Fungsi penyimpanan, media visual dapat membantu siswa untuk
menyimpan informasi lebih lama dibandingkan dengan teks saja.
Berdasarkan fungsi di atas, maka media permainan monopoli diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Pademangan Timur
01 Jakarta Utara.
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan hasil belajar IPA materi Ciri
Khusus Hewan melalui media
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
karil pkp pgsd
1. 1
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI
KHUSUS HEWAN MELALUI MEDIA PERMAINAN
MONOPOLI PADA SISWA KELAS VI
SDN PADEMANGAN TIMUR 01
JAKARTA UTARA
Nama : Endang Setiyowati
NIM : 836194391
Email : endzai99@gmail.com
ABSTRAK
Ditemukan fakta rendahnya nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VI SDN
Pademangan Timur 01 dalam pembelajaran IPA dengan materi Ciri Khusus pada
Hewan dengan presentase ketuntasan hasil belajar siswa hanya 51,72%. Oleh karena
itu, munculah sebuah permasalahan: “Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar
IPA dengan materi Ciri Khusus pada Hewan melalui media permainan monopoli pada
siswa kelas VI SDN Pademangan Timur 01 Jakarta Utara?” Jadi, penelitian ini
bertujuan menemukan media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI
SDN Pademangan Timur 01 Jakarta Utara dalam mata pelajaran IPA dengan materi
Ciri Khusus pada Hewan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam 2 siklus.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada minggu kedua sampai minggu keempat
bulan Agustus 2016 di kelas VI SDN Pademangan Timur 01 Jakarta Utara. Setiap
siklusnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Peneliti
menganalisis nilai hasil belajar dari setiap uji kompetensi di setiap siklus secara
kuantitatif dengan menggunakan presentase tingkat ketuntasan hasil belajar siswa.
Sedangkan komentar kolabolator selama pembelajaran di setiap siklus diananlisis secara
kualitatif.
Berdasarkan pengolahan data kuantitatif, terjadi peningkatan presentase
ketuntasan hasil belajar siswa kelas VI SDN Pademangan Timur 01 Jakarta Utara pada
siklus 1 menjadi 72,41% dan akhirnya pada siklus 2 menjadi 96,55%. Suasana kelas
yang pasif di pra siklus, menjadi aktif di siklus 1 tetapi pembelajaran masih kurang
menarik dan siswa masih banyak yang lupa. Pada siklus 2 pembelajaran menjadi sangat
aktif dan berkesan bagi siswa saat bermain monopoli. Jadi kesimpulannya adalah media
permainan monopoli Ciri Khusus Hewan dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas VI SDN Pademangan Timur 01 Jakarta Utara.
Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA dan Media Permainan Monopoli
2. 2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja, teratur, dan berencana yang bertujuan untuk mengubah atau
mengembangkan perilaku yang diinginkan (M. Ali, 2004). Kualitas pendidikan
sangat ditentukan oleh peran serta guru. Oleh karena itu, guru harus membuat
perencanaan yang baik dengan pemilihan metode, media, alat dan sumber
belajar yang tepat sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan
(Depdiknas dalam Suyitno: 2002). Tujuan pembelajaran IPA dikatakan telah
tercapai jika terjadi perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai
assessment dan evaluasi siswa setelah menerima pengalaman belajar. Tujuan
pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika nilai ketuntasan seluruh siswa di
kelas lebih dari 75%.
Tujuan pembelajaran IPA materi Ciri Khusus Hewan di kelas VI SDN
Pademangan Timur 01 yang diajarkan pada tanggal 8 Agustus 2016 belum
tercapai karena presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 51,71% atau
hanya 15 dari 29 siswa yang nilainya di atas KKM. Adapun KKM yang telah
ditentukan oleh guru kelas VI di SDN Pademangan Timur 01 adalah 75.
Rendahnya hasil belajar tersebut kemungkinan dikarenakan saat
pembelajaran siswa kurang memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru, sehingga siswa tidak memahami isi pelajaran. Penyampaian materi
juga kurang berkesan pada siswa sebab guru hanya menggunakan model
belajar konvensional yang lebih banyak diwarnai dengan ceramah murni tanpa
menggunakan media pembelajaran.
