.2 SMK_A(config)#do show ip route Gateway of last resort is not set 192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1 L 192.168.0.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1 192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.10.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0 L 192.168.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0 192.168.20.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.20.0/29 [1/0] via 192.168.0.2 Router SMK_B Router>en Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname SMK_B SMK_B(config)#int gi0/0/0 SMK_B(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.248 SMK_B(config-if)#no shutdown SMK_B(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0/0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0/0, changed state to up SMK_B(config-if)#exit SMK_B(config)#int gi0/0/1 SMK_B(config-if)#ip address 192.168.0.2 255.255.255.252 SMK_B(config-if)#no shutdown %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0/1, changed state to up
  • 28. SMK_B(config-if)#exit SMK_B(config)#exit SMK_B# SMK_B#show ip route 192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1 L 192.168.0.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1 192.168.20.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.20.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0 L 192.168.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0 SMK_B#configure terminal SMK_B(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.248 192.168.0.1 SMK_B(config)#do sh ip route 192.168.0.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.0.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1 L 192.168.0.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/1 192.168.10.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.10.0/29 [1/0] via 192.168.0.1 192.168.20.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.20.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0 L 192.168.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0/0 Selanjutnya, lakukan konfigurasi ip address pada perangkat Laptop0 dan PC0 sesuai dengan yang ditentukkan pada topologi. Setelah melakukan konfigurasi ip address, pada masing-masing PC dan Laptop. Berikut adalah preview hasil ujicoba menggunakan tools PING, sebelum melakukan proses routing, dan setelah dilakukan konfigurasi routing static.
  • 29. Panduan konfigurasi routing static pada studi kasus diatas, dapat diimplementasikan menggunakan cisco packet tracer, video tahapan konfigurasi dapat diakses melalui youtube melalui tautan berikut : https://youtu.be/UnPL2bnPshg Sebelum konfigurasi Routing Static Setelah konfigurasi Routing Static
  • 30. 2. Studi Kasus 2 : Routing Static Intermediate (Cisco) Pada Studi kasus yang ke dua ini kita akan melakukan konfigurasi routing static dengan router yang berjumlah 3 buah, masing-masing router terhubung dengan jaringan local LAN. Tugas kita sebagai administrator adalah menghubungkan seluruh jaringan LAN, sehingga dapat saling berkomunikasi. Total network yang ada pada topologi dibawah berjumlah 5 network, dimana 5 network ini akan kita konfigurasi routing static. Router SMK_1 Router>en Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname SMK_1 SMK_1(config)#int gi0/2 SMK_1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.248 SMK_1(config-if)#no shutdown %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/2, changed state to up SMK_1(config-if)#exit SMK_1(config)#int gi0/0 SMK_1(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252 SMK_1(config-if)#no shutdown SMK_1(config)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up SMK_1(config-if)#exit SMK_1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.10.2 SMK_1(config)#ip route 10.10.20.0 255.255.255.252 10.10.10.2 SMK_1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.10.2 SMK_1(config)#do show ip route 10.0.0.0/8 is variably subnetted, 3 subnets, 2 masks C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0 L 10.10.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0 S 10.10.20.0/30 [1/0] via 10.10.10.2 192.168.1.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.1.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2 L 192.168.1.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2 192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.10.2 192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.10.2
  • 31. Router SMK_2 Router>en Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname SMK_2 SMK_2(config)#int gi0/0 SMK_2(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252 SMK_2(config-if)#no shutdown %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0, changed state to up SMK_2(config-if)#exit SMK_2(config)#int gi0/1 SMK_2(config-if)#ip address 10.10.20.1 255.255.255.252 SMK_2(config-if)#no shutdown %LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/1, changed state to up SMK_2(config-if)#exit SMK_2(config)#int gi0/2 SMK_2(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.248 SMK_2(config-if)#no shutdown %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/2, changed state to up SMK_2(config-if)#exit SMK_2(config)# SMK_2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.10.1 SMK_2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.20.2 SMK_2(config)#do show ip route 10.0.0.0/8 is variably subnetted, 4 subnets, 2 masks C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0 L 10.10.10.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0 C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1 L 10.10.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1 192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.10.1 192.168.2.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.2.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2 L 192.168.2.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2 192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.20.2 Router SMK_3 Router> Router>en Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname SMK_3 SMK_3(config)#int gi0/1 SMK_3(config-if)#ip address 10.10.20.2 255.255.255.252 SMK_3(config-if)#no shutdown %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/1, changed state to up SMK_3(config-if)#exit SMK_3(config)#int gi0/2 SMK_3(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.248 SMK_3(config-if)#no shutdown
