SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
318
EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA PADA PENINGKATAN FASILITAS
PT. TRAKINDO UTAMA BALIKPAPAN
Marisca Imaculata Firani Mentang
J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email: civil137_mifm@yahoo.com
ABSTRAK
Dalam mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
pemerintah mewajibkan setiap perusahaan konstruksi menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Menanggapi hal tersebut, dilakukan penelitian
yang bertujuan untuk memahami dan mengevaluasi penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja PT. Cakra Buana Megah pada peningkatan fasilitas PT.
Trakindo Utama Balikpapan.
Penelitian ini menggunakan metode survai melalui lembar kuesioner yang dibagikan kepada
18 orang anggota Safety Healthy Executive (SHE) Committee di PT. Cakra Buana Megah
lalu diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan telah membangun komitmen dan kebijakan
K3 berdasarkan pada identifikasi bahaya penilaian resiko, telah melakukan perencanaan
SMK3, pengukuran, evaluasi dan tinjauan ulang serta melakukan penerapan SMK3 dengan
baik. Untuk meningkatkan pelaksanaan SMK3 agar memberikan hasil maksimal perlu
sosialisasi berbagai informasi tentang SMK3 pada seluruh tenaga kerja dan dilakukan
pengawasan oleh pihak manajemen atas pelaksanaan SMK3 di perusahaan.
Kata kunci: kecelakaan kerja, SMK3, SHE Committee
PENDAHULUAN
Perusahaan–perusahaan pada bidang
konstruksi bangunan merupakan salah satu
yang berpengaruh besar dalam mendukung
perkembangan pembangunan di Indonesia.
Dengan banyaknya perusahaan–perusahaan
konstruksi yang bersaing ketat untuk mem-
buat suatu proyek akan adanya persaingan,
sehingga perusahaan harus mampu untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kiner-
janya termasuk meningkatkan produktivitas
dengan menggunakan alat–alat produksi
yang semakin komplek. Semakin komplek-
nya peralatan kerja yang digunakan, maka
semakin besar pula potensi bahaya
kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila
tidak dilakukan penanganan dan pengenda-
lian sebaik mungkin.
Perusahaan dituntut agar dapat lebih
memperhatikan keselamatan dan kesehatan
kerja para karyawan, agar mereka dapat
mampu mewujudkan tujuan dari perusahaan
tersebut. Karyawan merupakan aset yang
terpenting bagi perusahaan, sehingga
perusahaan juga harus berupaya untuk lebih
meningkatkan keselamatan para pekerjanya.
Untuk mengurangi dan mencegah potensi
kecelakaan sekaligus juga membantu
perusahaan dalam menangani karyawan
dengan cepat dan tepat, maka diperlukan
adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) di suatu
perusahaan. Selain tenaga kerja merasa
aman dan tenang dalam melakukan
pekerjaannya, perusahaan juga telah
memperhatikan keselamatan dan kesehatan
mereka dan memberikan jaminan jika terjadi
kecelakaan akibat kerja itu, maka secara
tidak langsung para karyawan akan
termotivasi untuk menjalankan pekerjaannya
dengan baik sehingga produk yang
dihasilkan akan berkualitas dan produkti-
vitas karyawan juga akan meningkat.
Hal ini tentunya dapat terwujud apabila
perusahaan dapat menerapkan dengan baik
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja seperti yang dimaksudkan
dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat
1 tentang ketenagakerjaan yakni ”Setiap
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
319
perusahaan wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan”.
Batasan masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada
Evaluasi Sistem Manajemen K3 yang sesuai
dengan acuan perusahaan (OHSAS 18001:
2007) yang meliputi :
1. Komitmen dan Kebijakan; dikelolanya
divisi K3
2. Perencanaan SMK3
3. Penerapan SMK3
4. Pengukuran dan Evaluasi
5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh
Pihak Manajemen
Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk memahami dan
mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
perusahaan pada peningkatan fasilitas PT.
Trakindo Utama Balikpapan.
Tujuan Khususnya adalah :
1. Untuk mengetahui komitmen dan
kebijakan pihak manajemen terhadap
SMK3 pada peningkatan fasilitas PT.
Trakindo Utama Balikpapan.
2. Untuk mengetahui perencanaan SMK3
pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo
Utama Balikpapan.
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan
program SMK3 pada peningkatan fasi-
litas PT. Trakindo Utama Balikpapan.
4. Untuk mengetahui bagaimana pelaksa-
naan pengukuran dan evaluasi program
SMK3 pada peningkatan fasilitas PT.
Trakindo Utama Balikpapan.
5. Untuk mengetahui tinjauan ulang
terhadap program SMK3 yang telah
dilakukan pada peningkatan fasilitas PT.
Trakindo Utama Balikpapan.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
manfaat untuk :
1. Ilmu Pengetahuan, sebagai bahan
masukan untuk pengembangan wahana
ilmu pengetahuan tentang program
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap
pencegahan kecelakaan kerja pada
pekerja.
2. Masyarakat, sebagai informasi dan
penambah pengetahuan dan wawasan
tentang program Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang diterapkan terhadap
pencegahan kecelakaan kerja pada
perusahaan yang akan ditinjau.
3. Pemerintah, sebagai bahan pertim-
bangan dalam rangka kebijakan
penanggulangan penyebab kecelakaan
kerja pada perusahaan yang akan
ditinjau.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian SMK3
SMK3 diartikan sebagai bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3
Sesuai dengan BAB III pasal 3
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/
MEN/1996 Prinsip Dasar Sistem Manaje-
men K3 terdiri dari 5 yang dilaksanakan
secara berkesinambungan yaitu:
1. Komitmen
Komitmen adalah tekad, keinginan dan
penyertaan tertulis pengusaha atau
pengurus dalam pelaksanaan K3. Dalam
komitmen ada 3 hal yang perlu menjadi
perhatian penting, yaitu kepemimpinan
dan komitmen, tinjauan awal K3 dan
kebijakan K3.
2. Perencanaan K3
Perencanaan K3 adalah suatu perenca-
naan guna mencapai keberhasilan
penerapan SMK3 dengan sasaran yang
jelas dan dapat diukur. Perencanaan
yang dibuat oleh perusahaan harus
efektif dengan memuat sasaran yang
jelas dari kebijakan K3 tempat kerja dan
indikator kinerja. Hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan adalah
identifikasi sumber bahaya, penilaian
dan pengendalian resiko serta hasil
tinjauan awal terhadap K3.
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
320
3. Implementasi/ Penerapan
Setelah membuat komitmen dan
perencanaan maka dilanjutkan dengan
tahap penting yaitu penerapan SMK3.
Yang perlu diperhatikan oleh perusaha-
an pada tahap ini adalah :
− Adanya jaminan kemampuan
− Kegiatan pendukung
− Identifikasi sumber bahaya, penilaian
dan pengendalian resiko
4. Pengukuran/ Evaluasi
Pengukuran atau evaluasi ini merupakan
alat yang berguna untuk:
− Mengetahui keberhasilan penerapan
SMK3
− Melakukan identifikasi tindakan
perbaikan
− Mengukur, memantau dan mengeva-
luasi kinerja SMK3
Dan untuk menjaga tingkat kepercayaan
terhadap data yang akan diperoleh maka
harus dilakukan kalibrasi alat dan
pengujian peralatan. Ada 3 (tiga)
kegiatan dalam melakukan pengukuran
dan evaluasi yang diperkenalkan oleh
peraturan ini :
(1) Inspeksi dan Pengujian.
Harus ditetapkan dan dijaga
konsistensi dari prosedur inspeksi,
pengujian dan pemantauan yang
berkaitan dengan kebijakan K3.
(2) Audit SMK3.
Audit SMK3 adalah suatu alat untuk
mengukur besarnya keberhasilan
pelaksanaan dan penerapan SMK3
di tempat kerja secara sistematik
dan independen (berdiri sendiri),
guna membuktikan apakah
penerapan SMK3 di tempat kerja
telah dilaksanakan secara efektif
untuk mencapai kebijakan dan
tujuan perusahaan.
(3) Tindakan Perbaikan dan Pen-
cegahan.
Merupakan hasil temuan dari audit
dan diteruskan dan harus disetujui
oleh pihak manajemen dan dijamin
pelaksanaannya secara sistematik
dan efektif.
5. Peninjauan Ulang dan Perbaikan.
Tinjauan ulang pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) secara berkesinambungan
dengan tujuan untuk meningkatkan
efektivitas keselamatan dan kesehatan
kerja.
Tinjauan ulang harus meliputi :
 Evaluasi terhadap penerapan
kebijakan K3
 Tujuan, sasaran dan kinerja K3
 Hasil temuan audit SMK3
 Evaluasi efektifitas penerapan SMK3
 Kebutuhan untuk mengubah SMK3
Program K3
Dalam penerapan program keselamatan
kerja di bidang konstruksi, diperlukan
pendekatan–pendekatan agar lebih mudah
dijalankan, terutama dalam proses pelaksa-
naannya. Bentuk–bentuk pendekatan dalam
menjalankan program ini adalah pendekatan
perilaku dan pendekatan fisik.
Pendekatan perilaku mengarah pada
peranan masing–masing peserta program
keselamatan kerja dalam menciptakan
sekaligus menerapkan kondisi kerja yang
aman. Ada empat komponen yang saling
terpisah, tetapi harus tetap saling berhu-
bungan dan bekerja sama yaitu komponen
manajer puncak, pengawas dan manajer
proyek, mandor dan pekerja.
Pendekatan fisik dalam program
keselamatan kerja konstruksi dapat dila-
kukan di antaranya dengan cara sebagai
berikut :
 Pendidikan dan latihan mengenai
metoda dan prosedur yang benar
 Pengidentifikasian potensi bahaya
Potensi bahaya yang dimaksud adalah
suatu keadaan yang memungkinkan atau
berpotensi terhadap terjadinya kecelaka-
an berupa cedera, penyakit, kematian,
kerusakan atau kemampuan melaksana-
kan fungsi operasional yang telah
ditetapkan. Sedangkan Identifikasi
potensi bahaya merupakan suatu proses
aktivitas yang dilakukan untuk
mengenali seluruh situasi atau kejadian
yang berpotensi sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang mungkin timbul di
tempat kerja.
 Perhatian atas perawatan/ pemanfaatan
peralatan yang dapat membahayakan
keselamatan kerja.
 Pemakaian alat pelindung yang telah
ditetapkan
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
321
 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (Inspeksi K3) rutin dan teliti
dilaksanakan di lokasi proyek.
Inspeksi yang dimaksud adalah suatu
aktivitas untuk menemukan masalah-
masalah atau potensi bahaya dan menilai
resikonya sebelum kerugian atau
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
benar-benar terjadi. Inspeksi Keselamat-
an dan Kesehatan Kerja dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a. Inspeksi Informal
Inspeksi Informal merupakan ins-
peksi yang tidak direncanakan sebelum-
nya dan sifatnya cukup sederhana yang
dilakukan atas kesadaran orang-orang
yang menemukan atau melihat masalah
K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari.
