SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
PENATALAKSANAAN NYERI
(PAIN MANAGEMENT)
Pendahuluan
• Pada jaman dulu : nyeri dikaitkan dengan hukuman, setan, atau
magic penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari
pendeta, dukun, atau pengusir setan, menggunakan tanaman, atau
ritual dan upacara tertentu
• Pain : peone (Yunani) hukuman
• Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yang
menyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam
menghasilkan persepsi nyeri
• abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) :
terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut
• Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ
utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut. Da
Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan
organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak
Pendahuluanlanjutan
• Tahun 1664 : seorang filsuf Perancis René Descartes
menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri
(pain pathway).
• Pada abad 19, nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi
berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri. Saat itu mulai
ditemukan senyawa opium: morfin, kodein, kokain, yang dapat
digunakan untuk mengobati nyeri.
• Nyeri = perasaan dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan yang terkait dengan adanya kerusakan jaringan
potensial atau aktual
• Nyeri : akut dan kronis survival function dengan cara
mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif
terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh
Patofisiologi
Berdasarkan durasinya :
Nyeri akut
Nyeri kronis
Berdasarkan asalnya:
Nyeri nosiseptif (nociceptive pain)
Nyeri perifer asal: kulit, tulang, sendi, otot, jaringan
ikat, dll nyeri akut, letaknya lebih terlokalisasi
Nyeri visceral/central lebih dalam, lebih sulit
dilokalisasikan letaknya
Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri
nosiseptif ?
Stimulasi
Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus
nyeri nociceptor yang berhubungan dgn dengan saraf
aferen primer dan berujung di spinal cord.
Jika suatu stimuli (kimiawi, mekanik, panas) datang diubah
menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer
ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord ke SSP
Transmisi dan persepsi nyeri
Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor),
yang terdiri dari dua macam:
serabut A-δ (A-δ fiber) peka thd nyeri tajam, panas first pain
serabut C (C fiber) peka thd nyeri tumpul dan lama second pain
contoh : nyeri cedera, nyeri inflamasi
Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor
ambang rasa nyeri turun nyeri
Contoh:
prostaglandin, leukotrien, bradikinin pada nyeri inflamasi
substance P, CGRP (calcitonin gene-related peptide) pada nyeri
neurogenik
Persepsi nyeri
Setelah sampai di otak nyeri dirasakan secara sadar
menimbulkan respon: Aduuh ..!!
Berbeda dari nyeri nosiseptif
Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses
input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau
CNS
Biasanya lebih sulit diobati
Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem
saraf
Pasien mungkin akan mengalami : rasa terbakar, tingling,
shock like, shooting, hyperalgesia atau allodynia.
Nyeri neuropatik
Karakteristik nyeri akut dan kronis
seringjarangDepresi
fungsionalisasikesembuhanTujuan pengobatan
seringjarangInsomnia
signifikankecilKontribusi lingkungan dan
keluarga
Seringkali tidak adaseringPenyebab organik
Sering merupakan masalah
utama
Umumnya tidak adaKomponen psikologis
seringTidak biasaKetergantungan thd obat
Sangat diinginkanSangat diinginkanPeredaan nyeri
Nyeri kronisNyeri akutKarakteristik
Gejala dan tanda
• Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli
(tingling), menyentak (shooting) yang bervariasi dalam
intensitas dan lokasinya
• Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri
yang berubah sama sekali (mis. tajam menjadi tumpul)
• Gejala kadang bersifat nonspesifik
• Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasis
tapi tidak bersifat diagnostik
• Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata
• Perlu diingat : nyeri bersifat subyektif !!
Intensitas nyeri
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi
gejala nyeri kronis yang persisten
Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap
terapi nyeri
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Strategi terapi
Terapi non-farmakologi
Intervensi psikologis: Relaksasi, hipnosis, dll.
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) utk nyeri
bedah, traumatik, dan oral-facial
Terapi farmakologi
Analgesik : non-opiat dan opiat
Prinsip penatalaksanaan nyeri
Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling
ringan sampai ke yang paling kuat
Tahapannya:
Tahap I analgesik non-opiat : AINS
Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
Contoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis α2, dll.
Pengobatan
paliatif
Penatalaksanaan nyeri neuropati
Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap
NSAID dan analgesik opioid
Terapi utamanya : the tricyclic antidepressants (TCA's), the
anticonvulsants and the systemic local anesthetics.
Agen farmakologi yang lain : corticosteroids, topical therapy with
substance P depletors, autonomic drugs and NMDA receptor
antagonists
Contoh obat baru : pregabalin (Lyrica) dari Pfizer untuk nyeri
neuropati
Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain
80 mg5 mg three times dailyBaclofen (Lioresal)
600 mg100 mg three times dailyPhenytoin (Dilantin)
500 mg50 mg once dailyLamotrigine (Lamictal)
3.6 g100 mg three times dailyGabapentin (Neurontin)
60 mg per kg10 mg per kg per dayDivalproex (Depakote)
20 mg0.5 mg three times dailyClonazepam (Klonopin)
1.6 g200 mg twice dailyCarbamazepine (Tegretol)
Dosis
maksimumDosis awal
Analgesik non-opiat
Parasetamol
Salisilat:
Aspirin
Mg salisilat
Diflunisal
Fenamat:
Meklofenamat
Asam mefenamat
Asam asetat
Na diklofenak
Antalgin
Asam propionat:
Ibuprofen
Fenoprofen
Ketoprofen
Naproksen
Asam pirolizin
karboksilat:
Ketorolak
Inhibitor Cox-2:
Celecoxib
Valdecoxib
MACAM ANALGESIK
stimulus
disturbance of cell membranes
phospholipids
arachidonic acid
leukotrienes - prostaglandins
- thromboxane
- prostacyclin
cyclooxygenase
lipoxygenase
Phospholipase A
NSAIDsLipoxygenase
inhibitor
corticosteroids
Mekanisme ?
PARASETAMOL (asetaminofen)
Memiliki khasiat analgetik dan antipiretik yang baik
Menghambat pembentukan prostaglandin secara sentral, namun
tidak di jaringan, sehingga tidak berefek sebagai anti-inflamasi
Tidak memiliki efek antiplatelet
Efek samping ringan dan jarang, relatif tidak menyebabkan
gangguan lambung
Pada dosis besar (6-12 g) dapat menyebabkan kerusakan hati
Pada dosis terapinya, merupakan pilihan yang aman bagi banyak
kondisi kesehatan, temasuk untuk anak-anak dan ibu
hamil/menyusui.
ASETOSAL
(asam asetilsalisilat, Aspirin)
Memiliki aktivitas analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi
Memiliki efek antiplatelet sehingga dapat mencegah
pembekuan darah. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien
dengan gangguan pembekuan darah (misalnya hemofili), sirosis
hati, trombositopenia, atau pada pasca operasi.
Bersifat asam, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung.
Sebaiknya jangan diminum ketika lambung kosong. Tidak
direkomendasikan bagi pasien yang memiliki riwayat gangguan
lambung.
lanjutan
Dapat menyebabkan Reye’s syndrome (suatu gangguan serius
pada sistem hepatik dan susunan saraf pusat), sebaiknya tidak
digunakan pada anak-anak di bawah 12 tahun.
20% pasien asma memiliki sensitivitas/alergi terhadap aspirin.
Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan riwayat alergi
