SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
JEMBATAN STRUKTUR RANGKA BAJA
PEMODELAN JEMBATAN RANGKA KASIH IBU
(K-TRUSS INTERNASIONAL BRIDGE UNION)
Elia Emisasmita 1, Muhammad Mukhtar B2, Yan Agus W. Adinata 3,
123 Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Email : elia131194@gmail.c om
ABSTRAK
Jembatan merupakan akses penghubung bagi pejalan kaki ataupun alat transportasi
dimana jembatan sangat dibutuhkan untuk penyeberangan jalan raya, sungai ataupun lembah.
Jembatan Kasih Ibu (K-truss Internasional Bridge Union) ini kami desain dengan harapan bisa
menyatukan kelebihan-kelebihan jembatan yang ada, baik segi kekuatan, kekakuan, estetika,
dan biaya.
Metode yang akan digunakan untuk pelaksanaan di lapangan yaitu metode
pemasangan dengan memakai perancah, dimana cara tersebut dipilih karena paling sesuai
dengan keadaan pekerjaan yang akan dihadapi. Sedangkan metode yang digunakan untuk
pemodelan menggunakan metode eksperimen/ pengujian laboratorium. Jembatan dibuat
pemodelan menggunakan stik es krim dengan dimensi sesuai dengan desain pemodelan.
Beban rencana yang mampu dipikul jembatan tersebut adalah 200 kg dengan defleksi
maksimum 0,6 mm.
Hasil pengujian di laboratorium mengenai model jembatan yang telah dibuat
sebelumnya dengan dimensi yang telah direncanakan menunjukkan bahwa pada pembebanan
60 kg sudah mencapai defleksi maksimum atau bisa dikatakan runtuh. Terlihat bahwa hasil
pengujian laboratorium tidak sesuai dengan desain, sehingga solusi yang bisa diambil adalah
dengan cara merevisi desain yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil revisi desain dalam
SAP2000 apabila jembatan dibebani dengan beban 60 kg harus sudah mencapai defleksi
maksimum yaitu 0,6 mm. Untuk itu solusi yang dilakukan yaitu merubah dimensi pada
perencanaan sebelumnya sesuai dengan hasil pengujian pada laboratorium.
Kata kunci : Jembatan, K-truss, Defleksi.
PENDAHULUAN
Jembatan merupakan sarana transportasi yang mempunyai peranan penting bagi
kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan menghubungkan rute atau lintasan
transportasi yang terpisah oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api
dan perlintasan lainnya.Jembatan yang akan diterapkan adalah jembatan rangka baja. Berikut
adalah kelebihan jembatan rangka baja : (1) Bila dibandingkan dengan beton baja lebih ringan;
(2) Baja lebih mudah untuk dibongkar atau dipindahkan; (3) Konstruksi baja dapat dipergunakan
lagi; (4) Pemasangannya relatif mudah; (5) Baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu
dari pabrik.
Kriteria perencanaan struktur adalah memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan
daktilitas. Kekuatan dikaitkan dengan besarnya tegangan yang mampu dipikul tanpa rusak, baik
berupa deformasi besar (yielding) atau fracture (terpisah). Parameternya berupa tegangan leleh
dan ultimate. Faktor kekakuan adalah besarnya gaya untuk menghasilkan satu unit deformasi,
parameternya berupa Modulus Elastisitas. Faktor daktilitas terkait dengan besarnya deformasi
sebelum keruntuhan (failure) terjadi, suatu faktor penting untuk perencanaan struktur dengan
pembebanan tak terduga atau sukar diprediksi (gempa atau angin).
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
LANDASAN TEORI
Jembatan kerangka merupakan jembatan yang konsepnya hampir sama dengan
jembatan lengkung disebut juga sebagai truss bridge. Truss adalah suatu kerangka yang terdiri
dari beberapa batang saling diikat bersama sehingga beban yang diterapkan pada sendi hanya
menghasilkan tegangan langsung atau kompresi. Struktur bangunan bawah jembatan memiliki
fungsi untuk mendukung dan meneruskan gaya-gaya dari bangunan atas ke pondasi, kemudian
pondasi meneruskan ke lapisan tanah di bawahnya. Dapat dikatakan struktur bangunan bawah
jembatan dan pondasi dapat menentukan stabil tidaknya suatu struktur bangunan yang berada
di atasnya. Pada umumnya struktur bawah dapat berupa kepala jembatan (abautment) dan pilar
(piers). Kepala jembatan/ abautment adalah struktur bawah jembatan yang berada di kedua
ujung jembatan yang berfungsi untuk menerima beban langsung dan struktur atas. Pilar/ piers
terletak di tengah jembatan (di tengah sungai) yang memiliki kesamaan fungsi dengan kepala
jembatan yaitu mentransfer gaya jembatan rangka ke tanah.
Gambar 1. Bagian-bagian jembatan
(Sumber : www.google.com, 2012)
Dalam perencanaan jembatan, pembebanan yang diberlakukan pada jembatan jalan
raya mengacu pada standar ā€œRSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatanā€.
ā€œStandar Pembebanan untuk Jembatanā€ 2004 memuat beberapa penyesuaian berikut:
1. Gaya rem dan gaya sentrifugal yang semula mengikuti Austroads, dikembalikan ke
Peraturan Nr. 12/1970 dan Tata Cara SNI 03-1725-1989 yang sesuai AASHTO.
2. Faktor beban ultimit dari ā€œBeban Jembatanā€ BMS-1992 direduksi dari nilai 2 ke 1,8 untuk
beban hidup yang sesuai AASHTO.
3. Kapasitas beban hidup keadaan batas ultimit (KBU) dipertahankan sama sehingga faktor
beban 1,8 menimbulkan kenaikan kapasitas beban hidup keadaan batas layan (KBL)
sebesar 2/1,8 ~ 11,1 %. Kenaikan beban hidup layan atau nominal (KBL) meliputi : (a)
ā€œBeban Tā€ truk desain dari 45 ton menjadi 50 ton ; (b) ā€œBeban roda desain dari 10 ton menjadi
11,25 ton ; (c) ā€œBeban Dā€ terbagi rata (BTR) dari q = 8 kPa menjadi 9 kPa ; (d) ā€œBeban Dā€
garis terpusat (BGT) dari p = 44 kN/m menjadi 49 kN/m
4. Beban mati ultimit (KBU) diambil pada tingkat nominal (faktor beban = 1) dalam pengecekan
stabilitas geser dan guling dari pondasi langsung.
KRITERIA PERANCANGAN
Perancangan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan ketika kita akan
merancang suatu desain jembatan. Dalam merancang suatu jembatan harus memperhatikan
hal-hal berikut : (1) Pemilihan lokasi ; (2) Penentuan kondisi eksternal ; (3) Stabilitas konstruksi ;
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
(4) Ekonomis ; (5) Pertimbangan pelaksanaan ; (6) Pertimbangan pemeliharaan ; (7) Keamanan
dan kenyamanan ; (8) Estetika.
Material
Setelah dapat memahami hal-hal yang ada di atas maka kita dapat merancang
suatu jembatan yang ideal dan memenuhi ketentuan yang ada. Adapun jenis material yang
digunakan untuk perancangan jembatan yaitu menggunakan baja.
Tabel 1. Sifat Mekanis Struktural Baja (SNI 03-1729-2002)
Jenis Baja Tegangan Putus
Minimum, Fu
(MPa)
Tegangan Leleh
Minimum, Fy
(MPa)
Peregangan
Minimum (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 19
BJ 55 550 410 13
Sifat-sifat mekanis struktural baja lainnya ditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas, E = 200.000 Mpa
Modulus geser, G = 80.000 Mpa
Angka poisson = 0,3
Koefisien pemuaian = 12 x 10-6/C
Gambar 2. Kurva Tegangan-Regangan
(Sumber: www.google.com, 2011)
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Gambar 3. Bentuk Profil Baja
(Sumber : Brahmantyo, 2012)
Alat Sambung
Sistem sambungan merupakan bagian yang paling penting pada perencanaan
konstruksi baja, dimana sambungan yang merupakan titik buhul menghubungkan beberapa
rangka batang menjadi sebuah rangka batang. Karena sambungan berperan menyalurkan gaya
ke komponen-komponen, maka sambungan tersebut harus memenuhi kriteria umum sebagai
berikut : (1) Kekuatan (strength) ; (2) Kekakuan (stiffness) ; (3) Ekonomis.
Macam-macam alat sambung yaitu : (1) Baut (bolt) ; (2) Paku keling (rivet) ; (3) Las
(welding) ; (4) Paku pin.
Pembebanan
Beban yang digunakan dalam perhitungan tegangan jembatan bersifat tetap (beban
tetap), yang dibagi menjadi : (1) Berat sendiri (MS) ; (2) Beban mati tambahan (MA) ; (3) Beban
lajur ā€œDā€ (TD) ; (4) Gaya rem ; (5) Pembebanan untuk jalan kaki (TP) ; (6) Beban angin (EW) ;
(7) Beban Gempa (EQ).
Pada proses analisa pembebanan yang kami lakukan yaitu dengan 3 tahap, yaitu:
(1) Tahap 1/4 bentang dengan beban tetap sebesar 20 KN, 40 KN, 60 KN, sampai dengan 200
KN ; (2) Tahap 1/2 bentang dengan beban tetap ; (3) Tahap mati bentang sama dengan tahap
1/2 bentang.
Pembebanan jembatan prototype
Gambar 4. Desain Jembatan Prototype
(Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Gambar 5. Pembebanan BGT dan BTR jembatan prototype
(Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
SISTEM STRUKTUR
Dalam perencanaan struktur, jembatan dibagi ke dalam dua sistem struktur, yaitu
sistem struktur bawah (substructure) dan sistem struktur atas (superstructure).
Struktur Bawah
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul beban struktur atas dan beban lain
yang ditimbulkan oleh tekanana tanah, aliran air, dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada
tumbuan untuk disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke
dasar tanah.Struktur bawah jembatan pada umumnya meliputi :
1. Pangkal Jembatan (abutment), meliputi : (a) Dinding belakang ; (b) Dinding penahan ; (c)
Dinding sayap ; (d) Oprit, plat injak ; (e) Konsol pendek untuk jacking ; (f) Tumpuan.
2. Pilar Jembatan, meliputi : (a) Kepala pilar ; (b) Pilar ; (c) Konsol ; (d) Tumpuan ; (e) Pondasi.
Gambar 6. Sistem struktur jembatan
(Sumber : www.google.com, 2013)
Struktur atas
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu lintas kendaraan, gaya rem,
beban pejalan kaki dan lain sebagainya.
1. Trotoar, meliputi : (a) Sandaran dan tiang sandaran ; (b) Peninggi trotoar ; (c) Slab lantai
trotoar
2. Slab lantai kendaraan
3. Gelagar
4. Balok diafragma
5. Ikatan Pengaku
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
6. Tumpuan
Gambar 7. Struktur jembatan atas
