SlideShare a Scribd company logo
1 of 4

 Terminologi Perguruan Tinggi

           Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk kuliah, mencatat pelajaran, pulang
   dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah tempat untuk penggemblengan mahasiswa
   dalam melakukan kontempelasi dan penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen
   perjuangan sekaligus tuntutan perubahan.

           Penggagasan terhadap terminologi perguruan tinggi tidak akan bisa dilepaskan bisa dilepaskan dari
   suplemen utama, yaitu mahasiswa. Stigma yang muncul dalam diskursus perguruan tinggi selama ini
   cenderung berpusat pada kehidupan mahasiswa. Hal ini sebagai konsekuensi logis agresitivitas mereka dalam
   merespon gejala sosial ketimbang kelompok lain dari sebuah sistem civitas akademika.

           Akan tetapi fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa derap modernisasi di Indonesia dengan
   pembangunan sebagai ideologinya telah memenjarakan mahasiswa dalam sekat institusionalisasi,
   transpolitisasi dan depolitisasi dalam kampus. Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep
   NKK/BKK itu, pada sisi lain mahasiswa dikungkung dunia isolasi hingga tercerabut dari realitas sosial yang
   melingkupinya. Akibatnya, mahasiswa mengalami kegamangan atas dirinya maupun peran-peran
   kemasyrakatan yang semestinya diambil. Mahasiswapun tidak lagi memiliki kesadaran kritis dan bahkan
   sebaliknya bersikap apolitis.

           Melihat realitas seperti itu maka perlu ditumbuhkan kesadaran kritis mahassiwa dalam merespon
   gejala sosial yang dihadapinya, karena di samping belum tersentuh kepentingan praktis, mahasiswa lebih
   relatif tercerahkan (well informed) dan potensi sebagai kelompok dinamis yang diharapkan mampu
   mempengaruhi atau menjadi penyuluh pada basis mayarakat baik dalam lingkup kecil maupun secara luas.
   Dengan tataran ideal seperti itu, semestinya mahasiswa dapat mengambil peran kemasyrakatan yang lebih
   bermakna bagi kehidupan kampus dan mayarakat.

 Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia

           Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan
   diskursus yang menarik sepanjang dinamika kehidupan mahasiswa. Hampir menjadi kenyataan yang lazim
   bahwa gerakan mahasiswa terutama di dunia ketiga memainkan peran yang sangat aktif pada posisi sentral di
   dalam perubahan sosial-politik, dan hampir tak satupun penguasa di negara-negara berkembang yang
   mengabaikan posisi sosial dan pentingnya representasi politik serta dampak aspirasi dari golongan muda
   berpendidikan tinggi ini. Sehingga para pemerhati sosial tidak mengabaikan fungsi mereka dalam sistem
   sosial politik baik di negeri maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia.

           Dalam arti yang luas, ideologi berisi tatanan nilai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
   pedoman untuk menjalankan kehidupan bersama dalam rangka meraih harapan-harapan mereka. Tatanan nilai
   tersebut berasal dari tradisi atau adat-istiadat dan dapat pula bersumber dari ajaran agama.

           Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa, yang harus diperhatikan adalah arus
   perubahan dan pergeseran fokus peranan mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada proses lainnya.
   Perubahan intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk untuk memahami
   pergeseran fokus peranan tersebut. Banyak predikat yang disandang mahasiswa kaitannya dengan ideologi
   yang diperjuangkan, horison mahasiswa yang menempatkan pada posisi strategis inilah yang mungkin
   menjadikan fungsinya sebagai Agent Of Social Change dan Man Of Analysis, menjadi jargon yang
   dimitoskan.



                                      Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)
Dalam kurun waktu sejarah gerakan mahasiswa yang strategi dan menonjol dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pertama, terjadi pada kurun waktu 1910-an sampai dengan 1930, kedua pada era
1960-an.

        Peran ideologi mahasiswa tahun 1910-an sampai dengan 1930-an terfokus pada peran penggagas,
yaitu menysun, menafsirkan serta memulasikan pemikiran tentang segenap aspek kehidupan bermasyarakat
yang berasal dari masyarakat asing dan masyarakat sendiri menjadi ideologi yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakatnya sendiri. Mahasiswa dari generasi Soetomo 1910-an dan generasi Soekarno-Hatta
1920-an, adalah pemikir-pemikir yang meletakkan dasar ideologi nasiolnalisme bagi bangsa Indonesia di
kemudian hari. Nasionalisme merupakan fokus dari keseluruhan ideologi yang digagaskan oleh mahasiswa
1910-1930-an.

