Perkembangan pemikiran migrasi penduduk didasarkan pada teori perbedaan antara sektor ekonomi pedesaan dan perkotaan (LFR), harapan penghasilan lebih tinggi di kota (Todaro), dan faktor sosial seperti kebiasaan suku (Naim). Lean mempelajari faktor-faktor makro dan mikro yang mempengaruhi migrasi. Pemikir klasik fokus pada perbedaan upah, sedangkan pendekatan modern memandang migrasi sebag
2. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
MIGRASI PENDUDUK
Teori LFR (Lewis-Fei-Rannis) menyatakan bahwa perpindahan penduduk pada dasarnya terjadi karena
adanya perbedaan antar sektor kota yang modern dan sektor desa yang tradisional.
Todaro (1970) dimana seseorang akan berpindah dari desa ke kota karena mengharapkan penghasilan
yang lebih tinggi
Perbedaan penghasilan menyebabkan terjadinya MOBILITAS
Naim (1974) menyatakan kecenderungan Suku Minangkabau untuk bermigrasi karena telah terjadi
kebiasaan dan melembaganya sistem sosial suku bangsa tersebut.
Lean (1983) mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi dari aspek makro yaitu yang berkaitan
dengan tempat (daerah), struktur sosial ekonomi, faktor demografi serta kelembagaan (kebijakan). Sedangkan
dari aspek mikro yaitu model-model manusia, model motivasi atau pengambilan keputusan untuk pindah
3. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
MIGRASI PENDUDUK
MENURUT PEMIKIR KLASIK
• Perbedaan kesempatan ekonomi terutama perbedaan dalam tingkat upah dianggap sebagai
penyebab utama terjadinya migrasi.
PADA TINGKAT MIKRO
• Sebenarnya migrasi dianggap baik sebagai konsumsi maupun investasi. Konsumsi dari sisi
pengeluaran seorang migran dan investasi dari segi penghasilan seorang migran selama berada
di tempat migrasi.
PERKEMBANGAN TERAKHIR
• Migrasi dianggap sebagai bagian dari modal manusia selain kesehatan, pendidikan dan
pelatihan.
DALAM TULISAN TODARO
• Menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan migrasi tergantung kepada probabilitas untuk
mendapatkan kerja di kota.
• Dalam menghitung probabilitas dengan menggunakan RASIO antara KESEMPATAN KERJA dan
ANGKATAN KERJA.
• Sehingga, kota tetap menjadi tempat yang menarik untuk mencari pekerjaan jika probabilitas
kesempatan kerja secara absolut, naik.
4. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
MIGRASI PENDUDUK
KARAKTERISTIK DALAM MIGRASI DESA-KOTA MENURUT TODARO
(4)
Tingginya tingkat pengangguran di perkotaan merupakan suatu fenomena yang tidak bisa
dihindari, terutama pada negara-negara yang memiliki kelebihan tenaga kerja.
(3)
Kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan di perkotaan berhubungan terbalik dengan tingkat
pengangguran di perkotaan.
(2)
Keputusan untuk melakukan migrasi tergantung kepada perbedaan tingkat upah nyata antara
pedesaan dan perkotaan.
(1)
Migrasi terutama sekali dirangsang oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi yang rasional yang
mencakup biaya dan keuntungan baik dari segi finansial amupun psikologi.
5. MIGRASI
Faktor-Faktor yang mempengaruhi migrasi :
• Faktor-faktor pendorong wilayah asal
1. Semakin sedikitnya lapangan pekerjaan di wilayah asal
2. Semakin rusaknya daya dukung lingkungan sehinggaa kualitas hidup semakin
menurun
3. Porspek pendidikan yang kurang baik
4. Relatif terisolir wilayahnya dibandingkan wilayah disekitarnya
5. Adanya tekanan dari kelompok mayoritas atau penguasa
6. Adanya ancaman bencana alam
7. Adanya penggusuran di wilayah karena wilayah digunakan sebagai proyek
pembangunan seperti waduk, hutan lindung dan lain-lain
• Faktor-faktor penarik dari wilayah tujuan
1. Adanya harapan penduduk akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf
hidupnya
2. Kondisi lingkungan hidup yang lebih baik dari wilayah asal
3. Adanya prospek memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik
4. Tersedianya hasil pembangunan seperti pelayanan publik yang lebih baik
5. Tersedianya aktivitas yang lebih menarik seperti tempat hiburan, pertokoan, kegiatan
olahraga serta pusat kebudayaan.