3. 3
Pemilihan metode ceramah murni dan tidak menggunakan media
pembelajaran dapat membuat pembelajaran menjadi monoton dan tidak
menarik sehingga menimbulkan kebosanan, kurangnya motivasi belajar dan
kurang fokus terhadap pelajaran yang disampaikan. Penggunaan media dapat
mempermudah siswa dalam memahami dan mengingat isi pelajaran karena
materi yang disampaikan lebih berkesan, dan mampu merangsang siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, guru dituntut lebih tepat dalam memilih metode dan
menggunakan media yang lebih menarik dan menyenangkan agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan materi Ciri
Khusus pada Hewan. Jadi pembelajaran IPA bukan hanya membaca dan
dihafalkan kemudian dengan cepat hilang dari ingatan anak tanpa ada suatu
kesan.
Terkait dengan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitan tindakan kelas dengan menggunakan media permainan
monopoli, agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
dengan materi Ciri Khusus Hewan di kelas VI SDN Pademangan Timur 01
Jakarta Utara.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar IPA siswa.
2. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Siswa kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan.
4. Materi yang disampaikan kurang berkesan pada siswa sehingga mudah
lupa.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, kemungkinan penyebab
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran adalah :
4. 4
1. Metode pembelajaran yang dipilih guru kurang tepat, karena guru hanya
menggunakan metode ceramah murni sehingga pembelajaran
membosankan.
2. Guru tidak menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa,
sehingga penyampaian materi kurang berkesan bagi siswa.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis masalah, maka peneliti membuat alternatif dan
prioritas pemecahan masalah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode yang kurang tepat dapat membuat siswa bosan dan
tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Agar siswa tertarik dan
termotivasi untuk dapat memahami materi Ciri Khusus Hewan pada mata
pelajaran IPA, maka peneliti memilih mengunakan metode bermain.
5. IPA merupakan pelajaran yang sebagian besar menitik beratkan pada
kemampuan kognitif siswa dalam hal menghafal. Agar siswa lebih
memperhatikan dan materi yang disampaikan lebih berkesan, maka
peneliti menggunakan bantuan media berupa permainan monopoli
sehingga pembelajaran tidak lagi monoton dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan materi Ciri
Khusus Hewan melalui media permainan monopoli pada siswa kelas VI SDN
Pademangan Timur 01 Jakarta Utara?”
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian ini adalah menemukan media yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Pademangan Timur 01 Jakarta
Utara dalam mata pelajaran IPA dengan materi Ciri Khusus Hewan.
D. Manfaat Peneliatian Perbaikan Pembelajaran
1. Siswa mempunyai minat yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran IPA
sehingga mencapai hasil yang maksimal
5. 5
2. Diharapkan guru mampu memperbaiki desain pembelajaran dan
meningkatkan mutu pembelajaran dengan penggunaan media yang tepat.
3. Dijadikan bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan prasarana
belajar sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
4. Sebagai bahan kajian dalam melaksanakan penelitian yang terkait dengan
peningkatan pembelajaran IPA dengan materi Ciri Khusus Hewan.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006) adalah
suatu proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil
yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil
belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi
acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
Sementara menurut Mulyasa (2008) hasil belajar adalah hasil prestasi belajar
siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat
perubahan prilaku yang bersangkutan.
Dari pandangan beberapa ahli di atas, maka menurut peneliti hasil belajar
merupakan prestasi belajar siswa berupa nilai dalam bentuk angka setelah
siswa melakukan tes pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang indikator
kompetensinya sudah ditetapkan oleh guru.
B. Hakekat IPA
1. Pengertian IPA
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dinyatakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
6. 6
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
di dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Srini M. Iskandar (1997) yaitu Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,
hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa. Sedangkan menurut
Kardi dan Nur dalam Trianto (2010) berpendapat bahwa IPA atau ilmu
kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda
mati yang diamati.
Bedasarkan pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan IPA
merupakan pengetahuan tentang makhluk hidup dan benda mati di alam sekitar
yang diperoleh dengan proses penemuan melalui observasi dan eksperimen
yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum,
prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa.
2. Ciri Khusus Hewan
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) di kurikulum KTSP kelas VI semester
ganjil adalah mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki
hewan (kelelawar, cicak, bebek) dan lingkungan hidupnya
Berdasarkan KD tersebut, penulis menyusun tujuan pembelajaran yang
digunakan dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajran (RPP) sebagai berikut:
a. Siswa mampu memberi contoh hewan-hewan yang memiliki ciri khusus
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Siswa mampu mendeskripsikan ciri khusus yang dimiliki hewan.
c. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara ciri khusus hewan dengan
lingkungan hidupnya.
d. Siswa mampu mengidentifikasi ciri khusus hewan beserta fungsinya.
Agar tercapainya tujuan pembelajaran tersebut, maka peneliti memilih
media pembelajaran perrmainan monopoli.
