SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
 Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan
oleh Nicole dan Manceaux tahun
1908 pada limfa dan hati hewan pengerat
Ctenodactylus gundi diTunisia Afrika dan
pada seekor kelinci di Brazil.
 Lebih lanjut Mello pada tahun 1908
melaporkan protozoa yang sama pada anjing
di Italia.
 Pada tahun 1970, ditemukan secara serentak
di beberapa negara bahwaT.
gondii ternyata memproduksi ookista di
dalam tubuh kucing.
 Di Indonesia toksoplasmosis mulai diteliti
pakar ilmu kesehatan pada tahun1972 baik
pada manusia ataupun pada hewan (Sasmita,
1989).
 Toxoplasma gondii memiliki
tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk
proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan
ookista (berisi sporozoit).
 Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung
yang runcing dan ujung lain agak membulat.
 Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan
mempunyai
 selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit
dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan
golgi .
 Tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak
berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes
perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia
dan kucing sebagal hospes definitif. Takizoit ditemuKan
pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh.
 Di otak bentuk kista lonjong atau bulat,
tetapi di dalam otot bentuk kista
mengikuti bentuk sel otot.
Kista ini merupakan stadium istirahat dariT.
gondii.
 Menurut Levine (1990), pada infeksi kronis
kista dapat ditemukan dalam jaringan
organ tubuh dan terutama di otak.
 Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-
11 mikron.
 Ookista mempunyai dinding, berisi satu
sporoblas yang membelah menjadi dua
sporoblas.
 Pada perkembangan selanjutnya ke dua
sporoblas membentuk dinding dan menjadi
sporokista.
 Masing-masing sporokista tersebut berisi 4
sporozoit yang berukuran 8 x2 mikron dan
sebuah benda residu (Frenkel, 1989 ; Levine,
1990).
 D u n i a : Animalia
 Sub Dunia : Protozoa
 F i l u m : Apicomplexa
 K e l a s : Sporozoasida
 Sub Kelas : coccidiasina
 B a n g s a : Eucoccidiorida
 Sub Bangsa : Eimeriorina
 S u k u : Sarcocystidae
 M a r g a :Toxoplasma
 J e n is :Toxoplasma gondii.
 Didalam usus kecil kucing sporozoit menembus sel
epitel dan tumbuh menjadi trofozoit.
 Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga
terbentuk skizon.
 Skizonmatang pecah dan menghasilkan banyak
merozoit (skizogoni).
 Daur aseksual inidilanjutkan dengan daur seksual.
 Merozoit masuk ke dalam sel epitel dan membentuk
makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi
makrogamet danmikrogamet (gametogoni).
 Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang
akan dikeluarkan bersama tinja kucing.
 Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan
berkembang membentuk dua sporokista yang
masing-masing berisi empat sporozoit(sporogoni) .
 ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi,
sapi dan tikus serta ayam atau burung, maka di dalam
tubuh hospes perantara akan terjadi daur aseksual
yang menghasilkan takizoit.
 Takizoit akan membelah, kecepatan membelah
takizoit ini berkurang secara berangsur kemudian
terbentuk kista yang mengandung bradizoit.
 Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada
infeksi menahun (infeksi laten).
 Bila kucing sebagai hospes definitif makan