(rinitis, urtikaria, asma, anafilaksis, dll).
Aspirin sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil karena
dapat memperpanjang waktu kelahiran dan meningkatkan
resiko pendarahan pasca kelahiran (post-partum).
ANTALGIN
(metampiron, metamizol, dipiron)
memiliki efek analgetika, antipiretika, dan anti-inflamasi
yang kuat
merupakan obat lama, memiliki efek samping yang cukup
berbahaya yaitu leukopenia dan agranulositosis yang
dapat berakibat kematian (5%) di Amerika, Inggris, dan
Swedia sudah ditarik dari peredaran
Di Indonesia ?
ASAM MEFENAMAT
Memiliki khasiat analgetik, antipiretik dan anti-inflamasi yang cukup,
tapi tidak lebih kuat daripada asetosal.
Bersifat asam, dapat menyebabkan gangguan lambung. Sebaiknya
jangan diminum pada saat perut kosong, atau pada pasien dengan
riwayat gangguan saluran cerna/lambung
Banyak menyebabkan efek samping : diare, trombositopenia,
anemia hemolitik, dan ruam kulit
Tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak dan
wanita hamil
Sebaiknya tidak digunakan dalam jangka waktu lebih dari seminggu,
dan pada pemakaian lama perlu dilakukan pemeriksaan darah.
ConstitutiveConstitutive: Concentration in the body is
stable regardless of stimulus.
InducedInduced: Increased concentration in
response to stimulus (up-regulated).
Konsep tentang enzim Cox
COX-I vs COX-II
•COX-I
•Bersifat konstitutif
•Menghasilkan prostaglandin yang bertanggungjawab terhadap
keutuhan mukosa gastrointestinal dan tromboxan yang
memperantarai agregasi platelet
•Penghambatan COX-I menyebabkan kerusakan GI
•COX-II
•Diinduksi (up-regulated) oleh adanya asam arakidonat dan beberapa
sitokin. Dihambat oleh keberadaan glukokortikoid.
•Menghasilkan protaglandin yang bertanggungjawab pada peristiwa
inflamasi.
•Penghambatan COX-II dapat mencegah nyeri
Can we inhibit COX-II and not COX-I?
Perbandingan antara COX-1 dengan COX-2 (
Diinduksi oleh rangsang inflamasi
dan mitogen pada makrofag,
monosit, sinoviosit, kondrosit,
fibroblas, sel endotelial. Diinduksi
oleh hormon pada ovarium dan
membran janin. Konstitusif pada
SSP, ginjal, testis, sel epitel trakea
Sebagian jaringan, tetapi terutama
platelet, lambung, ginjal
Ekspresi jaringan
Utamanya diinduksi ( 10-20 kali),
konstitusif pada beberapa organ
Utamanya konstitusif, meningkat 2-
4 kali oleh stimulus inflamasi
Regulasi
Sisi aktif COX-2 lebih luasSisi aktif COX-1 lebih sempitPerbedaan
72 kDa: 604 asam amino72kDa: 599 asam aminoProtein
4,5 kB2,8 kBmRNA
Kromosom 1; 8,3 kBkromosom 9; 22 kBcDNA
COX-2COX-1
(Pairet & Engelhardt, 1996)
Obat golongan inhibitor Cox-2
(golongan Coxibs)
Lumiracoxib (Prexige™)
Novartis
2nd generation
Phase III trials
Distinct structure, similar mech.
Etoricoxib (Arcoxia™)
Merck
2nd generation
NDA under review
IV injection
Parecoxib (Dynastat™)
Pfizer
2nd generation
Prodrug of Bextra
IV injection
Valdecoxib (Bextra™)
Pfizer
2nd generation
Rofecoxib (Vioxx™)
Merck
1st generation
Celecoxib (Celebrex™)
Pfizer
1st generation
Perbandingan efek samping
- rare kidney and liver problems
- increased myocardial infarctions- ringing in the ears
- increased incidence of heart attack- dizziness
-relatively few GI problems- headache
-inhibition of epithelial proliferation- bleeding
-lowered mucosal blood flow- ulcer
-decreased bicarbonate- heartburn
-decreased mucus- stomach pain
COX-2 InhibitorsNSAIDs
Nilai IC50 OAINS pada penghambatan terhadap COX
0,12 (Lu dkk., 2005)4,8 nM39,8 nMCelecoxib
0,61,3 ± 0,82,2 ± 0,9Naproxen
0,70,35 ± 0,150,5 ± 0,2Diklofenak
7,420 ± 122,7 ± 2,0Asetaminofen
1515 ± 5,31,0 ± 0,07Ibuprofen
600,6 ± 0,080,001 ± 0,001Indometasin
16650 ± 100,3 ± 0,2Asetosal
Ratio COX-2/COX-1COX-2COX-1
IC50 (µg/ml)
OAINS
(Mitchell dkk., 1994)
Analgesik opiat
Agonis seperti morfin:
Morfin
Hidromorfon
Oksimorfon
Leforvanol
Kodein
Hidrokodon
Oksikodon
Agonis seperti meperidin:
