SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
6
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Penerapan
Penerapan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan
penilaian hasil belajar berdasarkan suatu konsep tertentu (Purwadarminta, 2008:26).
Adapun unsur-unsur penerapan meliputi: 1) adanya program yang dilaksanakan,
2) adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan
menerima manfaat dari program tersebut, 3) adanya pelaksanaan, baik organisasi atau
perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun
pengawasan dari proses penerapan tersebut (Badudu, 2006:148).
2.2 Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.
Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Suprijono, 2010:46).
2.2.1 Macam - Macam Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah:
7
a. Model pembelajaran CIRC (Cooperatif Integrated Reading And Composition)
adalah pembelajaran yang mengunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para
siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara
luas dan berkelompok dengan menekankan pada penggalian ide dan tanggapan.
Model pembelajaran ini memadukan secara kooperatif aspek membaca dan menulis
(Slavin, 2008:201).
b. Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen untuk menyelesaikan tugas
kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian
bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya (Suyitno, 2009:159).
c. Model Pembelajaran Co-op Co-op merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada tugas pembelajaran dan peserta didik mengendalikan apa dan
bagaimana mempelajari bahan yang harus ditugaskan kepada mereka setiap peserta
didik mempunyai topik mini yang harus diselesaikan, dan setiap kelompok
memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (Slavin,
2009:213).
d. Model Pembelajaran Quick On The Draw merupakan sebuah aktivitas yang
mengutamakan ketepatan dan kecepatan, yang berarti suatu kegiatan yang dapat
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah secara sistematis yang
mendorong kerja tim dalam kurun waktu tertentu. Dalam proses pembelajaran
diperlukan kreativitas siswa, kreativitas siswa akan terlihat dari aktivitas yang
8
dilakukan siswa dalam belajar, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat
(Kholida,dkk., 2014:2).
e. Model Pembelajaran Listening Team adalah pembelajaraan yang diawali dengan
penerapan materi pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran masing-masing.
Kelompok pertama merupakan kelompok penanya, kelompok kedua merupakan
kelompok penjawab atau pendukung kelompok ketiga merupakan kelompok
penentang, dan kelompok keempat merupakan kelompok penarik kesimpulan
(Suprijono, 2010:96).
f. Model Pembelajaran Group to Group Exchange adalah suatu model pembelajaran
dimana tugas yang berbeda diberikan pada kelompok yang berbeda, kemudian
masing-masing kelompok mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada kelompok
yang lain (Depdiknas, 2006:25).
g. Model Pembelajaran Question Student Have adalah model pembelajaran siswa aktif
membuat pertanyaan akan pelajaran yang dibutuhkan sehingga kemampuan yang
dimiliki tergali secara maksimal (Silberman, 2012:91).
2.3 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai
sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa juga dapat mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja
9
dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota
kelompok selama kegiatan.
Perdy (2010:34) mengatakan, keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran
kooperatif antara lain sebagai berikut :
1). Keterampilan tingkat awal
a) Menggunakan kesepakatan yaitu menyamakan pendapat yang berguna untuk
meningkatkan kerja dalam kelompok.
b) Menghargai kontribusi berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat
dikatakan atau dikerjakan orang lain.
c) Mengambil giliran dan berbagi tugas berarti bahwa setiap anggota kelompok
bersedia menggantikan dan bersedia mengembang tugas/tanggung jawab tertentu
dalam kelompok.
d) Berada dalam kelompok artinya setiap anggota tetap dalam kelompok kerja
selama kegiatan berlangsung.
e) Berada dalam tugas artinya meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
agar selesai tepat waktu.
f) Mendorong partisipasi artinya mendorong semua anggota kelompok untuk
memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
g) Menyelesaikan tugas pada waktunya.
h) Menghormati perbedaan individu.
2). Keterampilan tingkat menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
cara dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman,
menafsirkan, mengatur dan mengorganisir serta mengurangi ketegangan.
3). Keterampilan tingkat mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat,
menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi. Dari penjelasan
mengenai pembelajaran kooperatif di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk saling bekerjasama dan saling
bertukar pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah. Jadi, dengan
adanya pembelajaran kooperatif pada siswa dapat memunculkan rasa percaya diri,
berfikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat.
Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
keterampilan dalam pembelajaran kooperatif mengacu kepada kaedah pembelajaran
yang melibatkan siswa dengan berbagai kemampuan untuk bekerja sama dalam
kelompoknya masing-masing guna mencapai tujuan yang sama dalam proses
pembelajaran.
10
2.3.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak
