SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Group To Tutor) 
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI 
SMK PangeranAntasari Medan Tahun Ajaran 2010/2011 
Oleh 
Medistra Siregar 
Nim 071277120086 
Program Studi Pendidikan Akuntansi 
Dipresentasikan Oleh 
Nama : Endang Purwanti 
Nim : 7112142006 
FAKULTAS EKONOMI 
PENDIDIKAN AKUNTANSI 
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 
2012
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Masalah 
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan 
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat 
dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit 
karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan 
tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. 
Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan 
dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses 
belajar mengajar berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang 
diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan 
disebabkan saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas 
peserta didik dalam mengikuti pelajaran. 
Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap proses 
pembelajaran. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar karena walaupun 
kurikulum disajikan secara sempurna, sarana terpenuhi dengan baik, apabila guru belum 
berkualitas maka proses belajar mengajar belum dikatakan baik. Guru mempunyai tanggung 
jawab dalam keberhasilan seorang siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan terkait 
dengan bagaimana kualitas ilmu yang diberikan oleh seorang guru. 
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di SMK Ar - Rahman Medan, 
diperoleh bahwa hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi tergolong rendah. Hanya
beberapa siswa yang hasil belajarnya baik yang lebih aktif menjawab pertanyaan guru sedangkan 
siswa yang kurang pandai tidak berusaha menjawab dan tidak berani bertanya kepada guru, 
masih ada siswa yang hanya berdiam diri dan masih banyak siswa yang sibuk dengan 
kegiatannya sendiri selama proses belajar mengajar berlangsung. Keadaan tersebut berdampak 
buruk terhadap hasil belajar akuntansi siswa yang kurang memuaskan. Dari 45 siswa dalam satu 
kelas yang telah mengikuti ulangan harian mata pelajaran akuntansi hanya 20 siswa atau sekitar 
44% siswa yang tuntas nilai standar ketuntasan minimal yaitu 70, selain itu terdapat kesenjangan 
hasil belajar yang diperoleh siswa yakni jarak antara nilai siswa yang mendapat nilai tertinggi 
dengan siswa yang mendapat nilai terendah cukup signifikan. 
Tabel 1.1 
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 
Tahun Ketuntasan Belajar 
2008 / 2009 48,89 % 
2009 / 2010 55,56 % 
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah (1) Faktor– 
faktor internal, (2) Faktor-faktor eksternal. 
Faktor-faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor 
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor 
kelelahan. 
Sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, 
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, 
latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan 
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, 
mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 
Salah satu masalah dalam pembelajaran akuntansi di sekolah adalah siswa tidak 
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan daya nalarnya dan kesulitan memahami materi 
yang diajarkan guru. Guru mengajar dengan metode konvensional menjadi monoton dan kurang 
menarik perhatian siswa. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan kurangnya pemahaman siswa 
terhadap materi yang diajarkan dan kemudian merasakan kejenuhan dan timbul keinginan agar 
proses belajar mengajar cepat selesai. 
Padahal akuntansi merupakan mata pelajaran yang cukup rumit dan membutuhkan 
ketelitian, kecermatan dan pemahaman yang ekstra tinggi dan lebih dalam menganalisa setiap 
persoalan yang ada. Karena akuntansi merupakan pelajaran yang tidak hanya merupakan konsep-konsep 
yang berguna dalam kehidupan tetapi juga bersifat hitungan atau stastitik. 
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar akuntansi, siswa membutuhkan aktivitas belajar. 
Sehingga aktivitas belajar itu merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi kegiatan 
belajar mengajar. Aktivitas-aktivitas belajar yang dilakukan dikelas biasanya adalah menulis, 
membaca, mencatat, diskusi, latihan atau praktek, mendengarkan, menganalisis dan sebagainya. 
Semua aktivitas belajar itu dilaksanakan oleh siswa guna memperoleh pengetahuan baru yang 
kelak dapat dipergunakan sebagai bekal masa depan. Dalam belajar di sekolah atau diluar 
sekolah siswa melakukan aktivitas belajar antara lain menunjukkan keaktifan dalam kegiatan 
belajar misalnya memberikan tanggapan, mengajukan pertanyaan, memberikan jawaban, 
mempergunakan waktu luang, untuk kemajuan belajarnya. Aktivitas belajar siswa atau keaktifan 
belajar siswa selalu terjadi dalam setiap pembelajaran.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas, guru harus memperhatikan 
tingkat kemampuan siswa yang berbeda karena dalam satu kelas terdapat perbedaan kemampuan 
dalam menangkap ilmu yang diberikan guru. Ketika siswa mengalami kesulitan mencerna 
pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa masih malu untuk bertanya kepada guru, siswa 
lebih suka bertanya kepada temannya sedangkan teman yang menjadi tempat bertanya masih 
ragu-ragu dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga pengetahuan siswa terhenti sampai 
disitu. Maka dibutuhkan suatu alternatif pemecahan masalah yang memberikan kesempatan 
untuk siswa bertanya kepada teman dalam waktu yang tidak mengganggu proses belajar dan 
siswa yang menjadi tempat bertanya memiliki keyakinan atas kebenaran jawabannya. 
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya pembaharuan dan inovasi dalam 
proses belajar mengajar akuntansi agar siswa mau aktif dalam proses belajar mengajar sehingga 
siswa dapat memahami pelajaran akuntansi dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat, lebih 
bermakna, efektif dan tentunya menyenangkan bagi siswa. Salah satunya adalah dengan cara 
menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya (Group To Tutor). Melalui Tutor Sebaya, siswa 
tidak dijadikan sebagai obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa 
diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan sumber bertanya bagi temannya. Dengan 
demikian siswa yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali sehingga menjadi 
lebih memahami. Pengajaran Tutor Sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa 
lainnya. Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik. 
Oleh karena peran tutor (pengajar) dijabat oleh teman sekelas, maka pada saat proses 
belajar mengajar berlangsung tidak terdapat lagi suatu kekakuan. Maksudnya disaat proses 
belajar mengajar berlangsung siswa (yang diajar) tidak merasa kaku (ada rasa takut) untuk 
bertanya kepada tutor (pengajar) yang merupakan temannya sendiri tentang materi pelajaran
yang tidak dimengerti olehnya sehingga terciptalah situasi belajar yang menyenangkan dan 
diharapkan hasil belajar siswa pun dapat lebih meningkat. 
Dengan penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya ini diharapkan dapat 
meningkatkan keaktifan siswa sehingga siswa dapat mengalami situasi belajar yang asyik dan 
menyenangkan serta dapat meningkatkan kemampuan belajarnya yang akhirnya akan diperoleh 
hasil belajar yang memuaskan. 
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul 
“Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Group To Tutor) Untuk Meningkatkan 
Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan 
Tahun Ajaran 2010/2011”. 
1.2 Identifikasi Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian 
ini adalah : 
1. Mengapa siswa tidak berani (malu) untuk mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai 
materi pelajaran yang belum dimengerti? 
2. Apakah metode pembelajaran yang sering digunakan guru bidang studi akuntansi pada saat 
pembelajaran? 
3. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan 
aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan?
1.3 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi 
rumusan masalah adalah sebagai berikut : 
1. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan 
aktivitas belajar akuntansi siswa kelas X SMK Pangeran Antasari Medan? 
2. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil 
belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan? 
1.4 Pemecahan Masalah 
Untuk memecahkan masalah diatas maka pendekatan pembelajaran yang digunakan 
adalah metode pembelajaran Tutor Sebaya. Melalui Tutor Sebaya, siswa tidak dijadikan sebagai 
obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor 
atau sumber belajar dan sumber bertanya bagi temannya. 
Dengan menggunakan metode Tutor Sebaya diharapkan setiap siswa lebih mudah dan 
leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga disaat proses belajar mengajar 
berlangsung siswa (yang diajar) tidak merasa kaku (ada rasa takut) untuk bertanya kepada tutor 
(pengajar) yang merupakan temannya sendiri tentang materi pelajaran yang tidak dimengerti 
olehnya. Dengan demikian terciptalah situasi belajar yang menyenangkan dan diharapkan hasil 
belajar siswa pun dapat lebih meningkat. 
Tutor Sebaya adalah siswa dikelas tertentu yang memiliki kemampuan diatas rata-rata 
anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi 
ajar.
Melalui penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya di kelas, siswa yang memiliki 
kemampuan rendah akan tampak lebih baik dari sebelumnya sehingga diharapkan dapat 
meningkatkan aktivitas siswa dalam pelajaran akuntansi yang pada akhirnya dapat meningkatkan 
hasil belajar akuntansi siswa. 
1.5 Tujuan Penelitian 
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai 
berikut : 
1. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat 
meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan? 
2. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat 
meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan? 
1.6 Manfaat Penelitian 
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai 
berikut : 
1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam meningkatkan hasil belajar 
siswa dengan metode pembelajaran Tutor Sebaya saat menyajikan materi pelajaran. 
2. Sebagai pertimbangan bagi para guru khususnya guru akuntansi di SMK Pangeran Antasari 
Medan untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. 
3. Bagi Perguruan Tinggi, khususnya lingkungan Fakultas Ekonomi Unimed sebagai bahan 
masukan untuk penelitian terutama berkaitan dengan metode pembelajaran.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Kerangka Teoritis 
2.1.1 Metode Pembelajaran Tutor Sebaya 
Memudahkan pembelajaran bagi siswa adalah tugas utama guru. Guru tidak hanya 
dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi juga harus 
mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan-diri masing-masing 
siswa. Disini, guru dituntut untuk benar-benar mengetahui karakteristik tiap anak didik. Sehingga 
metode dan pendekatan yang diterapkan pun benar-benar sesuai dengan perkembangan-diri 
siswa yang subjek sekaligus objek pendidikan itu sendiri. 
Tutor Sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan 
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok 
siswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi daripada siswa-siswa lainnya. 
Ischak dan Warji (dalam Suherman, 2003:276) mengemukakan bahwa Tutor Sebaya 
adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan 
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang 
dipelajari. 
Metode pembelajaran Tutor Sebaya merupakan suatu metode yang bersifat kooperatif 
bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina antar peserta didik yang bekerja 
sama. Tutor Sebaya merupakan kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang melakukan 
kegiatan sebagaimana guru dengan siswa dan mereka berperan secara bergantian. Metode 
pembelajaran Tutor Sebaya dilakukan dengan memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki 
daya serap yang tinggi, maka siswa tersebut harus mengajarkan materi/latihan kepada teman-
temannya yang belum paham, dan dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa yang 
terpilih sebagai tutor kemudian dipilih menjadi ketua kelompok. 
Metode pembelajaran Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau 
antar peserta didik yang biasa terjadi ketika peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, 
mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang 
kurang mampu. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai 
tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan 
metode ini dengan memberi pengarahan atau sebagai fasilitator. 
Metode pembelajaran Tutor Sebaya ini sangatlah cocok dengan kondisi pendidikan 
bangsa kita, karena pada umumnya jumlah siswa pada suatu kelas terlalu besar, biasanya lebih 
dari 40 siswa; kebanyakan sekolah, terutama di daerah-daerah terpencil menghadapi kekurangan 
guru; kekurangan alat pelajaran; dan selain itu siswa juga perlu mendapat kesempatan untuk 
bekerja dalam kelompok dan memperoleh umpan balik padahal waktu guru terbatas. Untuk itu 
dengan adanya metode pembelajaran Tutor Sebaya ini diharapkan dapat membantu 
menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan di negara kita ini. 
Percobaan menggunakan siswa sebagai guru atau Tutor Sebaya telah berlangsung di 
negara lain yang sudah maju dan telah menunjukkan keberhasilan. Dasar pemikiran tentang 
Tutor Sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang 
pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah atau di luar 
sekolah/di luar jam mata pelajaran. 
Safitri (2006:27) mengemukakan pelaksanaan metode pembelajaran Tutor Sebaya yang 
diberikan kepada teman sekelasnya di sekolah, dapat dilakukan sebagai berikut. 
1. Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik. 
2. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas.
3. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa dan 
diusahakan kelompok yang dibentuk tersebut adalah kelompok yang heterogen. 
4. Siswa yang pandai (para Tutor Sebaya) disebar ke setiap kelompok untuk memberikan 
bantuannya. 
5. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. 
6. Jika ada masalah siswa yang lebih paham memberi tahu siswa yang kurang paham dan 
jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan, siswa meminta bantuan kepada guru. 
7. Guru mengadakan evaluasi 
Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria : 
1. Memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata siswa satu kelas 
2. Mampu menjalin kerjasama dengan sesama siswa 
3. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik 
4. Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama. 
5. Memiliki motivasi untuk menjadikan kelompok diskusinya yang terbaik. 
6. Bersikap rendah hati, pemberani dan bertanggung jawab 
7. Suka membantu sesama temannya yang mengalami kesulitan belajar. 
Tutor atau kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 
1. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari. 
2. Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis. 
3. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang 
belum dikuasai. 
4. Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka 
dikelas maupun diluar kelas untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 
5. Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada 
setiap materi yang dipelajari. (Sawali, 2007:9) 
Evi (dalam Sihaloho, 2007:16), menyebutkan ada beberapa manfaat dari metode Tutor Sebaya 
ini, antara lain : 
1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut 
atau enggan kepada gurunya. 
2. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang 
sedang dibahas.
3. Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih dan memegang tanggung jawab 
dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. 
4. Memperkuat hubungan antara sesama siswa. 
Namun disamping kebaikan tersebut, ada kesulitan dalam melaksanakan metode Tutor Sebaya 
ini karena : 
1. Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan dengan 
temannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan. 
2. Ada beberapa anak menjadi malu bertanya, karena takut rahasianya diketahui 
temannya. 
3. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat belajarnya dapat mengajarkannya kembali 
kepada temannya. 
Dalam metode pembelajaran Tutor Sebaya terdapat ciri-ciri yang menjadi kekhasan dari metode 
pembelajaran ini. Ciri-ciri itu antara lain sebagai berikut. 
1. Tujuan pengajaran dari metode pembelajaran Tutor Sebaya ini adalah memberikan 
kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan 
masalah secara rasional, mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong 
dalam kehidupan, mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap 
anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab, 
mengembangkan kemampuan kepemimpinan ketrampilan pada tiap anggota 
kelompok dalam pemecahan masalah kelompok. 
2. Siswa dalam pembelajaran ini memiliki ciri-ciri : 
a. Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok. 
b. Tiap siswa merasa sadar diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan kelompok. 
c. Memiliki rasa saling membutuhkan dan tergantung.
d. Interaksi dan komunikasi antar anggota. 
e. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok. 
3. Peranan guru terdiri dari pembentukan kelompok, perencanaan tugas kelompok, 
pelaksanaan, dan tahap evaluasi hasil belajar kelompok. 
Dalam tahap pembentukan kelompok dipertimbangkan antara lain tujuan yang akan diperoleh 
siswa dalam kelompok (latihan bergotong-royong, peningkatan kecepatan dan ketepatan kerja, 
dan lain-lain), latar belakang pengalaman siswa, pusat perubahan siswa. 
Dalam tahap perencanaan tugas kelompok, guru memperhatikan jenis tugas yang 
diberikan apakah tugas paralel ataukah tugas komplementer. Tugas paralel artinya semua 
kelompok mendapat tugas yang sama, sedangkan tugas komplementer artinya kelompok saling 
melengkapi pemecahan masalah. Dalam tahap pelaksanaan mengajar guru berperan antara lain 
pemberi informasi umum tentang proses belajar kelompok. Peran guru sebagai fasilitator, 
pembimbing dan pengendali ketertiban kelompok. 
2.1.2 Aktivitas Belajar 
Belajar bukan kegiatan menghafal suatu konsep, pengertian dari suatu materi pelajaran. 
Namun, pada hakikatnya belajar tidak terlepas dari melakukam suatu tindakan ataupun aksi yang 
menyebabkan terjadinya perubahan bagi orang yang melakukannya. Tindakan tersebut 
dinamakan aktivitas. 
Sardiman (2009:95) mengatakan bahwa “pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat 
untuk mengubah tingkah laku”. Maka, tidak ada belajar tanpa disertai aktivitas. Itulah sebabnya 
aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Djamarah (2008:38) mengatakan bahwa “belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, 
tidak pula sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan 
aktivitas raganya”. 
Di sekolah seorang guru berperan sangat penting untuk dapat meningkatkan aktivitas 
belajar siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran yang dilakukan 
dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan. 
Guru diharapkan mampu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yag 
dimiliki siswa serta guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir (psikis) maupun 
dalam berbuat (fisik). Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa sehingga siswa 
aktif dalam proses pembelajaran. 
Menurut Sanjaya (2008:132) bahwa “aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas 
fisik, tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental”. 
Sedangkan Rohani (2004:6) berpendapat bahwa “seorang anak berpikir sepanjang ia 
berbuat. Tanpa berbuat anak tak dapat berpikir. Agar ia berpikir sendiri, ia harus diberi 
kesempatan untuk berbuat sendiri”. Dua aktivitas (fisik dan psikis) ini harus dipandang sebagai 