6. MIGRASI
• JENIS-JENIS MIGRASI
MIGRASI DIMENSI RUANG
1. Migrasi Internasional
2. Migrasi Internal
MIGRASI DIMENSI WAKTU
1. Migrasi Musiman (seperti pekerja proyek dll)
2. Migrasi Ulang-Alik (berpindah setiap hari)
MIGRASI DILIHAT DARI SISI MIGRAN
1. Migran Risen, orang yang tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data
berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu lima tahun sebelumnya
2. Migran Seumur Hidup, orang yagn tempat tinggalnya pada saat
pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu lahir
3. Migran Total, orang yang pernah bertempat tinggap di tempat yang
berbeda dengan tempat tinggal pada waktu pengumpulan data
7. KONSEP MOBILITAS
DAN MIGRASI PENDUDUK
Mobilitas penduduk adalah gerak (movement) penduduk yang melewati batas wilayah dan dalam
periode waktu tertentu.
Disebut migran apabila orang tersebut melewati batas wilayah tertentu dengan maksud menetap atau
tinggal secara terus menerus.
Perbedaan Mobilitas dan Migrasi : MOBILITAS penduduk, perpindahan tidak disertai dengan unsur
niatan untuk menetap di daerah tujuan. MIGRASI mencakup beberapa bentuk seperti perpindahan
desa-kota, perpindahan antar provinsi, daerah A ke daerah B dalam satu provinsi, dsb.
Di Indonesia, dikategorikan migran apabila melintas batas wilayah provinsi dan tinggal miniman 6
bulan.
Jenis MIGRASI penduduk antar provinsi dalam 3 kategori :
• (1) Penduduk menurut provinsi tempat lahir dan tempat tinggal sekarang
• (2) Penduduk menurut provinsi tempat tinggal terakhir dan provinsi tempat tinggal sekarang
• (3) Penduduk berumur > 5 tahun menurut provinsi tempat tinggal 5 tahun yang lalu dan provinsi tempat tinggal sekarang
8. KONSEP MOBILITAS
DAN MIGRASI PENDUDUK
Studi mengenai migrasi di Indonesia menunjukkan bahwa setelah
bermigrasi, terjadi pergeseran jenis pekerjaan yang semua
terkonsentrasi pada sektor pertanian menjadi terpencar ke banyak
sektor lain. Kondisi ini tercipta sebagai ekspedisi ekonomi di sektor
industri dan jasa-jasa yang pada umumnya terpusat di kota.
Konsentrasi pekerjaan nonmigran adalah di sektor nonpertanian.
Pekerjaan migran (yang umumnya petani) menyebar ke sektor lain
diluar pertanian.
Selama bertahun-tahun persentase imigran adalah orang yang tidak
mampu, tidak memiliki tanah, kurang terampil dan peluang kerja di
tempatnya sebagian besar tidak ada.
Lipton (1976) menyatakan migran pedesaan tampak berasal dari dua
kelas ekonomi :
•(1) Buruh Tani yang sangat miskin, tidak memiliki tanah, buta huruf yang cenderung
“terdorong” ke kota atau wilayah-wilayah desa lainnya
•(2) Pekerja yang relatif mampu, lebih berpendidikan dan cenderung “tertarik” ke arah
kota-kota yang lebih besar oleh kesempatan-kesempatan ekonomi yang lebih menarik
9. MOBILITAS PENDUDUK DAN
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
• Mobilitas penduduk sebagai salah satu usaha masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan :
1. Mencari sesuatu yang baru (Innovative Migration)
2. Mempertahankan yang dimiliki (Conservative Migration)
• Pada umumnya teori mobilitas mempersoalkan faktor-faktor yang mendorong orang untuk mengambil
keputusan bermigrasi dan salah satu yang menarik adalah kondisi sosial budaya
• Juga mobilitas telah menyebabkan perubahan sosial budaya karena adanya transfer of knowledge and
values
1. SDM BERKUALITAS TINGGI pindah dari DAERAH PADAT ke DAERAH JARANG penduduk : Terjadi
Dispersi Penduduk dan Pembangunan
2. SDM BERKUALITAS RENDAH pindah dari DAERAH PADAT ke DAERAH JARANG penduduk :
Terjadi Dispersi Penduduk dan Polarisasi Pembangunan
3. SDM BERKUALITAS TINGGI pindah ke daerah PADAT PENDUDUK : Terjadi Polarisasi Penduduk
dan Pembangunan
4. SDM BERKUALITAS RENDAH pindah ke daerah PADAT PENDUDUK : Terjadi penambahan
konsentrasi penduduk/Polarisasi Penduduk dan Dispersi Penduduk
• Contoh proses masuknya budaya dan perubahan sosial budaya :
1. Penduduk Kota pindah ke daerah. Cenderung sulit menyesuaikan cara beretika dengan penduduk
setempat, acuh, dan kurang toleran. Pemikiran maju yang dibawa dari kota sering bertentangan
dengan pemikiran tradisional. Namun cara berpakaian dan pengaturan rumah cenderung cepat sekali
ditiru oleh masyarakat desa.
