SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
HIPERBILIRU
BINEMIA
Kelompok 3
1. Yunanda NA
201510300511019
2. Nadia Kusuma Dewi
201510300511020
3. Andika
201510300511023
4. Ekti Demi 201510300511024
5. Elvira Bintang
201510300511025
6. Indra Prayogi
Definisi
Hiperbilirubinemia / Ikterus neonatorum adalah
keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru
lahir yaitu meningginya kadar bilirubin di
dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit,
konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya
berwarna kuning ( Ngastiyah, 1997).
Klasifikasi
1. Hiperbilirubinemia Terkonjugasi (Conjugated
Hyperbilirubinemia).
Hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh
gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi oleh
sel hepar atau obstruksi anatomik aliran
empedu di dalam sistem saluran empedu
intrahepatik atau ekstrahepatik.
Klasifikasi
2. Hiperbilirubinemia Neonatal (Neonatal
Hyperbilirubinemia).
Hiperbilirubinemia neonatal merupakan
hiperbilirubinemia tipe tak terkonjugasi yang
ringan dan sementara timbul pada neonatus
normal; bentuk familial transien juga
ditemukan, dengan onset ikterus dalam dua
sampai lima hari setelah lahir yang dapat
menyebabkan kern ikterus.
Klasifikasi
3. Hiperbilirubin Tak Terkonjugasi (Unconjugated
Hyperbilirubinemia)
Hiperbilirubin tak terkonjugasi yang
disebabkan oleh produksi bilirubin yang
berlebihan (hemolisis), rusaknya pengeluaran
bilirubin dari heme oleh hepar, atau ganggaun
konjugasi oleh hepar, ini mencakup keadaan
hemolitik, sindrom crigler-najjar, sindrom
gilbert, dan hiperbilirubinemia neonatal.
Etiologi
1.Peningkatan produksi (Hemolisis, ikatan
bilirubin, Ikterus ASI, Kelainan kongenital)
2.Gangguan transportasi akibat penurunan
kapasitas pengangkutan, misalnya pada
hipoalbuminemia atau akibat pengaruh obat-
obatan tertentu seperti sulfadiasine
3.Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh
beberapa mikroorganisme atau toksin yang
secara langsung dapat merusak sel hati dan
darah merah seperti toksoplasmosis dan
shipilis.
Etiologi
4. Gangguan ekskresi yang terjadi di ekstar atau
intra hepatik
5. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya
ileus obstruktif
Manifestasi Klinis
1. Kulit berwarna kuning sampe jingga
2. Pasien tampak lemah
3. Nafsu makan berkurang
4. Reflek hisap kurang
5. Urine pekat
6. Perut buncit
7. Pembesaran lien dan hati
8. Gangguan neurologik
9. Feses seperti dempul
Manifestasi Klinis
10. Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.
11.Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan
membran mukosa.
12.Jaundice yang tampak 24 jam pertama
disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir, sepsis atau ibu dengan diabetic atau
infeksi.
13.Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3
dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan
menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan
jaundice fisiologi.
Patofisiologi
Pada derajat tertentu, bilirubin bersifat toksik
dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama di
temukan pada bilirubin indirek yang sulit larut
dalam air, tapi mudah larut dalam lemak. Sifat
inilah yang menjadikan efek patologis pada sel otak
jika sampai menembus sawar darah otak. Mudah
tidaknya bilirubin dapat menembus sawar otak
ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan
neonatal. Bilirubin lebih mudah untuk menembus
sawar otak jika bayi lahir dalam keadaan berat
bayi lahir rendah (BBLR), hipoksia dan
hipoglikemia. (Markum, 1991)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan bilirubin serum
2. Pemeriksaan radiology
3. Ultrasonografi
4. Biopsy hati
5. Peritoneoskopi
6. Laparatomi
Penatalaksanaan
Tujuan setiap terapi hiperbilirubin adalah
mengurangi kadar bilirubin dalam aliran
darah sehingga mencegah timbulnya
ensepalopati akut dan resiko kerusakan saraf
jangka panjang.
