SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
1 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




                                            TEORI HUKUM

        Sejarah Singkat Lahirnya Teori Hukum

                 Sejarah permulaan perkembangan teori hukum pada abad ke-19 (1800) di eropa
        barat          dipengaruhi oleh keberhasilan dan kemajuan pesat yang di ilhami oleh ilmu2
        pengetahuan alam yang menggunakan metode2 ilmu pengetahuan alam positif, para ahli
        hukum pada waktu itu merasa perlu adanya disiplin hukum yang tidak terlalu teoritis
        abstrak, seperti filsafat hukum dan tidak terlalu praktis konkret, seperti dogmatik
        hukum, yang terletak diantara filsafat hukum dan dogmatik hukum.

                 Orang mengharap sampai pada menguraikan secara ilmiah sifat2 hakiki hukum
        positif yang mempunyai kesamaan dengan semua sistem hukum. Dibutuhkan semacam
        “hukum kodrat” yang positif ilmiah yang harus mengisi kekosongan karena hilangnya
        kepercayaan pada hukum kodrat metafisis yang berlaku universal yang akan
        menetapkan secara hakiki peraturan2 dasar setiap tatanan hukum positif, dengan
        pendekatan fenomena disebut ajaran hukum umum.

                 Mengenai ciri ajaran hukum umum tidak ada kesamaan pendapat. ada yang
        berpendapat ajaran hukum umum itu masuk filsafat hukum dan ada yang berpendapat
        bahwa ajaran hukum umum mempelajari masalah teknis yuridis (Meijers,1908:19).
        Sepanjang abad 20 (1900) dari ajaran hukum umum lahirlah teori hukum
        (Gijssels.1982:54). Teori hukum yang akan dibicarakan ini berhubungan dengan hukum
        pada umumnya, bukan mengenai hukum ditempat dan di suatu waktu. Dalam hal ini,
        teori (hukum) dianggap sebagai lawan praktek hukum.

        Definisi teori hukum: suatu cara pandang hukum yang menganalisis secara kritis aspek
        gejala2 hukum secara khusus dan menyeluruh baik praktis maupun teoritis dengan
        memberikan konstruksi pemikiran kepada apa yang ilmu hukum hadapi, agar dapat
        memahami hukum itu secara lebih hukum baik dengan pendekatan interdisipliner.
2 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




                 Menurut Jan Gijssels, Teori Hukum adalah cabang ilmu yang menganalisis secara
        kritis dalam perspektif interdisipliner, pelbagai aspek perwujudan (fenomena) hukum
        secara tersendiri atau menyeluruh baik dalam konsepsi teoritis maupun dalam
        pelaksanaan praktis dengan tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan uraian
        yang lebih jelas tentang bahan2 yuridis ini.

        Menganalisa secara kritis            disini bedanya dengan dogmatik hukum karena dogmatik
        hukum hanya menjelaskan hukum.

        Dalam perspektif interdisipliner             antara disiplin. Dalam teori hukum digunakan
        beberapa metode sosial, sedangkan dalam dogmatik hukum hanya digunakan metode
        sintesis (menjelaskan) dan analisis.




        Tujuan teori hukum adalah : pengendapan / pendalaman secara metodologis pada
        dasar dan latarbelakang dalam mempelajari hukum (secara luas), agar memperoleh
        pengetahuan yang lebih hukum baik dari uraian yang lebih hukum jelas tentang bahan2
        hukum yuridis (Gijssels,1982; 117)

        Manfaat teori hukum: dengan pengendapan secara metodologis dalam mempelajari
        ilmu hukum akan memperoleh pengetahuan yang lebih baik, uraian yang lebih jelas,
        serta wawasan yang lebih luas.

        Metode teori hukum: interdisipliner

        Luas lapangan teori hukum: lebih hukum luas darr dogmatik hukum karena teori hukum
        mempelajari hukum objektinya Dogmatik Hukum

        Objek teori hukum:

                            1. Teori hukum meneliti tentang pengertian hukum.
3 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




                            2. Hubungan hukum dan logika. Logika ada 2, logika materiil (termasuk
                               dalam cab ilmu filsafat scr umum) dan Logika Formil (termasuk didalam
                               cab ilmu filsafat di dalam ilmu hukum).

                            3. Memiliki metode teoritis dan praktis.

                            4. Hukum yang berlaku di suatu kehidupan bersama yang menjadi hukum
                               positif.

                            5. Hukum bukan sbg konsep filosofis tetapi sbg konsep tatanan yuridis.

        Menurut Van apeldorn: objek teori hukum hakekatnya sama, yaitu hubungan antara
        hukum dan moral.




        HUBUNGAN DAN PERBEDAAN ANTARA TEORI HUKUM DAN ILMU HUKUM
4 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




        jika terjadi suatu masalah dalam sistem hukum, maka asas hukum dan penemuan hukum
        yang menyelesaikannya.

        Teori hukum adalah teorinya ilmu hukum, dengan perkataan lain, ilmu hukum adalah
        objek teori hukum. Sebagai teorinya teori (ilmu hukum adalah teorinya praktek hukum
        dan hukum positif) maka ;

               1. teori hukum disebut sebagai Meta teorinya;1

               2. teori hukum maknanya lebih hukum luas dari ilmu hukum karena obyek
                     kajiannya ilmu hukum dan praktek hukum;

        Menurut Pohon Ilmu, letak teori hukum ada ditengah2 Filsafat hukum dan Dogmatik
        hukum (ilmu hukum), artinya:

               1. Teori hukum lebih hukum teoritis sifatnya dibandingkan ilmu hukum dan lebih
                    hukum konkret praktis dibandungkan filsafat hukum

               2. Filsafat hukum sifatnya abstrak : teoritis dan abstrak

               3. Ilmu hukum (dogmatik hukum) sifatnya konkret dan praktis yang berhubungan
                    dengan peristiwa hukum.

        Ilmu hukum bersifat praktis-konkrit (karena merupakan pemecahan masalah konkrit)
        dan mengandung nilai (karena bersifat perskriptif), serta bersifat normatif (terdiri dari
        norma).

        Ilmu hukum: mempelajari hukum positif dan yurisprudence.           mengumpulkan bahan2
        yang disusun secara sistematis dan kemudian dijelaskan.

        Teori hukum dan ilmu hukum keduanya mempelajari hukum. Tetapi keduanya tidak
        sama. Maksudnya teori hukum bukan ilmu hukum dan ilmu hukum bukan teori hukum.


        1
            meta teori adalah ilmu yang objeknya ilmu lain
5 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




        Ilmu hukum disebut juga dogmatik hukum karena ilmu hukum mempelajari hukum
        positif. Karena warga Negara terikat oleh hukum positif dan hukum positif tidak bisa
        diganggu gugat. Hukum positif harus ditaati oleh warganya.

        Ilmu hukum menggunakan metode yang khas yaitu:

              1. Metode sintesis: yaitu menyimpulkan 2 prinsip (digabungkan jadi 1) untuk
                    mendapatkan kesimpulan.

              2. Metode analisis: memisah2kan

        Seorang sarjana hukum harus menguasai teknik2 untuk memecahkan masalah, yaitu:

                            1. Hakim/Sarjana Hukum selalu disodori peristiwa, masalah, konflik yg
                               harus diselesaikan. Sebalum menjatuhkan putusan terlebiilmu hukum
                               dahulu membuktikan peristiwa konkretnya (demonstrating of facts)

                            2. Setelah itu harus dinyatakan/dikonstatasi, tetapi ilmu hukum tetap
                               merupakan peristiwa konkret. Ada 2 macam peristiwa dalam hukum:

                                   a. Peristiwa konkret: peristiwa yang tidak atau belum mempunyai
                                      akibat hukum.

                                   b. Peristiwa hukum: peristiwa yang mempunyai akibat hukum.

                            3. Setelah peristiwa konkret dinyatakan terbukti maka harus diidentifikasi,
                               dijadikan   peristiwa   hukumnya    (legal   problem   identification)
                               ditentukan peristiwa hukum apa? (legal problem solving).

                            4. Setelah legal problem solving, lalu membuat keputusan (decision
                               making).

        Yang perlu dipelajari Sarjana Hukum agar memiliki kemampuan memecahkan masalah
        (problem solving) yaitu:
6 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




              1. Kaedah hukum: (asas2 hukum, peraturan2 hukum, sistem hukum//kaedah2
                    hukum)

              2. Sistem hukum

              3. Penemuan hukum

        Ajaran hukum umum (teori hukum) kalau dibandingkan dengan ilmu hukum (dogmatik
        hukum), ajaran hukum ini lebih hukum teoritis, abstrak tetapi tidak seteoritis dan
        seabstrak filsafat hukum.