(Sumber : www.google.com, 2012)
METODE PERAKITAN JEMBATAN
Ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan untuk pekerjaan pemasangan/
penyetelan perangkat jembatan rangka baja yaitu :
1. Pemasangan dengan cara memakai perancah.
2. Pemasangan dengan cara cantilever (pemasangan konsol sepotong demi sepotong).
3. Pemasangan dengan cara peluncuran, dibagi : (a) Bentang Tulangan ; (b) Bentang lebih dari
satu
4. Kombinasi dari ketiga cara diatas.
Dari empat cara tersebut dipilih cara yang paling sesuai dengan keadaan pekerjaan
yang akan dihadapi. Metode perakitan yang kami pilih dan sesuai dengan perencanaan yaitu:
Pemasangan dengan cara memakai perancah.
Persiapan
Sebelum melaksanakan perakitan jembatan, akan dilakukan terlebih dahulu
persiapan-persiapan untuk semua metode perakitan jembatan. Berikut ini adalah persiapan
yang harus dilakukan agar resiko dalam pekerjaan dapat terkurangi.
1. Menetapkan lokasi penumpukan material jembatan
2. Fasilitas yang baik pada daerah penumpukan material jembatan
3. Sebelum material jembatan ditumpuk, lebih dahulu diberi tanda (misal A untuk batang atas,
B untuk batang bawah)
4. Tetapkan cara penumpukan bagian-bagian material jembatan
5. Pada saat penumpukan lakukan pengecekan ulang tentang ukuran dimensi dan jumlahnya
dan diberi tanda check list
6. Mutu dan dimensi tiap-tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul, batang-batang
rangka dalam keadaaan tidak rusak/ bengkok dan sebagainya
7. Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar dari pada batang yang disambung (struktur
sambungan harus lebih kuat dari batang utuh)
8. Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan momen sekunder,
maka garis netral tiap batang yang harus bertemu harus berpotongan melalui satu titik.
Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang kami gunakan adalah pemasangan dengan cara
perancah. Metode pemasangan perancah dipilih bila keadaan sungai sebagai berikut :
1. Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancah
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
2. Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancah yang terlalu
tinggi
3. Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap tiang
perancah
4. Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang perancah
5. Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara bagi
bangunan/ jembatan baru yang akan dibangun.
Pemeriksaan Jembatan
Pemeriksaan ulang setelah jembatan jadi mulai dari : (a) Memeriksa kembali ukuran
jembatan yang sebenarnya; (b) Memeriksa kembali kekencangan baut maupun klem; (c)
mengecat kembali bagian - bagian yang lecet akibat pelaksanaan jembatan untuk melindungi
agar tidak berkarat; (d) Memeriksa pekerjaan dari yang sederhana hingga mendetail.
METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN
Metode Perawatan
Perawatan jembatan mencakup 3 jenis yaitu, sebagai berikut :
Perawatan rutin
Perawatan rutin pada dasarnya menjaga jembatan dalam keadaan seperti
semulanya dan mencangkup pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup
sederhana.pemeliharaan rutin harus di mulai pada waktu jembatan selesai di bangun (
jembatan masih dalam keadaan baru ) dan di lanjutkan pada seumur jembatn tersebut. Hal ini
merupakan suatu pengalokasian dana yang efektif dalam hal perawatan lingkup pekerjaan
perawatan. Jembatan harus dibersihan dengan baik dan tepat untuk menjamin bahwa
penumpukan kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan atau jembatan
secra keseluruhan di kemudian hari. Kegiatan pembersihan mencakup :
1. Membersihkan tanah, kerikil, pasir, dan sebagainya dari tempat tempat yang seharusnya
tidak ada yang mungkin mempunyai pengaruh yang membahayakan terhadap : (a) Semua
drainase lantai ; (b) Exspansion joint ; (c) Daerah sekitar perletakan/landasan dan
exspansion joint ; (d) Semua komponen rangka yang menahan kotoran dan sampah ; (e)
Tiang sandaran dan sandarannya ; (f) Gelagar melintang ; (g) Ikatan angin horizontal ; (h)
Flens pada gelagar dan diaphragma yang berbentuk rangka ; (i) Bagian atas balok kepala ;
(j) Lubang suling-suling di kepala jembatan.
2. Pembersihan tumbuhan liar, terutama ada daerah perletakan/ landasan dan exspansion
joint pada dinding batu atau beton dan sekitar struktur kayu, pembersihan tersebut harus
dilakukan pada daerah kurang lebih 3 m dari setiap sisi jembatan
3. Membersihkan atau mencuci tanda tanda, papan nama jembatan, dan sandaran yang dicat,
terbagi atas ; (a) Pengecatan sederhana ; (b) Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan ;
(c) Penanganan kerusakan ringan.
Perawatan berkala
Perawatan berkala adalah usaha untuk menjaga jembatan agar tetap dalam kondisi
dan daya layan yang baik setelah pembaangunan yang mencangkup beberapa kegiatan yaitu :
1. Kegiatan pemeliharaan berkala yang diduga : (a) Pengecatan ulang ; (b) Penggantian
lapisan permukaan ; (c) Penggantian lantai kayu ; (d) Penggantian kayu jalur roda
kendaraan ; (e) Pembersihan jembatan secara keseluruhan ; (f) Perawatan peletakan atau
landasan ; (g) Penggantian exspansion joint,
2. Perbaikan sederhana : (a) Penggantian bagian bagian dan elemen - elemen kecil ; (b)
Perbaikan tiang dan sandaran ; (c) Perawatan bagian bagian yang bergerak ; (d) Perkuatan
bagian yang structural ; (e) Perbaikan tebing yang longsor dan terkena erosi ; (f) Perbaikan
bangunan pengaman yang sederhana,
3. Perawatan berkala yang terencana : (a) Melindungi bagian baja terhadap karat ; (b)
Memberi tanda pada elemen tertentu ; (c) Mengarahkan lalu lintas ; (d) Melindungi kayu
terhadap pembusukan serangga ; (e) Melindungi beton terhadap kelembaban ; (f)
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Penggantian lapisan aspal ; (g) Penggantian lantai kayu dan jalur roda kendaraan ; (h)
Pembersihan utama ; (i) Landasan atau perletakan,
4. Perbaikan ringan : (a) Penggantian bagian ā€“ bagian kecil ; (b) Membersihkan atau
memperbaiki bagian yang bergerak.
Perbaikan darurat dan penanganan sementara
Perbaikan darurat pada hakikatnya merupakan kejadian yang tak terduga.Perbaikan
darurat dapat berbentuk dari yang paling sederhana yaitu perbaikan sandaran jembatan yang
rusak atau pemasangan jembatan sementara diatas jembatan yang runtuh akibat banjir atau
beban yang berlebihan. Penanggulangan darurat dapat mencakup kegiatan kegiatan sebagai
berikut : (1) Perbaikan pada bagian awal guard rail (pengaman) ; (2) Pembuatan bangunan
penahan tanah untuk menahan timbunan dan sebagainya ; (3) Perbaikan bangunan
pengamanan aliran sungai ; (4) Pembuatan pembatasan sementara lainnya atau pengalihan
lalu lintas ke jalan alternative ; (5) Pemasangan jembatan sementara ; (6) Penggantian
komponen.
Penanganan sementara dapat mencangkup kegiatan sebagai berikut : (1) Membuat
penyangga sementara dari bagian bawah gelagar ; (2) Penambahan baut untuk memperkuat
komponen ; (3) Penambahan tiang pancang pada tiang pancang yang sudah ada ; (4)
Memasang bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada guna memindahkan beban
bangunan atas yang ada.
Tujuan Perawatan
Tujuan pemeriksaan jembatan adalah membantu untuk menyakinkan bahwa
jembatan masih berfungsi dan aman serta diperlukan pemeliharaan atau perbaikan pada
waktu yang sudah di tentukan. Jadi pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan
yaitu : (1) Memeriksa keamanan jembatan pada waktu jembatan masih berfungsi ; (2)
Mencegah penutupan traffic pada jembatan ; (3) Mendata kondisi jembatan pada saat itu ;
(4) Menyiapkan feedback untuk personil perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan ; (5)
Memeriksa pengaruh akibat beban kendaraan daan jumlah kendaraan ; (6) Memantau
keadaan jembatan dalam jangka waktu yamg lama ; (7) Menyiapkan informasi untuk rating
pembebanan jembatan.
Jenis Perawatan
Terdapat 5 jenis pemeriksaan jembatan yang di laksanakan di bawah BMS, yaitu ;
Pemeriksaan invertarisasi
Pemeriksaan invertarisasi mendaftar secara detail semua fsik jembatan yang terkait
yaitu, panjang, lebar, jenis konstruksi, fungsi, lalu lintas, dan sebagainya. Pemeriksaan ini di
lakukan hanya sekali yaitu pada saat awal pekerjaan sistem manajemen jembatan.
Pemeriksaan detail
Pemeriksaan detail jembatan melakukan pengecekan atau pemeriksaan secara rinci
terhadap semua elemen jembatan. Inspektur jembatan akan memberi nilai pada elemen dan
bagian jembtan yang di periksa. Pemeriksaan ini di lakukan dalam tenggang waktu 2 ā€“ 5 tahun
tergantung dari kondisi jembatan yang bersangkutan.
1. Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan rutin di lakukam setiap tahun untuk menjamin sesuatu yang tidak di harapkan
terjadi dan untuk mengecek atau memeriksa bahwa pemeliharaan rutin di laksanakan
secara efektif.
2. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus akan di lakukan apabila inspekturjembatan yang telah melakukan
pemeriksaan detail tidak begitu yakin ats masalahnya atau tidak bisa menganalisa
kerusakan secara tepat.
3. Pemeriksaan sekilas
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Pemeriksaan sekilas merupakan pemeriksaan visual secara singkat terhadap jembatan,
yang biasanya berhubungan dengan pemeriksaan jalan.
METODE PERBAIKAN
Perbaikan Struktur Bawah
Pondasi
Antisipasi dan perbaikan dari pondasi adalah sebagai berikut:
1. Dasar laut/sungai 50 samapai 100 m arah hulu dari jembatan harus stabil. Dilokasi tersebut
aktivitas seperti pelaksanaan konstruksi, penggalian pasir, pengambilan bahan galian, dan
peledakan tidak boleh dilakukan.
