SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BIMBINGAN MANASIK
HAJI/UMRAH
Oleh: Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.I
A. PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH
Kata “Haji” berasal dari Bahasa Arab “al Hajju” ziarah berkunjung, yang berarti
secara bahasa “al qoshdu ila syai’i al mu’addhom” artinya bersengaja ziarah
berkunjung kepada sesuatu yang dihormati/dimuliakan. Imam Abdurrahman al
Jaziry dalam kitabnya Al Fiqh ala Madzahib al Arba’ah memberikan defisi haji agak
spesifik, Haji secara bahasa; ‘al qoshdu ila mua’dzom , secara syara; melakukan
perbuatan yang khusus yang dilakukan pada waktu yang khusus dan di tempat yang
khusus untuk tujuan yang khusus [A’malun makhsushotun tuaddi fi zamanin
mahshusin wa makanin makhsusin ala wajhin makhsusin]. Atau dengan pengertian
secara umum menurut Istilah/Syara’, Haji adalah berziarah atau berkunjung ke
Baitullah [Ka’bah} Makkah al Mukarromah untuk beribadah kepada Allah SWT
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Ihram,
2. Tawaf,
3. Sa’i,
4. Wukuf di Arafah,
5. Wukuf/Mabit di Muzdalifah,
6. Tahallul.
Yakni Ziarah yang bertujuan untuk menyuburkan rasa cinta. Sedangkan Umrah menurut syara’:
Berziarah atau berkunjung ke Baitiullah [ Ka’bah] Makkah al Mukarromah untuk beribadah
kepada Allah SWT dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Ihram,
2. Tawaf,
3. Sa’i,
4. Tahallul.
B. HUKUM HAJI DAN UMRAH
Para Ulama sepakat bahwa hukum haji wajib bagi setiap umat Islam baik laki-laki maupun
perempuan, hanya sekali seumur hidup bagi orang-orang yang mampu [istito’ah]. Allah SWT
berfirman:
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, [diantaranya] maqom Ibrahim. Barang
siapa memasukinya [tanah haram] menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu [bagi] orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barang siapa mengingkari [kewajiban haji], maka sesungguhnya Allah Maha Kaya [tidak
memerlukan sesuatu] dari semesta alam”. QS. 3:97
Adapun hukum Umrah terdapat perbedaan pendapat [ikhtilaf] sebagai berikut:
 1. imam Syafi’I dan Ahmad bin Hambal hukumnya wajib.
Adapun hukum Umrah terdapat perbedaan pendapat [ikhtilaf] sebagai berikut:
1. Imam Syafi’I dan Ahmad bin Hambal hukumnya wajib.
Berdasarkan firman Allah SWT dalam suarat al Baqoroh ayat 197:
“Wa atimmul hajja wal ‘umrota lillahi…” [Dan sempurnakanlah ibadah haji dan
umrah karena Allah…].
Dan hadits Nabi saw:
Atinya: “Dari Abu Razin, bahwasanya dia datang kepada Nabi saw dan berkata: “Ya
Rasulullah, sesungguhnya ayahku sudah tua sekali, tidak mampu berhaji dan tidak
mampu berumrah dan tidak mapu bepergian”. Rasulullah bersabda: “Hajikan
untuk ayahmu dan umrahkan!”. [HR. Abu Dawud, Nas’I dan Timidzi].
2. Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dan qaul qodim Imam Syafi’I, bahwa Umrah
hukumnya Sunnah mu’akkad. Nabi bersabda:
Artinya: “Dari Jabir ra, sesungguhnya Nabi saw ditanya tentang umrah, apakah
wajib?. Rasulullah menjawab: “tidak”, akan tetapi kalua engkau berumrah, maka
itu lebih baik”. {HR. ahmad dan Tirmidzi].
C. WAKTU HAJI [terkait dengan kewajiban]
1. Menurut Imam Syafi’i: Pelaksanaan ibadah haji boleh ditunda [ala al tarokhi ],
dengan syarat:
a. Ada urusan yang lebih mendesak yang berkaitan dengan kemaslahatan dirinya atau
orang lain.
b. Adanya kenyakinan, bahwa dia masih mampu malaksanakannya, baik yang
berhubungan dengan waktu, biaya maupun kesehatannya pada waktu yang lain.
2. Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hambal: Pelaksanaan ibadah
haji harus segera [ala al faur], yakni di tahun itu juga harus dilaksanakan. Nabi saw
bersabda: “an Ibn Abbas ra, qola: qola Rasulullah saw: “Man aroda al hajja fal
yata’ajjal, fa innahu qod ya’radul maridlu wa tadlillu al dlollatu wa ta’ridlu al
hajatu”. [HR. Ahmad wa Ibn Majah].
Artinya:” Dari Ibn Abbas ra, bersabda Rasululllah saw.: “Barang siapa [sudah
berkemampuan] untuk haji, maka hendaklah ia segera melaksanakan, sebab kadang-
kadang terserang sakit, barang [persiapan] hilang, dang terhalang oleh keperluan
mendadak”. HR. Ahmad dan Ibn Majah.
D. KETENTUAN PELAKSANAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH
1. Pengertian syarat
Syarat adalah sesuatu yang mengikat [robthu]. Menurut Ibn Mandur: “Syarat
adalah keharusan sesuatu dan menjadikan keharusannya [seperti] dalam jual
beli dan sebagainya”. [ilzamu al sya’i waltizamuhu fl al ba’i wa nahwihi].
