SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Memahami Pola Kerja Otak dan Saraf Kranial
Nur Habibah, Farah Adiba N.M., Zahrotul Maghfiro
*Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Universitas Negeri Malang
Abstrak: Kemajuan di bidang neuroscience dan Human Genome
Mapping telah mengungkap banyak informasi tentang struktur dan
kinerja otak manusia dan potensi genetiknya. Manusia memiliki
keberbakatan yang jamak yang luar biasa yang membedakannya dengan
hewan, meliputi aspek intelektual, moral, sosial, bahasa, dexterity, dan
emosi. Otak manusia mengandung lebih dari satu milyar sel syaraf otak
(neuron) dan hampir satu triliun sel glia. Setiap neuron tersebut dapat
membentuk jaringan dengan dua puluh ribu neuron lainnya, sehingga
membentuk trilyunan kombinasi yang siap memproses informasi yang
tak terhingga. Otak tersusun oleh korteks, medula, dan batang otak yang
membentuk satu kesatuan (triune), membentuk manusia seutuhnya yang
memiliki kemampuan heart, head, dan hand yang tinggi. Belahan kanan
dan kiri dengan jembatan korpus kolosum membentuk reaktor otak
(cerebreactor), fisi dan fusi, yang memungkinkan proses berfikir
tingkat tinggi. Bahkan kini ditengarahi bahwa konstelasi otak manusia
mampu mencapai puncak spiritualitas yang ditengarahi sebagai
gelombang keempat peradaban manusia. Hasil-hasil penelitian
neuroscience tersebut memiliki implikasi dalam dunia pendidikan.
Pendidikan harus mampu menstimulasi otak sehingga membuka
gembok-gembok biune dan triune dan memfungsikan cerebreactor-nya.
Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, eksploratif, divergen, dan
reflektif diperlukan untuk mengembangkan fungsi otak secara optimal.
Key Word: pola kerja otak, saraf kranial
STRUKTUR EKSTERNA OTAK
Pada umumnya, batang otak digunakan sebagai istilah untuk medulla
oblongata (mielensefalon), pons (metensefalon), dan otak tengah (mesensefalon).
Pons dan medulla oblongata bersama-sama juga disebut sebagai otak belakang
(rombensefalon).
Batang otak memanjang dari
persilangan traktus piramidalis ke atas ke
tingkat traktus optikus, dan pada
perjalanannya dari kiasma ke korpis
genikulatum lateral, melingkupi krura serebri
otak tengah. Sebuah sulkus horizontal
menandai sambungan pontoserebelar. Sulkus
yang serupa terdapat pada tempat di mana pedunkulus otak tengah bertemu dengan
tepi rostral dari pons. Sisi dorsal batang otak hanya dapat dilihat setelah mengangkat
serebelum yang memperlihatkan dua tunggul yang agak besar dari massa serat yang
menghubungkan batang otak dengan serebelum. Massa ini dibagi menjadi tiga
kelompok. Pedunkel serebelar superior menghubungkan serebelum dan otak tengah.
Kebanyakan serat-seratnya meninggalkan nucleus dentatum dan nucleus serebelar
lainnya, menyeberang garis tengah pada sambungan pons dan otak tengah, dan
terutama berhubungan dengan nucleus ruber kontralateral. Pendukel serebelar medial
membawa serat pontoserebelar dari neuron bagian kontralateral basis pons. Neuron-
neuron ini adalah penerima impuls dari berkas serat kortikopontin, yang berjalan
kebawah melalui kapsula interna. Jadi, neuron ini adalah neuron kedua dari
sambungan antara korteks serebral dan serebelar. Pendukel serebelar inferior
membawa serat asenden ke korteks serebelar.
MEDULA OBLONGATA
Struktur ini panjangnya sekita 2,5 cm sampai 3 cm. Struktur longitudinal,
meninggi, seperti tongkat pada setiap sisisulkus medianus
adalah pyramid. Struktur ini dibangun dari traktus
kortikospinalis desenden; sehingga jaras motorik ini juga
disebut sebagai traktus piramidalis. Pada otak tengah,
traktus ini berjalan melalui bagian tengah pendukel
bersama-sama dengan berkas serat kortikopontin. Pada
pons, traktrus ini berjalan melalui basis dan tersembunyi
bila dipandang dari luar oleh nucleipontis dan serat-serat yang menyeberang, yang
mengelilingi traktus itu. tetapi pada medulla oblongata, seperti juga piramida traktus
ini letaknya superficial, membuatnya menjadi rentan di bawah kondisi tertentu.
Nukleus olivarius inferior merupakan tetangga alami dari pyramid. Nucleus
ini terpisah dari pyramid oleh sulki anterior lateral atau ventrolateral. Saraf
hipoglosus keluar dari sulki ini dengan beberapa rootlets di sepanjang permukaan
oliva inferior. Saraf Hipoglosus (XII) dan abdusens (VI), troklearis (IV), dan
okulumotorius (III), berhubungan erat dengan radiks motorik anterior dari medulla
spinalis. Nukleusnya berkembang dari lempeng basal dari mana kornu anterior
medulla spinalis juga berasal. Nukleus-nukleus ini secara khas terletak pada masing-
masing sisi garis tengah, dekat ventrikel keempat dan akuaduktus.
Beberapa saraf kranialis dapat terlihat pada pandangan latelar medulla
oblongata. Yang paling kaudal adalah saraf asesorius (XI), yang terbentuk dari
sejumlah rootlets kecil. Beberapa dari rootlets ini berasal dari medulla spinalis bagian
servikalis, sehingga bagian servikal saraf tersebut harus berjalan naik melalui
foramen magnum untuk mengambil rootlets medular. Kemudian berjalan saraf vagus
(X) dan glosofaringeus (IX). Pada sudut sambungan pontomedular, yang juga disebut
sebagai sudut serebelopontin, saraf vestibulokoklearis (VIII) memasuki batang otak.
Sisi dorsal dari medulla oblongata memperlihatkan tiga protuberansia yang
terletak secara simetris pada setiap sisi garis tengah. Yang paling lateral disebut
tuberkulum sinereum. Tuberkulum ini berasal dari nucleus spinalis dan traktus saraf
trigemminus dibawahnya. Penonjolan ini disebabkan oleh nucleus kuneatus yang
segera diikuti oleh nucleus grasilis. Struktur-strukturini mebentuk batas kaudal dari
lantai ventrikel keempat, yang karena bentuknya, juga disebut sebagai fosa
romboideus. Di sini, batas antara medulla oblongata dan pons, secarakasar ditandai
oleh stria medular yang berjalan menyeberang lantai ventrikel keempat. Serat-serat
bermielin ini adalah akson nucleus arkuata. Perluasan ke kaudal dari nucleus basis
pons ini, membentuk separuh kerangka yang mengelilingi traktus piramidalis. Serat-
serat ini berjalan ke dorsal dekat dengan garis tengah, dan setelah mencapai ventrikel
keempat, memasuki pendukel serebelar inferior. Di bawah stria ini dan ke masing-
masing sisi garis tengah, terdapat trigonum saraf vagus dan hipoglosus. Lebih ke
latera;. Penggelembungan ringan dihasilkan oleh nucleus vestibularis. Dekat ujung
kaudal ventrikel keempat, area postrema membentuk peninggian kecil bilateral. Ini
pada tingkat foramen magendie. Foramen Luschka terletak pada sudut pontomedular,
tepat di bawah saraf vestibulokoklearis.
PONS
Istilah pons (jembatan) diciptakan oleh Varolio (1543-1575) karena di ventral
struktur ini menghubungkan dua hemisfer serebelar dan menjembatani ventrikel
keempat. Protrusi seperti perut dihasilkan oleh basis pons. Di sini, serat kortikopontin
berakhir secara ipsilateral pada neuron nucleus pontin (neuron kedua), akson yang
menyeberangi garis tengah dan berlanjut ke korteks serebelar kontralateral. Basis juga
mengandung traktus piramidalis pada setiap sisi garis tengah. Sulkus longitudinal
yang dangkal, membagi basis pons menjadi dua secara simetris. Sulkus ini tidak
disebabkan oleh arteri basilaris; tetapi agaknya, peninggian masing-masing sisi garis
tengah disebabkan oleh traktus piramidalis terputus akibat lesi, akan terjadi infark
yang menghancurkan kapsula interna, bagian distal dari traktus menjadi atrofi dan
peninggian ipsilateral dari pons menghilang. Pada medulla oblongata, pyramid
ipsilateral menjadi kecil dan atrofi.
Di lateral, serat-serat tranversal dari basis pons membentuk pedunkel pontin.
Tunggul dari saraf trigeminus (V) terletak apda bagian rostral pedunkel, dimana serat
muncul dari basis pons. Kebanyakan serat-serat adalah sensorik dan datang dari
neuron Gasseri ganglion trigeminalis. Berkas serat motorik kecil yang melekat ke
bagian dorsal tunggul saraf dan mensuplai otot-otot pengunyah, berasal dari
tegmentum pons, seperti juga saraf abdusens (VI) dan saraf fasialis (VII). Saraf-saraf
ini muncul dari sambungan pontomendular: saraf abdusens dekat garis tengah dan
antara pons dan pyramid, sedangkan saraf fasialis lebih lateral di depan saraf
vestibule-auditorius. Jika dilihat dari belakang daerah pons berlanjut dari tingkat stria
medular ke saraf troklearis (IV). Di atas stria medular dan pada setiap sisi garis
tengah, terdapat peninggian sirkumskripta dari lantai ventrikel keempat, yang
disebabkan oleh internal knee dari serat-serat saraf fasialis.
OTAK TENGAH
Secara sisi ventralnya, otak tengah ditandai secara khas oleh pendukel serebri
yang terdiri dari traktus serat kortikopontin dan kortikospinal, pada waktu
meninggalkan kapsula interna pada setiap sisi posterior ke tingkat korpus mamilare.
Di antara pendukel-pendukel ada fosa interpendunkularis. Saraf okulomotorius (III)
muncul dari otak tengah pada setiap sisi garis tengah bagian kaudal dari fosa. Saraf
troklearis (IV) berbeda dari semua saraf kranialis dalam dua hal: (1) saraf troklearis
muncul dari sisi dorsal otak tengah, dan (2) saraf troklearis menyilang pada bagian
rostral velum medular superior, tepat sebelum meninggalkan otang tengah. Saraf-
saraf berbelok memutari sisi dorsal dan lateral dari sambungan pontomesensefalik
dan berlajut ke lateral dari pendukel serebral, dalam perjalannya ke sinus kavernosus.
Saraf-saraf ini berjalan di bawah tingkat tepi tentorium. Tektum, atau atap dari otak
tengah, dibentuk oleh lempeng kuadrigeminal, yang dibagi menjadi dua kolikuli
superior menerima rangsangan optic, dan kolikuli inferior rangsangan akustik.
SARAF KRANIAL
Klasifikasi fungsional dari saraf kranialis lebih rumit, karena beberapa dari
saraf tersebut berhubungan dengan organ sensorik khusus yang sangat tinggi, dan
melayani fungsi seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan. Saraf-
saraf kranialis lainnya adalah brankiomerik (V, VI, IX, X dan XI), dan serat
eferennya mempersarafi otot yang berasal dari arkus brankialis.
Tipe serat-serat di bawah ini, ditemukan pada saraf kranialis:
1. Serat aferen somatic (mengirim rasa nyeri, suhu, raba, tekanan, dan
propioseptif melalui reseptor pada kulit, sendi, tendon, dan lain-lain)
2. Serat otonom (visceral) aferen, mengirim impuls (nyeri) dari visera
3. a) serat somatic aferen special, mengirim impuls dari reseptor special (mata,
telinga) b) serat visceral aferen special, mengirim impuls pengecapan dan
