Pengawasan dan supervisi dalam lembaga pendidikan Islam melibatkan proses pembinaan dan bimbingan oleh atasan kepada staf sekolah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pembelajaran. Terdapat dua jenis pengawasan yaitu fungsional yang mengawasi tugas dan fungsi, serta melekat yang dilakukan langsung oleh atasan. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
1. PENGAWASAN / SUPERVISI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagung
Dosen Pembimbing:
Afiful ikhwan M.Pd.i
Oleh:
Erni masitoh (Nimko: 2015470538)
4. Pengertian Pengawasan
• Menurut Hadari Nawawi bahwa pengawasan
merupakan kegiatan mengukur tingkat efektivitas
kerja personal dan tingkat efesiensi penggunaan
metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai
tujuan.
• George R. Terry mengartikan pengawasan sebagai
kegiatan lanjutan yang bersangkutan dengan
ikhtiar untuk mengidentifikasikan pelaksanaan
program yang harus sesuai dengan rencana.
5. Sasaran Pengawasan
• Menetapkan suatu kriteria atau standar
pengukuran/ penilaian;
• Mengukur atau menilai perbuatan (performance)
yang sedang atau sudah dilakukan;
• Membandingkan perbuatan dengan standar yang
ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika
ada;
• Memperbaiki penyimpangan dari standar (jika
ada) dengan tindakan pembetulan.
6. Bentuk Pengawasan
• Bentuk Pengawasan Atasan Langsung (PAL)
• Bentuk Pengawasan Fungsional (Wasnal)
• Bentuk Pengawasan Melekat (Wakat)
7. Prasyarat Orang yang
Melaksanakan Pengawasan
• Memiliki pengetahuan yang kuat mengenai pekerjaan
yang diawasi;
• Mengetahui rencana kegiatan, tujuan yang ingin
dicapai, kebijakan pimpinan, alat ukur keberhasilan tiap
tahap dan sebagainya;
• Memiliki pengetahuan dan kemampuan cara-cara dan
teknik pengawasan
• Supel dan loyal
• Memiliki sifat jujur, adil, bijaksana, konsekwen tapi
berwajah ramah, rendah hati, sderhana dan berjiwa
pengabdi.
• Berani.
8. Karakteristik Pengawasan yang
Efektif
• Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi.
• Pengawasan hendaknya diarahkan untuk menemukan fakta tentang
bagaimana tugas-tugas dijalankan.
• Pengawasan hendaknya mengacu kepada tindakan perbaikan.
• Pengawasan harus bersifat fleksibel.
• Pengawasan harus bersifat preventif.
• Sistem pengawasan harus dapat difahami, berarti orang-orang yang
terlibat harus memahami apa yang hendak dicapai oleh
pengawasan itu dan bagaimana mereka selaku individu dapat
menarik manfaat sepenuhnya dari hasilnya.
• Pengawasan harus bersifat membimbing supaya para pelaksana
meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas-
tugas yang telah diberikan.
9. Pengertian Supervisi Pendidikan
• Menurut M. Ngalim Purwanto memberikan pengertian, bahwa supervisi
pendidikan, adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya, dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
• Menurut Suharsini Arikunto, supervisi pendidikan, adalah pembinaan yang
diberikan kepada seluruh staf sekolah, agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi mengajar dengan baik.
• Sedangkan menurut Made Pidarta, pengertian supervisi pendidikan, adalah suatu
proses pembimbingan dari pihak atasan kepada para guru atau personalia sekolah
lainnya, yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi
belajar mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi
belajar yang semakin meningkat.
• Carter V. Good, memberikan pengertian, bahwa supervise pendidikan adalah usaha
dari seorang kepala atau atasan untuk memimpin guru-guru dan petugas lainnya,
dalam memperbaiki kinerja, pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan, dan perkembangan guru- guru, dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar, serta evaluasi
pengajaran.
10. Tujuan Supervisi Pendidikan
• Meningkatkan efektivitas dan efesiensi belajar mengajar
• Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di
sekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan
yang telah ditetapkan.
• Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, sehingga berjalan lancar
dan memperoleh hasil yang optimal.
• Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.
• Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki
kesalahan, kekurangan, dan kekhilafalafan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapi sekolah,sehingga
dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.
11. Fungsi Supervisi Pendidikan
• Fungsi pelayanan (service activity): kegiatan pelayanan untuk
peningkatan profesionalnya.
• Fungsi penelitian: untuk memperoleh data yang objektif dan
relevan, misalnya untuk menemukan hambatan belajar.
• Fungsi kepemimpinan: usaha untuk memperoleh orang lain agar
yang disupervisi dapat memecahkan sendiri masalah yang sesuai
dengan tanggung jawab profesionalnya.
• Fungsi manajemen: supervisi dilakukan sebagai kontrol atau
pengarahan, sebagai aspek dari manajemen.
• Fungsi evaluasi: supervisi dilakukan untuk mengevaluasi hasil atau
kemajuan yang diperoleh.
• Fungsi supervisi: sebagai bimbingan
• Fungsi supervisi: sebagai pendidikan dalam jabatan (in service
education) khususnya bagi guru muda atau siswa sekolah
pendidikan guru.
13. Ruang Lingkup Supervisi
Pendidikan
• Pelaksanaan kurikulum
• Ketenagaan
• Ketatausahaan
• Sarana dan Prasarana pendidikan
• Hubungan sekolah dengan masyarakat
• Supervisi Pelaksanaan Kurikulum