SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
HUKUM TAKLIFI, HUKUM
WADH’I DAN JENIS-JENISNYA
DEFINISI HUKUM SYARA’
HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti
mencegah, memutuskan.
Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah
khitab (kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua
perbuatan mukallaf, baik berupa iqtidha` (perintah,
larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan),
takhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan),
atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu
sebagai sebab, syarat, atau penghalang/māni’).
Penjelasan Definisi al-Hukm
• Yang dimaksud Khithabullah adalah semua bentuk dalil-
dalil hukum, baik Quran, Sunnah, maupun Ijma’ dan Qiyas.
Namun Abdul Wahab Khalaf berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan dalil hanya Quran dan Sunnah, adapun
ijma’ dan qiyas sebagai metode menyingkapkan hukum
dari Quran dan sunnah. Al-Quran dianggap sebagai kalam
Allah secara langsung, dan sunnah sebagai kalam Allah
secara tidak langsung karena Rasulullah Saw tidak
mengucapkan sesuatu dibidang hukum kecuali
berdasarkan wahyu, sesuai firman Allah:
Demikian pula dengan ijma’ harus mempunyai sandaran
kepada al-Quran dan sunnah.
• Yang dimaksud perbuatan mukallaf adalah perbuatan yang
dilakukan oleh manusia dewasa, berakal sehat, termasuk
perbuatan hati (seperti niat), dan perbuatan ucapan
(seperti ghibah).
Pembagian Hukum Syara’
Hukum Taklifi dan Wadh’i
• HUKUM TAKLIFI adalah hukum yang mengandung perintah,
larangan, atau memberi pilihan terhadap seorang mukallaf
untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat.
Misalnya, hukum taklifi menjelaskan bahwa shalat 5 waktu
wajib, khamar haram, riba haram, makan-minum mubah.
• HUKUM WADH’I adalah ketentuan-ketentuan hukum yang
mengatur tentang sebab, syarat, dan mā
nni’ (sesuatu yang
menjadi penghalang kecakapan untuk melakukan hukum
taklifi).
Misalnya, hukum wadh’imenjelaskan bahwa waktu
matahari
tergelincir di tengah hari menjadi sebab tanda bagi wajibnya
mukallaf menunaikan shalat zuhur. Wudhu’ menjadi syarat
sahnya shalat. Atau, kedatangan haid menjadi
penghalang/māni’ seorang wanita melakukan kewajiban
shalat dan puasa.
Bentuk-bentuk Hukum Taklifi
• WAJIB. Secara etimologi berarti tetap atau pasti. Secara terminologi,
sesuatu yang diperintahkan Allah dan RasulNya untuk dilaksanakan oleh
mukallaf, jika dilaksanakan mendapat pahala, sebaliknya jika tidak
dilaksanakan diancam dengan dosa.
• MANDUB. secara bahasa berarti sesuatu yang dianjurkan. Secara istilah, suatu
perbuatan yang dianjurkan oleh Allah dan RasulNya dimana akan diberi pahala
orang yang melaksanakannya, namun tidak dicela orang yang tidak
melaksanakannya. Mandub atau nadb disebut juga sunnah, nafilah, mustahab,
tathawwu’, ihsan, dan fadhilah.
• HARAM. Secara bahasa berarti sesuatu yang dilarang mengerjakannya. Secara
istilah, sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya, dimana orang yang
melanggarnya diancam dengan dosa, dan orang yang meninggalkannyakarena
menaati Allah akan diberi pahala. Misal: larangan zina.
• MAKRUH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibenci. Secara istilah, sesuatu