        Unsur2 atau ciri2 ajaran hukum umum:

                            1. Metode yang digunakan adalah bebas nilai        ini yang dikehendaki
                               sarjana hukum. Sedangkan ilmu hukum (dogmatik hukum) tidak
                               bebas nilai karena mempelajari norma dan kaedah2.

                            2. Menciptakan suatu ilmu yang terletak diantara filsafat hukum dan
                               dogmatik hukum

                            3. Objeknya adalah asas dasar, pengertian dasar jadi serba dasar.

        Persamaan Teori Hukum dan Dogmatik Hukum: objeknya adalah teori hukum

        Perbedaan Teori Hukum dan Dogmatik Hukum: Pertanyaan Teori Hukum tidak cukup
        dijawab dengan hukum positif saja atau UU saja, harus dijawab dengan penalaran,
        dengan teori. Sedang dogmatik hukum dijawab dengan hukum positif. Teori Hukum
        sifatnya teoritiis, dogmatik hukum sifatnya praktis dan konkret.




        KAEDAH HUKUM

        kaedah hukum adalah : suatu pandangan atau penilaian tentang sesuatu apakah patut
        atau tidak.
7 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




        kaedah hukum dibagi atas 2, yaitu :

              a. kaedah hukum dalam arti yang sempit; mencari nilai2 dari suatu aturan/hukum.

                    Nilai yang ada dalam kaedah hukum itu berkembang mengikuti peraturan hukum
                    yang ada.

                    Adakalanya peraturan hukum itu “tetap”, akan tetapi yang “berubah” adalah nilai
                    dalam peraturan tersebut. contohnya: Pasal 1365 BW

              b. kaedah hukum dalam arti luas (meliputi: asas2, kaedah2 hkm sempit, peraturan
                    hukum konkret, sistem hukum, dan penemuan hukum).

        Fungsi kaedah hukum ialah : untuk melidungi kepentingan manusia.




        PERATURAN
        PERATURAN HUKUM KONKRET

        Teori Hans Kelsen “Stufonbau”: suatu peraturan hukum tertulis itu berlaku, bersumber
        dari peraturan hukum yang lebih hukum tinggi.

        3 unsur peraturan tertulis:

              1. Peraturan yang berhubungan dengan perilaku manusia agar manusia itu sendiri
                    terlindungi

              2. Sifatnya Preskriptif: meyogyakan

              3. Sifatnya umum (umum menurut waktu, tempat, orang, isinya).
8 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




        •     Sifat dari Peraturan Hukum Konkrit :

                    1) Imperatif (memaksa) dan fakultatif (melengkapi), apabila berkaitan dengan
                            ketertiban umum dan kesusilaan. contoh : Pasal 23 AB.

                            Unsur2nya : berhubungan dengan perilaku manusia.

                               a) Perilaku aktif : tingkah laku yang positif;

                               b) Perilaku pasif : orang yang melakukan perbuatan dengan atau tanpa
                                   berbuat.

                    2) Prekriptif : menentukan apa yang seharusnya, yang boleh / yang dilarang
                            untuk dilakukan, bukan menguraikan secara deskriptif.

                    3) bersifat umum : berlaku menurut tempat, waktu, perilaku orang tertentu. ciri
                            peraturan hukum bersifat umum, sedangkan penetapan bersifat individual.




        ASAS HUKUM

        Asas hukum adalah pikiran dasar (abstrak) yang melatarbelakangi (dibalik) peraturan
        hukum / sistem hukum yang ada.

        Sifatnya mendasar dan merupakan jiwanya hukum.




        Sifat Asas hukum :

                    •       Abstrak: Pada umumnya tidak tertuang dalam peraturan hukum yang
                            konkret.

                               Misalnya:

                            Res Judicata Pro Veritate Habetur : Putusan Hakim dianggap benar
9 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
   ©engkyndx.blogspot.com




                            In dubio Prorio (ketika hakim ragu dalam memutuskan perkara, maka hakim
                            harus memutuskan dan atau menjatuhkan hukuman yang lebih ringan)

                            Tetapi ada juga asas2 hukum yang terdapat dalam peraturan hukum konkret.
                            Contohnya : Lex specialis Derogat Legi Generali.

                    •       Umum: berlaku pada situasi yang umum dan tidak berlaku pada persoalan
                            hukum yang tertentu saja.

                            Misalnya : Jika terjadi pertentangan antara PP dan UU, maka Undang2 itu
                            yang di utamakan (lex superior legi priori kalau terjadi pertentangan antara
                            peraturan perUU-an yang berbeda tingkatannya)

                    •       Persangkaan/idealisme/cita2

                            Asas hukum sebenarnya merupakan persangkaan/cita2 yang bukan
                            kebenaran (belum tentu). Contoh : asas semua orang tahu hukum

                    •       Dinamis

                            mempunyai sifat kesejarahan yang dapat berubah mengikuti perkembangan

                    •       Tidak mengenal hierarki

                            Jika terjadi pertentangan antara 2 asas hukum, maka keduanya tetap eksis.

                    •       Asas hukum yang berlaku pada bidang khusus saja

                            Contoh : pacta sum servanda




        Landasan Asas Hukum :

              -     Landasan riil : asas hukum mempunyai pedoman2 yang bertumbuh dan berakar
                    dalam masyarakat.
10 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




               -     Landasan idiil : asas hukum dipililmu hukum nilai2 yang hidup dalam
                     masyarakat, yang nilai2 tersebut dijadikan pedoman dalam suatu kehidupan.

         Asas2 hukum bukan merupakan hukum konkret, melainkan pikiran dasar yang umum
         dan abstrak atau merupakan peraturan konkret yang terdalam atau dibelakang setiap
         sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perUUan dan putusan hakim yang
         merupakan hukum positif dan dapat ditemukan dengan mencari siifat2nya yang umum.

         Ada 5 asas hukum yang berkembang tidak secara universal:

                             1. Asas kesamaan

                             2. Asas individualisme:

                             3. Asas kolektifisme

                             4. Asas kewibawaan

                             5. Asa menilai baik dan buruk suatu perbuatan

         Fungsi asas hukum di dalam hukum:

               a) Mempunyai sifat mengesahkan dan mempunyai pengaruh yang normatif dan
                     mengikat.

               b) Sifatnya melengkapi sehingga sistemnya lebih hukum luwes.

         Fungsi asas hukum didalam ilmu hukum: bersifat mengatur dan eksplikatif/menjelaskan.

         Rasio adanya hukum adalah conflict of human interest (konflik terjadinya kepentingan
         manusia), karena kepentingan selalu diganggu sehingga manusia menginginkan perlu
         adanya perlindungan kepentingan.

         Perlindungan kepentingan itu tercapai karena adanya kaedah2 sosial.

         Kaedah dalam arti sempit             peraturan tertulis dan tidak tertulis
11 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




         SISTEM HUKUM

         Sistem merupakan satu kesatuan yang terstruktur, sistematis. Dikatakan sebagai satu
         kesatuan karena kumpulan unsur2/elemen2/peraturan2 didalamnya, tetapi kesatuan itu
         bukan merupakan sekedar penjumlahan tetapi satu kesatuan yang terstruktur (a
         structured whole)        berdiri sendiri, mempunyai struktur yang sistematis dan kemudian
         mengadakan interaksi satu sama lain dan tidak menimbulkan konflik/tidak menghendaki
         adanya konflik. karena tidak menginginkan adanya suatu konflik maka sistem
         menyediakan asas2 untuk memecahkan konflik tsb.




         Sifat2 Sistem Hukum:

               1. Terbuka: ada 2 pengertian: a) unsur yang ada dalam sistem mempengaruhi
                     unsur di luar sistem; b) unsur diluar sistem mempengaruhi unsur di dalam
                     sistem.

                     Artinya : dimungkinkan adanya pengaturan2 lembaga hukum yang baru, diluar
                     dari apa yang sudah diatur dalam sistem hukum tersebut.

                     Contoh: kebebasan berkontrak (BW)      menentukan lembaga hukum baru.
12 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




                     konsekuensinya : adanya keleluasan dalam menafsirkan suatu peraturan yang
                     sifatnya terbuka.