penciuman.
4. Serat somatic eferen umum, mempersarafi otot-otot skelet (III, IV, VI, XII)
5. Serat eferen visceral, mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar
parasimpatik seperti juga simpatik.
6. Serat eferen brankiomerik special, mempersarafi otot-otot yang berasal dari
arkus brankialis (V untuk otot-otot dari arkus pertama, VII untuk otot-otot
dari arkus kedua, IX untuk otot-otot dari arkus ketiga, X dan XI untuk otot-
otot dari arkus keempat dan selanjutnya)
Sistem Olfaktorius (I)
Dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius, sistem ini terdiri
dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal; fila olfaktoria;
bulbus olfaktorius; traktus olfaktorius; korteks pada lobus temporal unkus dan area
subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.
Mukosa olfaktorius menutupi daerah seluas kurang lebih 2 cm2
pada atap tiap
kavum nasi dan meluas kea rah konka nasalis superior dan septum nasi. Sel sensorik
kecil dan sel-sel penunjuanganya, tersebar pada epitel olfaktori khusus kelas tinggi.
Kelenjar Bowman juga terletak di sini, menghasilkan cairan serosa, yang juga disebut
mucus olfaktoeius, dan bahan aromatic mungkin menjadi larutan. Sel-sel sensorik
merupakan neuron bipolar. Prosesus perifernya berakhir pada permukaan epitel
dalam bentuk rambut-rambut olfaktorius pendek. Prosesus sentralis lebih halus.
Beratus-ratus prosesus sentralis bergabung membentuk fasikulus yang tidak
bermielin, yaitu filum olfaktorius. Pada setiap sisi lebih kurang terdapat 20 filum;
yang berjalan melalui foramen dalam lempeng kribiformis tulang etmoidalis dan ber
hubungan dengan bulbus olfaktorius. Filum tersebut adalah pendahulu dari saraf
olfaktorius, dan dipercaya mempunyai kecepatan konduksi yang paling lambat dari
semua saraf.
Bulbus olfaktorius adalah bagian yang menonjol dari otak. Merupakan tempat
dari sinaps atau dendrit sel mitral yang rumit, sel tufted dan sel granular. Jadi, sel
olfaktorius bipolar adalah neuron pertama dalam sistem penciuman, sel mitral dan sel
tufted dari bulbus olfaktorius mewakili neuron kedua. Akson dari neuron-neuron ini
membangun traktus olfaktorius, yang pada tiap sisi terletak dari girus rekti di atas
sulkus olfaktorius. Di depan subtansi anterior yang berlubang-lubang, dimana
pembuluh darah korpus striatum keluar dan masuk, traktus olfaktorius membentuk
trigonum olfaktorius, dan setiap traktus memecah ke dalam stria medial dan lateral.
Serat stria lateral berlanjut di atas limen insula (sambungan korteks orbital dan insula)
ke giri semilunaris dan ambient ke dalam amigdala. Di sini, neuron ketiga dimulai,
yang meluas ke bagian anterior girus parahipokampus, mewakili area Brodmann 28.
Daerah ini merupakan region kortikal dari lapangan proyeksi dan daerah asosiasi dari
sistem olfaktorius.
Akson stria medialis bersambung dengan daerah di bawah rostrum korpus
kalosum dan dengan area septalis di depan komisura anterior. Ini merupakan
komisura paleokorteks, yang menghubungkan kedua daerah olfaktorius dan
membawa serat yang berkomunikasi dengan sistem limbic. Juga menghubungkan giri
temporalis medialis dan sebagian giri temporalis inferior dari hemisfer tersebut.
Sistem olfaktorius adalah satu-satunya sistem saensorik di mana impuls mencapai
korteks tanpa dihubungkan lebih dahulu ketalamus. Interkoneksi sentralnya kompleks
dan beberapa tidak sepenuhnya dimengerti.
Bau yang mencetuskan nafsu makan, menginduksi reflex salvias, sedangkan
bau yang amis mencetuskan mual, dan muntah. Reaksi ini berhubungan dengan
emosi. Penciuman dapat menyenangkan atau menjijikan. Serat utama yang
berhubungan dengan daerah otonom adalah berkas otak depan medial dan stria
medularis thalamus.
Berkas otak depan medial terdiri dari serat-serat yang muncul dari region
olfaktorius basalis, region periamigdaloid dan nucleus septalis. Pada perjalanannya
melalui hipotalamus, beberapa serat berakhir pada nucleus hipotalamik. Kebanyakan
serat berlanjut ke dalam batang otak dan berhubungan dengan daerah otonom pada
formasio retikularis dan dengan nucleus salivatorius dan nucleus dorsalis saraf vagus.
Stria talamikus medialis bersinaps dalam nucleus habenularis. Traktus
habenulopedunkularis berlanjut dari nucleus nucleus ini ke nucleus inpendukularis
dank e nucleus tegmentalis, kemudian jauh ke bawah, ke pusat otonom formasio
retikularis batang otak.
Sistem Optik (II, III, IV, VI)
Jaras Penglihatan
Retina merupakan reseptor dari impuls penglihatan. Retina mewakili ke depan
dari otak dan secara penting terdiri dari tiga lapisan neuron. Traktus serat yang
berjalan naik dari mata ke kiasma disebut saraf optikus. Setelah saraf tiba pada
kiasma, separuh dari seratnya yang berasal dari separuh sisi nasal retina,
menyeberang melalui kiasma ke sisi yang berlawanan. Separuh lainnya, yang berasal
dari separuh sisi temporal retina, terus berjalan ipsilateral. Di belakang kiasma, semua
bergabung dengan serat yang menyeberang dari mata kontralateral dan membentuk
traktus optikus. Setiap traktus berakhir pada korpus genikulata lateralnya. Pada saraf
optikus, traktus dan juga pada radiasio optika, yang berasal dari neuron baru dalam
korpus genikulatum lateral, serat-serat tersusun dalam urutan retinotopik yang
sempurna, yang juga ditemukan pada korteks penglihatan atau korteks kalkarina.
Pergerakan Mata (III, IV, VI)
Otot-otot dari setiap mata, dipersarafi oleh saraf okulomotorius (III), troklearis
(IV) dan abdusens (VI). Nucleus dari tiga pasang saraf ini, terletak pada masing-
masing sisi garis tengah dari tegmentum otak tengah dan pons bagian bawah, dekat
akuaduktus dan ventrikel keempat.
Saraf Okulomotorius (III)
Nucleus saraf okulomotoris terletak sebagian di depan subtansia grisea
periakuaduktal dan sebagian lagi di dalam subtansia grisea. Nucleus motorik
bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superios, dan inferior,
otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. Pada setiap nucleus, neuron
bertanggung jawab untuk setiap otot, membentuk kolumna.
Beberapa akson dari motor neuron bertanggung jawab untuk otot-otot
eksterna yang menyeberang pada tingkay nucleus. Bersama dengan akson yang tidak
menyeberang dan serat parasimpatik, akson ini berayun di sekeliling dan melalui
nucleus rubra pada perjalanan ke dinding lateral bawah dari fosa interpedunkularis, di
mana semuanya bergabung dan muncul sebagai saraf okulomotorius. Kedua saraf
berjalan di antara arteri serebri posterior dan arteri serebelaris superior. Pada
perjalanannya ke orbita, kedua saraf pertama-tama berjalan melalui spasium
subarakanoid dari sisterna basalis dan kemudian melalui spasium subdural. Di mana
masing-masing serat menyeberangi ligamentum sfenopetrosal sebelum memasuki
sinus kavernosus, dan menjadi rentan terhadap tekanan yang disebabkan oleh herniasi
unkus. Setelah melewati sinus, saraf memasuki orbita melalui fisura orbita superior.
Kemudian, serat parasimpatik meninggalkan saraf dan bergabung dengan ganglion
siliar, di mana serat preganglionik dihubungkan ke serat postganglionic pendek yang
mempersarafi otot-otot mata interna.
Setelah memasuki orbita, serat somatic saraf okulomorius terbagi menjadi dua
cabanga, cabang atas atau dorsal berlanjut ke levator palpebra superior dan otot rektus
superior. Cabang bawah atau ventral mempersarafi rektus medial dan inferior dan
otot oblikus inferior.
Saraf Troklearis (IV)
Nucleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan subtansia
grisea periakuaduktal, dan segera berada di bawah nucleus saraf okulomotoris.
Radiks interna membentuk lingkaran di sekeliling bagian lateral subtansia grisea
sentralis dan meyilang dibelakang akuaduktus di dalam velum medularis superior,
membran tipis yang membentuk lektum ventrikel keempat rostralis. Setelah
menyeberang, saraf tersebut meninggalkan otak tengah di bawah kolikulus inferior.
Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang
otak. Dalam perjalanan ventralnya ke sinus kavernosus, saraf-saraf tersebut pertama-
tama melewati fisura pontosereberalis rostralis dan kemudian berlanjut di bawah tepi
tentorium ke sinus kavernosus, dan dari sana ke dalam orbita disertai oleh saraf
okulomotorius.
Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior, untuk menggerakkan
mata ke bawah, ke dalam, dan abduksi dalam derajat kecil. Paralisis otot ini
menyebabkan deviasi mata yang sakit ke atas dan sedikit ke dalam kea rah mata yang
sehat. Deviasi ini terutama terlihat jika mata yang terlibat melihat ke bawah dan ke
dalam, pada arah mata normal.
Saraf Abdusens (VI)
Nucleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah
dekat medulla oblongata, dan segera terletak di bawah lantai ventrikel keempat. Krus
interna saraf fasialis (VII) berjalan di antara nucleus saraf VI dan ventrikel keempat.
Serat radiks dari abdusens, berlanjut melalui basis pons di setiap sisi garis tengah, dan
muncul sebagai saraf dari sambungan pontomedular tepat di atas pyramid.
Dari sini, kedua saraf berjalan ke atas melalui spasium subaraknoid pada
masing-masing sisi arteri basilaris. Kemudian berjalan melalui spasium subdural di
depan klivus, melubangi dura, dan bergabung dengan dua saraf motorik dalam sinus
kavernosus. Di sini saraf-saraf tersebut berhubungan erat dengan cabang pertama dan
kedua saraf trigeminus dan dengan arteri karotis interna, yang juga berjalan melalui
sinus kavernosus. Saraf-saraf tersebut juga tidak berjalan jauh dari bagian lateral
sinus sphenoid dan sinus etmoidalis.
Saraf Trigeminus (V)
Saraf trigeminus bersifat campuran: bagian mayornya membawa serat
sensorik dari wajah, dan bagian yang lebih kecil membawa serat motorik untuk otot-
otot pengunyah. Bagian sensorik berasal dari ganglion trigeminalis yang berkaitan
dengan ganglion spinalis dan mengandung sel-sel ganglion pseudounipolar. Akson-
akson perifer dari sel-sel ini berhubungan dengan reseptor untuk raba, diskriminasi,
tekanan, nyeri, dan suhu. Prosesus sentral memasuki pons dan berakhir dalam nucleus
sensorik utama (raba, diskriminasi) dan nucleus spinalis (nyeri, suhu) dari saraf. Satu
aspek dari nucleus traktus mesensefalik trigeminus menunjukkan gambaran khusus
dari saraf. Neuron dari nucleus ini berhubungan dengan neuron ganglion spinalis.
Jadi, nucleus dapat dianggap sebagai ganglion yang dikatakan berpindah tempat ke