yang dianjurkan syariat untuk meninggalkannya, dimana jika ditinggalkan akan
mendapat pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa. Misal, dalam
mazhab Hanbali makruh berkumur-kumur dan memasukkan air ke
hidung ( ‫و‬
‫ال‬
‫س‬
‫ت‬
‫ن‬
‫ش‬
‫ا‬
‫ق‬
‫ة‬
‫ال‬
‫م‬
‫ض‬
‫م‬
‫ض‬( secara berlebihan ketika wudhu di siang hari Ramadhan.
• MUBAH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibolehkan atau diizinkan.
Secara istilah, sesuatu yang diberi pilihan oleh syariat kepada mukallaf untuk
melakukan atau tidak, dan tidak ada hubungannya dengan dosa serta
pahala. Misal: jika terjadi puncak cekcok suami-istri, maka boleh
(mubah) bagi istri membayar sejumlah uang kepada suami dan
meminta suami menceraikannya (QS. Al-Baqarah: 229).
Pembagian WAJIB (1)
Dari segi Orang
Yang dibebani
kewajiban
WAJIB ‘AINI
Kewajiban yg dibebankan
kepada setiap mukallaf (sudah
baligh dan berakal), tanpa
terkecuali. Misal: shalat wajib.
WAJIB KIFĀ`I
Kewajiban yg dibebankan kepada
seluruh mukallaf, namun jika telah
dilaksanakan oleh sebagian umat
Islam, maka kewajiban itu sudah
dianggap terpenuhi. (Shalat jenazah)
Pembagian WAJIB (2)
Dari segi
Kandungan
Perintah
WAJIB MU’AYYAN
Kewajiban dimana yg menjadi
objeknya adalah tertentu tanpa
ada pilihan. Misal: kewajiban
puasa di bulan Ramadhan.
WAJIB MUKHAYYAR
Kewajiban dimana yang menjadi
objeknya boleh dipilih antara
beberapa alternatif. (kaffarat sumpah)
‫مك‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ه‬
‫أ‬
‫ن‬
‫و‬
‫م‬
‫عط‬
‫ت‬
‫ا‬
‫م‬
‫ط‬
‫س‬
‫و‬
‫أ‬
‫ن‬
‫م‬
‫ن‬
‫ي‬
‫كا‬
‫س‬
‫م‬
‫ة‬
‫ر‬
‫ش‬
‫ع‬
‫م‬
‫ا‬
‫ع‬
‫ط‬
‫إ‬
‫ه‬
‫ت‬
‫ر‬
‫ا‬
‫ف‬
‫كف‬
‫مايا‬
‫لث‬‫ث‬‫ة‬
‫ف‬
‫ص‬
‫ي‬
‫ا‬
‫م‬
‫دجي‬
‫مل‬
‫نمف‬
‫ةبقر‬
‫ا‬‫و‬‫ريرحت‬
‫مهتوسك‬
‫وا‬
Pembagian WAJIB (3)
Dari segi Waktu
Pelaksanaannya
WAJIB MUTHLAQ
Kewajiban yg pelaksanaannya
tidak dibatasi dg waktu tertentu.
Misal: kewajiban membayar
puasa Ramadhan yg tertinggal.
WAJIB MUAQQAT
Kewajiban yg pelaksanaannya
dibatasi dengan waktu tertentu.
MUWASSA’. Waktu yg
tersedia lebih lapang
daripada waktu pelaksanaan
kewajiban itu sendiri. Misal:
Shalat 5 waktu.
MUDHAYYAQ. Waktu yg
tersedia hanya mencukupi
untuk melaksanakan
kewajiban itu. Misal: Puasa
bulan Ramadhan, haji.
Pembagian MANDUB
MANDUB / NADB /
SUNNAH
MUAKKADAH
Sunnah sangat
dianjurkan, dibiasakan
oleh Rasul Saw dan
jarang ditinggalkannya.
Misal: Shalat sunnah 2
rakaat sebelum fajar.
GHAIR
MUAKKADAH
Sunnah biasa, sesuatu
yg dilakukan Rasul,
namun bukan menjadi
kebiasaannya. (Shalat
sunnah 2x dua rakaat
sebelum shalat zuhur).
ZAWĀID
Sunnah mengikuti
kebiasaan sehari-hari
Rasulullah Saw
sebagai manusia.
Misal: cara makan
rasul, tidur, dll.
Pembagian HARAM
HARAM
AL-MUHARRAM
LI DZATIHI
Diharamkan krn esensinya
mengandung kemudharatan bagi
kehidupan manusia. Misal: Larangan
zina, makan bangkai, darah, babi.
AL-MUHARRAM LI
GHAIRIHI
Dilarang bukan krn esensinya, tapi
pada kondisi tertentu dilarang krn ada
pertimbangan eksternal. Misal:
larangan jual beli saat azan jumat.
Pembagian MAKRUH
MAKRUH
MAKRUH TAHRIM
Dilarang oleh syari’at, tapi dalilnya
bersifat dhanni al-wurud (dugaan
keras, seperti hadis ahad yg