hospes perantara yang terinfeksi maka berbagai
stadium seksual di dalam sel epitel usus muda
akan terbentuk lagi.
 Jika hospes perantara yang dimakan kucing
mengandung kistaT. gondii, maka masa
prepatennya 2 -3 hari.
 Tetapi bila ookista tertelan langsung oleh
kucing, maka masa prepatennya 20 -24 hari.
Dengan demikian kucing lebih mudah terinfeksi
oleh kista dari pada oleh ookista (Cox, 1982 ;
Levine, 1990)
 Makan daging mentah atau kurang rnasak yang
mengandung kista T. gondii, termakan atau tertelan
bentuk ookista dari tinja kucing, rnisalnya bersarna
buah-buahan dan sayur sayuran yang terkontaminasi.
Juga mungkin terinfeksi melalui.
 transplantasi organ tubuh dari donor penderita
toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum
pernah terinfeksiT. gondii.
 Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum
suntik dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi
oleh T. gondii. Infeksi kongenital. Terjadi intra uterin
melalui plasenta (WHO, 1979 ; Levine, 1990).
 Sesuai dengan cara penularan dan gejala
klinisnya,toksoplasmosis dapat dikelompokkan
atas: toksoplasmosis akuisita (dapatan) dan
toksoplasmosis kongenital.
 Baik toksoplasmosis dapatan maupun
kongenital sebagian besar asimtomatis atau
tanpa gejala. Keduanya dapat bersifat akut dan
kemudian menjadi kronik atau laten.
 Gejala yang nampak sering tidak spesifik dan
sulit dibedakan dengan penyakit lain.
 Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh
dunia. Infeksi terjadi, di mana ada kucing
yang mengeluarkan ookista bersama
tinjanya.
 Ookista ini adalah bentuk yang infektif dan
dapat menular pada manusia atau hewan
lain.
 Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10
juta ookista sehari selama 2 minggu.
 Di dalam tanah yang lembab dan teduh, ookista
dapat hidup lama sampai lebih dari satu tahun.
sedangkan tempat yang terkena sinar matahari
langsung dantanah kering mudah mati.
 Bila di sekitar rumah tidak ada tanah,kucing
akan berdefekasi di lantai atau tempat lain, di
mana ookista bisa hidup cukup lama bila tempat
tersebut lembab.
 Cacing tanah mencampur ookista di tanah,
kecoa dan lalat dapat menjadi vektor
mekanik yang dapat memindahkan ookista
dari tanah atau lantai ke makanan.
 Ookista ini dapat hidup lebih dari satu tahun
di tanah yang lembab.
 Bila ookista tertelan oleh tikus, tikus
terinfeksi dan akan terbentuk kista dalam
otot dan otaknya.
 Bila tikus dimakan oleh kucing, maka kucing
akan tertular lagi.
 Bila ookista ini tertelan oleh manusia atau
hewan lain, maka akan terjadi infeksi.
 PenyebaranToxoplasma gondii sangat luas,
hampir di seluruh dunia,termasuk Indonesia
baik pada manusia maupun pada hewan.
 Sekitar 30% dari penduduk Amerika Serikat
positif terhadap pemeriksaan serologis, yang
menunjukkan pernah terinfeksi pada suatu
saat dalam masa hidupnya.
 Kontak yang sering terjadi dengan hewan
terkontaminasi atau dagingnya, dapat
dihubungkan dengan adanya prevalensi yang
lebih tinggi di antara dokter
hewan,mahasiswa kedokteran hewan,
pekerja di rumah potong hewan dan orang
yang menangani dagig mentah seperti juru
masak (Konishi dkk., 1987).
 Di jaga terjadinya infeksi pada kucing, yaitu
dengan memberi makanan yang matang
sehingga kucing tidak berburu tikus atau
burung.
 Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan
ookista yang berada di dalam tanah, dapat
diusahakan mematikan ookista dengan bahan
kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam
bentuk larutan serta air panas 70o C yang
disiramkan pada tinja kucing (Remington &
Desmont, 1982 ; Siegmund, 1979).
 Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu
yang gemar berkebun, juga petani sebaiknya
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
 Sayur mayur yang dimakan sebagai lalapan
harus dicuci bersih.
 Makanan yang matang harus di tutup rapat.
 Kista jaringan dalam hospes perantara
(kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber
infeksi dapat dimusnahkan dengan
memasaknya sampai 66 oC
 Ibu yang memasak, jangan mencicipi
hidangan daging yang belum matang.
 Setelah memegang daging mentah(tukang
jagal, penjual daging, tukang masak)
sebaiknya cuci tangan+sabun.
 paling penting dicegah adalah terjadinya
toksoplasmosis kongenital, karena anak yang
lahir cacat dengan retardasi mental dan
gangguan motorik, merupakan beban
masyarakat.
 lebih dari 50 % toksoplasmosis kongenital
diakibatkan infeksi primer pada trimester
terakhir kehamilan (Wilson dan Remington,
1980). abortus.(21-24 minggu).
 Pencegahan dengan obat-obatan, diduga
menderita infeksi primer.
 Vaksin untuk manusia belum tersedia sampai
saat ini.
 Trikomoniasis merupakan penyakit menular
seksual (PMS) yang disebabkan parasit
uniselluler Trichomonas vaginalis
(T.vaginalis).
 Walaupun trikomoniasis merupakan PMS
yang tersering namun data tentang
prevalensi dan insidens sangat kurang
dijumpai.
 infeksi menular seksual akibat trikomoniasis
terjadi pada wanita dan laki-laki.
 Parasit ini dapat ditemukan pada vagina,
urethra, kantong kemih atau saluran
parauretral. (Handsfield, 2001)
 Trofozoit T.vaginalis berbentuk oval dengan
panjang 7 µm hingga 23µ dan memiliki 5 flagella
dan undulating membrane.
 Intinya berbentuk oval dan terletak di bagian
atas tubuhnya, dan di bagian belakang ada
blepharoblast sebagai tempat keluarnya empat
buah flagella yang berjuntai bebas dan
melengkung di ujungnya sebagai alat geraknya
yang ‘maju-mundur’.
.
 Flagella kelimanya melekat ke undulating
membrane dan menjuntai ke belakang.
 Bawah membrannya terdapat costa yaitu
suatu cord yang mantap, berfilamen dan
berfungsi untuk menjaga undulating
membrane.
 Juga mempunyai axostyle yang terdapat
pada sitoplasmanya yang berfungsi sebagai
tulang.
 Habitat T.vaginalis adalah pada vagina wanita,
prostat dan vesikel seminal laki-laki serta
urethra wanita dan laki-laki. Ia hanya hidup pada
fase trofozoit yaitu bentuk infektifnya.
 Perkembangbiakannya adalah melalui
pembelahan diri.
 Trichomanas ini cepat mati pada suhu 50 0C dan
jika pada 0 0C dapat bertahan sampai 5 hari.
Masa inkubasi 4 – 28 hari serta
pertumbuhannya baik pada pH 4,9 – 7,5 (Parija,
2004).
 Laki-laki lebih bersifat asimptomatik sering
terabaikan.
 Wanita yang simptomatik, trikomoniasis
dapat menyebabkan vulvo-vaginits dan
urethritis. Gejala yang timbul pada wanita
pengeluaran sekret tubuh berwarna kuning
kehijauan dan berbau, menimbulkan iritasi
atau rasa gatal.
 Trikomoniasis pada laki-laki yang
simptomatik akan mengalami irritasi
penis, penegeluaran cairan atau perasaan
terbakar setelah berkemih atau ejekulasi.
 Diagnosa trikomoniasis ditegakkan melalui
gejala klinis namun menjadi sulit apabila
pasiennya asimptomatik.
 dilakukan pemeriksaan mikroskopik yaitu
secara langsung yang dilakukan dengan
membuat sediaan dari sekret vagina.
 Tidak berganti pasangan.
 Tidak berhubungan intim dengan penderita.