               2. Tertutup : orang tidak bebas melakukan penafsiran2. Orang dilarang
                     menciptakan hukum/lembaga baru yang telah diciptakan UU.

                     contoh : Asas legalitas dalam KUHP.

               3. Dinamis

                     Artinya : berkembang dari waktu ke waktu dan mempunyai sifat kesejahteraan
                     (historish bestimm).

               4. Lengkap

                     yaitu melengkapi kekosongan dan ketidakjelasan hukum. Kalau terjadi sesuatu
                     yang tidak lengkap/tidak jelas, maka yang tidak lengkap/tidak jelas itu adalah
                     peraturan2 hukumnya.

                     Ketika menghadapi suatu yang tidak lengkap, maka yang menyelesaikannya
                     adalah dalam sistem itu sendiri secara kontinyu (berkelanjutan).

                     Apabila terjadi konflik antara Undang2 dengan Undang2, maka sistem hukum
                     menyelesaikannya dengan asas hukum : lex posteriori derogat legi priori (
                     undang2 baru mengalahkan undang2 lama (meskipun belum dicabut) ) atau lex
                     superior legi priori (kalau terjadi pertentangan antara peraturan perUU-an yang
                     berbeda tingkatannya). Kalau terjadi adanya Putusan Hakim yang bertentangan
                     dengan Undang2, maka penyelesaiannya dengan asas : Res Judicata Pro
                     Veritate Habetur (putusan hakim harus dianggap benar).
13 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




                     Jika Undang2 (yang sifatnya imperatif/memaksa) bertentangan dengan Hukum
                     Kebiasaan2, maka Undang2 yang dimenangkan.

         dengan adanya kesatuan sistem maka ilmu hukum mudah untuk menguasainya.

         Sistem Hukum Mengenal Klasifikasi :

                     a. Sistem yang konkret (bukan sistem hukum)             dapat diraba dan dililmu
                             hukumat

                     b. Sistem yang abstrak/normative         tidak dapat diraba/tidak berwujud, karena
                             merupakan hasil pemikiran. unsur2nya : kaedah dan putusan pengadilan
                             tentang apa yang seharusnya.

                     c. Sistem konseptual : tidak dapat diraba/tidak berwujud, tetapi pemikirannya
                             tentang kesatuan di dasarkan atas teori tentang hubungan dalam kenyataan.
                             Masalahnya bukan apakah ada, tetapi apakah berlaku.

         Sifat sistem hukum:

                     a. Otonom: mandiri, berdiri sendiri.

                     b. Kontinyu: berkesinambungan bukan hanya sekedar dinamis saja.

         Isi (kaedah) dari sistem adalah:

                     a. Norma (peraturan dan hukum)

                     b. Lembaga penegak hukum: yang dapat memaksakan agar norma dijalankan




         2
           Suatu kebiasaan yang muncul dan terjadi berulang-ulang kali dalam waktu yang lama, sehingga
         kebiasaan yang berulang-ulang kali itu menjadi suatu keyakinan umum (opinion necessitates) untuk
         mengulangnya kembali, maka hal itu disebut hukum kebiasaan dan mempunyai sifat mengikat (die
         normative kraft des faktischen=kekuatan normatif dari perlaku yang di ulang)
14 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




         PENEMUAN HUKUM (Rechts vinding)

         Penemuan hukum adalah : suatu proses konkretisasi dari suatu yang abstrak terhadap
         suatu hal yang konkret yang kemudian dijadikan peristiwa hukum dan selanjutnya
         diterjemahkan dalam bahasa hukum.

         Penemuan hukum bukan merupakan penciptaan hukum, ini merupakan salah satu
         kegiatan sarjana hukum yang bekerja di bidang hukum dalam memecahkan masalah2
         dengan menemukan hukumnya.

         Jadi, penemuan hukum adalah konkretisasi hukum dalam hal adanya peristiwa konkret.

         Adanya 3 (tiga) kemungkinan kapan melakukan penemuan hukum :

               1. Proses mengkualifikasi pada suatu perbuatan konkret ke dalam peraturan hukum;

               2. Ketika menghadapi ketidakjelasan pada peraturan yang tidak jelas
                     penyelesaiannya memakai metode penafsiran hukum/metode yuridis);

                     contoh ; Pasal 362 KUHP tentang pencurian

                                 “…….barang…..”. Barang yang dimaksud dalam Pasal 362 KUHP
                                 adalah barang berwujud. Adanya kasus pencurian aliran listrik, maka
                                 penafsirannya menggunakan penafsiran ekstensif, yaitu memberikan
                                 pemaknaan baru atas pengertian “barang” dalam Pasal 362 KUHP,
                                 bukan saja barang berwujud akan tetapi barang yang tidak berwujud.

               3. Ketika peraturan itu tidak lengkap atau tidak ada aturannya         penyelesaiannya
                     memakai metode argumentasi.

                             a) Argumentum per analogiam

                              mengambil kesimpulan secara analogi terhadap Pasal, meskipun tidak
                              memenuhi unsur2 pada Pasal tersebut. contohnya : Pasal 1756 BW
                              mengatur tentang mata uang. Apakah uang kertas termasuk didalamnya?
15 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




                              dengan jalan analogi maka “mata uang” menurut Pasal 1756 BW ayat 2
                              ditafsirkan termasuk uang kertas.

                             b) Argumentum ά contrario

                              Apabila suatu peristiwa tertentu diatur, tetapi peristiwa lainnya yang mirip
                              tidak, maka untuk yang terakhir ini berlaku yang sebaliknya.

                              contoh : jika seorang janda harus menunggu masa indah untuk menikah
                              lagi, meskipun terhadap duda tidak aturannya seperti itu, maka bisa
                              digunakan untuk ditafsirkan sama.

         Dasar Hukum Penemuan Hukum :

                             1) Hakim tidak boleh menolak perkara dengan alasan karena tidak ada
                                aturannya (Psl 10 ayat 1 UU No. 48 2009);

                             2) Hakim wajib menggali nilai2 yang hidup dalam masyarakat (Psl 5 ayat 1
                                UU No. 48 2009);

                             3) Hakim mengadili tanpa membedakan (Psl 4 ayat 1 UU No. 48 2009);

                             4) Pasal 20 AB (hakim mengadili berdasarkan Undang2).

         hakim adalah bebas, kebebasan hakim tidak mutlak yaitu ada 2 macam:

                             a. Kebebasan segi makro      hakim terikat pada: 1) sistem pemerintahan 2)
                                sistem ekonomi 3)sistem kebudayaan;

                             b. Kebebasan segi mikro      hakim dibatasi oleh grundnorm (norma dasar)
                                   Pancasila.
16 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




         Subyek Hukum Yang Melakukan Penemuan Hukum :

                             1. Hakim;

                                Sifat penemuan oleh hakim sifatnya konfliktif.

                             2. Pembentuk Undang2;

                                Pembentuk undang2 melakukan penemuan hukum yang sifatnya
                                preskriptif.

                             3. Notaris;

                                Notaris melakukan penemuan hukum yang sifatnya problematic
                                mencari hubungan hukum apa.

                             4. Pakar;

                                Pakar melakukan penemuan hukum yang sifatnya teoritis atau reflektif
                                dari apa yang ditemukannya.

         Sistem Penemuan Hukum

         Montesquie mengatakan : “hakim merupakan corong dari undang2….”

         sistem penemuan hukum itu antara lain :

                     Sistem penemuan hukum heteronom

                     Hakim dalam melakukan penemuan hukum dipengaruhi oleh faktor diluar
                     dirinya, yaitu Undang2.        dianut di negara2 continental, seperti Indonesia dan
                     Belanda.

                     Sistem penemuan hukum otonom

                     hakim itu mandiri, tidak dipengaruhi oleh faktor2 diluar dirinya. Selain itu,
                     menganut asas : the binding force of precedent (hakim terikat pada putusan2
17 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




                     terdahulu dalam memutuskan perkara), dan juga asas : stare decisis et queta non
                     movere.

                     *Fenomena yang terjadi :

                       -     Dalam kenyataannya sistem penemuan hukum heteronom menganut sistem
                             penemuan hukum otonom. mengapa? karena adanya asas the persuasive
                             force of precedent (terikatnya hakim pada putusan terdahulu yang diikuti
                             “mengikatnya” itu meyakinkan hakim untuk diikuti.