Meperidin
Fentanil
Agonis seperti metadon:
Metadon
Propoksifen
Antagonis:
Nalokson
Analgesik sentral:
tramadol
Mekanisme ?
Bekerja pada reseptor opiat di SSP reseptor yang memodulasi
transmisi nyeri menurunkan persepsi nyeri dg cara menyekat nyeri
pada berbagai tingkat, terutama di otak tengah dan medulla spinalis
Reseptor opiat ada 3 :
Reseptor ÎĽ (mu) : Berperan dalam Analgesia supraspinal, Depresi
respirasi, Euforia, Ketergantungan
Reseptor Îş (kappa) : Berperan dalam analgesia spinal, miosis,
sedasi
Reseptor δ (delta) : disforia, halusinasi, stimulasi pusat vasomotor
CONTOH OBAT GOLONGAN OPIAT
MORFIN
Digunakan sebagai standar analgesik opiat lain
Umumnya diberikan secara s.c., i.m, iv. Dosis oral 2 x dosis injeksi.
Efek samping: depresi respirasi, mual-muntah, nggliyeng,
konstipasi, dll
Metabolisme di hepar hati-hati pada pasien dg penyakit liver
KODEIN
Waktu paruh 3 jam, efikasi 1/10 morfin, ketergantungan lebih
rendah
Digunakan untuk nyeri ringan dan sedang
Dosis oral 30 mg setara dg aspirin 325-600 mg
PETIDIN
Waktu paruh 5 jam, efektivitas > kodein, tapi < morfin, durasi
analgesianya 3-5 jam, efek puncak tercapai dlm 1 jam (injeksi)
atau 2 jam (oral)
Diberikan secara oral atau im
Efek sampingnya setara dengan morfin
Dosis 75-100 mg petidin setara dg 10 mg morfin
TRAMADOL
Waktu paruh 6 jam, efikasi 10-20% morfin, sebanding dg petidin
Sifat adiktif minimal, efek samping lebih ringan drpd morfin
FENTANIL
Waktu paruh 3 jam, digunakan pasca operasi, tapi biasanya untuk
anaestesi
Efikasinya 80 x morfin, efeknya berakhir dlm 30-60 menit (dosis
tunggal)
Bisa diberikan dalam bentuk plester yang akan melepaskan obatnya
25 mg/jam untuk 72 jam untuk pasien kanker kronis
Equianalgesic Dose Chart for
Opioid Pain Medications
NA180Propoxyphene
NA30Oxycodone
1030Morphine
1020Methadone
1.54Hydromorphone
NA30Hydrocodone
*NAFentanyl patch
NA180Codeine
Dosis parenteral (mg)Dosis Oral (mg)
McCaffery M, Pasero CL. Opioid analgesics In: Pain: clinical
manual. 2d ed. St. Louis: Mosby, 1999:161-299.
* 1 µg of the fentanyl patch is equivalent to approximately 2 mg per
day of orally administered morphine.
Efek samping utama obat golongan opiat
Terjadi gejala putus obat jika dihentikan
secara tiba-tiba
Dependensi
Perlu dosis lebih besar untuk mencapai
efek yang sama
Toleransi
Urikaria, pruritus, asmaPelepasan histamin
Biliary spasm, retensi urinMeningkatkan tonus spinkter
KonstipasiMenurunkan motilitas GI
Kecepatan respirasi turunDepresi pernafasan
Mual, muntahStimulasi CTZ
Lemah, mengantuk, apatis, tidak bisa
konsentrasi
Kesadaran
Disforia, euforiaPerubahan mood
ManifestasiEfek
Pemilihan obat ?
Tergantung pada intensitas nyeri
Mempertimbangkan kontraindikasi
Figure A:
Antinociceptive pathways are activated when pain signals in the spinothalamic tract
reach the brain stem and thalamus. The periaqueductal gray matter and nucleus raphe
magnus release endorphins and enkephalins. A series of physicochemical changes then
produce inhibition of pain transmission in the spinal cord.
Figure B:
70% of endorphin and enkephalin receptors are in the presynaptic membrane of
nociceptors. Thus, most of the pain signal is stopped before it reaches the dorsal horn.
The signal is then further weakened by dynorphin activity in the spinal cord. The site of
action of various analgesics is shown.
Figure C:
Dynorphin activation of alpha receptors on inhibitory interneurons causes the release of
GABA. This causes hyperpolarisation of dorsal horn cells and inhibits further
transmission of the pain signal.
Implications for pain therapy:
Medications that mimic the effects of endorphins and enkephalins are the mainstays of
chronic pain therapy. Newer drugs that mimic or potentiate the effects of GABA or alpha-
2 receptor agonists have made it possible to target therapy for chronic pain syndromes.
Selesai

