PP 94/2021 mengatur tentang disiplin PNS secara lebih rinci dan memberikan fleksibilitas dalam pengaturan jam kerja PNS. Dokumen ini juga mempertegas pembentukan tim pemeriksa untuk pelanggaran disiplin berat.
2. Diana Ambarukmi, SH., MH., M.AP
Tempt/Tgl. Lahir : Pasuruan, 19 Desember 1976
Alamat Rumah : Perumh Grand Rose Regency A8 Ds Kemiri Kec. Sda
No. HP : 081269956000
Status : Menikah
Nama Suami : Ir. Noki Arwanto
Anak : 1. Farah Qanitah A.A
2. Fadey Baswara A.A
Riwayat Pendidikan Paska SLTA :
1. S1 Hukum di Universitas Hang Tuah Surabaya (1999)
2. S2 Magister Hukum Universitas Airlangga Surabaya (2015)
3. S2 Magister Administrasi Publik UNTAG SBY (2016)
Riwayat Pekerjaan :
1. HRD & GA PT. ATT Surabaya (1999 – 2009)
2. SEKRETARIAT DPRD Kabupaten Sidoarjo (2010 – 2014)
- Staf Persidangan & Per Undang-Undangan (2010 – 2012)
- Pendamping Komisi B (2012 – 2014)
5. BPPT/ DPMPTSP (2014 – 2018 )
- Bidang Perijinan Tertentu (2014 – 2017)
- Bagian Perencanaan & Pelaporan (2017 – 2018)
6. Kasubbid. Pembinaan ASN BKD Kab. Sidoarjo (2018 – Sekarang)
3. DasarHukum
UU NO 5 TAHUN 2014TENTANG
MANAJEMENASN
01
PP NO 11 TAHUN2017 jo PP NO 17 TAHUN2020
TENTANGMANAJEMEN PNS
02
PP NO 94 TAHUN 2021TENTANG
DISIPLINPNS
03
9. PP 53/
2010
Yang dimaksud dengan kewajiban untuk
“masuk kerja dan menaati ketentuan jam
kerja” adalah setiap PNS wajib datang,
melaksanakan tugas, dan pulang sesuai
ketentuan jam kerja serta tidak berada di
tempat umum bukan karena dinas. Apabila
berhalangan hadir wajib memberitahukan
kepada pejabat yang berwenang.
Keterlambatan masuk kerja dan/atau
pulang cepat dihitung secara kumulatif
dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam
sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk
kerja.
(Pasal 3 Angka 11 & Penjelasannya)
PP 94/
2021
Masuk Kerja adalah keadaan dalam melaksanakan
tugas baik di maupun tugas baik di maupun di luar
kantor. (Pasal 1Angka 5)
Yang dimaksud dengan "Masuk Kerja dan menaati
ketentuan jam kerja" adalah kewajiban melaksanakan
tugas sesuai dengan ketentuan sistem kerja yang
dapat dilaksanakan melalui fleksibilitas dalam
pengaturan lokasi dan waktu bekerja.
(Pasal 4 Huruf f & Penjelasannya)
Tidak mengatur keterlambatan masuk kerja
11. Ucapan
setiap kata-kata yg diucapkan dihadapan atau dapat
didengar oleh orang lain seperti dalam rapat,
ceramah, diskusi, melalui telepon, radio, televisi,
rekaman, atau alat komunikasi lainnya
Tulisan
pernyataan pikiran dan/atau perasaansecara
tertulis baik dalam bentuk tulisan maupun
gambar, karikatur, coretan, dll yang serupa
dengan itu.
Perbuatan
setiap tingkah laku, sikap, atau tindakan yang
dilakukan oleh PNSatau tidakmelakukan sesuatu
yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan..