2. Jika akan dilakukan pemasangan pipa dibawah tanah, pembuatan berbagai jenis sumur
atau struktur dibawah tanah lainnya disekitar tepi pile cup, harus dilakukan analisis dan
perhitungan terlebih dahulu, dan dilakukan perkuatan perkuatan jika diperlukan. Setelah
selesai galian harus ditimbun kembali..
Perawatan Dan Perbaikan Struktur Atas Jembatan Rangka
Dek beton
Peletakan dek beton harus diperiksa terhadap potensi keretakan yang dapat terjadi
dipermukaan dan dibagian bawah. Pemeriksaan meliputi lebar, panjang, piosisi, kepadatan dan
daerah retak.
Struktur baja
Kekakuan, kekuatan, dan stabilitas struktur baja harus memenuhi persyaratan desain.
Perbaikan elemen baja diperlukan jika terdapat kondisi berikut:
1. Panjang retakan pada sambungan gelagar utama dan balok melintang melebihi 5 meter.
2. Panjang retan disalah satu tepi ujung sayap tarik melebihi 20 mm.
3. Panjang retakan ditepi sayap tarik melebihi 5 mm, dan panjang retakan pada sambungan
las melebihi 10 mm.
4. Tingkat kegagalan baut kekuatan tinggi pada sambungan melebihi 10% atau mencapai 5
buah. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan penggantian elemen baja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Modelisasi Struktur
Modelisasi jembatan yang kami gunakan adalah jembatan rangka baja dengan
struktur batangnya berbentuk K atau juga dapat disebut K Truss.
PEMBAHASAN
Analisis Struktur
Uji coba yang kami lakukan adalah dengan pemodelan tiga jembatan dengan tipe K-
truss. Dari ketiga pemodelan jembatan tersebut, akan dipilih model jembatan yang memiliki
defleksi paling kecil. Untuk mendapatkan defleksi tersebut dilakukan analisis desain
menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0.
Analisis ketiga model jembatan tersebut adalah sebagai berikut odel jembatan
rangka (truss bridge) menggunakan beberapa model , antara lain :
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
1. Model pertama
Tabel 2. Analisis model menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0
Model 1
x (cm) z (cm) Pembebanan (kg) Defleksi (cm)
0 0 20 0.125
5.5 7 40 0.193
11 14 60 0.246
16.5 80 0.299
22 100 0.351
27.5 120 0.404
33 140 0.457
38.5 160 0.509
44 180 0.562
49.5 200 0.614
55
Gambar 8. Desain Jembatan SAP 2000 v. 11.0.0
(Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
2. Model Kedua
Tabel 3. Analisis model menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0
Model 2
x (cm) z (cm) Pembebanan (kg) Defleksi (cm)
0 0 20 0.162
5.5 7 40 0.223
11 14 60 0.285
16.5 80 0.347
22 100 0.409
27.5 120 0.47
33 140 0.532
38.5 160 0.594
44 180 0.656
49.5 200 0.717
55
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Gambar 9. Desain Jembatan SAP 2000 v. 11.0.0
(Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
3. Model Ketiga
Tabel 4. Analisis model menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0
Model 3
x (cm) z (cm) Pembebanan (kg) Defleksi (cm)
0 0 20 0.152
5.5 7 40 0.21
11 14 60 0.268
16.5 80 0.327
22 100 0.385
27.5 120 0.443
33 140 0.501
38.5 160 0.559
44 180 0.617
49.5 200 0.675
55
Gambar 10. Desain Jembatan SAP 2000 v. 11.0.0
(Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Gambar 11. Grafik Defleksi model
(Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
Dari ketiga model di atas, maka dipilih model dengan defleksi terkecil yaitu pada
model 1 dengan defleksi 0,6 mm. Model terpilih tersebut akan diuji di laboratorium untuk melihat
kesesuaian desain dengan hasil uji. Pada pengujian laboratorium jembatan model dibuat
dengan bahan stik es krim dan lem dengan ukuran yang sesuai, direncanakan mampu
menahan beban 200 KN dengan defleksi sebesar 0,6 mm.
Gambar 12. Jembatan model stik es krim
(Sumber : Koleksi foto pribadi, 2014)
Jarak antar gelagar melintang pada Jembatan Kasih Ibu sebesar 5,5 cm, jarak antar
gelagar memanjang sebesar 4 cm, dimensi bracing atas dan bawah sebesar 2x1 cm, dimensi
bracing samping sebesar 1x1 cm, dimensi bentang atas 2x 1,8 cm, dimensi bentang bawah
jembatan ini dibebani di laboratorium dengan keadaan seperti gambar di bawah ini.
0
50
100
150
200
250
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Beban
Defleksi
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Gambar 13. Pengujian di Laboratorium
(Sumber : Koleksi foto pribadi, 2014)
Gambar 14. Hasil pengujian laboratorium
(Sumber : Koleksi foto pribadi, 2014)
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
Gambar 15. Grafik hubungan beban dan defleksi
(Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
Ternyata setelah dilakukan pengujian, beban yang mampu dipikul jembatan tersebut
hanya 65 KN dengan defleksi yang sama dengan defleksi rencana (0,68 mm). Karena hasil
laboratorium jauh berbeda dengan desain, maka perlu dilakukan re-design hingga desain
sesuai dengan hasil laboratorium. Hasil re-design jembatan model 3 didapat sebagai berikut :
Desain Komponen Dan Sambungan
1. Desain pada deck yang digunakan adalah multiplek, pada papan sambung untuk perekatan
kayu gergajian kearah lebar dengan sejajar, terdiri dari:
a. Papan sambung utuh (solid jointed board) adalah papan sambung yang terdiri kayu
gergajian yang masih utuh.
b. Papan sambung tidak utuh (non solid jointed board) adalah papan sambung yang terdiri
dari bilah sambung atau kayu gergajian pendek yang disambung.
Ada lima cara penyambungan papan sambung dan bilah sambung tegak (butt joint),
sambungan jari (finger joint), sambungan miring (scraft joint), sambungan lidah dan alur
(tongue and groove joint) dan sambungan bangku (desk joint).
Gambar 16. Jembatan The Railroad Speers Bridge
(Sumber: www.google.com, 2013)
2. Desain ā€œKā€ pada jembatan mengacu pada jurnal jembatan The Railroad Speers Bridge
(Belle Vernon Railroad Bridge) yang menyebrangkan kereta api The Wheeling and Lake
Erie Railway di Sungai Monongahela dari Speers timur ke utara Belle Vernon di negara
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
Beban(Kn)
Defleksi(mm)
Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149)
BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1
bagian Pennsylvania. Struktur ini awalnya dirancang oleh Norfolk dan Western Railway
menggunakan gayaK-truss yang jarang digunakan di luar Great Plains. Rentang tingkat
tinggi melewati fitur segmen beberapa pendekatan yang lebih kecil di tepi timur sungai
karena lebar lembah.
Sambungan
Baut yang kami gunakan yaitu baut berkekuatan tinggi dan baut hitam.Baut
berkekuatan tinggi seperti A320 dan A490 kami gunakan di bagian gelagar, batang tepi bawah,
dan batang tepi atas.Bagian ikatan angin kami gunakan baut hitam.
SIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap model truss bridge dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari analisa yang dilakukan pada ketiga model dengan konsep ā€œK trussā€ didapatkan data:
model pertama mempunyai defleksi 0,614 mm, model kedua mempunyai defleksi 0,717
mm, dan model ketiga mempunyai defleksi 0,675 mm dengan beban 200 kg
2. Dari ketiga model jembatan tersebut dipilihlah model jembatan yang pertama dengan nama
ā€œKasih Ibuā€
3. Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, jembatan hanya mampu menahan beban
sampai 60 kg dan tidak sesuai dengan perencanaan dimana direncanakan mampu
menahan 200 kg, sehingga dilakukan revisi desain
4. Perawatan jembatan dilakukan secara rutin dan berkala.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan standarisasi nasional, (2005), RSNI T-02-2005 : Standar pembebanan untuk
jembatan, Badan standarisasi nasional
[2] https://candrazr.wordpress.com/2012/04/11/konfigurasi-jembatan-rangka-baja/
[3] http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-27150-3110040609-Chapter1.pdf
[4] http://eprints.undip.ac.id/34350/4/2184_CHAPTER_I.pdf
[5] http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/download/72/59
[6] Ir. Thamrin Nasution. 2012. Modul Kuliah ā€œSTRUKTUR BAJA IIā€. Departemen Teknik
Sipil, FTSP.ITM
[7] Pemeriksaan Jembatan Rangka Baja, No.005/BM/2009. Kementrian Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga
[8] Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, No.BMS7-CA. Departemen Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
[9] SNI 03-1729-2002
[10] Supriyadi, Bambang, dkk. 2012. Jembatan. UGM Press. Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
Ā 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan KolomIqbal Pratama
Ā 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
Ā 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
Ā 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
Ā 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasidwidam
Ā 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
Ā 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Muhammad Umari
Ā 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaIrham AF I
Ā 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
Ā 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangAnggi Rahayu
Ā 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
Ā 
9 contoh desain turap
9 contoh desain turap9 contoh desain turap
9 contoh desain turapbimapurwantoro
Ā 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
Ā 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
Ā 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGMira Pemayun
Ā 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatanAgus Tri
Ā 
Penyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan betonPenyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan betonAchmat Nasrulloh
Ā 