Inspeksi ini cukup efektif karena
masalah-masalah yang muncul langsung
dapat dideteksi, dilaporkan dan segera
dapat dilakukan tindakan korektif.
b. Inspeksi Rutin/Umum
Inspeksi Rutin/Umum biasanya
dilakukan dengan cara walk-trough
survey ke seluruh area kerja dan bersifat
komprehensif.
Perlengkapan dan Peralatan Standar K3
Berdasarkan instruksi Menteri Tenaga
Kerja No. 2/ M/ BW/ BK/ 1984, tentang
pengesahan alat pelindung diri, semua
kontraktor berkewajiban menyediakan
semua keperluan peralatan/ perlengkapan
pelindung diri atau Personal Protective
Equipment (PPE) untuk semua karyawan
yang bekerja sesuai dengan bahaya dan
risiko kerja guna untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Adapun alat-alat pelindung
diri atau PPE sebagai berikut:
1. Pelindung Kepala atau Helm (Hard
Hat), yang melindungi kepala karena
lapisannya yang keras, tahan dan kuat
terhadap benturan yang mengenai
kepala, sistem suspensi yang ada
didalamnya bertindak sebagai penahan
goncangan, melindungi kulit kepala,
wajah, leher, dan bahu dari percikan,
tumpahan, dan tetesan, serta beberapa
jenis dirancang tahan terhadap sengatan
listrik.
2. Pelindung Mata (Safety Glasses/
Goggles). Kacamata pengaman diguna-
kan untuk melindungi mata dari debu
kayu, batu atau serpih besi yang
beterbangan di tiup angin. Pekerjaan
yang mutlak membutuhkan perlindu-
ngan mata adalah mengelas.
3. Pelindung Telinga (Ear Plug/ Ear
Muff). Berfungsi sebagai pelindung
telinga pada saat bekerja di tempat yang
bising. Alat ini digunakan untuk
melindungi telinga dari bunyi–bunyi
yang keras dan bising.
4. Pelindung Wajah (Face Shield)
Pelindung wajah memberikan perlin-
dungan menyeluruh pada wajah dari
bahaya percikan bahan kimia, obyek
yang beterbangan atau cairan besi.
Banyak dari pelindung wajah ini dapat
digunakan bersamaan dengan peng-
gunaan helm, seperti helm pengelas.
Helm pengelas memberikan perlin-
dungan baik pada wajah dan juga mata.
Helm ini menggunakan lensa penahan
khusus yang menyaring intesitas cahaya
serta energi panas yang dihasilkan dari
kegiatan pengelasan.
5. Pelindung Hidung dan Mulut (Masker).
Pelindung bagi pernafasan sangat
diperlukan untuk pekerja konstruksi.
Berfungsi sebagai penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu,
beracun, dsb).
6. Pelindung Tangan/Jari (Hands)
Sarung Tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan
dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
7. Pelindung Kaki (Safety Shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan
kulit yang dilapisi metal dengan sol dari
karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk
mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda
tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dsb.
8. Pelindung Bahaya Jatuh
Pakaian Penahan Bahaya Jatuh yang
dilengkapi dengan tali pengaman (Body
Harness). Berfungsi sebagai pengaman
saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih
dari 1,8 meter. Sistem yang dirancang
untuk menyebarkan tenaga benturan
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
322
atau goncangan pada saat jatuh melalui
pundak, paha dan pantat. Pakaian
penahan bahaya jatuh ini dirancang
dengan desain yang nyaman bagi si
pemakai dimana pengikat pundak, dada,
dan tali paha dapat disesuaikan menurut
pemakainya. Pakaian penahan bahaya
jatuh ini dilengkapi dengan cincin “D”
(high) yang terletak di belakang dan di
depan dimana tersambung tali pengikat,
tali pengaman atau alat penolong lain
yang dapat dipasangkan.
Selain Alat Pelindung Diri atau PPE,
dalam suatu proyek konstruksi diperlukan
pula sarana peralatan lingkungan yang
berupa :
 Tangga susun (scaffolding)
Scaffolding (perancah) adalah rangka
kerja sementara yang dipasang khusus
untuk mendukung lantai kerja (work
platform).
Fungsi Scaffolding :
(1) sebagai tempat bekerja dimana
pekerja tidak dapat mencapai suatu
ketinggian dari lantai atau landasan
(2) konstruksi scaffolding harus mampu
menjamin keselamatan dan
kenyamanan para pekerja yang
mempergunakannya.
 Alat pemadam kebakaran berupa APAR,
merupakan alat pemadam ringan atau
api kecil, dan waterhydrant alat untuk
memadamkan api besar.
 Pagar pengamanan / barricade
 Peralatan P3K, yang terdiri dari alat dan
bahan yang bisa mencegah dan
mengobati luka ringan
 Serta Rambu–rambu K3 yang berfungsi
memberikan informasi berupa tanda–
tanda peringatan, larangan, maupun
petunjuk pada area yang mengandung
risiko tinggi. Tujuan utamanya adalah
menghindari kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada pekerja.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Cakra
Buana Megah pada proyek pembangunan
PT. Trakindo Utama Balikpapan Facility
Upgrade 2012, yang berlokasi di Stalkuda
Balikpapan Kalimantan Timur.
Metode Penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dan verikatif, yaitu
suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa yang
sekarang (Moh. Nazir, 2005:54). Sedangkan
pelaksanaannya menggunakan metode
survai dengan participative research, yaitu
metode yang menekankan pada perolehan
data dengan pertanyaan serta menganalisis
jawabannya.
Pengambilan data terbagi 2 meliputi:
1) Data Primer
Data primer diperoleh dari metode
survai dengan menggunakan kuesioner
terstruktur yang dibuat berdasarkan
Lampiran I PERMENAKER No.05/
MEN/ 1996 tentang Pedoman Penerapan
SMK3. Populasi dalam penelitian ini
adalah pihak–pihak yang berwenang
dalam penerapan SMK3 di perusahaan
yaitu Safety Health Executive (SHE)
Committee sehingga yang menjadi
sampel adalah seluruh populasi yaitu
seluruh anggota SHE Committee yang
terdiri dari Site Manager dan Safety
Officer yang berjumlah 18 orang.
Lembar observasi penelitian ini terdiri
atas 47 pertanyaan dari 5 kategori
dimana penerapan SMK3 dikategorikan
baik bila terdapat > 75 % pertanyaan
yang jawabannya “ya”, dikategorikan
sedang bila 40% - 75% dari seluruh
pertanyaan yang jawabannya “ya”, dan
dikategorikan buruk bila 40% per-
tanyaan yang dijawab “ya”.
2) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen
Contractor Safety Management System
(CSMS) PT. Cakra Buana Megah yang
meliputi profil perusahaan, jumlah
tenaga kerja, struktur organisasi K3,
proses dan hasil produksi perusahaan,
dan dokumen SMK3.
Data hasil kuesioner yang telah
dikumpulkan, diolah dan dianalisa lalu
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Data sekunder perusahaan
yang mengacu pada OHSAS 18001:
2007 disajikan secara narasi berdasarkan
ketentuan yang berlaku sehingga
mendapatkan hasil pembahasan, kesim-
pulan dan saran yang tepat.
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
323
HASIL PENELITIAN
Gambaran Penerapan SMK3 PT. Cakra
Buana Megah pada Peningkatan Fasilitas
PT. Trakindo Utama Balikpapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) , PT. Cakra Buana
Megah ini mengadopsi isi dari aturan
standar OHSAS 18001:2007, yang dijabar-
kan sebagai berikut:
Komitmen dan Kebijakan
PT. Cakra Buana Megah memiliki
organisasi K3 seperti Safety Healthy
Excecutive (SHE) Committee / Tim Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) dan mengangkat seorang SHE
Coordinator yang khusus untuk menangani
implementasi K3 pada proyek Trakindo
Balikpapan Facility Upgrade, dan dalam hal
ini perusahaan mempercayakan kepada
Bapak Erwin Wardana Saputera sebagai
SHE Coordinator yang bertanggung jawab
untuk mengkomunikasikan dan memastikan
pemahaman karyawan perusahaan terhadap
kebijakan perusahaan dan bertanggung
jawab pula dalam pelaksanaan, implement-
tasi dan pemeliharaan SMK3.
Pihak manajemen PT. CBM telah
membuat Pedoman SMK3 yang memuat
kebijakan K3, daftar dokumen berupa
prosedur kerja yang terkait K3 dan instruksi
kerja K3, serta struktur organisasi K3.
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dibuat sebagai bentuk komitmen untuk
mematuhi peraturan dan persyaratan
lingkungan serta keselamatan dan kesehatan
kerja yang terkait sesuai dengan Permenaker
PER.05/MEN1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3). Seluruh kebijakan yang telah
dibuat diimplementasikan di perusahaan dan
dimonitor langsung oleh SHE Coordinator
dan SHE Officer. Dalam hal ini kebijakan
K3 ditetapkan untuk mencegah dan menang-
gulangi terjadinya insiden kecelakaan yang
merugikan, dalam rangka peningkatan
efisien dan produktifitas perusahaan.
Perencanaan
PT. Cakra Buana Megah juga meren-
canakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan
sasaran penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja. Perencanaan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
Berupa prosedur terdokumentasi yang
mempertimbangkan identifikasi bahaya
dan penilaian resiko (IBPR). Berdasar-
kan hasil penilaian risiko tersebut, maka
pihak K3 dapat memberikan solusi atau
langkah pengendalian dari bahaya yang
ada sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan kerja.
2) Perundang–undangan
Setiap rumusan perencanaan kebijakan
yang dihasilkan, mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu UU No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, UU No. 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja, Peraturan Menteri.
3) Indikator Kerja
Indikator kerja di PT. Cakra Buana
Megah dibuktikan dengan adanya arsip
maupun dokumen-dokumen penting
tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) seperti
lembar Inspeksi K3, Form Identifikasi
bahaya (Risk analysis), Form laporan
kerja aman, Form Working Permit dll.
Penerapan
Dalam penerapannya, PT. CBM meli-
batkan personil tenaga kerja yang ditunjuk
untuk menjadi pengurus dalam organisasi
K3. PT. CBM memiliki prosedur yang
mengharuskan semua tenaga kerja baik yang
lama, baru ataupun pindahan mendapatkan
penjelasan tentang kebijakan K3 dan
pelatihan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Setiap pagi sebelum bekerja, safety
coordinator memberi peringatan tentang
instruksi kerja dan K3. Pengunjung terutama
mitra kerja juga diberikan pengenalan dan
penjelasan Kebijakan dan Prosedur K3
secara umum dan mewajibkan menggunakan
alat pelindung diri.
PT. CBM juga menerapkan kegiatan
Toolbox Meeting yang dilaksanakan setiap
pagi dan Safety Talk seminggu sekali untuk
menginformasikan sistem pelaporan baik
pelaporan keadaan darurat, pelaporan
insiden, pelaporan kecelakaan kerja ataupun
pelaporan masalah. PT. CBM juga melaku-
kan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko untuk setiap jenis item
pekerjaan, serta memiliki prosedur meng-
hadapi keadaan darurat.
Pengukuran dan Evaluasi