C. Media Pembelajaran
7. 7
1. Pengertian Media
Menurut Sadiman (2006) media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Selanjutnya, menurut Briggs
(dalam Sadiman : 2006) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu,
menurut Trianto (2010) Media sebagai komponen strategi pembelajaran
merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin
diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan materi yang ingin
disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai
adalah terjadinya proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat bantu
yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran serta
merangsang siswa untuk sukses mencapai tujuan pembelajaran.
2. Fungsi Media
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan
Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki
empat fungsi yaitu:
1. Fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
2. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan”
siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar
atau simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
3. Fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan
mengingat informasi yang terkandung dalam gambar tersebut.
8. 8
4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks
kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan
mengingat kembali informasi dalam teks.
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam
kegiatan belajar diharapkan dapat menunjang keberhasilan proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan penggunaan media dapat menjadikan suasana
belajar menyenangkan, siswa lebih memperhatikan pelajaran sehingga proses
memahami dan mengingat jadi lebih baik.
Dalam hal ini, peneliti memilih media gambar dan media permainan
monopoli dalam pembelajaran Ciri Khusus Hewan karena diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
3. Media Gambar
Adapun pengertian media gambar menurut Rudi Susilana dan Cepi
Riyana (2009) adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan
melalui proses fotografi. Sedangkan menurut Sadiman (2006) media gambar
adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran berfungsi untuk
menyampaikan pesan dari guru ke siswa. Melalui media gambar guru dapat
mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak,
membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau
peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan dikelas (Angkowo dan A. Kosasih :
2007).
Berdasarkan teori yang dipaparkan, siswa akan lebih mudah memahami
penjelasan guru melalui media gambar karena materi yang dijelaskan lebih
realistis sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Media Pembelajaran Monopoli
Monopoli adalah permainan yang menggunakan gacoan, dadu, hotel dan
rumah mainan, kartu tanah mainan, kartu dana umum, kartu kesempatan, serta
9. 9
uang mainan. Dalam permainan monopoli menggunakan sistem perbankan,
artinya pemain mendapatkan uang dari Bank baik dengan sistem berhutang,
dibagikan diawal permainan dan pemberian berbentuk hadiah atau bonus.
Model permainan monopoli Ciri Khusus Hewan pada dasarnya sama
dengan bentuk permainan monopoli biasa yaitu untuk menguasai, namun
bukan hanya menguasai kekayaan saja, tetapi menguasai pengetahuan. Pada
Monopoli Ciri Khusus Hewan peneliti memodifikasi gambar petak tanah
menjadi gambar macam-macam hewan dan memodifikasi kartu tanah menjadi
kartu soal untuk di jawab oleh siswa. Dibawah ini adalah papan monopoli
buatan peneliti dan perlengkapan permainan monopoli yang sudah dimodifikasi
oleh peneliti.
Gambar Papan Monopoli Ciri Khusus Hewan
10. 10
Gambar Perlengkapan Permainan Monopoli Ciri Khusus Hewan
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa monopoli adalah permainan
edukatif yang terdapat kumpulan materi dan soal yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Peneliti menggunakan permainan Monopoli Ciri Khusus Hewan
karena dianggap dapat meningkatkan pemahaman, memperlama daya ingat,
melatih kemampuan menghafal dan fokus pada pembelajaran, meningkatkan
rasa senang dan kreatifitas anak.
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan waktu Penelitian
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Pademangan
Timur 01 Jakarta Utara pada pelajaran IPA melalui media permainan
monopoli dengan materi Ciri Khusus Pada Hewan.
2. Tempat penelitian dilakukan di SDN Pademangan Timur 01 di
Jalan Pademangan II Gang 22 No. 34 Kecamatan Pademangan Jakarta
Utara.
3. Waktu pelaksanaan penelitian ini terdiri atas 3 siklus, yaitu
kegiatan pra siklus pada tanggal 8 Agustus 2016, kegiatan siklus 1 pada
tanggal 15 Agustus 2016, dan kegiatan siklus 2 pada tanggal 22 Agustus
2016 di semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
No. Kegiatan
Agustus 2016 September 2016
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Proposal PKP
2 Bimbingan PKP
3 Penyusunan Instrumen
4 Melakukan Penelitian
11. 11
5 Pengolahan Data
6 Pelaporan Data
Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian
4. Pihak yang membantu dalam prosses ini adalah Herawati, S.Pd
sebagai kolaborator peneliti.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan dengan dua siklus, dimana setiap
siklusnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Gambar Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
Guru berkoordinasi dengan kepala sekolah meminta izin untuk
melakukan penelitian
12. 12
Guru menemui teman sejawat untuk meminta kesediaanya menjadi
observer dalam kegiatan penelitian
Guru membuat rencana pembelajaran
Guru menyiapkan buku sumber
Guru membuat alat evaluasi
Guru menyiapkan lembar pengamatan observasi
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
• Berdoa, memberi salam, dan mengabsen.