        Pada tahun 1940-an gerakan mahasiswa mengalami pergeseran peran, peran penggagas tidak lagi
menonjol. Gerakannya lebih terfokus pada sebagai pendukung dan penerap dari ideologi yang sudah ada.
Dekade 1950-an dunia mahasiswa kembali disegani, sekalipun kemandirian dan peran sebagai penggagas
semakin menipis. Hal ini di latarbelakangi oleh dominannya peran politik profesional didalam kehidupan
politik. Politisi sipil yang dominan saat itu berasal dari tokoh politik yang mengalami sosialisasi politik tahin
1910, 1930-an di kampus dalam dan luar negeri (Eropa). Pada era ini kampus sebagai lembaga lembaga
pendidikan tinggi terbelenggu pengaruh politisi dari partai politik sebagai kekuatan dominan. Akibatnya,
kampus dan mahasiswa mengikuti pola persaingan antar partai dan terpecah berdasarkan politik aliran.

        Perjalanan Indonesia era 1910-an sampai 1950-an, menempatkan kekuatan sipil yang berasal dari
kaum intelektual (mahasiswa) sebagai sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Akan tetapi sejak yahun
1960-an kekuatan militer muncul sebagai suatu sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Fungsi parpol
bersama ormas pengikutnya sebagai sumber kepemimpinan merosot bersama penurunan peran politiknya.
Namun yang perlu dicatat dalam sejarah gerakan mahasiswa, pada era 1960-an peran ideologi mahasiswa
meningkat tajam. Gerakan idiologi masa ini, melahirkan angkatan 1966. Dekade 1960-an dengan angkatan
1966-nya telah membentuk identitas sosial mahasiswa sebagai sebuah kekuatan sosial politik. Persepsi dan
konsepsi tentang peran sosial ini, terbentuk dan menguat sejalan dengan tegaknya hegemoni pemerintahan
orde baru.

        Di satu sisi lahirlah Orde Baru seiring dengan kehendak gerakan mahasiswa, sehingga gerakannya
mendapat dukungan kekuatan-kekuatan establishment (ABRI). Disisi lain arus perubahan menuju
terbentuknya keuatan orde baru sebenarnya berangkat dari keinginan militer dan teknorat untuk lebih
memerankan diri dalam konstalasi kehidupan bangsa dan negara setelah melihat kebobrokan dan kegagalan
kekuatan sipil pada pemerintahan demokrasi terpimpin. Keinginan militer ini diwujudkan dalam Doktrin Dwi
Fungsi ABRI diaman ABRI disamping sebagai kekuatan HANKAM juga memiliki peran sosial politik.

        Lakon yang dimainkan mahasiswa angkatan 66 berada dalam panggung sejarah yang romantis, di
dalamnya terjadi aliansi segitiga yang harmonis antara militer, teknokrat, dan mahasiswa. Ketiganya
merupakan bagian lapisan elit intelegensia yang bakal mengobarkan gagasan modernisasi. Dengan kata lain
disamping militer teknokrat, mahasiswa juga dipercaya sebagai agen modernisasi atau pembangunan.

        Dekade 1970-an aliansi ini pecah akibat berubahnya orientasi dan strategi pemerintahan orde baru.
Cita-cita awal gerakan orde baru sudah tidak sesuai dengan idealisme dan ideologi mahasiswa. Akibatnya,
hampir sepanjang era 1970-an terjadi protes, kritik, petisi, selebaran dan lobi yang diarahkan kepada
pemerintahan orde baru. Gerakan ini bermuara pada persoalan demokrasi, peran militer, dan pembangunan
ekonomi. Akibatnya gerakan mahasiswa semakin berhadapan dengan kekuatan represif, yang mengutamakan
stabilitas nasional dalam upaya menjaga kelangsungan pembangunan nasional. Pada gilirannya gerakan


                                   Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)
mahasiswa mengalami kemerosotan yang sangat tajam, yang belum pernah terjadi dalam gerakan mahasiswa
   di Indonesia. depolitisasi dan deparpolisasi, melalui penerapan NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) dan
   BKK (Badan Koordinasi Kampus) menjadi senjata pamungkas hegemoni Orba terhadap kehidupan
   mahasiswa. Lalu kepada mahasiswa yang melanggar NKK/BKK diberikan sanksi akademik yang berat, mulai
   dari skorsing sementara atau terbatasnya sampai kepada pemecatan bahkan dipenjarakan.

           Dekade 1980-an adalah masa-masa mandul peran mahasiswa dalam kancah sosial-politik karena
   perannya dipersempit dalam peran profesional saja. Dalam masa-masa ini terjadi proses-proses penggugatan
   dan penyadaran terhadap peran sosial-politik mahasiswa. Upaya ini tampak berbuah ketika pada era 1990-an
   angin perubahan di dalam diri mahasiswa mulai berhembus, yang berujung pada munculnya generasi
   reformasi pada tahun 1990-an akhir ini.

