2. Pengertian Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat yang
satu ke tempat yang lain dengan tujuan untuk menetap.
Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional
yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati
batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal
yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat
pada sekitar wilayah satu negara saja.
Perpindahan penduduk yang berlangsung dalam
masyarakat ada dua macam sebagai berikut :
1. Perpindahan vertikal, yaitu pindahnya status manusia dari
kelas rendah ke kelas menengah, dari pangkat yang rendah
ke pangkat yang lebih tinggi, atau sebaliknya.
2. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang
atau secara geografis dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan
migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal disebut
migrasi.
3. Jenis-jenis Migrasi
1. Migrasi internasional ( migrasi antarnegara )
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan
penduduk dari suatu Negara ke Negara lain. Migrasi
internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
a. Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara
(nation-state) ke negara lain, dimana ia bukan merupakan
warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan untuk
menetap permanen yang dilakukan oleh imigran, sedangkan
turis dan pendatang untuk jangka waktu pendek tidak dianggap
imigran. Walaupun demikian, migrasi pekerja musiman
(umumnya untuk periode kurang dari satu tahun) sering
dianggap sebagai bentuk imigrasi.
4. b. Emigrasi
Emigrasi adalah tindakan meninggalkan negara asal
seseorang atau wilayah untuk menetap di negara lain. Ini
adalah sama seperti imigrasi tapi dari perspektif negara
asal. Ada banyak alasan mengapa orang mungkin memilih
untuk beremigrasi. Misalnya, yaitu untuk alasan
agama, kebebasan politik atau ekonomi atau melarikan
diri. Lainnya memiliki alasan pribadi seperti pernikahan.
Beberapa orang yang tinggal di negara-negara kaya dengan
iklim dingin memilih untuk pindah ke iklim hangat ketika
mereka pensiun. Orang yang melakukan emigrasi disebut
emigran.
d. Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari suatu negara
kenegara asalnya.
5. 2. Migrasi internal ( migrasi nasional )
Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan
penduduk yang masih berda dalam lingkup satu wilayah
Negara. Perpindahan yang merupakan migrasi
internal, yaitu urbanisasi dan transmigrasi.
a. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi
kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara
desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah
peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa
didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan
pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera
dicarikan jalan keluarnya.
6. a. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern
2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan
berkualitas
b. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di
desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
7. b. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat
penduduknya ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit
atau belum ada penduduknya sama sekali. Transmigrasi di Indonesia
biasanya diatur dan didanai oleh pemerintah kepada warga yang umumnya
golongan menengah ke bawah. Sesampainya di tempat transmigrasi para
transmigran akan diberikan sebidang tanah, rumah sederhana dan
perangkat lain untuk penunjang hidup di lokasi tempat tinggal yang baru.
Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
(sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi
(Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah beberapa Keppres dan
Inpres pendukung. Syarat untuk menjadi Transmigran :
8. 1. Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili
di wilayah Negara Republik Indonesia.
2. Berkeluarga dibuktikan dengan Surat Nikah dan Kartu Keluarga.
3. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu
Tanda Penduduk (KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama
antar daerah.
5. Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili.
6. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
7. Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan
potensi sumber daya yang tersedia di lokasi tujuan sebagaimana diatur
dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
8. Menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan
kewajiban sebagai transmigran.
9. Lulus seleksi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Lulus dari
Tim yang diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.
9. Jenis-jenis Transmigrasi
a) Transmigrasi umum
Transmigrasi umum adalah pengiriman transmigrasi yang
pelaksanaannya dan pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah.
b) Transmigrasi khusus
Transmigrasi khusus adalah transmigrasi yang diselenggarakan
dengan tujuan tujuan tertentu, misalnya penduduk yang tertimpa
bencana alam, pengangguran dan tunawisma di kota-kota besar, para
karyawan yang ditugaskan dalam pembangunan proyek-proyek di
daerah.
c) Transmigrasi bedol desa
Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang meliputi seluruh
penduduk desa beserta pejabat-pejabat pemerintah desa. Transmigrasi
ini dilaksanakan karena daerah asal para transmigran akan digunakan
untuk tempat pembangunan proyek penting. Contohnya ialah penduduk
Wonogiri (Jawa Tengah) bertransmigrasi ke Sitiung (Sumatra Barat)
karena daerahnya digunakan untuk pembangunan Waduk Gajah
Mungkur dan transmigrasi penduduk daerah Kedungombo (Jawa
Tengah).