hubungan yang erat, maka pada saat siswa aktif jasmaninya, dengan sendirinya juga aktif 
jiwanya. Namun, siswa dikatakan aktif (on task), apabila tidak melakukan penyimpangan dalam 
hal berbicara di luar pelajaran, memandang ke kiri ke kanan, mengganggu teman, mencari 
perhatian, mengerjakan tugas lain, ke luar masuk kelas. 
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan 
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan 
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya 
jumlah siswa yang terlibat aktif dalam belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan
menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. 
Metode pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan 
terbatas atas aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti 
aktivitas mental. 
Diedrich (dalam Hamalik, 2008:90) mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut : 
1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya: membaca, melihat gambar-gambar, 
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain 
bekerja 
2. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, 
mengeluarkan pendapat, wawancara dan diskusi 
3. Listening activities seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik dan 
pidato 
4. Writing activities seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan dan angket. 
5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta dan diagram. 
6. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, 
bermain, berkebun dan beternak. 
7. Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, 
melihat hubungan dan mengambil keputusan. 
8. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, 
bergairah, berani, tenang dan gugup. 
Klasifikasi aktivitas diatas menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup beragam dan 
kompleks. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut diciptakan disekolah, tentu sekolah akan 
lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar sekolah menjadi pusat aktivitas belajar yang 
maksimal. 
Dalam proses pembelajaran akuntansi, sangat diperlukan aktivitas siswa yang aktif (on 
task) karena mata pelajaran akuntansi bukan mata pelajaran yang hanya sekedar menghapal 
pengertian dan konsep-konsep, namun lebih pada pemahaman konsep yang terlihat dari praktik 
dalam pembelajaran. Selama ini aktivitas yang dominan dilakukan siswa terbatas pada 
mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Proses
belajar mengajar semacam ini jelas kurang mendorong anak didik untuk berpikir dan 
berkreativitas. 
Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar akuntansi maka aktivitas 
siswa pun harus lebih ditingkatkan, bukan hanya sekedar mendengar, mencatat dan menghapal, 
sehingga dengan peningkatan aktivitas belajar akuntansi akan tercapai tujuan belajar yaitu 
perubahan yang diharapkan dalam diri siswa. 
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang 
melibatkan unsur fisik (jasmani) dan psikis (mental) di dalam proses belajar mengajar akuntansi. 
2.1.3 Hasil Belajar Akuntansi 
Belajar merupakan kata kunci yang paling penting dalam setiap usaha dalam pendidikan, 
sehingga tanpa adanya belajar maka pendidikan tidak pernah berhasil sesuai dengan yang 
diharapkan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara 
individu dengan lingkungannya. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi belajar mengajar. 
Belajar juga dapat dipahami sebagai usaha atau latihan agar anak didik mengalami perubahan 
baik pengetahuan, perilaku maupun keterampilan. Misalnya ia menyadari bahwa 
pengetahuannya bertambah, ketrampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan 
sebagainya. 
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar 
dilaksanakan, baik dalam bentuk prestasi maupun perubahan tingkah laku dan sikap siswa yang 
telah mengalami belajar. Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat 
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.
Menurut Hamalik (2009:30) “hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada 
diri siswa, yang dapat diamati dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan”. 
Perubahan tersebut diartikan adanya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding 
sebelumnya. Perubahan yang timbul pada individu harus mengarah pada perubahan positif yang 
berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian. 
Sedangkan Djamarah (2006:119) menyimpulkan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan 
yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar”. 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku 
yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Melalui proses belajar seseorang 
akan mengalami perubahan dalam tingkah lakunya yakni sebagai hasil belajar yang 
dilakukannya. Proses belajar mengajar dan hasil belajar merupakan dua hal yang tidak dapat 
dipisahkan. Untuk itu, maka segala sesuatu yang mempengaruhi proses belajar harus 
dioptimalkan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. 
Sehubungan dengan aspek-aspek tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil 
belajar siswa. Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah 
(1) Faktor–faktor internal, (2) Faktor-faktor eksternal. 
Faktor-faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor 
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor 
kelelahan. 
Sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, 
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, 
latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan 
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, 
mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil 
belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang 
materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain metode pembelajaran yang 
digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. 
Akuntansi merupakan kegiatan dari mengumpulkan, mengidentifikasikan, mengukur, 
mencatat, dan mengikhtisarkan data keuangan. Data pengikhtisaran disebut informasi ekonomi, 
yang kemudian akan disampaikan pada pihak pemakai dalam bentuk laporan keuangan. Laporan 
tersebut dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan ekonomi atau bisnis. 
Maksum (2004:2) menyatakan bahwa “Akuntansi adalah seni mencatat, 
mengelompokkan dan meringkaskan dalam suatu cara yang berarti dan dalam istilah uang atas 
transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian, yang sekurang-kurangnya bersifat keuangan serta 
membuat interprestasinya”. 
Sedangkan menurut Moelyati dkk (2006:2) “Akuntansi adalah proses 
mengidentifikasikan/mengenali, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk 
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka 
yang menggunakan informasi tersebut”. 
Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang memerlukan analisa yang 
tepat terhadap masalah-masalah yang dikandung didalamnya. Namun menurut beberapa siswa, 
mata pelajaran akuntansi sulit untuk dimengerti, terlebih didalam penyelesaian soal-soalnya.
Untuk membantu siswa memahami mata pelajaran akuntansi maka kegiatan belajar 
mengajar di kelas harus berjalan dengan baik. Untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran 
harus ditingkatkan yang akan berpengaruh pada hasil belajar akuntansi siswa. 
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi adalah hasil yang 
diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi yang 
ditunjukkan melalui nilai angka dari hasil evaluasi yang dilakukan. 
2.2 Penelitian yang Relevan 
Dalam penelitian ini, penulis mengambil dari berbagai referensi yang menjadi acuan bagi 
penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai keberhasilan metode Tutor 
Sebaya. 
Anita Yulinda (2009) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran 
Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Interaksi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok 
Bahasan Struktur Atom”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar melalui metode 
Tutor Sebaya meningkat dari 61,63 ± 8,96 menjadi 76,86 ± 10,12 (17,85 %) 
Pitria (2008) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa 
Dengan Penerapan Metode Tutor Sebaya Pada Materi Pokok Listrik Statis SMP Negeri 29 
Medan”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah 
pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya pada siklus I adalah 32,5 % dan siklus II adalah 43,5 
%. 
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dina (2009) dengan judul “Upaya 
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMK Bisnis Dipanegara Tebing Tinggi” 
mengatakan bahwa metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana dari
31 siswa hanya 25 % siswa yang memperoleh rata-rata Standar Ketuntasan Belajar yang 
ditentukan sekolah yaitu rata-rata 70, meningkat menjadi 76 % siswa yang memperoleh rata-rata 
Standar Ketuntasan Belajar. 
2.3 Kerangka Berpikir 
Dari landasan teori diatas, maka secara umum dalam pelaksanaan pembelajaran 
diharapkan guru berhasil membawa semua siswa kepada tujuan pembelajaran. Hasil belajar 
adalah perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang 
berupa perubahan pengetahuan, pengalaman, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, 
kecakapan, serta aspek-aspek lain. 
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu cara dalam membenahi 
dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Saat mempelajari akuntansi memerlukan 
pemahaman konsep-konsep yang ada pada tiap-tiap materi pelajaran, guru sebagai perancang 
pembelajaran harus dapat menyajikan akuntansi semenarik mungkin agar siswa menjadi tertarik 
dan termotivasi untuk mempelajari akuntansi. 
Kegiatan pembelajaran mencakup dua komponen penting yaitu proses dan hasil belajar. 
Pada proses pembelajaran keberhasilan siswa dalam belajar apabila ditinjau dari segi 
metodologinya terdapat pada sejauh mana pengajaran tersebut memberikan peluang untuk 
berkarya dan memelihara keaktifan siswa dalam mengembangkan pelajaran yang akan dipelajari. 