• Menuliskan materi dan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi siswa dengan cara menyanyikan lagu cicak-cicak di
dinding.
• Guru bertanya mengapa cicak dapat merayap di dinding?
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai ciri-ciri khusus
yang dimiliki cicak, kelelawar, dan bebek.
• Siswa memberi contoh ciri khusus berbagai macam hewan yang
mereka ketahui
• Guru menjelaskan bahwa setiap ciri khusus yang dimiliki oleh
hewan mempunyai fungsi tertentu yang berhubungan dengan
lingkungan tempat hidupnya.
• Siswa memberi contoh fungsi dari ciri khusus berbagai macam
hewan yang mereka ketahui
• Guru memberi penjelasan fungsi dari ciri khusus yang dimiliki oleh
berbagai hewan.
3. Kegiatan Akhir
• Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
13. 13
• Guru melaksanakan penilaian melalui lembar latihan soal
c. Pengamatan
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, teman sejawat melihat
pembelajaran yang telah dibuat penulis
Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran, teman sejawat
memperhatikan apa yang penulis lakukan, serta mencatat kejadian-
kejadian yang terjadi selama kegiatan pembelajaran hingga selesai
Dari hasil diskusi tersebut ditemukanlah beberapa masalah, yaitu:
1) Guru tidak menggunakan media pembelajaran ketika menyampaikan
materi pembelajaran, sehingga sulit dimengerti siswa karena materi
masih bersifat abstrak.
2) Guru hanya menggunakan metode ceramah selama kegiatan
pembelajaran, sehingga suasana kelas terasa pasif.
3) Siswa kurang termotivasi dan tidak bersemangat mengikuti
pembelajaran, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang
mengobrol dan mengantuk di kelas.
4) Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, tidak ada
interaksi dari guru ke siswa atau interaksi atar siswa saat kegiatan
pembelajaran
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan
menghubung-hubungkan kinerja mengajar dalam pembelajaran. Setelah
pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi bersama teman sejawat
mengenai masalah selama pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 75% dari seluruh
siswa mendapat nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
14. 14
ditentukan. Bila hasil belajar masih di bawah standar maka pembelajaran
dilanjutkan pada siklus kesatu menggunakan media gambar ciri khusus
hewan dengan memakai proyektor LCD.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Guru menemui teman sejawat untuk meminta kesediaannya menjadi
observer dalam kegiatan penelitian
Guru membuat rencana perbaikan pembelajaran 1
Guru menyiapkan buku sumber
Guru menyiapkan gambar macam-macam hewan
Guru membuat gambar ciri khusus pada hewan
Guru membuat alat evaluasi
Guru membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
• Berdoa, memberi salam, dan mengabsen.
• Menuliskan materi dan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi siswa dengan cara menampilkan berbagai macam
gambar hewan dengan menggunakan proyektor LCD.
• Siswa mengamati gambar hewan yang ditampilkan.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan setiap hewan mempunyai ciri khusus tertentu
seperti kelelawar, cicak, dan bebek.
15. 15
• Siswa memberi contoh ciri khusus berbagai macam hewan yang
mereka ketahui.
• Guru menjelaskan tentang ciri khusus berbagai hewan melalui
gambar yang ditayangkan.
• Siswa mengamati gambar ciri khusus yang dimiliki hewan melalui
gambar tersebut.
• Guru menjelaskan bahwa setiap ciri khusus yang dimiliki oleh
hewan mempunyai fungsi yang berhubungan dengan lingkungan
tempat hidupnya.
• Siswa memberi contoh fungsi dari ciri khusus berbagai macam
hewan yang mereka ketahui.
• Guru menjelaskan fungsi dari ciri khusus hewan melalui gambar
yang tayangkan melalui proyektor LCD.
• Siswa mengidentifikasi fungsi dari ciri khusus yang dimiliki hewan
melalui gambar.
3. Kegiatan Akhir
• Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan
bimbingan guru.
