Makalah ini membahas tentang tanggung jawab mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa sebagai orang dewasa memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan diri sendiri dalam belajar, berinteraksi dengan mahasiswa lain, serta mampu mengambil keputusan berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya. Dosen perlu memahami karakteristik mahasiswa dewasa ini dan menyesuaikan program serta metode pen
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
1.
2.
3.
4.
5. Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
Menjelaskan arti tanggung jawab
Menjelaskan arti tanggung jawab menurut Alkitab
Menjelaskan arti tanggung jawab mahasiswa dalam
proses belajar diajar
6.
7. Pengertian tanggung jawab tanggung jawab menurut
kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab timbul
karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga
membentuk hubungan tertentu antara pemberi
wewenang dan penerima wewenang. Jadi tanggung jawab
seimbang dengan wewenang.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar
mahasiswa sebagai orang dewasa, yaitu faktor kebebasan,
tanggung jawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri
sendiri, psikologis, fisik, daya ingat, dan motivasi.
24. Ciri kedewasaan adalah kebebasan atau ketidakterikatan dengan
orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung
berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajarinya serta
membandingkan dan menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengalaman-pengalaman belajar telah dimiliki sebelumnya.
Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih bersifat
demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa juga dapat
menilai kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen.
Dengan demikian pendekatan mereka terhadap apa yang
dipelajarinya dan mengarah pada pemecahan masalah. Yang
penting bagi mereka adalah bagaimana mengaplikasikan sesuatu
dan bagaimana memecahkan masalah, bukan sekedar pengetahuan
dan teori-teori. Dengan demikian mereka memerlukan contoh dan
non contoh aplikasi pengetahuan dan teori dalam kehidupan
sehari-hari. Proses belajar mahasiswa perlu disesuaikan dengan
faktor kebebasan yang dimiliki orang dewasa, misalnya dengan
membebaskan mahasiswa untuk memilih tugas yang ingin
dikerjakan, meminta mahasiswa untuk menulis opinion paper
sebagai pemecahan masalah atas suatu kasus.
25. Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat
dewasa. Orang dewasa bertanggung jawab terhadap
tindakannya dan dapat berdiri sendiri. Dalam hal
kedewasaan, mahasiswa dan dosennya sebenarnya sama dan
sejajar. Perbedaannya bahwa dosen memiliki
pengetahuan/keterampilan tertentu yang belum dimiliki
mahasiswa.
Karena kesejajaran tersebut mahasiswa cenderung ingin
diperlakukan sebagai seseorang yang bertanggung jawab dan
dapat dipercaya. Mereka senang dianggap sebagai sahabat
yang mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan dosen sebagai tempat bertanya jika
mereka mengalami masalah dalam melakukan
kegiatannya.
26.
27. Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri
berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang
dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh
orang lain. Mereka dapat menentukan mana yang
baik dan mana yang tidak baik untuk diri mereka.
28.
29. Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu mengarahkan diri
sendiri, dan mereka mempunyai pandangan sendiri (way of life). Ini
berarti dalam proses belajar-mengajar, mahasiswa mampu untuk
berinisiatif dan berkreasi sendiri sesuai dengan pandangan yang
dimilikinya. Namun, walaupun mereka mampu mengarahkan diri
sendiri, bukan berarti mereka tidak memerlukan orang lain. Interaksi
antara mahasiswa dalam proses belajar adalah cukup tinggi, bahkan
mungkin lebih tinggi dari interaksi dalam proses belajar anak-anak.
30. Dengan mengenal mahasiswa secara mendalam, dosen dapat
memberi kesempatan pada mahasiswanya untuk
berinteraksi dengan mahasiswa lain. Dengan demikian
berdasarkan pengalaman pendidikan/kerja mereka, usia
mereka, keinginan-keinginan mereka, dosen dapat
mengarahkan proses belajar mahasiswa. Melalui cara ini
dosen kemudian dapat menyesuaikan program dan memilih
metode yang tepat untuk mereka, misalnya metode diskusi
kelompok, simulasi, atau studi kasus, yang akan dapat
mengakomodasi tingkat interaksi antar mahasiswa dan
faktor pengarahan diri dalam kelompok.