What's hot (20)

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
Ā 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
Ā 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Ā 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
Ā 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
Ā 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
Ā 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Ā 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Ā 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Ā 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Ā 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Ā 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
Ā 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
Ā 
9 contoh desain turap
9 contoh desain turap9 contoh desain turap
9 contoh desain turap
Ā 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
Ā 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
Ā 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Ā 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
Ā 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
Ā 
Penyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan betonPenyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan beton
Ā 

Similar to Jurnal jembatan rangka baja

Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
Ā 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANAgusPratama24
Ā 
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfgabriela771013
Ā 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdfBasirMedany
Ā 
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdfBasirMedany
Ā 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
Ā 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB bawon15505124020
Ā 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
Ā 
Tugas besar jembatan edit amah
Tugas besar jembatan edit amahTugas besar jembatan edit amah
Tugas besar jembatan edit amahMARIAMAHULM
Ā 
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdfmodulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdfFadliST
Ā 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanPPGHybrid1
Ā 
Analisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-strukturAnalisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-strukturagustinamanru
Ā 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfAgus Tri
Ā 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfAgus Tri
Ā 
Struktur jembatan
Struktur jembatanStruktur jembatan
Struktur jembatanYhan Pasassa
Ā 
Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8
Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8
Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8RanizaDwiSovartina
Ā 
Jenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanJenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanAgus Tri
Ā 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenIqlal Suriansyah
Ā 