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
324
Perusahaan memiliki sistem untuk
mengukur, memantau dan mengevaluasi
kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan hasilnya
dianalisa guna menentukan keberhasilan
atau untuk melakukan identifikasi tindakan
perbaikan. Pengukuran dan evaluasi yang
dimaksud seperti:
1) Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2) Audit Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
3) Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Tinjauan Ulang
Dalam peninjauan ulang PT. Cakra
Buana Megah melakukan evaluasi bidang
keselamatan dan kesehatan kerja secara
berkala.
Gambaran Hasil Penelitian dengan
Kuesioner di PT. Cakra Buana Megah
Penilaian Pelaksanaan Sistem Manaje-
men Kesehatan dan keselamatan kerja
(SMK3) PT. CBM didasarkan pada 5
Prinsip Utama SMK3, karena itu kuesioner
yang diberikan kepada responden ditinjau
dan dibahas secara khusus untuk setiap
kategorinya seperti berikut:
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Pelaksanaan Komitmen dan Kebijakan K3
PT.CBM tahun 2012
Kategori
Pelaksanaan
Komitmen dan
Kebijakan K3
Jumlah
Frekuensi
Persentase
(%)
Baik 17 94.44
Sedang 1 5.56
Buruk 0 0
Jumlah 18 100
Sumber : hasil kuesioner 2012
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa 17
orang (94.45 %) responden menyatakan
bahwa pelaksanaan komitmen dan kebijakan
K3 berada pada kategori baik, sedangkan 1
orang (5.55 %) menyatakan berada pada
kategori sedang.
Berdasarkan hasil kuesioner, masih ada
responden yang menjawab tidak tahu
tentang penilaian kinerja dan tindak lanjut
pelaksanaa K3. Untuk itu perusahaan perlu
menjelaskan tentang penilaian kinerja dan
tindak lanjut K3 kepada seluruh Safety
Health Executive (SHE) Committee
khususnya dan seluruh tenaga kerja pada
umumnya.
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasakan
Pelaksanaan Perencanaan SMK3 PT.CBM tahun
2012
Kategori
Pelaksanaan
Perencanaan
SMK3
Jumlah
Frekuensi
Persentase
(%)
Baik 15 83.33
Sedang 3 16.67
Buruk 0 0
Jumlah 18 100
Sumber : hasil kuesioner 2012
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa
15 orang (83.33%) responden menyatakan
bahwa perencanaan SMK3 yang dilakukan
perusahaan dikategorikan baik, sedangkan
ada 3 orang responden (16.67 %) yang
hanya mengkategorikan sedang.
Hal ini terjadi karena ketiga responden
tersebut banyak yang tidak mengetahui
secara rinci tentang perencanaan K3. Rata–
rata mereka menjawab tidak tahu karena
masalah perencanaan dan penetapan sistem
pertanggung jawaban sesuai dengan tingkat
manajemen yang ada di perusahaan.
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
Pelaksanaan Implementasi/ Penerapan SMK3
PT.CBM tahun 2012
Kategori
Pelaksanaan
Implementasi
SMK3
Jumlah
Frekuensi
Persentase
(%)
Baik 16 88.89
Sedang 2 11.11
Buruk 0 0
Jumlah 18 100
Sumber : hasil kuesioner 2012
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa
16 orang (88.89%) responden menyatakan
bahwa pelaksanaan implementasi/ pene-
rapan SMK3 berada pada kategori baik,
sedangkan 2 orang (11.11 %) menyatakan
pelaksanaan implementasi/ penerapan
SMK3 berada pada kategori sedang.
Menurut PERMENAKER No. 05/
MEN/ 1996 Lampiran I disebutkan bahwa
dalam mencapai penerapan SMK3 yang
baik, perusahaan harus menunjuk personil
yang mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan sistem yang diterapkan. PT. Cakra
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
325
Buana Megah telah menempatkan personel
yang mempunyai kualifikasi yang dibutuh-
kan seperti Ahli K3 dan Operator–operator
mesin yang bersertifikat. Perusahaan juga
telah memiliki prosedur pendokumentasian
dan pengendalian dokumen. Perusahaan
hanya perlu memantau pelaksanaannya di
lapangan sehingga benar–benar memberikan
hasil yang diharapkan.
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
Pelaksanaan Pengukuran dan Evaluasi SMK3
PT.CBM tahun 2012
Kategori
Pelaksanaan
Pengukuran dan
Evaluasi SMK3
Jumlah
Frekuensi
Persentase
(%)
Baik 17 94.44
Sedang 1 5.56
Buruk 0 0
Jumlah 18 100
Sumber : hasil kuesioner 2012
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan
17 orang (94.45 %) responden menyatakan
bahwa pelaksanaan pengukuran dan evaluasi
SMK3 berada pada kategori baik, sedangkan
1 orang (5.55 %) menyatakan berada pada
kategori sedang.
Pelaksanaan inspeksi K3 di perusahaan
berjalan dengan baik, seminggu atau dua
minggu sekali dilakukan inspeksi untuk
proses kerja atau sarana kerja yang memiliki
potensi bahaya dan sebulan sekali dilakukan
inspeksi secara keseluruhan.
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan
Pelaksanaan Tinjauan Ulang SMK3 PT.CBM
tahun 2012
Kategori
Pelaksanaan
Tinjauan Ulang
SMK3
Jumlah
Frekuensi
Persentase
(%)
Baik 11 61.11
Sedang 7 38.89
Buruk 0 0
Jumlah 18 100
Sumber : hasil kusioner 2012
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa
11 orang (61.11%) responden menyatakan
bahwa pelaksanaan tinjauan ulang SMK3
berada pada kategori baik, sedangkan 7
orang (38.89 %) menyatakan pelaksanaan
tinjauan ulang SMK3 berada pada kategori
sedang.
Ketujuh orang yang menyatakan bahwa
pelaksanaan tinjauan ulang SMK3
dikategorikan sedang dikarenakan ketidak-
tahuan mereka tentang proses pelaksanaan
tinjauan ulang SMK3. Juga karena
umumnya tinjauan ulang itu dilakukan oleh
mereka yang ahli seperti Coordinator Safety
ataupun Panitia Pengawas K3 sehingga para
pekerja lainnya tidak paham tentang tindak
lanjut yang telah dilakukan.
Sedangkan ditinjau secara menyeluruh,
berdasarkan 47 butir pertanyaan kuesioner
yang dibagikan kepada 18 responden yang
ada, 16 orang (88.89 % responden)
memberikan jawaban “Ya” pada 36 butir
atau lebih pertanyaan yang ada, sehingga
presentase jawaban “Ya” yang dihasilkan
adalah lebih dari 75% yang berarti
pelaksanaan SMK3 PT.CBM pada proyek
Trakindo Balikpapan Facility Upgrade
berada pada kategori baik, sedangkan 2
orang lainnya (11.11 % responden)
menyatakan pelaksanaan SMK3 berada pada
kategori sedang karena keduanya kurang
memberikan jawaban “Ya”.
Melalui hasil kuesioner tersebut dapat
dinyatakan bahwa PT. Cakra Buana Megah
telah memperlihatkan kerja samanya yang
baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Secara keseluruhan berdasarkan hasil
penelitian langsung di lapangan, hasil
wawancara kepada pihak Safety Healty
Executive (SHE) Committee perusahaan dan
berdasarkan hasil kuesioner dari para
responden dinyatakan bahwa PT. Cakra
Buana Megah telah menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) pada peningkatan fasilitas
PT. Trakindo Uama Balikpapan dengan
baik.
Secara khusus penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tahun 2012 PT. Cakra Buana Megah
sudah mulai membangun komitmen K3
dengan melibatkan seluruh karyawan,
staf serta pihak manajemen, serta
komitmen dan kebijakan ini
dikomunikasikan kepada seluruh
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
326
karyawan, tamu, kontraktor, pelanggan,
pemasok serta pihak–pihak yang terkait.
2. Pada tahap melakukan perencanaan atau
perencanaan ulang PT. Cakra Buana
Megah sudah mempunyai prosedur
terdokumentasi yang mempertimbang-
kan identifikasi bahaya dan penilaian
resiko yang sesuai dengan perundangan
atau persyaratan lain yang berkaitan
dengan K3 .
3. Pada penerapan program SMK3 PT.
Cakra Buana Megah telah melakukan
identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko, serta memiliki
prosedur yang mengharuskan semua
tenaga kerja baik yang lama, baru
ataupun baru pindah mendapatkan
penjelasan tentang kebijakan K3 dan
pelatihan sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
4. Dalam Pengukuran dan Evaluasi Sistem
Manajemen K3, PT. Cakra Buana
Megah telah melakukan inspeksi K3 dan
audit internal yang sesuai dengan
prosedurnya, serta telah di audit dan di
nilai baik oleh pihak Trakindo Utama
Jakarta.
5. PT. Cakra Buana Megah secara
berkesinambungan melakukan tinjauan
ulang terhadap program SMK3 dan
mendokumentaikannya ke dalam
laporan perusahaan.
Saran
1. Agar segera dilakukan tindakan
perbaikan jika pada saat inspeksi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
ditemukan adanya potensi bahaya
kecelakaan kerja.
2. Pihak Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) harus menanamkan pedoman 5 R
(Resik, rapi, rajin, rawat, ringkas)
kepada semua tenaga kerja saat
melakukan kerja ataupun saat memakai
peralatan kerja sehingga dapat
meminimalisir potensi bahaya yang
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
3. Menanamkan budaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan
untuk selalu berperilaku selamat dengan
cara pendekatan langsung seperti :
Himbauan untuk bekerja dengan aman
dan peduli keselamatan diri sendiri dan
orang lain, himbauan tentang
penggunaan APD di tempat kerjanya.
Pendekatan tidak langsung dapat
dilakukan dengan cara : Safety Poster
lebih banyak dan slogan motivasi untuk
bekerja secara aman. Dan melakukan
“punishment and rewards” yang tegas
agar tenaga kerja merasa diperhatikan
dan dihargai terhadap pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
di perusahaan.
4. Pihak Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) sebaiknya memberikan penjelasan
tentang hubungan pelaporan. Penilaian
kerja dan tindak lanjut K3 kepada
seluruh anggota tim K3 terkait hususnya
dan seluruh tenaga kerja pada
umumnya.
5. PT. Cakra Buana Megah sebaiknya
menjaga dan tetap mempertahankan
kesinambungan pelaksanaan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (SMK3) yang telah ada di
perusahaan sehingga senantiasa
diperoleh tempat kerja yang sehat dan
aman serta produk yang dihasilkan akan
berkualitas dan produktivitas karyawan
juga akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2012. Pengawasan K3 Lingkungan Kerja . Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. Jakarta.
Anonimous. 2012. SMK3 dan Audit SMK3 . Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
Jakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
International Labour Office. 1989. Pencegahan Kecelakaan Buku Pedoman. Penerbit
Gramedia, Jakarta.
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732
327
Nazir Moh. 2005. Desain Penelitian, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ridley John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Simanjuntak Payaman J. 2011. Manajemen Hubungan Industrial. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta.
Tarore dan Mandagi. 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi (SIMPROKON).
Penerbit JTS FT Unsrat, Manado.

