SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita
‘IKTERUS NEONATORUM’
Amanda Rossesonia
B.12.047
Pengertian Ikterus
Ikterus atau Hiperbilirubinemia adalah meningginya
kadar bilirubin didalam jaringan ekstravaskuler
sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh
lainnya berwarna kuning. Ikterus pada bayi baru
lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan
dan 80% lagi pada neonatus kurang bulan.. Ikterus
atau warna kuning pada bayi baru lahir dalam batas
normal pada hari ke 2-3 dan menghilang pada hari
ke-10.
Macam-Macam Ikterus
1. Ikterus fisiologis : ikterus normal yang dialami
oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar
patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern
ikterus
• Timbul pada hari ke-2 dan 3 setelah bayi lahir
• Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10 mg%
pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada
neonatus kurang bulan
• Kadar biliriubin direct tidak lebih dari 1mg%
• Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan
keadaan patologis
2.Ikterus Patologis adalah ikterus yang
mempunyai dasar patologis dengan kadar
bilirubin mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau
tidak ditanggulangi dengan baik disebut juga
hiperbikirubinemia
• Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
• Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus
cukup bulan dan melebihi 12,5 mg% pada
neonatus kurang bulan
• Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
• Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg%
• Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
Penyebab Ikterus
• Prahepatik (ikterus hemolitik : karena produksi bilirubin yang
meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik).
• Pascahepatik (obstruktif) : Adanya obstruksi pada saluran empedu yang
mengakibatkan bilirubin konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati
dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam
ginjal dan diekskresikan dalam urine. Sementara itu, sebagian lagi
tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning
kehijauan serta gatal dan feses akan berwarna putih keabu-abuan, liat,
dan seperti dempul
• Hepatoseluler (ikterus hepatik) : Konjugasi bilirubin terjadi pada sel
hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan
mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct
meningkat dalam aliran darah
– Faktor Maternal :Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan
Rh), Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik, ASI
– Faktor Perinatal : Trauma lahir , Infeksi
– Faktor Neonatus : Prematuritas
– Faktor Genetik : Polisitemia, Obat, Rendahnya asupan ASI, Hipoglikemia,
Hipoalbuminemia
Penyebab timbulnya ikterus seperti yang
dikemukakan oleh Harper dann Yoon (1974),
yaitu:
1. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama
• Inkompatibilitas darah Rh, ABO atau
golongan lain
• Infeksi intrauterin (oleh virus,
toksoplasma, dan kadang-kadang bakteri)
• Kadang-kadang oleh defisiensi G-6-PD
2. Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir
• Biasanya ikterus fisiologis
• Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah
ABO atau Rh atau golongan lain. Hal ini dapat
diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat,
misalnya melebihi 5 mg%/24jam
• Defisiensi enzim G-6-PD juga mungkin
• Polisitemia
• Hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan
subaponeurosis, perdarahan hepar subkapsuler dan
lain-lain)
• Hipoksia
• Sferositosis, eliptositosis dan lain-lain
• Dehidrasi asidosis
• Dehidrasi enzim eritrosit lainnya
3. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir
minggu pertama
• Biasanya karena infeksi (sepsis)
• Dehidrasi asidosis
• Defisiensi enzim G-6-PD
• Pengaruh obat
• Sindrom Criggler-Najjar
• Sindrom gilbert
4. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan
selanjutnya
• Biasanya karena obstruksi
• Hipotiroidisme
• ‘Breast milk jaundice’
• Infeksi
• Neonatal hepatitis
• Galaktosemia
Tanda dan Gejala Ikterus
• Dehidrasi
• Pucat
• Trauma Lahir