dalam batang otak. Akson-akson dari sel-selnya berhubungan dengan reseptor perifer
dalam gelendong otot dari otot pengunyah dan dengan reseptor yang berespons
terhadap tekanan.
Tiga nucleus meliputi daerah yang luas, yang berjalan dari medulla spinalis
bagian servikalis ke atas ke otak tengah.
Ganglion Gasseri berhenti pada sulkus yang dangkal dari apeks rostral tulang
petrosa, di luar bagian lateral dari sinus cavernous. Akson perifer dari neuron
ganglionik membentuk tiga bagian mayor:
a. Saraf oftalmikus, yang berjalan melewati fisura orbita superior
b. Saraf maksilaris, yang menuju ke foramen rotundum
c. Saraf mandibularis, yang berlanjut melalui foramen ovale
Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit dahi dan wajah, mukosa mulut,
hidung, dan sinus; gigi maksilar dan mandibular; dan daerah luas dari dura dalam
fosa kranii anterior dan tengah. Untuk telinga, saraf ke-5 hanya melaporkan dari
bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius menerima persarafan sensorik dari
saraf intermediate, glosofaringeus dan vagus. Saraf mandibularis, di antara impuls-
impuls lain, membawa impuls propioseptif dari otot-otot pengunyah dan dari atap
mulut untuk mengendalikan kekuatan menggigit.
Di dalam pons, serat saraf membawa rasa nyeri dan suhu, berlanjut kea rah
kaudal sebagai trakus trigeminus spinal. Traktus ini berakhir pada nucleus spinalis
dari saraf, yang berlanjut ke bawah sejauh medulla spinalis atas. Di sini traktus
menggambarkan perpanjangan cranial dari zona Lissauer dan substansia gelatinosa
kornu posterior, yang menerima rasa nyeri dari segmen servikal paling atas.
Bagian kaudal dari nucleus spinalis memperlihatkan beberapa pola
somatotopik. Bagian yang terendah menerima serat rasa nyeri dari saraf oftalmikus.
Lebih cranial,tiba serat dari saraf maksilaris, saraf ini diikuti oleh serat dari saraf
mandibularis. Serat saraf VII (saraf intermediet) dan IX serta X mengirimkan impuls
nyeri dari telinga, sepertiga posterior lidah, faring, dan laring, bergabung dengan
traktus spinalis dari saraf trigeminus. Segmen tengah dan segmen cranial dari nucleus
spinalis barangkali menerima serat aferen yang mengirimkan impuls tekanan dan
raba. Dianggap bahwa segmen tengah menerima serat rasa nyeri yang berasal dari
pulpa gigi. Fungsi dari daerah nucleus ini memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Serat neuron kedua dari nucleus spinalis menyebar sewaktu menyeberang ke
sisi yang berlawanan, di mana neuron berlanjut melalui tegmentum pons ke thalamus,
bersama-sama dengan traktus spinotalamikus lateral. Serat berakhir dalam nucleus
posteromedial ventralis dari thalamus.
Nucleus sensorik utama dari saraf V mengisi daerah sirkumskripta
tegmentum dorsolateral dari pons. Nucleus ini menerima impuls aferen dari rasa raba,
diskriminasi, dan tekanan, yang pada medulla spinalis, dikirim oleh funikuli
posterior. Serat neuron kedua dalam nucleus ini juga menyeberang ke sisi lain dari
nucleus posteromedial ventral dari thalamus.
Neuron ketiga dari jaras trigeminalis terletak pada thalamus, mengirimkan
akson-aksonnya melalui ekstremitas posterior dari kapsula interna ke sepertiga bawah
girus postsentralis.
Bagian motorik atau bagian minor dari saraf trigeminus mempunyai nucleus
di dalam tegmentum pontin, terletak di sebelah medial dari nucleus sensorik utama.
Saraf motorik meninggalkan tengkorak bersama dengan saraf mandibularis. Saraf
motorik ini mempersarafi otot masseter, pterigoideus temporalis, lateralis, dan
medialis, milohioideus, digastrikus anterior dan otot tensor veli palatine.
Saraf Fasialis atau Intermediat (VII)
Saraf fasialis yang sebenarnya nucleus motorik terletak pada bagian
ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medulla oblongata. Sewaktu masih
di tegmentum pons, akson dari neuron pertama-tama berjalan ke arah sudut
pontosereberal, di mana akson ini muncul pada sambungan pontomedular tepat di
depan saraf kranialis VIII. Krus dari saraf fasialis memberikan kolikulus fasialis pada
lantai ventrikel keempat tepat di atas striae medular horizontal. Saraf intermediate
muncul di antara saraf fasialis dan akustikus, dan ketiganya semua (fasiatis,
intermediate, dan vestibulokoklearis) berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus
interna. Di dalam kanalis, saraf fasialis dan intermediate berpisah dari saraf kranialis
VIII dan terus ke lateral dalam kranalis fasialis, kemudian ke atas ke tingkat ganglion
genikulatum.
Di sini kanalis fasialis membuat belokan tajam ke arah kaudal. Karena saraf
fasialis mengikuti kanalis, maka saraf fasialis juga ikut berbelok, yang disebut
sebagai krus eksterna atau krus luar dari saraf fasialis. Pada ujung akhir fasialis, saraf
fasialis meninggalkan cranium melalui foramen stilomastoideus. Dari titik ini, serat
motorik menyebar di atas wajah. Dalam melakukan penyebaran itu, beberapa
melubangi glandula paroitis. Otot-otot yang dipersarafi oleh saraf VII, melayani
ekspresi fasial dan berasal dari arkus brankialis kedua. Otot-otot orbikularis oris dan
okuli, buksinator, oksipital, frontal, stapedius, stilohioideus, digastrikus posterior dan
plastima, termasuk dalam kelompok ini.
Nucleus motorik dari saraf fasialis merupakan bagian dari beberapa arkus
reflex. Reflex kornea sebelumnya telah disebutkan. Impuls optic juga tiba pada
nucleus dari kolikulus superior melalui traktus tektobulbaris, menyebabkan
penutupan kelopak mata jika terdapat cahaya yang cukup terang (reflex berkedip).
Impuls akustik mencapai nucleus melalui nucleus dorsalis badan trapezoid.
Tergantung pada intensitas suara, arkus reflex ini menghasilkan relaksasi atau
tegangan otot stapedius.
Persarafan supranuklear dari otot-otot dahi, terletak pada kedua hemisfer
serebri, sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan hanya dari girus
presentralis kontralateral. Akibatnya, gangguan unilateral dari traktus kortikonuklear
oleh suatu lesi, seperti misalnya infark, membiarkan persarafan otot frontalis tetap
utuh. Tetapi jika sebuah lesi melibatkan nucleus atau saraf perifer, semua otot fasial
ipsilateral mengalami kelumpuhan.
Sistem Auditorius (VIII)
Sistem auditorius terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Yang akan dibicarakan sekarang, terbatas pada telinga dalam, yang terdiri dari
koklea, mengandung organ korti, dan saraf akustikus atau koklearis dan hubungannya
di dalam sistem saraf pusat.
Gelombang suara yang masuk dari telinga luarm dirubah menjadi gerakan
mekanis oleh osikel auditorius dari telinga tengah, dan pada gilirannya diubah
menjadi gelombang tekanan dari perilimfe, pada waktu stapes menggetarkan fenestra
ovalis. Gelombang tekanan dari perilimfe menggetarkan dua setengah putara koklea
melalui skala vestibule ke helikotrema, dan kemudian berjalan turun melalui skala
timpani ke fenestra rotundum. Gelombang tekanan ini menghasilkan getaran pada
membrane basilar, menyebabkan stimulasi sel rambut dari organ korti. Gelombang
ini adalah reseptor sensorik khusus yang mampu mengubah gelombang mekanis
menjadi potensial aksi elektris.
Ganglion spiralis terletak dalam kanalis spiraslis dari organ Korti. Cabang
perifer sel bipolar dari ganglion ini berhubungan dengan sel sensorik di dalam organ
Korti. Akson sentral dari ganglion ini membentuk saraf koklearis, yang bergabung
dengan saraf vestibularis pada perjalanannya melalui meatus akustikus interna ke
arah sudut pontoserebelaris. Di sana, kedua saraf tersebut memasuki batang otak tepat
di belakang pendukel sereberal inferior. Beberapa serat saraf koklearis, berakhir pada
nucleus koklearis ventralis dan lainnya pada nucleus koklearis dirsalis. Neuron kedua
menghantarkan impuls melalui jaras yang berbeda dan dengan beberapa interupsi di
sentral dari kolikulus inferior dan korpus genikulatum medial.
Akson yang berasal dari nucleus koklearis ventral menyeberang garis tengah
sebagai serat ‘trapezoid’. Beberapa serat tersebut pada titik ini menghantarkan impuls
ke neuron dari nucleus korpus trapezoid; yang lainnya menghantarkan impuls ke
neuron dalam nucleus olivarius superior, dalam nucleus lemniskus lateralis atau
dalam formasio retikularis. Kemudian impuls akustik berjalan melalui lemniskus
lateral ke rostral ke kolikulus inferior, dan beberapa dari impuls ini kemungkinan
berjalan langsung ke korpus genikulatum medial.
Akson dari nucleus koklearis dorsal berjalan di dorsal dari pedunkel
sereberalis inferior ke sisi yang berlawanan, sebagian sebagai stria medulares,
sebagian melalui formasio retikularis. Akhirnya, mereka bergabung dengan serat
yang datang dari nucleus koklearis ventral dalam lemnikus lateralis dan menyertainya
ke kolikulus inferior.
Satu kelompok dari serat-serat ini berjalan ipsilaterall oleh karena itu
gangguan pada satu lemnikus lateralis tidak menyebabkan tuli unilateral. Lebih
mungkin terjadi penurunan daya pendengaran pada telinga sisi yang lain dan
beberapa kegagalan dalam mengenal arah datangnya suara.
Dimulai pada kolikulus inferior, neuron baru berhubungan dengan korpus
genikulatum medial dari thalamus. Dari sini, impuls akustik berjalan melalui radiasio
akustik melalui ekstremitas posterior ventral dari kapsula interna ke lapangan kortikal
primer dalam konvulasi tranversal temporal Heschl.
Pada pejalanannya dari organ korti ke korteks, serat jaras auditorius melewati
empat sampai enam stasiun penyambung. Pada titik ini serat memberikan kolateral
yang merupakan bagian dari arkus reflex. Beberapa kolateral berhubungan dengan
serebelum. Yang lainnya berjalan sepanjang berkas longitudinalis medialis ke
nucleus otot mata dan merupakan sarana dalamgerakan mata konjugat ke arah suara.
Ada juga serat lain yang berjalan melalui kolikulus superior dan inferior ke nucleus
pretektalis dan melalui traktus tektobularis ke nucleus berbagai saraf kranialis dan
sel-sel motorik kornu anterior dalam medulla spinalis bagian servikal. Hubungan
yang disebut terakhir, bertanggung jawab untuk menolehkan kepala ke arah atau
menjauh dari sumber kepala. Impuls kolateral ke dalam sistem aktivasi asenden
formasio retikularis melayani kesadaran. Beberapa impuls berjalan turun melalui
lemnikus lateralis ke neuron interkalasi yang mempunyai pengaruh regulator, pada
tegangan membrane basilar. Dianggap bahwa neuron ini memungkinkan telinga