Metode terapi pada hiperbilirubinemia
meliputi : fototerapi, tranfusi sulih, dan terapi
obat.
Komplikasi
• Bilirubin Encephalopathy.
• Retardasi mental-Kerusakan neurologi.
• Gangguan pendengaran dan penglihatan.
• Kematian.
• Kernikterus.
Asuhan Keperawatan
Contoh Kasus :
Bayi M lahir pada tanggal 25 Maret 2010.
cara operasi sectio caesaria atas indikasi
partus lama. Berat lahir pasien 2200 gram
dengan panjang badan 46 cm. Pada tanggal
30 Maret 2010 yaitu pada usia 6 hari, pasien
mengalami ikterik di seluruh tubuh.
Perdarahan (-), pucat (-), muntah (-), kejang
(-), demam (-), refleks hisap baik, minum
habis 7 x 4 cc, tonus otot baik, BAB dan BAK
normal.
PENGKAJIAN
I.IDENTITAS
II.ANAMNESIS
• KeluhanUtama
• Riwayat Perjalanan Penyakit
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• Susunan Keluarga
• Riwayat Sosial Ekonomi
• Riwayat Perumahan dan Sanitasi Lingkungan
III.PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : menangis kuat, gerak
aktif.
• Kesadaran : compos mentis
• Berat badan : 2200 gram
• Panjang badan : 46 cm
• Lingkar kepala : 33 cm
• Lingkar dada : 31 cm
• Lingkar perut : 30 cm
• Lingkar lengan atas: 9,5 cm
•
Tanda vital
• HR : 120 x / menit
• RR : 43 x / menit
• Suhu : 36 °C diukur di aksila
• Kulit : ikterik (+) di seluruh tubuh, pucat (-),
plethora (-), ptekie (-), hematom (-),
sianosis (-).
• Kepala : normocephali, caput (-), cephal
hematom (-), rambut halus, UUB datar.
• Mata : CA -/-, SI +/+, katarak (-), perdarahan
subkonjungtiva (-), pupil bulat isokor,
refleks cahaya +/+.
• Telinga : telinga cepat kembali setelah dilipat.
• Jantung
-Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS IV linea
midclavicularis sinistra.
-Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea
midclavicularis sinistra.
-Perkusi : tidak dilakukan.
-AuskultasI : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop
(-).
Abdomen
• Inspeksi : cembung
• Palpasi : supel, turgor baik, hepar teraba ¼ - 0,
lien tidak teraba.
• Perkusi : timpani.
• Auskultasi : bising usus (+) normal.
• Ekstremitas : gerak aktif, akral hangat, perfusi baik,
telapak ikterik plantar creases ⅔ anterior.
• Genitalia : perempuan, labia mayora hampir
tertutup
Analisa Data
DS : Ibu bayi M
mengatakan bahwa kulit
bayinya terus berwarna
kulit,meskipun sudah
dijemur dibawah sinar
matahari
DO :
Ikterik pada seluruh
tubuh,
Bilirubintotal:24,7mg/dL
Bilirubinindirek:23,9mg/
dL
Bilirubindirek:0,8mg/dL
HIPERBILIRUBIN
Peningkatan bilirubin yang
tidak terkonjugasi dalam darah
Hepar tidak mampu melakukan
konjungasi
Sebagian masuk kembali ke
siklus enterohepatik
Peningkatan bilirubin yangtidak
terkonjugasidalamdarah
Ikterus
Gangguan integritaskulit
Gangguan
integritas kulit
V
DS :
Ibu bayi M
mengatakan
bahwa bayinya
sesak napas
DO:
Pasien terlihat
sesak nafas,
merintih, nafas
cuping
hidung(+).