diriwayatkan perorangan). Misal:
Larangan meminang wanita yg
sedang dalam pinangan orang lain.
MAKRUH TANZIH
Dianjurkan oleh syariat untuk
meninggalkannya. Misal: memakan
daging kuda pada waktu sangat
butuh di waktu perang, menurut
sebagian Hanafiah.
Pembagian MUBAH
Abu Ishaq al-Syatibi dalam kitab Muwafaqat membagi
mubah menjadi 3 macam:
2. Mubah yg berfungsi untuk mengantarkan seseorang kepada
sesuatu hal yg wajib dilakukan. Misal: makan dan minum
adalah sesuatu yg mubah, namun berfungsi
kewajiban
untuk
shalat
menggerakkan seseorang mengerjakan
dsb.
3. Sesuatu dianggap mubah hukumnya jika dilakukan sekali-
sekali, tetapi haram hukumnya jika dilakukan setiap waktu.
Misal: bermain dan mendengar musik, jika menghabiskan
waktu hanya untuk bermain dan bermusik maka menjadi
haram.
4. Sesuatu yg mubah yg berfungsi sebagai sarana mencapai
sesuatu yg mubah pula. Misal: membeli perabot rumah
untuk kepentingan kesenangan.
Pembagian SEBAB
• Sebab yg bukan merupakan perbuatan mukallaf, dan berada
di luar kemampuannya. Namun, sebab itu mempunyai
hubungan dengan hukum taklifi, karena syariat telah
menjadikannya sebagai alasan bagi adanya suatu kewajiban
yg harus dilaksanakan oleh mukallaf. Misal, tergelincir
matahari menjadi sebab (alasan) bagi datangnya waktu
shalat dhuhur, masuknya awal bulan ramadhan menjadi
sebab bagi kewajiban puasa ramadhan.
• Sebab yg merupakan perbuatan mukallaf dan dalam batasan
kemampuannya. Misal: perjalanan (safar) menjadi sebab
bagi bolehnya berbuka puasa di siang ramadhan, akad jual
beli menjadi sebab bagi perpindahan hak milik dari penjual
kepada pembeli.
Pembagian Hukum WADH’I
• SEBAB. Secara bahasa berarti sesuatu yg bisa
menyampaikan seseorang kepada sesuatu yg lain. Secara
istilah, sebab yaitu sesuatu yg dijadikan oleh syariat
sebagai tanda bagi adanya hukum, dan tidak adanya
sebab sebagai tanda bagi tidak adanya hukum.
• SYARAT. Secara bahasa berarti sesuatu yang
menghendaki adanya sesuatu yg lain, atau sebagai tanda.
Secara istilah, syarat yaitu sesuatu yg tergantung
kepadanya ada sesuatu yg lain, dan berada di luar hakikat
sesuatu itu.
• MĀNI’. Secara bahasa berarti penghalang dari sesuatu.
Secara istilah, maksudnya adalah sesuatu yg ditetapkan
syariat sebagai penghalang bagi adanya hukum, atau
penghalang bagi berfungsinya suatu sebab.
Pembagian SYARAT
SYARAT
SYARAT SYAR’I
Syarat yang datang langsung dari
syari’at itu sendiri. Misal: keadaan
rusyd (kemampuan mengelola
pembelanjaan sehingga tidak
menjadi mubazir) bagi anak yatim.
‫م‬
‫ال‬
‫ه‬
‫و‬
‫م‬
‫ا‬
‫م‬
‫ال‬
‫ي‬
‫ه‬
‫ا‬
‫و‬
‫ف‬
‫ع‬
‫د‬
‫ا‬
‫ف‬
‫ا‬
‫د‬
‫ش‬
‫ر‬
‫م‬
‫ن‬
‫ه‬
‫م‬
‫م‬
‫ت‬
‫س‬
‫ا‬
‫ن‬
‫ء‬
‫ن‬
‫إ‬
‫ف‬
SYARAT JA’LY
Syarat yang datang dari kemauan
orang mukallaf itu sendiri. Misal:
seorang suami berkata kpd istri, jika
engkau memasuki rumah si fulan
maka jatuhlah talakmu satu.
Pembagian MĀNI’
MĀNI’
MĀNI’ AL-HUKM
Sesuatu yg ditetapkan syariat
sebagai penghalang bagi adanya
hukum. Misal: haid wanita sebagai
penghalang shalat.
MĀNI’ AL-SABAB
Sesuatu yg ditetapkan syariat
sebagai penghalang bagi
berfungsinya suatu sebab, sehingga
sebab itu tidak lagi mempunyai
akibat hukum. (Batas nishab
menjadi sebab wajib zakat)

