SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
SUBNETTING
IPV4 DAN IPV6
Subnetting
Subnetting adalah cara membagi satu jaringan
menjadi beberapa sub jaringan. Beberapa bit dari bagian
Host ID dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian
Network ID. Cara ini menciptakan sejumlah Network ID
tambahan dan mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap jaringan tersebut.
2
Subnetting IPv4
Subnet mask adalah biner 32 bit yang digunakan untuk :
■ Membedakan network ID dan host ID
o Network ID adalah bagian dari IP address yang menunjukkan di
jaringan mana komputer tersebut berada.
o Host ID menunjukkan workstation, server, router, dan semua host
TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut.
■ Menentukan letak suatu host, apakah berada di jaringan local atau
jaringan luar
3
IP Classfull
4
Contoh :
Suatu subnet C memiliki kebutuhan host-ID terbesar yaitu 26
host-ID. Jika dikonversikan ke dalam bentuk biner akan dihasilkan :
11010. Sehingga disini memerlukan 5 bit. Artinya, untuk host-id, kita
membutuhkan tempat 5 bit. Sehingga diperlukan adalah :
11111111.11111111.11111111.11100000
128+64+32 = 224
Sehingga Subnet Mask adalah 255.255.255.224
5
Penghitungan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per
subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi perhitungan tentang
subnetting dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya bit 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet
adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya bit 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 25 - 2 =
30 host
3. Blok Subnet = 256 - 224 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 32. Subnet berikutnya
adalah 32 + 32 = 64, dan 64+32=96. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 32, 64, 96.
4. Alamat host dan broadcast yang valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka
sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.32 192.168.1.64 192.168.1.96
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65 192.168.1.97
Host Terakhir 192.168.1.30 192.168.1.62 192.168.1.94 192.168.1.12
6
Broadcast 192.168.1.31 192.168.1.63 192.168.1.95 192.168.1.127 6
Routing Table IPV4
Network Host Subnetmask Netmask Biner Nilai CIDR
20 = 1 28 = 256-2 = 254 255.255.255.0 11111111. 11111111.11111111.00000000 /24
21 = 2 27 = 128-2 = 126 255.255.255.128 11111111. 11111111.11111111.10000000 /25
22 = 4 26 = 64-2 = 62 255.255.255.192 11111111. 11111111.11111111. 11000000 /26
23 = 8 25 = 32-2 = 30 255.255.255.224 11111111. 11111111.11111111. 11100000 /27
24 = 16 24 = 16-2 = 14 255.255.255.240 11111111. 11111111.11111111. 11110000 /28
25 = 32 23 = 8-2 = 6 255.255.255.248 11111111. 11111111.11111111. 11111000 /29
26 = 64 22 = 4-2 = 2 255.255.255.252 11111111. 11111111.11111111.11111100 /30
7
CIDR
Classes Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara
alternative untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda
dengan system klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D,
dan kelas E, disebut juga sebagai supernetting.
Tujuan CIDR ini untuk mempermudah penulisan notasi subnet
agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang
sesungguhnya.
Penggunaan notasi CIDR pada classfull address pada kelas A
adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23,
dan kelas C adalah dari /24 sampai dengan /30, subnet mask CIDR
/31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata.
8
Daftar subnet yang dikelolakan adalah sebagai
berikut :
Alamat Subnet Alamat Broadcast Range IP address
192.168.0.0 192.168.0.31 192.168.0.1 s/d 192.186.0.30
192.168.0.32 192.168.0.63 192.168.0.33 s/d 192.168.0.62
192.168.0.64 192.168.0.95 192.168.0.65 s/d 192.168.0.94
192.168.0.96 192.168.0.127 192.168.0.97 s/d 192.168.0.126
192.168.0.128 192.168.0.159 192.168.0.161 s/d 192.168.0.158
192.168.0.160 192.168.0.191 192.168.0.161 s/d 192.168.0.190
192.168.0.192 192.168.0.223 192.168.0.193 s/d 192.168.0.222
192.168.0.224 192.168.0.255 192.168.0.225 s/d 192.168.0.254
9
VLSM
VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah sebuah cara
pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah
metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address
lebih dari satu subnet mask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana
suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja.
VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang
terbuang.
Untuk lebih mudahnya sebagai contoh, kita akan menghitung
alamat IP menggunakan VLSM dengan topologi sebagai berikut:
10
■ Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada LAN4 dengan 58 Host,
LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing2 WAN 2 Host. Disini
diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.
11
1. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa
(tidak digunakan), Karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnet
mask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari tabel diatas yang
terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.
12
Network IP Range Broadcast
192.168.1.0 192.168.1.1 - 192.168.1.62 192.168.1.63
192.168.1.64 192.168.1.65 - 192.168.1.126 192.168.1.127
192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.190 192.168.1.191
192.168.1.192 192.168.1.193 - 192.168.1.254 192.168.1.255
Berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26 (Perhatikan 2-
bit MSB pada oktet terakhir)
13
/26 = 11111111.11111111.11111111.11000000
Jadi, untuk 58 Host kita menggunakan IP Address
192.168.1.0/26
Network 192.168.1.0
IP Range 192.168.1.1 - 192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.63
14
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel
subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet
255.255.255.224.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan
menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26.
seperti cara sebelumnya kita akan mengubah subnet mask nya menjadi
255.255.255.224.
2. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )
15
Network IP Range Broadcast
192.168.1.64 192.168.1.65 - 192.168.1.94 192.168.1.95
192.168.1.96 192.168.1.97 - 192.168.1.126 192.168.1.127
192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.158 192.168.1.159
192.168.1.160 192.168.1.161 - 192.168.1.190 192.168.1.191
Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):
16
11111111.11111111.11111111.11100000
Jadi, untuk 26 Host kita menggunakan IP Address
192.168.1.0/27
Network 192.168.1.64
IP Range 192.168.1.65 - 192.168.1.94
Broadcast 192.168.1.95
17
3. Menghitung IP untuk LAN2 & LAN3 ( 10
Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel
subnetting diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet
255.255.255.240.
Karena di LAN1 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27, maka kita akan
menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27.
seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi
255.255.255.240.
18
Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):
11111111.11111111.11111111.11110000
Network IP Range Broadcast
192.168.1.96 192.168.1.97 - 192.168.1.110 192.168.1.111
192.168.1.112 192.168.113 - 192.168.1.126 192.168.1.127
192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.142 192.168.1.143
192.168.1.144 192.168.1.145 - 192.168.1.158 192.168.1.159
19
Jadi, Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP
address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28
Network 192.168.1.96
IP Range 192.168.1.97 - 192.168.1.110
Broadcast 192.168.1.111
Network 192.168.1.112
IP Range 192.168.1.113 - 192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.127
20
4. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih,
dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2
Host) dengan subnet 255.255.255.252.
Karena diLAN sebelumnya telah menggunakan IP
192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan
menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu
192.168.1.128/28. seperti cara sebelumnya kita akan merubah
subnet mask nya menjadi 255.255.255.252.
21
Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):
11111111.11111111.11111111.11111100
Network IP Range Broadcast
192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.130 192.168.1.131
192.168.1.132 192.168.1.133 - 192.168.1.134 192.168.1.135
192.168.1.136 192.168.1.137 - 192.168.1.138 192.168.1.139
192.168.1.140 192.168.1.141 - 192.168.1.142 192.168.1.143
192.168.1.144 192.168.1.145 - 192.168.1.146 192.168.1.147
22
Jadi, Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP
address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan
192.168.136/30
Network 192.168.1.128
IP Range 192.168.1.129 - 192.168.1.130
Broadcast 192.168.1.131
Network 192.168.1.132
IP Range 192.168.1.133 - 192.168.1.134
Broadcast 192.168.1.135
Network 192.168.1.136
IP Range 192.168.1.137 - 192.168.1.138
Broadcast 192.168.1.139
23
Subnetting IPV6
IPv6 (Internet Protocol version 6) adalah versi terbaru Internet
Protocol (IP) dan merupakan pengembangan dari IPv4 yang kini telah
melewati masa jayanya.
Notasi Alamat dan Prefix Alamat IPv6 Peningkatan ukuran IP
dari 32 bit menjadi 128 bit membuat ruang IP menjadi lebih besar,
bilangan yang digunakan IPv6 adalah heksadesimal.