  • 32. SMK_3(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/2, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/2, changed state to up SMK_3(config-if)#exit SMK_3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.20.1 SMK_3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.20.1 SMK_3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 10.10.20.1 SMK_3(config)#do sh ip route 10.0.0.0/8 is variably subnetted, 3 subnets, 2 masks S 10.10.10.0/30 [1/0] via 10.10.20.1 C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1 L 10.10.20.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1 192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.20.1 192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.20.1 192.168.3.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.3.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2 L 192.168.3.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2 Panduan konfigurasi routing static pada studi kasus diatas, dapat diimplementasikan menggunakan cisco packet tracer, video tahapan konfigurasi dapat diakses melalui youtube melalui tautan berikut : https://youtu.be/c8ei_V6hwLQ
  • 33. 3. Studi Kasus 3 : Routing Static Advanced (Cisco) Pada Studi kasus topologi berikut hampir mirip dengan topologi pada studi kasus ke dua, perbedaannya terletak pada tersedianya rute network alternatif, dimana pada topologi ini kita akan menentukkan rute primary dan rute backup menggunakan konfigurasi routing static. Pada uraian text konfigurasi hanya akan ditampilkan proses konfigurasi routing static dengan pengaturan distance, distance yang bernilai paling kecil adalah rute utama. Router SMK1 SMK1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.10.2 ? <1-255> Distance metric for this route SMK1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.10.2 1 SMK1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.30.2 10 SMK1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.30.2 1 SMK1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.10.2 10 SMK1(config)#ip route 10.10.20.0 255.255.255.252 10.10.10.2 1 SMK1(config)#ip route 10.10.20.0 255.255.255.252 10.10.30.2 2 SMK1(config)#do show ip route 10.0.0.0/8 is variably subnetted, 5 subnets, 2 masks C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0 L 10.10.10.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0 S 10.10.20.0/30 [1/0] via 10.10.10.2 C 10.10.30.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1 L 10.10.30.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1 192.168.1.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.1.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2 L 192.168.1.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2 192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.10.2 192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.30.2 Router SMK2 SMK2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.10.1 1 SMK2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.20.2 10 SMK2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.20.2 1 SMK2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.248 10.10.10.1 10 SMK2(config)#ip route 10.10.30.0 255.255.255.252 10.10.10.1 1 SMK2(config)#ip route 10.10.30.0 255.255.255.252 10.10.20.2 10 SMK2(config)#exit
  • 34. SMK2#show ip route 10.0.0.0/8 is variably subnetted, 5 subnets, 2 masks C 10.10.10.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0 L 10.10.10.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0 C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1 L 10.10.20.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1 S 10.10.30.0/30 [1/0] via 10.10.10.1 192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.10.1 192.168.2.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.2.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2 L 192.168.2.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2 192.168.3.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.3.0/29 [1/0] via 10.10.20.2 Router SMK3 SMK_3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.20.1 1 SMK_3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 10.10.30.1 10 SMK_3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.30.1 1 SMK_3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 10.10.20.1 10 SMK_3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 10.10.20.1 1 SMK_3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 10.10.30.1 10 SMK_3#sh ip route 10.0.0.0/8 is variably subnetted, 5 subnets, 2 masks S 10.10.10.0/30 [1/0] via 10.10.20.1 C 10.10.20.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/1 L 10.10.20.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1 C 10.10.30.0/30 is directly connected, GigabitEthernet0/0 L 10.10.30.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0 192.168.1.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.1.0/29 [1/0] via 10.10.30.1 192.168.2.0/29 is subnetted, 1 subnets S 192.168.2.0/29 [1/0] via 10.10.20.1 192.168.3.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks C 192.168.3.0/29 is directly connected, GigabitEthernet0/2 L 192.168.3.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/2 Panduan konfigurasi routing static pada studi kasus diatas, dapat diimplementasikan menggunakan cisco packet tracer, video tahapan konfigurasi dapat diakses melalui youtube melalui tautan berikut : https://youtu.be/KZISm_x-NXQ