• Pletorik (penumpukan darah)
• Letargik
• Petekiae (bintik merah di kulit)
• Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)
• Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
• Omfalitis (peradangan umbilikus)
• Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)
• Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus
koledukus)
• Feses dempul disertai urin warna coklat
--Komplikasi
• Kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah suaatu
kerusakan otak akibat adanya bilirubin indirect
pada otak. Gejala kerusakan otak berupa mata
berputar, letargi, kejang, tak mau mengisap,
tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus,
dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan
ketulian, gangguan berbicara, dan retardasi
mental di kemudian hari
Rumus Kramer
Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin (mg
1 Kepala dan Leher 5
2 Daerah 1 + badan bagian
atas
9
3 Daerah 1,2 + badan
bagian bawah dan
tungkai
11
4 Daerah 1,2,3 + lengan
dan kaki dibawah
tungkai
12
5 Daerah 1,2,3,4 + tangan
dan kaki
16
Komplikasi
Kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah suaatu
kerusakan otak akibat adanya bilirubin indirect
pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar
bilirubin darah yang tinggi (>20 mg% pada bayi
cukup bulan atau >18 mg% pada bayi berat lahir
rendah) disertai dengan gejala kerusakan otak
berupa mata berputar, letargi, kejang, tak mau
mengisap, tonus otot meningkat, leher kaku,
epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti
dengan ketulian, gangguan berbicara, dan
retardasi mental di kemudian hari
Penanganan
• Ikterus fisiologis
– Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya
– Lakukan perawatan bayi sehari-hari, seperti:
– Jelaskan pentingnya
• Memberikan ASI
• Menjemur bayi
• Memberikan asupan makanan bergizi
• Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu
– Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-abuan da
seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas
• Hiperbilirubinemia sedang
– Berikan ASI secara adekuat
– Lakukan pencegahan hipotermi
– Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari
– Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
– Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah para
mengeluarkan feses bewarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul
• Hiperbilirubenemia berat
– Berikan informer consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya
– Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat
– Lakukan pencegahan hipotermi
– Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.
1. Terapi sinar (fototerapi)
Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam da
kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat
dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ ha
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan terapi sinar ialah :
Lamanya terapi sinar dicatat Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut
• Lampu fluoresensi 10 buah masing-masing 20 watt dengna gelombang sinar 425-475
seperti pada sinar cool white, daylight, viuta kite blue, dan special blue
• Jarak sumber cahaya bayi ±45 cm, diantaranya diberi kaca pleksi setebal 0,5 inci untu
menahan sinar ultraviolet
• Lampu diganti setiap 200-400 jam
Cara terapi
• Bayi telanjang, kedua mata ditutup, sedangkan posisinya diubah-ubah setiap 6 jam
• Suhu tubuh bayi dipertahankan sekitar 36,5-37°C
• Perhatikan keseimbangan elektrolit
• Pemeriksaan Hb teratur setiap hari
• Pemeriksaan bilirubin darah setiap hari atau dua hari, setelah terapi sebanyak 3 kalibda
sehari
• Mungkin timbul skin rash yang sifatnya sementara dan tak berbahaya (bronze baby)
• Lama terapi 100 jam atau bila kadar bilirubin darah sudah mencapai ≤ 7,5 mg%
Kelainan yang mungkin timbul pada neonatus yang
mendapat terapi sinar adalah :
• Peningkatan kehilangan cairan yang tidak teratur
(insensible water loss)
• Frekuensi defekasi meningkat
• Timbul kelainan kulit “flea bite rash” di daerah muk
badan dan ekstrimitas
• Peningkatan suhu
