1. TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
” IBADAH ”
DOSEN PEMBIMBING
MUHAMMAD HENDRA, S.Pd.I, M.Pd.I
Oleh:
ANA FITRIA KHOIRUNNISAK
SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
TAHUN 2021
2. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
penulisan dalam menyelesaikan tugas makalah tentang IBADAH ini dengan
baik.Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang syafa’atnya kelak kita nantikan.
Adapun tujuan dari penulis ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
MUHAMMAD HENDRA,SPd.I MPd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Makalah ini kami susun dengan maksimal mungkin
sehingga dapat menjadi makalah pendidikan tentang IBADAH .terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi penulisan maupun tata bahasa.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfat bagi para
pembaca sehingga dapat membatu pemahaman tentang IBADAH.
Kraksaan, 16 Oktober 2021
Penulis,
ANA FITRIA .KH.
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1 Pengertian Ibadah............................................................................... 2
2.2 Macam – macam Ibadah .................................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 8
3.2 Saran................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugrah dari Allah swt dengan
segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa
di rasakan oleh dirinya tetapi dengan anugrah tersebut kadangkala manusia
lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya. Sebab itu,manusia harus
mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat
sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugrah Allah swt. Hidup
yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku
yag sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk
mencapai tuntunan tersebut adalah dengan beribadah.
Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya,
karena ibadah itu tidak bisa di main-mainkan apalagi di salahgunakan. Dalam
islam ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah swt perintahkan
dan apa yang telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad berupa kitab suci AL-
Qur’an dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata
lain di sebut dengan hadist nabi.
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt. Hendaknya kita sadar diri untuk
beribadah kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syariat
Nya.
Dalam ibadah, kita harus mempehatikan jenis-jenis ibadah yang kita
lakukan.
Apakah ibadah tersebut termasuk dalam wajib, sunnah, mubah, dan makruh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ibadah
2. Macam-macam ibadah
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ibadah
Kata Ibadah ( )عبادة adalah bentuk dasar ( isim masdar ) dari kata
'abada - ya'budu yang secara bahasa artinya merendahkan diri dan tunduk,
karena hakikat ibadah adalah puncak kecintaan disertai merendahkan diri.
Ibnul Qayim mengatakan, kecintaan disertai ketundukan, itulah ibadah,
yang menjadi tujuan Allah menciptakan makhluk.karena itu hakikat dari
ibadah kepada Allah ialah merendahkan diri disertai rasa cinta kepadanya.
kita disebut merendahkan diri kepada Allah , ketika kita mengikuti apa
yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang di larang oleh Allah.
Ibadah adalah istilah yang digunakan untuk menyebut semua yang dicintai
dan diridhai oleh Allah , baik berupa ucapan, atau perbuatan, yang dhahir
maupun yang bathin.Ulama akhlak mengartikan ibadah dengan
mengerjakan segala taat badaniyah dan menyelenggarakan segala syariat
(hukum ).
Ulama fikih mengartikan ibadah dengan segala taat yang
dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan meng-harap pahala-Nya
di akhirat . Selanjutnya ulama tafsir, M. Quraish Shihab menyatakan
bahwa: Ibadah adalah suatu bentuk ketundukan dan ketaatan yang
mencapai puncaknya sebagaidampak dari rasa pengagungan yang
bersemai dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia
tunduk.
Rasa itu lahir akibat adanya keyakinan dalam diri yang beribadah
bahwa obyek yang kepadanya ditujukan ibadah itu memiliki
kekuasaan yang tidak dapat terjangkau hakikatnya.Sedangkan Abd. Muin
Salim menyatakan bahwa: Ibadah dalam bahasa agama merupakan sebuah
konsep yang berisi pengertian cinta yang sempurna,ketaatan dan khawatir.
Artinya, dalam ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada Sang
Pencipta disertai kepatuhan dan rasa khawatir hamba akan
7. 4
adanyapenolakan sang Pencipta terhadapnya.Adapun pendapat lain
mengenai ibadah adalah: mendekatkan diri kepada Allah dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-
Nya.