More Related Content

Similar to HUKUM SYAR'I

Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1NaufalAbyan5
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Marhamah Saleh
 
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptxSumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptxTaeArra
 
Hikmah ibadah dalam islam copy
Hikmah ibadah dalam islam   copyHikmah ibadah dalam islam   copy
Hikmah ibadah dalam islam copyIBNU UBAIDILAH
 
IBADAH
IBADAHIBADAH
IBADAHdewi2B
 
Hukum taqlifi
Hukum taqlifiHukum taqlifi
Hukum taqlifiHanifa's
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahMarhamah Saleh
 
Remedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptx
Remedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptxRemedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptx
Remedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptxBonoNauval
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnahindah pertiwi
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxAsrulWahid1
 
Cr seri 001 penetapan fatwa
Cr seri 001 penetapan fatwaCr seri 001 penetapan fatwa
Cr seri 001 penetapan fatwaRidas Zabbarae
 

Similar to HUKUM SYAR'I (20)

Muqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqhMuqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqh
 
Muamalah 1.pptx
Muamalah 1.pptxMuamalah 1.pptx
Muamalah 1.pptx
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
Ibadah.pdf
Ibadah.pdfIbadah.pdf
Ibadah.pdf
 
Ibadah.docx
Ibadah.docxIbadah.docx
Ibadah.docx
 
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptxSumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
 
Hikmah ibadah dalam islam copy
Hikmah ibadah dalam islam   copyHikmah ibadah dalam islam   copy
Hikmah ibadah dalam islam copy
 
IBADAH
IBADAHIBADAH
IBADAH
 
Hukum taqlifi
Hukum taqlifiHukum taqlifi
Hukum taqlifi
 
Hukum Mandub
Hukum MandubHukum Mandub
Hukum Mandub
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islam Sumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
Remedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptx
Remedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptxRemedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptx
Remedial Fikih Kelompok HHHHHHHHH12.pptx
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
 
Syariah hukum taklifi
Syariah hukum taklifiSyariah hukum taklifi
Syariah hukum taklifi
 
Al rf
Al rfAl rf
Al rf
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
 
Pemahaman bid'ah
Pemahaman bid'ahPemahaman bid'ah
Pemahaman bid'ah
 
Cr seri 001 penetapan fatwa
Cr seri 001 penetapan fatwaCr seri 001 penetapan fatwa
Cr seri 001 penetapan fatwa
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