Similar to Jurnal jembatan rangka baja (20)

Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
Ā 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
Ā 
JEMBATAN.ppt
JEMBATAN.pptJEMBATAN.ppt
JEMBATAN.ppt
Ā 
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
Ā 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
Ā 
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
Ā 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Ā 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Ā 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
Ā 
Tugas besar jembatan edit amah
Tugas besar jembatan edit amahTugas besar jembatan edit amah
Tugas besar jembatan edit amah
Ā 
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdfmodulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
Ā 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Ā 
Analisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-strukturAnalisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-struktur
Ā 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Ā 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Ā 
Struktur jembatan
Struktur jembatanStruktur jembatan
Struktur jembatan
Ā 
Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8
Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8
Rekayasa gempa tugas pertemuan 7&8
Ā 
Jembatan
JembatanJembatan
Jembatan
Ā 
Jenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanJenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatan
Ā 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Ā 

More from E Sanjani

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
Ā 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalanE Sanjani
Ā 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan IIE Sanjani
Ā 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanE Sanjani
Ā 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan betonE Sanjani
Ā 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
Ā 

More from E Sanjani (11)

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
Ā 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
Ā 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalan
Ā 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan II
Ā 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
Ā 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan beton
Ā 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Ā 

Recently uploaded

Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
Ā 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
Ā 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
Ā 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
Ā 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
Ā 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
Ā 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
Ā 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
Ā 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
Ā 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
Ā 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
Ā 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
Ā 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
Ā 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
Ā 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASMuhammadFiqi8
Ā 

Recently uploaded (16)

Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Ā 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
Ā 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Ā 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Ā 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Ā 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
Ā 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
Ā 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
Ā 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
Ā 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Ā 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
Ā 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Ā 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Ā 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Ā 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
Ā 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
Ā 