More Related Content

What's hot

SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
 
6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...
6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...
6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...Agnes Yulita Putri Aji
 
PP no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang  Penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 tentang  Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3djidanbp
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3Ainur
 
Presentasi pelatihan smk3 bcw
Presentasi pelatihan smk3 bcwPresentasi pelatihan smk3 bcw
Presentasi pelatihan smk3 bcwBert C. Wankay
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Al Marson
 
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITASKEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITASMeyjerd Rombebunga
 
Pertemuan 5, 6 & 7
Pertemuan 5, 6 & 7Pertemuan 5, 6 & 7
Pertemuan 5, 6 & 7Basiroh M.Kom
 
Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Al Marson
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJASomewhere
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3UNESA
 
Kepmen no 5 th 1996
Kepmen no 5 th 1996Kepmen no 5 th 1996
Kepmen no 5 th 1996raysa hasdi
 

What's hot (20)

Matakuliah Audit
Matakuliah Audit Matakuliah Audit
Matakuliah Audit
 
Manajemen k3
Manajemen k3Manajemen k3
Manajemen k3
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
 
Sesi 1 smk3
Sesi 1 smk3Sesi 1 smk3
Sesi 1 smk3
 
AUDIT 3 PENILAIAN
AUDIT 3 PENILAIANAUDIT 3 PENILAIAN
AUDIT 3 PENILAIAN
 
6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...
6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...
6 SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Pengembangan Sistem, Universitas Me...
 