                       -     Dalam kenyataan sistem penemuan hukum otonom juga menganut sistem
                             penemuan hukum heteronom. mengapa? karena menurut para ahli ketika
                             hakim memutuskan perkara mengikuti putusan terdahulu, maka sebenarnya
                             hakim sudah menyatu dengan putusan hakim terdahulu.

         Sumber Penemuan Hukum, antara lain :

                             1. Peraturan PerUU-an;

                             2. Hukum Kebiasaan;

                             3. Yurisprudensi;

                             4. Perjanjian internasional;

                             5. Doktrin.

         Idealnya : dalam melakukan penemuan hukum harus memperhatikan tata urutan
         sumber penemuan hukum.

         Selain itu, “Kepentingan” dianggap sebagai sumber penemuan hukum yang harus
         diperhatikan, karena masing2 pihak mempunyai kepentingan.
18 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




         LAHIRNYA ILMU HUKUM

                  Mengapa manusia lama berkecimpung di dunia hukum? Karena manusia memiliki
         kepentingan2 dari dulu hingga sekarang, sejak kecil hingga mati, dan dimana2.
         Kepentingan2 manusia itu selalu diganggu baik oleh alam maupun juga oleh sesamanya.

         Homo Homini Lupus                 manusia yang satu adalah serigala bagi manusia yang lain.
         Pendapat Van Apeldorn: Oleh karena itu manusia menginginkan adanya perlindungan
         kepentingan oleh hukum (kaedah keagamaan, kaedah sosial).

         Apakah rasio adanya hukum?                    Adanya conflict of human interest, manusia
         berkecimpung dalam hukum dan memecahkan masalah2 hukum (secara teoritis ilmiah)
              di dalam literatur modern disebut peradilan, sehingga manusia menaruh perhatian
         pada Peradilan dan Pembuatan Undang2.




         Menurut Noll dalam v.der Velden,1988:21 :

                             a) Ilmu hukum peradilan (rechtspraakwetenschap) adalah ilmu yang
                                pertama kali mempelajari hukum melalui kaca mata hakim (peradilan).

                             b) Ilmu hukum pembentuk Undang2 (wetgevingswetenschap) :

                                  1. Politik   pembentukan     Undang2     (wetgevingspolitiek),   yaitu
                                     penetapan tujuan dan perumusan isi peraturan2, mengenai substansi
                                     atau muatannya;

                                  2. Teknik    pembentukan    Undang2     (wetgevingstechniek),    yaitu
                                     bagaimana tata cara (teknis) menyusun Undang2, sehingga
                                     susunannya sistematis, isinya logis, konsisten, tidak bertentangan
                                     satu sama lain, sederhana dan jelas bahasanya, serta seberapa dapat
                                     mencakup kurun waktu yang panjang (futuristik atau antisipatik).
19 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




         Peradilan/yudicatoor/recht adalah pelaksana hukum. Dalam hal konkret adanya tuntutan
         hak, pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga mandiri dan bebas dengan menjatuhkan
         putusan yang adil dan objektif.

         Peradilan itu sendiri dalam literatur disebut sebagai “seni/Ars Boni et Aequi (seni
         tentang yang baik dan patut)”            seni hasil gemilang dari pelaksanaan hukum-peradilan
         (tugas hakim dalam mengadili/menjatuhkan putusan bukan semata2 rasional/ilmiah
         sifatnya tetapi merupakan seni yang dilandasi oleh logika, rasio dan ilmu).

         Dalam menjatuhkan putusan, Radbruch mengemukakan: hakim dalam menjatuhkan
         putusan harus memuat 3 unsur “Idee des Rechts”:

                             1. Keadilan (gerechtigkeid)

                             2. Kemanfaatan (zweckmassigkeit); dan

                             3. Kepastian hukum (rechtssicherheid) secara prorposional.

         Dalam prakteknya tidak ada putusan pengadilan yang sama proporsional memuat 3
                     unsur di atas, tetapi yang ideal apabila ketiganya ada secara proporsional.

         Dalam praktek pembuatan Undang2, juga disebut : ars boni et aequi. Mengapa???

                     Karena pembuat undang2 harus memperhatikan antinomi yang saling
                     bertentangan akan tetapi keduanya saling dibutuhkan, alasannya :

                                “UU dibentuk untuk kepastian hukum, dan mempunyai harapan untuk
                                bisa menjangkau dinamika perubahan yang akan datang”

         Holmes mengatakan : “the life of law has not been logic, but experience”. sekalipun
                     peradilan itu merupakan seni yang didasarkan atas ilmu, tetapi putusan hakim
                     bukanlah (hasil) ilmu, melainkan hukum, karena mempunyai kekuatan mengikat
                     sebagai hukum dan sekaligus merupakan sumber (penemuan) hukum.
20 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




         Menurut Jan Gijssels Terhadap antinomi, teori hukum dapat menanggapinya dengan
         menggunakan “open normen”. contoh : rumusan Pasal tentang “perbuatan yang tidak
         menyenangkan”.

         van Apeldorn juga mengatakan bahwa ilmu hukum disebut :ars boni et aequi.

                             karena : mempelajari nilai2, norma yang bersifat perskriptif, ilmu hukum
                             mencari keabsahan bukan mencari kebenaran.




         KEADILAN vs KEPASTIAN HUKUM

                  Apabila terjadi pertentangan antar keadilan dan kepastian hukum, maka hakim
         berdasarkan freies ermessen-nya (kebebasannya) dapat memilih keadilan dengan
         mengabaikan kepastian hukum sepanjang tidak bertentangan dengan kesusilaan
         kepentingan umum atau Negara.3 Jadi, keadilanlah yang dimenangkan, ada adagium
         “Zuum Mayus Zuum Inivre” (Van Apeldorn) : kepastian hukum pasti mengorbankan
         keadilan. dan “Summum Ius Summa Injuria”, yang berarti : makin lengkap, rinci, atau
         ketat peraturan hukumnya, maka keadilannya makin terdesak atau ditinggalkan,
         sehingga keadilan4 harus didahulukan dari kepastian hukum.

         Varian keadilan:

                     1. Yusticia Komutativa: keadilan balas jasa

                     2. Yusticia Distributiva: Keadilan proporsional

         Dalam pembentukan UU, tidak hanya merupakan kegiatan ilmiah saja tetapi:



         3
             pemikiran ini dikenal sebagai “Problem Oriented Thinking”
         4
          bunyi irah2 atau titel eksekutorial setiap putusan pengadilan adalah : “Demi Keadilan Berdasarkan
         Ketuhanan Yang Maha Esa”
21 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011
    ©engkyndx.blogspot.com




                             1. Pembentukan    UU    harus      dinamis    mengikuti   perkembangan
                                masyarakat;

                             2. Pembentukan UU harus statis (harus mengatur pada suatu saat tertentu)
                                   tidak boleh berubah2

         Kedua hal diatas membuat dilema karena menciptakan keseimbangan antara dinamis
         dan statis, bukan merupakan suatu kegiatan yang ilmiah akan tetapi menggunakan
         emosio gosir/seni.

         UU harus mengikuti perkembangan masyarakat caranya menciptakan “blanketnorm”
         (Norma kabur), agar suatu UU dapat berkembang dalam waktu yang panjang.

         Blanket Norm: suatu norma yang sifatnya umum yang menyebabkan UU dapat
         berkembang untuk waktu yang akan datang, sifatnya futuristic.

         contohnya: Pasal 1365 KUHPerd: perbuatan melawan hukum.