Pada dasarnya, proses subnetting IPv6 sama saja dengan di
IPv4. IPv6 bilangan yang digunakan itu adalah heksadesimal
24
Format Penulisan
Jika alamat IPv4 berjumlah 32 bit (binary digit), maka alamat
IPv6 berjumlah 128 bit atau empat kali lipatnya. Dengan jumlah
sebanyak itu, maka representasi 128 digit biner yang tepat adalah
menggunakan bilangan heksadesimal, dan bukan desimal seperti IPv4.
25
Format Penulisan
Satu alamat IPv6 terdiri dari 8 segmen (sedangkan di IPv4 4 oktet)
dan tiap segmen terdiri dari 16 bit dan direpresentasikan 4 digit
heksadesimal. Tiap segmen dipisahkan oleh tanda titik dua ‘:’.
Untuk kesehatan mata, terdapat cara untuk mempersingkat penulisan
alamat:
■ Pertama
Jika ada satu atau lebih nol di depan tiap segmen, maka nol tersebut
dapat dihilangkan, contohnya ’00dc’ dapat ditulis menjadi ‘dc’ saja.
26
Format Penulisan
■ Kedua
o Jika ada satu atau lebih segmen yang bernilai nol semua, dapat
dihapus dan diganti dengan titik dua ganda ‘::’, contohnya
2001:0db8:0000:0000:0000:ff00:0042:8329 menjadi
2001:0db8::ff00:0042:8329. Contoh lagi:
0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0001 menjadi ::1.
o Ini hanya berlaku sekali saja, yang berarti jika ada dua bagian yang
bernilai nol, maka cara ini tidak dapat digunkaan karena akan
mengakibatkan kebingungan dalam menentukan jumlah segmen
yang bernilai nol, contohnya
2001:0000:0000:0db8:0000:0000:0000:0000 tidak dapat
disingkat menjadi 2001::0db8::, namun hanya bisa disingkat
2001::0db8:0000:0000:0000:0000 atau 2001:0000:0000:0db8::
27
Subnetting IPV6
Sebelum masuk ke subnetting, ada beberapa poin penting dalam
konversi biner-heksadesimal dan kaitannya dengan IPv6:
■ Pertama
Anggota bilangan heksadesimal yaitu angka 0 hingga 9 serta huruf
A hingga F. Jika pada desimal nilai setelah 9 adalah 10 (dua digit, puluhan
dan satuan), maka pada heksadesimal 10 sama dengan A, 11=B, dst
hingga 15=F. Lalu setelahnya diulang lagi dengan puluhan (berniai 1) dan
satuan (bernilai 0).
28
■ Kedua
Tiap satu digit heksadesimal ekivalen dengan 4 digit biner, contohnya
F pada heksadesimal sama dengan 1111 pada biner. Contoh lainnya 1 pada
heksadesimal sama dengan 0001 (atau cukup ‘1’ saja) pada biner.
■ Ketiga
Maka jika terdapat tiga digit heksadesimal, misalnya FA6, kita dapat
memecahnya terlebih dahulu, lalu mengkonversi ke biner untuk tiap digintya,
sehingga F=1111, A=1010, dan 6=0110. Maka biner dari FA6 yaitu
111110100110 (atau pada desimal sama dengan 4.006). Perlu diperhatikan
bahwa tiga bagian pemecahan itu bukan berarti mereka masing-masing
independen, melainkan satu kesatuan.
Dengan cara ini, kita hanya perlu bermain di maksimal 4 digit biner
saja. Coba bandingkan dengan desimal, karena bukan power of 2, kita harus
mengkonversi keseluruhan nilainya.
29
■ Keempat
Seperti yang telah disebutkan, IPv6 terdiri 8 segmen yang tiap
segmennya terdiri 4 digit heksadesimal. Tiap segmen bernilai maksimal
FFFF (desimal = 65.535).
■ Kelima
Tidak ada broadcast ID pada IPv6, sehingga seluruh rentangnya
dapat digunakan untuk host dan tidak perlu di ‘kurang dua’ seperti pada
IPv4.
Untuk menghindari ambigu, mulai dari sini bilangan biner akan saya
beri tanda (2) di akhir bilangan tersebut; (10) untuk desimal; dan (16) untuk
heksadesimal.
30
IPv6 selalu memiliki prefix /64 dengan porsi seperti gambar di atas. Kita
tidak bisa mengganggu gugat (setidaknya) 48 bit pertama yang merupakan
alamat yang diberikan oleh ISP. Sedangkan sisanya yang berjumlah 80 digit
(panjang bit IPv6, yaitu 128 – 48 bit = 80) dapat kita gunakan untuk subnetting.
Lalu, 16 bit berikutnya setelah 48 bit pertama yaitu subnet ID. Area ini
dapat kita gunakan untuk memberikan ‘nama’ pada tiap subnet yang kita buat.
Jika kita menggunakan seluruh alamat yang tersedia di segmen ini, berarti kita
dapat memiliki 65.535 subnet (216).
31
Perbedaan IPv4 dan
IPV6
32
Daftar Pustaka
1. Anonim. 2016, 16 Oktober. Pengenalan dan Tutorial Subneting pada IPv6.
https://blog.aldebaran.web.id/2016/10/16/pengenalan-dan-tutorial-subnetting-pada-ipv6/ di akses
tanggal 8 Desember 2018.
2. Habibur, Arya. 2017, 29 Agustus. APA YANG DI MAKSUD DENGAN NETWORK ID HOST ID .
https://aryahabibur.blogspot.com/2017/09/jelaskan-apa-yang-dimaksud-dengan.html di akses tanggal
8 Desember 2018.
3. Pramono, Eko. 2015, 10 Oktober. Subnetting dengan VLSM, [ppt].
http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download/materi/555006-MT039-
1/2015/10/20151010_SUBNETTING%20DENGAN%20VLSM.ppt di akses tanggal 8 Desember 2018.
4. Winarno Sugeng, Theta Dinnarwaty P. 2015. Jaringan Komputer dengan TCP/IP. Bandung: Modula.