PP no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang  Penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 tentang  Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
 
Presentasi pelatihan smk3 bcw
Presentasi pelatihan smk3 bcwPresentasi pelatihan smk3 bcw
Presentasi pelatihan smk3 bcw
 
Smk3 pp 50 2012
Smk3 pp 50 2012Smk3 pp 50 2012
Smk3 pp 50 2012
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
 
Audit SMK3
Audit SMK3Audit SMK3
Audit SMK3
 
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITASKEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
KEL. 3 PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS
 
Pertemuan 5, 6 & 7
Pertemuan 5, 6 & 7Pertemuan 5, 6 & 7
Pertemuan 5, 6 & 7
 
Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
 
Tata Kerja P2K3
Tata Kerja P2K3Tata Kerja P2K3
Tata Kerja P2K3
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
Kepmen no 5 th 1996
Kepmen no 5 th 1996Kepmen no 5 th 1996
Kepmen no 5 th 1996
 
p2k3 training
p2k3 trainingp2k3 training
p2k3 training
 

Viewers also liked

Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluBab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluEarly Yuni Manalu
 
laporan observasi perusahaan
laporan observasi perusahaanlaporan observasi perusahaan
laporan observasi perusahaanAprilia putri
 
Tatib pemilihan ketua umum
Tatib pemilihan ketua umumTatib pemilihan ketua umum
Tatib pemilihan ketua umumsalas madrid
 
Laporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakarta
Laporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakartaLaporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakarta
Laporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakartalapalutu
 
9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksiWinarso Arso
 
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Dony Bagus Kharisma Putra
 

Viewers also liked (8)

Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluBab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
 
laporan observasi perusahaan
laporan observasi perusahaanlaporan observasi perusahaan
laporan observasi perusahaan
 
Tatib pemilihan ketua umum
Tatib pemilihan ketua umumTatib pemilihan ketua umum
Tatib pemilihan ketua umum
 
Laporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakarta
Laporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakartaLaporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakarta
Laporan observasi lab bengkel smk mikael dan smkn 6 yogyakarta
 
9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi
 
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 

Similar to SMK3 EVALUASI

sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmptsistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmptfitriahariwibawati
 
Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...
Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...
Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...HafidzBow
 
Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...
Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...
Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...Abu Yazid
 
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...frenkytanzil5
 
157422408201010041
157422408201010041157422408201010041
157422408201010041Agus Witono
 
PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3Herry Prakoso
 
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdfModul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdffathan63
 
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxKesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxHana P Fadhilah
 
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...fitriahariwibawati
 
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptxTugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptxRastraArifPradana
 

Similar to SMK3 EVALUASI (20)

SISTEM_MANAJEMEN_K3.pptx
SISTEM_MANAJEMEN_K3.pptxSISTEM_MANAJEMEN_K3.pptx
SISTEM_MANAJEMEN_K3.pptx
 
SMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.pptSMK3 AKAMIGAS.ppt
SMK3 AKAMIGAS.ppt
 
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmptsistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
sistem-manajemen-k3-pp50th2012.mmmmmmmmmmmpt
 
Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...
Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...
Pertemuan ke 6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP 50 tahun 2...
 
Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...
Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...
Training SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) oleh BMD Str...
 
Program pelatihan ak3 umun
Program pelatihan ak3 umunProgram pelatihan ak3 umun
Program pelatihan ak3 umun
 
keselamatan kerja
keselamatan kerjakeselamatan kerja
keselamatan kerja
 
Smk3 endang 2019
Smk3 endang 2019Smk3 endang 2019
Smk3 endang 2019
 
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
MATERI ELEMEN KOMPETENSI 3 MENERAPKAN PRAKTIK-PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMAT...
 
157422408201010041
157422408201010041157422408201010041
157422408201010041
 
ppt SMK3.pptx
ppt SMK3.pptxppt SMK3.pptx
ppt SMK3.pptx
 
PPT MANAJEMEN K3.pptx
PPT MANAJEMEN K3.pptxPPT MANAJEMEN K3.pptx
PPT MANAJEMEN K3.pptx
 
PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3
 
HIP MAKALAH.docx
HIP MAKALAH.docxHIP MAKALAH.docx
HIP MAKALAH.docx
 
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdfModul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
Modul 4. Manajemen dan Administrasi K3.pdf
 
pengurusan
pengurusanpengurusan
pengurusan
 
Sistem SMK3 (Bimtek).ppt
Sistem SMK3 (Bimtek).pptSistem SMK3 (Bimtek).ppt
Sistem SMK3 (Bimtek).ppt
 
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxKesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
 
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
PENGENALAN_SMK3kesmasokeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
 
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptxTugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
 

More from Agus Witono

Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualHazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualAgus Witono
 
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Agus Witono
 
Digital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiDigital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiAgus Witono
 
Emergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systEmergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systAgus Witono
 
Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Agus Witono
 
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Agus Witono
 
Bnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeBnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeAgus Witono
 
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Agus Witono
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-daruratAgus Witono
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561Agus Witono
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranAgus Witono
 
Training & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseTraining & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseAgus Witono
 
Osha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperOsha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperAgus Witono
 
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalPetunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalAgus Witono
 
Social compliance manual
Social compliance manualSocial compliance manual
Social compliance manualAgus Witono
 
Better work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enBetter work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enAgus Witono
 

More from Agus Witono (20)

Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualHazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
 
Ar2011
Ar2011Ar2011
Ar2011
 
Trblgn25
Trblgn25Trblgn25
Trblgn25
 
9100 mhav
9100 mhav9100 mhav
9100 mhav
 
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
 
Digital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiDigital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezeki
 
Emergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systEmergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater syst
 
Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2
 
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
 
Bnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeBnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquake
 
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
 
Bencana11
Bencana11Bencana11
Bencana11
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
 
Training & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseTraining & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hse
 
Osha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperOsha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoper
 
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalPetunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
 
Social compliance manual
Social compliance manualSocial compliance manual
Social compliance manual
 
Better work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enBetter work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-en
 