Menurut istilah Fiqh: “Ketiadaan sesuatu tidak mengharuskan ketiadaan yang
lain, dan adanya dia tidak mengharuskan ada dan tidak adanya yang lain” [ma
yalzamu min adamihi al adamu, wala yalzamu min wujudihi wujudun wala
adamun lidzatihi].
2. Syarat wajib Haji dan Umrah
a. Syarat wajib haji dan umrah menurut Jumhur Ulama:
1. Islam
2. baligh
3. berakal sehat
4. merdeka [bukan hamba sahaya]
5. mampu [istita’ah]
Imam Malik hanya mensyaratkan [beragama] Isalam.
b. Syarat sah haji dan umrah
Menurut madzhab Syafi’i dan Hambali:
1. Islam
2. Mumayyiz [sudah dapat membedakan antara yang baik dan
buruk]
3. Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Sepakat empat Imam madzhab mensahkan wali bagi anak yang
belum mumayyaz mewakili ihramnya, menghadirkan di arafah,
melontar jumrah serta membawanya tawaf dan sa’i.
2. Rukun Haji
Rukun menurut bahasa adalah ruknun‘ berarti penopang,
sandaran, unsur, elemen dasar, kekuatan. Adapun menurut istilah
yaitu: Hal yang menopang berdirinya sesuatu, karena sesuatu itu
berdiri dengan unsur pokoknya [rukun}, bukan karena berdiri
sendiri [Ma yaqumu bihi dzalika al syai’u mina al taqommumi idz
qowwamu al syai’u biruknihi la mina al qiyami binafsihi].
Rukun haji menurut Imam Syafi’i
1. Ihram
2. Tawaf Ifadah
3. Sa’I
4. Wukuf di Arafah [hari Arafah]
5. Memotong/menggunting ramput
6. Tartib
Maksud kata tertib disini adalah mendahulukan ihram dari semua amalan
haji. Melaksanakan wukuf sebelum tawaf ifadah dan menggunting rambut.
Melaksanakan tawaf ifadah sebelum sai, kecuali yang sudah sai pada waktu
tawaf qudum [bagi yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiron], maka
setelah tawaf ifadah tidak diharuskan sai lagi.
3. Rukum Umrah
Menurut madzhab Syafi’i ada lima:
1. Ihram
2. Tawaf
3. Sa’i
4. Memotong/menggunting rambut
5. Tartib
4. Wajib Haji dan Umrah
Wajib haji dan umrah adalah sesuatu hal yang apabila ditinggalkan haji atau
umrahnya sah, akan tetapi wajib membayar dam.
a. Pengertian wajib
Menurut Bahasa keharusan atau kepastian [tsubutun wa luzumun.
Sedangkan menurut Istilah perbuatan yang apabila dikerjakan
mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat dosa, tetapi
hajinya sah akan tetapi wajib membayar dam.
Wajib Haji menurut madzhab Syafi’i ada 5
1. Ihram [ihram haji dari miqot]
2. Mabit di Muzdalifah
3. Melontar jumrah aqobah [tanggal 10 dzulhijjah]
4. Mabit di Mina
5. Menjauhi larangan-larangan ihram
Wajib Umrah
Pada dasarnya wajib umrah sama dengan wajib haji menurut para
Imam madzhab, kecuali wukuf, mabit, dan melontar jumrah karena
ketiganya hanya ada dalam haji.
Sunnah Haji dan Umrah.
Amalan Sunnah yang bisa dikerjakan adalah; mandi ketika akan
memulai ikhram, memakai wangi-wangian, menyisir rambut dan memakai
minyak wangi, memakai kain ihram dua helai tidak berjahit [bagi laki-
laki] berwarna putih, memotong kuku, membaca talbiyah [keras bagi
laki-laki, pelan bagi perempuan], memperbanyak membaca tahmid,
tasbih, dan lain-lain.
E. TATA CARA PELAKSANAAN HAJI
Berdasarkan pelaksanaannya, ibadah haji dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Ibadah haji Ifrod
Secara Bahasa ifrod berarti menyendirikan. Maksudnya orang
melaksanakan ibadah haji sajaa tanpa melaksanakan umrah dan tidak
dikenakan dam.
Haji ifrod ini dapat dilaksanakan dengan empat macam cara, yaitu:
a. Melaksanakan haji saja [tanpa melaksanakan umrah].
b. Melaksanakan haji dulu, menyusul umrah setelah selesai haji.
c. Melaksanakan umrah diluar bulan-bulan haji, menyusul
melaksanakan haji di bulan haji.
d. Melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, kemudian pulan ke
tanah air, menyusul pergi haji pada bulan-bulan haji itu juga.
2. Haji qiron.
Kata qiron artinya bersamaan atau berteman, maksudnya orang
melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan dengan sekali niat
untuk dua pekerjaan, tetapi diharuskan membayar dam.
3. Haji tamattu’.
Kata tamattu’ artinya bersenang-senang. Maksudnya orang
melaksanakan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji itu, lalu
tahallul. Kemudian ia berihram haji dari Makkah atau sekitarnya pada
tanggal 8 dzulhijjah [hari tarwiyah] atau tanggal 9 dzulhijjah tanpa
harus kembali lagi dari muqot semula.
Selama jeda waktu tahallul itu, dia bisa bersenang-senang, karena
tidak dalam keadaan ihram dan tidak kena larangan ihram, tapi dia
dikenakan dam. [dam nusuk].