dicapai. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
siswa bekerja sama dalam suatu kelompok dengan berbagai kemampuan untuk
mencapai tujuan yang sama. Ibrahim (2000:7) mengatakan, model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu :
1) Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-
tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Efek penting yang kedua ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda
menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Berdasarkan kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif untuk menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif
secara kerja sama dalam suatu kelompok.
2.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif guru harus memperhatikan
langkah-langkah pembelajaran, agar siswa terampil dan aktif dalam proses belajar
mengajar. Ibrahim (2000:10) mengatakan, terdapat enam fase atau langkah-langkah
utama dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut ini :
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2) Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau
teks.
3) Mengorganisasikan siswa ke dalan kelompok-kelompok.
11
Belajar dan membantu kelompok agar melakukan perubahan yang efisien.
4) Membantu kerja kelompok dalam belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas.
5) Mengetes materi.
Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan
mereka.
6) Memberikan penghargaan.
Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
Berdasarkan kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam langkah-
langkah pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa juga dapat mempelajari keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif
mendorong siswa secara kelompok mengembangkan kecakapan hidupnya, seperti
menemukan dan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, berfikir logis,
berkomunikasi efektif dan bekerja sama.
2.3.3 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup
sepenanggungan bersama”.
2) Siswa harus bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti
milik mereka sendiri.
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki
tujuan yang sama.
4) Siswa harus bertanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok.
12
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif (Isjoni, 2009:16).
2.4 Hasil Belajar
2.4.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di
sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara
sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan
proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil
belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan
dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar
(Mudjiono, 2009:3).
Sudjana (2010:23) mengatakan “Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil
belajar yaitu : a) Keterampilan dan kebiasaan; b) Pengetahuan dan pengertian; c) Sikap
dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada
kurikulum sekolah”. Sedangkan hasil belajar menurut Hamalik (2007:97) dalam
bukunya proses belajar mengajar mengatakan bahwa, “Hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
13
Bloom dalam (Sudjana, 2010:25) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga
ranah. Ketiga ranah tersebut adalah :
a. Ranah kognitif adalah ranah yang membahas tentang intelektual siswa sehingga
ranah ini mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
b. Ranah afektif adalah ranah yang membahas tentang sikap, nilai-nilai dan apresiasi
siswa. Ranah afektif mencakup tentang sikap penerimaan, merespon, menghargai,
mengorganisasi, dan karakterisasi nilai.
c. Ranah psikomotorik adalah suatu ranah yang mencakup keterampilan siswa. Ranah
psikomotorik adalah ranah yang mencakup persepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, menyesuaikan, dan menciptakan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah.
Hasil belajar yang baik adalah hasil belajar yang memenuhi dan dapat mencapai tujuan
belajar serta mencakup tiga ranah kecerdasan siswa, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi
dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi :
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu.
14
2. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Karena pada dasarnya setiap manusia dalam hal ini
adalah peserta didik memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama
dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan ini akan berpengaruh
pada proses dan hasil belajar (Munadi, 2008:26). Ada beberapa faktor psikologis
yang dapat diuraikan diantaranya meliputi :
1) Intelegensi
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi,
sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Ini berarti semakin tinggi
kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses, sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses (Slameto, 2010:59).
2) Perhatian
Slameto (2010:60) mengatakan “Perhatian adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek ataupun sekumpulan
objek-objek”. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
dihadapkan pada objek-objek yang dapat menarik perhatian siswa. Bila tidak,
maka perhatian siswa tidak akan terarah atau fokus pada objek yang sedang
dipelajarinya.
3) Minat dan Bakat
Hilgard (dalam Munadi, 2008:27) mengatakan “Minat diartikan sebagai
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
15
kegiatan”. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan berlatih.
4) Motif dan Motivasi