HIPERBILIRUBIN
Peningkatan bilirubin yangtidak
terkonjugasidalamdarah
Hepar tidakmampu melakukan konjungasi
Sebagian masuk kembalikesiklus
enterohepatik
Peningkatan bilirubin yangtidak
terkonjugasidalamdarah
Masuk kesawar darahotak
Hipoksia&hipoksemia
Gangguan pertukaran gas
Gangguan
pertukaran
gas
V
DS:
Ibu bayi M
mengungkapkan
bayinya memiliki
kelainan dengan
BAB berwarna putih
DO :
Feses pucat
Bilirubin
total:24,7mg/dL
Bilirubin
indirek:23,9mg/dL
Bilirubin
direk:0,8mg/dL
HIPERBILIRUBIN
Peningkatan bilirubin yang tidak
terkonjugasi dalam darah
Hepar tidak mampu melakukan konjungasi
Sebagian masuk kembalikesiklus
enterohepatik
Peningkatan bilirubin yang tidak
terkonjugasi dalam darah
Bilirubin tidak masuk saluran pecernaan
Perubahan warna mekonium
Tinja pucat
ansietas
Ansietas
Prioritas Diagnosa
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan hipoksia dan peningktan bilirubin di
pembuluh darah otak
2. Gangguan intregitas kulit berhubungan
dengan ikterus.
3. Ansietas berhubungan dengan feses pucat
Intervensi Keperawatan
1.Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan ikterus
Tujuan : integritas kulit bayi normal
Kriteria hasil: dalam waktu 1x24 jam kadar
bilirubin direk dan indirek normal, warna
kulit normal
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri-Observasi
1.Monitor tanda-tanda vital
2.Monitor warna kulit setiap 8 jam
3.Monitor kadar bilirubin direk dan
indirek.
4.Masase daerah kulit yang menonjol
1.Mengetahui status kesehatan klien.
2.Mengetahui derajat kuning dan
sebagai indicator peningkatan
bilirubin
3.Mencegah komplikasi lebih lanjut
akibat peningkatan bilirubin
4.-Mencegah terjadinya lecet luka
pada permukaan kulit
-Menghindari terjadinya iritasi
-Mempercepat pemulihan ikterikda
peningkatan integritas kulit.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan hipoksia dan peningkatan bilirubin di
sawar darah otak
• Tujuan : asupan oksigen bayi adekuat
• Kriteria hasil : dalam waktu 1x24 jam, napas
normal 20-25x/menit
Intervensi Rasional
Mandiri-Observasi
1.Monitor bunyi paru;frekuensi
napas,kedalaman,dengan indikator dari
penggunaan alat penunjang yang
efektif.
2.Awasi tingkat kesadaran atau status
mental. Selidiki adanya perubahan.
Mandiri-health education
1.Jelaskan prosedur pengobatan kepada
keluarga
2.Jelaskan penggunaan alat bantu
pernafasan.
.
1.Berguna dalam evaluasi derajat
distress pernafasan
2.Bunyi napas mungkin redup karena
penurunan aliran udara atau
konsolidasi
1.Gelisah dan ansietas adalah
manifestasi umum pada hipoksia. GDA
memburuk disertai bingung/somnolen
menunjukkan disfungsi serebral yang
berhubungan dengan hipoksemia.
2.Menurunkan kecemasan klien
terhadap prosedur tindakan yang
dilakukan.
Intervensi Rasional
Kolaborasi
1.Konsultasikan dengan dokter
tentang kebutuhan akan
Pemeriksaan gas darah
arteri(GDA) dan penggunaan
alat bantu yang dianjur kan.
2.Siapkan klien untuk ventilasi
atau oksigenasi mekanis bila
perlu
1.Takikardi,disritmia,dan
perubahan tekanan darah
dapat menunjukkan efek
hipoksemia sistemik pada
fungsi jantung
2.Dapat memperbaiki atau
mencegah memburuknya
hipoksia.
3.Ansietas berhubungan dengan feses pucat
• Tujuan : meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang proses penyakit
• Kriteria hasil : keluarga bisa menerima
kondisi klien, kecemasan keluarga menurun
Intervensi Rasional
Mandiri–Healtheducation
1.Memberikan pengetahuan
tentang proses penyakit.
2.Berikan kesempatan pada
keluarga untuk
mengungkapkan perasaan.
1.-Memberikan pemahaman
pada keluarga tentang
penyakit klien.