                                                      -Selamat Belajar-

More Related Content

What's hot

Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatNuelimmanuel22
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumAnto Neo Madani
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasaelsaref
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataLisa SYP
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adatnatal kristiono
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanFenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukum
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Teori Hukum
Teori HukumTeori Hukum
Teori Hukum
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdata
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
 
Hukum perizinan
Hukum perizinanHukum perizinan
Hukum perizinan
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 

Viewers also liked

1. fi 5081 students
1. fi 5081 students1. fi 5081 students
1. fi 5081 studentsEnunk Andrew
 
Lumayan status hukum
Lumayan status hukumLumayan status hukum
Lumayan status hukumLa Meza
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Ahmad Solihin
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaPenegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaI Gede Auditta
 
Hukum bisnis-s2
Hukum bisnis-s2Hukum bisnis-s2
Hukum bisnis-s2Moh Faisol
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahhukum_lingkungan
 
Hukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTHukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTNakano
 
PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI
PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI
PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI syukni tumi pengata
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newFitra Sani
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesiaMakalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesiaAzharlina Rizqi Ardina
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiNasruddin Asnah
 

Viewers also liked (20)

1. fi 5081 students
1. fi 5081 students1. fi 5081 students
1. fi 5081 students
 
Lumayan status hukum
Lumayan status hukumLumayan status hukum
Lumayan status hukum
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
 
Sinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukumSinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukum
 
PLATO
PLATOPLATO
PLATO
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaPenegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
 
Syllabus politik hukum [compatibility mode]
Syllabus politik hukum [compatibility mode]Syllabus politik hukum [compatibility mode]
Syllabus politik hukum [compatibility mode]
 
Hukum bisnis-s2
Hukum bisnis-s2Hukum bisnis-s2
Hukum bisnis-s2
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliah
 
teori ekonomi
teori ekonomiteori ekonomi
teori ekonomi
 
Hukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTHukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPT
 
PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI
PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI
PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-new
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
Materi ppkn sma xii bab 5
Materi ppkn sma xii bab 5Materi ppkn sma xii bab 5
Materi ppkn sma xii bab 5
 
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesiaMakalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
Makalh pengaruh budaya asing terhadap remaja indonesia
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
 

Similar to Teori hukum

2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptxpieterpattiasina2
 
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptxARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptxPDAMIKKBarombong
 
pengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukumpengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukumriskarafi
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalKau Hatiku
 
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumAwal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumgreghendy
 
Materi Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptx
Materi Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptxMateri Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptx
Materi Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptxGaluhWiditya1
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukumKau Hatiku
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptasifsardari
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptAndyWarnet99
 
5 (lima) dalil filsafat hukum
5 (lima) dalil filsafat hukum5 (lima) dalil filsafat hukum
5 (lima) dalil filsafat hukumKau Hatiku
 
T 2 makalah pih
T 2 makalah pihT 2 makalah pih
T 2 makalah pihMelyMely12
 
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk 02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk mudanp.com
 

Similar to Teori hukum (20)

2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptxARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
 
pengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukumpengantar ilmu hukum
pengantar ilmu hukum
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikal
 
Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1Perbandingan hukum 1
Perbandingan hukum 1
 
TUGAS INDIVIDU.doc
TUGAS INDIVIDU.docTUGAS INDIVIDU.doc
TUGAS INDIVIDU.doc
 
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumAwal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
 
Materi Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptx
Materi Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptxMateri Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptx
Materi Mengenai Penelitian Hukum Normatif Empiris.pptx
 
Filsafat hukum dan Teori Hukum
Filsafat hukum  dan Teori HukumFilsafat hukum  dan Teori Hukum
Filsafat hukum dan Teori Hukum
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.ppt
 
5 (lima) dalil filsafat hukum
5 (lima) dalil filsafat hukum5 (lima) dalil filsafat hukum
5 (lima) dalil filsafat hukum
 
T 2 makalah pih
T 2 makalah pihT 2 makalah pih
T 2 makalah pih
 
Pe ndahuluan
Pe ndahuluanPe ndahuluan
Pe ndahuluan
 
PPT SESI 1.pptx
PPT SESI 1.pptxPPT SESI 1.pptx
PPT SESI 1.pptx
 
Memilih pendekatan.pptx
Memilih pendekatan.pptxMemilih pendekatan.pptx
Memilih pendekatan.pptx
 
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk 02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
 
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 

More from Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia

More from Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia (15)

Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
 
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
 
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
 
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
 
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenangTinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
 
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
 
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisiplinerKebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
 
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINERKEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
 
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
 
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasionalFungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridisKetidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
 
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesiaPenggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
 
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunan
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunanPeranan filsafat pancasila dalam pembangunan
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunan
 