HUKUM SYAR'I

  • 1. HUKUM TAKLIFI, HUKUM WADH’I DAN JENIS-JENISNYA
  • 2. DEFINISI HUKUM SYARA’ HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti mencegah, memutuskan. Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah khitab (kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua perbuatan mukallaf, baik berupa iqtidha` (perintah, larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan), takhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan), atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang/māni’).
  • 3. Penjelasan Definisi al-Hukm • Yang dimaksud Khithabullah adalah semua bentuk dalil- dalil hukum, baik Quran, Sunnah, maupun Ijma’ dan Qiyas. Namun Abdul Wahab Khalaf berpendapat bahwa yang dimaksud dengan dalil hanya Quran dan Sunnah, adapun ijma’ dan qiyas sebagai metode menyingkapkan hukum dari Quran dan sunnah. Al-Quran dianggap sebagai kalam Allah secara langsung, dan sunnah sebagai kalam Allah secara tidak langsung karena Rasulullah Saw tidak mengucapkan sesuatu dibidang hukum kecuali berdasarkan wahyu, sesuai firman Allah: Demikian pula dengan ijma’ harus mempunyai sandaran kepada al-Quran dan sunnah. • Yang dimaksud perbuatan mukallaf adalah perbuatan yang dilakukan oleh manusia dewasa, berakal sehat, termasuk perbuatan hati (seperti niat), dan perbuatan ucapan (seperti ghibah).
  • 4.
  • 6. Hukum Taklifi dan Wadh’i • HUKUM TAKLIFI adalah hukum yang mengandung perintah, larangan, atau memberi pilihan terhadap seorang mukallaf untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat. Misalnya, hukum taklifi menjelaskan bahwa shalat 5 waktu wajib, khamar haram, riba haram, makan-minum mubah. • HUKUM WADH’I adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang sebab, syarat, dan mā nni’ (sesuatu yang menjadi penghalang kecakapan untuk melakukan hukum taklifi). Misalnya, hukum wadh’imenjelaskan bahwa waktu matahari tergelincir di tengah hari menjadi sebab tanda bagi wajibnya mukallaf menunaikan shalat zuhur. Wudhu’ menjadi syarat sahnya shalat. Atau, kedatangan haid menjadi penghalang/māni’ seorang wanita melakukan kewajiban shalat dan puasa.
  • 7. Bentuk-bentuk Hukum Taklifi • WAJIB. Secara etimologi berarti tetap atau pasti. Secara terminologi, sesuatu yang diperintahkan Allah dan RasulNya untuk dilaksanakan oleh mukallaf, jika dilaksanakan mendapat pahala, sebaliknya jika tidak dilaksanakan diancam dengan dosa. • MANDUB. secara bahasa berarti sesuatu yang dianjurkan. Secara istilah, suatu perbuatan yang dianjurkan oleh Allah dan RasulNya dimana akan diberi pahala orang yang melaksanakannya, namun tidak dicela orang yang tidak melaksanakannya. Mandub atau nadb disebut juga sunnah, nafilah, mustahab, tathawwu’, ihsan, dan fadhilah. • HARAM. Secara bahasa berarti sesuatu yang dilarang mengerjakannya. Secara istilah, sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya, dimana orang yang melanggarnya diancam dengan dosa, dan orang yang meninggalkannyakarena menaati Allah akan diberi pahala. Misal: larangan zina. • MAKRUH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibenci. Secara istilah, sesuatu yang dianjurkan syariat untuk meninggalkannya, dimana jika ditinggalkan akan mendapat pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa. Misal, dalam mazhab Hanbali makruh berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung ( ‫و‬ ‫ال‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ش‬ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ض‬( secara berlebihan ketika wudhu di siang hari Ramadhan. • MUBAH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibolehkan atau diizinkan. Secara istilah, sesuatu yang diberi pilihan oleh syariat kepada mukallaf untuk melakukan atau tidak, dan tidak ada hubungannya dengan dosa serta pahala. Misal: jika terjadi puncak cekcok suami-istri, maka boleh (mubah) bagi istri membayar sejumlah uang kepada suami dan meminta suami menceraikannya (QS. Al-Baqarah: 229).
  • 8. Pembagian WAJIB (1) Dari segi Orang Yang dibebani kewajiban WAJIB ‘AINI Kewajiban yg dibebankan kepada setiap mukallaf (sudah baligh dan berakal), tanpa terkecuali. Misal: shalat wajib. WAJIB KIFĀ`I Kewajiban yg dibebankan kepada seluruh mukallaf, namun jika telah dilaksanakan oleh sebagian umat Islam, maka kewajiban itu sudah dianggap terpenuhi. (Shalat jenazah)
  • 9. Pembagian WAJIB (2) Dari segi Kandungan Perintah WAJIB MU’AYYAN Kewajiban dimana yg menjadi objeknya adalah tertentu tanpa ada pilihan. Misal: kewajiban puasa di bulan Ramadhan. WAJIB MUKHAYYAR Kewajiban dimana yang menjadi objeknya boleh dipilih antara beberapa alternatif. (kaffarat sumpah) ‫مك‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫عط‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫كا‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫ش‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫إ‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫كف‬ ‫مايا‬ ‫لث‬‫ث‬‫ة‬ ‫ف‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫دجي‬ ‫مل‬ ‫نمف‬ ‫ةبقر‬ ‫ا‬‫و‬‫ريرحت‬ ‫مهتوسك‬ ‫وا‬
  • 10. Pembagian WAJIB (3) Dari segi Waktu Pelaksanaannya WAJIB MUTHLAQ Kewajiban yg pelaksanaannya tidak dibatasi dg waktu tertentu. Misal: kewajiban membayar puasa Ramadhan yg tertinggal. WAJIB MUAQQAT Kewajiban yg pelaksanaannya dibatasi dengan waktu tertentu. MUWASSA’. Waktu yg tersedia lebih lapang daripada waktu pelaksanaan kewajiban itu sendiri. Misal: Shalat 5 waktu. MUDHAYYAQ. Waktu yg tersedia hanya mencukupi untuk melaksanakan kewajiban itu. Misal: Puasa bulan Ramadhan, haji.
  • 11. Pembagian MANDUB MANDUB / NADB / SUNNAH MUAKKADAH Sunnah sangat dianjurkan, dibiasakan oleh Rasul Saw dan jarang ditinggalkannya. Misal: Shalat sunnah 2 rakaat sebelum fajar. GHAIR MUAKKADAH Sunnah biasa, sesuatu yg dilakukan Rasul, namun bukan menjadi kebiasaannya. (Shalat sunnah 2x dua rakaat sebelum shalat zuhur). ZAWĀID Sunnah mengikuti kebiasaan sehari-hari Rasulullah Saw sebagai manusia. Misal: cara makan rasul, tidur, dll.
  • 12. Pembagian HARAM HARAM AL-MUHARRAM LI DZATIHI Diharamkan krn esensinya mengandung kemudharatan bagi kehidupan manusia. Misal: Larangan zina, makan bangkai, darah, babi. AL-MUHARRAM LI GHAIRIHI Dilarang bukan krn esensinya, tapi pada kondisi tertentu dilarang krn ada pertimbangan eksternal. Misal: larangan jual beli saat azan jumat.