More Related Content

What's hot

peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Noorahmah Adiany
 
Aki
AkiAki
Aki
andreei
 
Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
doktermariaulfah
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
Agus Gunardi
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
conesti08com
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
aauyahilda
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
Fionna Pohan
 

What's hot (20)

keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
 
Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan AntipiretikFarmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxPPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
 
Limfadenopati
LimfadenopatiLimfadenopati
Limfadenopati
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 

Viewers also liked

Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
rosellamarie
 
Konsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriKonsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeri
Moch Rachman
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Uwes Chaeruman
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
Nursing Crib
 

Viewers also liked (20)

Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
Manajemen nyeri
Manajemen nyeriManajemen nyeri
Manajemen nyeri
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Konsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriKonsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeri
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeri
 
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetikPatofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri NonfarmakologiManajemen Nyeri Nonfarmakologi
Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
 
Cortex pptx
Cortex pptxCortex pptx
Cortex pptx
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
Daun pptx
Daun pptxDaun pptx
Daun pptx
 
Fructus pptx
Fructus pptxFructus pptx
Fructus pptx
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
 
Biji pptx
Biji pptxBiji pptx
Biji pptx
 
Workshop palliative care in hospitals - an overview - 13 januari 2014
Workshop   palliative care in hospitals - an overview - 13 januari 2014Workshop   palliative care in hospitals - an overview - 13 januari 2014
Workshop palliative care in hospitals - an overview - 13 januari 2014
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 

Similar to Pain management

Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
barkah1933
 
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNAObat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Monita Ningtyas
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
eka kurniati
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
Aan Trainstation
 

Similar to Pain management (20)

Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNAObat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdfdr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi  Nyeri,Paliatif.pdf
dr Hamzah Shatri - Pendekatan terapi Nyeri,Paliatif.pdf
 
PERMENKES.pptx
PERMENKES.pptxPERMENKES.pptx
PERMENKES.pptx
 
Management Pain
Management PainManagement Pain
Management Pain
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
Tatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptxTatalaksana Nyeri.pptx
Tatalaksana Nyeri.pptx
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Anxiety Disorder ppt
Anxiety Disorder pptAnxiety Disorder ppt
Anxiety Disorder ppt
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
Gejala fisik
Gejala fisikGejala fisik
Gejala fisik
 
Analgetika
AnalgetikaAnalgetika
Analgetika
 

Recently uploaded

Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
ariniastuti020
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
ariniastuti020
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
DocApizz
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
rosintauli1
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
choliftiara1
 

Recently uploaded (15)

Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 

Pain management

  • 2. Pendahuluan • Pada jaman dulu : nyeri dikaitkan dengan hukuman, setan, atau magic penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari pendeta, dukun, atau pengusir setan, menggunakan tanaman, atau ritual dan upacara tertentu • Pain : peone (Yunani) hukuman • Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yang menyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam menghasilkan persepsi nyeri • abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) : terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut • Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut. Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak
  • 3. Pendahuluanlanjutan • Tahun 1664 : seorang filsuf Perancis RenĂ© Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway). • Pada abad 19, nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri. Saat itu mulai ditemukan senyawa opium: morfin, kodein, kokain, yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri. • Nyeri = perasaan dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan adanya kerusakan jaringan potensial atau aktual • Nyeri : akut dan kronis survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh
  • 4. Patofisiologi Berdasarkan durasinya : Nyeri akut Nyeri kronis Berdasarkan asalnya: Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) Nyeri perifer asal: kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dll nyeri akut, letaknya lebih terlokalisasi Nyeri visceral/central lebih dalam, lebih sulit dilokalisasikan letaknya Nyeri neuropatik
  • 5. Bagaimana mekanisme nyeri nosiseptif ? Stimulasi Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri nociceptor yang berhubungan dgn dengan saraf aferen primer dan berujung di spinal cord. Jika suatu stimuli (kimiawi, mekanik, panas) datang diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord ke SSP
  • 6. Transmisi dan persepsi nyeri Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor), yang terdiri dari dua macam: serabut A-δ (A-δ fiber) peka thd nyeri tajam, panas first pain serabut C (C fiber) peka thd nyeri tumpul dan lama second pain contoh : nyeri cedera, nyeri inflamasi Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor ambang rasa nyeri turun nyeri Contoh: prostaglandin, leukotrien, bradikinin pada nyeri inflamasi substance P, CGRP (calcitonin gene-related peptide) pada nyeri neurogenik Persepsi nyeri Setelah sampai di otak nyeri dirasakan secara sadar menimbulkan respon: Aduuh ..!!
  • 7.
  • 8.
  • 9. Berbeda dari nyeri nosiseptif Nyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNS Biasanya lebih sulit diobati Mekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem saraf Pasien mungkin akan mengalami : rasa terbakar, tingling, shock like, shooting, hyperalgesia atau allodynia. Nyeri neuropatik
  • 10. Karakteristik nyeri akut dan kronis seringjarangDepresi fungsionalisasikesembuhanTujuan pengobatan seringjarangInsomnia signifikankecilKontribusi lingkungan dan keluarga Seringkali tidak adaseringPenyebab organik Sering merupakan masalah utama Umumnya tidak adaKomponen psikologis seringTidak biasaKetergantungan thd obat Sangat diinginkanSangat diinginkanPeredaan nyeri Nyeri kronisNyeri akutKarakteristik
  • 11. Gejala dan tanda • Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli (tingling), menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya • Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis. tajam menjadi tumpul) • Gejala kadang bersifat nonspesifik • Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasis tapi tidak bersifat diagnostik • Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata • Perlu diingat : nyeri bersifat subyektif !!
  • 12.
  • 14.
  • 15. Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
  • 16. Strategi terapi Terapi non-farmakologi Intervensi psikologis: Relaksasi, hipnosis, dll. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) utk nyeri bedah, traumatik, dan oral-facial Terapi farmakologi Analgesik : non-opiat dan opiat
  • 17. Prinsip penatalaksanaan nyeri Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan sampai ke yang paling kuat Tahapannya: Tahap I analgesik non-opiat : AINS Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan) Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan Contoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis α2, dll.
  • 19. Penatalaksanaan nyeri neuropati Hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid Terapi utamanya : the tricyclic antidepressants (TCA's), the anticonvulsants and the systemic local anesthetics. Agen farmakologi yang lain : corticosteroids, topical therapy with substance P depletors, autonomic drugs and NMDA receptor antagonists Contoh obat baru : pregabalin (Lyrica) dari Pfizer untuk nyeri neuropati