12. Kewajiban PNSsetia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Pemerintah
melaksanakan kebijakan yang
ditetapkan oleh pejabatpemerintah
yang berwenang
menaati ketentuan peraturan
perundang-undangan
melaksanakan tugas kedinasan
dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran,dan
tanggung jawab
menyimpan rahasiajabatan dan
hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuaidengan ketentuarı
peraturan perundang-undangan
bersedia ditempatkan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa
menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepadasetiap
orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan
2
3
4
5 1
6
7
8
PASAL 3
13. 1. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janjiPNS;
2. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janjijabatan;
3. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
pribadi, seseorang, dan/ataugolongan;
4. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau
merugikan keuangan negara;
5. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;
6. masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
(Pasal 15 : dihitung secara kumulatif, dan diberhentikan
pembayaran gaji nya sejak bulan berikutnya apabila tidak masuk
secara terus menerus selama 10 harikerja)
7. menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
8. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan kompetensi; dan
9. menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Selainmemenuhikewajibandiatas,PNSjugawajib:
PASAL 4
14. LaranganPasal5
menyalahgunakan wewenang 1
2
3
4
5
6
7
menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain yang diduga terjadikonflik
kepentingan denganjabatan
menjadi pegawai atau bekerja untuk negaralain
bekerja pada lembaga atau organisasi
internasional tanpa izin atautanpa ditugaskan
oleh Pejabat PembinaKepegawaian
bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing,
atau lembaga swadaya masyarakat asing kecuali
ditugaskan oleh Pejabat PembinaKepegawaian
memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan, atau meminjamkan barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen,atau surat
berharga milik negara secara tidaksah
melakukan pungutan di luar ketentuan
15. LaranganPasal5
melakukan kegiatan yang merugikan negara 8
9
10
11
12
13
bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
menghalangi berjalannya tugas kedinasan
menerima hadiah yang berhubungan dengan
jabatan dan/ataupekerjaan
meminta sesuatu yang berhubungan denganjabatan
melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakanyang
dapat mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;dan
16. memberikandukungan
kepadacalon
Presiden/WakilPresiden,
calonKepala
Daerah/WakilKepala
Daerah, calon anggota
DewanPerwakilan
Rakyat, calonanggota
DewanPerwakilan
Daerah, atan calonDPRD
dengancara:
a. ikut kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan
menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
c. sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain;
d. sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara;
e. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye;
f. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
dan/atau
g. memberikan surat dukungan disertai fotokopi
Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan
Tanda Penduduk
14
Larangan Pasal 5
17. TINGKAT&JENISHUKUMANDISIPLIN
HUKUMANDISIPLINRINGAN
HUKUMANDISIPLINS
E
DANG
HUKUMAN DISIPLIN BERAT
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puassecara
tertulis.
a. pemotongan tukin sebesar 25 %
selama 6 bulan;
b. tukin sebesar 25 %selama 9bulan;
dan
c. Pemotongan tukin sebesar25%
selama 12bulan
a. penurunan jabatan setingkatlebih
rendah selama 12 bulan;
b. Pembebasan dari jabatannya
menjadi jabatan pelaksanaselama
12 bulan; dan
c. Pemberhentian dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puassecara
tertulis.
a. Penundaan kenaikan gaji berkala;
b. Penundaan kenaikan pangkat; dan
c. Penurunan Pangkat 1 tingkatlebih
rendah selama 1 tahun.
a. Penurunan Pangkat 1 tingkat
lebih rendah selama 3 tahun;
b. Pemindahan dalam rangkapenurunan
jabatan 1 tingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri sebagai PNS;
dan
e. PTDH.
18. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk
k e rja d a n m e na a t i ja m kerja
1. teguran lisan bagi PNSyang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 3
hari kerja dalam 1 tahun;
2. teguran tertulis bagi PNSyang tidak Masuk Kerja
tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 4
sampai dengan 6 hari kerja dalam 1 tahun; dan
3. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS
yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 7sampai dengan 10 hari
kerja dalam 1(satu)tahun.
19. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk kerja
dan mentaati jam kerja
1. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama
6 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara kumulatif selama 1
1sampai dengan 13
hari kerja dalam 1 (satu)tahun;
2. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % selama
9 bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan
yang sah secara kumulatif selama 14sampai dengan 16
hari kerja dalam 1 (satu) tahun;dan
3. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % (dua
puluh lima persen) selama 12bulan bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 17sampai dengan 20 hari kerja dalam 1 (satu)
tahun.
20. HUKUMAN DISIPLIN BERAT .
Catatan untuk pelanggaran tidak masuk kerja dan
menaati jam kerja
1. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12bulan bagi PNS
yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 21-24 hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12
bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 25-27hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
3. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang
sah secara kumulatif selama 28 (dua puluh delapan) hari kerja
atau lebih dalam 1(satu) tahun; dan
4. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang
sah secara terus-menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja.