More Related Content

What's hot

Laporan Mikrotik
Laporan MikrotikLaporan Mikrotik
Laporan Mikrotikguest843b00
 
Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer
Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer
Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer Selamet Hariadi
 
FIBER OPTIC CABLE
FIBER OPTIC CABLEFIBER OPTIC CABLE
FIBER OPTIC CABLEMan Mat
 
Laporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputerLaporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputerElytua Napitupulu
 
teknologi spread spectrum
teknologi spread spectrumteknologi spread spectrum
teknologi spread spectrumFarid Adam
 
Ppt dns server
Ppt dns serverPpt dns server
Ppt dns serverMAFauzan
 
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiWilly Winas
 
Laporan Konfigurasi Dasar Mikrotik
Laporan Konfigurasi Dasar MikrotikLaporan Konfigurasi Dasar Mikrotik
Laporan Konfigurasi Dasar MikrotikRumah IT Jambi
 
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)Selamet Samsugi
 
Makalah dhcp, dns, dan web server
Makalah dhcp, dns, dan web serverMakalah dhcp, dns, dan web server
Makalah dhcp, dns, dan web serverGumilar Rahmat
 
DHCP server
DHCP serverDHCP server
DHCP serverMAFauzan
 
Struktur data dan algoritma
Struktur data dan algoritmaStruktur data dan algoritma
Struktur data dan algoritmaChusnul Khotimah
 
Rangkaian komputer dan internet
Rangkaian komputer dan internetRangkaian komputer dan internet
Rangkaian komputer dan internetfazihafid
 
Senarai semak penyelenggaraan komputer
Senarai semak penyelenggaraan komputerSenarai semak penyelenggaraan komputer
Senarai semak penyelenggaraan komputerahmad_shahrul
 

What's hot (20)

Laporan Mikrotik
Laporan MikrotikLaporan Mikrotik
Laporan Mikrotik
 
Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer
Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer
Setting DHCP Server via cli Cisco Packet Tracer
 
FIBER OPTIC CABLE
FIBER OPTIC CABLEFIBER OPTIC CABLE
FIBER OPTIC CABLE
 
Laporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputerLaporan kerja praktek jaringankomputer
Laporan kerja praktek jaringankomputer
 
Sistem nombor
Sistem nomborSistem nombor
Sistem nombor
 
teknologi spread spectrum
teknologi spread spectrumteknologi spread spectrum
teknologi spread spectrum
 
Ppt dns server
Ppt dns serverPpt dns server
Ppt dns server
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Pemasangan nic
Pemasangan nicPemasangan nic
Pemasangan nic
 