  • 13. Pembagian MAKRUH MAKRUH MAKRUH TAHRIM Dilarang oleh syari’at, tapi dalilnya bersifat dhanni al-wurud (dugaan keras, seperti hadis ahad yg diriwayatkan perorangan). Misal: Larangan meminang wanita yg sedang dalam pinangan orang lain. MAKRUH TANZIH Dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkannya. Misal: memakan daging kuda pada waktu sangat butuh di waktu perang, menurut sebagian Hanafiah.
  • 14. Pembagian MUBAH Abu Ishaq al-Syatibi dalam kitab Muwafaqat membagi mubah menjadi 3 macam: 2. Mubah yg berfungsi untuk mengantarkan seseorang kepada sesuatu hal yg wajib dilakukan. Misal: makan dan minum adalah sesuatu yg mubah, namun berfungsi kewajiban untuk shalat menggerakkan seseorang mengerjakan dsb. 3. Sesuatu dianggap mubah hukumnya jika dilakukan sekali- sekali, tetapi haram hukumnya jika dilakukan setiap waktu. Misal: bermain dan mendengar musik, jika menghabiskan waktu hanya untuk bermain dan bermusik maka menjadi haram. 4. Sesuatu yg mubah yg berfungsi sebagai sarana mencapai sesuatu yg mubah pula. Misal: membeli perabot rumah untuk kepentingan kesenangan.
  • 15. Pembagian SEBAB • Sebab yg bukan merupakan perbuatan mukallaf, dan berada di luar kemampuannya. Namun, sebab itu mempunyai hubungan dengan hukum taklifi, karena syariat telah menjadikannya sebagai alasan bagi adanya suatu kewajiban yg harus dilaksanakan oleh mukallaf. Misal, tergelincir matahari menjadi sebab (alasan) bagi datangnya waktu shalat dhuhur, masuknya awal bulan ramadhan menjadi sebab bagi kewajiban puasa ramadhan. • Sebab yg merupakan perbuatan mukallaf dan dalam batasan kemampuannya. Misal: perjalanan (safar) menjadi sebab bagi bolehnya berbuka puasa di siang ramadhan, akad jual beli menjadi sebab bagi perpindahan hak milik dari penjual kepada pembeli.
  • 16. Pembagian Hukum WADH’I • SEBAB. Secara bahasa berarti sesuatu yg bisa menyampaikan seseorang kepada sesuatu yg lain. Secara istilah, sebab yaitu sesuatu yg dijadikan oleh syariat sebagai tanda bagi adanya hukum, dan tidak adanya sebab sebagai tanda bagi tidak adanya hukum. • SYARAT. Secara bahasa berarti sesuatu yang menghendaki adanya sesuatu yg lain, atau sebagai tanda. Secara istilah, syarat yaitu sesuatu yg tergantung kepadanya ada sesuatu yg lain, dan berada di luar hakikat sesuatu itu. • MĀNI’. Secara bahasa berarti penghalang dari sesuatu. Secara istilah, maksudnya adalah sesuatu yg ditetapkan syariat sebagai penghalang bagi adanya hukum, atau penghalang bagi berfungsinya suatu sebab.
  • 17. Pembagian SYARAT SYARAT SYARAT SYAR’I Syarat yang datang langsung dari syari’at itu sendiri. Misal: keadaan rusyd (kemampuan mengelola pembelanjaan sehingga tidak menjadi mubazir) bagi anak yatim. ‫م‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ش‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ء‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ف‬ SYARAT JA’LY Syarat yang datang dari kemauan orang mukallaf itu sendiri. Misal: seorang suami berkata kpd istri, jika engkau memasuki rumah si fulan maka jatuhlah talakmu satu.
  • 18. Pembagian MĀNI’ MĀNI’ MĀNI’ AL-HUKM Sesuatu yg ditetapkan syariat sebagai penghalang bagi adanya hukum. Misal: haid wanita sebagai penghalang shalat. MĀNI’ AL-SABAB Sesuatu yg ditetapkan syariat sebagai penghalang bagi berfungsinya suatu sebab, sehingga sebab itu tidak lagi mempunyai akibat hukum. (Batas nishab menjadi sebab wajib zakat)