           Mahasiswa adalah sebuah komunitas intelektual. Ciri utama seorang intelektual adalah kapasitasnya
   untuk berpikir merdeka. Ia selalu mempertanyakan segala sesuatu: mengapa ini harus begini, mengapa itu
   harus begitu. Realitas tidak diterima sebagai apa adanya, tapi juga dipersoalkan bagaimana seharusnya.
   Seorang intelektual adalah sekelompok orang yang merasa terpanggil memperbaiki masyarakatnya,
   menangkap aspirasi mereka, dan merumuskannya dalam bahasa yang bisa dipahami mereka, juga
   menawarkan strategi dan alternatif pemecahan masalah.

 Siapa Mahasiswa ?

           Kata Mahasiswa dibentuk dari dua kata dasar yaitu “maha” dan “siswa”. Maha berarti besar atau
   agung, sedangkan siswa berarti orang yang sedang belajar. Kombinasi dua kata ini menunjuk pada suatu
   kelebihan tertentu bagi penyandangnya. Di dalam PP No. 30 Tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa
   mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu (Bab I ps.1 [6]),
   yaitu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
   memiliki kemampuan akademik dan / atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
   menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. (Bab II ps. 1 [1]). Dengan demikian, mahasiswa
   adalah anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan “elit” intelektual dengan tanggung-jawab
   terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai dengan “tridarma” lembaga tempat ia
   bernaung

           Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang
   dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab.

           Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab intelektual,
   tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral

   Bagaimana bentuk peran mahasiswa?

 • Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya
   sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya

 • Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan pemecahan masalah-
   masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.

 • Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen perubahan).

 • Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung.

           Simbol kemahasiswaan yang melekat pada dirinya akan membawa ciri khas tersendiri untuk tampil di
   tengah-tengah masyarakat. Hal ini terjadi karena dalam diri mahasiswa akan dilekatkan berbagai stigma.
   Mahasiswa yang kehidupan sehari-harinya diplorkan pada lingkungan kampus perguruan tinggi bukan
   semata-mata membawa amanah dan misi individualis, akan tetapi lebih dari itu mahasiswa menjadi tumpuan

                                     Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)
harapan berjuta-juta orang diluar dirinya. Hal inilah yang menempatkan mahasiswa dalam kerangka Piramida
   Maslow dalam posisi yang ideal dimana mahasiswa tersebut menjadi penjembatan atas aspirasi dari kaum
   akar rumput (masyarakat bawah) dengan penentu kebijakan yaitu kaum elitis. Oleh karena itu, jelas bahwa
   keberadaan mahasiswa di sebuah perguruan tinggi mengemban tanggung jawab sosial dari masyarakat.
   Pertanyaan yang muncul kemudian adalah seperti apa tanggungjawab yang harus diemban oleh mahasiswa?

             Posisi seorang mahasiswa seperti dalam Piramida Maslow yang telah saya kemukakan di atas sangat
   strategis untuk dimanfaatkan, dimana mahasiswa mempunyai peluang untuk menjadi salah satu control power
   terhadap kebijakan-kebijakan kaum elitis dalam memberikan respon terhadap aspirasi masyarakat awam.
   Sangat dipahami bahwa terkadang kebijakan elitis yang lahir tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
   Terhadap fenomena ini, mahasiwa harus muncul sebagai penjembatan dan berfungsi sebagai social control
   (Kontrol sosial), Agent Of Change (Insan Pembaharu/perubahan), dan Change Of Development. Perlu diingat
   bahwa tanggungjawab sosial mahasiswa dalam mengontrol berbagai kebijakan elitis bukan hanya pada aspek
   politis, akan tetapi lebih dari itu mahasiswa harus mampu mengakomodir dan memberikan respon secara
   general terhadap keseluruhan peraturan dalam berbagai aspek kehidupan.

             Akan tetapi, sebenarnya    selama ini ada kekeliruan mahasiswa dalam menafsirkan peran dan
   fungsinya yang mengaspirasi kepentingannya selalu dalam bentuk demonstrasi dan terkesan anarkis.
   Melakukan gerakan dalam rangka pembaharuan dan perubahan kebijakan yang sesuai dengan aspirasi
   masyarakat adalah sesuatu yang sah, akan tetapi satu hal yang perlu diingat oleh mahasiswa adalah bahwa
   dalam menyampaikan aspirasi harus senantiasa berdasarkan pada azas logika, etika dan estetika.