Makalah mikrotik
Makalah mikrotikMakalah mikrotik
Makalah mikrotik
 
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
 
Laporan Konfigurasi Dasar Mikrotik
Laporan Konfigurasi Dasar MikrotikLaporan Konfigurasi Dasar Mikrotik
Laporan Konfigurasi Dasar Mikrotik
 
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)
Praktikum 6 pengenalan cisco packet tracer (cpt)
 
Makalah dhcp, dns, dan web server
Makalah dhcp, dns, dan web serverMakalah dhcp, dns, dan web server
Makalah dhcp, dns, dan web server
 
DHCP server
DHCP serverDHCP server
DHCP server
 
Masalah komputer
Masalah komputerMasalah komputer
Masalah komputer
 
Struktur data dan algoritma
Struktur data dan algoritmaStruktur data dan algoritma
Struktur data dan algoritma
 
Rangkaian komputer dan internet
Rangkaian komputer dan internetRangkaian komputer dan internet
Rangkaian komputer dan internet
 
Senarai semak penyelenggaraan komputer
Senarai semak penyelenggaraan komputerSenarai semak penyelenggaraan komputer
Senarai semak penyelenggaraan komputer
 
Respirasi sel
Respirasi selRespirasi sel
Respirasi sel
 

Similar to Subnetting IPv4 dan IPv6

Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6irmanbudiman2
 
Dimas pratama 18312244_if18c
Dimas pratama 18312244_if18cDimas pratama 18312244_if18c
Dimas pratama 18312244_if18cEmailIg
 
Subnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetSubnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetToenof Moegan
 
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.pptJarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.pptArifRahman973021
 
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...I Putu Hariyadi
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...I Putu Hariyadi
 
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LANsubnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LANadhhal88
 
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxpengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxAhmadUdin19
 
Modul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmaskModul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmasksetioaribowo
 

Similar to Subnetting IPv4 dan IPv6 (20)

Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Subnetting.pptx
Subnetting.pptxSubnetting.pptx
Subnetting.pptx
 
Dimas pratama 18312244_if18c
Dimas pratama 18312244_if18cDimas pratama 18312244_if18c
Dimas pratama 18312244_if18c
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Pertemuan 11
Pertemuan 11Pertemuan 11
Pertemuan 11
 
Jaringan Komputer dan Internet 6
Jaringan Komputer dan Internet 6Jaringan Komputer dan Internet 6
Jaringan Komputer dan Internet 6
 
Subnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetSubnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan Subnet
 
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.pptJarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
Jarkom Subnetting 2 untuk kegiatan ppg.ppt
 
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
 
M09-jarKomp-1_.pdf
M09-jarKomp-1_.pdfM09-jarKomp-1_.pdf
M09-jarKomp-1_.pdf
 
Sesi Pertemuan IP Subnet .ppt
Sesi Pertemuan IP Subnet .pptSesi Pertemuan IP Subnet .ppt
Sesi Pertemuan IP Subnet .ppt
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.10.1 Packet Tracer - Design a...
 
Lajarkom
LajarkomLajarkom
Lajarkom
 
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LANsubnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
 
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxpengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
 
IPv4 Addressing
IPv4 AddressingIPv4 Addressing
IPv4 Addressing
 
Modul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmaskModul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmask
 
Rangkuman Addressing
Rangkuman AddressingRangkuman Addressing
Rangkuman Addressing
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Subnetting IPv4 dan IPv6