-Memberikan pemahaman dan
praktik perawatan kebersihan
pada bayi/klien dengan
hiperbilirubin
-Meningkatkan upaya bina
hubungan saling percaya
antara perawat dan keluarga
THANK YOU 

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-beratNia Aprianti
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokesty lebi
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...Julianti Mursidi
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareYudha09
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Menghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarMenghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarIma Psik Unja
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKindal
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Menghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakarMenghitung luas luka bakar
Menghitung luas luka bakar
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 

Similar to Hiperbilirubinemia

Similar to Hiperbilirubinemia (20)

Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
Asuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterusAsuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterus
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 
Kernikterus
KernikterusKernikterus
Kernikterus
 
Bidan widya
Bidan widyaBidan widya
Bidan widya
 
Ikterus neonatorum (1)
Ikterus neonatorum (1)Ikterus neonatorum (1)
Ikterus neonatorum (1)
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Hiperbilirubinemia

  • 2. Kelompok 3 1. Yunanda NA 201510300511019 2. Nadia Kusuma Dewi 201510300511020 3. Andika 201510300511023 4. Ekti Demi 201510300511024 5. Elvira Bintang 201510300511025 6. Indra Prayogi
  • 3. Definisi Hiperbilirubinemia / Ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir yaitu meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning ( Ngastiyah, 1997).
  • 4. Klasifikasi 1. Hiperbilirubinemia Terkonjugasi (Conjugated Hyperbilirubinemia). Hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi oleh sel hepar atau obstruksi anatomik aliran empedu di dalam sistem saluran empedu intrahepatik atau ekstrahepatik.
  • 5. Klasifikasi 2. Hiperbilirubinemia Neonatal (Neonatal Hyperbilirubinemia). Hiperbilirubinemia neonatal merupakan hiperbilirubinemia tipe tak terkonjugasi yang ringan dan sementara timbul pada neonatus normal; bentuk familial transien juga ditemukan, dengan onset ikterus dalam dua sampai lima hari setelah lahir yang dapat menyebabkan kern ikterus.
  • 6. Klasifikasi 3. Hiperbilirubin Tak Terkonjugasi (Unconjugated Hyperbilirubinemia) Hiperbilirubin tak terkonjugasi yang disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan (hemolisis), rusaknya pengeluaran bilirubin dari heme oleh hepar, atau ganggaun konjugasi oleh hepar, ini mencakup keadaan hemolitik, sindrom crigler-najjar, sindrom gilbert, dan hiperbilirubinemia neonatal.
  • 7. Etiologi 1.Peningkatan produksi (Hemolisis, ikatan bilirubin, Ikterus ASI, Kelainan kongenital) 2.Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya pada hipoalbuminemia atau akibat pengaruh obat- obatan tertentu seperti sulfadiasine 3.Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang secara langsung dapat merusak sel hati dan darah merah seperti toksoplasmosis dan shipilis.
  • 8. Etiologi 4. Gangguan ekskresi yang terjadi di ekstar atau intra hepatik 5. Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya ileus obstruktif
  • 9. Manifestasi Klinis 1. Kulit berwarna kuning sampe jingga 2. Pasien tampak lemah 3. Nafsu makan berkurang 4. Reflek hisap kurang 5. Urine pekat 6. Perut buncit 7. Pembesaran lien dan hati 8. Gangguan neurologik 9. Feses seperti dempul
  • 10. Manifestasi Klinis 10. Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl. 11.Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa. 12.Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetic atau infeksi. 13.Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.
  • 11. Patofisiologi Pada derajat tertentu, bilirubin bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama di temukan pada bilirubin indirek yang sulit larut dalam air, tapi mudah larut dalam lemak. Sifat inilah yang menjadikan efek patologis pada sel otak jika sampai menembus sawar darah otak. Mudah tidaknya bilirubin dapat menembus sawar otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatal. Bilirubin lebih mudah untuk menembus sawar otak jika bayi lahir dalam keadaan berat bayi lahir rendah (BBLR), hipoksia dan hipoglikemia. (Markum, 1991)
  • 12. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan bilirubin serum 2. Pemeriksaan radiology 3. Ultrasonografi 4. Biopsy hati 5. Peritoneoskopi 6. Laparatomi
  • 13. Penatalaksanaan Tujuan setiap terapi hiperbilirubin adalah mengurangi kadar bilirubin dalam aliran darah sehingga mencegah timbulnya ensepalopati akut dan resiko kerusakan saraf jangka panjang. Metode terapi pada hiperbilirubinemia meliputi : fototerapi, tranfusi sulih, dan terapi obat.