More Related Content

What's hot

Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanImunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Ima Septia
 
siklus hidup plasmodium
siklus hidup plasmodiumsiklus hidup plasmodium
siklus hidup plasmodium
Nurul Iqra
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
akmallala
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77
sinupid
 
Makalah nematoda
Makalah nematoda Makalah nematoda
Makalah nematoda
R Januari
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambiense
ganish anggraeni
 

What's hot (20)

Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanImunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
 
Usus converted
Usus convertedUsus converted
Usus converted
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
siklus hidup plasmodium
siklus hidup plasmodiumsiklus hidup plasmodium
siklus hidup plasmodium
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Siklus hidup dan jenis plasmodium penyebab penyakit malaria
Siklus hidup dan jenis plasmodium penyebab penyakit malariaSiklus hidup dan jenis plasmodium penyebab penyakit malaria
Siklus hidup dan jenis plasmodium penyebab penyakit malaria
 
Pengenalan parasitologi
Pengenalan parasitologiPengenalan parasitologi
Pengenalan parasitologi
 
Bahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthesBahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthes
 
Cacing nematoda usus
Cacing nematoda ususCacing nematoda usus
Cacing nematoda usus
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
Makalah nematoda
Makalah nematoda Makalah nematoda
Makalah nematoda
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambiense
 
Print full
Print fullPrint full
Print full
 
Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2
 
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan ParasitologiPPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
PPT Parasit Kelompok IV Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi
 

Similar to Toxoplasma gondii

Similar to Toxoplasma gondii (20)

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Paper toksoplasmosis pdf
Paper toksoplasmosis pdfPaper toksoplasmosis pdf
Paper toksoplasmosis pdf
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Toxoplasma.pptx
Toxoplasma.pptxToxoplasma.pptx
Toxoplasma.pptx
 
Makalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisMakalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopis
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
 
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptxAschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Lalat tsets1
Lalat tsets1Lalat tsets1
Lalat tsets1
 
PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20
 
Biologi - Sporozoa
Biologi - SporozoaBiologi - Sporozoa
Biologi - Sporozoa
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthes
 
Makalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppMakalah Multiceps spp
Makalah Multiceps spp
 