  • 1. Kelompok 5 Feni Melati (10216039) Futry Diviana Agnia (10216045) Deni Himawan (10216042) M Aditya Fathur R (10216044) Rizal Yonansyah (10216050) SUBNETTING IPV4 DAN IPV6
  • 2. Subnetting Subnetting adalah cara membagi satu jaringan menjadi beberapa sub jaringan. Beberapa bit dari bagian Host ID dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian Network ID. Cara ini menciptakan sejumlah Network ID tambahan dan mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap jaringan tersebut. 2
  • 3. Subnetting IPv4 Subnet mask adalah biner 32 bit yang digunakan untuk : ■ Membedakan network ID dan host ID o Network ID adalah bagian dari IP address yang menunjukkan di jaringan mana komputer tersebut berada. o Host ID menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. ■ Menentukan letak suatu host, apakah berada di jaringan local atau jaringan luar 3
  • 5. Contoh : Suatu subnet C memiliki kebutuhan host-ID terbesar yaitu 26 host-ID. Jika dikonversikan ke dalam bentuk biner akan dihasilkan : 11010. Sehingga disini memerlukan 5 bit. Artinya, untuk host-id, kita membutuhkan tempat 5 bit. Sehingga diperlukan adalah : 11111111.11111111.11111111.11100000 128+64+32 = 224 Sehingga Subnet Mask adalah 255.255.255.224 5
  • 6. Penghitungan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi perhitungan tentang subnetting dapat diurutkan sebagai berikut : 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya bit 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya bit 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 25 - 2 = 30 host 3. Blok Subnet = 256 - 224 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 32. Subnet berikutnya adalah 32 + 32 = 64, dan 64+32=96. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 32, 64, 96. 4. Alamat host dan broadcast yang valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Subnet 192.168.1.0 192.168.1.32 192.168.1.64 192.168.1.96 Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65 192.168.1.97 Host Terakhir 192.168.1.30 192.168.1.62 192.168.1.94 192.168.1.12 6 Broadcast 192.168.1.31 192.168.1.63 192.168.1.95 192.168.1.127 6
  • 7. Routing Table IPV4 Network Host Subnetmask Netmask Biner Nilai CIDR 20 = 1 28 = 256-2 = 254 255.255.255.0 11111111. 11111111.11111111.00000000 /24 21 = 2 27 = 128-2 = 126 255.255.255.128 11111111. 11111111.11111111.10000000 /25 22 = 4 26 = 64-2 = 62 255.255.255.192 11111111. 11111111.11111111. 11000000 /26 23 = 8 25 = 32-2 = 30 255.255.255.224 11111111. 11111111.11111111. 11100000 /27 24 = 16 24 = 16-2 = 14 255.255.255.240 11111111. 11111111.11111111. 11110000 /28 25 = 32 23 = 8-2 = 6 255.255.255.248 11111111. 11111111.11111111. 11111000 /29 26 = 64 22 = 4-2 = 2 255.255.255.252 11111111. 11111111.11111111.11111100 /30 7
  • 8. CIDR Classes Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternative untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan system klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E, disebut juga sebagai supernetting. Tujuan CIDR ini untuk mempermudah penulisan notasi subnet agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Penggunaan notasi CIDR pada classfull address pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah dari /24 sampai dengan /30, subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata. 8
  • 9. Daftar subnet yang dikelolakan adalah sebagai berikut : Alamat Subnet Alamat Broadcast Range IP address 192.168.0.0 192.168.0.31 192.168.0.1 s/d 192.186.0.30 192.168.0.32 192.168.0.63 192.168.0.33 s/d 192.168.0.62 192.168.0.64 192.168.0.95 192.168.0.65 s/d 192.168.0.94 192.168.0.96 192.168.0.127 192.168.0.97 s/d 192.168.0.126 192.168.0.128 192.168.0.159 192.168.0.161 s/d 192.168.0.158 192.168.0.160 192.168.0.191 192.168.0.161 s/d 192.168.0.190 192.168.0.192 192.168.0.223 192.168.0.193 s/d 192.168.0.222 192.168.0.224 192.168.0.255 192.168.0.225 s/d 192.168.0.254 9
  • 10. VLSM VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur. Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang. Untuk lebih mudahnya sebagai contoh, kita akan menghitung alamat IP menggunakan VLSM dengan topologi sebagai berikut: 10