untuk memusatkan perhatian pada frekuensi suara tertentu secara simultan
menghambat frekuensi yang berdekatan.
Sistem Vestibular atau Keseimbangan (VIII)
Untuk mempertahankan keseimbangan dibutuhkan tiga sistem: sistem
vestibular, sistem propiosepsi dari otot dan sendi dan sistem optikal.
Organ reseptor mempertahankan keseimbangan tubuh dan terletak dalam
utrikulus, sakulus dan dalam ampula kanalis semisirkularis. Pada kedua utrikuli dan
sakuli, organ reseptor adalah maculae staticae. Macula dari utrikulus mengisi lantai
utrikulus, sejajar dengan basis cranium. Macula sakulus mengisi dinding medial dari
sakulus dalam posisi vertical. Sel rambut dari masing-masing macula tertanam dalam
membrane gelatinosa yang berisi otolit dan dikelilingi oleh sel-sel penunjang.
Reseptor ini mengirim impuls static secara sentral dan memberikan informasi tentang
posisi dari kepala dalam ruangan; impuls ini juga mempengaruhi tonus otot.
Tiga kanalis semisirkularis dihubungkan dengan utrikulus. Setiap ujung yang
melebar atau ampula mengandung suatu reseptor yang disebut Krista. Sel rambut dari
setiap Krista ampularis tertanam dalam materi gelatinosa yang membentuk kupula
tinggi, yang tidak mengandung otolit. Sel rambut dari Krista sensitive terhadap
pergerakan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis. Semua itu adalah reseptor
kinetic. Impuls yang dihasilkan oleh reseptor dalam labirin merupakan stimuli pada
arkus reflex yang mengatur otot-otot mata, leher, dan tubuh sedemikian rupa sehingga
keseimbangan dapat dipertahankan tanpa tergantung posisi atau gerakan kepala.
Ganglion vestibularis terletak dalam meatus akustikus interna dan
mengandung sel bipolar. Semua serat perifernya berhubungan dengan reseptor dalam
apparatus vestibularis, dan serat-serat sentralnya membentuk saraf vestibularis.
Bersama dengan saraf kklearis, saraf vestibularis berjalan melewati meatus akustikus
interna ke arah sudut pontosereberalis, dimana saraf vestibular memasuki batang otak
pada sambungan pontomedular dalam pejalanannya ke nucleus vestibularis dekat
lantai ventrikel keempat.
Serat saraf vestibularis terbagi sebelum berakhir pada kelompok sel nucleus
vestibularis, dari sini neuron kedua berlanjut. Pola anatomi yang tepat dari serat
aferen dan eferen dalam nucleus ini belum jelas secara sepenuhnya.
Beberapa serat dari saraf vestibularis mengirimkan impuls secara langsung
melalui traktus jukstarestiformis, yang terletak dekat pedunkel serebelaris inferior dan
berjalan ke lobus flokulonodular dari serebelum. Stimuli eferen dari nucleus
fastigialis Russel kembali ke nucleus vestibularis, dan melalui saraf vestibularis ke sel
rambut dari labirin menggunakan pengaruh regulator, terutama inhibisi.
Arkiserebelum juga menerima serat sekunder dari nucleus vestibularis
superior, medial dan inferior. Arkiserebelum mengembalikan stimuli eferen secara
langsung ke kompleks nucleus vestibularis dan ke neuron motorik spinalis melalui
hubungan serebeloretikularis dan retikulospinalis. Dalam nucleus vestibularis lateral,
berasal traktus vestibulospinalis lateral yang penting. Traktus ini berjalan turun
ipsilateral dalam funikulus anterior ke motoneuron spinalis gama dan alfa, sejauh
segmen sakralis. Traktus ini mempunyai pengaruh yang mempermudah reflex
ekstensor dan menjaga tonus otot cukup tinggi pada seluruh tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan.
Serat nucleus vestibularis medial bergabung dengan fasikulus longitudinalis
medialis pada masing-masing sisi, berhubungan dengan sel-sel motorik dari kornu
anterior segmen servikalis, dan berjalan turun sebagai traktus vestibulospinalis
medial ke dalam bagian rostral medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini
terletak dekat sulkus medianus anterior dari medulla spinalis bagian torakalis. Serat-
serat ini membentuk fasikulus sulkomarginalis, yang berjalan turun dan berakhir
dalam bagian rostral medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini mempengaruhi
tonus otot leher, sesuai dengan berbagai posisi dari kepala, dan mungkin juga
merupakan bagian dari arkus reflex yang membantu mempertahankan keseimbangan
dengan memulai gerakan kompensasi dari lengan.
Bersama dengan bagian flokulonodular dari serebelum, nucleus vestibularis
membentuk kompleks yang sangat penting untuk keseimbangan dan tonus otot-otot
skeletal. Ada sistem tambahan yang melayani keseimbangan, spinoserebelaris dan
serebroserebelaris.
Semua nucleus vestibularis, dihubungkan dengan nucleus saraf motorik ocular
oleh fasikulus longitudinalis medialis. Beberapa serat terlihat berhubungan dengan
nucleus interstisial cajal dan nucleus Darkschewitsch dann berlanjut ke thalamus.
Sistem Vagus (VII Intermediat, IX, X, Kranial XI)
Saraf Glosofaringeus (IX)
Saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada
waktu meninggalkan cranium melalui foramen jugularis. Pada foramen tersebut,
saraf IX mempunyai dua ganglion, ganglion intrakranialis superior dan ganglion
intrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis
interna dan vena jugularis interna ke otot stiloglosal, saraf berlanjut antara arteri
karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan
otot stiloglosal saraf berlanjut ke basis lidah dan mensarafi mukosa faring, tonsik dan
sepertiga posterior lidah.
Saraf ini mempunyai cabang-cabang sebagai berikut:
a. Saraf timpanikus, berasal dari ganglion ekstrakranialis inferior, melewati telinga
tengah dan pleksus timpanikus (Jacobson), berlanjut melalui saraf petrosus minor
dan ganglion otikum ke glandula parotis. Merupakan saraf sensorik untuk telinga
tengah dan tuba eustakius
b. Cabang stilofaringeal, mensarafi otot stilofaringeal
c. Cabang faringeal, bersama dengan cabang saraf vagus membentuk pleskus
faringeal. Semua mempersarafi otot-otot serat lintang dari faring.
d. Cabang sinus karotikus, semua menyertai arteri karotis interna ke sinus karotikus
dan ke glomus karotikum
e. Cabang lingualis, semua mengambil impuls pengecapan dari sepertiga posterior
lidah.
Saraf Vagus (X)
Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion, ganglion superior atau jugularis
dan ganglion inferior atau nodosum. Keduanya terletak pada daerah foramen
jugularis.
Saraf vagus mewakili arkus brankialis ke empat dan selanjutnya. Kaudal dari
ganglion inferior, saraf ini berjalan turun sepanjang arteri karotis interna dan arteri
karotis komunis dan tiba di mediastinum melalui aperture torakalis superior. Saraf
kanan berjalan di atas arteri subklavia dan yang kiri berjalan di atas arkus aortikus
dan di belakang radiks paru. Dari titik tersebut kedua saraf sangat dekat dengan
esophagus, serat saraf kanan melekat pada sisi posterior dan serat saraf kiri melekat
ke sisi anterior esophagus. Cabang terminal berjalan dengan esophagus ke dalam
rongga abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatik.
Saraf Asesorius (XI)
Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranalis. Radiks kranali adalah
akson dari neuron dalam nucleus ambiguous yang terletak dekat dengan neuron dari
saraf vagus.
Nucleus Ambiguus
Nucleus ambiguous terdiri dari motoneuron saraf glosofaringeus, vagus dan asesorius
cranial. Nucleus ini menerima impuls supranuklear dari kedua hemisfer serebri
melalui traktus kortikonuklear. Oleh karena itu, gangguan unilateral dari serat sentral
tidak memberikan gangguan fungsi yang nyata. Akson dari nucleus, menyertai saraf
glosofaringeus, vagus dan asesorius kranialis dan mempersarafi otot palatum mole,
otot faring, laring dan otot lurik bagianrostral esophagus. Nukeus ambiguous
menerima impuls aferen dari nucleus spinal trigeminus dan dari nucleus traktus
solitaries. Nukleus ini merupakan bagian dari arkus reflex yang berasal dari mukosa
traktus respiratorius dan digestivus, dan mencetuskan batuk dan muntah.
Saraf asesorius Spinalis
Bagian spinal dari saraf asesorius berasal dari kolumna sel kornu anterior
ventrolateral. Akson pertama-tama berjalan naik dalam funikulus lateral untuk satu
sampai dua segmen sebelum meninggalkan medulla spinalis di lateral dan dorsal dari
ligamentum dentatum. Beberapa radiks yang terletak di antara segmen anterior dan
radiks posterior bergabung untuk membentuk batang bersama. Di rostral, batang
berjalan melalui foramen magnum ke dalam cranium dan bersatu dengan bagian
kranialis dari saraf; saraf kemudian meninggalkan cranium melalui foramen jugularis.
Saraf asesorius cranial menjadi bagian dari saraf vagus, dansaraf asesorius spinalis
sekarang disebut sebagai ramus eksternus. Cabang eksterna ini berjalan turun pada
leher dan memberikan persarafan motorik ke otot sternokleidomastoideus dan
trapezius.
Saraf Hipoglosus (XII)
Nucleus saraf hipoglosus terletak pada medulla oblongata bawah pada setiap
sisi garis tengah dan dekat lantai ventrikel keempat, dimana semua menghasilkan
trigonum hipoglosus. Setiap nucleus terbuat dari beberapa kelompok motoneuron,
dan setiap kelompok mempersarafi otot lidahnya masing-masing. Sesuai dengan
perkembangan, neuron identik denganmotoneuron pada kornu anterior spinalis.
Hipoglosus adalah saraf eferen somatic. Aksonnya berjalan di ventral ke arah sulkus
lateral anterior di antara olive inferior dan pyramid. Di sana akson menuju permukaan
dalam berkas tipis multiple yang segera bersatu untuk membentuk saraf. Saraf
meninggalkan cranium melalui kanalisnya sendiri, yaitu kanalis hipoglosi, di atas tepi
lateral foramen magnum. Di dalam leher, saraf berjalan di antara arteri karotis interna
disertai oleh serat tiga segmen atas. Serat-serat ini tidak bersatu dengan saraf
hipoglosus, tetapi segera berpisah dan mempersarafi otot tulang hioideus.
Saraf hipoglosus mempersarafi otot lidah: stiloglosus, hioglosus dan
genioglosus. Persarafan volunteer berjalan melalui traktus kortikonuklear yang datang
dari korteks presentralis, menyertai traktus kortikospinalis pada perjalanannya
melalui kapsula interna.
Nucleus hipoglosus menerima impuls terutama dari traktus kortikonuklearis
kontra-lateral. Sebagai tambahan, serat aferen dari formasio retikularis, nucleus
nucleus traktus tektospinalis, dan dari arkus reflex yang melayani menelan,
mengunyah, mengisap dan menjilat.
DAFTAR RUJUKAN
Duus Peter. 1983. Diagnosis Topik Neurologi; Anatomi, Fisiologi, Tanda,
Gejala.Terjemahan oleh Wita J. Suwono. 1996. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