• Kadang ditemukan kelainan, seperti gangguan minum
lateragi, dan iritabilitas.
• Gangguan pada mata dan pertumbuhan
2.Terapi Transfusi
Jika setelah menjalani fototerapi tak ada
perbaikan dan kadar bilirubin terus
meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau
lebih, maka perlu dilakukan terapi transfusi
darah. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin
dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak
(kern ikterus) Efek inilah yang harus
diwaspadai karena anak bisa mengalami
beberapa gangguan perkembangan
• Indikasi
–Kadar bilirubin indirect darah ≥ 20
mg%
–Kenaikan kadar bilirubin indirect darah
yang cepat, sebesar 0,3 -1 mg% per jam
–Anemia berat disertai tanda payah
jantung
–Bayi dengan HB tali pusat < 14 mg%
dan tes Coombs positif
3.Terapi Obat-obatan
Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan. Misalnya
phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan
pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin
yang sifatnya indirect berubah menjadi direct. Ada
juga obat-obatan yang mengandung plasma atau
albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan
bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ
hati.
Biasanya terapi ini dilakukan bersamaan dengan
terapi lain, seperti fototerapi. Jika sudah tampak
perbaikan, maka terapi obat-obatan ini dikurangi
bahkan dihentikan. Efek sampingnya adalah
mengantuk dan akibatnya bayi jadi banyak tidur dan
kurang minum ASI sehingga dikhawatirkan terjadi
kekurangan kadar gula dalam darah yang justru
memicu peningkatan bilirubin
4. Menyusui Bayi dengan ASI
Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak
mengeluarkan feses dan urine, untuk itu bayi harus
mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI
memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat
memperlancar buang air besar dan buang air
kecilnya. Akan tetapi, pemberian ASI juga harus di
bawah pengawasan dokter karena pada beberapa
kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin
bayi (breast milk jaundice).
Kejadian ini biasanya muncul di minggu pertama
dan kedua setelah bayi lahir dan akan berakhir pada
minggu ke-3. Biasanya untuk sementara ibu tidak
boleh menyusui bayinya. Setelah kadar bilirubin
bayi normal, baru boleh disusui lagi.
5.Terapi Sinar Matahari
Lakukan antara jam 07.00 sampai 09.00.
Inilah waktu dimana sinar surya efektif
mengurangi kadar bilirubin. Di bawah jam tujuh,
sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan
di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu
tinggi sehingga akan merusak kulit.
Hindari posisi yang membuat bayi melihat
langsung ke matahari karena dapat merusak
matanya
Pencegahan Ikterus
Ikterus dapat dicegah sejak masa kehamilan, dengan cara pengawasan
kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi
pada janin, dan hipoksia (kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim
• Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
• Pengawasan antenatal yang baik.
• Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada masa
kehaniilan dan kelahiran
• Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus
• Iluminasi yang baik, bangsal bayi baru lahir
• Pencegahan infeksi
• menganjurkan penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.
• Cari sebab-sebabnya. Jika kuning karena fisiologis, tak perlu tindakan karena
akan hilang sendiri. Jika terjadi karena patologis, harus diteliti oleh dokter lebih
lanjut.
• Ibu dianjurkan menyusui ASI sedini mungkin karena kolostrum yang ada dalam
ASI mengandung antibodi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi
• Perhatikan dan tandai kapan munculnya kuning, kecepatan peningkatan
kuningnya, serta lamanya
• Jangan memberi sembarang obat-obatan pada bayi
• Hindarkan bayi dari infeksi
• Jangan biarkan bayi "puasa" terlalu lama. Berikan cairan tiap 3-4 jam.
• Sebaiknya hindari pemakaian kamper/kapur barus saat menyimpan baju-baju
bayi
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinNs. Lutfi
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubintiofanni
 