             Secara keseluruhan, tidak semua mahasiswa bisa mengemban tanggungjawab sosial seperti yang
   telah dikemukakan di atas. Penyebabnya adalah karena karakteristik dari setiap mahasiswa itu berbeda-beda.
   Dalam kategorisasi karakter mahasiswa, sekurang-kurangnya terdapat tiga jenis mahasiswa, antara lain;

1. Mahasiswa Passifis, adalah bentuk mahasiswa yang tidak mau peduli terhadap orang lain, cenderung cuek dan
   apatis,

2. Mahasiswa Akademis, adalah mahasiswa yang menggunakan parameter keberhasilan dengan angka dan nilai
   (IPK) yang tinggi, selesai kuliah dengan cepat, sehingga waktunya dihabiskan untuk kuliah secara monoton
   tanpa menimbulkan simpati dan empati dalam dirinya terhadap orang lain dan realitas eksternal mereka. Jenis
   mahasiswa ini setelah menyelesaikan studinya sering disebut sebagai “sarjana karbitan” dan

3. Mahasiswa Aktifis, adalah mahasiswa yang kehadirannya dalam sebuah perguruan tinggi bukan semata-mata
   menjadi pecundang-pecundang mata kuliah dengan akreditasi “cum laude” akan tetapi mereka mempunyai
   kepedulian terhadap realitas eksternal mereka, tanpa meninggalkan tugas utamanya sebagai mahasiswa
   (kuliah).

             Dari ketiga karakter mahasiswa tersebut di atas, maka sudah sangat jelas bahwa mahasiswa yang akan
   mampu memegang amanah menjalankan tanggungjawab sosial adalah mereka yang termasuk dalam
   komunitas mahasiswa aktifis. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran mereka untuk memposisikan diri
   bukan semata-mata sebagai seorang egaliter yang sangat egois terhadap status yang melekat pada dirinya
   sebagai mahasiswa yang harus dilayani oleh orang tuanya dan masyarakat yang memberikan amanah kepada
   mereka. Akan tetapi lebih dari itu seorang aktifis mampu memadukan antara kepentingan dirinya sebagai
   aksentuasi dari amanah orang tuanya dengan realitas di luar dirinya.




                                       Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)

More Related Content

What's hot

Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAbida Muttaqiena
 
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALPERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALRudi Sudirdja
 
Pancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baruPancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baruRiskiana Riskiana
 
Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...
Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...
Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...Daniel Arie
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofHakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofCecep Kustandi
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialAchmady1
 
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliyaKetahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliyanatal kristiono
 
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONALKONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONALDadang Solihin
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiPT Lion Air
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiandreprathamm
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianRisdawati Hutabarat
 
PPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanPPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanfajriatiii
 

What's hot (20)

Arti mahasiswa
Arti mahasiswaArti mahasiswa
Arti mahasiswa
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALPERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
 
Pancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baruPancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baru
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...
Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...
Ppt materi sosiologi kelas x bab 1. sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat...
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
bagian-bagian bunga
bagian-bagian bungabagian-bagian bunga
bagian-bagian bunga
 
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofHakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
 
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliyaKetahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
 
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONALKONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
 
Bab 4 civil society
Bab 4 civil societyBab 4 civil society
Bab 4 civil society
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan Inovasi
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 
Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 
PPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanPPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikan
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
 

Viewers also liked

Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial adihamdanijuara_
 
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENTANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENEsra Shehomebink
 
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)Tri Widodo W. UTOMO
 
ESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIA
ESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIAESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIA
ESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIAYosi Larasati
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShareSlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (7)

Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
Peran mahasiswa dalam perubahan sosial
 
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENTANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
 
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
 
ESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIA
ESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIAESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIA
ESSAY KEPEMIMPINAN - SATU PEMUDA MENGUBAH DUNIA
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Mahasiswa dan tanggung jawab sosial

Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...
Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...
Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...faruq649
 
Opini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba Dan
Opini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba DanOpini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba Dan
Opini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba Danfarobiiiiiiii
 
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasionalAlieska Waye
 
Pancasila dan gerakan mahasiswa '98
Pancasila dan gerakan mahasiswa '98Pancasila dan gerakan mahasiswa '98
Pancasila dan gerakan mahasiswa '98Putri AP
 
Gerakan Pelajar Berkemajuan
Gerakan Pelajar BerkemajuanGerakan Pelajar Berkemajuan
Gerakan Pelajar BerkemajuanIPM SULSEL
 
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etikaMahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etikaRamadhani Pratama
 