Keberhasilan peserta didik lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dari segi 
proses metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Tutor Sebaya. 
Metode pembelajaran Tutor Sebaya sangat sesuai diterapkan untuk belajar akuntansi, hal ini
didasarkan pada belajar akuntansi yang sangat membutuhkan kerja sama untuk lebih mudah 
mempelajarinya. 
Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan sumber 
bertanya bagi temannya. Sehingga siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa 
yang kurang pandai dan siswa yang menjadi tempat bertanya memiliki keyakinan atas kebenaran 
jawabannya. 
Oleh karena peran tutor (pengajar) dijabat oleh teman sekelas, maka pada saat proses 
belajar mengajar berlangsung tidak terdapat lagi suatu kekakuan (ada rasa takut) untuk bertanya 
kepada tutor (pengajar) yang merupakan temannya sendiri tentang materi pelajaran yang tidak 
dimengerti olehnya sehingga terciptalah situasi belajar yang menyenangkan dan diharapkan hasil 
belajar siswa pun dapat lebih meningkat. 
Melalui penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya di kelas, siswa yang memiliki 
kemampuan rendah akan tampak lebih baik dari sebelumnya sehingga diharapkan dapat 
meningkatkan aktivitas siswa dalam pelajaran akuntansi yang pada akhirnya dapat meningkatkan 
hasil belajar akuntansi siswa. 
Berdasarkan uraian di atas, maka diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran 
Tutor Sebaya akan dapat meningkatkan aktivitas siswa terhadap pelajaran akuntansi. Jika siswa 
memiliki aktivitas yang tinggi dalam belajar tentunya hasil yang akan dicapai yaitu hasil belajar 
akuntansi juga akan mengalami peningkatan
BAB III 
METODOLOGI PENELITIAN 
3.1 Lokasi Penelitian 
Penelitian ini dilakukan di SMK Pangeran Antasari Medan yang terletak di Jalan Veteran 
No. 1060 Medan Kecamatan Labuhan Deli. 
3.2 Subjek Penelitian 
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas XI SMK Pangeran Antasari 
Medan yang berjumlah 45 orang. 
3.3 Objek Penelitian 
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), adapun yang menjadi objek 
dalam penelitian ini adalah Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan 
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Akuntansi. 
3.4 Defenisi Operasional 
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : 
1. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya adalah pembelajaran teman sebaya atau antar peserta 
didik yang biasa terjadi ketika peserta didik yang pandai memberi bantuan belajar kepada 
siswa kurang pamdai. 
2. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan unsur fisik (jasmani) dan psikis 
(mental) di dalam proses belajar mengajar akuntansi. 
3. Hasil Belajar Akuntansi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses 
belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi yang dapat ditunjukkan melalui nilai 
angka dari hasil evaluasi yang dilakukan.
3.5 Prosedur Penelitian 
Penelitian tindakan kelas ini sekurang-kurangnya terdiri dari dua siklus tindakan 
berurutan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dalam upaya 
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. Pada setiap siklus diakhiri dengan 
diadakannya tes hasil belajar dan observasi terhadap aktivitas siswa. Langkah-langkah penelitian 
tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahap 
sebagai berikut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 
1) Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan unsur fisik (jasmani) dan psikis 
(mental) di dalam proses belajar mengajar akuntansi. 
2) Hasil Belajar Akuntansi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar 
mengajar pada mata pelajaran akuntansi yang dapat ditunjukkan melalui nilai angka dari 
hasil evaluasi yang dilakukan.
Gambar 3.1 
Siklus Penelitian Tindakan Kelas 
Perencanaan 
(Arikunto, 2008:16) 
Refleksi 
1. Tahap Perencanaan 
1. Menganalisis kurikulum akuntansi, selanjutnya menyiapkan perangkat pembelajaran 
berbentuk silabus dan Rencana Penelitian. 
2. Merencanakan skenario tindakan dari tes yang berhubungan dengan materi pelajaran. 
3. Merencanakan lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi proses belajar 
dengan metode pembelajaran Tutor Sebaya 
Pelaksanaan 
Pengamatan 
Perencanaan 
Pelaksanaan 
Refleksi 
Pengamatan
Tabel 3.1 
Pelaksanaan Tindakan 
Siklus I 
No Tindakan Output 
1. Peneliti menyampaikan tujuan 
pembelajaran yang ingin dicapai 
pada pelajaran tersebut dan 
memotivasi siswa belajar. 
Pembelajaran tentang tujuan 
belajar dan motivasi belajar siswa 
meningkat. 
2. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, 
setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. 
Terbentuknya 7 kelompok siswa. 
3. Mengevaluasi hasil siklus I. Hasil kemampuan penyelesaian 
materi akuntansi berdasarkan 
Tutor Sebaya. 
4. Mengadakan refleksi tindakan. Tingkat kemampuan menyelesaikn 
materi akuntansi. 
Tabel 3.2 
Pelaksanaan Tindakan 
Siklus II 
No Tindakan Output 
1. Mengidentifikasi masalah baru 
berdasarkan hasil evaluasi dan 
refleksi siklus I. 
Masalah-masalah baru muncul. 
2. Peneliti menerapkan pembelajaran 
Tutor Sebaya. 
Pembelajaran dengan menggunakn 
Tutor Sebaya. 
3. Mengevaluasi hasil siklus II. Tingkat kemampuan menyelesaikn 
soal post tes akuntansi. 
4. Mengadakan refleksi pada siklus II 
secara menyeluruh. 
Peningkatan kemampuan siswa 
dalam menyelesaikan soal post tes. 
2. Observasi 
Observasi yaitu cara yang digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa pada saat 
belajar dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya. 
3. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, hasil yang diperoleh dari tahap pelaksanaan tindakan dan 
observasi dikumpulkan dan dianalisis, sehingga diperoleh kesimpulan dari tindakan yang telah 
dilakukan. Dalam hal ini, jika dari jumlah siswa 70 % telah mencapai kriteria kelulusan 
minimum, maka penerapan metode Tutor Sebaya dalam penelitian ini dikatakan mengalami 
peningkatan atau berhasil. Jadi hasil refleksi yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar 
peningkatan hasil belajar siswa untuk melakukan rancangan tindakan pada siklus selanjutnya. 
3.6 Teknik Pengumpulan Data 
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini 
adalah : 
1. Tes Hasil Belajar 
Menggunakan instrumen soal yang digunakan untuk menyaring kemampuan hasil belajar 
siswa sesudah pembelajaran. 
2. Observasi 
Menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas belajar siswa dalam 
kelas selama proses belajar mengajar. 
Tabel 3.3 
Lembar Observasi Aktivitas Siswa 
No. Nama Siswa 
Aspek yang dinilai Total 
Skor 
Ket 
1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan : 
A. Keterangan aspek yang dinilai : 
1. Visual activities (membaca dan memperhatikan pekerjaan orang lain) 
2. Oral activities (bertanya, mengemukakan pendapat) 
3. Listening activities (mendengarkan pendapat orang lain) 
4. Writing activities (mencatat) 
5. Drawing activities (membuat tabel) 
6. Motor activities (berdiskusi) 
7. Mental activities (memberi tanggapan dan memecahkan soal) 
8. Emotional activities (bersemangat dan berani) 
B. Kriteria Skor : 
1 = tidak pernah melakukan 
2 = dilakukan namun jarang 
3 = sering dilakukan 
4 = sangat sering dilakukan 
C. Kriteria Penilaian 
28-32 = sangat baik (SB) 
23-27 = baik (B) 
18-22 = Cukup (C) 
13-17 = Kurang (K) 
8-12 = Sangat Kurang (SK) 
D. Angka 32 adalah skor tertinggi diperoleh dari angka kriteria skor tertinggi (4) dari aspek 
yang dinilai berjumlah 8, maka 8 x 4 = 32
E. Persentase perolehan skor aktivitas siswa dapat diperoleh dengan menjumlah skor yang 
diperoleh seluruh siswa dibagi dengan total skor dikalikan dengan 100%. Atau rata-rata nilai 
kelompok dibagi dengan rata-rata total skor dikalikan dengan 100%. 
3.7 Teknik Analisis Data 
Sumber data penelitian ini adalah dari siswa dan guru. Data tersebut berupa data 
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar yang kemudian 
dihitung untuk memperoleh ketuntasan belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari observasi. 
Analisis data ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 
1. Reduksi Data 
Data yang diperoleh dari hasil tes direduksi dan mengelompokkannya dalam beberapa 
kategori kemudian mengorganisasikannya sehingga diperoleh informasi yang bermakna. 
2. Paparan Data 
Setelah data tersebut direduksi, maka data tersebut dipaparkan dalam bentuk paparan 
naratif agar data tersebut lebih jelas dan mudah dipahami. 
Berdasarkan kriteria kelulusan minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah dan untuk 
mengetahui gambaran tentang hasil belajar siswa, maka seorang siswa dinyatakan telah 
mencapai kompetensi jika siswa memperoleh skor 70 dan kelas dinyatakan tuntas terhadap suatu 
materi pelajaran jika skor rata-rata kelas mencapai 70 atau 7,00. 
Untuk mengukur tingkat atau persentase penguasaan materi pelajaran digunakan rumus: 
DS = 
Skor yang diperolehsiswa 
Jumlah skormaksimum 
x100% (Arikunto, 2008)
Keterangan : 
DS = Daya Serap 
Dengan Kriteria : 
0 % ≤ DS < 70 % siswa belum tuntas 
70 % ≤ DS ≤ 100 % siswa tuntas dalam dalam belajar 
Secara individu, siswa dinyatakan tuntas belajar apabila daya serapnya ≥ 70%. 
Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang tuntas dalam pembelajaran dan siswa yang tidak 
tuntas dalam pembelajaran. Selanjutnya, dapat diketahui ketuntasan secara keseluruhan dengan 
rumus sebagai berikut: 
D = 
X 
N 
%100 x (Arikunto, 2008) 
Keterangan : 
D = Persentase ketuntasan belajar klasikal 
X = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar 
N = Jumlah seluruh siswa 
Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelas tersebut telah terdapat minimal 70% 
siswa yang telah mencapai daya serap atau nilai ≥ 70 maka ketuntasan secara keseluruhan 
terpenuhi. 
Untuk melihat apakah ada hubungan antara aktivitas dan dan hasil belajar, maka dapat 
dianalisis dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu: 
Ritonga (2007:87) 
N  XY  X  
Y 
( ( ) )( ( ) ) 2 2 2 2 N X X N Y Y 
Keterangan : rxy : Koefisien Product Moment 
X : Aktivitas belajar 
rxy 
      