• Guru melaksanakan evaluasi melalui latihan soal.
c. Pengamatan
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, teman sejawat melihat
rencana pembelajaran yang telah dibuat penulis
Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran, teman sejawat
memperhatikan apa yang penulis lakukan, serta mencatat kejadian-
kejadian yang terjadi selama kegiatan pembelajaran hingga selesai
Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi dengan
teman sejawat.
Dari hasil diskusi tersebut ditemukanlah beberapa masalah, yaitu:
16. 16
1) Media yang digunakan kurang menarik dan tidak berkesan sehingga
siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
2) Suasana kelas aktif, banyak siswa yang salah menjawab pertanyaan
karena lupa dengan penjelasan guru.
3) Interaksi hanya terjadi dari guru ke murid, tidak adanya interaksi antar
siswa
d. Refleksi
Refleksi merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh
kolabolator. Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi
bersama teman sejawat mengenai masalah selama pembelajaran.
Diharapkan tujuan pembelajaran tercapai dengan presentase
ketuntasan hasil belajar lebih dari 75% dari seluruh siswa. Bila hasil
belajar masih di bawah standar maka pembelajaran dilanjutkan pada
siklus kedua menggunakan media permainan monopoli agar siswa
pembelajaran di siklus kedua lebih menarik dan berkesan, serta terdapat
interaksi antar siswa.
3. Siklus 2
a. Perencanaan
Guru menemui teman sejawat untuk meminta kesediaannya menjadi
observer dalam kegiatan penelitian
Guru membuat rencana perbaikan pembelajaran 2
Guru menyiapkan buku sumber
Guru menyiapkan gambar macam-macam hewan
Guru membuat media permainan monopoli dan menyiapkan
kelengkapannya
17. 17
Guru membuat alat evaluasi
Guru membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
• Berdoa, memberi salam, dan mengabsen.
• Menuliskan materi dan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi siswa dengan cara menampilkan berbagai macam
gambar hewan dengan menggunakan proyektor LCD.
• Siswa mengamati gambar hewan yang ditampilkan.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan setiap hewan mempunyai ciri khusus tertentu
seperti kelelawar, cicak, dan bebek.
• Siswa memberi contoh ciri khusus berbagai macam hewan yang
mereka ketahui.
• Guru membagi siswa secara berkelompok untuk bermain Monopoli
Ciri Khusus Hewan. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang, 4 orang
sebagai pemain dan 1 orang sebagai juri dan bank.
• Guru membagikan setiap kelompok perlengkapan permainan
monopoli yang terdiri dari papan monopoli, gacoan, dadu, hotel,
uang-uangan pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000, kartu dana
umum, kartu kesempatan dan kartu soal.
• Guru menjelaskan tata cara permainan Monopoli Ciri Khusus
Hewan.
• Siswa bermain monopoli.
3. Kegiatan Akhir
• Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan
bimbingan guru.
• Guru melaksanakan evaluasi melalui latihan soal.
18. 18
c. Pengamatan
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, teman sejawat melihat
pembelajaran yang telah dibuat penulis
Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran, teman sejawat
memperhatikan apa yang penulis lakukan, serta mencatat kejadian-
kejadian yang terjadi selama kegiatan pembelajaran hingga selesai
Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi dengan
teman sejawat. Dari hasil observasi suasana kelas sangat aktif,
pembelajaran sangat berkesan bagi siswa saat melakukan permainan
monopoli.
d. Refleksi
Refleksi merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh
kolabolator. Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi
bersama teman sejawat mengenai masalah selama pembelajaran.
Tujuan pembelajaran sudah tercapai jika 75% dari seluruh siswa
mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Diharapkan pada siklus
kedua ini tujuan pembelajaran sudah tercapai, sehingga penelitian tidak
perlu dilanjutkan sampai siklus ketiga.
C. Teknik Analisis Data
Peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan secara kualitatif
dan kuantitatif. Komentar kolabolator selama pembelajaran dikegiatan pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2 dianalisis secara kualitatif.
Sedangkan data berupa nilai hasil belajar dari setiap uji
kompetensi dikegiatan pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dianalisis secara
kuantitatif dengan rumus presentase tingkat ketuntasan hasil belajar siswa:
Presentase tingkat
ketuntasan siswa
19. 19
jumlah siswa yang mencapai KKM
jumlah seluruh siswa
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas VI SDN Pademangan
Timur 01 Jakarta Utara pada pelajaran IPA semester ganjil tahun pelajaran
2016/2017 dengan materi Ciri Khusus Hewan. Siswa kelas VI berjumlah 29
siswa terdiri dari 15 perempuan dan 14 laki-laki.
