2. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah keadaan dimana terjadi
kecenderungan kenaikan harga barang-barang
secara menyeluruh (umum) dan terus
menerus, atau keadaan dimana terjadi
turunnya nilai uang secara terus menerus.
Deflasi adalah keadaan sebaliknya.
3. Alat Pengukur Inflasi (1)
Kenaikan harga diukur dengan menggunakan
indeks harga. Beberapa indeks harga yang
sering digunakan untuk mengukur inflasi,
antara lain indeks biaya hidup atau indeks
harga konsumen indeks perdagangan besar,
dan GDP deflator.
4. Alat Pengukur Inflasi (2)
1. Indeks Biaya Hidup (Consumer-Proce Index) atau Indeks Harga
Konsumen (IHK)
Indeks biaya hidup mengukur biaya/pengeluaran rumah tangga untuk
membeli sejumlah barang dan jasa untuk keperluan sehari-hari.
Laju (tingkat) inflasi dihitung dengan cara menghitung persentase
kenaikan/penurunan indeks harga dari tahun ke tahun.
Misalnya, indeks biaya hidup untuk tahun 2008 (dengan tahun dasar
2000) sebesar 181,5. Pada tahun 2009 indeks biaya hidup naik menjadi
195,3, maka laju (tingkat) inflasi 2009 adalah :
195,3 – 181,5
------------------- x 100% = 7,6%
181,5
5. Di Indonesia dipergunakan indeks harga
konsumen (IHK). IHK adalah suatu indeks, yang
menghitung rata-rata perubahan harga dalam
suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh penduduk/rumah
tangga dalam kurun waktu tertentu.
6. Alat Pengukur Inflasi (3)
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale
Price Index)
Indeks harga perdagangan besar menitikberatkan
pada sejumlah barang dalam perdagangan besar,
dimana harga bahan baku, bahan mentah dan
setengah jadi dimasukkan. Biasanya perubahan
dalam indeks ini sejalan dengan indeks biaya
hidup.
7. Alat Pengukur Inflasi (4)
3. GDP Deflator
GDP deflator dihitung dengan membagi GDP nominal (atas
dasar harga yang berlaku) dengan GDP riil (atas dasar
harga konstan)
GDP nominal
GDP deflator = -------------------- x 100%
GDP riil
8. Contoh : GDP deflator suatu negara 2006 – 2009
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahun GDP nominal GDP riil (2006 = 100) GDP deflator
($ milyar) ($ milyar)
---------------------------------------------------------------------------------------------------
2006 6.508 6.508 100
2007 10.209 6.890 148
2008 12.086 7.242 167
2009 14.984 7.842 191
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Laju (tingkat) inflasi tahun 2007 =
148 – 100
-------------- x 100% = 48%
100
9. Jenis Inflasi
1. Jenis Inflasi Menurut Parah Tidaknya
a. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
b. Inflasi sedang (antara 10 – 30% setahun)
c. Inflasi berat (antara 30 – 100% setahun)
d. Hiper Inflasi (diatas 100% setahun)
10. 2. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
a. Inflasi Karena Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi ini disebabkan karena kuatnya permintyaan masyarakat
terhadap barang dan jasa sehingga mendorong harga untuk
meningkat.
Contoh :
Karena permintaan masyarakat akan barang-barang
bertambah, maka kurva permintaan agregat bergeser dari D
ke D1 sehingga harga meningkat dari P1 ke P2. Indi
digambarkan sebagai berikut :
12. b. Inflasi Karena Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)
Inflai ini disebabkan karena adanya kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan
biaya tenaga kerja atau upah buruh. Bila biaya produksi naik, maka kurva
penawaran agregat bergeser dari S ke S1, sehingga harga akan naik dari P1 ke P2.
S
D
S1P
P2
P1
Q1Q2
Q
13. 3. Jenis Inflasi Menurut Asalnya
a. Inflasi Yang Berasal Dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi ini timbul, misalnya karena defisit anggaran belanja
pemerintah di dalam negeri dan dibiayai dengan pencetakan
uang baru.
b. Inflasi Yang Berasal Dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi ini timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu inflasi) di
luar negeri yang mempunyai hubungan atau kerjasama
perdagangan dengan dalam negeri.
14. Cara Pencegahan Inflasi
1. Cara Mencegah Inflasi Dengan Kebijakan Moneter
a. Menaikkan Cash Ratio atau Reserve Requirement
Cash ratio atau reserve requirement (persyaratan cadangan) adalah
cadangan yang harus dimiliki oleh bank umum dalam pemberian
kredit. Misalnya dengan ketentuan adanya reserve requirement
sebesar 20%, artinya bank umum harus mempunyai cadangan
sebesar Rp. 20 milyar untuk dapat memberikan kredit sebesar Rp.
100 milyar.
Dengan menaikkan reserve requirement pada bank umum, akan
mengurangi cadangan yang berlebihan pada bank umum sehingga
dapat mengurangi permintaan kredit dari masyarakat.
15. b. Politik Pasar Terbuka
Dengan kebijakan ini, bank sentral menjual surat
berharga seperti obligasi negara kepada masyarakat
dan bank. Ini akan mengakibatkan berkurangnya
uang di tangan masyarakat dan di lembaga-lembaga
kredit, sehingga pemberian kredit menjadi
berkurang.
16. c. Politik Diskonto atau Menaikkan Tingkat
Bunga
Kenaikan tingkat bunga dari bank sentral akan
mengurangi keinginan lembaga-lembaga kredit
untuk mengadakan pinjaman untuk memenuhi
permintaan masyarakat, yang berarti besarnya
kredit dari lembaga kredit berkurang.
17. 2. Cara Mencegah Inflasi Dengan Kebijakan
Fiskal
a. Penurunan pengeluaran pemerintah.
b. Menaikkan pajak, dimana kenaikan pajak
dapat mengurangi jumlah uang yang terlalu
besar.
c. Mengadakan Pinjaman Pemerintah
18. 3. Cara Mencegah Inflasi Dengan Kebijakan
Peningkatan Output (Produksi)
Kenaikan jumlah output dapat dicapai, misalnya
dengan penurunan bea masuk, sehingga impor
barang cenderung meningkat. Bertambahnya
barang cenderung menurunkan harga.
19. 4. Cara Mencegah Inflasi Dengan Kebijakan
Penentuan Harga
Dengan kebijakan ini, pemerintah misalnya
menentukan harga maksimum dari barang-
barang.
20. Aplikasi Teori Inflasi Dalam Bisnis (1)
1. Bagi perusahaan inflasi akan sangat merugikan karena inflasi
menyebabkan naiknya harga bahan baku yang akan
menyebabkan naiknya biaya produksi, sehingga perusahaan
harus menaikkan harga produk yang dijualnya. Ini akan
menyebabkan berkurangnya daya saing perusahaan.
2. Bagi pekerja di perusahaan inflasi juga akan merugikan
karena akibat kenaikan harga barang dan jasa menyebabkan
turunnya pendapatan riil mereka. Seringkali perusahaan
harus menyesuaikan gaji pegawai atau gaji buruhnya dengan
tingkat inflasi.
21. Aplikasi Teori Inflasi Dalam Bisnis (2)
3. Inflasi menyebabkan perusahaan harus lebih efisien dalam
memproduksi produk yang dihasilkannya, agar supaya
kenaikan harga produk akibat inflasi tidak terlalu tinggi,
sehingga perusahaan tetap memiliki daya saing.
4. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kenaikan harga
produk yang dijualnya akibat inflasi cenderung akan
menurunkan permintaan terhadap produk tersebut atau
menurunkan volume penjualan.