Motif merupakan daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa
agar dapat belajar dengan baik atau siswa mempunyai motif untuk berfikir
memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan belajar. Motivasi berarti seni mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Purwanto,
2010:104).
5) Kognitif dan Daya Nalar
Kognitif yaitu pemahaman atau wawasan merupakan ciri fundamenatal (asasi)
dari respon siswa. Daya nalar yaitu berfikir dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia nyata. Penalaran merupakan kegiatan atau proses menalar yang
dilakukan oleh seseorang (Munadi, 2008:31).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan yang ada disekitar siswa. Faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, lingkungan
ini dapat berupa :
16
1) Lingkungan Alam
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan
sebagainya (Munadi, 2008:32).
2) Lingkungan Sosial
Yang termasuk lingkungan sosial sekolah adalah para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
siswa.
2. Faktor Instrumental
Munadi (2008:32) mengatakan bahwa “Faktor-faktor instrumental adalah faktor
yang keberlakuan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan”. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan
fasilitas, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-
komponen, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar dan evaluasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep hasil belajar biologi
siswa adalah kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dan upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju. Throwing artinya melempar.
Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam
pembelajaran Snowball Throwing bola salju merupakan kertas yang berisi pernyataan
17
yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab.
Menurut Bayor (dalam Hamdayama, 2014:158) Snowball Throwing merupakan salah
satu pembelajaran aktif yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran
guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan
selanjutnya, penertipan terhadap jalannya pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah paradigma
pembelajaran kooperatif yang merupakan rekomendasi UNISCO, yaitu : belajar
megetahui (Learning to live know), belajar berkerja (Learning to do), belajar hidup
bersama (Learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri atau dengan kata
lain model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah suatu model
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diawali kerja
kelompokuntuk mendapat tugas dari guru, dan masing-masing siswa membuat
pertanyaanyang dibentuk seperti bolayang diperoleh (Hamdayama, 2014:158).
2.5.2 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan
oleh ketua kelompok.
18
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyan tersebut di buat seperti bola dan dilempar
dari satu siswa ke siswa yang lain dengan durasi selama lebih kurang 5 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan untuk siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ditulis didalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.
g. Evaluasi
h. Penutup (Hamdayama, 2014:159-160).
2.5.3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
a. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karna siswa seperti bermain dalam
belajar.
b. Siswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain.
c. Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karna siswa tidak tau soal yang
dibuat temannya seperti apa.
d. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
e. Pendidik tidak terlalu repot membuat.
f. Pembelajaran menjadi lebih efektif.
g. Aspek kognitif, afektif dan psikomotot dapat tercapai (Hamdayama, 2014:161).
2.5.4. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
a. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa
yang dikuasi siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dibuat siswa
biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan.
19
b. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi
penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu
yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pembelajaran.
c. Tidak ada kuis individu atau penghargaan kelompok sehingga siswa saat
berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama tapi tidak menutup
kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan
penghargaan kelompok.
d. Memerukan waktu yang panjang.
e. Murid yang nakan cendrung membuat onar.
f. Kelas sering kali rebut karena kelompok dibuat oleh murud (Hamdayama,
2014:161).
2.6 Materi Bakteri
Menurut Whittaker, organisme dikelompokkan menjadi lima kingdom, yaitu
kingdom Monera, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia. Eubacteria dan Archaebacteria
termasuk kedalam kingdom Monera. Seiring dengan perkembangan analisis molekuler,
Carl Woese dari University of Illionis mengelompokkan organisme menjadi 2 domain,
yaitu domain Eukarya yang terdiri atas Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia, dan
domain prokariota yang terdiri atas Arhaebacteria dan Eubacteria. Menurut Thomas
Cavalier Smith. Archaebacteria dan Eubacteria masuk kedalam sistem 8 kingdom, 6
Kingdom yang lain diantarannya Archezoa, Protozoa, Chromista, Fungi, Plantae, dan
Animalia (Campbell, 2013:106).
Cyanophyta (alga hijau-biru) yang dalam sistem lima kingdom disejajarkan
dengan Eubacteria (bakteri) sekarang dimasukkan ke dalam kelompok Cyanobacteria.
20
Cyanobacteria adalah bakteri yang memiliki kemampuan berfotosintesis. Organisme