Penelitian terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklusnya terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Peneliti dibantu oleh
seorang kolaborator, Herawati, S.Pd dalam melakukan pengamatan dan refleksi
di setiap siklus.
1. Pra Siklus
Pra siklus dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Agustus 2016
dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada kegiatan pra siklus guru tidak
menggunakan media pembelajaran ketika menyampaikan materi
pembelajaran, sehingga sulit dimengerti siswa karena materi masih bersifat
abstrak.
Guru hanya menggunakan metode ceramah murni selama kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa tidak bersemangat dan cepat bosan mengikuti
pembelajaran, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang mengobrol dan
mengantuk di kelas. Saat kegiatan inti pembelajaran tidak ada interaksi dari
guru ke siswa atau interaksi atar siswa, sehingga banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Kegiatan tanya jawab hanya
x 100%=
20. 20
ada di kegiatan penutup, yakni saat menyimpulkan materi. Hanya 3 orang
yang menjawab pertanyaan dengan benar. Suasana kelas pun terasa pasif.
Dari hasil diskusi bersama kolaborator, ditemukanlah kekuatan dan
kelemahan selama kegiatan pembelajaran di pra siklus sebagai berikut:
Kekuatan :
Guru sudah melakukan apersepsi
Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru sudah membimbing siwa menyimpulkan materi yang disampaikan
Kelemahan:
Guru tidak menggunakan media pembelajaran ketika menyampaikan
materi pembelajaran
Guru hanya menggunakan metode ceramah selama kegiatan
pembelajaran
Guru tidak menciptakan suasana yang aktif.
Hasil belajar siswa di kegiatan pra siklus menunjukkan nilai
ketuntasan hasil belajar siswa hanya 51,72% dengan 15 siswa yang nilainya
mencapai KKM. Sisanya 48,28% tidak tuntas atau 14 orang nilainya di
bawah KKM. Oleh karena itu peneliti melanjutkan ke siklus pertama.
2. Siklus Pertama
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 15 Agustus
2016 dengan alokasi waktu 2x 35 menit. Di siklus pertama ini peneliti
memilih menggunakan media gambar Ciri Khusus pada Hewan dengan
menggunakan proyektor LCD agar siswa termotivasi dalam memperhatikan
penjelasan guru dan terciptanya suasana kelas yang aktif.
21. 21
Saat guru menggunakan media gambar Ciri Khusus pada Hewan
dengan menggunakan proyektor LCD suasana kelas menjadi aktif, siswa
memperhatikan dengan baik, tetapi tidak lama kemudian banyak siswa yang
kembali mengobrol dengan teman sebangkunya. Hal ini menunjukkan
pembelajaran masih kurang menarik bagi siswa. Pada kegiatan tanya jawab,
banyak siswa yang berupaya menjawab pertanyaan guru tetapi hampir
semua jawaban tidak benar. Hal ini menunjukkan siswa masih kurang
paham dengan materi yang disampaikan guru. Tidak ada interaksi antar
siswa membuat sehingga mudah lupa karena pembelajaran tidak berkesan.
Adapun kekuatan dan kelemahan selama kegiatan pembelajaran di
siklus pertama sebagai berikut:
Kekuatan :
Guru sudah melakukan apersepsi
Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru sudah memakai media gambar dengan proyektor LCD
Guru sudah melakukan tanya jawab selama kegiatan belajar berlangsung
Suasana kelas aktif
Siswa berani mengungkapkan pendapatnya
Guru sudah membimbing siswa menyimpulkan materi yang disampaikan
Kelemahan:
Media yang digunakan guru kurang menarik dan tidak berkesan,
sehingga siswa kurang berkonsentrasi dan mudah lupa.
Tidak ada interaksi antar siswa
22. 22
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 sebesar 72,41% dengan
21 siswa sudah mencapai nilai KKM. Sisanya 27,59% tidak tuntas atau 8
orang nilainya di bawah KKM. Hasil tersebut menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar dari kegiatan pra siklus ke siklus 1, tetapi tujuan
pembelajaran belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus kedua.
3. Siklus Kedua
Siklus kedua dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 22 Agustus 2016
dengan alokasi waktu 2x 35 menit. Siklus kedua dilakukan karena nilai
ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 belum mencapai 75%.
Setelah melakukan refleksi diri dan diskusi bersama teman sejawat,
peneliti memilih menggunakan media permainan monopoli di siklus kedua.