Neonatal jaudice
Neonatal jaudiceNeonatal jaudice
Neonatal jaudicecik goyos
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinapriyani846
 
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKKindal
 
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2homeworkping3
 
Pre eklampsia
Pre eklampsia Pre eklampsia
Pre eklampsia Chiyapuri
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanRofi'ah Muwafaqoh
 

What's hot (20)

SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
Neonatal jaudice
Neonatal jaudiceNeonatal jaudice
Neonatal jaudice
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
 
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
146195298 case-ikterus-jess-08-27-2
 
Asuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterusAsuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterus
 
Askep congenital adrenal hyperplasia
Askep congenital adrenal hyperplasiaAskep congenital adrenal hyperplasia
Askep congenital adrenal hyperplasia
 
Pre eklampsia
Pre eklampsia Pre eklampsia
Pre eklampsia
 
Rkik1
Rkik1Rkik1
Rkik1
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
 
Kernikterus
KernikterusKernikterus
Kernikterus
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
Ikterus neonatorum
Ikterus neonatorumIkterus neonatorum
Ikterus neonatorum
 

Similar to Asuhan Ikterus Neonatus

Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxmeikisilwanto
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptMethaKemala
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusMansur Aurel
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHAulia Amani
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxtazkiasafara
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdfraisadestiardianty
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdfraisadestiardianty
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaregiregene
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.pptoktaviaindah6
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiIka Acga
 
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxBeataNino1
 

Similar to Asuhan Ikterus Neonatus (20)

Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptxIkterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
Ikterik_pada_bayi_baru_lahir.pptx
 
Bidan widya
Bidan widyaBidan widya
Bidan widya
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
 
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
Ikterus neonatorum (1)
Ikterus neonatorum (1)Ikterus neonatorum (1)
Ikterus neonatorum (1)
 
Tgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudinTgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudin
 

More from yetiyuwansyah1

PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANPATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANyetiyuwansyah1
 
KEKERASAN PADA WANITA.ppt
KEKERASAN PADA WANITA.pptKEKERASAN PADA WANITA.ppt
KEKERASAN PADA WANITA.pptyetiyuwansyah1
 
KELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).ppt
KELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).pptKELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).ppt
KELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).pptyetiyuwansyah1
 
ppt kwu kelompok 5 women.pptx
ppt kwu kelompok 5 women.pptxppt kwu kelompok 5 women.pptx
ppt kwu kelompok 5 women.pptxyetiyuwansyah1
 
Kerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingKerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingyetiyuwansyah1
 

More from yetiyuwansyah1 (6)

PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANPATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
 
KEKERASAN PADA WANITA.ppt
KEKERASAN PADA WANITA.pptKEKERASAN PADA WANITA.ppt
KEKERASAN PADA WANITA.ppt
 
KELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).ppt
KELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).pptKELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).ppt
KELOMPOK 9 (DRUG ABUSE).ppt
 
ppt kwu kelompok 5 women.pptx
ppt kwu kelompok 5 women.pptxppt kwu kelompok 5 women.pptx
ppt kwu kelompok 5 women.pptx
 
Kerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingKerangka teori stunting
Kerangka teori stunting
 
Recana penelitian 3
Recana penelitian 3Recana penelitian 3
Recana penelitian 3
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Asuhan Ikterus Neonatus