Jurnal jembatan rangka baja

  • 1. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 JEMBATAN STRUKTUR RANGKA BAJA PEMODELAN JEMBATAN RANGKA KASIH IBU (K-TRUSS INTERNASIONAL BRIDGE UNION) Elia Emisasmita 1, Muhammad Mukhtar B2, Yan Agus W. Adinata 3, 123 Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta Email : elia131194@gmail.c om ABSTRAK Jembatan merupakan akses penghubung bagi pejalan kaki ataupun alat transportasi dimana jembatan sangat dibutuhkan untuk penyeberangan jalan raya, sungai ataupun lembah. Jembatan Kasih Ibu (K-truss Internasional Bridge Union) ini kami desain dengan harapan bisa menyatukan kelebihan-kelebihan jembatan yang ada, baik segi kekuatan, kekakuan, estetika, dan biaya. Metode yang akan digunakan untuk pelaksanaan di lapangan yaitu metode pemasangan dengan memakai perancah, dimana cara tersebut dipilih karena paling sesuai dengan keadaan pekerjaan yang akan dihadapi. Sedangkan metode yang digunakan untuk pemodelan menggunakan metode eksperimen/ pengujian laboratorium. Jembatan dibuat pemodelan menggunakan stik es krim dengan dimensi sesuai dengan desain pemodelan. Beban rencana yang mampu dipikul jembatan tersebut adalah 200 kg dengan defleksi maksimum 0,6 mm. Hasil pengujian di laboratorium mengenai model jembatan yang telah dibuat sebelumnya dengan dimensi yang telah direncanakan menunjukkan bahwa pada pembebanan 60 kg sudah mencapai defleksi maksimum atau bisa dikatakan runtuh. Terlihat bahwa hasil pengujian laboratorium tidak sesuai dengan desain, sehingga solusi yang bisa diambil adalah dengan cara merevisi desain yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil revisi desain dalam SAP2000 apabila jembatan dibebani dengan beban 60 kg harus sudah mencapai defleksi maksimum yaitu 0,6 mm. Untuk itu solusi yang dilakukan yaitu merubah dimensi pada perencanaan sebelumnya sesuai dengan hasil pengujian pada laboratorium. Kata kunci : Jembatan, K-truss, Defleksi. PENDAHULUAN Jembatan merupakan sarana transportasi yang mempunyai peranan penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terpisah oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan raya, jalan kereta api dan perlintasan lainnya.Jembatan yang akan diterapkan adalah jembatan rangka baja. Berikut adalah kelebihan jembatan rangka baja : (1) Bila dibandingkan dengan beton baja lebih ringan; (2) Baja lebih mudah untuk dibongkar atau dipindahkan; (3) Konstruksi baja dapat dipergunakan lagi; (4) Pemasangannya relatif mudah; (5) Baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik. Kriteria perencanaan struktur adalah memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Kekuatan dikaitkan dengan besarnya tegangan yang mampu dipikul tanpa rusak, baik berupa deformasi besar (yielding) atau fracture (terpisah). Parameternya berupa tegangan leleh dan ultimate. Faktor kekakuan adalah besarnya gaya untuk menghasilkan satu unit deformasi, parameternya berupa Modulus Elastisitas. Faktor daktilitas terkait dengan besarnya deformasi sebelum keruntuhan (failure) terjadi, suatu faktor penting untuk perencanaan struktur dengan pembebanan tak terduga atau sukar diprediksi (gempa atau angin).
  • 2. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 LANDASAN TEORI Jembatan kerangka merupakan jembatan yang konsepnya hampir sama dengan jembatan lengkung disebut juga sebagai truss bridge. Truss adalah suatu kerangka yang terdiri dari beberapa batang saling diikat bersama sehingga beban yang diterapkan pada sendi hanya menghasilkan tegangan langsung atau kompresi. Struktur bangunan bawah jembatan memiliki fungsi untuk mendukung dan meneruskan gaya-gaya dari bangunan atas ke pondasi, kemudian pondasi meneruskan ke lapisan tanah di bawahnya. Dapat dikatakan struktur bangunan bawah jembatan dan pondasi dapat menentukan stabil tidaknya suatu struktur bangunan yang berada di atasnya. Pada umumnya struktur bawah dapat berupa kepala jembatan (abautment) dan pilar (piers). Kepala jembatan/ abautment adalah struktur bawah jembatan yang berada di kedua ujung jembatan yang berfungsi untuk menerima beban langsung dan struktur atas. Pilar/ piers terletak di tengah jembatan (di tengah sungai) yang memiliki kesamaan fungsi dengan kepala jembatan yaitu mentransfer gaya jembatan rangka ke tanah. Gambar 1. Bagian-bagian jembatan (Sumber : www.google.com, 2012) Dalam perencanaan jembatan, pembebanan yang diberlakukan pada jembatan jalan raya mengacu pada standar ā€œRSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatanā€. ā€œStandar Pembebanan untuk Jembatanā€ 2004 memuat beberapa penyesuaian berikut: 1. Gaya rem dan gaya sentrifugal yang semula mengikuti Austroads, dikembalikan ke Peraturan Nr. 12/1970 dan Tata Cara SNI 03-1725-1989 yang sesuai AASHTO. 2. Faktor beban ultimit dari ā€œBeban Jembatanā€ BMS-1992 direduksi dari nilai 2 ke 1,8 untuk beban hidup yang sesuai AASHTO. 3. Kapasitas beban hidup keadaan batas ultimit (KBU) dipertahankan sama sehingga faktor beban 1,8 menimbulkan kenaikan kapasitas beban hidup keadaan batas layan (KBL) sebesar 2/1,8 ~ 11,1 %. Kenaikan beban hidup layan atau nominal (KBL) meliputi : (a) ā€œBeban Tā€ truk desain dari 45 ton menjadi 50 ton ; (b) ā€œBeban roda desain dari 10 ton menjadi 11,25 ton ; (c) ā€œBeban Dā€ terbagi rata (BTR) dari q = 8 kPa menjadi 9 kPa ; (d) ā€œBeban Dā€ garis terpusat (BGT) dari p = 44 kN/m menjadi 49 kN/m 4. Beban mati ultimit (KBU) diambil pada tingkat nominal (faktor beban = 1) dalam pengecekan stabilitas geser dan guling dari pondasi langsung. KRITERIA PERANCANGAN Perancangan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan ketika kita akan merancang suatu desain jembatan. Dalam merancang suatu jembatan harus memperhatikan hal-hal berikut : (1) Pemilihan lokasi ; (2) Penentuan kondisi eksternal ; (3) Stabilitas konstruksi ;
  • 3. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 (4) Ekonomis ; (5) Pertimbangan pelaksanaan ; (6) Pertimbangan pemeliharaan ; (7) Keamanan dan kenyamanan ; (8) Estetika. Material Setelah dapat memahami hal-hal yang ada di atas maka kita dapat merancang suatu jembatan yang ideal dan memenuhi ketentuan yang ada. Adapun jenis material yang digunakan untuk perancangan jembatan yaitu menggunakan baja. Tabel 1. Sifat Mekanis Struktural Baja (SNI 03-1729-2002) Jenis Baja Tegangan Putus Minimum, Fu (MPa) Tegangan Leleh Minimum, Fy (MPa) Peregangan Minimum (%) BJ 34 340 210 22 BJ 37 370 240 20 BJ 41 410 250 18 BJ 50 500 290 19 BJ 55 550 410 13 Sifat-sifat mekanis struktural baja lainnya ditetapkan sebagai berikut: Modulus elastisitas, E = 200.000 Mpa Modulus geser, G = 80.000 Mpa Angka poisson = 0,3 Koefisien pemuaian = 12 x 10-6/C Gambar 2. Kurva Tegangan-Regangan (Sumber: www.google.com, 2011)
  • 4. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Gambar 3. Bentuk Profil Baja (Sumber : Brahmantyo, 2012) Alat Sambung Sistem sambungan merupakan bagian yang paling penting pada perencanaan konstruksi baja, dimana sambungan yang merupakan titik buhul menghubungkan beberapa rangka batang menjadi sebuah rangka batang. Karena sambungan berperan menyalurkan gaya ke komponen-komponen, maka sambungan tersebut harus memenuhi kriteria umum sebagai berikut : (1) Kekuatan (strength) ; (2) Kekakuan (stiffness) ; (3) Ekonomis. Macam-macam alat sambung yaitu : (1) Baut (bolt) ; (2) Paku keling (rivet) ; (3) Las (welding) ; (4) Paku pin. Pembebanan Beban yang digunakan dalam perhitungan tegangan jembatan bersifat tetap (beban tetap), yang dibagi menjadi : (1) Berat sendiri (MS) ; (2) Beban mati tambahan (MA) ; (3) Beban lajur ā€œDā€ (TD) ; (4) Gaya rem ; (5) Pembebanan untuk jalan kaki (TP) ; (6) Beban angin (EW) ; (7) Beban Gempa (EQ). Pada proses analisa pembebanan yang kami lakukan yaitu dengan 3 tahap, yaitu: (1) Tahap 1/4 bentang dengan beban tetap sebesar 20 KN, 40 KN, 60 KN, sampai dengan 200 KN ; (2) Tahap 1/2 bentang dengan beban tetap ; (3) Tahap mati bentang sama dengan tahap 1/2 bentang. Pembebanan jembatan prototype Gambar 4. Desain Jembatan Prototype (Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
  • 5. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Gambar 5. Pembebanan BGT dan BTR jembatan prototype (Sumber : Koleksi data pribadi, 2014) SISTEM STRUKTUR Dalam perencanaan struktur, jembatan dibagi ke dalam dua sistem struktur, yaitu sistem struktur bawah (substructure) dan sistem struktur atas (superstructure). Struktur Bawah Struktur bawah jembatan berfungsi memikul beban struktur atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanana tanah, aliran air, dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumbuan untuk disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke dasar tanah.Struktur bawah jembatan pada umumnya meliputi : 1. Pangkal Jembatan (abutment), meliputi : (a) Dinding belakang ; (b) Dinding penahan ; (c) Dinding sayap ; (d) Oprit, plat injak ; (e) Konsol pendek untuk jacking ; (f) Tumpuan. 2. Pilar Jembatan, meliputi : (a) Kepala pilar ; (b) Pilar ; (c) Konsol ; (d) Tumpuan ; (e) Pondasi. Gambar 6. Sistem struktur jembatan (Sumber : www.google.com, 2013) Struktur atas Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki dan lain sebagainya. 1. Trotoar, meliputi : (a) Sandaran dan tiang sandaran ; (b) Peninggi trotoar ; (c) Slab lantai trotoar 2. Slab lantai kendaraan 3. Gelagar 4. Balok diafragma 5. Ikatan Pengaku