2. Penduduk Desa pindah ke daerah IBUKOTA.. Cenderung merubah perilaku masyarakat desa
(migran) dari sisi nilai menghemat, individualistis,, orientasi masa depan, cara berterus terang dll.
Dampak lain yang sering timbul adalah migran pedesaan cenderung membentuk PAGUYUBAN, yang
secara berkelompok memiliki suku yang sama, berkomunikasi dengan bahasa yang sama, solidaritas
tinggi dan tolong menolong. NAMUN bila hal ini terlalu banyak terjadi di kota. Maka akan
menyebabkan tingkat heterogenitas yang tinggi.
10. GAMBARAN UMUM
MOBILITAS INTERNASIONAL
• Mobilitas Penduduk di Negara-Negara Maju
Mobilitas penduduk negara maju lebih sedikit dari negara berkembang.
1. Castle (1993) menemukan bahwa di bekas negara Jerman Barat, jumlah
penetap asing telah meningkat dari 4,5 juta orang di tahun 1980 menjadi
5,2 juta orang di tahun 1990. Jumlah ini mencapai 8.4 persen dari jumlah
penduduk Jerman Barat. Angka terbesar penetap asing dari luar
masyarakat Eropa terdiri dari bangsa Turki (1.7 juta orang), Yugoslavia
(625 ribu orang), dan Polandia (241 ribu orang).
2. Cenderung mobilitas terjadi dari negara berkembang ke negara maju.
• Mobilitas Penduduk di Negara-Negara Berkembang
Tingkat pertumbuhan penduduk dan tingkat kemiskinan cenderung tinggi di
negara berkembang. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat negara
berkembang cenderung melakukan migrasi ke negara-negara maju.
1. Dalam hal ini, negara-negara maju tersebut memiliki percepatan
perumbuhan ekonomi yang tinggi dan laju angkatan kerja yang lambat.
Menyebabkan implikasi berupa kekurangan tenaga kerja dan kenaikan
upah.
2. Poin diatas menjadi sebab negara berkembang melakukan mobilitas
karena tingginya upah dan kurangnya tenaga kerja di negara maju.
11. MOBILITAS PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA
INDUSTRI BARU
• Negara-negara industri baru di wilayah Asia Tenggara
dan Asia Timur menjadi penting untuk dibahas karena
juga memiliki kesamaan dari segi geografis seperti di
Indonesia.
Indonesia yang
Terbuka terhadap
Modal Asing
Banyaknya pekerja
migran yang masuk
ke Indonesia
Banyaknya migran
Indonesia yang masuk
ke negara tetangga.
Akan menjadi
fenomena dinamika
penduduk dan akan
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi di Indonesia
dan negara tetangga.
12. MOBILITAS PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA
INDUSTRI BARU
• Dalam 1 dekade terakhir, negara Asia Tenggara dan Asia Timur
menjadi negara industri baru dan berhasil meningkatkan
perekonomiannya dan dikenal sebagai “MACAN ASIA” seperti :
Jepang, KorSel, Taiwan, Hongkong dan Singapura. Dan segera
menyusul Thailand dan Malaysia.
• Keberhasilan diatas juga turur menyebabkan transisi mobilitas dalam
tempo yang relatif singkat.
Sebagai Contoh :
• Jepang terdahulu adalah negara pengekspor tenaga kerja. 10
tahun setelah perang dunia. Kemudian jepang bergeser menjadi
negara industri baru dan saat ini menjadi pengimpor tenaga kerja
dari luar negeri.
• Filipina sebagai negara pengekspor pekerja ke negara-negara
industri telah membantu perekonomian negaranya. Hal ini
menjadi penerimaan devisa terbesar. Budaya migrasi migran
Filipina ini menciptakan pembentukan komunitas migran
Filipina, khususnya di AMERIKA SERIKAT.
13. URBANISASI
Urbanisasi umumnya diartikan sebagai perpindahan penduduk dari desa kota.
Pengertian URBANISASI adalah proporsi jumlah penduduk yang tinggal di sekitar wilayah perkotaan, disertai terjadinya
transformasi perubahan kehidupan dari corak sosial ekonomi pedesaa (agraris) ke corak sosial ekonomi perkotaan yaitu industri dan
jasa.
Potensi urbanisasi terjadi karena industri dan jasa cenderung tumbuh di kota dan membutuhkan tenaga kerja untuk itu. Sehingga
mendorong masyarakat pinggiran kota untuk melakukan mobilitas ke kota.