More Related Content

What's hot (20)

Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Anatomi fisiologi goran
Anatomi fisiologi goranAnatomi fisiologi goran
Anatomi fisiologi goran
 
sistem perkembangan hewan
sistem perkembangan hewansistem perkembangan hewan
sistem perkembangan hewan
 
Sistem persarapan
Sistem persarapanSistem persarapan
Sistem persarapan
 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
 
Jaringan syaraf
Jaringan syarafJaringan syaraf
Jaringan syaraf
 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syaraf
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
 
jaringan saraf
jaringan sarafjaringan saraf
jaringan saraf
 
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAFBIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
 
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem SarafC2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA
Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA
Rev anfis-sistem-saraf AKPER PEMKAB MUNA
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Kepleh
KeplehKepleh
Kepleh
 
Trauma kepala
Trauma kepalaTrauma kepala
Trauma kepala
 

Similar to POLA KERJA OTAK DAN SARAF KRANIAL

SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAPSISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP01012015
 
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdfModul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdfErwinGunawan21
 
1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.ppt1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.pptfiranasir1
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem PersyarafanNona Zesifa
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksIsma Jihan
 
Power point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinalPower point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinalNatalia Julita
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf pjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafsardiantidwitirta
 
BIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMA
BIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMABIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMA
BIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMAayuyayayuya
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppttugas10
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptZoldyk09
 
Brain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentationBrain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentationFitryYani2
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangInten Aja Deh
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasiEn Jamilah
 

Similar to POLA KERJA OTAK DAN SARAF KRANIAL (20)

SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAPSISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
SISTEM SARAF PUSAT DAN SARAF TEPI LENGKAP
 
Neuroanatomi ub.pdf
Neuroanatomi ub.pdfNeuroanatomi ub.pdf
Neuroanatomi ub.pdf
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdfModul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
Modul Sesi 11 RMIK140 Anatomi Fisiologi.pdf
 
1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.ppt1. anfis persyarafan.ppt
1. anfis persyarafan.ppt
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleks
 
Power point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinalPower point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinal
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
 
BIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMA
BIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMABIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMA
BIOLOGI SISTEM REGULASI (KOORDINASI) KELAS XI SMA
 
Sistem pendengaran
Sistem pendengaranSistem pendengaran
Sistem pendengaran
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-2.ppt
 
Brain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentationBrain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentation
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakang
 
Systim persarafan
Systim persarafanSystim persarafan
Systim persarafan
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasi
 