  • 35. Bagian 4 | Penutup • Rangkuman • Switching adalah sebuah proses yang berjalan diatas sebuah perangkat switch, yang berfungsi untuk membagi dan menghubungkan beberapa end device (pc/laptop/router/dll) kedalam sebuah segmen network. • Switch menggunakan integrated circuit (IC) yang dinamakan ASICs (Application Specific Integration Circuit) yang bertugas untuk membangun dan me-maintain tabel MAC address Sekali lagi, switch berbeda dengan hub. Switch memecah collision domain, sedangkan hub tidak. Setiap port, setiap interface, setiap koneksi memiliki bandwidth mereka sendiri, collision domain sendiri. • Store-and-forward : Menyimpan dan memforward packet jika framenya sesuai • Cut-through : Langsung melakukan pembacaan destination mac address dari frame yang masuk dan selanjutnya melakukan forward frame sesuai dengan tujuannya • Fragment-free : bekerja seperti Cut-through, namun perbedaannya masih menunggu data frame yang masuk dan disimpan sebelum diteruskan ke mac address tujuan • Learning Address : pada proses ini switch akan mencatat (store) perangkat yang terhubung, informasi yang dicatat adalah mac address dan portnya kedalam tabel mac address • Forward/Filter Decision : pada proses ini switch akan memberikan keputusan (decision) terhadap sebuah frame akan diforward atau difilter, jika sebuah PC melakukan broadcasting frame ke seluruh port, maka kita bisa menentukkan port yang bisa menerima dan bisa menolak sebuah frame paket tersebut • Loop Avoidance : pada proses ini switch dapat mencegah terjadinya looping didalam sebuah jaringan, dengan memblokir paket yang masuk dari satu port atau beberapa port, sehingga looping tidak terjadi • Switch Layer 2 “Dua” Yang beroperasi data link layer ada pada lapisan model OSI dimana switch dapat meneruskan paket dengan melihat MAC address tujuan, switch juga dapat melakukan fungsi bridge antara segmen-segmen LAN “Local Area Network” sebab switch mengirimkan paket-paket data dengan cara melihat alamat yang ditujunya tanpa mengetahui protokol jaringan yang dipakai. • Switch Layer 3 “Tiga” Berada pada Network layer yang ada pada lapisan model OSI dimana switch dapat meneruskan paket data menggunakan IP address. Switch layer 3 “tiga” sering disebut dengan switch routing ataupun switch multilayer.
  • 36. • VLAN atau dikenal dengan 802.1Q mengidentifikasi broadcast domain dengan symbol angka atau dikenal dengan istilah VLAN ID yang mencakup range 1 – 4094. Secara default seluruh device yang terkoneksi dengan switch managable terkoneksi dengan VLAN 1 sebagai VLAN Default. • Routing adalah sebuah proses yang berjalan pada Layer ke 3 OSI, yang bertujuan untuk menghubungkan antara segmen network yang berbeda. Secara umum proses routing berjalan pada perangkat yang kita kenal dengan Router • Secara umum Routing dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk memilih jalur (path) yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan, panjang datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan jalur terpendek (shortest path) dan jalur terbaik (best path). • Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway. • Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju. • Routing Default adalah untuk mengirim paket secara manual. Ini sering digunakan dalam jaringan yang hanya memiliki satu output atau hanya dapat digunakan secara lokal. • Static Routing adalah router dengan kabel routing statis yang pengaturannya diatur secara manual oleh administrasi jaringan. • Dynamic Routing adalah router yang secara otomatis membuat tabel routing dengan membaca lalu lintas jaringan dan tentu saja berinteraksi dengan router lain • Routing sangat penting untuk dipelajari karena berguna untuk mengetahui dasar jaringan. Dengan mempelajari routing, Anda bisa mengkonfigurasikan 2 buah router atau lebih agar bisa saling terhubung dan mengirim pesan ping antar satu dengan lainnya. Jadi bisa dibilang Routing sangat berguna fungsinya untuk komputer saat ini. Dengan proses routing sebuah komputer bisa menyampaikan pesan dan mengirim data secara tepat ke komputer lain yang jauh jaraknya. Tanpa adanya routing saat ini kita tidak bisa terhubung atau berkomunikasi melalui jaringan internet
  • 37. • Tes Formatif | Teori 1.1 Switching (Problem Based Learning) Perhatikan dan amati topologi Jaringan yang telah mengimplementasikan teknologi VLAN Trunking berikut : Topologi jaringan diatas adalah topologi yang sudah mengimplementasikan VLAN dan Encapsulation Routing. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pada topologi tersebut : 1. Setelah topologi diatas, telah diimplementasikan, VLAN 10 dan VLAN 20 masih belum bisa terhubung, uraikan langkah-langkah solusi yang perlu dilakukan… 2. Berapakah ip address gateway yang perlu di konfigurasi pada perangkat PC0 dan PC1 pada vlan 10 ??? 3. Tuliskan konfigurasi yang perlu diketikkan untuk mengaktifkan interface virtual encapsulation pada router diatas ??? 4. Lakukan analisis tentang fungsi dan manfaat router yang ada pada topologi tersebut ??? 5. Lakukan analisis dan uraikan konfigurasi yang perlu di tambahkan pada Switch dan Router, Ketika kita ingin menambahkan VLAN 30 dan VLAN 40 ??? 6. Jelaskan dan uraikan konfigurasi antara jenis konfigurasi port vlan Access Port dan Trunking Port sesuai uraian topologi diatas ???