SMK3 EVALUASI

  • 1. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 318 EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PENINGKATAN FASILITAS PT. TRAKINDO UTAMA BALIKPAPAN Marisca Imaculata Firani Mentang J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: civil137_mifm@yahoo.com ABSTRAK Dalam mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, pemerintah mewajibkan setiap perusahaan konstruksi menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Menanggapi hal tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memahami dan mengevaluasi penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. Cakra Buana Megah pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan. Penelitian ini menggunakan metode survai melalui lembar kuesioner yang dibagikan kepada 18 orang anggota Safety Healthy Executive (SHE) Committee di PT. Cakra Buana Megah lalu diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan telah membangun komitmen dan kebijakan K3 berdasarkan pada identifikasi bahaya penilaian resiko, telah melakukan perencanaan SMK3, pengukuran, evaluasi dan tinjauan ulang serta melakukan penerapan SMK3 dengan baik. Untuk meningkatkan pelaksanaan SMK3 agar memberikan hasil maksimal perlu sosialisasi berbagai informasi tentang SMK3 pada seluruh tenaga kerja dan dilakukan pengawasan oleh pihak manajemen atas pelaksanaan SMK3 di perusahaan. Kata kunci: kecelakaan kerja, SMK3, SHE Committee PENDAHULUAN Perusahaan–perusahaan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan–perusahaan konstruksi yang bersaing ketat untuk mem- buat suatu proyek akan adanya persaingan, sehingga perusahaan harus mampu untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kiner- janya termasuk meningkatkan produktivitas dengan menggunakan alat–alat produksi yang semakin komplek. Semakin komplek- nya peralatan kerja yang digunakan, maka semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan pengenda- lian sebaik mungkin. Perusahaan dituntut agar dapat lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan, agar mereka dapat mampu mewujudkan tujuan dari perusahaan tersebut. Karyawan merupakan aset yang terpenting bagi perusahaan, sehingga perusahaan juga harus berupaya untuk lebih meningkatkan keselamatan para pekerjanya. Untuk mengurangi dan mencegah potensi kecelakaan sekaligus juga membantu perusahaan dalam menangani karyawan dengan cepat dan tepat, maka diperlukan adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di suatu perusahaan. Selain tenaga kerja merasa aman dan tenang dalam melakukan pekerjaannya, perusahaan juga telah memperhatikan keselamatan dan kesehatan mereka dan memberikan jaminan jika terjadi kecelakaan akibat kerja itu, maka secara tidak langsung para karyawan akan termotivasi untuk menjalankan pekerjaannya dengan baik sehingga produk yang dihasilkan akan berkualitas dan produkti- vitas karyawan juga akan meningkat. Hal ini tentunya dapat terwujud apabila perusahaan dapat menerapkan dengan baik Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti yang dimaksudkan dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang ketenagakerjaan yakni ”Setiap
  • 2. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 319 perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. Batasan masalah Penelitian ini dibatasi hanya pada Evaluasi Sistem Manajemen K3 yang sesuai dengan acuan perusahaan (OHSAS 18001: 2007) yang meliputi : 1. Komitmen dan Kebijakan; dikelolanya divisi K3 2. Perencanaan SMK3 3. Penerapan SMK3 4. Pengukuran dan Evaluasi 5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen Tujuan Penelitian Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memahami dan mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) perusahaan pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan. Tujuan Khususnya adalah : 1. Untuk mengetahui komitmen dan kebijakan pihak manajemen terhadap SMK3 pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan. 2. Untuk mengetahui perencanaan SMK3 pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan. 3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan program SMK3 pada peningkatan fasi- litas PT. Trakindo Utama Balikpapan. 4. Untuk mengetahui bagaimana pelaksa- naan pengukuran dan evaluasi program SMK3 pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan. 5. Untuk mengetahui tinjauan ulang terhadap program SMK3 yang telah dilakukan pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah manfaat untuk : 1. Ilmu Pengetahuan, sebagai bahan masukan untuk pengembangan wahana ilmu pengetahuan tentang program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap pencegahan kecelakaan kerja pada pekerja. 2. Masyarakat, sebagai informasi dan penambah pengetahuan dan wawasan tentang program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diterapkan terhadap pencegahan kecelakaan kerja pada perusahaan yang akan ditinjau. 3. Pemerintah, sebagai bahan pertim- bangan dalam rangka kebijakan penanggulangan penyebab kecelakaan kerja pada perusahaan yang akan ditinjau. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian SMK3 SMK3 diartikan sebagai bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3 Sesuai dengan BAB III pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/ MEN/1996 Prinsip Dasar Sistem Manaje- men K3 terdiri dari 5 yang dilaksanakan secara berkesinambungan yaitu: 1. Komitmen Komitmen adalah tekad, keinginan dan penyertaan tertulis pengusaha atau pengurus dalam pelaksanaan K3. Dalam komitmen ada 3 hal yang perlu menjadi perhatian penting, yaitu kepemimpinan dan komitmen, tinjauan awal K3 dan kebijakan K3. 2. Perencanaan K3 Perencanaan K3 adalah suatu perenca- naan guna mencapai keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan yang dibuat oleh perusahaan harus efektif dengan memuat sasaran yang jelas dari kebijakan K3 tempat kerja dan indikator kinerja. Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan adalah identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko serta hasil tinjauan awal terhadap K3.
  • 3. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 320 3. Implementasi/ Penerapan Setelah membuat komitmen dan perencanaan maka dilanjutkan dengan tahap penting yaitu penerapan SMK3. Yang perlu diperhatikan oleh perusaha- an pada tahap ini adalah : − Adanya jaminan kemampuan − Kegiatan pendukung − Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko 4. Pengukuran/ Evaluasi Pengukuran atau evaluasi ini merupakan alat yang berguna untuk: − Mengetahui keberhasilan penerapan SMK3 − Melakukan identifikasi tindakan perbaikan − Mengukur, memantau dan mengeva- luasi kinerja SMK3 Dan untuk menjaga tingkat kepercayaan terhadap data yang akan diperoleh maka harus dilakukan kalibrasi alat dan pengujian peralatan. Ada 3 (tiga) kegiatan dalam melakukan pengukuran dan evaluasi yang diperkenalkan oleh peraturan ini : (1) Inspeksi dan Pengujian. Harus ditetapkan dan dijaga konsistensi dari prosedur inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan kebijakan K3. (2) Audit SMK3. Audit SMK3 adalah suatu alat untuk mengukur besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja secara sistematik dan independen (berdiri sendiri), guna membuktikan apakah penerapan SMK3 di tempat kerja telah dilaksanakan secara efektif untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan. (3) Tindakan Perbaikan dan Pen- cegahan. Merupakan hasil temuan dari audit dan diteruskan dan harus disetujui oleh pihak manajemen dan dijamin pelaksanaannya secara sistematik dan efektif. 5. Peninjauan Ulang dan Perbaikan. Tinjauan ulang pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas keselamatan dan kesehatan kerja. Tinjauan ulang harus meliputi :  Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3  Tujuan, sasaran dan kinerja K3  Hasil temuan audit SMK3  Evaluasi efektifitas penerapan SMK3  Kebutuhan untuk mengubah SMK3 Program K3 Dalam penerapan program keselamatan kerja di bidang konstruksi, diperlukan pendekatan–pendekatan agar lebih mudah dijalankan, terutama dalam proses pelaksa- naannya. Bentuk–bentuk pendekatan dalam menjalankan program ini adalah pendekatan perilaku dan pendekatan fisik. Pendekatan perilaku mengarah pada peranan masing–masing peserta program keselamatan kerja dalam menciptakan sekaligus menerapkan kondisi kerja yang aman. Ada empat komponen yang saling terpisah, tetapi harus tetap saling berhu- bungan dan bekerja sama yaitu komponen manajer puncak, pengawas dan manajer proyek, mandor dan pekerja. Pendekatan fisik dalam program keselamatan kerja konstruksi dapat dila- kukan di antaranya dengan cara sebagai berikut :  Pendidikan dan latihan mengenai metoda dan prosedur yang benar  Pengidentifikasian potensi bahaya Potensi bahaya yang dimaksud adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi terhadap terjadinya kecelaka- an berupa cedera, penyakit, kematian, kerusakan atau kemampuan melaksana- kan fungsi operasional yang telah ditetapkan. Sedangkan Identifikasi potensi bahaya merupakan suatu proses aktivitas yang dilakukan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat kerja.  Perhatian atas perawatan/ pemanfaatan peralatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.  Pemakaian alat pelindung yang telah ditetapkan