21. PP 53/
2010
Pembentukan Tim Pemeriksa
dibentuk sifatnya pilihan. Boleh juga
tidak untuk pelanggaran disiplin yang
ancaman hukumannya berat
ataupun sedang.
(Pasal 25 Ayat1)
PP 94/
2021
Pembentukan Tim Pemeriksa sifatnya
pilihan untuk pelanggaran disiplin
dengan ancaman hukuman disiplin
sedang dan Pembentukan Tim
Pemeriksa sifatnya wajibuntuk
pelanggaran disipli dengan ancaman
hukuman disiplin berat.
(Pasal 29 Ayat 1 dan 2)
22. Dalam hal Pejabat yang Berwenang Menghukum tidak
menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada PNSyangmelakukan
Pelanggaran Disiplin, maka Pejabat yang Berwenang
Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin olehatasannya.
Pejabat yang Berwenang Menghukum wajib menjatuhkan
Hukuman Disiplin kepada PNSyang melakukanPelanggaran
Disiplin
Pejabat yang Berwenang Menghukum dijatuhi Hukuman
Disiplin yang lebihberat.
Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dijatuhkan setelah
melalui prosespemeriksaan.
Atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum juga menjatuhkan
Hukuman Disiplin terhadap PNSyang melakukan PelanggaranDisiplin
25. WajibMemeriksa
1. Atasan langsung:untuk jenis HukdisRingan
2. Tim Pemeriksa:
a. Hukdissedang:dapat dilakukan olehtim
pemeriksa.
b. Hukdisberat: dilakukan oleh timpemeriksa
TujuanPemeriksaan
1. bersangkutanbenar/tidak
2. faktor yg mendorong/menyebabkan
3. mengetahuidampak/akibat
Pemeriksaan
(dituangkandalamB
A
P
)
1. Teliti danobyektif,
2. PYBMmempertimbangkan dengan
seksama.
26. Dalam hal atasan langsung PNS yang diduga
melakukan Pelanggaran Disiplin terlibat dalam
pelanggaran tersebut, maka yang menjadi anggota
tim pemeriksa adalah atasan yang lebih tinggi secara
berjenjang.
TIM PEMERIKSA TERDIRI
DARI ATASAN LANGSUNG,
UNSUR PENGAWASAN, DAN
UNSUR KEPEGAWAIAN
DALAM HAL TERTENTU DAPAT
MELIBATKAN PEJABAT LAIN
YANG DITUNJUK
TIM PEMERIKSA DIBENTUK OLEH
PEJABAT PEMBINA
KEPEGAWAIAN ATAU PEJABAT
LAIN YANG DITUNJUK
DAPAT MEMINTA KETERANGAN DARI
PIHAK LAIN DALAM
PEMERIKSAAN DUGAAN
PELANGGARAN DISIPLIN
27. PNSyang diduga melakukan pelanggaran
disiplin dan kemungkinan dijatuhiHDberat,
dapat dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya sejakdiperiksa.
Sampai dengan ditetapkan keputusanHD.
Diangkat pejabat pelaksanaharian.
Diberikan hakkepegawaian.
Jika tidak ada atasan, oleh pejabat lebih tinggi.
28. Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan atasanlangsung
terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang yang
menimbulkan kerugian keuangan negara, maka atasan
langsung atau tim pemeriksa wajib berkoordinasi dengan
aparat pengawas intern pemerintah.
Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang
mempunyai tugas pengawasan dapat digunakan sebagai bahan
untuk melakukan pemeriksaan dan/atau melengkapi pertimbangan
untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNSyang diduga
melakukan PelanggaranDisiplin
Dalam hal indikasi tersebut terbukti, aparat pengawas
intern pemerintah merekomendasikan Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk melaporkan kepada aparat penegak
hukum.
29. PenjatuhanHukumanDisiplin
1
2
3
4
5
Setiap penjatuhan HDditetapkan dengankeputusan
pejabat yang berwenang menghukum.
PNSberdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
beberapa pelanggaran, kepadanya hanya dijatuhi satu
jenis HDyg terberat.
PNS tidak dapat dijatuhi hukdis 2 kaliatau
lebih untuk pelanggaran disiplin yang sama.
Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan padaPNS
yang mendapatkan penugasan khusus dan bukan
merupakan kewenangan pimpinan instansi atau Kepala
Perwakilan tempat penugasan khusus, maka pimpinan
instansiatau Kepala Perwakilan mengusulkan penjatuhan
HukumanDisiplin kepada pimpinan instansi induk disertai
berita acara pemeriksaan.
PNSyang pernah dijatuhi HD,kemudian
melakukan pelangaran yang sifatnya sama,
maka dijatuhiHDyang lebih berat dari HDyang
pernah dijatuhkan.
30. K
E
T
E
N
T
U
A
NP
E
R
A
L
I
H
A
N
HukumanDisiplin yang telah dijatuhkan sebelum
1. berlakunya PeraturanPemerintahini dansedang
dijalani oleh PNSyang bersangkutan dinyatakan
tetap berlaku.
2. Keberatanyang diajukankepada atasanPejabat
yang BerwenangMenghukum ataubanding
administratif kepada BadanPertimbangan
Kepegawaiansebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini diselesaikan sesuaidengan Peraturan
Pemerintah Nomor 53Tahun2010tentang Disiplin
PegawaiNegeri Sipil beserta peraturan
pelaksanaannya.
PelanggaranDisiplin yang dilakukansebelum
berlakunya PeraturanPemerintahini danbelum
dilakukanpemeriksaan, makaberlaku ketentuan
dalam Peraturan Pemerintahini.
03
PNSyang melanggar ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 10Tahun1983tentang
lzin Perkawinan danPerceraian bagi
Pegawai Negeri Sipil sebagaimanatelah
diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun1990tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 10Tahun
1983tentang Izin PerkawinandanPerceraian
bagi PegawaiNegeri Sipil dijatuhi salahsatu
jenis Hukuman Disiplin berat berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini.
Ketentuan Peraturan Pemerintah ini mutatis
mutandis berlaku untuk calonPNS.
07
08
PelanggaranDisiplin yang telah dilakukan
pemeriksaan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah, maka hasil pemeriksaan tetap
berlaku danprosesselanjutnya berlaku
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
04
Ketentuan HDsedangdalam Pasal8 ayat (3)
berlaku setelah PPGajidanTunjangan
berlaku.
05
Tetap berlaku Pasal7ayat (3) PP Nomor 53
Tahun2010 tentang Disiplin PNS.
06
31. KODE ETIK ASN
KODE ETIK :
SEBAGAI PEDOMAN BAGI SETIAP PEGAWAI ASN
DALAM BERSIKAP, BERTINGKAH LAKU, DAN BERBUAT
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN PERGAULAN
HIDUP SEHARI-HARI.
PERBUP 69/2017 TTG KODE ETIK ASN DI LINGKUNGAN PEMKAB SIDOARJO
32. KODE ETIK ASN
Etika dalam bernegara dan penyelenggaraan
pemerintahan
Etika dalam bermasyarakat
Etika dalam berorganisasi
Etika terhadap diri sendiri
Etika dalam melakukan pelayanan terhadap
masyarakat
Etika dalam melakukan koordinasi dengan instansi
lain
Etika terhadap sesama pegawai
33. Laporan Perkawinan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang melangsungkan
perkawinan pertama wajib melaporkan kepada pejabat
secara hirarkhis, selambat-lambatnya 1 tahun sejak
tanggal perkawinan. Ketentuan ini juga berlaku bagi
PNS yang berstatus janda atau duda yang
melangsungkan perkawinannya kembali.
34. PERCERAIAN
PNS yang melakukan perceraian wajib memperoleh ijin
secara tertulis atau surat keterangan terlebih dahulu dari
pejabat. bagi PNS yang berkedudukan sebagai penggugat,
harus memperoleh ijin dari pejabat, sedangkan bagi PNS
yang berkedudukan sebagai tergugat cukup mendapat
surat keterangan dari pejabat.
35. PNS DAPAT MELAKUKAN PERCERAIAN BILA ADA SALAH
SATU/LEBIH ALASAN SBB:
• Salah satu pihak berbuat zinah ;
• Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat atau penjudi;
• Salah satu pihak meninggalkan selama 2 tahun berturut-turut
tanpa ijin;
• Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 (lima)
tahun/hukuman yang lebih berat;
• Salah satu pihak melakukan kekejaman/penganiayaan;
• Antara suami/isteri terjadi perselisihan terus menerus dan tidak
ada harapan untuk rukun kembali.