Y : Hasil Belajar 
N : Jumlah Siswa 
Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya hubungan antara kedua variabel berdasarkan 
nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka yang dikemukakan oleh 
Sugiono (2005:149) yaitu : 
Interpretasi Korelasi Product Momen 
0,00 – 0,199 Sangat Rendah 
0,20 – 0,399 Rendah 
0,40 – 0,799 Tinggi 
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi 
Sedangkan untuk melihat seberapa besar kontribusi yang diberikan aktivitas (variabel X) 
terhadap hasil belajar (variabel Y), maka digunakan rumus determinan yaitu : 
2 x 100% Sugiono (2005:151) 
D = rxy 
Keterangan : 
D = Koefisien determinan 
2 = Koefisien product moment 
rxy 
3. Menarik Kesimpulan 
Dalam kegiatan ini ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan pemaparan data yang telah 
dilakukan. Hasil analisis data ini akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan 
perlu tidaknya siklus berikutnya dilakukan dan untuk melakukan usaha perbaikan terhadap 
kelemahan yang masih ada pada siklus berikutnya.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

1
11
1
 
Prose Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar MerupakanProse Belajar Mengajar Merupakan
Prose Belajar Mengajar Merupakan
 
Proposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomiProposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomi
 
Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
 
Ptk ekonomi
Ptk ekonomiPtk ekonomi
Ptk ekonomi
 
Masalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolahMasalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolah
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
 
Isu isu
Isu   isuIsu   isu
Isu isu
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
PKP_MAT
PKP_MATPKP_MAT
PKP_MAT
 
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
 
Karya ilmiah faltin
Karya ilmiah faltinKarya ilmiah faltin
Karya ilmiah faltin
 
Karil Muhamad Syahril
Karil Muhamad SyahrilKaril Muhamad Syahril
Karil Muhamad Syahril
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
skripsi BaB I
skripsi BaB Iskripsi BaB I
skripsi BaB I
 
Proposal ptk jadi
Proposal ptk jadiProposal ptk jadi
Proposal ptk jadi
 
Artikel%20 model%20pembelajaran%20yang%20inovatif%20di%20indonesia
Artikel%20 model%20pembelajaran%20yang%20inovatif%20di%20indonesiaArtikel%20 model%20pembelajaran%20yang%20inovatif%20di%20indonesia
Artikel%20 model%20pembelajaran%20yang%20inovatif%20di%20indonesia
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelasPenelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas
 
Pkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia utPkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia ut
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 

Similar to Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi

Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.PdKarya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.PdSMK Negeri 4 Gorontalo
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifAndy Saiful Musthofa
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtre_devan
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titinAdi Moel
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxSDNPasirpeer
 
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdfLK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdfAhsalAhsal
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi (20)

Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.PdKarya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titin
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocx
 
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdfLK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 

Recently uploaded

Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx23May1983
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 

Recently uploaded (20)

Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi

  • 1. Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Group To Tutor) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMK PangeranAntasari Medan Tahun Ajaran 2010/2011 Oleh Medistra Siregar Nim 071277120086 Program Studi Pendidikan Akuntansi Dipresentasikan Oleh Nama : Endang Purwanti Nim : 7112142006 FAKULTAS EKONOMI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar karena walaupun kurikulum disajikan secara sempurna, sarana terpenuhi dengan baik, apabila guru belum berkualitas maka proses belajar mengajar belum dikatakan baik. Guru mempunyai tanggung jawab dalam keberhasilan seorang siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan terkait dengan bagaimana kualitas ilmu yang diberikan oleh seorang guru. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di SMK Ar - Rahman Medan, diperoleh bahwa hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi tergolong rendah. Hanya
  • 3. beberapa siswa yang hasil belajarnya baik yang lebih aktif menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa yang kurang pandai tidak berusaha menjawab dan tidak berani bertanya kepada guru, masih ada siswa yang hanya berdiam diri dan masih banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri selama proses belajar mengajar berlangsung. Keadaan tersebut berdampak buruk terhadap hasil belajar akuntansi siswa yang kurang memuaskan. Dari 45 siswa dalam satu kelas yang telah mengikuti ulangan harian mata pelajaran akuntansi hanya 20 siswa atau sekitar 44% siswa yang tuntas nilai standar ketuntasan minimal yaitu 70, selain itu terdapat kesenjangan hasil belajar yang diperoleh siswa yakni jarak antara nilai siswa yang mendapat nilai tertinggi dengan siswa yang mendapat nilai terendah cukup signifikan. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Tahun Ketuntasan Belajar 2008 / 2009 48,89 % 2009 / 2010 55,56 % Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah (1) Faktor– faktor internal, (2) Faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
  • 4. gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Salah satu masalah dalam pembelajaran akuntansi di sekolah adalah siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan daya nalarnya dan kesulitan memahami materi yang diajarkan guru. Guru mengajar dengan metode konvensional menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan kemudian merasakan kejenuhan dan timbul keinginan agar proses belajar mengajar cepat selesai. Padahal akuntansi merupakan mata pelajaran yang cukup rumit dan membutuhkan ketelitian, kecermatan dan pemahaman yang ekstra tinggi dan lebih dalam menganalisa setiap persoalan yang ada. Karena akuntansi merupakan pelajaran yang tidak hanya merupakan konsep-konsep yang berguna dalam kehidupan tetapi juga bersifat hitungan atau stastitik. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar akuntansi, siswa membutuhkan aktivitas belajar. Sehingga aktivitas belajar itu merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi kegiatan belajar mengajar. Aktivitas-aktivitas belajar yang dilakukan dikelas biasanya adalah menulis, membaca, mencatat, diskusi, latihan atau praktek, mendengarkan, menganalisis dan sebagainya. Semua aktivitas belajar itu dilaksanakan oleh siswa guna memperoleh pengetahuan baru yang kelak dapat dipergunakan sebagai bekal masa depan. Dalam belajar di sekolah atau diluar sekolah siswa melakukan aktivitas belajar antara lain menunjukkan keaktifan dalam kegiatan belajar misalnya memberikan tanggapan, mengajukan pertanyaan, memberikan jawaban, mempergunakan waktu luang, untuk kemajuan belajarnya. Aktivitas belajar siswa atau keaktifan belajar siswa selalu terjadi dalam setiap pembelajaran.
  • 5. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas, guru harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda karena dalam satu kelas terdapat perbedaan kemampuan dalam menangkap ilmu yang diberikan guru. Ketika siswa mengalami kesulitan mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa masih malu untuk bertanya kepada guru, siswa lebih suka bertanya kepada temannya sedangkan teman yang menjadi tempat bertanya masih ragu-ragu dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga pengetahuan siswa terhenti sampai disitu. Maka dibutuhkan suatu alternatif pemecahan masalah yang memberikan kesempatan untuk siswa bertanya kepada teman dalam waktu yang tidak mengganggu proses belajar dan siswa yang menjadi tempat bertanya memiliki keyakinan atas kebenaran jawabannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya pembaharuan dan inovasi dalam proses belajar mengajar akuntansi agar siswa mau aktif dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat memahami pelajaran akuntansi dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat, lebih bermakna, efektif dan tentunya menyenangkan bagi siswa. Salah satunya adalah dengan cara menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya (Group To Tutor). Melalui Tutor Sebaya, siswa tidak dijadikan sebagai obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan sumber bertanya bagi temannya. Dengan demikian siswa yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali sehingga menjadi lebih memahami. Pengajaran Tutor Sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik. Oleh karena peran tutor (pengajar) dijabat oleh teman sekelas, maka pada saat proses belajar mengajar berlangsung tidak terdapat lagi suatu kekakuan. Maksudnya disaat proses belajar mengajar berlangsung siswa (yang diajar) tidak merasa kaku (ada rasa takut) untuk bertanya kepada tutor (pengajar) yang merupakan temannya sendiri tentang materi pelajaran
  • 6. yang tidak dimengerti olehnya sehingga terciptalah situasi belajar yang menyenangkan dan diharapkan hasil belajar siswa pun dapat lebih meningkat. Dengan penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga siswa dapat mengalami situasi belajar yang asyik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan kemampuan belajarnya yang akhirnya akan diperoleh hasil belajar yang memuaskan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya (Group To Tutor) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan Tahun Ajaran 2010/2011”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Mengapa siswa tidak berani (malu) untuk mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti? 2. Apakah metode pembelajaran yang sering digunakan guru bidang studi akuntansi pada saat pembelajaran? 3. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan?
  • 7. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas X SMK Pangeran Antasari Medan? 2. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan? 1.4 Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah diatas maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran Tutor Sebaya. Melalui Tutor Sebaya, siswa tidak dijadikan sebagai obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan sumber bertanya bagi temannya. Dengan menggunakan metode Tutor Sebaya diharapkan setiap siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga disaat proses belajar mengajar berlangsung siswa (yang diajar) tidak merasa kaku (ada rasa takut) untuk bertanya kepada tutor (pengajar) yang merupakan temannya sendiri tentang materi pelajaran yang tidak dimengerti olehnya. Dengan demikian terciptalah situasi belajar yang menyenangkan dan diharapkan hasil belajar siswa pun dapat lebih meningkat. Tutor Sebaya adalah siswa dikelas tertentu yang memiliki kemampuan diatas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar.
  • 8. Melalui penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya di kelas, siswa yang memiliki kemampuan rendah akan tampak lebih baik dari sebelumnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pelajaran akuntansi yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan? 2. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan? 1.6 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Tutor Sebaya saat menyajikan materi pelajaran. 2. Sebagai pertimbangan bagi para guru khususnya guru akuntansi di SMK Pangeran Antasari Medan untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Perguruan Tinggi, khususnya lingkungan Fakultas Ekonomi Unimed sebagai bahan masukan untuk penelitian terutama berkaitan dengan metode pembelajaran.
  • 9. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Memudahkan pembelajaran bagi siswa adalah tugas utama guru. Guru tidak hanya dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi juga harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan-diri masing-masing siswa. Disini, guru dituntut untuk benar-benar mengetahui karakteristik tiap anak didik. Sehingga metode dan pendekatan yang diterapkan pun benar-benar sesuai dengan perkembangan-diri siswa yang subjek sekaligus objek pendidikan itu sendiri. Tutor Sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi daripada siswa-siswa lainnya. Ischak dan Warji (dalam Suherman, 2003:276) mengemukakan bahwa Tutor Sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajari. Metode pembelajaran Tutor Sebaya merupakan suatu metode yang bersifat kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina antar peserta didik yang bekerja sama. Tutor Sebaya merupakan kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang melakukan kegiatan sebagaimana guru dengan siswa dan mereka berperan secara bergantian. Metode pembelajaran Tutor Sebaya dilakukan dengan memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, maka siswa tersebut harus mengajarkan materi/latihan kepada teman-
  • 10. temannya yang belum paham, dan dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa yang terpilih sebagai tutor kemudian dipilih menjadi ketua kelompok. Metode pembelajaran Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik yang biasa terjadi ketika peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan atau sebagai fasilitator. Metode pembelajaran Tutor Sebaya ini sangatlah cocok dengan kondisi pendidikan bangsa kita, karena pada umumnya jumlah siswa pada suatu kelas terlalu besar, biasanya lebih dari 40 siswa; kebanyakan sekolah, terutama di daerah-daerah terpencil menghadapi kekurangan guru; kekurangan alat pelajaran; dan selain itu siswa juga perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dan memperoleh umpan balik padahal waktu guru terbatas. Untuk itu dengan adanya metode pembelajaran Tutor Sebaya ini diharapkan dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan di negara kita ini. Percobaan menggunakan siswa sebagai guru atau Tutor Sebaya telah berlangsung di negara lain yang sudah maju dan telah menunjukkan keberhasilan. Dasar pemikiran tentang Tutor Sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah atau di luar sekolah/di luar jam mata pelajaran. Safitri (2006:27) mengemukakan pelaksanaan metode pembelajaran Tutor Sebaya yang diberikan kepada teman sekelasnya di sekolah, dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik. 2. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas.