Recently uploaded

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

POLA KERJA OTAK DAN SARAF KRANIAL

  • 1. Memahami Pola Kerja Otak dan Saraf Kranial Nur Habibah, Farah Adiba N.M., Zahrotul Maghfiro *Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Universitas Negeri Malang Abstrak: Kemajuan di bidang neuroscience dan Human Genome Mapping telah mengungkap banyak informasi tentang struktur dan kinerja otak manusia dan potensi genetiknya. Manusia memiliki keberbakatan yang jamak yang luar biasa yang membedakannya dengan hewan, meliputi aspek intelektual, moral, sosial, bahasa, dexterity, dan emosi. Otak manusia mengandung lebih dari satu milyar sel syaraf otak (neuron) dan hampir satu triliun sel glia. Setiap neuron tersebut dapat membentuk jaringan dengan dua puluh ribu neuron lainnya, sehingga membentuk trilyunan kombinasi yang siap memproses informasi yang tak terhingga. Otak tersusun oleh korteks, medula, dan batang otak yang membentuk satu kesatuan (triune), membentuk manusia seutuhnya yang memiliki kemampuan heart, head, dan hand yang tinggi. Belahan kanan dan kiri dengan jembatan korpus kolosum membentuk reaktor otak (cerebreactor), fisi dan fusi, yang memungkinkan proses berfikir tingkat tinggi. Bahkan kini ditengarahi bahwa konstelasi otak manusia mampu mencapai puncak spiritualitas yang ditengarahi sebagai gelombang keempat peradaban manusia. Hasil-hasil penelitian neuroscience tersebut memiliki implikasi dalam dunia pendidikan. Pendidikan harus mampu menstimulasi otak sehingga membuka gembok-gembok biune dan triune dan memfungsikan cerebreactor-nya. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, eksploratif, divergen, dan reflektif diperlukan untuk mengembangkan fungsi otak secara optimal. Key Word: pola kerja otak, saraf kranial STRUKTUR EKSTERNA OTAK Pada umumnya, batang otak digunakan sebagai istilah untuk medulla oblongata (mielensefalon), pons (metensefalon), dan otak tengah (mesensefalon). Pons dan medulla oblongata bersama-sama juga disebut sebagai otak belakang (rombensefalon).
  • 2. Batang otak memanjang dari persilangan traktus piramidalis ke atas ke tingkat traktus optikus, dan pada perjalanannya dari kiasma ke korpis genikulatum lateral, melingkupi krura serebri otak tengah. Sebuah sulkus horizontal menandai sambungan pontoserebelar. Sulkus yang serupa terdapat pada tempat di mana pedunkulus otak tengah bertemu dengan tepi rostral dari pons. Sisi dorsal batang otak hanya dapat dilihat setelah mengangkat serebelum yang memperlihatkan dua tunggul yang agak besar dari massa serat yang menghubungkan batang otak dengan serebelum. Massa ini dibagi menjadi tiga kelompok. Pedunkel serebelar superior menghubungkan serebelum dan otak tengah. Kebanyakan serat-seratnya meninggalkan nucleus dentatum dan nucleus serebelar lainnya, menyeberang garis tengah pada sambungan pons dan otak tengah, dan terutama berhubungan dengan nucleus ruber kontralateral. Pendukel serebelar medial membawa serat pontoserebelar dari neuron bagian kontralateral basis pons. Neuron- neuron ini adalah penerima impuls dari berkas serat kortikopontin, yang berjalan kebawah melalui kapsula interna. Jadi, neuron ini adalah neuron kedua dari sambungan antara korteks serebral dan serebelar. Pendukel serebelar inferior membawa serat asenden ke korteks serebelar. MEDULA OBLONGATA Struktur ini panjangnya sekita 2,5 cm sampai 3 cm. Struktur longitudinal, meninggi, seperti tongkat pada setiap sisisulkus medianus adalah pyramid. Struktur ini dibangun dari traktus kortikospinalis desenden; sehingga jaras motorik ini juga disebut sebagai traktus piramidalis. Pada otak tengah, traktus ini berjalan melalui bagian tengah pendukel bersama-sama dengan berkas serat kortikopontin. Pada pons, traktrus ini berjalan melalui basis dan tersembunyi
  • 3. bila dipandang dari luar oleh nucleipontis dan serat-serat yang menyeberang, yang mengelilingi traktus itu. tetapi pada medulla oblongata, seperti juga piramida traktus ini letaknya superficial, membuatnya menjadi rentan di bawah kondisi tertentu. Nukleus olivarius inferior merupakan tetangga alami dari pyramid. Nucleus ini terpisah dari pyramid oleh sulki anterior lateral atau ventrolateral. Saraf hipoglosus keluar dari sulki ini dengan beberapa rootlets di sepanjang permukaan oliva inferior. Saraf Hipoglosus (XII) dan abdusens (VI), troklearis (IV), dan okulumotorius (III), berhubungan erat dengan radiks motorik anterior dari medulla spinalis. Nukleusnya berkembang dari lempeng basal dari mana kornu anterior medulla spinalis juga berasal. Nukleus-nukleus ini secara khas terletak pada masing- masing sisi garis tengah, dekat ventrikel keempat dan akuaduktus. Beberapa saraf kranialis dapat terlihat pada pandangan latelar medulla oblongata. Yang paling kaudal adalah saraf asesorius (XI), yang terbentuk dari sejumlah rootlets kecil. Beberapa dari rootlets ini berasal dari medulla spinalis bagian servikalis, sehingga bagian servikal saraf tersebut harus berjalan naik melalui foramen magnum untuk mengambil rootlets medular. Kemudian berjalan saraf vagus (X) dan glosofaringeus (IX). Pada sudut sambungan pontomedular, yang juga disebut sebagai sudut serebelopontin, saraf vestibulokoklearis (VIII) memasuki batang otak. Sisi dorsal dari medulla oblongata memperlihatkan tiga protuberansia yang terletak secara simetris pada setiap sisi garis tengah. Yang paling lateral disebut tuberkulum sinereum. Tuberkulum ini berasal dari nucleus spinalis dan traktus saraf trigemminus dibawahnya. Penonjolan ini disebabkan oleh nucleus kuneatus yang segera diikuti oleh nucleus grasilis. Struktur-strukturini mebentuk batas kaudal dari lantai ventrikel keempat, yang karena bentuknya, juga disebut sebagai fosa romboideus. Di sini, batas antara medulla oblongata dan pons, secarakasar ditandai oleh stria medular yang berjalan menyeberang lantai ventrikel keempat. Serat-serat bermielin ini adalah akson nucleus arkuata. Perluasan ke kaudal dari nucleus basis pons ini, membentuk separuh kerangka yang mengelilingi traktus piramidalis. Serat-
  • 4. serat ini berjalan ke dorsal dekat dengan garis tengah, dan setelah mencapai ventrikel keempat, memasuki pendukel serebelar inferior. Di bawah stria ini dan ke masing- masing sisi garis tengah, terdapat trigonum saraf vagus dan hipoglosus. Lebih ke latera;. Penggelembungan ringan dihasilkan oleh nucleus vestibularis. Dekat ujung kaudal ventrikel keempat, area postrema membentuk peninggian kecil bilateral. Ini pada tingkat foramen magendie. Foramen Luschka terletak pada sudut pontomedular, tepat di bawah saraf vestibulokoklearis. PONS Istilah pons (jembatan) diciptakan oleh Varolio (1543-1575) karena di ventral struktur ini menghubungkan dua hemisfer serebelar dan menjembatani ventrikel keempat. Protrusi seperti perut dihasilkan oleh basis pons. Di sini, serat kortikopontin berakhir secara ipsilateral pada neuron nucleus pontin (neuron kedua), akson yang menyeberangi garis tengah dan berlanjut ke korteks serebelar kontralateral. Basis juga mengandung traktus piramidalis pada setiap sisi garis tengah. Sulkus longitudinal yang dangkal, membagi basis pons menjadi dua secara simetris. Sulkus ini tidak disebabkan oleh arteri basilaris; tetapi agaknya, peninggian masing-masing sisi garis tengah disebabkan oleh traktus piramidalis terputus akibat lesi, akan terjadi infark yang menghancurkan kapsula interna, bagian distal dari traktus menjadi atrofi dan peninggian ipsilateral dari pons menghilang. Pada medulla oblongata, pyramid ipsilateral menjadi kecil dan atrofi. Di lateral, serat-serat tranversal dari basis pons membentuk pedunkel pontin. Tunggul dari saraf trigeminus (V) terletak apda bagian rostral pedunkel, dimana serat muncul dari basis pons. Kebanyakan serat-serat adalah sensorik dan datang dari neuron Gasseri ganglion trigeminalis. Berkas serat motorik kecil yang melekat ke bagian dorsal tunggul saraf dan mensuplai otot-otot pengunyah, berasal dari tegmentum pons, seperti juga saraf abdusens (VI) dan saraf fasialis (VII). Saraf-saraf ini muncul dari sambungan pontomendular: saraf abdusens dekat garis tengah dan antara pons dan pyramid, sedangkan saraf fasialis lebih lateral di depan saraf vestibule-auditorius. Jika dilihat dari belakang daerah pons berlanjut dari tingkat stria
  • 5. medular ke saraf troklearis (IV). Di atas stria medular dan pada setiap sisi garis tengah, terdapat peninggian sirkumskripta dari lantai ventrikel keempat, yang disebabkan oleh internal knee dari serat-serat saraf fasialis. OTAK TENGAH Secara sisi ventralnya, otak tengah ditandai secara khas oleh pendukel serebri yang terdiri dari traktus serat kortikopontin dan kortikospinal, pada waktu meninggalkan kapsula interna pada setiap sisi posterior ke tingkat korpus mamilare. Di antara pendukel-pendukel ada fosa interpendunkularis. Saraf okulomotorius (III) muncul dari otak tengah pada setiap sisi garis tengah bagian kaudal dari fosa. Saraf troklearis (IV) berbeda dari semua saraf kranialis dalam dua hal: (1) saraf troklearis muncul dari sisi dorsal otak tengah, dan (2) saraf troklearis menyilang pada bagian rostral velum medular superior, tepat sebelum meninggalkan otang tengah. Saraf- saraf berbelok memutari sisi dorsal dan lateral dari sambungan pontomesensefalik dan berlajut ke lateral dari pendukel serebral, dalam perjalannya ke sinus kavernosus. Saraf-saraf ini berjalan di bawah tingkat tepi tentorium. Tektum, atau atap dari otak tengah, dibentuk oleh lempeng kuadrigeminal, yang dibagi menjadi dua kolikuli superior menerima rangsangan optic, dan kolikuli inferior rangsangan akustik. SARAF KRANIAL Klasifikasi fungsional dari saraf kranialis lebih rumit, karena beberapa dari saraf tersebut berhubungan dengan organ sensorik khusus yang sangat tinggi, dan melayani fungsi seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan. Saraf- saraf kranialis lainnya adalah brankiomerik (V, VI, IX, X dan XI), dan serat eferennya mempersarafi otot yang berasal dari arkus brankialis. Tipe serat-serat di bawah ini, ditemukan pada saraf kranialis: 1. Serat aferen somatic (mengirim rasa nyeri, suhu, raba, tekanan, dan propioseptif melalui reseptor pada kulit, sendi, tendon, dan lain-lain) 2. Serat otonom (visceral) aferen, mengirim impuls (nyeri) dari visera
  • 6. 3. a) serat somatic aferen special, mengirim impuls dari reseptor special (mata, telinga) b) serat visceral aferen special, mengirim impuls pengecapan dan penciuman. 4. Serat somatic eferen umum, mempersarafi otot-otot skelet (III, IV, VI, XII) 5. Serat eferen visceral, mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar parasimpatik seperti juga simpatik. 6. Serat eferen brankiomerik special, mempersarafi otot-otot yang berasal dari arkus brankialis (V untuk otot-otot dari arkus pertama, VII untuk otot-otot dari arkus kedua, IX untuk otot-otot dari arkus ketiga, X dan XI untuk otot- otot dari arkus keempat dan selanjutnya) Sistem Olfaktorius (I) Dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius, sistem ini terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal; fila olfaktoria; bulbus olfaktorius; traktus olfaktorius; korteks pada lobus temporal unkus dan area subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. Mukosa olfaktorius menutupi daerah seluas kurang lebih 2 cm2 pada atap tiap kavum nasi dan meluas kea rah konka nasalis superior dan septum nasi. Sel sensorik kecil dan sel-sel penunjuanganya, tersebar pada epitel olfaktori khusus kelas tinggi. Kelenjar Bowman juga terletak di sini, menghasilkan cairan serosa, yang juga disebut mucus olfaktoeius, dan bahan aromatic mungkin menjadi larutan. Sel-sel sensorik merupakan neuron bipolar. Prosesus perifernya berakhir pada permukaan epitel dalam bentuk rambut-rambut olfaktorius pendek. Prosesus sentralis lebih halus. Beratus-ratus prosesus sentralis bergabung membentuk fasikulus yang tidak bermielin, yaitu filum olfaktorius. Pada setiap sisi lebih kurang terdapat 20 filum; yang berjalan melalui foramen dalam lempeng kribiformis tulang etmoidalis dan ber hubungan dengan bulbus olfaktorius. Filum tersebut adalah pendahulu dari saraf olfaktorius, dan dipercaya mempunyai kecepatan konduksi yang paling lambat dari semua saraf.
  • 7. Bulbus olfaktorius adalah bagian yang menonjol dari otak. Merupakan tempat dari sinaps atau dendrit sel mitral yang rumit, sel tufted dan sel granular. Jadi, sel olfaktorius bipolar adalah neuron pertama dalam sistem penciuman, sel mitral dan sel tufted dari bulbus olfaktorius mewakili neuron kedua. Akson dari neuron-neuron ini membangun traktus olfaktorius, yang pada tiap sisi terletak dari girus rekti di atas sulkus olfaktorius. Di depan subtansi anterior yang berlubang-lubang, dimana pembuluh darah korpus striatum keluar dan masuk, traktus olfaktorius membentuk trigonum olfaktorius, dan setiap traktus memecah ke dalam stria medial dan lateral. Serat stria lateral berlanjut di atas limen insula (sambungan korteks orbital dan insula) ke giri semilunaris dan ambient ke dalam amigdala. Di sini, neuron ketiga dimulai, yang meluas ke bagian anterior girus parahipokampus, mewakili area Brodmann 28. Daerah ini merupakan region kortikal dari lapangan proyeksi dan daerah asosiasi dari sistem olfaktorius. Akson stria medialis bersambung dengan daerah di bawah rostrum korpus kalosum dan dengan area septalis di depan komisura anterior. Ini merupakan komisura paleokorteks, yang menghubungkan kedua daerah olfaktorius dan membawa serat yang berkomunikasi dengan sistem limbic. Juga menghubungkan giri temporalis medialis dan sebagian giri temporalis inferior dari hemisfer tersebut. Sistem olfaktorius adalah satu-satunya sistem saensorik di mana impuls mencapai korteks tanpa dihubungkan lebih dahulu ketalamus. Interkoneksi sentralnya kompleks dan beberapa tidak sepenuhnya dimengerti. Bau yang mencetuskan nafsu makan, menginduksi reflex salvias, sedangkan bau yang amis mencetuskan mual, dan muntah. Reaksi ini berhubungan dengan emosi. Penciuman dapat menyenangkan atau menjijikan. Serat utama yang berhubungan dengan daerah otonom adalah berkas otak depan medial dan stria medularis thalamus. Berkas otak depan medial terdiri dari serat-serat yang muncul dari region olfaktorius basalis, region periamigdaloid dan nucleus septalis. Pada perjalanannya