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
 

Teori hukum

  • 1. 1 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com TEORI HUKUM Sejarah Singkat Lahirnya Teori Hukum Sejarah permulaan perkembangan teori hukum pada abad ke-19 (1800) di eropa barat dipengaruhi oleh keberhasilan dan kemajuan pesat yang di ilhami oleh ilmu2 pengetahuan alam yang menggunakan metode2 ilmu pengetahuan alam positif, para ahli hukum pada waktu itu merasa perlu adanya disiplin hukum yang tidak terlalu teoritis abstrak, seperti filsafat hukum dan tidak terlalu praktis konkret, seperti dogmatik hukum, yang terletak diantara filsafat hukum dan dogmatik hukum. Orang mengharap sampai pada menguraikan secara ilmiah sifat2 hakiki hukum positif yang mempunyai kesamaan dengan semua sistem hukum. Dibutuhkan semacam “hukum kodrat” yang positif ilmiah yang harus mengisi kekosongan karena hilangnya kepercayaan pada hukum kodrat metafisis yang berlaku universal yang akan menetapkan secara hakiki peraturan2 dasar setiap tatanan hukum positif, dengan pendekatan fenomena disebut ajaran hukum umum. Mengenai ciri ajaran hukum umum tidak ada kesamaan pendapat. ada yang berpendapat ajaran hukum umum itu masuk filsafat hukum dan ada yang berpendapat bahwa ajaran hukum umum mempelajari masalah teknis yuridis (Meijers,1908:19). Sepanjang abad 20 (1900) dari ajaran hukum umum lahirlah teori hukum (Gijssels.1982:54). Teori hukum yang akan dibicarakan ini berhubungan dengan hukum pada umumnya, bukan mengenai hukum ditempat dan di suatu waktu. Dalam hal ini, teori (hukum) dianggap sebagai lawan praktek hukum. Definisi teori hukum: suatu cara pandang hukum yang menganalisis secara kritis aspek gejala2 hukum secara khusus dan menyeluruh baik praktis maupun teoritis dengan memberikan konstruksi pemikiran kepada apa yang ilmu hukum hadapi, agar dapat memahami hukum itu secara lebih hukum baik dengan pendekatan interdisipliner.
  • 2. 2 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com Menurut Jan Gijssels, Teori Hukum adalah cabang ilmu yang menganalisis secara kritis dalam perspektif interdisipliner, pelbagai aspek perwujudan (fenomena) hukum secara tersendiri atau menyeluruh baik dalam konsepsi teoritis maupun dalam pelaksanaan praktis dengan tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan uraian yang lebih jelas tentang bahan2 yuridis ini. Menganalisa secara kritis disini bedanya dengan dogmatik hukum karena dogmatik hukum hanya menjelaskan hukum. Dalam perspektif interdisipliner antara disiplin. Dalam teori hukum digunakan beberapa metode sosial, sedangkan dalam dogmatik hukum hanya digunakan metode sintesis (menjelaskan) dan analisis. Tujuan teori hukum adalah : pengendapan / pendalaman secara metodologis pada dasar dan latarbelakang dalam mempelajari hukum (secara luas), agar memperoleh pengetahuan yang lebih hukum baik dari uraian yang lebih hukum jelas tentang bahan2 hukum yuridis (Gijssels,1982; 117) Manfaat teori hukum: dengan pengendapan secara metodologis dalam mempelajari ilmu hukum akan memperoleh pengetahuan yang lebih baik, uraian yang lebih jelas, serta wawasan yang lebih luas. Metode teori hukum: interdisipliner Luas lapangan teori hukum: lebih hukum luas darr dogmatik hukum karena teori hukum mempelajari hukum objektinya Dogmatik Hukum Objek teori hukum: 1. Teori hukum meneliti tentang pengertian hukum.
  • 3. 3 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com 2. Hubungan hukum dan logika. Logika ada 2, logika materiil (termasuk dalam cab ilmu filsafat scr umum) dan Logika Formil (termasuk didalam cab ilmu filsafat di dalam ilmu hukum). 3. Memiliki metode teoritis dan praktis. 4. Hukum yang berlaku di suatu kehidupan bersama yang menjadi hukum positif. 5. Hukum bukan sbg konsep filosofis tetapi sbg konsep tatanan yuridis. Menurut Van apeldorn: objek teori hukum hakekatnya sama, yaitu hubungan antara hukum dan moral. HUBUNGAN DAN PERBEDAAN ANTARA TEORI HUKUM DAN ILMU HUKUM
  • 4. 4 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com jika terjadi suatu masalah dalam sistem hukum, maka asas hukum dan penemuan hukum yang menyelesaikannya. Teori hukum adalah teorinya ilmu hukum, dengan perkataan lain, ilmu hukum adalah objek teori hukum. Sebagai teorinya teori (ilmu hukum adalah teorinya praktek hukum dan hukum positif) maka ; 1. teori hukum disebut sebagai Meta teorinya;1 2. teori hukum maknanya lebih hukum luas dari ilmu hukum karena obyek kajiannya ilmu hukum dan praktek hukum; Menurut Pohon Ilmu, letak teori hukum ada ditengah2 Filsafat hukum dan Dogmatik hukum (ilmu hukum), artinya: 1. Teori hukum lebih hukum teoritis sifatnya dibandingkan ilmu hukum dan lebih hukum konkret praktis dibandungkan filsafat hukum 2. Filsafat hukum sifatnya abstrak : teoritis dan abstrak 3. Ilmu hukum (dogmatik hukum) sifatnya konkret dan praktis yang berhubungan dengan peristiwa hukum. Ilmu hukum bersifat praktis-konkrit (karena merupakan pemecahan masalah konkrit) dan mengandung nilai (karena bersifat perskriptif), serta bersifat normatif (terdiri dari norma). Ilmu hukum: mempelajari hukum positif dan yurisprudence. mengumpulkan bahan2 yang disusun secara sistematis dan kemudian dijelaskan. Teori hukum dan ilmu hukum keduanya mempelajari hukum. Tetapi keduanya tidak sama. Maksudnya teori hukum bukan ilmu hukum dan ilmu hukum bukan teori hukum. 1 meta teori adalah ilmu yang objeknya ilmu lain
  • 5. 5 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com Ilmu hukum disebut juga dogmatik hukum karena ilmu hukum mempelajari hukum positif. Karena warga Negara terikat oleh hukum positif dan hukum positif tidak bisa diganggu gugat. Hukum positif harus ditaati oleh warganya. Ilmu hukum menggunakan metode yang khas yaitu: 1. Metode sintesis: yaitu menyimpulkan 2 prinsip (digabungkan jadi 1) untuk mendapatkan kesimpulan. 2. Metode analisis: memisah2kan Seorang sarjana hukum harus menguasai teknik2 untuk memecahkan masalah, yaitu: 1. Hakim/Sarjana Hukum selalu disodori peristiwa, masalah, konflik yg harus diselesaikan. Sebalum menjatuhkan putusan terlebiilmu hukum dahulu membuktikan peristiwa konkretnya (demonstrating of facts) 2. Setelah itu harus dinyatakan/dikonstatasi, tetapi ilmu hukum tetap merupakan peristiwa konkret. Ada 2 macam peristiwa dalam hukum: a. Peristiwa konkret: peristiwa yang tidak atau belum mempunyai akibat hukum. b. Peristiwa hukum: peristiwa yang mempunyai akibat hukum. 3. Setelah peristiwa konkret dinyatakan terbukti maka harus diidentifikasi, dijadikan peristiwa hukumnya (legal problem identification) ditentukan peristiwa hukum apa? (legal problem solving). 4. Setelah legal problem solving, lalu membuat keputusan (decision making). Yang perlu dipelajari Sarjana Hukum agar memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yaitu:
  • 6. 6 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com 1. Kaedah hukum: (asas2 hukum, peraturan2 hukum, sistem hukum//kaedah2 hukum) 2. Sistem hukum 3. Penemuan hukum Ajaran hukum umum (teori hukum) kalau dibandingkan dengan ilmu hukum (dogmatik hukum), ajaran hukum ini lebih hukum teoritis, abstrak tetapi tidak seteoritis dan seabstrak filsafat hukum. Unsur2 atau ciri2 ajaran hukum umum: 1. Metode yang digunakan adalah bebas nilai ini yang dikehendaki sarjana hukum. Sedangkan ilmu hukum (dogmatik hukum) tidak bebas nilai karena mempelajari norma dan kaedah2. 2. Menciptakan suatu ilmu yang terletak diantara filsafat hukum dan dogmatik hukum 3. Objeknya adalah asas dasar, pengertian dasar jadi serba dasar. Persamaan Teori Hukum dan Dogmatik Hukum: objeknya adalah teori hukum Perbedaan Teori Hukum dan Dogmatik Hukum: Pertanyaan Teori Hukum tidak cukup dijawab dengan hukum positif saja atau UU saja, harus dijawab dengan penalaran, dengan teori. Sedang dogmatik hukum dijawab dengan hukum positif. Teori Hukum sifatnya teoritiis, dogmatik hukum sifatnya praktis dan konkret. KAEDAH HUKUM kaedah hukum adalah : suatu pandangan atau penilaian tentang sesuatu apakah patut atau tidak.
  • 7. 7 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com kaedah hukum dibagi atas 2, yaitu : a. kaedah hukum dalam arti yang sempit; mencari nilai2 dari suatu aturan/hukum. Nilai yang ada dalam kaedah hukum itu berkembang mengikuti peraturan hukum yang ada. Adakalanya peraturan hukum itu “tetap”, akan tetapi yang “berubah” adalah nilai dalam peraturan tersebut. contohnya: Pasal 1365 BW b. kaedah hukum dalam arti luas (meliputi: asas2, kaedah2 hkm sempit, peraturan hukum konkret, sistem hukum, dan penemuan hukum). Fungsi kaedah hukum ialah : untuk melidungi kepentingan manusia. PERATURAN PERATURAN HUKUM KONKRET Teori Hans Kelsen “Stufonbau”: suatu peraturan hukum tertulis itu berlaku, bersumber dari peraturan hukum yang lebih hukum tinggi. 3 unsur peraturan tertulis: 1. Peraturan yang berhubungan dengan perilaku manusia agar manusia itu sendiri terlindungi 2. Sifatnya Preskriptif: meyogyakan 3. Sifatnya umum (umum menurut waktu, tempat, orang, isinya).