31. Dalam proses belajar orang dewasa, faktor psikologis
hendaknya diperhatikan. Perlu ada kesan bahwa mahasiswa
diterima sebagai orang dewasa yang mempunyai kebebasan
berekspresi dan berkreasi dan dihargai sebagai sahabat. Yang
penting adalah dosen dan mahasiswa dapat menumbuhkan
rasa saling membutuhkan, bukan saling menggurui. Asas
humanistik sangat penting dalam hal ini.
32. Mahasiswa dewasa membutuhkan situasi belajar yang lebih bebas.
Secara fisik ia membutuhkan tempat latihan yang tidak mengikat.
Untuk itu semua tempat dan perlengkapan perlu diatur agar :
1) memberikan kenyamanan,
2) menyenangkan,
3) bersifat santai tidak formal (bentuk tata kelas yang klasikal
kurang
tepat dibandingkan dengan tata kelas bentuk huruf U),
4) pengaturan udara di ruangan yang baik,
5) penempatan alat dan media pengajaran yang tepat.
33. Kondisi fisik fasilitas (ruangan dan peralatan) juga harus
dibarengi dengan kondisi fisik mahasiswa dan dosen yang baik.
Jumlah mahasiswa jangan terlalu banyak. Jumlah yang ideal
adalah antara 15-20 orang, karena memungkinkan untuk dialog
dan diskusi antara dosen dengan semua mahasiswa. Dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan praktis, jumlah kelas yang tidak
terlalu besar memungkinkan setiap mahasiswa mendapat
kesempatan untuk menjalankan praktek.
Daya ingat orang dewasa juga mempengaruhi proses
belajar, terutama dalam hal menangkap/menerima pelajaran
baru, mengingat pengalaman dan pengetahuan yang sudah
pernah didapat, menghadirkan kembali yang lama dan
menghubungkan dengan yang baru. Daya ingat seseorang
menurun jika usianya makin lanjut. Oleh sebab itu, dosen yang
baik tidak akan mengharuskan mahasiswa untuk menghafal
bahan pelajaran yang bertumpuk-tumpuk. Yang diperlukan oleh
mahasiswa adalah pengertian dan pemahaman terhadap materi
yang dipelajarinya, bukan cuma sekedar menghafal saja.
34. Perlu diperhatikan bahwa motivasi orang dewasa untuk
mengikuti pendidikan berbeda-beda. Menurut Houle (1961),
motivasi peserta pelatihan orang dewasa dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu :
Pertama;adalah mereka yang berorientasi pada tujuan (goal
oriented), yaitu mereka yang mementingkan penerapan dan
pemanfaatan pelajaran sebagai sarana untuk mencapai
tujuan tertentu, misalnya promosi atau naik pangkat, dan
lain-lain.
Kedua; adalah mereka yang berorientasi pada kegiatan
(social oriented), yaitu mereka yang mementingkan
interaksi antar sesama peserta dan proses belajar sebagai
tujuan belajar.
Ketiga; adalah mereka yang berorientasi pada mempelajari
ilmu itu sendiri (learning oriented) karena mereka
senang belajar.
35. Dengan mengenal dan memahami faktor-faktor
tersebut, maka program yang akan disajikan dalam
proses belajar hendaknya sudah memenuhi asumsi
dasar sebagai berikut :
1.Mahasiswa sebagai orang dewasa mampu
mengarahkan diri sendiri dalam belajar
(self-directing).
2.Mahasiswa sebagai orang dewasa mempunyai
pengalaman hidup yang sangat kaya yang merupakan
sumber belajar yang berharga.
3.Mahasiswa sebagai orang dewasa cenderung lebih
berminat pada proses belajar mengajar yang berhubungan
dengan penyelesaian masalah dan tugas-tugas yang
dihadapinya.
36. Aspek yang penting dalam ini
adalah bahwa mahasiswa sebagai
orang dewasa bukan cuma
”passive recepient” atau
penerima yang pasif, namun lebih
sebagai ”active actor” atau
individu yang berperan aktif
dalam proses belajar mengajar.