prokariota adalah organisme yang tidak mempunyai membran inti. Prokariota dibedakan
atas Archaebacteria dan Eubacteria (George H. Fried dan George J. hademenos,
2006:314).
2.6.1 Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria
Istiah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, archaio, yang artinya kuno.
Para ahli mengajukan hipotesis bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal
(kuno) yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik
(memiliki membrane inti sel). Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrim yang
mirip dengan dugaan lingkungan kehidupan awal di bumi (Campbell, 2013:106).
Istilah Eubacteria berasal dari bahasa Yunani, eu, yang artinya sejati. Eubacteria
meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup di manapun
(kosmopolit). Eubacteria merupakan kelompok makhluk hidup yang sehari-hari dikenal
sebagai bakteri. Bakteri adalah organisme renik, uniseluler, prokariot, dan umumnya
tidak memiliki klorofil (Bonny, 2013:23).
2.6.2. Archaebacteria
1) Ciri-Ciri Umum
a. Susunan tubuh sangat sederhana, dinding sel tidak tersusun atas peptidoglikan;
b. habitat pada lingkungan ekstrim yang tidak semua organisme mampu hidup di
sana;
c. terdiri atas satu sel yang hidup berkoloni atau berupa filamen berukuran kecil.
2) Klasifikasi
Berdasarkan habitatnya, Archaebacteria dibedakan menjadi:
21
a) Metanogen
Hidup pada lingkungan anaerobik yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar
rawa dan danau, saluran pencernaan hewan dan manusia, serta di bawah lapisan es
Greenland. Kelompok ini mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2.
Contoh: Lachnospira multiporus (memecah pektin), Succinomonas amylolytica dan
Ruminococcus albus (memecah selulosa).
b) Halofil
Habitat pada lingkungan yang berkadar garam tinggi 12 – 15%, sementara
kadar garam air laut sekitar 3,5%). Contoh: genus Halobacterium, Halorubrum,
Halococcus dan Haloarcula.
c) Termofil
Hidup pada lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam. Contohnya genus
Sulfolobus dan Pyrolobus fumarii (George H. Fried dan George J. hademenos,
2006:313).
Gambar 2.1 Macam-macam Archaebacteria (1) Bakteri metanogen
(2) Bakteri Halofil (3) Bakteri Termofil
(Sumber : George H. Fried dan George J. hademenos, 2006:313)
3) Peranan
Archaebacteria juga mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia,
diantaranya yaitu:
22
a. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau deterjen untuk
meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi.
Contohnya Archaebacteria dari kelompok termofil.
b. Enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati
jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). Contohnya Archaebacteria dari
kelompok metanogen.
c. Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan bahan
bakar minyak (BBM).
d. Penghasil gas bio untuk bahan bakar alternatif. Contohnya Archaebacteria dari
kelompok metanogen (Bonny, 2013:16).
2.6.3 Eubacteria (bakteri)
1) Ciri-ciri bakteri:
a. Mikroorganisme dengan rata-rata panjang 2 – 3 μm, lebar 1-2 μm, dan diameter 1
mikron;
b. bersifat uniseluler, hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok
(koloni);
c. bentuk sel relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan;
d. mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap
kondisi lingkungan yang buruk;
e. struktur tubuh tersusun atas kapsul, dinding sel, membran plasma, sitoplasma,
DNA, mesosom, ribosom, dan plasmid (Marielle Hoefnagels, 2015:347).
23
Gambar 2.2 Struktur Tubuh Bakteri
(Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:347)
2) Reproduksi bakteri
Reproduksi bakteri terjadi secara aseksual dan paraseksual. Reproduksi bakteri
secara aseksual dilakukan melalui pembelahan biner.
Gambar 2.3 Pembelahan Biner
(Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:347)
Bakteri juga dapat bereproduksi dengan cara pertukaran materi genetik dengan
bakteri lainnya. Proses perpindahan materi genetik semacam ini disebut juga
paraseksual atau rekombinasi genetik. Rekombinasi genetik menghasilkan dua sel
bakteri yang mempunyai materi genetik kombinasi dari keduanya. Proses rekombinasi
genetik dapat terjadi melalui tiga metode berikut:
24
a. Transformasi adalah proses perpindahan materi genetik ke dalam sel bakteri.
Bakteri yang melakukan transformasi contohnya adalah Streptococcus
pneumoniae, Neisseria gonorrhoeae, Bacillus, dan Rhizobium.
Gambar 2.4 Tranformasi Bakteri
(Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:348)
b. Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain
melalui perantara bakteriofage.
Gambar 2.5 TransduksiBakteri
(Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:348)
c. Konjugasi adalah perpindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel
dengan membentuk struktur seperti jembatan pili di antara dua sel bakteri yang
berdekatan. Konjugasi umumnya terjadi pada bakteri gram negatif, misalnya
Escherichia coli.
25
Gambar 2.6 Konjugasi Bakteri
(Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:348)
3) Klasifikasi
(1) Berdasarkan cara memperoleh makanan
a) Bakteri heterotrof adalah bakteri yang mendapatkan makanan yang berupa
senyawa organik dari organisme lainnya. Bakteri heterotrof terbagi menjadi 2
yaitu:
(a) Saprofit: mengambil nutrisi dari organisme yang telah mati dan
menguraikan sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya Escherichia coli
(b) Parasit: mengambil nutrisi dari organisme yang masih hidup. Contohnya
Mycobacterium tuberculosis.
b) Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari
senyawa anorganik. Bakteri autotrof terbagi menjadi 2 yaitu:
(a) fotoautotrof (menggunakan sumber energi cahaya matahari), contohnya
bakteri hijau (bakterioklorofil) dan bakteri ungu (bakteriopurpurin);
(b) kemoautotrof (menggunakan sumber energi kimia), contohnya
Nitrobacter, Nitrosomonas, dan Nitrosococcus.
26
(2) Berdasarkan kebutuhan oksigen
a) Bakteri aerob obligat (Membutuhkan O2 bebas dalam hidupnya), contohnya
Nitrosomonas dan Mycobacterium tuberculosis.
b) Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam
hidupnya. Jika ada oksigen, maka bakteri akan mati. Contohnya Clostridium
tetani dan bakteri denitrifikasi.
c) Bakteri anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya atau tidak adanya O2.
contohnya E. coli dan Salmonella (Marielle Hoefnagels, 2.15:349-340).
(3) Berdasarkan bentuknya
Bakteri mempunyai 3 bentuk yaitu batang, bola dan spiral. Bentuk-bentuk
bakteri dapat kita lihat pada gambar berikut:
Gambar 2.7 Bentuk-bentuk Bakteri
(Sumber : Geo F. Brooks, 2007:31)
(4) Berdasarkan letak flagelanya, bakteri dibedakan:
a) Atrik, tidak memiliki flagela.
b) Monotrik, memiliki satu flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
c) Lofotrik, memiliki banyak flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
27
d) Amfitrik, memiliki satu flagela dan masing-masing melekat pada kedua ujung
sel.
e) Peritrik, memiliki flagela yang tersebar pada seluruh pemukaan sel (Geo F.
Brooks, 2007:33).
Gambar 2.8 Struktur Flagela Bakteri
(Sumber : Geo F. Brooks, 2007:33)
4) Peranan
(1) Bakteri yang menguntungkan manusia
a) Escherichia coli hidup pada colon manusia yang membantu membusukkan
makanan dan pembentukan vitamin K.
b) Lactobacillus casei digunakan dalam proses pembuatan keju.
c) Acetobacter xylinum digunakan untuk pembuatan nata de coco.
d) Clostridium butiricum menghasilkan asam butirat.
e) Lactobacillus bulgaricus digunakan untuk pembuatan susu masam (yoghurt).
f) Streptomyces griceus menghasilkan antibiotik streptomisin.
28
g) Bakteri nitrifikasi membantu pembentukan nitrat dalam tanah, seperti
Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter.
h) Rhizobium leguminosorum bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan
polong-polongan, berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara
(2) Bakteri yang merugikan manusia
a) Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab penyakit TBC
b) Treponema pallidum merupakan penyebab penyakit raja singa (sifilis)
c) Vibrio cholerae merupakan penyebab penyakit kolera
d) Shigella dysenteriae merupakan penyebab penyakit disentri
(3) Penyebab penyakit pada tumbuhan
a) Agrobacterium tumefaciens mengakibatkan tumor pada tumbuhan.
b) Pseudomonas cattleyae menyerang tanaman anggrek.
c) Pseudomonas solanacearum menyerang tanaman pisang.
d) Bacterium papaya menyerang tanaman papaya.
(4) Bakteri penghasil Racun
a) Pseudomonas cocovenans menghasilkan racun asam bongkrek.
b) Clostridium botulinum menghasilkan racun botulinum pada makanan kaleng
yang sudah rusak
c) Leuconostoc mesentroides menyebabkan makanan berlendir (Bonny, 2013:22-
23).
5) Bakteri gram positif dan gram negatif
Pewarnaan gram (Gram Stain) digunakan dalam taksonomi mikroba. Pemberian
nama metode ini didasarkan pada nama Hans Christian Gram seorang dokter Denmark
29
yang mengembangkan suatu teknik pada tahun 1884, untuk membedakan dua jenis
dinding sel yang berbeda. Bakteri diwarnai dengan suatu zat warna violet dan yodium,
dibilas dengan alkohol, dan kemudian diwarnai sekali lagi dengan zat warna merah.
Struktur dinding sel akan menentukan respon pewarnaan. Bakteri gram positif yang
sebagian besar dinding selnya mengandung peptidoglikan akan menjerat warna violet.
Bakteri gram negatif memiliki lebih sedikit peptidoglikan, yang terletak di suatu gel
periplasmik antara membran plasma dan suatu membran bagian luar. Zat warna violet
yang digunakan dalam pewarnaan gram sangat mudah dibilas dari bakteri gram negatif,
akan tetapi selnya tetap menahan zat warna merah (Campbel, 2003: 108).
6) Cyanobacteria
Cyanobacteria dianggap sebagai bakteri dan diklasifikasikan sebagai sebuah
divisi Cyanobacteria dalam Eubacteria. Dasar penggolongan Cyanobacteria sebagai alga
adalah kemiripannya dalam hal proses fotosintetik dengan alga dan bahkan dengan
metafita (tumbuh-tumbuhan bersel banyak). Cyanobacteria memecah air untuk
menghasilkan oksigen dan mengandung klorofil a. Cyanobacteria tersebar luas dan
merupakan bagian dari populasi-populasi perintis di daerah-daerah yang sulit untuk
ditinggali (George H. Fried dan George J. hademenos, 2006:314).
(1) Ciri-Ciri Umum
a) Fotoautotrof, melakukan fotosintesis;
b) Mengandung pigmen biru (fikosianin), hijau (klorofil), dan jingga (karotenoid);
c) Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner misalnya Cyanophyta
bersel satu, dan fragmentasi misalnya Cyanophyta bentuk koloni (Cecie,
2012:382).
30
(2) Klasifikasi
a) Cyanobacteria bersel satu Gleocapsa, Chroococcus
b) Cyanobacteria berbentuk koloni: Polycyshis
c) Cyanobacteria berbentuk benang: Nostoc, Anabaena, Oscillatoria (Cecie,
2012:382).
Gambar 2.9 Macam-macam Cyanobacteria
(Sumber : Geo F. Brooks, 2007:34)
(3) Peranan
a) Menyuburkan tanah dengan mengikat N2, contohnya Anabaena azollae
b) Berperan sebagai fitoplankton dalam ekosistem perairan.
c) Berperan sebagai vegetasi perintis karena dapat membuka kemungkinan
organisme lain untuk hidup ditempat yang sulit (batu-batuan, sumber air
panas, air tercemar).