  • 8. melalui hipotalamus, beberapa serat berakhir pada nucleus hipotalamik. Kebanyakan serat berlanjut ke dalam batang otak dan berhubungan dengan daerah otonom pada formasio retikularis dan dengan nucleus salivatorius dan nucleus dorsalis saraf vagus. Stria talamikus medialis bersinaps dalam nucleus habenularis. Traktus habenulopedunkularis berlanjut dari nucleus nucleus ini ke nucleus inpendukularis dank e nucleus tegmentalis, kemudian jauh ke bawah, ke pusat otonom formasio retikularis batang otak. Sistem Optik (II, III, IV, VI) Jaras Penglihatan Retina merupakan reseptor dari impuls penglihatan. Retina mewakili ke depan dari otak dan secara penting terdiri dari tiga lapisan neuron. Traktus serat yang berjalan naik dari mata ke kiasma disebut saraf optikus. Setelah saraf tiba pada kiasma, separuh dari seratnya yang berasal dari separuh sisi nasal retina, menyeberang melalui kiasma ke sisi yang berlawanan. Separuh lainnya, yang berasal dari separuh sisi temporal retina, terus berjalan ipsilateral. Di belakang kiasma, semua bergabung dengan serat yang menyeberang dari mata kontralateral dan membentuk traktus optikus. Setiap traktus berakhir pada korpus genikulata lateralnya. Pada saraf optikus, traktus dan juga pada radiasio optika, yang berasal dari neuron baru dalam korpus genikulatum lateral, serat-serat tersusun dalam urutan retinotopik yang sempurna, yang juga ditemukan pada korteks penglihatan atau korteks kalkarina. Pergerakan Mata (III, IV, VI) Otot-otot dari setiap mata, dipersarafi oleh saraf okulomotorius (III), troklearis (IV) dan abdusens (VI). Nucleus dari tiga pasang saraf ini, terletak pada masing- masing sisi garis tengah dari tegmentum otak tengah dan pons bagian bawah, dekat akuaduktus dan ventrikel keempat. Saraf Okulomotorius (III)
  • 9. Nucleus saraf okulomotoris terletak sebagian di depan subtansia grisea periakuaduktal dan sebagian lagi di dalam subtansia grisea. Nucleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superios, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. Pada setiap nucleus, neuron bertanggung jawab untuk setiap otot, membentuk kolumna. Beberapa akson dari motor neuron bertanggung jawab untuk otot-otot eksterna yang menyeberang pada tingkay nucleus. Bersama dengan akson yang tidak menyeberang dan serat parasimpatik, akson ini berayun di sekeliling dan melalui nucleus rubra pada perjalanan ke dinding lateral bawah dari fosa interpedunkularis, di mana semuanya bergabung dan muncul sebagai saraf okulomotorius. Kedua saraf berjalan di antara arteri serebri posterior dan arteri serebelaris superior. Pada perjalanannya ke orbita, kedua saraf pertama-tama berjalan melalui spasium subarakanoid dari sisterna basalis dan kemudian melalui spasium subdural. Di mana masing-masing serat menyeberangi ligamentum sfenopetrosal sebelum memasuki sinus kavernosus, dan menjadi rentan terhadap tekanan yang disebabkan oleh herniasi unkus. Setelah melewati sinus, saraf memasuki orbita melalui fisura orbita superior. Kemudian, serat parasimpatik meninggalkan saraf dan bergabung dengan ganglion siliar, di mana serat preganglionik dihubungkan ke serat postganglionic pendek yang mempersarafi otot-otot mata interna. Setelah memasuki orbita, serat somatic saraf okulomorius terbagi menjadi dua cabanga, cabang atas atau dorsal berlanjut ke levator palpebra superior dan otot rektus superior. Cabang bawah atau ventral mempersarafi rektus medial dan inferior dan otot oblikus inferior. Saraf Troklearis (IV) Nucleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan subtansia grisea periakuaduktal, dan segera berada di bawah nucleus saraf okulomotoris. Radiks interna membentuk lingkaran di sekeliling bagian lateral subtansia grisea sentralis dan meyilang dibelakang akuaduktus di dalam velum medularis superior,
  • 10. membran tipis yang membentuk lektum ventrikel keempat rostralis. Setelah menyeberang, saraf tersebut meninggalkan otak tengah di bawah kolikulus inferior. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Dalam perjalanan ventralnya ke sinus kavernosus, saraf-saraf tersebut pertama- tama melewati fisura pontosereberalis rostralis dan kemudian berlanjut di bawah tepi tentorium ke sinus kavernosus, dan dari sana ke dalam orbita disertai oleh saraf okulomotorius. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke bawah, ke dalam, dan abduksi dalam derajat kecil. Paralisis otot ini menyebabkan deviasi mata yang sakit ke atas dan sedikit ke dalam kea rah mata yang sehat. Deviasi ini terutama terlihat jika mata yang terlibat melihat ke bawah dan ke dalam, pada arah mata normal. Saraf Abdusens (VI) Nucleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat medulla oblongata, dan segera terletak di bawah lantai ventrikel keempat. Krus interna saraf fasialis (VII) berjalan di antara nucleus saraf VI dan ventrikel keempat. Serat radiks dari abdusens, berlanjut melalui basis pons di setiap sisi garis tengah, dan muncul sebagai saraf dari sambungan pontomedular tepat di atas pyramid. Dari sini, kedua saraf berjalan ke atas melalui spasium subaraknoid pada masing-masing sisi arteri basilaris. Kemudian berjalan melalui spasium subdural di depan klivus, melubangi dura, dan bergabung dengan dua saraf motorik dalam sinus kavernosus. Di sini saraf-saraf tersebut berhubungan erat dengan cabang pertama dan kedua saraf trigeminus dan dengan arteri karotis interna, yang juga berjalan melalui sinus kavernosus. Saraf-saraf tersebut juga tidak berjalan jauh dari bagian lateral sinus sphenoid dan sinus etmoidalis. Saraf Trigeminus (V)
  • 11. Saraf trigeminus bersifat campuran: bagian mayornya membawa serat sensorik dari wajah, dan bagian yang lebih kecil membawa serat motorik untuk otot- otot pengunyah. Bagian sensorik berasal dari ganglion trigeminalis yang berkaitan dengan ganglion spinalis dan mengandung sel-sel ganglion pseudounipolar. Akson- akson perifer dari sel-sel ini berhubungan dengan reseptor untuk raba, diskriminasi, tekanan, nyeri, dan suhu. Prosesus sentral memasuki pons dan berakhir dalam nucleus sensorik utama (raba, diskriminasi) dan nucleus spinalis (nyeri, suhu) dari saraf. Satu aspek dari nucleus traktus mesensefalik trigeminus menunjukkan gambaran khusus dari saraf. Neuron dari nucleus ini berhubungan dengan neuron ganglion spinalis. Jadi, nucleus dapat dianggap sebagai ganglion yang dikatakan berpindah tempat ke dalam batang otak. Akson-akson dari sel-selnya berhubungan dengan reseptor perifer dalam gelendong otot dari otot pengunyah dan dengan reseptor yang berespons terhadap tekanan. Tiga nucleus meliputi daerah yang luas, yang berjalan dari medulla spinalis bagian servikalis ke atas ke otak tengah. Ganglion Gasseri berhenti pada sulkus yang dangkal dari apeks rostral tulang petrosa, di luar bagian lateral dari sinus cavernous. Akson perifer dari neuron ganglionik membentuk tiga bagian mayor: a. Saraf oftalmikus, yang berjalan melewati fisura orbita superior b. Saraf maksilaris, yang menuju ke foramen rotundum c. Saraf mandibularis, yang berlanjut melalui foramen ovale Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit dahi dan wajah, mukosa mulut, hidung, dan sinus; gigi maksilar dan mandibular; dan daerah luas dari dura dalam fosa kranii anterior dan tengah. Untuk telinga, saraf ke-5 hanya melaporkan dari bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius menerima persarafan sensorik dari saraf intermediate, glosofaringeus dan vagus. Saraf mandibularis, di antara impuls- impuls lain, membawa impuls propioseptif dari otot-otot pengunyah dan dari atap mulut untuk mengendalikan kekuatan menggigit.
  • 12. Di dalam pons, serat saraf membawa rasa nyeri dan suhu, berlanjut kea rah kaudal sebagai trakus trigeminus spinal. Traktus ini berakhir pada nucleus spinalis dari saraf, yang berlanjut ke bawah sejauh medulla spinalis atas. Di sini traktus menggambarkan perpanjangan cranial dari zona Lissauer dan substansia gelatinosa kornu posterior, yang menerima rasa nyeri dari segmen servikal paling atas. Bagian kaudal dari nucleus spinalis memperlihatkan beberapa pola somatotopik. Bagian yang terendah menerima serat rasa nyeri dari saraf oftalmikus. Lebih cranial,tiba serat dari saraf maksilaris, saraf ini diikuti oleh serat dari saraf mandibularis. Serat saraf VII (saraf intermediet) dan IX serta X mengirimkan impuls nyeri dari telinga, sepertiga posterior lidah, faring, dan laring, bergabung dengan traktus spinalis dari saraf trigeminus. Segmen tengah dan segmen cranial dari nucleus spinalis barangkali menerima serat aferen yang mengirimkan impuls tekanan dan raba. Dianggap bahwa segmen tengah menerima serat rasa nyeri yang berasal dari pulpa gigi. Fungsi dari daerah nucleus ini memerlukan penjelasan lebih lanjut. Serat neuron kedua dari nucleus spinalis menyebar sewaktu menyeberang ke sisi yang berlawanan, di mana neuron berlanjut melalui tegmentum pons ke thalamus, bersama-sama dengan traktus spinotalamikus lateral. Serat berakhir dalam nucleus posteromedial ventralis dari thalamus. Nucleus sensorik utama dari saraf V mengisi daerah sirkumskripta tegmentum dorsolateral dari pons. Nucleus ini menerima impuls aferen dari rasa raba, diskriminasi, dan tekanan, yang pada medulla spinalis, dikirim oleh funikuli posterior. Serat neuron kedua dalam nucleus ini juga menyeberang ke sisi lain dari nucleus posteromedial ventral dari thalamus. Neuron ketiga dari jaras trigeminalis terletak pada thalamus, mengirimkan akson-aksonnya melalui ekstremitas posterior dari kapsula interna ke sepertiga bawah girus postsentralis.
  • 13. Bagian motorik atau bagian minor dari saraf trigeminus mempunyai nucleus di dalam tegmentum pontin, terletak di sebelah medial dari nucleus sensorik utama. Saraf motorik meninggalkan tengkorak bersama dengan saraf mandibularis. Saraf motorik ini mempersarafi otot masseter, pterigoideus temporalis, lateralis, dan medialis, milohioideus, digastrikus anterior dan otot tensor veli palatine. Saraf Fasialis atau Intermediat (VII) Saraf fasialis yang sebenarnya nucleus motorik terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medulla oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson dari neuron pertama-tama berjalan ke arah sudut pontosereberal, di mana akson ini muncul pada sambungan pontomedular tepat di depan saraf kranialis VIII. Krus dari saraf fasialis memberikan kolikulus fasialis pada lantai ventrikel keempat tepat di atas striae medular horizontal. Saraf intermediate muncul di antara saraf fasialis dan akustikus, dan ketiganya semua (fasiatis, intermediate, dan vestibulokoklearis) berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna. Di dalam kanalis, saraf fasialis dan intermediate berpisah dari saraf kranialis VIII dan terus ke lateral dalam kranalis fasialis, kemudian ke atas ke tingkat ganglion genikulatum. Di sini kanalis fasialis membuat belokan tajam ke arah kaudal. Karena saraf fasialis mengikuti kanalis, maka saraf fasialis juga ikut berbelok, yang disebut sebagai krus eksterna atau krus luar dari saraf fasialis. Pada ujung akhir fasialis, saraf fasialis meninggalkan cranium melalui foramen stilomastoideus. Dari titik ini, serat motorik menyebar di atas wajah. Dalam melakukan penyebaran itu, beberapa melubangi glandula paroitis. Otot-otot yang dipersarafi oleh saraf VII, melayani ekspresi fasial dan berasal dari arkus brankialis kedua. Otot-otot orbikularis oris dan okuli, buksinator, oksipital, frontal, stapedius, stilohioideus, digastrikus posterior dan plastima, termasuk dalam kelompok ini. Nucleus motorik dari saraf fasialis merupakan bagian dari beberapa arkus reflex. Reflex kornea sebelumnya telah disebutkan. Impuls optic juga tiba pada
  • 14. nucleus dari kolikulus superior melalui traktus tektobulbaris, menyebabkan penutupan kelopak mata jika terdapat cahaya yang cukup terang (reflex berkedip). Impuls akustik mencapai nucleus melalui nucleus dorsalis badan trapezoid. Tergantung pada intensitas suara, arkus reflex ini menghasilkan relaksasi atau tegangan otot stapedius. Persarafan supranuklear dari otot-otot dahi, terletak pada kedua hemisfer serebri, sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan hanya dari girus presentralis kontralateral. Akibatnya, gangguan unilateral dari traktus kortikonuklear oleh suatu lesi, seperti misalnya infark, membiarkan persarafan otot frontalis tetap utuh. Tetapi jika sebuah lesi melibatkan nucleus atau saraf perifer, semua otot fasial ipsilateral mengalami kelumpuhan. Sistem Auditorius (VIII) Sistem auditorius terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Yang akan dibicarakan sekarang, terbatas pada telinga dalam, yang terdiri dari koklea, mengandung organ korti, dan saraf akustikus atau koklearis dan hubungannya di dalam sistem saraf pusat. Gelombang suara yang masuk dari telinga luarm dirubah menjadi gerakan mekanis oleh osikel auditorius dari telinga tengah, dan pada gilirannya diubah menjadi gelombang tekanan dari perilimfe, pada waktu stapes menggetarkan fenestra ovalis. Gelombang tekanan dari perilimfe menggetarkan dua setengah putara koklea melalui skala vestibule ke helikotrema, dan kemudian berjalan turun melalui skala timpani ke fenestra rotundum. Gelombang tekanan ini menghasilkan getaran pada membrane basilar, menyebabkan stimulasi sel rambut dari organ korti. Gelombang ini adalah reseptor sensorik khusus yang mampu mengubah gelombang mekanis menjadi potensial aksi elektris. Ganglion spiralis terletak dalam kanalis spiraslis dari organ Korti. Cabang perifer sel bipolar dari ganglion ini berhubungan dengan sel sensorik di dalam organ Korti. Akson sentral dari ganglion ini membentuk saraf koklearis, yang bergabung