Saat guru menampilkan media monopoli siswa langsung termotivasi untuk
memperhatikan dan mengingat materi yang dijelaskan guru. Suasana kelas
sangat aktif, interaksi yang terjadi tidak hanya antar guru dan siswa tapi juga
antar siswa dan siswa. Pembelajaran sangat berkesan karena saat bermain
monopoli terjadi kompetisi antar siswa di setiap kelompoknya untuk
menjawab pertanyaan sebanyak-banyaknya dan memenangkan
permainan.Saat guru melakukan tanya jawab pada kegiatan penutup semua
siswa menjawab pertanyaan dengan benar, karena mereka sudah banyak
berlatih menjawab soal ketika bermain monopoli.
Hasil pembelajaran di siklus kedua terjadi peningkatan. Nilai
ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 sebesar 96,55%, dengan 28 orang
yang nilainya mencapai KKM. Hanya satu orang yang nilainya tidak
mencapai KKM dengan nilai presentase 3,45%.
Adapun kekuatan dan kelemahan selama kegiatan pembelajaran di
siklus kedua sebagai berikut:
Kekuatan :
23. 23
Guru sudah melakukan apersepsi
Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru sudah memakai media monopoli
Siswa merasa senang dan aktif saat bermain monopoli, sehingga
pembelajaran lebih berkesan dan tidak lupa
Guru sudah membimbing siwa menyimpulkan materi yang disampaikan
Kelemahan:
Masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM karena memang
terbatas kemampuannya.
Berdasarkan data dari keseluruhan, diketahui presentase ketuntasan
pada prasiklus 51,72% menjadi 72,41% pada siklus 1, dan meningkat menjadi
96,55% pada siklus 2 . Dari data tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik sebagai berikut:
No Kegiatan
Presentase Hasil Belajar Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
1 Pra Siklus 51,72% 48,28%
2 Siklus 1 72,41% 27,59%
3 Siklus 2 96,55% 3,45%
Tabel Presentase Hasil Belajar Siswa di Setiap Siklus
24. 24
Grafik Presentase Hasil Belajar Siswa di Setiap Siklus
Bisa dilihat pada grafik, hasil belajar siswa menunjukkan kemajuan
dalam proses pembelajaran. Pemahaman terhadap materi bertambah. Suasana
yang pasif di kegiatan pra siklus berubah menjadi aktif di siklus 1 dan 2.
Presentase ketuntasan di sikus 2 melebihi 75%, artinya perbaikan pembelajaran
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa dan memperbaiki proses
pembelajaran sudah dikatakan berhasil.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengolahan terjadi peningkatan presentase ketuntasan
hasil belajar siswa yang awalnya pada pra siklus sebesar 51,72% , pada siklus 1
menjadi 72,41% dan akhirnya pada siklus 2 menjadi 96,55%.menunjukkan
bahwa penggunaan media permainan monopoli dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Sebab penggunana media monopoli mampu membangkitkan dan
membawa siswa ke dalam suasana rasa senang dan gembira. Sesuai yang
diungkapkan oleh Looamans dan Kolbreg (dalam Deporter, 1999) mengatakan
bahwa sesulit apapun materi pelajaran apabila dipelajari dalam suasana yang
menyenangkan akan mudah dipahami.
Dryden dan Voss (1999) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika
suasana pembelajaran menyenangkan.Suasana yang menyenangkan dan tidak
25. 25
diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk
belajar. Hilangnya rasa bosan dalam diri siswa ditandai dari perubahan tingkah
laku siswa dari setiap tahap kegiatan pembelajaran. Pada saat guru memberikan
penjelasan materi melalui metode ceramah, siswa lama kelamaan akan jenuh.
Tetapi ketika siswa bermain monopoli, siswa menjadi senang dalam belajar
bahkan sampai waktunya sudah habispun mereka ingin bermain lagi.
Salah satu kelebihan dari media permainan menurut Sadiman (2011)
adalah permainan membuat pembelajaran menjadi menarik karena di dalamnya
ada unsur kompetisi dan akan menimbulkan rasa penasaran karena tidak
diketahui siapa yang menang dan kalah. Ketika bermain monopoli siswa saling
berkompetisi untuk menguasai petak-petak yang ada di papan permainan dan
menambah kekayaannya. Oleh karena itu siswa akan terus mengupayakan
jawaban benar agar termotivasi untuk mendapatkan kekayaan sebanyak-
banyaknya.
Sadiman (2011) dalam bukunya mengatakan bahwa permainan
mempunyai kemampuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar secara
aktif. Pada saat itu siswa secara tidak langsung tidak hanya menguasai
kekayaan, tetapi juga menguasai pengetahuan dengan menjawab semua
pertanyaan yang disediakan dengan benar.
Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode caramah murni
pada pra siklus dan dengan media gambar tanpa suara, terbukti berbeda tingkat
pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahannya. Sebab menggunakan media
monopoli siswa belajar melalui seluruh indera. Dalam penelitian ini media
monopoli dapat menjadi sebuah proses aktif dengan berbagai teknik dan
berbagai macam alat, serta melibatkan hampir semua alat indera yang dapat
membantu siswa memahami materi yang sedang diajarkan sesuai dengan
karakteristik dalam belajar IPA (Julianto, 2011).
26. 26
Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (2009) tentang beberapa
dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di
kelas, yaitu:
a. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku
b. Pembelajaran bisa lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
d. Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat
e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
f. Sikap positif siswa terhadap apa yang dipelajari
g. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif
Jadi media pembelajaran monopoli Ciri Khusus Hewan memiliki
kelebihan sebagai berikut:
a. Media pembelajaran monopoli Ciri Khusus Hewan dapat mengatasi
kejenuhan dan kebosanan siswa pada pembelajaran yang monoton.
b. Media pembelajaran monopoli Ciri Khusus Hewan dapat memudahkan
siswa dalam memahami materi karena belajar sambil bermain,sehingga
menarik bagi siswa untuk belajar melalui media monopoli ini.
c. Media pembelajaran monopoli Ciri Khusus Hewan membuat siswa
menjadi aktif dalam pembelajaran, sebab setiap menjawab soal dengan
benar siswa akan langsung mendapatkan feedback berupa hadiah.
d. Media monopoli efisien digunakan dalam pembelajaran, penggunaan
media dapat diulang berkali-kali .
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sadiman (2011) tentang kelebihan
media permainan, yaitu:
27. 27
a. permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu
yang menghibur
b. permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar
c. permainan dapat memberikan umpan balik langsung
d. permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran
ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat
e. permainan bersifat luwes
f. permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. SIMPULAN
1. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, dimana pada siklus
pertama peneliti menggunakan media gambar dan siklus kedua
menggunakan media permainan monopoli.
2. Media permainan monopoli Ciri Khusus Hewan dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas VI SDN Pademangan Timur 01 Jakarta
Utara, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya presentase ketuntasan hasil
belajar siswa pada pra siklus sebesar 51,72% , pada siklus 1 menjadi
72,41% dan akhirnya pada siklus 2 menjadi 96,55%.
3. Kelebihan peggunaan media monopoli Ciri Khusus pada Hewan:
a. Media pembelajaran monopoli Ciri Khusus pada Hewan dapat
mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa saat pembelajaran.
b. Media pembelajaran monopoli Ciri Khusus pada Hewan dapat
memudahkan siswa dalam memahami .
c. Media pembelajaran monopoli Ciri Khusus pada Hewan membuat
siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.
28. 28
d. Media monopoli Ciri Khusus pada Hewan efisien digunakan dalam
pembelajaran, penggunaan media dapat diulang berkali-kali .
B. SARAN DAN TINDAK LANJUT
1. Guru dapat menggunakan dan memodifikasi media permainan monopoli
sesuai dengan mata pelajaran atau materi lainnya agar mendapat hasil
pembelajaran yang optimal.
2. Sekolah dapat menjadikan media monopoli sebagai salah satu sarana dan
prasarana belajar upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan mengembangkan
aspek-aspek penelitian selanjutnya dalam upaya peningkatan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2004. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Aryad, A. 2009.Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pos
DePorter, Bobbi & Hernacki. 1999. Quantum Learning. Bandung : Kaifa
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dryden, Gordon & Vos. 1999. Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa
Julianto. 2011. Model Pembelajaran IPA. Surabaya: Unesa University Press
Kemmis & Mc. Taggrat, R. 1991. Action Research: A Short Modern History.
Geelong: Deakin University Press
Mulyasa, E. 2008. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
29. 29
Sadiman, Arief S dkk. 2011.Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Srini M, Iskandar. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI.
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suwarma A.M. 1991. Pengembangan keterampilan berpikir dan nilai dalam
pendidikan ilmu pengetahuan sosial: Suatu studi sosial budaya pendidikan.
Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: FPSIKIP Bandung
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Zurriyati, Ezy dkk. 2015. Resume Assesment di Sd tentang Prosedur Penilaian.
Diunduh 10 September 2016 dari
http://ezyzurriyati.blogspot.co.id/2015/03/prosedur-penilaian.html