37. Mahasiswa sebagai orang dewasa merupakan
orang-orang yang sudah terbentuk. Mahasiswa sudah
dapat menilai program-program yang disajikan, dan
juga menilai cara penyajian program oleh dosen. Tidak
jarang mahasiswa merasa bosan dan kadang-kadang
lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai atau
kurang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka.
Padahal menurut penilaian dosen bahan yang dipilih
telah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
38. Apabila bahan yang disajikan memenuhi
kebutuhan peserta dan disajikan dengan gaya
yang sesuai dengan gaya belajar mereka, maka
mahasiswa akan dengan mudah menguasai
bahan tersebut dan dapat mempraktikkannya
di masyarakat. Sebaliknya jika penyampaian
bahan tidak sesuai dengan gaya belajar
peserta, maka tujuan pengajaran akan sukar
tercapai. Oleh sebab itu, seorang dosen perlu
mengetahui gaya belajar mahasiswanya, antara
lain bahwa mereka tidak menyukai hafalan-
hafalan, mereka lebih mengutamakan
pemecahan masalah dan hal-hal yang praktis
daripada yang teoritis. Kegiatan belajar yang
berupa kuliah saja tidak menarik bagi
mahasiswa, mereka lebih senang terlibat dalam
interaksi intelektual dengan teman-temannya
seperti dalam diskusi kelompok, latihan-
latihan pemecahan masalah yang praktis (studi
kasus), observasi, dan penggunaan multi
media dalam pengajaran.
39.
40.
41. B. pengetahuan/pemahaman
Tahap penjelasan dan
pemahaman terhadap
konsep, teori,
prosedur dan prinsip-prinsip yang
berlaku pada materi atau
keterampilan yang akan
dipelajari.
44. Betapa pun baiknya
perencanaan perkuliahan yang
telah dibuat, sikap fleksibel
tetap diperlukan, karena pada
saat pelaksanaan perkuliahan
mungkin diperlukan perubahan
dari rencana yang sudah ada.
45. Hal yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam
melaksanakan perkuliahan adalah umpan balik
(feedback). Umpan balik ini berguna bagi baik bagi
mahasiswa maupun bagi dosen untuk melanjutkan proses
perkuliahan. Umpan balik dari dosen merupakan cara
untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa
memperbaiki proses belajarnya.
Tidak adanya umpan balik dari dosen dapat
menyebabkan mahasiswa frustasi, bosan dan kehilangan
arah. Mereka tidak tahu apa dan di mana kesalahan
mereka, tidak tahu apa kekurangan mereka, juga tidak
tahu di mana posisi mereka dibandingkan dengan sesama
rekannya. Oleh sebab itu, umpan balik ini penting sekali
bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya
46. E.Sikap
Tahap menentukan sikap berdasarkan
pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki.
Perubahan sikap ini
tidak mungkin dicapai dalam waktu
singkat, tetapi
memerlukan waktu yang lama.
47. Umpan balik dari mahasiswa terhadap dosen berguna untuk
menyesuaikan proses perkuliahan berdasarkan kebutuhan
mahasiswa dan strategi yang sesuai dengan tujuan belajar
mahasiswa. Jika dosen tidak mengetahui persepsi mahasiswa
tentang proses perkuliahan yang dijalankan, dosen tidak akan
mengerti apa dan di mana kekurangan perkuliahannya. Umpan
balik mahasiswa juga memberi kesempatan kepada dosen untuk
bersikap fleksibel terhadap kebutuhan mahasiswa dan rencana
perkuliahan yang dibuatnya.
49. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab timbul
karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga
membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan
penerima wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan
wewenang.Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung
jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk
dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Kita tahu bahwa manusia di dalam hidupnya disamping
sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan
makhluk sosial, di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung
jawab,mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan
pengorbanan.Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang
mendasar dalam diri manusia.
50. Kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan-
kelemahan dari makalah kami ini tentang Tanggung
Jawab Mahasiswa pada Proses Belajar Diajar . Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari segenap pembaca
untuk perbaikan makalah ini agar dilain kesempatan
kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.