Sejarah Pergerakan Mahasiswa.pptx
Sejarah Pergerakan Mahasiswa.pptxSejarah Pergerakan Mahasiswa.pptx
Sejarah Pergerakan Mahasiswa.pptxUsmanBinNazarudin
 
Ketika gerakan mahasiswa di pasung
Ketika gerakan mahasiswa di pasungKetika gerakan mahasiswa di pasung
Ketika gerakan mahasiswa di pasungBUNG FESDIAMON
 
Presentasi pend.pancasila
Presentasi pend.pancasilaPresentasi pend.pancasila
Presentasi pend.pancasilaFajar Wahyu
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkandianaists
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkanguest242dc5
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIPMII
 
Peran mahasisiwa final
Peran mahasisiwa finalPeran mahasisiwa final
Peran mahasisiwa finalHamdan Yuafi
 
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaDemonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaSiti Hardiyanti
 

Similar to Mahasiswa dan tanggung jawab sosial (20)

Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...
Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...
Mochamad fachrul rozi 18030174050 2018_b_pancasila dan gerakan mahasiswa atau...
 
Opini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba Dan
Opini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba DanOpini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba Dan
Opini Publik Dan Gerakan Mahasiswa Era Orba Dan
 
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
 
Gerakan mahasiswa.pdf
Gerakan mahasiswa.pdfGerakan mahasiswa.pdf
Gerakan mahasiswa.pdf
 
Pancasila dan gerakan mahasiswa '98
Pancasila dan gerakan mahasiswa '98Pancasila dan gerakan mahasiswa '98
Pancasila dan gerakan mahasiswa '98
 
Setiadi daniel 077 ikorb_filsafat olahraga
Setiadi daniel 077 ikorb_filsafat olahragaSetiadi daniel 077 ikorb_filsafat olahraga
Setiadi daniel 077 ikorb_filsafat olahraga
 
Gerakan Pelajar Berkemajuan
Gerakan Pelajar BerkemajuanGerakan Pelajar Berkemajuan
Gerakan Pelajar Berkemajuan
 
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etikaMahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
Mahasiswa menyatakan dukungan terhadap sebuah entitas politik tinjauan etika
 
Sejarah Pergerakan Mahasiswa.pptx
Sejarah Pergerakan Mahasiswa.pptxSejarah Pergerakan Mahasiswa.pptx
Sejarah Pergerakan Mahasiswa.pptx
 
Ketika gerakan mahasiswa di pasung
Ketika gerakan mahasiswa di pasungKetika gerakan mahasiswa di pasung
Ketika gerakan mahasiswa di pasung
 
2017 d mohammad_fazabih_k[2]
2017 d mohammad_fazabih_k[2]2017 d mohammad_fazabih_k[2]
2017 d mohammad_fazabih_k[2]
 
Presentasi pend.pancasila
Presentasi pend.pancasilaPresentasi pend.pancasila
Presentasi pend.pancasila
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
 
Hakikat mahasiswa
Hakikat mahasiswaHakikat mahasiswa
Hakikat mahasiswa
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
 
Makalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatanMakalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatan
 
Makalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatanMakalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatan
 
Peran mahasisiwa final
Peran mahasisiwa finalPeran mahasisiwa final
Peran mahasisiwa final
 
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaDemonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
 