More Related Content

What's hot

Jenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifJenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifZuha Farhana
 
Tugas ke 1
Tugas ke 1Tugas ke 1
Tugas ke 1CUDAY92
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifTri Asih Krisna
 
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN Youssii Ajaahh
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...dina suci
 
Cooperative Learning
Cooperative LearningCooperative Learning
Cooperative LearningSofyan Argi
 
Model pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiModel pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiBebek007
 
Model pembelajaran kooperatif power point
Model  pembelajaran kooperatif power pointModel  pembelajaran kooperatif power point
Model pembelajaran kooperatif power pointZalina Razali
 
belajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaranbelajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaranoyoowk
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif Mas Syarifah
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...dina suci
 
Strategi Pembelajaran - Cooperative learning
Strategi Pembelajaran - Cooperative learningStrategi Pembelajaran - Cooperative learning
Strategi Pembelajaran - Cooperative learningNay D Cortney
 
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratifInovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratifAjeng Rizki Rahmawati
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMuhamad Yogi
 
5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatifRizal Sunanda
 

What's hot (20)

Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Jenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifJenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatif
 
Tugas ke 1
Tugas ke 1Tugas ke 1
Tugas ke 1
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
 
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN
METODE KOOPERATIF BERBAGAI TIPE PEMBELAJARAN
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
 
Cooperative Learning
Cooperative LearningCooperative Learning
Cooperative Learning
 
Model pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiModel pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasi
 
Model pembelajaran kooperatif power point
Model  pembelajaran kooperatif power pointModel  pembelajaran kooperatif power point
Model pembelajaran kooperatif power point
 
belajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaranbelajar dan pembelajaran
belajar dan pembelajaran
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
 
Strategi Pembelajaran - Cooperative learning
Strategi Pembelajaran - Cooperative learningStrategi Pembelajaran - Cooperative learning
Strategi Pembelajaran - Cooperative learning
 