  • 11. ■ Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing2 WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM. 11
  • 12. 1. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host ) Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tidak digunakan), Karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192. 12
  • 13. Network IP Range Broadcast 192.168.1.0 192.168.1.1 - 192.168.1.62 192.168.1.63 192.168.1.64 192.168.1.65 - 192.168.1.126 192.168.1.127 192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.190 192.168.1.191 192.168.1.192 192.168.1.193 - 192.168.1.254 192.168.1.255 Berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26 (Perhatikan 2- bit MSB pada oktet terakhir) 13 /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000
  • 14. Jadi, untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26 Network 192.168.1.0 IP Range 192.168.1.1 - 192.168.1.62 Broadcast 192.168.1.63 14
  • 15. Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224. Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan mengubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.224. 2. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host ) 15
  • 16. Network IP Range Broadcast 192.168.1.64 192.168.1.65 - 192.168.1.94 192.168.1.95 192.168.1.96 192.168.1.97 - 192.168.1.126 192.168.1.127 192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.158 192.168.1.159 192.168.1.160 192.168.1.161 - 192.168.1.190 192.168.1.191 Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27): 16 11111111.11111111.11111111.11100000
  • 17. Jadi, untuk 26 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/27 Network 192.168.1.64 IP Range 192.168.1.65 - 192.168.1.94 Broadcast 192.168.1.95 17
  • 18. 3. Menghitung IP untuk LAN2 & LAN3 ( 10 Host ) Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240. Karena di LAN1 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.240. 18
  • 19. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28): 11111111.11111111.11111111.11110000 Network IP Range Broadcast 192.168.1.96 192.168.1.97 - 192.168.1.110 192.168.1.111 192.168.1.112 192.168.113 - 192.168.1.126 192.168.1.127 192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.142 192.168.1.143 192.168.1.144 192.168.1.145 - 192.168.1.158 192.168.1.159 19
  • 20. Jadi, Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28 Network 192.168.1.96 IP Range 192.168.1.97 - 192.168.1.110 Broadcast 192.168.1.111 Network 192.168.1.112 IP Range 192.168.1.113 - 192.168.1.126 Broadcast 192.168.1.127 20
  • 21. 4. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host ) Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252. Karena diLAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252. 21
  • 22. Berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30): 11111111.11111111.11111111.11111100 Network IP Range Broadcast 192.168.1.128 192.168.1.129 - 192.168.1.130 192.168.1.131 192.168.1.132 192.168.1.133 - 192.168.1.134 192.168.1.135 192.168.1.136 192.168.1.137 - 192.168.1.138 192.168.1.139 192.168.1.140 192.168.1.141 - 192.168.1.142 192.168.1.143 192.168.1.144 192.168.1.145 - 192.168.1.146 192.168.1.147 22
  • 23. Jadi, Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30 Network 192.168.1.128 IP Range 192.168.1.129 - 192.168.1.130 Broadcast 192.168.1.131 Network 192.168.1.132 IP Range 192.168.1.133 - 192.168.1.134 Broadcast 192.168.1.135 Network 192.168.1.136 IP Range 192.168.1.137 - 192.168.1.138 Broadcast 192.168.1.139 23
  • 24. Subnetting IPV6 IPv6 (Internet Protocol version 6) adalah versi terbaru Internet Protocol (IP) dan merupakan pengembangan dari IPv4 yang kini telah melewati masa jayanya. Notasi Alamat dan Prefix Alamat IPv6 Peningkatan ukuran IP dari 32 bit menjadi 128 bit membuat ruang IP menjadi lebih besar, bilangan yang digunakan IPv6 adalah heksadesimal. Pada dasarnya, proses subnetting IPv6 sama saja dengan di IPv4. IPv6 bilangan yang digunakan itu adalah heksadesimal 24
  • 25. Format Penulisan Jika alamat IPv4 berjumlah 32 bit (binary digit), maka alamat IPv6 berjumlah 128 bit atau empat kali lipatnya. Dengan jumlah sebanyak itu, maka representasi 128 digit biner yang tepat adalah menggunakan bilangan heksadesimal, dan bukan desimal seperti IPv4. 25