  • 20. Adjuvant Therapy for Neuropathic Pain 80 mg5 mg three times dailyBaclofen (Lioresal) 600 mg100 mg three times dailyPhenytoin (Dilantin) 500 mg50 mg once dailyLamotrigine (Lamictal) 3.6 g100 mg three times dailyGabapentin (Neurontin) 60 mg per kg10 mg per kg per dayDivalproex (Depakote) 20 mg0.5 mg three times dailyClonazepam (Klonopin) 1.6 g200 mg twice dailyCarbamazepine (Tegretol) Dosis maksimumDosis awal
  • 21. Analgesik non-opiat Parasetamol Salisilat: Aspirin Mg salisilat Diflunisal Fenamat: Meklofenamat Asam mefenamat Asam asetat Na diklofenak Antalgin Asam propionat: Ibuprofen Fenoprofen Ketoprofen Naproksen Asam pirolizin karboksilat: Ketorolak Inhibitor Cox-2: Celecoxib Valdecoxib MACAM ANALGESIK
  • 22. stimulus disturbance of cell membranes phospholipids arachidonic acid leukotrienes - prostaglandins - thromboxane - prostacyclin cyclooxygenase lipoxygenase Phospholipase A NSAIDsLipoxygenase inhibitor corticosteroids Mekanisme ?
  • 23. PARASETAMOL (asetaminofen) Memiliki khasiat analgetik dan antipiretik yang baik Menghambat pembentukan prostaglandin secara sentral, namun tidak di jaringan, sehingga tidak berefek sebagai anti-inflamasi Tidak memiliki efek antiplatelet Efek samping ringan dan jarang, relatif tidak menyebabkan gangguan lambung Pada dosis besar (6-12 g) dapat menyebabkan kerusakan hati Pada dosis terapinya, merupakan pilihan yang aman bagi banyak kondisi kesehatan, temasuk untuk anak-anak dan ibu hamil/menyusui.
  • 24. ASETOSAL (asam asetilsalisilat, Aspirin) Memiliki aktivitas analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi Memiliki efek antiplatelet sehingga dapat mencegah pembekuan darah. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan gangguan pembekuan darah (misalnya hemofili), sirosis hati, trombositopenia, atau pada pasca operasi. Bersifat asam, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung. Sebaiknya jangan diminum ketika lambung kosong. Tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki riwayat gangguan lambung.
  • 25. lanjutan Dapat menyebabkan Reye’s syndrome (suatu gangguan serius pada sistem hepatik dan susunan saraf pusat), sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak di bawah 12 tahun. 20% pasien asma memiliki sensitivitas/alergi terhadap aspirin. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan riwayat alergi (rinitis, urtikaria, asma, anafilaksis, dll). Aspirin sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil karena dapat memperpanjang waktu kelahiran dan meningkatkan resiko pendarahan pasca kelahiran (post-partum).
  • 26. ANTALGIN (metampiron, metamizol, dipiron) memiliki efek analgetika, antipiretika, dan anti-inflamasi yang kuat merupakan obat lama, memiliki efek samping yang cukup berbahaya yaitu leukopenia dan agranulositosis yang dapat berakibat kematian (5%) di Amerika, Inggris, dan Swedia sudah ditarik dari peredaran Di Indonesia ?
  • 27. ASAM MEFENAMAT Memiliki khasiat analgetik, antipiretik dan anti-inflamasi yang cukup, tapi tidak lebih kuat daripada asetosal. Bersifat asam, dapat menyebabkan gangguan lambung. Sebaiknya jangan diminum pada saat perut kosong, atau pada pasien dengan riwayat gangguan saluran cerna/lambung Banyak menyebabkan efek samping : diare, trombositopenia, anemia hemolitik, dan ruam kulit Tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak dan wanita hamil Sebaiknya tidak digunakan dalam jangka waktu lebih dari seminggu, dan pada pemakaian lama perlu dilakukan pemeriksaan darah.
  • 28. ConstitutiveConstitutive: Concentration in the body is stable regardless of stimulus. InducedInduced: Increased concentration in response to stimulus (up-regulated). Konsep tentang enzim Cox
  • 29. COX-I vs COX-II •COX-I •Bersifat konstitutif •Menghasilkan prostaglandin yang bertanggungjawab terhadap keutuhan mukosa gastrointestinal dan tromboxan yang memperantarai agregasi platelet •Penghambatan COX-I menyebabkan kerusakan GI •COX-II •Diinduksi (up-regulated) oleh adanya asam arakidonat dan beberapa sitokin. Dihambat oleh keberadaan glukokortikoid. •Menghasilkan protaglandin yang bertanggungjawab pada peristiwa inflamasi. •Penghambatan COX-II dapat mencegah nyeri Can we inhibit COX-II and not COX-I?
  • 30. Perbandingan antara COX-1 dengan COX-2 ( Diinduksi oleh rangsang inflamasi dan mitogen pada makrofag, monosit, sinoviosit, kondrosit, fibroblas, sel endotelial. Diinduksi oleh hormon pada ovarium dan membran janin. Konstitusif pada SSP, ginjal, testis, sel epitel trakea Sebagian jaringan, tetapi terutama platelet, lambung, ginjal Ekspresi jaringan Utamanya diinduksi ( 10-20 kali), konstitusif pada beberapa organ Utamanya konstitusif, meningkat 2- 4 kali oleh stimulus inflamasi Regulasi Sisi aktif COX-2 lebih luasSisi aktif COX-1 lebih sempitPerbedaan 72 kDa: 604 asam amino72kDa: 599 asam aminoProtein 4,5 kB2,8 kBmRNA Kromosom 1; 8,3 kBkromosom 9; 22 kBcDNA COX-2COX-1 (Pairet & Engelhardt, 1996)
  • 31. Obat golongan inhibitor Cox-2 (golongan Coxibs) Lumiracoxib (Prexige™) Novartis 2nd generation Phase III trials Distinct structure, similar mech. Etoricoxib (Arcoxia™) Merck 2nd generation NDA under review IV injection Parecoxib (Dynastat™) Pfizer 2nd generation Prodrug of Bextra IV injection Valdecoxib (Bextra™) Pfizer 2nd generation Rofecoxib (Vioxx™) Merck 1st generation Celecoxib (Celebrex™) Pfizer 1st generation
