2. Apa itu Cooperative Script?
Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa
metode yang ada di model pembelajaran kooperatif (
Cooperative Learning ). Metode ini dikemukakan oleh Danserau
dan kawan-kawan pada tahun 1985.
Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative
Script adalah suatu cara bekerjasama dalam
membuat naskah tulisan tangan dengan
berpasangan dan bergantian secara lisan dalam
mengintisarikan materi-materi yang dipelajari.
Dansereau. 1985
3. Bagaimana sintaks dari
Cooperative Script?
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi kepada setiap siswa untuk
dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-
ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat /
menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
7. Penutup.
(Saudagar, F. 2009 : 164)
4. Apa kelebihan Cooperative Script?
a. Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.
b. Setiap siswa mendapatkan peran.
c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
(Budiyanto, A. 2016 : 37).
d. Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan ide-ide atau gagasan baru,
daya berpikir kritis, serta mengembangkan jiwa keberanian dalam
menyampaikan hal-hal baru yang diyakini benar.
e. Mendorong siswa untuk berlatih memecahkan masalah dengan
mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide siswa
dengan ide temannya
(Huda, M. 2013 : 214)
5. Apa Kekurangan Cooperative
Script?
a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas
sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut)
(Miftahul, A. 2011:98).
c. Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja
sama dengan baik
d. Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mereka
berada dalam kelompok
e. Ketakutan beberapa siswa untuk mengeluarkan ide karena
akan dinilai oleh teman dalam kelompoknya. Huda, M. 2013 : 215).