  • 1. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita ‘IKTERUS NEONATORUM’ Amanda Rossesonia B.12.047
  • 2. Pengertian Ikterus Ikterus atau Hiperbilirubinemia adalah meningginya kadar bilirubin didalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning. Ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan 80% lagi pada neonatus kurang bulan.. Ikterus atau warna kuning pada bayi baru lahir dalam batas normal pada hari ke 2-3 dan menghilang pada hari ke-10.
  • 3. Macam-Macam Ikterus 1. Ikterus fisiologis : ikterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus • Timbul pada hari ke-2 dan 3 setelah bayi lahir • Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan • Kadar biliriubin direct tidak lebih dari 1mg% • Ikterus menghilang pada 10 hari pertama • Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
  • 4. 2.Ikterus Patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik disebut juga hiperbikirubinemia • Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama • Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan • Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama • Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg% • Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
  • 5. Penyebab Ikterus • Prahepatik (ikterus hemolitik : karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik). • Pascahepatik (obstruktif) : Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine. Sementara itu, sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal dan feses akan berwarna putih keabu-abuan, liat, dan seperti dempul • Hepatoseluler (ikterus hepatik) : Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darah – Faktor Maternal :Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh), Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik, ASI – Faktor Perinatal : Trauma lahir , Infeksi – Faktor Neonatus : Prematuritas – Faktor Genetik : Polisitemia, Obat, Rendahnya asupan ASI, Hipoglikemia, Hipoalbuminemia
  • 6. Penyebab timbulnya ikterus seperti yang dikemukakan oleh Harper dann Yoon (1974), yaitu: 1. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama • Inkompatibilitas darah Rh, ABO atau golongan lain • Infeksi intrauterin (oleh virus, toksoplasma, dan kadang-kadang bakteri) • Kadang-kadang oleh defisiensi G-6-PD
  • 7. 2. Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir • Biasanya ikterus fisiologis • Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah ABO atau Rh atau golongan lain. Hal ini dapat diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg%/24jam • Defisiensi enzim G-6-PD juga mungkin • Polisitemia • Hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan subaponeurosis, perdarahan hepar subkapsuler dan lain-lain) • Hipoksia • Sferositosis, eliptositosis dan lain-lain • Dehidrasi asidosis • Dehidrasi enzim eritrosit lainnya
  • 8. 3. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama • Biasanya karena infeksi (sepsis) • Dehidrasi asidosis • Defisiensi enzim G-6-PD • Pengaruh obat • Sindrom Criggler-Najjar • Sindrom gilbert 4. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya • Biasanya karena obstruksi • Hipotiroidisme • ‘Breast milk jaundice’ • Infeksi • Neonatal hepatitis • Galaktosemia
  • 9. Tanda dan Gejala Ikterus • Dehidrasi • Pucat • Trauma Lahir • Pletorik (penumpukan darah) • Letargik • Petekiae (bintik merah di kulit) • Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal) • Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa) • Omfalitis (peradangan umbilikus) • Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid) • Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledukus) • Feses dempul disertai urin warna coklat
  • 10. --Komplikasi • Kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah suaatu kerusakan otak akibat adanya bilirubin indirect pada otak. Gejala kerusakan otak berupa mata berputar, letargi, kejang, tak mau mengisap, tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian, gangguan berbicara, dan retardasi mental di kemudian hari
  • 11. Rumus Kramer Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin (mg 1 Kepala dan Leher 5 2 Daerah 1 + badan bagian atas 9 3 Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11 4 Daerah 1,2,3 + lengan dan kaki dibawah tungkai 12 5 Daerah 1,2,3,4 + tangan dan kaki 16
  • 12. Komplikasi Kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah suaatu kerusakan otak akibat adanya bilirubin indirect pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (>20 mg% pada bayi cukup bulan atau >18 mg% pada bayi berat lahir rendah) disertai dengan gejala kerusakan otak berupa mata berputar, letargi, kejang, tak mau mengisap, tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian, gangguan berbicara, dan retardasi mental di kemudian hari