Mahasiswa dan tanggung jawab sosial

  • 1.   Terminologi Perguruan Tinggi Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk kuliah, mencatat pelajaran, pulang dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah tempat untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi dan penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen perjuangan sekaligus tuntutan perubahan. Penggagasan terhadap terminologi perguruan tinggi tidak akan bisa dilepaskan bisa dilepaskan dari suplemen utama, yaitu mahasiswa. Stigma yang muncul dalam diskursus perguruan tinggi selama ini cenderung berpusat pada kehidupan mahasiswa. Hal ini sebagai konsekuensi logis agresitivitas mereka dalam merespon gejala sosial ketimbang kelompok lain dari sebuah sistem civitas akademika. Akan tetapi fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa derap modernisasi di Indonesia dengan pembangunan sebagai ideologinya telah memenjarakan mahasiswa dalam sekat institusionalisasi, transpolitisasi dan depolitisasi dalam kampus. Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep NKK/BKK itu, pada sisi lain mahasiswa dikungkung dunia isolasi hingga tercerabut dari realitas sosial yang melingkupinya. Akibatnya, mahasiswa mengalami kegamangan atas dirinya maupun peran-peran kemasyrakatan yang semestinya diambil. Mahasiswapun tidak lagi memiliki kesadaran kritis dan bahkan sebaliknya bersikap apolitis. Melihat realitas seperti itu maka perlu ditumbuhkan kesadaran kritis mahassiwa dalam merespon gejala sosial yang dihadapinya, karena di samping belum tersentuh kepentingan praktis, mahasiswa lebih relatif tercerahkan (well informed) dan potensi sebagai kelompok dinamis yang diharapkan mampu mempengaruhi atau menjadi penyuluh pada basis mayarakat baik dalam lingkup kecil maupun secara luas. Dengan tataran ideal seperti itu, semestinya mahasiswa dapat mengambil peran kemasyrakatan yang lebih bermakna bagi kehidupan kampus dan mayarakat.  Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan diskursus yang menarik sepanjang dinamika kehidupan mahasiswa. Hampir menjadi kenyataan yang lazim bahwa gerakan mahasiswa terutama di dunia ketiga memainkan peran yang sangat aktif pada posisi sentral di dalam perubahan sosial-politik, dan hampir tak satupun penguasa di negara-negara berkembang yang mengabaikan posisi sosial dan pentingnya representasi politik serta dampak aspirasi dari golongan muda berpendidikan tinggi ini. Sehingga para pemerhati sosial tidak mengabaikan fungsi mereka dalam sistem sosial politik baik di negeri maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia. Dalam arti yang luas, ideologi berisi tatanan nilai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pedoman untuk menjalankan kehidupan bersama dalam rangka meraih harapan-harapan mereka. Tatanan nilai tersebut berasal dari tradisi atau adat-istiadat dan dapat pula bersumber dari ajaran agama. Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa, yang harus diperhatikan adalah arus perubahan dan pergeseran fokus peranan mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada proses lainnya. Perubahan intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk untuk memahami pergeseran fokus peranan tersebut. Banyak predikat yang disandang mahasiswa kaitannya dengan ideologi yang diperjuangkan, horison mahasiswa yang menempatkan pada posisi strategis inilah yang mungkin menjadikan fungsinya sebagai Agent Of Social Change dan Man Of Analysis, menjadi jargon yang dimitoskan. Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)
  • 2. Dalam kurun waktu sejarah gerakan mahasiswa yang strategi dan menonjol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, terjadi pada kurun waktu 1910-an sampai dengan 1930, kedua pada era 1960-an. Peran ideologi mahasiswa tahun 1910-an sampai dengan 1930-an terfokus pada peran penggagas, yaitu menysun, menafsirkan serta memulasikan pemikiran tentang segenap aspek kehidupan bermasyarakat yang berasal dari masyarakat asing dan masyarakat sendiri menjadi ideologi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya sendiri. Mahasiswa dari generasi Soetomo 1910-an dan generasi Soekarno-Hatta 1920-an, adalah pemikir-pemikir yang meletakkan dasar ideologi nasiolnalisme bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Nasionalisme merupakan fokus dari keseluruhan ideologi yang digagaskan oleh mahasiswa 1910-1930-an. Pada tahun 1940-an gerakan mahasiswa mengalami pergeseran peran, peran penggagas tidak lagi menonjol. Gerakannya lebih terfokus pada sebagai pendukung dan penerap dari ideologi yang sudah ada. Dekade 1950-an dunia mahasiswa kembali disegani, sekalipun kemandirian dan peran sebagai penggagas semakin menipis. Hal ini di latarbelakangi oleh dominannya peran politik profesional didalam kehidupan politik. Politisi sipil yang dominan saat itu berasal dari tokoh politik yang mengalami sosialisasi politik tahin 