nematoda
nematodanematoda
nematoda
 

Toxoplasma gondii

  • 1.
  • 2.  Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan oleh Nicole dan Manceaux tahun 1908 pada limfa dan hati hewan pengerat Ctenodactylus gundi diTunisia Afrika dan pada seekor kelinci di Brazil.  Lebih lanjut Mello pada tahun 1908 melaporkan protozoa yang sama pada anjing di Italia.
  • 3.  Pada tahun 1970, ditemukan secara serentak di beberapa negara bahwaT. gondii ternyata memproduksi ookista di dalam tubuh kucing.  Di Indonesia toksoplasmosis mulai diteliti pakar ilmu kesehatan pada tahun1972 baik pada manusia ataupun pada hewan (Sasmita, 1989).
  • 4.  Toxoplasma gondii memiliki tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit).
  • 5.  Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat.  Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai  selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi .  Tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal hospes definitif. Takizoit ditemuKan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh.
  • 6.
  • 7.  Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi di dalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot. Kista ini merupakan stadium istirahat dariT. gondii.  Menurut Levine (1990), pada infeksi kronis kista dapat ditemukan dalam jaringan organ tubuh dan terutama di otak.
  • 8.  Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9- 11 mikron.  Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas.  Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista.  Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x2 mikron dan sebuah benda residu (Frenkel, 1989 ; Levine, 1990).
  • 9.  D u n i a : Animalia  Sub Dunia : Protozoa  F i l u m : Apicomplexa  K e l a s : Sporozoasida  Sub Kelas : coccidiasina  B a n g s a : Eucoccidiorida  Sub Bangsa : Eimeriorina  S u k u : Sarcocystidae  M a r g a :Toxoplasma  J e n is :Toxoplasma gondii.
  • 10.  Didalam usus kecil kucing sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh menjadi trofozoit.  Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga terbentuk skizon.  Skizonmatang pecah dan menghasilkan banyak merozoit (skizogoni).  Daur aseksual inidilanjutkan dengan daur seksual.  Merozoit masuk ke dalam sel epitel dan membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi makrogamet danmikrogamet (gametogoni).  Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama tinja kucing.
  • 11.  Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan berkembang membentuk dua sporokista yang masing-masing berisi empat sporozoit(sporogoni) .  ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi dan tikus serta ayam atau burung, maka di dalam tubuh hospes perantara akan terjadi daur aseksual yang menghasilkan takizoit.  Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit ini berkurang secara berangsur kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit.  Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten).
  • 12.
  • 13.  Bila kucing sebagai hospes definitif makan hospes perantara yang terinfeksi maka berbagai stadium seksual di dalam sel epitel usus muda akan terbentuk lagi.  Jika hospes perantara yang dimakan kucing mengandung kistaT. gondii, maka masa prepatennya 2 -3 hari.  Tetapi bila ookista tertelan langsung oleh kucing, maka masa prepatennya 20 -24 hari. Dengan demikian kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista dari pada oleh ookista (Cox, 1982 ; Levine, 1990)
  • 14.  Makan daging mentah atau kurang rnasak yang mengandung kista T. gondii, termakan atau tertelan bentuk ookista dari tinja kucing, rnisalnya bersarna buah-buahan dan sayur sayuran yang terkontaminasi. Juga mungkin terinfeksi melalui.  transplantasi organ tubuh dari donor penderita toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum pernah terinfeksiT. gondii.  Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh T. gondii. Infeksi kongenital. Terjadi intra uterin melalui plasenta (WHO, 1979 ; Levine, 1990).
  • 15.  Sesuai dengan cara penularan dan gejala klinisnya,toksoplasmosis dapat dikelompokkan atas: toksoplasmosis akuisita (dapatan) dan toksoplasmosis kongenital.  Baik toksoplasmosis dapatan maupun kongenital sebagian besar asimtomatis atau tanpa gejala. Keduanya dapat bersifat akut dan kemudian menjadi kronik atau laten.  Gejala yang nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lain.
  • 16.  Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh dunia. Infeksi terjadi, di mana ada kucing yang mengeluarkan ookista bersama tinjanya.  Ookista ini adalah bentuk yang infektif dan dapat menular pada manusia atau hewan lain.