  • 6. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 6. Tumpuan Gambar 7. Struktur jembatan atas (Sumber : www.google.com, 2012) METODE PERAKITAN JEMBATAN Ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan untuk pekerjaan pemasangan/ penyetelan perangkat jembatan rangka baja yaitu : 1. Pemasangan dengan cara memakai perancah. 2. Pemasangan dengan cara cantilever (pemasangan konsol sepotong demi sepotong). 3. Pemasangan dengan cara peluncuran, dibagi : (a) Bentang Tulangan ; (b) Bentang lebih dari satu 4. Kombinasi dari ketiga cara diatas. Dari empat cara tersebut dipilih cara yang paling sesuai dengan keadaan pekerjaan yang akan dihadapi. Metode perakitan yang kami pilih dan sesuai dengan perencanaan yaitu: Pemasangan dengan cara memakai perancah. Persiapan Sebelum melaksanakan perakitan jembatan, akan dilakukan terlebih dahulu persiapan-persiapan untuk semua metode perakitan jembatan. Berikut ini adalah persiapan yang harus dilakukan agar resiko dalam pekerjaan dapat terkurangi. 1. Menetapkan lokasi penumpukan material jembatan 2. Fasilitas yang baik pada daerah penumpukan material jembatan 3. Sebelum material jembatan ditumpuk, lebih dahulu diberi tanda (misal A untuk batang atas, B untuk batang bawah) 4. Tetapkan cara penumpukan bagian-bagian material jembatan 5. Pada saat penumpukan lakukan pengecekan ulang tentang ukuran dimensi dan jumlahnya dan diberi tanda check list 6. Mutu dan dimensi tiap-tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul, batang-batang rangka dalam keadaaan tidak rusak/ bengkok dan sebagainya 7. Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar dari pada batang yang disambung (struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh) 8. Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan momen sekunder, maka garis netral tiap batang yang harus bertemu harus berpotongan melalui satu titik. Pelaksanaan Metode pelaksanaan yang kami gunakan adalah pemasangan dengan cara perancah. Metode pemasangan perancah dipilih bila keadaan sungai sebagai berikut : 1. Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan pemasangan tiang perancah
  • 7. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 2. Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancah yang terlalu tinggi 3. Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap tiang perancah 4. Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang perancah 5. Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara bagi bangunan/ jembatan baru yang akan dibangun. Pemeriksaan Jembatan Pemeriksaan ulang setelah jembatan jadi mulai dari : (a) Memeriksa kembali ukuran jembatan yang sebenarnya; (b) Memeriksa kembali kekencangan baut maupun klem; (c) mengecat kembali bagian - bagian yang lecet akibat pelaksanaan jembatan untuk melindungi agar tidak berkarat; (d) Memeriksa pekerjaan dari yang sederhana hingga mendetail. METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN Metode Perawatan Perawatan jembatan mencakup 3 jenis yaitu, sebagai berikut : Perawatan rutin Perawatan rutin pada dasarnya menjaga jembatan dalam keadaan seperti semulanya dan mencangkup pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana.pemeliharaan rutin harus di mulai pada waktu jembatan selesai di bangun ( jembatan masih dalam keadaan baru ) dan di lanjutkan pada seumur jembatn tersebut. Hal ini merupakan suatu pengalokasian dana yang efektif dalam hal perawatan lingkup pekerjaan perawatan. Jembatan harus dibersihan dengan baik dan tepat untuk menjamin bahwa penumpukan kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan atau jembatan secra keseluruhan di kemudian hari. Kegiatan pembersihan mencakup : 1. Membersihkan tanah, kerikil, pasir, dan sebagainya dari tempat tempat yang seharusnya tidak ada yang mungkin mempunyai pengaruh yang membahayakan terhadap : (a) Semua drainase lantai ; (b) Exspansion joint ; (c) Daerah sekitar perletakan/landasan dan exspansion joint ; (d) Semua komponen rangka yang menahan kotoran dan sampah ; (e) Tiang sandaran dan sandarannya ; (f) Gelagar melintang ; (g) Ikatan angin horizontal ; (h) Flens pada gelagar dan diaphragma yang berbentuk rangka ; (i) Bagian atas balok kepala ; (j) Lubang suling-suling di kepala jembatan. 2. Pembersihan tumbuhan liar, terutama ada daerah perletakan/ landasan dan exspansion joint pada dinding batu atau beton dan sekitar struktur kayu, pembersihan tersebut harus dilakukan pada daerah kurang lebih 3 m dari setiap sisi jembatan 3. Membersihkan atau mencuci tanda tanda, papan nama jembatan, dan sandaran yang dicat, terbagi atas ; (a) Pengecatan sederhana ; (b) Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan ; (c) Penanganan kerusakan ringan. Perawatan berkala Perawatan berkala adalah usaha untuk menjaga jembatan agar tetap dalam kondisi dan daya layan yang baik setelah pembaangunan yang mencangkup beberapa kegiatan yaitu : 1. Kegiatan pemeliharaan berkala yang diduga : (a) Pengecatan ulang ; (b) Penggantian lapisan permukaan ; (c) Penggantian lantai kayu ; (d) Penggantian kayu jalur roda kendaraan ; (e) Pembersihan jembatan secara keseluruhan ; (f) Perawatan peletakan atau landasan ; (g) Penggantian exspansion joint, 2. Perbaikan sederhana : (a) Penggantian bagian bagian dan elemen - elemen kecil ; (b) Perbaikan tiang dan sandaran ; (c) Perawatan bagian bagian yang bergerak ; (d) Perkuatan bagian yang structural ; (e) Perbaikan tebing yang longsor dan terkena erosi ; (f) Perbaikan bangunan pengaman yang sederhana, 3. Perawatan berkala yang terencana : (a) Melindungi bagian baja terhadap karat ; (b) Memberi tanda pada elemen tertentu ; (c) Mengarahkan lalu lintas ; (d) Melindungi kayu terhadap pembusukan serangga ; (e) Melindungi beton terhadap kelembaban ; (f)
  • 8. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Penggantian lapisan aspal ; (g) Penggantian lantai kayu dan jalur roda kendaraan ; (h) Pembersihan utama ; (i) Landasan atau perletakan, 4. Perbaikan ringan : (a) Penggantian bagian ā€“ bagian kecil ; (b) Membersihkan atau memperbaiki bagian yang bergerak. Perbaikan darurat dan penanganan sementara Perbaikan darurat pada hakikatnya merupakan kejadian yang tak terduga.Perbaikan darurat dapat berbentuk dari yang paling sederhana yaitu perbaikan sandaran jembatan yang rusak atau pemasangan jembatan sementara diatas jembatan yang runtuh akibat banjir atau beban yang berlebihan. Penanggulangan darurat dapat mencakup kegiatan kegiatan sebagai berikut : (1) Perbaikan pada bagian awal guard rail (pengaman) ; (2) Pembuatan bangunan penahan tanah untuk menahan timbunan dan sebagainya ; (3) Perbaikan bangunan pengamanan aliran sungai ; (4) Pembuatan pembatasan sementara lainnya atau pengalihan lalu lintas ke jalan alternative ; (5) Pemasangan jembatan sementara ; (6) Penggantian komponen. Penanganan sementara dapat mencangkup kegiatan sebagai berikut : (1) Membuat penyangga sementara dari bagian bawah gelagar ; (2) Penambahan baut untuk memperkuat komponen ; (3) Penambahan tiang pancang pada tiang pancang yang sudah ada ; (4) Memasang bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada guna memindahkan beban bangunan atas yang ada. Tujuan Perawatan Tujuan pemeriksaan jembatan adalah membantu untuk menyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi dan aman serta diperlukan pemeliharaan atau perbaikan pada waktu yang sudah di tentukan. Jadi pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan yaitu : (1) Memeriksa keamanan jembatan pada waktu jembatan masih berfungsi ; (2) Mencegah penutupan traffic pada jembatan ; (3) Mendata kondisi jembatan pada saat itu ; (4) Menyiapkan feedback untuk personil perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan ; (5) Memeriksa pengaruh akibat beban kendaraan daan jumlah kendaraan ; (6) Memantau keadaan jembatan dalam jangka waktu yamg lama ; (7) Menyiapkan informasi untuk rating pembebanan jembatan. Jenis Perawatan Terdapat 5 jenis pemeriksaan jembatan yang di laksanakan di bawah BMS, yaitu ; Pemeriksaan invertarisasi Pemeriksaan invertarisasi mendaftar secara detail semua fsik jembatan yang terkait yaitu, panjang, lebar, jenis konstruksi, fungsi, lalu lintas, dan sebagainya. Pemeriksaan ini di lakukan hanya sekali yaitu pada saat awal pekerjaan sistem manajemen jembatan. Pemeriksaan detail Pemeriksaan detail jembatan melakukan pengecekan atau pemeriksaan secara rinci terhadap semua elemen jembatan. Inspektur jembatan akan memberi nilai pada elemen dan bagian jembtan yang di periksa. Pemeriksaan ini di lakukan dalam tenggang waktu 2 ā€“ 5 tahun tergantung dari kondisi jembatan yang bersangkutan. 1. Pemeriksaan rutin Pemeriksaan rutin di lakukam setiap tahun untuk menjamin sesuatu yang tidak di harapkan terjadi dan untuk mengecek atau memeriksa bahwa pemeliharaan rutin di laksanakan secara efektif. 2. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus akan di lakukan apabila inspekturjembatan yang telah melakukan pemeriksaan detail tidak begitu yakin ats masalahnya atau tidak bisa menganalisa kerusakan secara tepat. 3. Pemeriksaan sekilas