10. d) Transmigrasi lokal
Transmigrasi lokal adalah transmigrasi dari suatu daerah ke daerah
lain dalam provinsi yang sama. Contohnya adalah perpindahan
penduduk antar kabupaten di Lampung dan di Kalimantan Timur.
e) Transmigrasi spontan
Transmigrasi spontan adalah transmigrasi yang dilakukan oleh
seseorang atas kesadaran, kemauan, dan biaya sendiri. Apabila
transmigran mengajukan permohonan, pemerintah akan memberi
bantuan berupa tanah yang belum dibuka seluas dua hektar, tanah
tersebut masih berupa hutan.
f) Transmigrasi swakarsa
Transmigrasi swakarsa adalah transmigrasi semacam transmigrasi
spontan. Jadi, pembiayaan sebagian atau seluruhnya ditanggung oleh
transmigran dan dapat pula pembiayaan dari pihak lain yang bukan
pemerintah. Untuk pelaksanaannya pemerintah memberi petunjuk dan
bimbingan kepada para transmigran. Di tempat tujuan mereka
mendapat lahan pekarangan seluas seperempat hektar setiap keluarga.
11. Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau
internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif
terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
a. Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :
1) Dampak Positif Imigrasi
- Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
- Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat
pembangunan
- Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat
alih teknologi
- Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa
2) Dampak Positif Emigrasi
- Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran
mata uang asing
- Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar
negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke
negara asalnya
- Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
12. b. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :
1) Dampak Positif Transmigrasi
- Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama
transmigran
- Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan
transmigrasi
- Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat
penduduknya
- Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan
perkebunan kelapa sawit, karet, coklat dan lain-lain
- Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
2) Dampak Positif Urbanisasi
- Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
- Mengurangi jumlah pengangguran di desa
- Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
- Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
- Perekonomian di kota semakin berkembang
13. c. Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain :
1) Dampak Negatif Imigrasi
- Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa
- Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki
tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan
politik, dan lain-lain.
2) Dampak Negatif Emigrasi
- Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang
ditinggalkan
- Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
d. Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain
1) Dampak Negatif Transmigrasi
- Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat
dengan para transmigran
- Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi
karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya
14. 2) Dampak Negatif Urbanisasi
- Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
- Produktivitas pertanian di desa menurun
- Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
- Meningkatnya pengangguran di kota
- Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari
perumahan
- Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan
kemacetan lalu lintas.
e. Usaha-usaha untuk Menanggulangi Permasalahan Migrasi
Beberapa usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan
migrasi, adalah sebagai berikut :
- Persebaran pembangunan industri sampai ke daerah-daerah
- Peningkatan pendapatan masyarakat desa melalui intensifikasi
dan Koperasi Unit Desa
- Pembangunan fasilitas yang lebih lengkap seperti pendidikan dan
kesehatan
- Pembangunan jaringan jalan sampai ke desa-desa sehingga
hubungan antara desa dan kota menjadi lancar
- Meningkatkan penyuluhan program Keluarga Berencana untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan
15. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja
jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja
yang berlaku di indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para
tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang
menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7
tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
16. Jenis Perlindungan kerja
1. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan
usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan
pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya
sebagaimana manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota
masyarakat dan anggota keluarga. Perlindungan sosial disebut juga
dengan kesehatan kerja.
2. Perlindungan teknis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan
usaha-usaha untuk menjaga agar pekerja/buruh terhindar dari bahaya
kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang
dikerjakan. Perlindungan ini lebih sering disebut sebagai keselamatan
kerja.
3. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja/buruh suatu
penghasilan yang cukup guna memnuhi keperluan sehari-hari baginya
dan keluarganya, termasuk dalam hal pekerja/buruh tidak mampu
bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini
biasanya disebut dengan jaminan sosial.
17. Jenis – Jenis Jaminan Sosial tenaga kerja
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja maerupakan resiko
yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang
diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik
fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.
2. Jaminan Kematian
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja
akan mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat
berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang
ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian dalam
upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya
pemakaman maupun santunan berupa uang.
18. 3. Jaminan hari Tua
Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mapu
bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan
kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenaga kerjaan
sewaktu masih bekerja, teruma bagi mereka yang penghasilannya
rendah. Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan yang
dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai
usia 55 ( lima puluh lima ) tahun atau memnuhi persyaratan tersebut.
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksankan rugas sebaik-
baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan (
kuratif ). Oleh karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang
tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada
perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penggulangan
kemampuan masyarakat melalui program jaminan sosial tenaga kerja.
Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan
(promotif), pencegahan (oreventif), penyembuhan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif).
19. Klasifikasi Tenaga Kerja
1. Berdasarkan penduduknya
Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.
Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.
2. Berdasarkan batas kerja
Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas
yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan
sebagainya.
20. 3. Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah
atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:
pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian
dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja
terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga
mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli
bedah, mekanik, dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu
rumah tangga, dan sebagainya.
21. Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
1. Rendahnya kualitas tenaga kerja
2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
4. Pengangguran