  • 13. Penanganan • Ikterus fisiologis – Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya – Lakukan perawatan bayi sehari-hari, seperti: – Jelaskan pentingnya • Memberikan ASI • Menjemur bayi • Memberikan asupan makanan bergizi • Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu – Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-abuan da seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas • Hiperbilirubinemia sedang – Berikan ASI secara adekuat – Lakukan pencegahan hipotermi – Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari – Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian – Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah para mengeluarkan feses bewarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul • Hiperbilirubenemia berat – Berikan informer consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya – Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat – Lakukan pencegahan hipotermi – Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.
  • 14. 1. Terapi sinar (fototerapi) Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam da kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ ha Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan terapi sinar ialah : Lamanya terapi sinar dicatat Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut • Lampu fluoresensi 10 buah masing-masing 20 watt dengna gelombang sinar 425-475 seperti pada sinar cool white, daylight, viuta kite blue, dan special blue • Jarak sumber cahaya bayi ±45 cm, diantaranya diberi kaca pleksi setebal 0,5 inci untu menahan sinar ultraviolet • Lampu diganti setiap 200-400 jam Cara terapi • Bayi telanjang, kedua mata ditutup, sedangkan posisinya diubah-ubah setiap 6 jam • Suhu tubuh bayi dipertahankan sekitar 36,5-37°C • Perhatikan keseimbangan elektrolit • Pemeriksaan Hb teratur setiap hari • Pemeriksaan bilirubin darah setiap hari atau dua hari, setelah terapi sebanyak 3 kalibda sehari • Mungkin timbul skin rash yang sifatnya sementara dan tak berbahaya (bronze baby) • Lama terapi 100 jam atau bila kadar bilirubin darah sudah mencapai ≤ 7,5 mg%
  • 15. Kelainan yang mungkin timbul pada neonatus yang mendapat terapi sinar adalah : • Peningkatan kehilangan cairan yang tidak teratur (insensible water loss) • Frekuensi defekasi meningkat • Timbul kelainan kulit “flea bite rash” di daerah muk badan dan ekstrimitas • Peningkatan suhu • Kadang ditemukan kelainan, seperti gangguan minum lateragi, dan iritabilitas. • Gangguan pada mata dan pertumbuhan
  • 16. 2.Terapi Transfusi Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi transfusi darah. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kern ikterus) Efek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa mengalami beberapa gangguan perkembangan
  • 17. • Indikasi –Kadar bilirubin indirect darah ≥ 20 mg% –Kenaikan kadar bilirubin indirect darah yang cepat, sebesar 0,3 -1 mg% per jam –Anemia berat disertai tanda payah jantung –Bayi dengan HB tali pusat < 14 mg% dan tes Coombs positif
  • 18. 3.Terapi Obat-obatan Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan. Misalnya phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah menjadi direct. Ada juga obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati. Biasanya terapi ini dilakukan bersamaan dengan terapi lain, seperti fototerapi. Jika sudah tampak perbaikan, maka terapi obat-obatan ini dikurangi bahkan dihentikan. Efek sampingnya adalah mengantuk dan akibatnya bayi jadi banyak tidur dan kurang minum ASI sehingga dikhawatirkan terjadi kekurangan kadar gula dalam darah yang justru memicu peningkatan bilirubin
  • 19. 4. Menyusui Bayi dengan ASI Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urine, untuk itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan buang air kecilnya. Akan tetapi, pemberian ASI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada beberapa kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin bayi (breast milk jaundice). Kejadian ini biasanya muncul di minggu pertama dan kedua setelah bayi lahir dan akan berakhir pada minggu ke-3. Biasanya untuk sementara ibu tidak boleh menyusui bayinya. Setelah kadar bilirubin bayi normal, baru boleh disusui lagi.
  • 20. 5.Terapi Sinar Matahari Lakukan antara jam 07.00 sampai 09.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin. Di bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak kulit. Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya
  • 21. Pencegahan Ikterus Ikterus dapat dicegah sejak masa kehamilan, dengan cara pengawasan kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi pada janin, dan hipoksia (kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim • Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan : • Pengawasan antenatal yang baik. • Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada masa kehaniilan dan kelahiran • Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus • Iluminasi yang baik, bangsal bayi baru lahir • Pencegahan infeksi • menganjurkan penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus. • Cari sebab-sebabnya. Jika kuning karena fisiologis, tak perlu tindakan karena akan hilang sendiri. Jika terjadi karena patologis, harus diteliti oleh dokter lebih lanjut. • Ibu dianjurkan menyusui ASI sedini mungkin karena kolostrum yang ada dalam ASI mengandung antibodi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi • Perhatikan dan tandai kapan munculnya kuning, kecepatan peningkatan kuningnya, serta lamanya • Jangan memberi sembarang obat-obatan pada bayi • Hindarkan bayi dari infeksi • Jangan biarkan bayi "puasa" terlalu lama. Berikan cairan tiap 3-4 jam. • Sebaiknya hindari pemakaian kamper/kapur barus saat menyimpan baju-baju bayi