1910, 1930-an di kampus dalam dan luar negeri (Eropa). Pada era ini kampus sebagai lembaga lembaga pendidikan tinggi terbelenggu pengaruh politisi dari partai politik sebagai kekuatan dominan. Akibatnya, kampus dan mahasiswa mengikuti pola persaingan antar partai dan terpecah berdasarkan politik aliran. Perjalanan Indonesia era 1910-an sampai 1950-an, menempatkan kekuatan sipil yang berasal dari kaum intelektual (mahasiswa) sebagai sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Akan tetapi sejak yahun 1960-an kekuatan militer muncul sebagai suatu sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Fungsi parpol bersama ormas pengikutnya sebagai sumber kepemimpinan merosot bersama penurunan peran politiknya. Namun yang perlu dicatat dalam sejarah gerakan mahasiswa, pada era 1960-an peran ideologi mahasiswa meningkat tajam. Gerakan idiologi masa ini, melahirkan angkatan 1966. Dekade 1960-an dengan angkatan 1966-nya telah membentuk identitas sosial mahasiswa sebagai sebuah kekuatan sosial politik. Persepsi dan konsepsi tentang peran sosial ini, terbentuk dan menguat sejalan dengan tegaknya hegemoni pemerintahan orde baru. Di satu sisi lahirlah Orde Baru seiring dengan kehendak gerakan mahasiswa, sehingga gerakannya mendapat dukungan kekuatan-kekuatan establishment (ABRI). Disisi lain arus perubahan menuju terbentuknya keuatan orde baru sebenarnya berangkat dari keinginan militer dan teknorat untuk lebih memerankan diri dalam konstalasi kehidupan bangsa dan negara setelah melihat kebobrokan dan kegagalan kekuatan sipil pada pemerintahan demokrasi terpimpin. Keinginan militer ini diwujudkan dalam Doktrin Dwi Fungsi ABRI diaman ABRI disamping sebagai kekuatan HANKAM juga memiliki peran sosial politik. Lakon yang dimainkan mahasiswa angkatan 66 berada dalam panggung sejarah yang romantis, di dalamnya terjadi aliansi segitiga yang harmonis antara militer, teknokrat, dan mahasiswa. Ketiganya merupakan bagian lapisan elit intelegensia yang bakal mengobarkan gagasan modernisasi. Dengan kata lain disamping militer teknokrat, mahasiswa juga dipercaya sebagai agen modernisasi atau pembangunan. Dekade 1970-an aliansi ini pecah akibat berubahnya orientasi dan strategi pemerintahan orde baru. Cita-cita awal gerakan orde baru sudah tidak sesuai dengan idealisme dan ideologi mahasiswa. Akibatnya, hampir sepanjang era 1970-an terjadi protes, kritik, petisi, selebaran dan lobi yang diarahkan kepada pemerintahan orde baru. Gerakan ini bermuara pada persoalan demokrasi, peran militer, dan pembangunan ekonomi. Akibatnya gerakan mahasiswa semakin berhadapan dengan kekuatan represif, yang mengutamakan stabilitas nasional dalam upaya menjaga kelangsungan pembangunan nasional. Pada gilirannya gerakan Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)
  • 3. mahasiswa mengalami kemerosotan yang sangat tajam, yang belum pernah terjadi dalam gerakan mahasiswa di Indonesia. depolitisasi dan deparpolisasi, melalui penerapan NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) dan BKK (Badan Koordinasi Kampus) menjadi senjata pamungkas hegemoni Orba terhadap kehidupan mahasiswa. Lalu kepada mahasiswa yang melanggar NKK/BKK diberikan sanksi akademik yang berat, mulai dari skorsing sementara atau terbatasnya sampai kepada pemecatan bahkan dipenjarakan. Dekade 1980-an adalah masa-masa mandul peran mahasiswa dalam kancah sosial-politik karena perannya dipersempit dalam peran profesional saja. Dalam masa-masa ini terjadi proses-proses penggugatan dan penyadaran terhadap peran sosial-politik mahasiswa. Upaya ini tampak berbuah ketika pada era 1990-an angin perubahan di dalam diri mahasiswa mulai berhembus, yang berujung pada munculnya generasi reformasi pada tahun 1990-an akhir ini. Mahasiswa adalah sebuah komunitas intelektual. Ciri utama seorang intelektual adalah kapasitasnya untuk berpikir merdeka. Ia selalu mempertanyakan segala sesuatu: mengapa ini harus begini, mengapa itu harus begitu. Realitas tidak diterima sebagai apa adanya, tapi juga dipersoalkan bagaimana seharusnya. Seorang intelektual adalah sekelompok orang yang merasa terpanggil memperbaiki masyarakatnya, menangkap aspirasi mereka, dan merumuskannya dalam bahasa yang bisa dipahami mereka, juga menawarkan strategi dan alternatif pemecahan masalah.  Siapa Mahasiswa ? Kata Mahasiswa dibentuk dari dua kata dasar yaitu “maha” dan “siswa”. Maha berarti besar atau agung, sedangkan siswa berarti orang yang sedang belajar. Kombinasi dua kata ini menunjuk pada suatu kelebihan tertentu bagi penyandangnya. Di dalam PP No. 30 Tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu (Bab I ps.1 [6]), yaitu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan / atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. (Bab II ps. 1 [1]). Dengan demikian, mahasiswa adalah anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan “elit” intelektual dengan tanggung-jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai dengan “tridarma” lembaga tempat ia bernaung Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab. Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab intelektual, tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral Bagaimana bentuk peran mahasiswa? • Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya • Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan pemecahan masalah- masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya. • Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen perubahan). • Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung. Simbol kemahasiswaan yang melekat pada dirinya akan membawa ciri khas tersendiri untuk tampil di tengah-tengah masyarakat. Hal ini terjadi karena dalam diri mahasiswa akan dilekatkan berbagai stigma. Mahasiswa yang kehidupan sehari-harinya diplorkan pada lingkungan kampus perguruan tinggi bukan semata-mata membawa amanah dan misi individualis, akan tetapi lebih dari itu mahasiswa menjadi tumpuan Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)
  • 4. harapan berjuta-juta orang diluar dirinya. Hal inilah yang menempatkan mahasiswa dalam kerangka Piramida Maslow dalam posisi yang ideal dimana mahasiswa tersebut menjadi penjembatan atas aspirasi dari kaum akar rumput (masyarakat bawah) dengan penentu kebijakan yaitu kaum elitis. Oleh karena itu, jelas bahwa keberadaan mahasiswa di sebuah perguruan tinggi mengemban tanggung jawab sosial dari masyarakat. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah seperti apa tanggungjawab yang harus diemban oleh mahasiswa? Posisi seorang mahasiswa seperti dalam Piramida Maslow yang telah saya kemukakan di atas sangat strategis untuk dimanfaatkan, dimana mahasiswa mempunyai peluang untuk menjadi salah satu control power terhadap kebijakan-kebijakan kaum elitis dalam memberikan respon terhadap aspirasi masyarakat awam. Sangat dipahami bahwa terkadang kebijakan elitis yang lahir tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Terhadap fenomena ini, mahasiwa harus muncul sebagai penjembatan dan berfungsi sebagai social control (Kontrol sosial), Agent Of Change (Insan Pembaharu/perubahan), dan Change Of Development. Perlu diingat bahwa tanggungjawab sosial mahasiswa dalam mengontrol berbagai kebijakan elitis bukan hanya pada aspek politis, akan tetapi lebih dari itu mahasiswa harus mampu mengakomodir dan memberikan respon secara general terhadap keseluruhan peraturan dalam berbagai aspek kehidupan. Akan tetapi, sebenarnya selama ini ada kekeliruan mahasiswa dalam menafsirkan peran dan fungsinya yang mengaspirasi kepentingannya selalu dalam bentuk demonstrasi dan terkesan anarkis. Melakukan gerakan dalam rangka pembaharuan dan perubahan kebijakan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat adalah sesuatu yang sah, akan tetapi satu hal yang perlu diingat oleh mahasiswa adalah bahwa dalam menyampaikan aspirasi harus senantiasa berdasarkan pada azas logika, etika dan estetika. Secara keseluruhan, tidak semua mahasiswa bisa mengemban tanggungjawab sosial seperti yang telah dikemukakan di atas. Penyebabnya adalah karena karakteristik dari setiap mahasiswa itu berbeda-beda. Dalam kategorisasi karakter mahasiswa, sekurang-kurangnya terdapat tiga jenis mahasiswa, antara lain; 1. Mahasiswa Passifis, adalah bentuk mahasiswa yang tidak mau peduli terhadap orang lain, cenderung cuek dan apatis, 2. Mahasiswa Akademis, adalah mahasiswa yang menggunakan parameter keberhasilan dengan angka dan nilai (IPK) yang tinggi, selesai kuliah dengan cepat, sehingga waktunya dihabiskan untuk kuliah secara monoton tanpa menimbulkan simpati dan empati dalam dirinya terhadap orang lain dan realitas eksternal mereka. Jenis mahasiswa ini setelah menyelesaikan studinya sering disebut sebagai “sarjana karbitan” dan 3. Mahasiswa Aktifis, adalah mahasiswa yang kehadirannya dalam sebuah perguruan tinggi bukan semata-mata menjadi pecundang-pecundang mata kuliah dengan akreditasi “cum laude” akan tetapi mereka mempunyai kepedulian terhadap realitas eksternal mereka, tanpa meninggalkan tugas utamanya sebagai mahasiswa (kuliah). Dari ketiga karakter mahasiswa tersebut di atas, maka sudah sangat jelas bahwa mahasiswa yang akan mampu memegang amanah menjalankan tanggungjawab sosial adalah mereka yang termasuk dalam komunitas mahasiswa aktifis. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran mereka untuk memposisikan diri bukan semata-mata sebagai seorang egaliter yang sangat egois terhadap status yang melekat pada dirinya sebagai mahasiswa yang harus dilayani oleh orang tuanya dan masyarakat yang memberikan amanah kepada mereka. Akan tetapi lebih dari itu seorang aktifis mampu memadukan antara kepentingan dirinya sebagai aksentuasi dari amanah orang tuanya dengan realitas di luar dirinya. Disampaikan: pada diskusi Komisariat PMII STIT-NU Cianjur (08-12-2012)