1. BEBERAPA TEORI KETENAGAKERJAAN
Ada dua teori penting dalam kaitan ketenagakerjaan.
Pertama adalah teori Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa
kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah.
Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan andil terhadap
pertumbuhan out put dan penyediaan pekerja di sektor lain.
Kedua adalah Teori Fei-Ranis (1961) yang berkaitan dengan
negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian
besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak
pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Menurut Fei-Ranis ada tiga tahap dalam kondisi kelebihan buruh.
Pertama, di mana pengangguran semu dialihkan ke sektor industri
dengan upah institusional yang sama. Kedua, tahap di mana
pekerjaan pertanian menambah out put tetapi memproduksi lebih dari
upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sektor
industri. Ketiga, tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada
saat buruh pertanian menghasilkan out put lebih daripada perolehan
upah institusional.
Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja
adalah ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja
(demand for labor) dan penawaran tenaga kerja (supply of labor),
pada suatu tingkat upah (Kusumosuwidho, 1981 ).
Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa: (a) lebih besarnya
penawaran dibandingkan permintaan terhadap tenaga kerja (adanya
beberapateoriketenagakerjaan-121213223712-phpapp02.doc 1
2. excess supply of labor) dan, (b) lebih besarnya permintaan dibanding
penawaran tenaga kerja (adanya excess demand for labor).
Gambar Ketidakseimbangan Permintaan dan Penawaran
Tenaga kerja
W
SL
W E
D
0
Ne N
1
W
Excess SL
SL
W1
DL
beberapateoriketenagakerjaan-121213223712-phpapp02.doc 2
0
N1 N2 N
2
3. W SL
DL
W2
Excess
DL
N
0
N3 N4
3
Keterangan:
SL = Penawaran tenaga kerja (supply of labor)
DL = Permintaan tenaga kerja (demand for labor)
W = Upah riil
N = Jumlah tenaga kerja
Penjelasan gambar:
(1) Jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja
adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, yaitu
masing-masing sebesar Ne pada tingkat upah
beberapateoriketenagakerjaan-121213223712-phpapp02.doc 3
4. keseimbangan We. Titik keseimbangan dengan demikian
adalah titik E. Di sini ada excess supply of labor maupun
excess demand for labor. Pada tingkat upah keseimbangan
We maka semua orang yang ingin bekerja telah dapat
bekerja. Berarti tidak ada orang yang menganggur. Secara
ideal keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah
We tersebut.
(2) Pada gambar kedua terlihat adanya excess supply of labor.
Pada tingkat upah W1 penawaran tenaga kerja (SL) lebih
besar daripada permintaan tenaga kerja (DL). Jumlah
tenaga kerja yang menawarkan dirinya untuk bekerja adalah
sebanyak N2 sedangkan yang diminta hanya N1. Dengan
demikian ada orang yang menganggur pada tingkat upah W 1
ini sebanyak N1 N2.
(3) Pada gambar ketiga terlihat adanya excess demand for
labor. Pada tingkat upah W2 permintaan akan tenaga kerja
(DL) lebih besar daripada penawaran tenaga kerja (SL).
Jumlah orang yang menawarkan dirinya, untuk bekeja pada
tingkat upah W2 adalah sebanyak N3 orang, sedangkan yang
diminta adalah sebanyak N4 orang.
beberapateoriketenagakerjaan-121213223712-phpapp02.doc 4