  • 32. Perbandingan efek samping - rare kidney and liver problems - increased myocardial infarctions- ringing in the ears - increased incidence of heart attack- dizziness -relatively few GI problems- headache -inhibition of epithelial proliferation- bleeding -lowered mucosal blood flow- ulcer -decreased bicarbonate- heartburn -decreased mucus- stomach pain COX-2 InhibitorsNSAIDs
  • 33. Nilai IC50 OAINS pada penghambatan terhadap COX 0,12 (Lu dkk., 2005)4,8 nM39,8 nMCelecoxib 0,61,3 ± 0,82,2 ± 0,9Naproxen 0,70,35 ± 0,150,5 ± 0,2Diklofenak 7,420 ± 122,7 ± 2,0Asetaminofen 1515 ± 5,31,0 ± 0,07Ibuprofen 600,6 ± 0,080,001 ± 0,001Indometasin 16650 ± 100,3 ± 0,2Asetosal Ratio COX-2/COX-1COX-2COX-1 IC50 (µg/ml) OAINS (Mitchell dkk., 1994)
  • 34. Analgesik opiat Agonis seperti morfin: Morfin Hidromorfon Oksimorfon Leforvanol Kodein Hidrokodon Oksikodon Agonis seperti meperidin: Meperidin Fentanil Agonis seperti metadon: Metadon Propoksifen Antagonis: Nalokson Analgesik sentral: tramadol
  • 35. Mekanisme ? Bekerja pada reseptor opiat di SSP reseptor yang memodulasi transmisi nyeri menurunkan persepsi nyeri dg cara menyekat nyeri pada berbagai tingkat, terutama di otak tengah dan medulla spinalis Reseptor opiat ada 3 : Reseptor ÎĽ (mu) : Berperan dalam Analgesia supraspinal, Depresi respirasi, Euforia, Ketergantungan Reseptor Îş (kappa) : Berperan dalam analgesia spinal, miosis, sedasi Reseptor δ (delta) : disforia, halusinasi, stimulasi pusat vasomotor
  • 36.
  • 37. CONTOH OBAT GOLONGAN OPIAT MORFIN Digunakan sebagai standar analgesik opiat lain Umumnya diberikan secara s.c., i.m, iv. Dosis oral 2 x dosis injeksi. Efek samping: depresi respirasi, mual-muntah, nggliyeng, konstipasi, dll Metabolisme di hepar hati-hati pada pasien dg penyakit liver KODEIN Waktu paruh 3 jam, efikasi 1/10 morfin, ketergantungan lebih rendah Digunakan untuk nyeri ringan dan sedang Dosis oral 30 mg setara dg aspirin 325-600 mg
  • 38. PETIDIN Waktu paruh 5 jam, efektivitas > kodein, tapi < morfin, durasi analgesianya 3-5 jam, efek puncak tercapai dlm 1 jam (injeksi) atau 2 jam (oral) Diberikan secara oral atau im Efek sampingnya setara dengan morfin Dosis 75-100 mg petidin setara dg 10 mg morfin TRAMADOL Waktu paruh 6 jam, efikasi 10-20% morfin, sebanding dg petidin Sifat adiktif minimal, efek samping lebih ringan drpd morfin FENTANIL Waktu paruh 3 jam, digunakan pasca operasi, tapi biasanya untuk anaestesi Efikasinya 80 x morfin, efeknya berakhir dlm 30-60 menit (dosis tunggal) Bisa diberikan dalam bentuk plester yang akan melepaskan obatnya 25 mg/jam untuk 72 jam untuk pasien kanker kronis
  • 39. Equianalgesic Dose Chart for Opioid Pain Medications NA180Propoxyphene NA30Oxycodone 1030Morphine 1020Methadone 1.54Hydromorphone NA30Hydrocodone *NAFentanyl patch NA180Codeine Dosis parenteral (mg)Dosis Oral (mg) McCaffery M, Pasero CL. Opioid analgesics In: Pain: clinical manual. 2d ed. St. Louis: Mosby, 1999:161-299. * 1 µg of the fentanyl patch is equivalent to approximately 2 mg per day of orally administered morphine.
  • 40. Efek samping utama obat golongan opiat Terjadi gejala putus obat jika dihentikan secara tiba-tiba Dependensi Perlu dosis lebih besar untuk mencapai efek yang sama Toleransi Urikaria, pruritus, asmaPelepasan histamin Biliary spasm, retensi urinMeningkatkan tonus spinkter KonstipasiMenurunkan motilitas GI Kecepatan respirasi turunDepresi pernafasan Mual, muntahStimulasi CTZ Lemah, mengantuk, apatis, tidak bisa konsentrasi Kesadaran Disforia, euforiaPerubahan mood ManifestasiEfek
  • 41. Pemilihan obat ? Tergantung pada intensitas nyeri Mempertimbangkan kontraindikasi
  • 42.
  • 43.
  • 44. Figure A: Antinociceptive pathways are activated when pain signals in the spinothalamic tract reach the brain stem and thalamus. The periaqueductal gray matter and nucleus raphe magnus release endorphins and enkephalins. A series of physicochemical changes then produce inhibition of pain transmission in the spinal cord. Figure B: 70% of endorphin and enkephalin receptors are in the presynaptic membrane of nociceptors. Thus, most of the pain signal is stopped before it reaches the dorsal horn. The signal is then further weakened by dynorphin activity in the spinal cord. The site of action of various analgesics is shown. Figure C: Dynorphin activation of alpha receptors on inhibitory interneurons causes the release of GABA. This causes hyperpolarisation of dorsal horn cells and inhibits further transmission of the pain signal. Implications for pain therapy: Medications that mimic the effects of endorphins and enkephalins are the mainstays of chronic pain therapy. Newer drugs that mimic or potentiate the effects of GABA or alpha- 2 receptor agonists have made it possible to target therapy for chronic pain syndromes.