  • 8. 8 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com • Sifat dari Peraturan Hukum Konkrit : 1) Imperatif (memaksa) dan fakultatif (melengkapi), apabila berkaitan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. contoh : Pasal 23 AB. Unsur2nya : berhubungan dengan perilaku manusia. a) Perilaku aktif : tingkah laku yang positif; b) Perilaku pasif : orang yang melakukan perbuatan dengan atau tanpa berbuat. 2) Prekriptif : menentukan apa yang seharusnya, yang boleh / yang dilarang untuk dilakukan, bukan menguraikan secara deskriptif. 3) bersifat umum : berlaku menurut tempat, waktu, perilaku orang tertentu. ciri peraturan hukum bersifat umum, sedangkan penetapan bersifat individual. ASAS HUKUM Asas hukum adalah pikiran dasar (abstrak) yang melatarbelakangi (dibalik) peraturan hukum / sistem hukum yang ada. Sifatnya mendasar dan merupakan jiwanya hukum. Sifat Asas hukum : • Abstrak: Pada umumnya tidak tertuang dalam peraturan hukum yang konkret. Misalnya: Res Judicata Pro Veritate Habetur : Putusan Hakim dianggap benar
  • 9. 9 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com In dubio Prorio (ketika hakim ragu dalam memutuskan perkara, maka hakim harus memutuskan dan atau menjatuhkan hukuman yang lebih ringan) Tetapi ada juga asas2 hukum yang terdapat dalam peraturan hukum konkret. Contohnya : Lex specialis Derogat Legi Generali. • Umum: berlaku pada situasi yang umum dan tidak berlaku pada persoalan hukum yang tertentu saja. Misalnya : Jika terjadi pertentangan antara PP dan UU, maka Undang2 itu yang di utamakan (lex superior legi priori kalau terjadi pertentangan antara peraturan perUU-an yang berbeda tingkatannya) • Persangkaan/idealisme/cita2 Asas hukum sebenarnya merupakan persangkaan/cita2 yang bukan kebenaran (belum tentu). Contoh : asas semua orang tahu hukum • Dinamis mempunyai sifat kesejarahan yang dapat berubah mengikuti perkembangan • Tidak mengenal hierarki Jika terjadi pertentangan antara 2 asas hukum, maka keduanya tetap eksis. • Asas hukum yang berlaku pada bidang khusus saja Contoh : pacta sum servanda Landasan Asas Hukum : - Landasan riil : asas hukum mempunyai pedoman2 yang bertumbuh dan berakar dalam masyarakat.
  • 10. 10 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com - Landasan idiil : asas hukum dipililmu hukum nilai2 yang hidup dalam masyarakat, yang nilai2 tersebut dijadikan pedoman dalam suatu kehidupan. Asas2 hukum bukan merupakan hukum konkret, melainkan pikiran dasar yang umum dan abstrak atau merupakan peraturan konkret yang terdalam atau dibelakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perUUan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat ditemukan dengan mencari siifat2nya yang umum. Ada 5 asas hukum yang berkembang tidak secara universal: 1. Asas kesamaan 2. Asas individualisme: 3. Asas kolektifisme 4. Asas kewibawaan 5. Asa menilai baik dan buruk suatu perbuatan Fungsi asas hukum di dalam hukum: a) Mempunyai sifat mengesahkan dan mempunyai pengaruh yang normatif dan mengikat. b) Sifatnya melengkapi sehingga sistemnya lebih hukum luwes. Fungsi asas hukum didalam ilmu hukum: bersifat mengatur dan eksplikatif/menjelaskan. Rasio adanya hukum adalah conflict of human interest (konflik terjadinya kepentingan manusia), karena kepentingan selalu diganggu sehingga manusia menginginkan perlu adanya perlindungan kepentingan. Perlindungan kepentingan itu tercapai karena adanya kaedah2 sosial. Kaedah dalam arti sempit peraturan tertulis dan tidak tertulis
  • 11. 11 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com SISTEM HUKUM Sistem merupakan satu kesatuan yang terstruktur, sistematis. Dikatakan sebagai satu kesatuan karena kumpulan unsur2/elemen2/peraturan2 didalamnya, tetapi kesatuan itu bukan merupakan sekedar penjumlahan tetapi satu kesatuan yang terstruktur (a structured whole) berdiri sendiri, mempunyai struktur yang sistematis dan kemudian mengadakan interaksi satu sama lain dan tidak menimbulkan konflik/tidak menghendaki adanya konflik. karena tidak menginginkan adanya suatu konflik maka sistem menyediakan asas2 untuk memecahkan konflik tsb. Sifat2 Sistem Hukum: 1. Terbuka: ada 2 pengertian: a) unsur yang ada dalam sistem mempengaruhi unsur di luar sistem; b) unsur diluar sistem mempengaruhi unsur di dalam sistem. Artinya : dimungkinkan adanya pengaturan2 lembaga hukum yang baru, diluar dari apa yang sudah diatur dalam sistem hukum tersebut. Contoh: kebebasan berkontrak (BW) menentukan lembaga hukum baru.
  • 12. 12 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com konsekuensinya : adanya keleluasan dalam menafsirkan suatu peraturan yang sifatnya terbuka. 2. Tertutup : orang tidak bebas melakukan penafsiran2. Orang dilarang menciptakan hukum/lembaga baru yang telah diciptakan UU. contoh : Asas legalitas dalam KUHP. 3. Dinamis Artinya : berkembang dari waktu ke waktu dan mempunyai sifat kesejahteraan (historish bestimm). 4. Lengkap yaitu melengkapi kekosongan dan ketidakjelasan hukum. Kalau terjadi sesuatu yang tidak lengkap/tidak jelas, maka yang tidak lengkap/tidak jelas itu adalah peraturan2 hukumnya. Ketika menghadapi suatu yang tidak lengkap, maka yang menyelesaikannya adalah dalam sistem itu sendiri secara kontinyu (berkelanjutan). Apabila terjadi konflik antara Undang2 dengan Undang2, maka sistem hukum menyelesaikannya dengan asas hukum : lex posteriori derogat legi priori ( undang2 baru mengalahkan undang2 lama (meskipun belum dicabut) ) atau lex superior legi priori (kalau terjadi pertentangan antara peraturan perUU-an yang berbeda tingkatannya). Kalau terjadi adanya Putusan Hakim yang bertentangan dengan Undang2, maka penyelesaiannya dengan asas : Res Judicata Pro Veritate Habetur (putusan hakim harus dianggap benar).
  • 13. 13 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com Jika Undang2 (yang sifatnya imperatif/memaksa) bertentangan dengan Hukum Kebiasaan2, maka Undang2 yang dimenangkan. dengan adanya kesatuan sistem maka ilmu hukum mudah untuk menguasainya. Sistem Hukum Mengenal Klasifikasi : a. Sistem yang konkret (bukan sistem hukum) dapat diraba dan dililmu hukumat b. Sistem yang abstrak/normative tidak dapat diraba/tidak berwujud, karena merupakan hasil pemikiran. unsur2nya : kaedah dan putusan pengadilan tentang apa yang seharusnya. c. Sistem konseptual : tidak dapat diraba/tidak berwujud, tetapi pemikirannya tentang kesatuan di dasarkan atas teori tentang hubungan dalam kenyataan. Masalahnya bukan apakah ada, tetapi apakah berlaku. Sifat sistem hukum: a. Otonom: mandiri, berdiri sendiri. b. Kontinyu: berkesinambungan bukan hanya sekedar dinamis saja. Isi (kaedah) dari sistem adalah: a. Norma (peraturan dan hukum) b. Lembaga penegak hukum: yang dapat memaksakan agar norma dijalankan 2 Suatu kebiasaan yang muncul dan terjadi berulang-ulang kali dalam waktu yang lama, sehingga kebiasaan yang berulang-ulang kali itu menjadi suatu keyakinan umum (opinion necessitates) untuk mengulangnya kembali, maka hal itu disebut hukum kebiasaan dan mempunyai sifat mengikat (die normative kraft des faktischen=kekuatan normatif dari perlaku yang di ulang)
  • 14. 14 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com PENEMUAN HUKUM (Rechts vinding) Penemuan hukum adalah : suatu proses konkretisasi dari suatu yang abstrak terhadap suatu hal yang konkret yang kemudian dijadikan peristiwa hukum dan selanjutnya diterjemahkan dalam bahasa hukum. Penemuan hukum bukan merupakan penciptaan hukum, ini merupakan salah satu kegiatan sarjana hukum yang bekerja di bidang hukum dalam memecahkan masalah2 dengan menemukan hukumnya. Jadi, penemuan hukum adalah konkretisasi hukum dalam hal adanya peristiwa konkret. Adanya 3 (tiga) kemungkinan kapan melakukan penemuan hukum : 1. Proses mengkualifikasi pada suatu perbuatan konkret ke dalam peraturan hukum; 2. Ketika menghadapi ketidakjelasan pada peraturan yang tidak jelas penyelesaiannya memakai metode penafsiran hukum/metode yuridis); contoh ; Pasal 362 KUHP tentang pencurian “…….barang…..”. Barang yang dimaksud dalam Pasal 362 KUHP adalah barang berwujud. Adanya kasus pencurian aliran listrik, maka penafsirannya menggunakan penafsiran ekstensif, yaitu memberikan pemaknaan baru atas pengertian “barang” dalam Pasal 362 KUHP, bukan saja barang berwujud akan tetapi barang yang tidak berwujud. 3. Ketika peraturan itu tidak lengkap atau tidak ada aturannya penyelesaiannya memakai metode argumentasi. a) Argumentum per analogiam mengambil kesimpulan secara analogi terhadap Pasal, meskipun tidak memenuhi unsur2 pada Pasal tersebut. contohnya : Pasal 1756 BW mengatur tentang mata uang. Apakah uang kertas termasuk didalamnya?