  • 14. Komplikasi • Bilirubin Encephalopathy. • Retardasi mental-Kerusakan neurologi. • Gangguan pendengaran dan penglihatan. • Kematian. • Kernikterus.
  • 15. Asuhan Keperawatan Contoh Kasus : Bayi M lahir pada tanggal 25 Maret 2010. cara operasi sectio caesaria atas indikasi partus lama. Berat lahir pasien 2200 gram dengan panjang badan 46 cm. Pada tanggal 30 Maret 2010 yaitu pada usia 6 hari, pasien mengalami ikterik di seluruh tubuh. Perdarahan (-), pucat (-), muntah (-), kejang (-), demam (-), refleks hisap baik, minum habis 7 x 4 cc, tonus otot baik, BAB dan BAK normal.
  • 16. PENGKAJIAN I.IDENTITAS II.ANAMNESIS • KeluhanUtama • Riwayat Perjalanan Penyakit • Riwayat Kehamilan dan Persalinan • Susunan Keluarga • Riwayat Sosial Ekonomi • Riwayat Perumahan dan Sanitasi Lingkungan
  • 17. III.PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum : menangis kuat, gerak aktif. • Kesadaran : compos mentis • Berat badan : 2200 gram • Panjang badan : 46 cm • Lingkar kepala : 33 cm • Lingkar dada : 31 cm • Lingkar perut : 30 cm • Lingkar lengan atas: 9,5 cm •
  • 18. Tanda vital • HR : 120 x / menit • RR : 43 x / menit • Suhu : 36 °C diukur di aksila • Kulit : ikterik (+) di seluruh tubuh, pucat (-), plethora (-), ptekie (-), hematom (-), sianosis (-). • Kepala : normocephali, caput (-), cephal hematom (-), rambut halus, UUB datar. • Mata : CA -/-, SI +/+, katarak (-), perdarahan subkonjungtiva (-), pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+. • Telinga : telinga cepat kembali setelah dilipat.
  • 19. • Jantung -Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS IV linea midclavicularis sinistra. -Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicularis sinistra. -Perkusi : tidak dilakukan. -AuskultasI : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
  • 20. Abdomen • Inspeksi : cembung • Palpasi : supel, turgor baik, hepar teraba ¼ - 0, lien tidak teraba. • Perkusi : timpani. • Auskultasi : bising usus (+) normal. • Ekstremitas : gerak aktif, akral hangat, perfusi baik, telapak ikterik plantar creases ⅔ anterior. • Genitalia : perempuan, labia mayora hampir tertutup
  • 21. Analisa Data DS : Ibu bayi M mengatakan bahwa kulit bayinya terus berwarna kulit,meskipun sudah dijemur dibawah sinar matahari DO : Ikterik pada seluruh tubuh, Bilirubintotal:24,7mg/dL Bilirubinindirek:23,9mg/ dL Bilirubindirek:0,8mg/dL HIPERBILIRUBIN Peningkatan bilirubin yang tidak terkonjugasi dalam darah Hepar tidak mampu melakukan konjungasi Sebagian masuk kembali ke siklus enterohepatik Peningkatan bilirubin yangtidak terkonjugasidalamdarah Ikterus Gangguan integritaskulit Gangguan integritas kulit V
  • 22. DS : Ibu bayi M mengatakan bahwa bayinya sesak napas DO: Pasien terlihat sesak nafas, merintih, nafas cuping hidung(+). HIPERBILIRUBIN Peningkatan bilirubin yangtidak terkonjugasidalamdarah Hepar tidakmampu melakukan konjungasi Sebagian masuk kembalikesiklus enterohepatik Peningkatan bilirubin yangtidak terkonjugasidalamdarah Masuk kesawar darahotak Hipoksia&hipoksemia Gangguan pertukaran gas Gangguan pertukaran gas V