  • 4. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 321  Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Inspeksi K3) rutin dan teliti dilaksanakan di lokasi proyek. Inspeksi yang dimaksud adalah suatu aktivitas untuk menemukan masalah- masalah atau potensi bahaya dan menilai resikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-benar terjadi. Inspeksi Keselamat- an dan Kesehatan Kerja dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Inspeksi Informal Inspeksi Informal merupakan ins- peksi yang tidak direncanakan sebelum- nya dan sifatnya cukup sederhana yang dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau melihat masalah K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari. Inspeksi ini cukup efektif karena masalah-masalah yang muncul langsung dapat dideteksi, dilaporkan dan segera dapat dilakukan tindakan korektif. b. Inspeksi Rutin/Umum Inspeksi Rutin/Umum biasanya dilakukan dengan cara walk-trough survey ke seluruh area kerja dan bersifat komprehensif. Perlengkapan dan Peralatan Standar K3 Berdasarkan instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 2/ M/ BW/ BK/ 1984, tentang pengesahan alat pelindung diri, semua kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan pelindung diri atau Personal Protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja guna untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Adapun alat-alat pelindung diri atau PPE sebagai berikut: 1. Pelindung Kepala atau Helm (Hard Hat), yang melindungi kepala karena lapisannya yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai kepala, sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan goncangan, melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari percikan, tumpahan, dan tetesan, serta beberapa jenis dirancang tahan terhadap sengatan listrik. 2. Pelindung Mata (Safety Glasses/ Goggles). Kacamata pengaman diguna- kan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Pekerjaan yang mutlak membutuhkan perlindu- ngan mata adalah mengelas. 3. Pelindung Telinga (Ear Plug/ Ear Muff). Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi–bunyi yang keras dan bising. 4. Pelindung Wajah (Face Shield) Pelindung wajah memberikan perlin- dungan menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Banyak dari pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan peng- gunaan helm, seperti helm pengelas. Helm pengelas memberikan perlin- dungan baik pada wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus yang menyaring intesitas cahaya serta energi panas yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan. 5. Pelindung Hidung dan Mulut (Masker). Pelindung bagi pernafasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi. Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). 6. Pelindung Tangan/Jari (Hands) Sarung Tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan. 7. Pelindung Kaki (Safety Shoes) Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. 8. Pelindung Bahaya Jatuh Pakaian Penahan Bahaya Jatuh yang dilengkapi dengan tali pengaman (Body Harness). Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Sistem yang dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan
  • 5. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 322 atau goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian penahan bahaya jatuh ini dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak di belakang dan di depan dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang dapat dipasangkan. Selain Alat Pelindung Diri atau PPE, dalam suatu proyek konstruksi diperlukan pula sarana peralatan lingkungan yang berupa :  Tangga susun (scaffolding) Scaffolding (perancah) adalah rangka kerja sementara yang dipasang khusus untuk mendukung lantai kerja (work platform). Fungsi Scaffolding : (1) sebagai tempat bekerja dimana pekerja tidak dapat mencapai suatu ketinggian dari lantai atau landasan (2) konstruksi scaffolding harus mampu menjamin keselamatan dan kenyamanan para pekerja yang mempergunakannya.  Alat pemadam kebakaran berupa APAR, merupakan alat pemadam ringan atau api kecil, dan waterhydrant alat untuk memadamkan api besar.  Pagar pengamanan / barricade  Peralatan P3K, yang terdiri dari alat dan bahan yang bisa mencegah dan mengobati luka ringan  Serta Rambu–rambu K3 yang berfungsi memberikan informasi berupa tanda– tanda peringatan, larangan, maupun petunjuk pada area yang mengandung risiko tinggi. Tujuan utamanya adalah menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan pada pekerja. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di PT. Cakra Buana Megah pada proyek pembangunan PT. Trakindo Utama Balikpapan Facility Upgrade 2012, yang berlokasi di Stalkuda Balikpapan Kalimantan Timur. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verikatif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa yang sekarang (Moh. Nazir, 2005:54). Sedangkan pelaksanaannya menggunakan metode survai dengan participative research, yaitu metode yang menekankan pada perolehan data dengan pertanyaan serta menganalisis jawabannya. Pengambilan data terbagi 2 meliputi: 1) Data Primer Data primer diperoleh dari metode survai dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang dibuat berdasarkan Lampiran I PERMENAKER No.05/ MEN/ 1996 tentang Pedoman Penerapan SMK3. Populasi dalam penelitian ini adalah pihak–pihak yang berwenang dalam penerapan SMK3 di perusahaan yaitu Safety Health Executive (SHE) Committee sehingga yang menjadi sampel adalah seluruh populasi yaitu seluruh anggota SHE Committee yang terdiri dari Site Manager dan Safety Officer yang berjumlah 18 orang. Lembar observasi penelitian ini terdiri atas 47 pertanyaan dari 5 kategori dimana penerapan SMK3 dikategorikan baik bila terdapat > 75 % pertanyaan yang jawabannya “ya”, dikategorikan sedang bila 40% - 75% dari seluruh pertanyaan yang jawabannya “ya”, dan dikategorikan buruk bila 40% per- tanyaan yang dijawab “ya”. 2) Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari dokumen Contractor Safety Management System (CSMS) PT. Cakra Buana Megah yang meliputi profil perusahaan, jumlah tenaga kerja, struktur organisasi K3, proses dan hasil produksi perusahaan, dan dokumen SMK3. Data hasil kuesioner yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisa lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data sekunder perusahaan yang mengacu pada OHSAS 18001: 2007 disajikan secara narasi berdasarkan ketentuan yang berlaku sehingga mendapatkan hasil pembahasan, kesim- pulan dan saran yang tepat.
  • 6. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 323 HASIL PENELITIAN Gambaran Penerapan SMK3 PT. Cakra Buana Megah pada Peningkatan Fasilitas PT. Trakindo Utama Balikpapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) , PT. Cakra Buana Megah ini mengadopsi isi dari aturan standar OHSAS 18001:2007, yang dijabar- kan sebagai berikut: Komitmen dan Kebijakan PT. Cakra Buana Megah memiliki organisasi K3 seperti Safety Healthy Excecutive (SHE) Committee / Tim Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan mengangkat seorang SHE Coordinator yang khusus untuk menangani implementasi K3 pada proyek Trakindo Balikpapan Facility Upgrade, dan dalam hal ini perusahaan mempercayakan kepada Bapak Erwin Wardana Saputera sebagai SHE Coordinator yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan dan memastikan pemahaman karyawan perusahaan terhadap kebijakan perusahaan dan bertanggung jawab pula dalam pelaksanaan, implement- tasi dan pemeliharaan SMK3. Pihak manajemen PT. CBM telah membuat Pedoman SMK3 yang memuat kebijakan K3, daftar dokumen berupa prosedur kerja yang terkait K3 dan instruksi kerja K3, serta struktur organisasi K3. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat sebagai bentuk komitmen untuk mematuhi peraturan dan persyaratan lingkungan serta keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait sesuai dengan Permenaker PER.05/MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Seluruh kebijakan yang telah dibuat diimplementasikan di perusahaan dan dimonitor langsung oleh SHE Coordinator dan SHE Officer. Dalam hal ini kebijakan K3 ditetapkan untuk mencegah dan menang- gulangi terjadinya insiden kecelakaan yang merugikan, dalam rangka peningkatan efisien dan produktifitas perusahaan. Perencanaan PT. Cakra Buana Megah juga meren- canakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Perencanaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Berupa prosedur terdokumentasi yang mempertimbangkan identifikasi bahaya dan penilaian resiko (IBPR). Berdasar- kan hasil penilaian risiko tersebut, maka pihak K3 dapat memberikan solusi atau langkah pengendalian dari bahaya yang ada sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja. 2) Perundang–undangan Setiap rumusan perencanaan kebijakan yang dihasilkan, mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri. 3) Indikator Kerja Indikator kerja di PT. Cakra Buana Megah dibuktikan dengan adanya arsip maupun dokumen-dokumen penting tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) seperti lembar Inspeksi K3, Form Identifikasi bahaya (Risk analysis), Form laporan kerja aman, Form Working Permit dll. Penerapan Dalam penerapannya, PT. CBM meli- batkan personil tenaga kerja yang ditunjuk untuk menjadi pengurus dalam organisasi K3. PT. CBM memiliki prosedur yang mengharuskan semua tenaga kerja baik yang lama, baru ataupun pindahan mendapatkan penjelasan tentang kebijakan K3 dan pelatihan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Setiap pagi sebelum bekerja, safety coordinator memberi peringatan tentang instruksi kerja dan K3. Pengunjung terutama mitra kerja juga diberikan pengenalan dan penjelasan Kebijakan dan Prosedur K3 secara umum dan mewajibkan menggunakan alat pelindung diri. PT. CBM juga menerapkan kegiatan Toolbox Meeting yang dilaksanakan setiap pagi dan Safety Talk seminggu sekali untuk menginformasikan sistem pelaporan baik pelaporan keadaan darurat, pelaporan insiden, pelaporan kecelakaan kerja ataupun pelaporan masalah. PT. CBM juga melaku- kan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko untuk setiap jenis item pekerjaan, serta memiliki prosedur meng- hadapi keadaan darurat. Pengukuran dan Evaluasi