  • 26. Format Penulisan Satu alamat IPv6 terdiri dari 8 segmen (sedangkan di IPv4 4 oktet) dan tiap segmen terdiri dari 16 bit dan direpresentasikan 4 digit heksadesimal. Tiap segmen dipisahkan oleh tanda titik dua ‘:’. Untuk kesehatan mata, terdapat cara untuk mempersingkat penulisan alamat: ■ Pertama Jika ada satu atau lebih nol di depan tiap segmen, maka nol tersebut dapat dihilangkan, contohnya ’00dc’ dapat ditulis menjadi ‘dc’ saja. 26
  • 27. Format Penulisan ■ Kedua o Jika ada satu atau lebih segmen yang bernilai nol semua, dapat dihapus dan diganti dengan titik dua ganda ‘::’, contohnya 2001:0db8:0000:0000:0000:ff00:0042:8329 menjadi 2001:0db8::ff00:0042:8329. Contoh lagi: 0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0001 menjadi ::1. o Ini hanya berlaku sekali saja, yang berarti jika ada dua bagian yang bernilai nol, maka cara ini tidak dapat digunkaan karena akan mengakibatkan kebingungan dalam menentukan jumlah segmen yang bernilai nol, contohnya 2001:0000:0000:0db8:0000:0000:0000:0000 tidak dapat disingkat menjadi 2001::0db8::, namun hanya bisa disingkat 2001::0db8:0000:0000:0000:0000 atau 2001:0000:0000:0db8:: 27
  • 28. Subnetting IPV6 Sebelum masuk ke subnetting, ada beberapa poin penting dalam konversi biner-heksadesimal dan kaitannya dengan IPv6: ■ Pertama Anggota bilangan heksadesimal yaitu angka 0 hingga 9 serta huruf A hingga F. Jika pada desimal nilai setelah 9 adalah 10 (dua digit, puluhan dan satuan), maka pada heksadesimal 10 sama dengan A, 11=B, dst hingga 15=F. Lalu setelahnya diulang lagi dengan puluhan (berniai 1) dan satuan (bernilai 0). 28
  • 29. ■ Kedua Tiap satu digit heksadesimal ekivalen dengan 4 digit biner, contohnya F pada heksadesimal sama dengan 1111 pada biner. Contoh lainnya 1 pada heksadesimal sama dengan 0001 (atau cukup ‘1’ saja) pada biner. ■ Ketiga Maka jika terdapat tiga digit heksadesimal, misalnya FA6, kita dapat memecahnya terlebih dahulu, lalu mengkonversi ke biner untuk tiap digintya, sehingga F=1111, A=1010, dan 6=0110. Maka biner dari FA6 yaitu 111110100110 (atau pada desimal sama dengan 4.006). Perlu diperhatikan bahwa tiga bagian pemecahan itu bukan berarti mereka masing-masing independen, melainkan satu kesatuan. Dengan cara ini, kita hanya perlu bermain di maksimal 4 digit biner saja. Coba bandingkan dengan desimal, karena bukan power of 2, kita harus mengkonversi keseluruhan nilainya. 29
  • 30. ■ Keempat Seperti yang telah disebutkan, IPv6 terdiri 8 segmen yang tiap segmennya terdiri 4 digit heksadesimal. Tiap segmen bernilai maksimal FFFF (desimal = 65.535). ■ Kelima Tidak ada broadcast ID pada IPv6, sehingga seluruh rentangnya dapat digunakan untuk host dan tidak perlu di ‘kurang dua’ seperti pada IPv4. Untuk menghindari ambigu, mulai dari sini bilangan biner akan saya beri tanda (2) di akhir bilangan tersebut; (10) untuk desimal; dan (16) untuk heksadesimal. 30
  • 31. IPv6 selalu memiliki prefix /64 dengan porsi seperti gambar di atas. Kita tidak bisa mengganggu gugat (setidaknya) 48 bit pertama yang merupakan alamat yang diberikan oleh ISP. Sedangkan sisanya yang berjumlah 80 digit (panjang bit IPv6, yaitu 128 – 48 bit = 80) dapat kita gunakan untuk subnetting. Lalu, 16 bit berikutnya setelah 48 bit pertama yaitu subnet ID. Area ini dapat kita gunakan untuk memberikan ‘nama’ pada tiap subnet yang kita buat. Jika kita menggunakan seluruh alamat yang tersedia di segmen ini, berarti kita dapat memiliki 65.535 subnet (216). 31
  • 33. Daftar Pustaka 1. Anonim. 2016, 16 Oktober. Pengenalan dan Tutorial Subneting pada IPv6. https://blog.aldebaran.web.id/2016/10/16/pengenalan-dan-tutorial-subnetting-pada-ipv6/ di akses tanggal 8 Desember 2018. 2. Habibur, Arya. 2017, 29 Agustus. APA YANG DI MAKSUD DENGAN NETWORK ID HOST ID . https://aryahabibur.blogspot.com/2017/09/jelaskan-apa-yang-dimaksud-dengan.html di akses tanggal 8 Desember 2018. 3. Pramono, Eko. 2015, 10 Oktober. Subnetting dengan VLSM, [ppt]. http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download/materi/555006-MT039- 1/2015/10/20151010_SUBNETTING%20DENGAN%20VLSM.ppt di akses tanggal 8 Desember 2018. 4. Winarno Sugeng, Theta Dinnarwaty P. 2015. Jaringan Komputer dengan TCP/IP. Bandung: Modula.