More Related Content

What's hot

Aliran wahabi
Aliran wahabiAliran wahabi
Aliran wahabiaswajanu
 
Agar puasa-tidak-sia-sia
Agar puasa-tidak-sia-siaAgar puasa-tidak-sia-sia
Agar puasa-tidak-sia-siaMuslim Sendai
 
Materi pai sd puasa
Materi pai sd puasaMateri pai sd puasa
Materi pai sd puasaebo_bohari
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawufLia Lia
 
Ppt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doaPpt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doaasni furoida
 
Perbedaan haji dan umroh
Perbedaan haji dan umrohPerbedaan haji dan umroh
Perbedaan haji dan umrohmugnisulaeman
 
Dalil Tradisi NU
Dalil Tradisi NUDalil Tradisi NU
Dalil Tradisi NUaswajanu
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahMarhamah Saleh
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِمYudi Wahyudin
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorlailatusimrany
 

What's hot (20)

Aliran wahabi
Aliran wahabiAliran wahabi
Aliran wahabi
 
Agar puasa-tidak-sia-sia
Agar puasa-tidak-sia-siaAgar puasa-tidak-sia-sia
Agar puasa-tidak-sia-sia
 
Materi pai sd puasa
Materi pai sd puasaMateri pai sd puasa
Materi pai sd puasa
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
 
Remaja Smart with Islam
Remaja Smart with IslamRemaja Smart with Islam
Remaja Smart with Islam
 
Ppt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doaPpt tekpen dzikir dan doa
Ppt tekpen dzikir dan doa
 
Perbedaan haji dan umroh
Perbedaan haji dan umrohPerbedaan haji dan umroh
Perbedaan haji dan umroh
 
Dalil Tradisi NU
Dalil Tradisi NUDalil Tradisi NU
Dalil Tradisi NU
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0
 
Pengantar psikologi dakwah
Pengantar psikologi dakwahPengantar psikologi dakwah
Pengantar psikologi dakwah
 