  • 7. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 324 Perusahaan memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan hasilnya dianalisa guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan. Pengukuran dan evaluasi yang dimaksud seperti: 1) Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2) Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3) Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Tinjauan Ulang Dalam peninjauan ulang PT. Cakra Buana Megah melakukan evaluasi bidang keselamatan dan kesehatan kerja secara berkala. Gambaran Hasil Penelitian dengan Kuesioner di PT. Cakra Buana Megah Penilaian Pelaksanaan Sistem Manaje- men Kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) PT. CBM didasarkan pada 5 Prinsip Utama SMK3, karena itu kuesioner yang diberikan kepada responden ditinjau dan dibahas secara khusus untuk setiap kategorinya seperti berikut: Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Komitmen dan Kebijakan K3 PT.CBM tahun 2012 Kategori Pelaksanaan Komitmen dan Kebijakan K3 Jumlah Frekuensi Persentase (%) Baik 17 94.44 Sedang 1 5.56 Buruk 0 0 Jumlah 18 100 Sumber : hasil kuesioner 2012 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa 17 orang (94.45 %) responden menyatakan bahwa pelaksanaan komitmen dan kebijakan K3 berada pada kategori baik, sedangkan 1 orang (5.55 %) menyatakan berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil kuesioner, masih ada responden yang menjawab tidak tahu tentang penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaa K3. Untuk itu perusahaan perlu menjelaskan tentang penilaian kinerja dan tindak lanjut K3 kepada seluruh Safety Health Executive (SHE) Committee khususnya dan seluruh tenaga kerja pada umumnya. Tabel 2 Distribusi Responden Berdasakan Pelaksanaan Perencanaan SMK3 PT.CBM tahun 2012 Kategori Pelaksanaan Perencanaan SMK3 Jumlah Frekuensi Persentase (%) Baik 15 83.33 Sedang 3 16.67 Buruk 0 0 Jumlah 18 100 Sumber : hasil kuesioner 2012 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa 15 orang (83.33%) responden menyatakan bahwa perencanaan SMK3 yang dilakukan perusahaan dikategorikan baik, sedangkan ada 3 orang responden (16.67 %) yang hanya mengkategorikan sedang. Hal ini terjadi karena ketiga responden tersebut banyak yang tidak mengetahui secara rinci tentang perencanaan K3. Rata– rata mereka menjawab tidak tahu karena masalah perencanaan dan penetapan sistem pertanggung jawaban sesuai dengan tingkat manajemen yang ada di perusahaan. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Implementasi/ Penerapan SMK3 PT.CBM tahun 2012 Kategori Pelaksanaan Implementasi SMK3 Jumlah Frekuensi Persentase (%) Baik 16 88.89 Sedang 2 11.11 Buruk 0 0 Jumlah 18 100 Sumber : hasil kuesioner 2012 Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa 16 orang (88.89%) responden menyatakan bahwa pelaksanaan implementasi/ pene- rapan SMK3 berada pada kategori baik, sedangkan 2 orang (11.11 %) menyatakan pelaksanaan implementasi/ penerapan SMK3 berada pada kategori sedang. Menurut PERMENAKER No. 05/ MEN/ 1996 Lampiran I disebutkan bahwa dalam mencapai penerapan SMK3 yang baik, perusahaan harus menunjuk personil yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang diterapkan. PT. Cakra
  • 8. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 325 Buana Megah telah menempatkan personel yang mempunyai kualifikasi yang dibutuh- kan seperti Ahli K3 dan Operator–operator mesin yang bersertifikat. Perusahaan juga telah memiliki prosedur pendokumentasian dan pengendalian dokumen. Perusahaan hanya perlu memantau pelaksanaannya di lapangan sehingga benar–benar memberikan hasil yang diharapkan. Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Pengukuran dan Evaluasi SMK3 PT.CBM tahun 2012 Kategori Pelaksanaan Pengukuran dan Evaluasi SMK3 Jumlah Frekuensi Persentase (%) Baik 17 94.44 Sedang 1 5.56 Buruk 0 0 Jumlah 18 100 Sumber : hasil kuesioner 2012 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan 17 orang (94.45 %) responden menyatakan bahwa pelaksanaan pengukuran dan evaluasi SMK3 berada pada kategori baik, sedangkan 1 orang (5.55 %) menyatakan berada pada kategori sedang. Pelaksanaan inspeksi K3 di perusahaan berjalan dengan baik, seminggu atau dua minggu sekali dilakukan inspeksi untuk proses kerja atau sarana kerja yang memiliki potensi bahaya dan sebulan sekali dilakukan inspeksi secara keseluruhan. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Tinjauan Ulang SMK3 PT.CBM tahun 2012 Kategori Pelaksanaan Tinjauan Ulang SMK3 Jumlah Frekuensi Persentase (%) Baik 11 61.11 Sedang 7 38.89 Buruk 0 0 Jumlah 18 100 Sumber : hasil kusioner 2012 Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa 11 orang (61.11%) responden menyatakan bahwa pelaksanaan tinjauan ulang SMK3 berada pada kategori baik, sedangkan 7 orang (38.89 %) menyatakan pelaksanaan tinjauan ulang SMK3 berada pada kategori sedang. Ketujuh orang yang menyatakan bahwa pelaksanaan tinjauan ulang SMK3 dikategorikan sedang dikarenakan ketidak- tahuan mereka tentang proses pelaksanaan tinjauan ulang SMK3. Juga karena umumnya tinjauan ulang itu dilakukan oleh mereka yang ahli seperti Coordinator Safety ataupun Panitia Pengawas K3 sehingga para pekerja lainnya tidak paham tentang tindak lanjut yang telah dilakukan. Sedangkan ditinjau secara menyeluruh, berdasarkan 47 butir pertanyaan kuesioner yang dibagikan kepada 18 responden yang ada, 16 orang (88.89 % responden) memberikan jawaban “Ya” pada 36 butir atau lebih pertanyaan yang ada, sehingga presentase jawaban “Ya” yang dihasilkan adalah lebih dari 75% yang berarti pelaksanaan SMK3 PT.CBM pada proyek Trakindo Balikpapan Facility Upgrade berada pada kategori baik, sedangkan 2 orang lainnya (11.11 % responden) menyatakan pelaksanaan SMK3 berada pada kategori sedang karena keduanya kurang memberikan jawaban “Ya”. Melalui hasil kuesioner tersebut dapat dinyatakan bahwa PT. Cakra Buana Megah telah memperlihatkan kerja samanya yang baik. PENUTUP Kesimpulan Secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian langsung di lapangan, hasil wawancara kepada pihak Safety Healty Executive (SHE) Committee perusahaan dan berdasarkan hasil kuesioner dari para responden dinyatakan bahwa PT. Cakra Buana Megah telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Uama Balikpapan dengan baik. Secara khusus penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tahun 2012 PT. Cakra Buana Megah sudah mulai membangun komitmen K3 dengan melibatkan seluruh karyawan, staf serta pihak manajemen, serta komitmen dan kebijakan ini dikomunikasikan kepada seluruh
  • 9. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 326 karyawan, tamu, kontraktor, pelanggan, pemasok serta pihak–pihak yang terkait. 2. Pada tahap melakukan perencanaan atau perencanaan ulang PT. Cakra Buana Megah sudah mempunyai prosedur terdokumentasi yang mempertimbang- kan identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang sesuai dengan perundangan atau persyaratan lain yang berkaitan dengan K3 . 3. Pada penerapan program SMK3 PT. Cakra Buana Megah telah melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko, serta memiliki prosedur yang mengharuskan semua tenaga kerja baik yang lama, baru ataupun baru pindah mendapatkan penjelasan tentang kebijakan K3 dan pelatihan sesuai dengan jenis pekerjaannya. 4. Dalam Pengukuran dan Evaluasi Sistem Manajemen K3, PT. Cakra Buana Megah telah melakukan inspeksi K3 dan audit internal yang sesuai dengan prosedurnya, serta telah di audit dan di nilai baik oleh pihak Trakindo Utama Jakarta. 5. PT. Cakra Buana Megah secara berkesinambungan melakukan tinjauan ulang terhadap program SMK3 dan mendokumentaikannya ke dalam laporan perusahaan. Saran 1. Agar segera dilakukan tindakan perbaikan jika pada saat inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ditemukan adanya potensi bahaya kecelakaan kerja. 2. Pihak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus menanamkan pedoman 5 R (Resik, rapi, rajin, rawat, ringkas) kepada semua tenaga kerja saat melakukan kerja ataupun saat memakai peralatan kerja sehingga dapat meminimalisir potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. 3. Menanamkan budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan untuk selalu berperilaku selamat dengan cara pendekatan langsung seperti : Himbauan untuk bekerja dengan aman dan peduli keselamatan diri sendiri dan orang lain, himbauan tentang penggunaan APD di tempat kerjanya. Pendekatan tidak langsung dapat dilakukan dengan cara : Safety Poster lebih banyak dan slogan motivasi untuk bekerja secara aman. Dan melakukan “punishment and rewards” yang tegas agar tenaga kerja merasa diperhatikan dan dihargai terhadap pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan. 4. Pihak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebaiknya memberikan penjelasan tentang hubungan pelaporan. Penilaian kerja dan tindak lanjut K3 kepada seluruh anggota tim K3 terkait hususnya dan seluruh tenaga kerja pada umumnya. 5. PT. Cakra Buana Megah sebaiknya menjaga dan tetap mempertahankan kesinambungan pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang telah ada di perusahaan sehingga senantiasa diperoleh tempat kerja yang sehat dan aman serta produk yang dihasilkan akan berkualitas dan produktivitas karyawan juga akan meningkat. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2012. Pengawasan K3 Lingkungan Kerja . Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Jakarta. Anonimous. 2012. SMK3 dan Audit SMK3 . Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Jakarta. Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Penerbit ANDI, Yogyakarta. International Labour Office. 1989. Pencegahan Kecelakaan Buku Pedoman. Penerbit Gramedia, Jakarta.
  • 10. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732 327 Nazir Moh. 2005. Desain Penelitian, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ridley John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta. Simanjuntak Payaman J. 2011. Manajemen Hubungan Industrial. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Tarore dan Mandagi. 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi (SIMPROKON). Penerbit JTS FT Unsrat, Manado.