Tingkat urbanisasi di Indonesia terus meningkat, walaupun masih relatih rendah bila dibandingkan dengan tingkat urbanisasi di
negara berkembang lainnya.
Kecenderungan Urbanisasi di Indonesia adalah Pergi ke Pulau Jawa. Jawa dianggap sebagai daerah maju dan besar. Sehingga pekerja
baru cenderung terkonsentrasi ke Jawa. Hal ini juga disebabkan karena Indonesia masih cenderung JAWASENTRIS.
Saat ini JAWA, mengalami proses mega urbanization. Dimana tanah-tanah pertanian diubah menjadi kawasan industri dan pemukiman. Hal
ini akan menyebabkan masalah besar bagi JAWA di masa mendatang seperti penyediaan pangan, energi, serta transportasi penduduk.
14. TRANSMIGRASI
Transmigrasi adalah suatu sistem pembangunan terpadu yang
merangkum seperangkat prinsip dan metode untuk
penyelenggaraan pemukiman dan kehidupan baru bagi suatu
kelompok masyarakat.
Transmigrasi sebagai upaya untuk mencapai keseimbangan
penyebaran penduduk, juga dimaksudkan untuk perluasan
kesempatan kerja, meningkatkan produksi dan meningkatkan
pendapatan. Hal ini membuat transmigrasi harus mampu
mendukung kemajuan sektor pembangunan.
Meskipun belum dapat memecahkan masalah kependudukan
dan masalah penyediaan kesempatan kerja secara tuntas, namun
salah satu jalan keluar yang paling nyata dalam menghadapi
tantangan perekonomian adalah penyelenggaraan transmigrasi
besar-besaran.
15. TRANSMIGRASI
• Transmigrasi dan Masalah Kependudukan
Transmigrasi dan Keluarga Bencana dilakukan demi mengatasi masalah bertambahnya
penduduk Jawa. Mengurangi penduduk Jawa merupakan Tema Transmigrasi Indonesia
saat itu. Karena semakin habisnya lereng-lereng gunung menjadi perumahan.
Musnahnya hutan dipulau jawa serta kemiskinan di pedesaan.
Namun dilema juga terjadi disaat program transmigrasi dilakukan tanpa
memperhitungkan kelayakan pulau di Luar Jawa dan daya tampung pulau Luar Jawa.
Sehingga, tansmigrasi dijadikan alat untuk mempercepat pembangunan daerah dan
pemerataaan pembangunan.
• Transmigrasi dan Pembangunan Ekonomi
Dalam hal ini, pembangunan ekonomi akan berhasil bila telah menggunakan sumber
daya yang ada secara optimal. Karena pembangunan ekonomi adalah proses jangka
panjang, maka penggunaan sumber daya yang optimal harus memperhitungkan jumlah
maupun kualitas sumber daya. Untuk wilayah seperti Indonesia. persebaran jumlah dan
kualitas sumber daya menentukan pola pembangunan.
Dalam hal ini, transmigrasi sebagai program dari pemerintah yang bukan hanya untuk
memeratakan jumlah penduduk tetapi juga sebagai transfer kualitas sumber daya,
terkhusus SDM Jawa ke daerah lainnya yang kurang perhatian.
16. TRANSMIGRASI
• Transmigrasi dan Pembangunan Daerah
Transmigrasi harus bertitik tolak dari keperluan pembangunan
daerah-daerah luar jawa atau paling tidak dari keduanya.
Transmigrasi yang bertitik tolak dari masalah pulau Jawa
(tekanan penduduk) belaka akan menempatkan kepentingan luar
jawa sebagai sekunder.
Dalam hal ini, transmigrasi sebelumnya hanya menitikberatkan
pada pengentasan permasalahan di Jawa. Tanpa memperhatikan
daerah tujuan.
Diharapkan konsep transmigrasi Indonesia saat ini juga diawali
dari keinginan untuk memajukan pembangunan daerah di Luar
Jawa.
17. TERIMA KASIH
STUDI KASUS
• Carilah dan perkenalkan 2 daerah di Indonesia, yang menjadi
tujuan migrasi dan mobilitas penduduk.
• Jelaskan bagaimana hal tersebut telah menyebabkan perubahan
sosial budaya pada daerah tersebut.
• Ceritakan perkembangan PROGRAM TRANSMIGRASI sejak
dahulu hingga sekarang.
• Apakah program tersebut telah berhasil membantu menangani
masalah pembangunan ekonomi di Indonesia
TUGAS DI KERJAKAN DALAM BENTUK PPT
SUBMIT DI ELITA (TERAKHIR 12 MARET 2020)