  • 15. dengan saraf vestibularis pada perjalanannya melalui meatus akustikus interna ke arah sudut pontoserebelaris. Di sana, kedua saraf tersebut memasuki batang otak tepat di belakang pendukel sereberal inferior. Beberapa serat saraf koklearis, berakhir pada nucleus koklearis ventralis dan lainnya pada nucleus koklearis dirsalis. Neuron kedua menghantarkan impuls melalui jaras yang berbeda dan dengan beberapa interupsi di sentral dari kolikulus inferior dan korpus genikulatum medial. Akson yang berasal dari nucleus koklearis ventral menyeberang garis tengah sebagai serat ‘trapezoid’. Beberapa serat tersebut pada titik ini menghantarkan impuls ke neuron dari nucleus korpus trapezoid; yang lainnya menghantarkan impuls ke neuron dalam nucleus olivarius superior, dalam nucleus lemniskus lateralis atau dalam formasio retikularis. Kemudian impuls akustik berjalan melalui lemniskus lateral ke rostral ke kolikulus inferior, dan beberapa dari impuls ini kemungkinan berjalan langsung ke korpus genikulatum medial. Akson dari nucleus koklearis dorsal berjalan di dorsal dari pedunkel sereberalis inferior ke sisi yang berlawanan, sebagian sebagai stria medulares, sebagian melalui formasio retikularis. Akhirnya, mereka bergabung dengan serat yang datang dari nucleus koklearis ventral dalam lemnikus lateralis dan menyertainya ke kolikulus inferior. Satu kelompok dari serat-serat ini berjalan ipsilaterall oleh karena itu gangguan pada satu lemnikus lateralis tidak menyebabkan tuli unilateral. Lebih mungkin terjadi penurunan daya pendengaran pada telinga sisi yang lain dan beberapa kegagalan dalam mengenal arah datangnya suara. Dimulai pada kolikulus inferior, neuron baru berhubungan dengan korpus genikulatum medial dari thalamus. Dari sini, impuls akustik berjalan melalui radiasio akustik melalui ekstremitas posterior ventral dari kapsula interna ke lapangan kortikal primer dalam konvulasi tranversal temporal Heschl.
  • 16. Pada pejalanannya dari organ korti ke korteks, serat jaras auditorius melewati empat sampai enam stasiun penyambung. Pada titik ini serat memberikan kolateral yang merupakan bagian dari arkus reflex. Beberapa kolateral berhubungan dengan serebelum. Yang lainnya berjalan sepanjang berkas longitudinalis medialis ke nucleus otot mata dan merupakan sarana dalamgerakan mata konjugat ke arah suara. Ada juga serat lain yang berjalan melalui kolikulus superior dan inferior ke nucleus pretektalis dan melalui traktus tektobularis ke nucleus berbagai saraf kranialis dan sel-sel motorik kornu anterior dalam medulla spinalis bagian servikal. Hubungan yang disebut terakhir, bertanggung jawab untuk menolehkan kepala ke arah atau menjauh dari sumber kepala. Impuls kolateral ke dalam sistem aktivasi asenden formasio retikularis melayani kesadaran. Beberapa impuls berjalan turun melalui lemnikus lateralis ke neuron interkalasi yang mempunyai pengaruh regulator, pada tegangan membrane basilar. Dianggap bahwa neuron ini memungkinkan telinga untuk memusatkan perhatian pada frekuensi suara tertentu secara simultan menghambat frekuensi yang berdekatan. Sistem Vestibular atau Keseimbangan (VIII) Untuk mempertahankan keseimbangan dibutuhkan tiga sistem: sistem vestibular, sistem propiosepsi dari otot dan sendi dan sistem optikal. Organ reseptor mempertahankan keseimbangan tubuh dan terletak dalam utrikulus, sakulus dan dalam ampula kanalis semisirkularis. Pada kedua utrikuli dan sakuli, organ reseptor adalah maculae staticae. Macula dari utrikulus mengisi lantai utrikulus, sejajar dengan basis cranium. Macula sakulus mengisi dinding medial dari sakulus dalam posisi vertical. Sel rambut dari masing-masing macula tertanam dalam membrane gelatinosa yang berisi otolit dan dikelilingi oleh sel-sel penunjang. Reseptor ini mengirim impuls static secara sentral dan memberikan informasi tentang posisi dari kepala dalam ruangan; impuls ini juga mempengaruhi tonus otot. Tiga kanalis semisirkularis dihubungkan dengan utrikulus. Setiap ujung yang melebar atau ampula mengandung suatu reseptor yang disebut Krista. Sel rambut dari
  • 17. setiap Krista ampularis tertanam dalam materi gelatinosa yang membentuk kupula tinggi, yang tidak mengandung otolit. Sel rambut dari Krista sensitive terhadap pergerakan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis. Semua itu adalah reseptor kinetic. Impuls yang dihasilkan oleh reseptor dalam labirin merupakan stimuli pada arkus reflex yang mengatur otot-otot mata, leher, dan tubuh sedemikian rupa sehingga keseimbangan dapat dipertahankan tanpa tergantung posisi atau gerakan kepala. Ganglion vestibularis terletak dalam meatus akustikus interna dan mengandung sel bipolar. Semua serat perifernya berhubungan dengan reseptor dalam apparatus vestibularis, dan serat-serat sentralnya membentuk saraf vestibularis. Bersama dengan saraf kklearis, saraf vestibularis berjalan melewati meatus akustikus interna ke arah sudut pontosereberalis, dimana saraf vestibular memasuki batang otak pada sambungan pontomedular dalam pejalanannya ke nucleus vestibularis dekat lantai ventrikel keempat. Serat saraf vestibularis terbagi sebelum berakhir pada kelompok sel nucleus vestibularis, dari sini neuron kedua berlanjut. Pola anatomi yang tepat dari serat aferen dan eferen dalam nucleus ini belum jelas secara sepenuhnya. Beberapa serat dari saraf vestibularis mengirimkan impuls secara langsung melalui traktus jukstarestiformis, yang terletak dekat pedunkel serebelaris inferior dan berjalan ke lobus flokulonodular dari serebelum. Stimuli eferen dari nucleus fastigialis Russel kembali ke nucleus vestibularis, dan melalui saraf vestibularis ke sel rambut dari labirin menggunakan pengaruh regulator, terutama inhibisi. Arkiserebelum juga menerima serat sekunder dari nucleus vestibularis superior, medial dan inferior. Arkiserebelum mengembalikan stimuli eferen secara langsung ke kompleks nucleus vestibularis dan ke neuron motorik spinalis melalui hubungan serebeloretikularis dan retikulospinalis. Dalam nucleus vestibularis lateral, berasal traktus vestibulospinalis lateral yang penting. Traktus ini berjalan turun ipsilateral dalam funikulus anterior ke motoneuron spinalis gama dan alfa, sejauh segmen sakralis. Traktus ini mempunyai pengaruh yang mempermudah reflex
  • 18. ekstensor dan menjaga tonus otot cukup tinggi pada seluruh tubuh untuk mempertahankan keseimbangan. Serat nucleus vestibularis medial bergabung dengan fasikulus longitudinalis medialis pada masing-masing sisi, berhubungan dengan sel-sel motorik dari kornu anterior segmen servikalis, dan berjalan turun sebagai traktus vestibulospinalis medial ke dalam bagian rostral medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini terletak dekat sulkus medianus anterior dari medulla spinalis bagian torakalis. Serat- serat ini membentuk fasikulus sulkomarginalis, yang berjalan turun dan berakhir dalam bagian rostral medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini mempengaruhi tonus otot leher, sesuai dengan berbagai posisi dari kepala, dan mungkin juga merupakan bagian dari arkus reflex yang membantu mempertahankan keseimbangan dengan memulai gerakan kompensasi dari lengan. Bersama dengan bagian flokulonodular dari serebelum, nucleus vestibularis membentuk kompleks yang sangat penting untuk keseimbangan dan tonus otot-otot skeletal. Ada sistem tambahan yang melayani keseimbangan, spinoserebelaris dan serebroserebelaris. Semua nucleus vestibularis, dihubungkan dengan nucleus saraf motorik ocular oleh fasikulus longitudinalis medialis. Beberapa serat terlihat berhubungan dengan nucleus interstisial cajal dan nucleus Darkschewitsch dann berlanjut ke thalamus. Sistem Vagus (VII Intermediat, IX, X, Kranial XI) Saraf Glosofaringeus (IX) Saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan cranium melalui foramen jugularis. Pada foramen tersebut, saraf IX mempunyai dua ganglion, ganglion intrakranialis superior dan ganglion intrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stiloglosal, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan
  • 19. otot stiloglosal saraf berlanjut ke basis lidah dan mensarafi mukosa faring, tonsik dan sepertiga posterior lidah. Saraf ini mempunyai cabang-cabang sebagai berikut: a. Saraf timpanikus, berasal dari ganglion ekstrakranialis inferior, melewati telinga tengah dan pleksus timpanikus (Jacobson), berlanjut melalui saraf petrosus minor dan ganglion otikum ke glandula parotis. Merupakan saraf sensorik untuk telinga tengah dan tuba eustakius b. Cabang stilofaringeal, mensarafi otot stilofaringeal c. Cabang faringeal, bersama dengan cabang saraf vagus membentuk pleskus faringeal. Semua mempersarafi otot-otot serat lintang dari faring. d. Cabang sinus karotikus, semua menyertai arteri karotis interna ke sinus karotikus dan ke glomus karotikum e. Cabang lingualis, semua mengambil impuls pengecapan dari sepertiga posterior lidah. Saraf Vagus (X) Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion, ganglion superior atau jugularis dan ganglion inferior atau nodosum. Keduanya terletak pada daerah foramen jugularis. Saraf vagus mewakili arkus brankialis ke empat dan selanjutnya. Kaudal dari ganglion inferior, saraf ini berjalan turun sepanjang arteri karotis interna dan arteri karotis komunis dan tiba di mediastinum melalui aperture torakalis superior. Saraf kanan berjalan di atas arteri subklavia dan yang kiri berjalan di atas arkus aortikus dan di belakang radiks paru. Dari titik tersebut kedua saraf sangat dekat dengan esophagus, serat saraf kanan melekat pada sisi posterior dan serat saraf kiri melekat ke sisi anterior esophagus. Cabang terminal berjalan dengan esophagus ke dalam rongga abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatik. Saraf Asesorius (XI)
  • 20. Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranalis. Radiks kranali adalah akson dari neuron dalam nucleus ambiguous yang terletak dekat dengan neuron dari saraf vagus. Nucleus Ambiguus Nucleus ambiguous terdiri dari motoneuron saraf glosofaringeus, vagus dan asesorius cranial. Nucleus ini menerima impuls supranuklear dari kedua hemisfer serebri melalui traktus kortikonuklear. Oleh karena itu, gangguan unilateral dari serat sentral tidak memberikan gangguan fungsi yang nyata. Akson dari nucleus, menyertai saraf glosofaringeus, vagus dan asesorius kranialis dan mempersarafi otot palatum mole, otot faring, laring dan otot lurik bagianrostral esophagus. Nukeus ambiguous menerima impuls aferen dari nucleus spinal trigeminus dan dari nucleus traktus solitaries. Nukleus ini merupakan bagian dari arkus reflex yang berasal dari mukosa traktus respiratorius dan digestivus, dan mencetuskan batuk dan muntah. Saraf asesorius Spinalis Bagian spinal dari saraf asesorius berasal dari kolumna sel kornu anterior ventrolateral. Akson pertama-tama berjalan naik dalam funikulus lateral untuk satu sampai dua segmen sebelum meninggalkan medulla spinalis di lateral dan dorsal dari ligamentum dentatum. Beberapa radiks yang terletak di antara segmen anterior dan radiks posterior bergabung untuk membentuk batang bersama. Di rostral, batang berjalan melalui foramen magnum ke dalam cranium dan bersatu dengan bagian kranialis dari saraf; saraf kemudian meninggalkan cranium melalui foramen jugularis. Saraf asesorius cranial menjadi bagian dari saraf vagus, dansaraf asesorius spinalis sekarang disebut sebagai ramus eksternus. Cabang eksterna ini berjalan turun pada leher dan memberikan persarafan motorik ke otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Saraf Hipoglosus (XII)
  • 21. Nucleus saraf hipoglosus terletak pada medulla oblongata bawah pada setiap sisi garis tengah dan dekat lantai ventrikel keempat, dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Setiap nucleus terbuat dari beberapa kelompok motoneuron, dan setiap kelompok mempersarafi otot lidahnya masing-masing. Sesuai dengan perkembangan, neuron identik denganmotoneuron pada kornu anterior spinalis. Hipoglosus adalah saraf eferen somatic. Aksonnya berjalan di ventral ke arah sulkus lateral anterior di antara olive inferior dan pyramid. Di sana akson menuju permukaan dalam berkas tipis multiple yang segera bersatu untuk membentuk saraf. Saraf meninggalkan cranium melalui kanalisnya sendiri, yaitu kanalis hipoglosi, di atas tepi lateral foramen magnum. Di dalam leher, saraf berjalan di antara arteri karotis interna disertai oleh serat tiga segmen atas. Serat-serat ini tidak bersatu dengan saraf hipoglosus, tetapi segera berpisah dan mempersarafi otot tulang hioideus. Saraf hipoglosus mempersarafi otot lidah: stiloglosus, hioglosus dan genioglosus. Persarafan volunteer berjalan melalui traktus kortikonuklear yang datang dari korteks presentralis, menyertai traktus kortikospinalis pada perjalanannya melalui kapsula interna. Nucleus hipoglosus menerima impuls terutama dari traktus kortikonuklearis kontra-lateral. Sebagai tambahan, serat aferen dari formasio retikularis, nucleus nucleus traktus tektospinalis, dan dari arkus reflex yang melayani menelan, mengunyah, mengisap dan menjilat. DAFTAR RUJUKAN Duus Peter. 1983. Diagnosis Topik Neurologi; Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.Terjemahan oleh Wita J. Suwono. 1996. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.