Buku syair wali tanah jawa
Buku syair wali tanah jawaBuku syair wali tanah jawa
Buku syair wali tanah jawa
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 
Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan Manasik HajiBimbingan Manasik Haji
Bimbingan Manasik Haji
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosor
 
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 

Similar to Bimbingan haji dan Umrah.pptx

Similar to Bimbingan haji dan Umrah.pptx (20)

Sekilas ttg umroh
Sekilas ttg umrohSekilas ttg umroh
Sekilas ttg umroh
 
Makalah rukun rukun_haji
Makalah rukun rukun_hajiMakalah rukun rukun_haji
Makalah rukun rukun_haji
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Materi haji dan umrah
Materi haji dan umrahMateri haji dan umrah
Materi haji dan umrah
 
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptxHAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
 
Haji.pptx
Haji.pptxHaji.pptx
Haji.pptx
 
Amanda safarina & adelina putie haji dan umrah
Amanda safarina & adelina putie   haji dan umrahAmanda safarina & adelina putie   haji dan umrah
Amanda safarina & adelina putie haji dan umrah
 
Bahan makalah haji
Bahan makalah hajiBahan makalah haji
Bahan makalah haji
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Perbedaan haji dan umrah
Perbedaan haji dan umrahPerbedaan haji dan umrah
Perbedaan haji dan umrah
 
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
 
HAJI DAN UMRAH.pptx
HAJI DAN UMRAH.pptxHAJI DAN UMRAH.pptx
HAJI DAN UMRAH.pptx
 
pelajaran kelas X Agama Islam: umrah
pelajaran kelas X Agama Islam: umrahpelajaran kelas X Agama Islam: umrah
pelajaran kelas X Agama Islam: umrah
 
Manasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrahManasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrah
 
Panduanlengkaphajidanumrah
PanduanlengkaphajidanumrahPanduanlengkaphajidanumrah
Panduanlengkaphajidanumrah
 
Fiqih
FiqihFiqih
Fiqih
 
Haji Dan Umroh
Haji Dan Umroh Haji Dan Umroh
Haji Dan Umroh
 
Materi Fiqih Haji dan Umrah
Materi Fiqih Haji dan UmrahMateri Fiqih Haji dan Umrah
Materi Fiqih Haji dan Umrah
 

Recently uploaded

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxAfifahNuri
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxSaeful Malik
 

Recently uploaded (6)