  • 23. DS: Ibu bayi M mengungkapkan bayinya memiliki kelainan dengan BAB berwarna putih DO : Feses pucat Bilirubin total:24,7mg/dL Bilirubin indirek:23,9mg/dL Bilirubin direk:0,8mg/dL HIPERBILIRUBIN Peningkatan bilirubin yang tidak terkonjugasi dalam darah Hepar tidak mampu melakukan konjungasi Sebagian masuk kembalikesiklus enterohepatik Peningkatan bilirubin yang tidak terkonjugasi dalam darah Bilirubin tidak masuk saluran pecernaan Perubahan warna mekonium Tinja pucat ansietas Ansietas
  • 24. Prioritas Diagnosa 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia dan peningktan bilirubin di pembuluh darah otak 2. Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan ikterus. 3. Ansietas berhubungan dengan feses pucat
  • 25. Intervensi Keperawatan 1.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus Tujuan : integritas kulit bayi normal Kriteria hasil: dalam waktu 1x24 jam kadar bilirubin direk dan indirek normal, warna kulit normal
  • 26. Intervensi Rasionalisasi Mandiri-Observasi 1.Monitor tanda-tanda vital 2.Monitor warna kulit setiap 8 jam 3.Monitor kadar bilirubin direk dan indirek. 4.Masase daerah kulit yang menonjol 1.Mengetahui status kesehatan klien. 2.Mengetahui derajat kuning dan sebagai indicator peningkatan bilirubin 3.Mencegah komplikasi lebih lanjut akibat peningkatan bilirubin 4.-Mencegah terjadinya lecet luka pada permukaan kulit -Menghindari terjadinya iritasi -Mempercepat pemulihan ikterikda peningkatan integritas kulit.
  • 27. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia dan peningkatan bilirubin di sawar darah otak • Tujuan : asupan oksigen bayi adekuat • Kriteria hasil : dalam waktu 1x24 jam, napas normal 20-25x/menit
  • 28. Intervensi Rasional Mandiri-Observasi 1.Monitor bunyi paru;frekuensi napas,kedalaman,dengan indikator dari penggunaan alat penunjang yang efektif. 2.Awasi tingkat kesadaran atau status mental. Selidiki adanya perubahan. Mandiri-health education 1.Jelaskan prosedur pengobatan kepada keluarga 2.Jelaskan penggunaan alat bantu pernafasan. . 1.Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan 2.Bunyi napas mungkin redup karena penurunan aliran udara atau konsolidasi 1.Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pada hipoksia. GDA memburuk disertai bingung/somnolen menunjukkan disfungsi serebral yang berhubungan dengan hipoksemia. 2.Menurunkan kecemasan klien terhadap prosedur tindakan yang dilakukan.
  • 29. Intervensi Rasional Kolaborasi 1.Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan akan Pemeriksaan gas darah arteri(GDA) dan penggunaan alat bantu yang dianjur kan. 2.Siapkan klien untuk ventilasi atau oksigenasi mekanis bila perlu 1.Takikardi,disritmia,dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung 2.Dapat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia.
  • 30. 3.Ansietas berhubungan dengan feses pucat • Tujuan : meningkatkan pengetahuan keluarga tentang proses penyakit • Kriteria hasil : keluarga bisa menerima kondisi klien, kecemasan keluarga menurun
  • 31. Intervensi Rasional Mandiri–Healtheducation 1.Memberikan pengetahuan tentang proses penyakit. 2.Berikan kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan perasaan. 1.-Memberikan pemahaman pada keluarga tentang penyakit klien. -Memberikan pemahaman dan praktik perawatan kebersihan pada bayi/klien dengan hiperbilirubin -Meningkatkan upaya bina hubungan saling percaya antara perawat dan keluarga