  • 38. • Tes Formatif | Praktikum 1.2 Switching (Project Based Learning) Perhatikan topologi jaringan berikut yang mengimplementasikan VLAN, dimana terdapat dua buah site jaringan yang terhubung dengan Switch manageable yang menghubungkan dua gedung, masing-masing Switch memiliki konfigurasi VLAN yang sama, yang terdiri dari VLAN 10, VLAN 20, dan VLAN 30. Tugas anda sebagai administrator adalah 1. lakukan konfigurasi VLAN pada masing-masing Switch. 2. Lakukan konfigurasi port access sesuai dengan ketentuan topologi 3. Lakukan konfigurasi trunking port pada port yang menghubungkan antara switch 1 dan switch 2 pada masing-masing Gedung Untuk menyelesaikan project tersebut, Buatlah video penyelesaian konfigurasi untuk topologi berikut :
  • 39. • Tes Formatif | Teori 2.1 Routing (Problem Based Learning) Perhatikan topologi konfigurasi routing berikut, diketahui terdapat 3 router yang menghubungkan 4 network address yaitu : 202.46.129.0/24, 172.15.1.0/24, 10.10.10.0/24 dan 192.168.100.0/24, tugas anda sebagai administrator adalah menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada topologi dibawah sesuai dengan permasalahan berikut : 1. Seluruh PC didalam jaringan diatas, perlu dilakukan konfigurasi ip address, namun administrator tidak bisa melakukan konfigurasi tersebut secara manual, solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mengaktifkan fitur ip dynamic pada router. Uraikan Langkah-langkah pemecahan masalah tersebut….. 2. Client pada network 172.15.1.0/24, tidak bisa terhubung dengan router dan client lainnya, jelaskan dan uraikan Langkah-langkah solusi dari permasalahan tersebut….. 3. Subnetmask yang digunakan oleh Network Router1 dan Router0 terlalu besar yaitu terdiri dari 254 host, sedangkan yang terhubung hanya dua host, hal ini dinilai tidak efektif oleh tim audit jaringan di perusahaan tersebut. Sebagai admin yang bertanggung jawab pada network tersebut. Uraikan solusi dari permasalahan penggunaan subnetmask yang dinilai boros dari network tersebut…. 4. Jika ditambahkan rute jaringan baru yang menghubungkan antara Router1 dan Router2, uraikan dan evaluasi hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh anda sebagai administrator jaringan, untuk penambahan tersebut….
  • 40. • Tes Formatif | Praktikum 2.2 Routing (Project Based Learning) Perhatikan topologi jaringan berikut yang mengimplementasikan konfigurasi Routing, dimana terdapat 4 Network LAN dan 4 Buah Router yang menghubungkan seluruh network. Tugas anda sebagai administrator adalah 1. Lakukan konfigurasi IP Address yang proporsional sesuai kebutuhan host pada seluruh router pada topologi tersebut 2. Lakukan konfigurasi IP Address pada pada masing-masing PC sesuai dengan network masing-masing router 3. Lakukan Konfigurasi Routing Static pada seluruh router, dengan Jumlah 7 Network address 4. Lakukan pengujian konfigurasi pada masing-masing PC menggunakan tools ping dan tracert pada masing-masing client untuk memastikan seluruh network terkoneksi dengan baik. Untuk menyelesaikan project tersebut, Buatlah video penyelesaian konfigurasi untuk topologi berikut :
  • 41. Daftar Pustaka • Keyword “Routing” & “Switching” - https://youtube.com/c/walidumar • Keyword “Routing” & “Switching” - https://walidumar.my.id • Keyword “Routing” & “Switching” - https://walidumar.wordpress.com • Sumber Gambar : https://www.facebook.com/belajarkonfig