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
 

Bimbingan haji dan Umrah.pptx

  • 1. BIMBINGAN MANASIK HAJI/UMRAH Oleh: Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.I
  • 2. A. PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH Kata “Haji” berasal dari Bahasa Arab “al Hajju” ziarah berkunjung, yang berarti secara bahasa “al qoshdu ila syai’i al mu’addhom” artinya bersengaja ziarah berkunjung kepada sesuatu yang dihormati/dimuliakan. Imam Abdurrahman al Jaziry dalam kitabnya Al Fiqh ala Madzahib al Arba’ah memberikan defisi haji agak spesifik, Haji secara bahasa; ‘al qoshdu ila mua’dzom , secara syara; melakukan perbuatan yang khusus yang dilakukan pada waktu yang khusus dan di tempat yang khusus untuk tujuan yang khusus [A’malun makhsushotun tuaddi fi zamanin mahshusin wa makanin makhsusin ala wajhin makhsusin]. Atau dengan pengertian secara umum menurut Istilah/Syara’, Haji adalah berziarah atau berkunjung ke Baitullah [Ka’bah} Makkah al Mukarromah untuk beribadah kepada Allah SWT dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Ihram, 2. Tawaf, 3. Sa’i, 4. Wukuf di Arafah, 5. Wukuf/Mabit di Muzdalifah, 6. Tahallul.
  • 3. Yakni Ziarah yang bertujuan untuk menyuburkan rasa cinta. Sedangkan Umrah menurut syara’: Berziarah atau berkunjung ke Baitiullah [ Ka’bah] Makkah al Mukarromah untuk beribadah kepada Allah SWT dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Ihram, 2. Tawaf, 3. Sa’i, 4. Tahallul. B. HUKUM HAJI DAN UMRAH Para Ulama sepakat bahwa hukum haji wajib bagi setiap umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, hanya sekali seumur hidup bagi orang-orang yang mampu [istito’ah]. Allah SWT berfirman: Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, [diantaranya] maqom Ibrahim. Barang siapa memasukinya [tanah haram] menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu [bagi] orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari [kewajiban haji], maka sesungguhnya Allah Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam”. QS. 3:97 Adapun hukum Umrah terdapat perbedaan pendapat [ikhtilaf] sebagai berikut:  1. imam Syafi’I dan Ahmad bin Hambal hukumnya wajib.
  • 4. Adapun hukum Umrah terdapat perbedaan pendapat [ikhtilaf] sebagai berikut: 1. Imam Syafi’I dan Ahmad bin Hambal hukumnya wajib. Berdasarkan firman Allah SWT dalam suarat al Baqoroh ayat 197: “Wa atimmul hajja wal ‘umrota lillahi…” [Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…]. Dan hadits Nabi saw: Atinya: “Dari Abu Razin, bahwasanya dia datang kepada Nabi saw dan berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku sudah tua sekali, tidak mampu berhaji dan tidak mampu berumrah dan tidak mapu bepergian”. Rasulullah bersabda: “Hajikan untuk ayahmu dan umrahkan!”. [HR. Abu Dawud, Nas’I dan Timidzi]. 2. Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dan qaul qodim Imam Syafi’I, bahwa Umrah hukumnya Sunnah mu’akkad. Nabi bersabda: Artinya: “Dari Jabir ra, sesungguhnya Nabi saw ditanya tentang umrah, apakah wajib?. Rasulullah menjawab: “tidak”, akan tetapi kalua engkau berumrah, maka itu lebih baik”. {HR. ahmad dan Tirmidzi].
  • 5. C. WAKTU HAJI [terkait dengan kewajiban] 1. Menurut Imam Syafi’i: Pelaksanaan ibadah haji boleh ditunda [ala al tarokhi ], dengan syarat: a. Ada urusan yang lebih mendesak yang berkaitan dengan kemaslahatan dirinya atau orang lain. b. Adanya kenyakinan, bahwa dia masih mampu malaksanakannya, baik yang berhubungan dengan waktu, biaya maupun kesehatannya pada waktu yang lain. 2. Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hambal: Pelaksanaan ibadah haji harus segera [ala al faur], yakni di tahun itu juga harus dilaksanakan. Nabi saw bersabda: “an Ibn Abbas ra, qola: qola Rasulullah saw: “Man aroda al hajja fal yata’ajjal, fa innahu qod ya’radul maridlu wa tadlillu al dlollatu wa ta’ridlu al hajatu”. [HR. Ahmad wa Ibn Majah]. Artinya:” Dari Ibn Abbas ra, bersabda Rasululllah saw.: “Barang siapa [sudah berkemampuan] untuk haji, maka hendaklah ia segera melaksanakan, sebab kadang- kadang terserang sakit, barang [persiapan] hilang, dang terhalang oleh keperluan mendadak”. HR. Ahmad dan Ibn Majah.