Juga yang dikatakan ibadah adalah beramal dengan yang diizinkan
oleh Syari’ Allah Swt.; karena itu ibadah itu mengandung arti umum dan
arti khusus. Ibadah dalam arti umum adalah segalaperbuatan orang Islam
yang halal yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah
dalam arti yang khusus adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan
tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti
yang khusus ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Haji, Kurban,
Aqiqah Nadzar dan Kifarat. Di sisi lain, dipahami bahwa ibadah
adalah perbuatan manusia yang menunjukkan ketaatan kepada
aturan atau perintah dan pengakuan kerendahan dirinya di hadapan
yang memberi perintah.
Adapun yang memberi perintah untuk beribadah, adalah tiada lain
kecuali Allah sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S.al-Baqarah (2):
21,“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”Dari ayat di atas,
dapat dipahami bahwa sasaran ibadah hanyalah kepada Allah swt.Dengan
kata lain, bahwa manusia beribadah adalah untuk mengabdikan dirinya
kepada Allah sebagai Tuhan yang telah menciptakan mereka.Pengertian-
pengertian ibadah dalam ungkapan yang berbeda-beda sebagaimana
yang telah dikutip, pada dasarnya memiliki kesamaan esensial, yakni
masing-masing bermuara pada pengabdian seorang hamba kepada Allah
swt., dengan cara mengagungkan-Nya, taat kepada-Nya, tunduk kepada-
Nya, dan cinta yang sempurna kepada-Nya. Makna pengabdian atau
penghambaan yang akan dijelaskan adalah perkara yang memuliakan
manusia serta membedakan dengan hewan dan makhluk lainnya. Apa yang
difirmankan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat Adz-Dzaariyaat:56
8. 5
Artinya: “Tiadalah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka ber’ibadah (mengabdi, menghamba) kepada-Ku”.
Arti ‘ibadah di sini adalah bahwa jin dan manusia dalam hidupnya
harus tunduk dan patuh terhadap aturan dan hukum-hukum Allah. Ini
berarti, bahwa tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah agar
mereka :Pertama, hanya setia kepada Allah saja dan tidak kepada yang
lain, karena hanya DiaYang Maha Menghidupi dan Maha
Memelihara. Kedua, agar mereka hanya mengikuti perintah-perintah
Allah saja dan tidak mendengarkan perintah siapa pun yang bertentangan
dengan perintah-Nya. Ketiga, hanya kepada satu Dzat saja mereka harus
menyembah dan mendekatkan diri (taqarrub), yaitu hanya kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala dan tidak kepada yang lain.
Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, perbuatan seorang
hamba yang senantiasa mengikuti aturan dan hukum Allah, serta yang
melepaskan diri dari ikatan dan aturan hukum yang lain yang bertentangan
dengan hukum Allah, maka itulah yang disebut ‘ibadah. Dengan demikian,
‘ibadah adalah perbuatan sepanjang hidup yang dijalani oleh seorang
hamba dengan mengikuti rambu rambu atau aturan-aturan dan hukum
Allah Ta ‘ala. Dalam hidup yang demikian ini, maka tidur kita, bangun
kita, makan dan minum kita, bahkan berjalan dan berbicara kita, semuanya
adalah ‘ibadah. Setiap perbuatan seorang hamba yang ta’at akan selalu
memperhatikan,mana yang dibolehkan oleh Allah dan mana yang tidak
dibolehkan oleh Allah, mana yang halal dan mana yang haram, apa yang
diwajibkan dan apa yang dilarang, perbuatan apa yang membuat-Nya
suka kepada kita dan perbuatan apa yang membuat-Nya tidak suka
kepada kita. Allah memberitahukan, tujuan penciptaan jin dan manusia
adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah .
Dan Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka,
akan tetapi mereka lah yang membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan
mereka kepada Allah , maka mereka menyembah-Nya sesuai dengan
aturan syari’at-Nya. Maka siapa yang menolak beribadah kepada Allah , ia
9. 6
adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya tetapi dengan selain apa
yang disyari’atkan-Nya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah).Dan
siapa yang hanya menyembah-Nya dan dengan syari’at-Nya, maka dia
adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah )
2.2 Macam-macam Ibadah
IbadahSecara umum ibadah terbagi menjadi 2, yaitu:
1. ‘Ibadah Mahdlah.Yaitu ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah
SWT. Semua perbuatan ibadah yang pelaksanaannya diatur dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan sunnah. Contoh,
salat harus mengikuti petunjuk Rasulullah salallahu alaihi wassalaam
dan tidak dibenarkan untuk menambah atau menguranginya, begitu juga
puasa, haji dan yang lainnya. Dengan shalat lima kali sehari berarti
memperingatkan kita, bahwa di mana pun dan kapan pun kita berada
adalah tetap budak Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita harus
menghamba. Dengan shalat membawa manusia mendekatkan diri kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala. ‘Ibadah mahdlah ini dilakukan hanya
berhubungan dengan Allah saja (hubungan ke atas/ Hablum
Minallah), dan bertujuan untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada
Allah Ta ‘ala. Ibadah ini hanya dilaksanakan dengan jasmani dan rohani
saja, karenanya disebut ‘ibadah badaniyah ruhiyah.
2. ‘Ibadah Ghairu Mahdlah,yaitu ibadah yang membutuhkan keterlibatan
orang lain atau ‘ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan
dengan Allah, tetapi juga menyangkut hubungan sesama makhluk
(Hablum Minallah Wa Hablum Minannas), atau disamping hubungan ke
atas, juga ada hubungan sesama makhluk. Hubungan sesama makhluk ini
tidak hanya sebatas pada hubungan sesama manusia, tetapi juga hubungan
manusia dengan lingkungan alamnya (hewan dan tumbuhan).Contoh,
zakat, infaq, sedekah, dll. Zakat menyadarkan kita akan kenyataan
bahwaharta yang kita peroleh adalah pemberian Allah Subhanahu wa
ta’ala, bukan sepenuhnya atas hasil usaha sendiri. Jangan kita habiskan
10. 7
harta itu hanya untuk kepentingan kepuasan lahiriyah saja, tetapi haruslah
kita berikan juga hak Allah , mensucikan harta kita, membuktikan
kepedulian kita kepada fakir miskin
11. 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibadah adalah segala bentuk hukum, baik yang dapat di pahami maknanya
(ma’qulat al- ma’na) seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada
umumnya, maupun yang tidak di pahami maknanya (ghair ma’qulat ma’na)
seperti thaharah dan shalat, baik yang berhubungan dengan anggota badan seperti
rukuk dan sujud maupun yang berhubungan dengan lidah seperti dzikir, dan hati
seperti niat.
Melalui ibadah (pengabdian) kepada Allah swt, hidup manusia terkontrol
di manapun dan dalam keadaan apapun, manusia di tuntut untuk selalu dalam
keadaan sadar sebagai hamba Allah swt dan mampu menguasai dirinya, sehingga
segala sikap, ucapan dan tindakannya selalu dalam kontrol ilahi. Jenis ibadah itu
ada dua yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.
3.2 Saran
Sebagai manusia hendaknya kita tidak melupakan hakikat dari penciptaan
kita, yaitu untuk beribadah kepada Allah swt sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits
baik dalam ibadah mahdhah (khusus) maupun dalam ibadah ghairu mahdhah
(umum) dengan niat semata-mata ikhlas untuk mencapai ridho Allah.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Alqur’an dan terjemahan
Azra, Azyumardi dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta: Depag RI
Hana, Abu. 2012. Ibadah yang Benar dalam Islam. Jakarta
Kusnaedi, Dedy. 2009. Ibadah. Jakarta
Muhammad, Husein. 2008. Dari Ibadah Individual Menuju Ibadah Kemanusiaan.
Cirebon
Rachmawan, Hatib. 2012. Fiqih Ibadah dan Prinsip Ibadah dalam
Islam.Yogyakarta:Universitas Ahmad Dahlan
Yazid. 2007. Pengertian Ibadah dalam Islam. Bogor: Pustaka At-Taqwa