  • 11. 3. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa dan diusahakan kelompok yang dibentuk tersebut adalah kelompok yang heterogen. 4. Siswa yang pandai (para Tutor Sebaya) disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuannya. 5. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. 6. Jika ada masalah siswa yang lebih paham memberi tahu siswa yang kurang paham dan jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan, siswa meminta bantuan kepada guru. 7. Guru mengadakan evaluasi Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria : 1. Memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata siswa satu kelas 2. Mampu menjalin kerjasama dengan sesama siswa 3. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik 4. Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama. 5. Memiliki motivasi untuk menjadikan kelompok diskusinya yang terbaik. 6. Bersikap rendah hati, pemberani dan bertanggung jawab 7. Suka membantu sesama temannya yang mengalami kesulitan belajar. Tutor atau kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari. 2. Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis. 3. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai. 4. Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka dikelas maupun diluar kelas untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 5. Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari. (Sawali, 2007:9) Evi (dalam Sihaloho, 2007:16), menyebutkan ada beberapa manfaat dari metode Tutor Sebaya ini, antara lain : 1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. 2. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas.
  • 12. 3. Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih dan memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. 4. Memperkuat hubungan antara sesama siswa. Namun disamping kebaikan tersebut, ada kesulitan dalam melaksanakan metode Tutor Sebaya ini karena : 1. Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan dengan temannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan. 2. Ada beberapa anak menjadi malu bertanya, karena takut rahasianya diketahui temannya. 3. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat belajarnya dapat mengajarkannya kembali kepada temannya. Dalam metode pembelajaran Tutor Sebaya terdapat ciri-ciri yang menjadi kekhasan dari metode pembelajaran ini. Ciri-ciri itu antara lain sebagai berikut. 1. Tujuan pengajaran dari metode pembelajaran Tutor Sebaya ini adalah memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong dalam kehidupan, mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab, mengembangkan kemampuan kepemimpinan ketrampilan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok. 2. Siswa dalam pembelajaran ini memiliki ciri-ciri : a. Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok. b. Tiap siswa merasa sadar diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan kelompok. c. Memiliki rasa saling membutuhkan dan tergantung.
  • 13. d. Interaksi dan komunikasi antar anggota. e. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok. 3. Peranan guru terdiri dari pembentukan kelompok, perencanaan tugas kelompok, pelaksanaan, dan tahap evaluasi hasil belajar kelompok. Dalam tahap pembentukan kelompok dipertimbangkan antara lain tujuan yang akan diperoleh siswa dalam kelompok (latihan bergotong-royong, peningkatan kecepatan dan ketepatan kerja, dan lain-lain), latar belakang pengalaman siswa, pusat perubahan siswa. Dalam tahap perencanaan tugas kelompok, guru memperhatikan jenis tugas yang diberikan apakah tugas paralel ataukah tugas komplementer. Tugas paralel artinya semua kelompok mendapat tugas yang sama, sedangkan tugas komplementer artinya kelompok saling melengkapi pemecahan masalah. Dalam tahap pelaksanaan mengajar guru berperan antara lain pemberi informasi umum tentang proses belajar kelompok. Peran guru sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali ketertiban kelompok. 2.1.2 Aktivitas Belajar Belajar bukan kegiatan menghafal suatu konsep, pengertian dari suatu materi pelajaran. Namun, pada hakikatnya belajar tidak terlepas dari melakukam suatu tindakan ataupun aksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bagi orang yang melakukannya. Tindakan tersebut dinamakan aktivitas. Sardiman (2009:95) mengatakan bahwa “pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku”. Maka, tidak ada belajar tanpa disertai aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
  • 14. Djamarah (2008:38) mengatakan bahwa “belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya”. Di sekolah seorang guru berperan sangat penting untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Guru diharapkan mampu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yag dimiliki siswa serta guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir (psikis) maupun dalam berbuat (fisik). Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008:132) bahwa “aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental”. Sedangkan Rohani (2004:6) berpendapat bahwa “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak dapat berpikir. Agar ia berpikir sendiri, ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”. Dua aktivitas (fisik dan psikis) ini harus dipandang sebagai hubungan yang erat, maka pada saat siswa aktif jasmaninya, dengan sendirinya juga aktif jiwanya. Namun, siswa dikatakan aktif (on task), apabila tidak melakukan penyimpangan dalam hal berbicara di luar pelajaran, memandang ke kiri ke kanan, mengganggu teman, mencari perhatian, mengerjakan tugas lain, ke luar masuk kelas. Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif dalam belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan
  • 15. menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas atas aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Diedrich (dalam Hamalik, 2008:90) mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut : 1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja 2. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara dan diskusi 3. Listening activities seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik dan pidato 4. Writing activities seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan dan angket. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta dan diagram. 6. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, bermain, berkebun dan beternak. 7. Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 8. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Klasifikasi aktivitas diatas menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup beragam dan kompleks. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut diciptakan disekolah, tentu sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar sekolah menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Dalam proses pembelajaran akuntansi, sangat diperlukan aktivitas siswa yang aktif (on task) karena mata pelajaran akuntansi bukan mata pelajaran yang hanya sekedar menghapal pengertian dan konsep-konsep, namun lebih pada pemahaman konsep yang terlihat dari praktik dalam pembelajaran. Selama ini aktivitas yang dominan dilakukan siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Proses
  • 16. belajar mengajar semacam ini jelas kurang mendorong anak didik untuk berpikir dan berkreativitas. Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar akuntansi maka aktivitas siswa pun harus lebih ditingkatkan, bukan hanya sekedar mendengar, mencatat dan menghapal, sehingga dengan peningkatan aktivitas belajar akuntansi akan tercapai tujuan belajar yaitu perubahan yang diharapkan dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan unsur fisik (jasmani) dan psikis (mental) di dalam proses belajar mengajar akuntansi. 2.1.3 Hasil Belajar Akuntansi Belajar merupakan kata kunci yang paling penting dalam setiap usaha dalam pendidikan, sehingga tanpa adanya belajar maka pendidikan tidak pernah berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi belajar mengajar. Belajar juga dapat dipahami sebagai usaha atau latihan agar anak didik mengalami perubahan baik pengetahuan, perilaku maupun keterampilan. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, ketrampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar dilaksanakan, baik dalam bentuk prestasi maupun perubahan tingkah laku dan sikap siswa yang telah mengalami belajar. Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.
  • 17. Menurut Hamalik (2009:30) “hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan”. Perubahan tersebut diartikan adanya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Perubahan yang timbul pada individu harus mengarah pada perubahan positif yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian. Sedangkan Djamarah (2006:119) menyimpulkan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Melalui proses belajar seseorang akan mengalami perubahan dalam tingkah lakunya yakni sebagai hasil belajar yang dilakukannya. Proses belajar mengajar dan hasil belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu, maka segala sesuatu yang mempengaruhi proses belajar harus dioptimalkan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Sehubungan dengan aspek-aspek tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah (1) Faktor–faktor internal, (2) Faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
  • 18. gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain metode pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. Akuntansi merupakan kegiatan dari mengumpulkan, mengidentifikasikan, mengukur, mencatat, dan mengikhtisarkan data keuangan. Data pengikhtisaran disebut informasi ekonomi, yang kemudian akan disampaikan pada pihak pemakai dalam bentuk laporan keuangan. Laporan tersebut dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan ekonomi atau bisnis. Maksum (2004:2) menyatakan bahwa “Akuntansi adalah seni mencatat, mengelompokkan dan meringkaskan dalam suatu cara yang berarti dan dalam istilah uang atas transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian, yang sekurang-kurangnya bersifat keuangan serta membuat interprestasinya”. Sedangkan menurut Moelyati dkk (2006:2) “Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan/mengenali, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang memerlukan analisa yang tepat terhadap masalah-masalah yang dikandung didalamnya. Namun menurut beberapa siswa, mata pelajaran akuntansi sulit untuk dimengerti, terlebih didalam penyelesaian soal-soalnya.
  • 19. Untuk membantu siswa memahami mata pelajaran akuntansi maka kegiatan belajar mengajar di kelas harus berjalan dengan baik. Untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran harus ditingkatkan yang akan berpengaruh pada hasil belajar akuntansi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi yang ditunjukkan melalui nilai angka dari hasil evaluasi yang dilakukan. 2.2 Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini, penulis mengambil dari berbagai referensi yang menjadi acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai keberhasilan metode Tutor Sebaya. Anita Yulinda (2009) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Interaksi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar melalui metode Tutor Sebaya meningkat dari 61,63 ± 8,96 menjadi 76,86 ± 10,12 (17,85 %) Pitria (2008) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Tutor Sebaya Pada Materi Pokok Listrik Statis SMP Negeri 29 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya pada siklus I adalah 32,5 % dan siklus II adalah 43,5 %. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dina (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMK Bisnis Dipanegara Tebing Tinggi” mengatakan bahwa metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana dari