  • 6. D. KETENTUAN PELAKSANAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH 1. Pengertian syarat Syarat adalah sesuatu yang mengikat [robthu]. Menurut Ibn Mandur: “Syarat adalah keharusan sesuatu dan menjadikan keharusannya [seperti] dalam jual beli dan sebagainya”. [ilzamu al sya’i waltizamuhu fl al ba’i wa nahwihi]. Menurut istilah Fiqh: “Ketiadaan sesuatu tidak mengharuskan ketiadaan yang lain, dan adanya dia tidak mengharuskan ada dan tidak adanya yang lain” [ma yalzamu min adamihi al adamu, wala yalzamu min wujudihi wujudun wala adamun lidzatihi]. 2. Syarat wajib Haji dan Umrah a. Syarat wajib haji dan umrah menurut Jumhur Ulama: 1. Islam 2. baligh 3. berakal sehat 4. merdeka [bukan hamba sahaya] 5. mampu [istita’ah] Imam Malik hanya mensyaratkan [beragama] Isalam.
  • 7. b. Syarat sah haji dan umrah Menurut madzhab Syafi’i dan Hambali: 1. Islam 2. Mumayyiz [sudah dapat membedakan antara yang baik dan buruk] 3. Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Sepakat empat Imam madzhab mensahkan wali bagi anak yang belum mumayyaz mewakili ihramnya, menghadirkan di arafah, melontar jumrah serta membawanya tawaf dan sa’i. 2. Rukun Haji Rukun menurut bahasa adalah ruknun‘ berarti penopang, sandaran, unsur, elemen dasar, kekuatan. Adapun menurut istilah yaitu: Hal yang menopang berdirinya sesuatu, karena sesuatu itu berdiri dengan unsur pokoknya [rukun}, bukan karena berdiri sendiri [Ma yaqumu bihi dzalika al syai’u mina al taqommumi idz qowwamu al syai’u biruknihi la mina al qiyami binafsihi].
  • 8. Rukun haji menurut Imam Syafi’i 1. Ihram 2. Tawaf Ifadah 3. Sa’I 4. Wukuf di Arafah [hari Arafah] 5. Memotong/menggunting ramput 6. Tartib Maksud kata tertib disini adalah mendahulukan ihram dari semua amalan haji. Melaksanakan wukuf sebelum tawaf ifadah dan menggunting rambut. Melaksanakan tawaf ifadah sebelum sai, kecuali yang sudah sai pada waktu tawaf qudum [bagi yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiron], maka setelah tawaf ifadah tidak diharuskan sai lagi.
  • 9. 3. Rukum Umrah Menurut madzhab Syafi’i ada lima: 1. Ihram 2. Tawaf 3. Sa’i 4. Memotong/menggunting rambut 5. Tartib 4. Wajib Haji dan Umrah Wajib haji dan umrah adalah sesuatu hal yang apabila ditinggalkan haji atau umrahnya sah, akan tetapi wajib membayar dam.
  • 10. a. Pengertian wajib Menurut Bahasa keharusan atau kepastian [tsubutun wa luzumun. Sedangkan menurut Istilah perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat dosa, tetapi hajinya sah akan tetapi wajib membayar dam. Wajib Haji menurut madzhab Syafi’i ada 5 1. Ihram [ihram haji dari miqot] 2. Mabit di Muzdalifah 3. Melontar jumrah aqobah [tanggal 10 dzulhijjah] 4. Mabit di Mina 5. Menjauhi larangan-larangan ihram
  • 11. Wajib Umrah Pada dasarnya wajib umrah sama dengan wajib haji menurut para Imam madzhab, kecuali wukuf, mabit, dan melontar jumrah karena ketiganya hanya ada dalam haji. Sunnah Haji dan Umrah. Amalan Sunnah yang bisa dikerjakan adalah; mandi ketika akan memulai ikhram, memakai wangi-wangian, menyisir rambut dan memakai minyak wangi, memakai kain ihram dua helai tidak berjahit [bagi laki- laki] berwarna putih, memotong kuku, membaca talbiyah [keras bagi laki-laki, pelan bagi perempuan], memperbanyak membaca tahmid, tasbih, dan lain-lain.
  • 12. E. TATA CARA PELAKSANAAN HAJI Berdasarkan pelaksanaannya, ibadah haji dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Ibadah haji Ifrod Secara Bahasa ifrod berarti menyendirikan. Maksudnya orang melaksanakan ibadah haji sajaa tanpa melaksanakan umrah dan tidak dikenakan dam. Haji ifrod ini dapat dilaksanakan dengan empat macam cara, yaitu: a. Melaksanakan haji saja [tanpa melaksanakan umrah]. b. Melaksanakan haji dulu, menyusul umrah setelah selesai haji. c. Melaksanakan umrah diluar bulan-bulan haji, menyusul melaksanakan haji di bulan haji. d. Melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, kemudian pulan ke tanah air, menyusul pergi haji pada bulan-bulan haji itu juga.
  • 13. 2. Haji qiron. Kata qiron artinya bersamaan atau berteman, maksudnya orang melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan dengan sekali niat untuk dua pekerjaan, tetapi diharuskan membayar dam. 3. Haji tamattu’. Kata tamattu’ artinya bersenang-senang. Maksudnya orang melaksanakan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji itu, lalu tahallul. Kemudian ia berihram haji dari Makkah atau sekitarnya pada tanggal 8 dzulhijjah [hari tarwiyah] atau tanggal 9 dzulhijjah tanpa harus kembali lagi dari muqot semula. Selama jeda waktu tahallul itu, dia bisa bersenang-senang, karena tidak dalam keadaan ihram dan tidak kena larangan ihram, tapi dia dikenakan dam. [dam nusuk].