36. Permintaan ijin untuk bercerai ditolak
atau diberikan :
• Bertentangan dengan ajaran Agama/peraturan Agama
yang dianut;
• Tidak ada alasan sebagai tercantum dalam angka 2 diatas;
• Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
• Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
37. Kewajiban PNS PRIA Setelah Bercerai
• Wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas
isteri dan anak-anaknya;
• Pembagian gaji tersebut ialah sepertiga (1/3);
• Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak, maka bagian
gaji yang wajib diserahkan PNS kepada bekas isterinya ialah
setengah (1/2) dari gajinya;
• Apabila bekas isteri PNS yang bersangkutan kawin lagi, maka
haknya atas bagian gaji dari bekas suaminya menjadi hapus
terhitung mulai ia kawin lagi.
38. PNS PRIA YANG AKAN BERISTERI
LEBIH DARI SEORANG
Syarat alternatif :
• Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya, karena menderita sakit
jasmani/rokhani.
• Isteri mendapat cacat badan/penyakit lain yang tidak dapat
disembuhkan.
• Isteri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-
kurangnya 10 tahun.
Syarat kumulatif :
• Ada persetujuan tertulis secara iklas dari isteri dan disahkan atasannya.
• PNS pria mempunyai penghasilan yang cukup.
• PNS pria berlaku adil terhadap isteri-isterinya dan anaknya.
39. PNS WANITA TIDAK DIIJINKAN MENJADI
ISTERI KEDUA, KETIGA, KEEMPAT
• PNS wanita tidak diizinkan menjadi isteri
kedua/ketiga/keempat.
• Seorang wanita yang berkedudukan sebagai isteri
kedua/ketiga/keempat dilarang menjadi PNS.
40. HIDUP BERSAMA DILUAR IKATAN PERKAWINAN
YANG SAH
• PNS dilarang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
yang sah.
• Yang dimaksud hidup bersama diluar perkawinan yang sah
adalah melakukan hubungan sebagai suami isteri dengan
wanita yang bukan isterinya atau dengan pria yang bukan
suaminya yang seolah-olah merupakan suatu rumah
tangga.
41. Pelanggaran Disiplin Berat Bagi PNS :
• Tidak memberitahukan perkawinan pertamanya secara tertulis kepada
Pejabat dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun setelah
perkawinan dilangsungkan;
• Melakukan perceraian tanpa memperoleh izin bagi yang berkedudukan
sebagai penggugat atau tanpa surat keterangan bagi yang berkedudukan
sebagai tergugat, terlebih dahulu dari Pejabat;
• Beristeri lebih dari seorang tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari
Pejabat;
• Melakukan hidup bersama diluar ikatan perkawinan yang sah dengan
wanita yang bukan isterinya atau dengan pria yang bukan suaminya;
42. • Tidak melaporkan perceraiannya kepada Pejabat dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
terjadinya perceraian;
• Tidak melaporkan perkawinannya yang
kedua/ketiga/keempat kepada Pejabat selambat-lambatnya
1 (satu) tahun setelah perkawinan dilangsungkan;
• Setiap atasan yang tidak memberikan pertimbangan dan
tidak meneruskan permintaan izin atau pemberitahuan
adanya gugatan perceraian untuk melakukan perceraian, dan
atau untuk beristri lebih dari seorang dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah ia menerima
permintaan izin atau pemberitahuan adanya gugatan
perceraian;
43. • Pejabat yang tidak memberikan keputusan terhadap
permintaan izin perceraian atau tidak memberikan surat
keterangan atas pemberitahuan adanya gugatan perceraian, dan
atau tidak memberikan keputusan terhadap permintaan izin
untuk beristri lebih dari seorang dalam jangka waktu selambat-
lambatnya tiga bulan setelah ia menerima permintaan izin atau
pemberitahuan adanya gugatan perceraian;
• Pejabat yang tidak melakukan pemeriksaan dalam hal
mengetahui adanya PNS dalam lingkungannya yang melakukan
hidup bersama diluar ikatan perwinan yang sah;
44. • PNS wanita yang menjadi isteri kedua/ketiga/keempat
dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS ;
• PNS dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan
PP No. 94 Tahun 2021, apabila menolak melaksanakan
pembagian gaji dan atau tidak mau menandatangani daftar
gajinya sebagai akibat perceraian.