  • 15. 15 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com dengan jalan analogi maka “mata uang” menurut Pasal 1756 BW ayat 2 ditafsirkan termasuk uang kertas. b) Argumentum ά contrario Apabila suatu peristiwa tertentu diatur, tetapi peristiwa lainnya yang mirip tidak, maka untuk yang terakhir ini berlaku yang sebaliknya. contoh : jika seorang janda harus menunggu masa indah untuk menikah lagi, meskipun terhadap duda tidak aturannya seperti itu, maka bisa digunakan untuk ditafsirkan sama. Dasar Hukum Penemuan Hukum : 1) Hakim tidak boleh menolak perkara dengan alasan karena tidak ada aturannya (Psl 10 ayat 1 UU No. 48 2009); 2) Hakim wajib menggali nilai2 yang hidup dalam masyarakat (Psl 5 ayat 1 UU No. 48 2009); 3) Hakim mengadili tanpa membedakan (Psl 4 ayat 1 UU No. 48 2009); 4) Pasal 20 AB (hakim mengadili berdasarkan Undang2). hakim adalah bebas, kebebasan hakim tidak mutlak yaitu ada 2 macam: a. Kebebasan segi makro hakim terikat pada: 1) sistem pemerintahan 2) sistem ekonomi 3)sistem kebudayaan; b. Kebebasan segi mikro hakim dibatasi oleh grundnorm (norma dasar) Pancasila.
  • 16. 16 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com Subyek Hukum Yang Melakukan Penemuan Hukum : 1. Hakim; Sifat penemuan oleh hakim sifatnya konfliktif. 2. Pembentuk Undang2; Pembentuk undang2 melakukan penemuan hukum yang sifatnya preskriptif. 3. Notaris; Notaris melakukan penemuan hukum yang sifatnya problematic mencari hubungan hukum apa. 4. Pakar; Pakar melakukan penemuan hukum yang sifatnya teoritis atau reflektif dari apa yang ditemukannya. Sistem Penemuan Hukum Montesquie mengatakan : “hakim merupakan corong dari undang2….” sistem penemuan hukum itu antara lain : Sistem penemuan hukum heteronom Hakim dalam melakukan penemuan hukum dipengaruhi oleh faktor diluar dirinya, yaitu Undang2. dianut di negara2 continental, seperti Indonesia dan Belanda. Sistem penemuan hukum otonom hakim itu mandiri, tidak dipengaruhi oleh faktor2 diluar dirinya. Selain itu, menganut asas : the binding force of precedent (hakim terikat pada putusan2
  • 17. 17 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com terdahulu dalam memutuskan perkara), dan juga asas : stare decisis et queta non movere. *Fenomena yang terjadi : - Dalam kenyataannya sistem penemuan hukum heteronom menganut sistem penemuan hukum otonom. mengapa? karena adanya asas the persuasive force of precedent (terikatnya hakim pada putusan terdahulu yang diikuti “mengikatnya” itu meyakinkan hakim untuk diikuti. - Dalam kenyataan sistem penemuan hukum otonom juga menganut sistem penemuan hukum heteronom. mengapa? karena menurut para ahli ketika hakim memutuskan perkara mengikuti putusan terdahulu, maka sebenarnya hakim sudah menyatu dengan putusan hakim terdahulu. Sumber Penemuan Hukum, antara lain : 1. Peraturan PerUU-an; 2. Hukum Kebiasaan; 3. Yurisprudensi; 4. Perjanjian internasional; 5. Doktrin. Idealnya : dalam melakukan penemuan hukum harus memperhatikan tata urutan sumber penemuan hukum. Selain itu, “Kepentingan” dianggap sebagai sumber penemuan hukum yang harus diperhatikan, karena masing2 pihak mempunyai kepentingan.
  • 18. 18 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com LAHIRNYA ILMU HUKUM Mengapa manusia lama berkecimpung di dunia hukum? Karena manusia memiliki kepentingan2 dari dulu hingga sekarang, sejak kecil hingga mati, dan dimana2. Kepentingan2 manusia itu selalu diganggu baik oleh alam maupun juga oleh sesamanya. Homo Homini Lupus manusia yang satu adalah serigala bagi manusia yang lain. Pendapat Van Apeldorn: Oleh karena itu manusia menginginkan adanya perlindungan kepentingan oleh hukum (kaedah keagamaan, kaedah sosial). Apakah rasio adanya hukum? Adanya conflict of human interest, manusia berkecimpung dalam hukum dan memecahkan masalah2 hukum (secara teoritis ilmiah) di dalam literatur modern disebut peradilan, sehingga manusia menaruh perhatian pada Peradilan dan Pembuatan Undang2. Menurut Noll dalam v.der Velden,1988:21 : a) Ilmu hukum peradilan (rechtspraakwetenschap) adalah ilmu yang pertama kali mempelajari hukum melalui kaca mata hakim (peradilan). b) Ilmu hukum pembentuk Undang2 (wetgevingswetenschap) : 1. Politik pembentukan Undang2 (wetgevingspolitiek), yaitu penetapan tujuan dan perumusan isi peraturan2, mengenai substansi atau muatannya; 2. Teknik pembentukan Undang2 (wetgevingstechniek), yaitu bagaimana tata cara (teknis) menyusun Undang2, sehingga susunannya sistematis, isinya logis, konsisten, tidak bertentangan satu sama lain, sederhana dan jelas bahasanya, serta seberapa dapat mencakup kurun waktu yang panjang (futuristik atau antisipatik).
  • 19. 19 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com Peradilan/yudicatoor/recht adalah pelaksana hukum. Dalam hal konkret adanya tuntutan hak, pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga mandiri dan bebas dengan menjatuhkan putusan yang adil dan objektif. Peradilan itu sendiri dalam literatur disebut sebagai “seni/Ars Boni et Aequi (seni tentang yang baik dan patut)” seni hasil gemilang dari pelaksanaan hukum-peradilan (tugas hakim dalam mengadili/menjatuhkan putusan bukan semata2 rasional/ilmiah sifatnya tetapi merupakan seni yang dilandasi oleh logika, rasio dan ilmu). Dalam menjatuhkan putusan, Radbruch mengemukakan: hakim dalam menjatuhkan putusan harus memuat 3 unsur “Idee des Rechts”: 1. Keadilan (gerechtigkeid) 2. Kemanfaatan (zweckmassigkeit); dan 3. Kepastian hukum (rechtssicherheid) secara prorposional. Dalam prakteknya tidak ada putusan pengadilan yang sama proporsional memuat 3 unsur di atas, tetapi yang ideal apabila ketiganya ada secara proporsional. Dalam praktek pembuatan Undang2, juga disebut : ars boni et aequi. Mengapa??? Karena pembuat undang2 harus memperhatikan antinomi yang saling bertentangan akan tetapi keduanya saling dibutuhkan, alasannya : “UU dibentuk untuk kepastian hukum, dan mempunyai harapan untuk bisa menjangkau dinamika perubahan yang akan datang” Holmes mengatakan : “the life of law has not been logic, but experience”. sekalipun peradilan itu merupakan seni yang didasarkan atas ilmu, tetapi putusan hakim bukanlah (hasil) ilmu, melainkan hukum, karena mempunyai kekuatan mengikat sebagai hukum dan sekaligus merupakan sumber (penemuan) hukum.
  • 20. 20 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com Menurut Jan Gijssels Terhadap antinomi, teori hukum dapat menanggapinya dengan menggunakan “open normen”. contoh : rumusan Pasal tentang “perbuatan yang tidak menyenangkan”. van Apeldorn juga mengatakan bahwa ilmu hukum disebut :ars boni et aequi. karena : mempelajari nilai2, norma yang bersifat perskriptif, ilmu hukum mencari keabsahan bukan mencari kebenaran. KEADILAN vs KEPASTIAN HUKUM Apabila terjadi pertentangan antar keadilan dan kepastian hukum, maka hakim berdasarkan freies ermessen-nya (kebebasannya) dapat memilih keadilan dengan mengabaikan kepastian hukum sepanjang tidak bertentangan dengan kesusilaan kepentingan umum atau Negara.3 Jadi, keadilanlah yang dimenangkan, ada adagium “Zuum Mayus Zuum Inivre” (Van Apeldorn) : kepastian hukum pasti mengorbankan keadilan. dan “Summum Ius Summa Injuria”, yang berarti : makin lengkap, rinci, atau ketat peraturan hukumnya, maka keadilannya makin terdesak atau ditinggalkan, sehingga keadilan4 harus didahulukan dari kepastian hukum. Varian keadilan: 1. Yusticia Komutativa: keadilan balas jasa 2. Yusticia Distributiva: Keadilan proporsional Dalam pembentukan UU, tidak hanya merupakan kegiatan ilmiah saja tetapi: 3 pemikiran ini dikenal sebagai “Problem Oriented Thinking” 4 bunyi irah2 atau titel eksekutorial setiap putusan pengadilan adalah : “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
  • 21. 21 Magister Hukum XXVII UGM Yogyakrata - 2011 ©engkyndx.blogspot.com 1. Pembentukan UU harus dinamis mengikuti perkembangan masyarakat; 2. Pembentukan UU harus statis (harus mengatur pada suatu saat tertentu) tidak boleh berubah2 Kedua hal diatas membuat dilema karena menciptakan keseimbangan antara dinamis dan statis, bukan merupakan suatu kegiatan yang ilmiah akan tetapi menggunakan emosio gosir/seni. UU harus mengikuti perkembangan masyarakat caranya menciptakan “blanketnorm” (Norma kabur), agar suatu UU dapat berkembang dalam waktu yang panjang. Blanket Norm: suatu norma yang sifatnya umum yang menyebabkan UU dapat berkembang untuk waktu yang akan datang, sifatnya futuristic. contohnya: Pasal 1365 KUHPerd: perbuatan melawan hukum. -Selamat Belajar-