  • 20. 31 siswa hanya 25 % siswa yang memperoleh rata-rata Standar Ketuntasan Belajar yang ditentukan sekolah yaitu rata-rata 70, meningkat menjadi 76 % siswa yang memperoleh rata-rata Standar Ketuntasan Belajar. 2.3 Kerangka Berpikir Dari landasan teori diatas, maka secara umum dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan guru berhasil membawa semua siswa kepada tujuan pembelajaran. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang berupa perubahan pengetahuan, pengalaman, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, serta aspek-aspek lain. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu cara dalam membenahi dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Saat mempelajari akuntansi memerlukan pemahaman konsep-konsep yang ada pada tiap-tiap materi pelajaran, guru sebagai perancang pembelajaran harus dapat menyajikan akuntansi semenarik mungkin agar siswa menjadi tertarik dan termotivasi untuk mempelajari akuntansi. Kegiatan pembelajaran mencakup dua komponen penting yaitu proses dan hasil belajar. Pada proses pembelajaran keberhasilan siswa dalam belajar apabila ditinjau dari segi metodologinya terdapat pada sejauh mana pengajaran tersebut memberikan peluang untuk berkarya dan memelihara keaktifan siswa dalam mengembangkan pelajaran yang akan dipelajari. Keberhasilan peserta didik lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dari segi proses metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Tutor Sebaya. Metode pembelajaran Tutor Sebaya sangat sesuai diterapkan untuk belajar akuntansi, hal ini
  • 21. didasarkan pada belajar akuntansi yang sangat membutuhkan kerja sama untuk lebih mudah mempelajarinya. Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan sumber bertanya bagi temannya. Sehingga siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai dan siswa yang menjadi tempat bertanya memiliki keyakinan atas kebenaran jawabannya. Oleh karena peran tutor (pengajar) dijabat oleh teman sekelas, maka pada saat proses belajar mengajar berlangsung tidak terdapat lagi suatu kekakuan (ada rasa takut) untuk bertanya kepada tutor (pengajar) yang merupakan temannya sendiri tentang materi pelajaran yang tidak dimengerti olehnya sehingga terciptalah situasi belajar yang menyenangkan dan diharapkan hasil belajar siswa pun dapat lebih meningkat. Melalui penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya di kelas, siswa yang memiliki kemampuan rendah akan tampak lebih baik dari sebelumnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pelajaran akuntansi yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya akan dapat meningkatkan aktivitas siswa terhadap pelajaran akuntansi. Jika siswa memiliki aktivitas yang tinggi dalam belajar tentunya hasil yang akan dicapai yaitu hasil belajar akuntansi juga akan mengalami peningkatan
  • 22. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Pangeran Antasari Medan yang terletak di Jalan Veteran No. 1060 Medan Kecamatan Labuhan Deli. 3.2 Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas XI SMK Pangeran Antasari Medan yang berjumlah 45 orang. 3.3 Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Akuntansi. 3.4 Defenisi Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya adalah pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik yang biasa terjadi ketika peserta didik yang pandai memberi bantuan belajar kepada siswa kurang pamdai. 2. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan unsur fisik (jasmani) dan psikis (mental) di dalam proses belajar mengajar akuntansi. 3. Hasil Belajar Akuntansi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi yang dapat ditunjukkan melalui nilai angka dari hasil evaluasi yang dilakukan.
  • 23. 3.5 Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini sekurang-kurangnya terdiri dari dua siklus tindakan berurutan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. Pada setiap siklus diakhiri dengan diadakannya tes hasil belajar dan observasi terhadap aktivitas siswa. Langkah-langkah penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahap sebagai berikut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1) Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan unsur fisik (jasmani) dan psikis (mental) di dalam proses belajar mengajar akuntansi. 2) Hasil Belajar Akuntansi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi yang dapat ditunjukkan melalui nilai angka dari hasil evaluasi yang dilakukan.
  • 24. Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan (Arikunto, 2008:16) Refleksi 1. Tahap Perencanaan 1. Menganalisis kurikulum akuntansi, selanjutnya menyiapkan perangkat pembelajaran berbentuk silabus dan Rencana Penelitian. 2. Merencanakan skenario tindakan dari tes yang berhubungan dengan materi pelajaran. 3. Merencanakan lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi proses belajar dengan metode pembelajaran Tutor Sebaya Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Pengamatan
  • 25. Tabel 3.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I No Tindakan Output 1. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Pembelajaran tentang tujuan belajar dan motivasi belajar siswa meningkat. 2. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Terbentuknya 7 kelompok siswa. 3. Mengevaluasi hasil siklus I. Hasil kemampuan penyelesaian materi akuntansi berdasarkan Tutor Sebaya. 4. Mengadakan refleksi tindakan. Tingkat kemampuan menyelesaikn materi akuntansi. Tabel 3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II No Tindakan Output 1. Mengidentifikasi masalah baru berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi siklus I. Masalah-masalah baru muncul. 2. Peneliti menerapkan pembelajaran Tutor Sebaya. Pembelajaran dengan menggunakn Tutor Sebaya. 3. Mengevaluasi hasil siklus II. Tingkat kemampuan menyelesaikn soal post tes akuntansi. 4. Mengadakan refleksi pada siklus II secara menyeluruh. Peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal post tes. 2. Observasi Observasi yaitu cara yang digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa pada saat belajar dengan menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya. 3. Refleksi
  • 26. Pada tahap refleksi ini, hasil yang diperoleh dari tahap pelaksanaan tindakan dan observasi dikumpulkan dan dianalisis, sehingga diperoleh kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, jika dari jumlah siswa 70 % telah mencapai kriteria kelulusan minimum, maka penerapan metode Tutor Sebaya dalam penelitian ini dikatakan mengalami peningkatan atau berhasil. Jadi hasil refleksi yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar peningkatan hasil belajar siswa untuk melakukan rancangan tindakan pada siklus selanjutnya. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Tes Hasil Belajar Menggunakan instrumen soal yang digunakan untuk menyaring kemampuan hasil belajar siswa sesudah pembelajaran. 2. Observasi Menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas belajar siswa dalam kelas selama proses belajar mengajar. Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Total Skor Ket 1 2 3 4 5 6 7 8
  • 27. Keterangan : A. Keterangan aspek yang dinilai : 1. Visual activities (membaca dan memperhatikan pekerjaan orang lain) 2. Oral activities (bertanya, mengemukakan pendapat) 3. Listening activities (mendengarkan pendapat orang lain) 4. Writing activities (mencatat) 5. Drawing activities (membuat tabel) 6. Motor activities (berdiskusi) 7. Mental activities (memberi tanggapan dan memecahkan soal) 8. Emotional activities (bersemangat dan berani) B. Kriteria Skor : 1 = tidak pernah melakukan 2 = dilakukan namun jarang 3 = sering dilakukan 4 = sangat sering dilakukan C. Kriteria Penilaian 28-32 = sangat baik (SB) 23-27 = baik (B) 18-22 = Cukup (C) 13-17 = Kurang (K) 8-12 = Sangat Kurang (SK) D. Angka 32 adalah skor tertinggi diperoleh dari angka kriteria skor tertinggi (4) dari aspek yang dinilai berjumlah 8, maka 8 x 4 = 32
  • 28. E. Persentase perolehan skor aktivitas siswa dapat diperoleh dengan menjumlah skor yang diperoleh seluruh siswa dibagi dengan total skor dikalikan dengan 100%. Atau rata-rata nilai kelompok dibagi dengan rata-rata total skor dikalikan dengan 100%. 3.7 Teknik Analisis Data Sumber data penelitian ini adalah dari siswa dan guru. Data tersebut berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar yang kemudian dihitung untuk memperoleh ketuntasan belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari observasi. Analisis data ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dari hasil tes direduksi dan mengelompokkannya dalam beberapa kategori kemudian mengorganisasikannya sehingga diperoleh informasi yang bermakna. 2. Paparan Data Setelah data tersebut direduksi, maka data tersebut dipaparkan dalam bentuk paparan naratif agar data tersebut lebih jelas dan mudah dipahami. Berdasarkan kriteria kelulusan minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah dan untuk mengetahui gambaran tentang hasil belajar siswa, maka seorang siswa dinyatakan telah mencapai kompetensi jika siswa memperoleh skor 70 dan kelas dinyatakan tuntas terhadap suatu materi pelajaran jika skor rata-rata kelas mencapai 70 atau 7,00. Untuk mengukur tingkat atau persentase penguasaan materi pelajaran digunakan rumus: DS = Skor yang diperolehsiswa Jumlah skormaksimum x100% (Arikunto, 2008)
  • 29. Keterangan : DS = Daya Serap Dengan Kriteria : 0 % ≤ DS < 70 % siswa belum tuntas 70 % ≤ DS ≤ 100 % siswa tuntas dalam dalam belajar Secara individu, siswa dinyatakan tuntas belajar apabila daya serapnya ≥ 70%. Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang tuntas dalam pembelajaran dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran. Selanjutnya, dapat diketahui ketuntasan secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut: D = X N %100 x (Arikunto, 2008) Keterangan : D = Persentase ketuntasan belajar klasikal X = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar N = Jumlah seluruh siswa Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelas tersebut telah terdapat minimal 70% siswa yang telah mencapai daya serap atau nilai ≥ 70 maka ketuntasan secara keseluruhan terpenuhi. Untuk melihat apakah ada hubungan antara aktivitas dan dan hasil belajar, maka dapat dianalisis dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu: Ritonga (2007:87) N  XY  X  Y ( ( ) )( ( ) ) 2 2 2 2 N X X N Y Y Keterangan : rxy : Koefisien Product Moment X : Aktivitas belajar rxy       
  • 30. Y : Hasil Belajar N : Jumlah Siswa Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya hubungan antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiono (2005:149) yaitu : Interpretasi Korelasi Product Momen 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi Sedangkan untuk melihat seberapa besar kontribusi yang diberikan aktivitas (variabel X) terhadap hasil belajar (variabel Y), maka digunakan rumus determinan yaitu : 2 x 100% Sugiono (2005:151) D = rxy Keterangan : D = Koefisien determinan 2 = Koefisien product moment rxy 3. Menarik Kesimpulan Dalam kegiatan ini ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan pemaparan data yang telah dilakukan. Hasil analisis data ini akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan perlu tidaknya siklus berikutnya dilakukan dan untuk melakukan usaha perbaikan terhadap kelemahan yang masih ada pada siklus berikutnya.