  • 9. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Pemeriksaan sekilas merupakan pemeriksaan visual secara singkat terhadap jembatan, yang biasanya berhubungan dengan pemeriksaan jalan. METODE PERBAIKAN Perbaikan Struktur Bawah Pondasi Antisipasi dan perbaikan dari pondasi adalah sebagai berikut: 1. Dasar laut/sungai 50 samapai 100 m arah hulu dari jembatan harus stabil. Dilokasi tersebut aktivitas seperti pelaksanaan konstruksi, penggalian pasir, pengambilan bahan galian, dan peledakan tidak boleh dilakukan. 2. Jika akan dilakukan pemasangan pipa dibawah tanah, pembuatan berbagai jenis sumur atau struktur dibawah tanah lainnya disekitar tepi pile cup, harus dilakukan analisis dan perhitungan terlebih dahulu, dan dilakukan perkuatan perkuatan jika diperlukan. Setelah selesai galian harus ditimbun kembali.. Perawatan Dan Perbaikan Struktur Atas Jembatan Rangka Dek beton Peletakan dek beton harus diperiksa terhadap potensi keretakan yang dapat terjadi dipermukaan dan dibagian bawah. Pemeriksaan meliputi lebar, panjang, piosisi, kepadatan dan daerah retak. Struktur baja Kekakuan, kekuatan, dan stabilitas struktur baja harus memenuhi persyaratan desain. Perbaikan elemen baja diperlukan jika terdapat kondisi berikut: 1. Panjang retakan pada sambungan gelagar utama dan balok melintang melebihi 5 meter. 2. Panjang retan disalah satu tepi ujung sayap tarik melebihi 20 mm. 3. Panjang retakan ditepi sayap tarik melebihi 5 mm, dan panjang retakan pada sambungan las melebihi 10 mm. 4. Tingkat kegagalan baut kekuatan tinggi pada sambungan melebihi 10% atau mencapai 5 buah. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan penggantian elemen baja. HASIL DAN PEMBAHASAN Modelisasi Struktur Modelisasi jembatan yang kami gunakan adalah jembatan rangka baja dengan struktur batangnya berbentuk K atau juga dapat disebut K Truss. PEMBAHASAN Analisis Struktur Uji coba yang kami lakukan adalah dengan pemodelan tiga jembatan dengan tipe K- truss. Dari ketiga pemodelan jembatan tersebut, akan dipilih model jembatan yang memiliki defleksi paling kecil. Untuk mendapatkan defleksi tersebut dilakukan analisis desain menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0. Analisis ketiga model jembatan tersebut adalah sebagai berikut odel jembatan rangka (truss bridge) menggunakan beberapa model , antara lain :
  • 10. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 1. Model pertama Tabel 2. Analisis model menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0 Model 1 x (cm) z (cm) Pembebanan (kg) Defleksi (cm) 0 0 20 0.125 5.5 7 40 0.193 11 14 60 0.246 16.5 80 0.299 22 100 0.351 27.5 120 0.404 33 140 0.457 38.5 160 0.509 44 180 0.562 49.5 200 0.614 55 Gambar 8. Desain Jembatan SAP 2000 v. 11.0.0 (Sumber : Koleksi data pribadi, 2014) 2. Model Kedua Tabel 3. Analisis model menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0 Model 2 x (cm) z (cm) Pembebanan (kg) Defleksi (cm) 0 0 20 0.162 5.5 7 40 0.223 11 14 60 0.285 16.5 80 0.347 22 100 0.409 27.5 120 0.47 33 140 0.532 38.5 160 0.594 44 180 0.656 49.5 200 0.717 55
  • 11. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Gambar 9. Desain Jembatan SAP 2000 v. 11.0.0 (Sumber : Koleksi data pribadi, 2014) 3. Model Ketiga Tabel 4. Analisis model menggunakan SAP 2000 v. 11.0.0 Model 3 x (cm) z (cm) Pembebanan (kg) Defleksi (cm) 0 0 20 0.152 5.5 7 40 0.21 11 14 60 0.268 16.5 80 0.327 22 100 0.385 27.5 120 0.443 33 140 0.501 38.5 160 0.559 44 180 0.617 49.5 200 0.675 55 Gambar 10. Desain Jembatan SAP 2000 v. 11.0.0 (Sumber : Koleksi data pribadi, 2014)
  • 12. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Gambar 11. Grafik Defleksi model (Sumber : Koleksi data pribadi, 2014) Dari ketiga model di atas, maka dipilih model dengan defleksi terkecil yaitu pada model 1 dengan defleksi 0,6 mm. Model terpilih tersebut akan diuji di laboratorium untuk melihat kesesuaian desain dengan hasil uji. Pada pengujian laboratorium jembatan model dibuat dengan bahan stik es krim dan lem dengan ukuran yang sesuai, direncanakan mampu menahan beban 200 KN dengan defleksi sebesar 0,6 mm. Gambar 12. Jembatan model stik es krim (Sumber : Koleksi foto pribadi, 2014) Jarak antar gelagar melintang pada Jembatan Kasih Ibu sebesar 5,5 cm, jarak antar gelagar memanjang sebesar 4 cm, dimensi bracing atas dan bawah sebesar 2x1 cm, dimensi bracing samping sebesar 1x1 cm, dimensi bentang atas 2x 1,8 cm, dimensi bentang bawah jembatan ini dibebani di laboratorium dengan keadaan seperti gambar di bawah ini. 0 50 100 150 200 250 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Beban Defleksi
  • 13. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Gambar 13. Pengujian di Laboratorium (Sumber : Koleksi foto pribadi, 2014) Gambar 14. Hasil pengujian laboratorium (Sumber : Koleksi foto pribadi, 2014)
  • 14. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 Gambar 15. Grafik hubungan beban dan defleksi (Sumber : Koleksi data pribadi, 2014) Ternyata setelah dilakukan pengujian, beban yang mampu dipikul jembatan tersebut hanya 65 KN dengan defleksi yang sama dengan defleksi rencana (0,68 mm). Karena hasil laboratorium jauh berbeda dengan desain, maka perlu dilakukan re-design hingga desain sesuai dengan hasil laboratorium. Hasil re-design jembatan model 3 didapat sebagai berikut : Desain Komponen Dan Sambungan 1. Desain pada deck yang digunakan adalah multiplek, pada papan sambung untuk perekatan kayu gergajian kearah lebar dengan sejajar, terdiri dari: a. Papan sambung utuh (solid jointed board) adalah papan sambung yang terdiri kayu gergajian yang masih utuh. b. Papan sambung tidak utuh (non solid jointed board) adalah papan sambung yang terdiri dari bilah sambung atau kayu gergajian pendek yang disambung. Ada lima cara penyambungan papan sambung dan bilah sambung tegak (butt joint), sambungan jari (finger joint), sambungan miring (scraft joint), sambungan lidah dan alur (tongue and groove joint) dan sambungan bangku (desk joint). Gambar 16. Jembatan The Railroad Speers Bridge (Sumber: www.google.com, 2013) 2. Desain ā€œKā€ pada jembatan mengacu pada jurnal jembatan The Railroad Speers Bridge (Belle Vernon Railroad Bridge) yang menyebrangkan kereta api The Wheeling and Lake Erie Railway di Sungai Monongahela dari Speers timur ke utara Belle Vernon di negara 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 Beban(Kn) Defleksi(mm)
  • 15. Jembatan Struktur Rangka Baja Pemodelan Jembatan Rangka Kasih Ibuā€¦(Elia Emisasmita, Dkk/hal. 134-149) BRIDGE, , VOL.2 NO.2, September 2015 1 bagian Pennsylvania. Struktur ini awalnya dirancang oleh Norfolk dan Western Railway menggunakan gayaK-truss yang jarang digunakan di luar Great Plains. Rentang tingkat tinggi melewati fitur segmen beberapa pendekatan yang lebih kecil di tepi timur sungai karena lebar lembah. Sambungan Baut yang kami gunakan yaitu baut berkekuatan tinggi dan baut hitam.Baut berkekuatan tinggi seperti A320 dan A490 kami gunakan di bagian gelagar, batang tepi bawah, dan batang tepi atas.Bagian ikatan angin kami gunakan baut hitam. SIMPULAN Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap model truss bridge dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari analisa yang dilakukan pada ketiga model dengan konsep ā€œK trussā€ didapatkan data: model pertama mempunyai defleksi 0,614 mm, model kedua mempunyai defleksi 0,717 mm, dan model ketiga mempunyai defleksi 0,675 mm dengan beban 200 kg 2. Dari ketiga model jembatan tersebut dipilihlah model jembatan yang pertama dengan nama ā€œKasih Ibuā€ 3. Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, jembatan hanya mampu menahan beban sampai 60 kg dan tidak sesuai dengan perencanaan dimana direncanakan mampu menahan 200 kg, sehingga dilakukan revisi desain 4. Perawatan jembatan dilakukan secara rutin dan berkala. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan standarisasi nasional, (2005), RSNI T-02-2005 : Standar pembebanan untuk jembatan, Badan standarisasi nasional [2] https://candrazr.wordpress.com/2012/04/11/konfigurasi-jembatan-rangka-baja/ [3] http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-27150-3110040609-Chapter1.pdf [4] http://eprints.undip.ac.id/34350/4/2184_CHAPTER_I.pdf [5] http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/download/72/59 [6] Ir. Thamrin Nasution. 2012. Modul Kuliah ā€œSTRUKTUR BAJA IIā€. Departemen Teknik Sipil, FTSP.ITM [7] Pemeriksaan Jembatan Rangka Baja, No.005/BM/2009. Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga [8] Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, No.BMS7-CA. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. [9] SNI 03-1729-2002 [10] Supriyadi, Bambang, dkk. 2012. Jembatan. UGM Press. Yogyakarta.