  • 17.  Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta ookista sehari selama 2 minggu.  Di dalam tanah yang lembab dan teduh, ookista dapat hidup lama sampai lebih dari satu tahun. sedangkan tempat yang terkena sinar matahari langsung dantanah kering mudah mati.  Bila di sekitar rumah tidak ada tanah,kucing akan berdefekasi di lantai atau tempat lain, di mana ookista bisa hidup cukup lama bila tempat tersebut lembab.
  • 18.  Cacing tanah mencampur ookista di tanah, kecoa dan lalat dapat menjadi vektor mekanik yang dapat memindahkan ookista dari tanah atau lantai ke makanan.
  • 19.  Ookista ini dapat hidup lebih dari satu tahun di tanah yang lembab.  Bila ookista tertelan oleh tikus, tikus terinfeksi dan akan terbentuk kista dalam otot dan otaknya.  Bila tikus dimakan oleh kucing, maka kucing akan tertular lagi.  Bila ookista ini tertelan oleh manusia atau hewan lain, maka akan terjadi infeksi.
  • 20.  PenyebaranToxoplasma gondii sangat luas, hampir di seluruh dunia,termasuk Indonesia baik pada manusia maupun pada hewan.  Sekitar 30% dari penduduk Amerika Serikat positif terhadap pemeriksaan serologis, yang menunjukkan pernah terinfeksi pada suatu saat dalam masa hidupnya.
  • 21.  Kontak yang sering terjadi dengan hewan terkontaminasi atau dagingnya, dapat dihubungkan dengan adanya prevalensi yang lebih tinggi di antara dokter hewan,mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan orang yang menangani dagig mentah seperti juru masak (Konishi dkk., 1987).
  • 22.  Di jaga terjadinya infeksi pada kucing, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga kucing tidak berburu tikus atau burung.  Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70o C yang disiramkan pada tinja kucing (Remington & Desmont, 1982 ; Siegmund, 1979).
  • 23.  Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar berkebun, juga petani sebaiknya mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.  Sayur mayur yang dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih.  Makanan yang matang harus di tutup rapat.  Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66 oC
  • 24.  Ibu yang memasak, jangan mencicipi hidangan daging yang belum matang.  Setelah memegang daging mentah(tukang jagal, penjual daging, tukang masak) sebaiknya cuci tangan+sabun.  paling penting dicegah adalah terjadinya toksoplasmosis kongenital, karena anak yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik, merupakan beban masyarakat.
  • 25.  lebih dari 50 % toksoplasmosis kongenital diakibatkan infeksi primer pada trimester terakhir kehamilan (Wilson dan Remington, 1980). abortus.(21-24 minggu).  Pencegahan dengan obat-obatan, diduga menderita infeksi primer.  Vaksin untuk manusia belum tersedia sampai saat ini.
  • 26.  Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan parasit uniselluler Trichomonas vaginalis (T.vaginalis).  Walaupun trikomoniasis merupakan PMS yang tersering namun data tentang prevalensi dan insidens sangat kurang dijumpai.
  • 27.  infeksi menular seksual akibat trikomoniasis terjadi pada wanita dan laki-laki.  Parasit ini dapat ditemukan pada vagina, urethra, kantong kemih atau saluran parauretral. (Handsfield, 2001)
  • 28.  Trofozoit T.vaginalis berbentuk oval dengan panjang 7 µm hingga 23µ dan memiliki 5 flagella dan undulating membrane.  Intinya berbentuk oval dan terletak di bagian atas tubuhnya, dan di bagian belakang ada blepharoblast sebagai tempat keluarnya empat buah flagella yang berjuntai bebas dan melengkung di ujungnya sebagai alat geraknya yang ‘maju-mundur’.
  • 29. .
  • 30.  Flagella kelimanya melekat ke undulating membrane dan menjuntai ke belakang.  Bawah membrannya terdapat costa yaitu suatu cord yang mantap, berfilamen dan berfungsi untuk menjaga undulating membrane.  Juga mempunyai axostyle yang terdapat pada sitoplasmanya yang berfungsi sebagai tulang.
  • 31.  Habitat T.vaginalis adalah pada vagina wanita, prostat dan vesikel seminal laki-laki serta urethra wanita dan laki-laki. Ia hanya hidup pada fase trofozoit yaitu bentuk infektifnya.  Perkembangbiakannya adalah melalui pembelahan diri.  Trichomanas ini cepat mati pada suhu 50 0C dan jika pada 0 0C dapat bertahan sampai 5 hari. Masa inkubasi 4 – 28 hari serta pertumbuhannya baik pada pH 4,9 – 7,5 (Parija, 2004).
  • 32.
  • 33.  Laki-laki lebih bersifat asimptomatik sering terabaikan.  Wanita yang simptomatik, trikomoniasis dapat menyebabkan vulvo-vaginits dan urethritis. Gejala yang timbul pada wanita pengeluaran sekret tubuh berwarna kuning kehijauan dan berbau, menimbulkan iritasi atau rasa gatal.
  • 34.  Trikomoniasis pada laki-laki yang simptomatik akan mengalami irritasi penis, penegeluaran cairan atau perasaan terbakar setelah berkemih atau ejekulasi.
  • 35.  Diagnosa trikomoniasis ditegakkan melalui gejala klinis namun menjadi sulit apabila pasiennya asimptomatik.  dilakukan pemeriksaan mikroskopik yaitu secara langsung yang dilakukan dengan membuat sediaan dari sekret vagina.
  • 36.  Tidak berganti pasangan.  Tidak berhubungan intim dengan penderita.