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratifInovasi pembelajaran fisika kolabaratif
Inovasi pembelajaran fisika kolabaratif
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif
 
Jigsaw
JigsawJigsaw
Jigsaw
 
Ppt jigsaw 7
Ppt jigsaw 7Ppt jigsaw 7
Ppt jigsaw 7
 

Similar to Bab ii blm

Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation pptMuhamad Yogi
 
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANMODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANvietry NIC
 
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4vietry NIC
 
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxSssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxStuckLegend
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfDianaUlfah4
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)Susi Yanti
 
1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdfssuserf1b2bd
 
model pembelajaran
model pembelajaranmodel pembelajaran
model pembelajaranBakaJanai
 
Restu Kurikulum
Restu KurikulumRestu Kurikulum
Restu Kurikulum210389
 
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626Interest_Matematika_2011
 
4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdf
4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdf4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdf
4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdfMaudySuci1
 
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauziXii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauziDzikri Fauzi
 

Similar to Bab ii blm (20)

Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
 
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANMODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
 
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
 
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxSssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
 
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdfKEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
KEL 4_MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI_4F.pdf
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
model pembelajaran
model pembelajaranmodel pembelajaran
model pembelajaran
 
Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran TerpaduModel Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Terpadu
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Restu Kurikulum
Restu KurikulumRestu Kurikulum
Restu Kurikulum
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdf
4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdf4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdf
4. Demonstrasi Kontekstual T3 Pembeajaran Berdiferensiasi - Kel. 3B.pdf
 
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauziXii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
Xii.ipa.6 dzikri nashrul fauzi
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Bab ii blm

  • 1. 6 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Penerapan Penerapan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan suatu konsep tertentu (Purwadarminta, 2008:26). Adapun unsur-unsur penerapan meliputi: 1) adanya program yang dilaksanakan, 2) adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut, 3) adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses penerapan tersebut (Badudu, 2006:148). 2.2 Model Pembelajaran Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Suprijono, 2010:46). 2.2.1 Macam - Macam Model Pembelajaran Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah:
  • 2. 7 a. Model pembelajaran CIRC (Cooperatif Integrated Reading And Composition) adalah pembelajaran yang mengunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas dan berkelompok dengan menekankan pada penggalian ide dan tanggapan. Model pembelajaran ini memadukan secara kooperatif aspek membaca dan menulis (Slavin, 2008:201). b. Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya (Suyitno, 2009:159). c. Model Pembelajaran Co-op Co-op merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada tugas pembelajaran dan peserta didik mengendalikan apa dan bagaimana mempelajari bahan yang harus ditugaskan kepada mereka setiap peserta didik mempunyai topik mini yang harus diselesaikan, dan setiap kelompok memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (Slavin, 2009:213). d. Model Pembelajaran Quick On The Draw merupakan sebuah aktivitas yang mengutamakan ketepatan dan kecepatan, yang berarti suatu kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah secara sistematis yang mendorong kerja tim dalam kurun waktu tertentu. Dalam proses pembelajaran diperlukan kreativitas siswa, kreativitas siswa akan terlihat dari aktivitas yang
  • 3. 8 dilakukan siswa dalam belajar, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat (Kholida,dkk., 2014:2). e. Model Pembelajaran Listening Team adalah pembelajaraan yang diawali dengan penerapan materi pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran masing-masing. Kelompok pertama merupakan kelompok penanya, kelompok kedua merupakan kelompok penjawab atau pendukung kelompok ketiga merupakan kelompok penentang, dan kelompok keempat merupakan kelompok penarik kesimpulan (Suprijono, 2010:96). f. Model Pembelajaran Group to Group Exchange adalah suatu model pembelajaran dimana tugas yang berbeda diberikan pada kelompok yang berbeda, kemudian masing-masing kelompok mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada kelompok yang lain (Depdiknas, 2006:25). g. Model Pembelajaran Question Student Have adalah model pembelajaran siswa aktif membuat pertanyaan akan pelajaran yang dibutuhkan sehingga kemampuan yang dimiliki tergali secara maksimal (Silberman, 2012:91). 2.3 Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga dapat mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja
  • 4. 9 dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama kegiatan. Perdy (2010:34) mengatakan, keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut : 1). Keterampilan tingkat awal a) Menggunakan kesepakatan yaitu menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok. b) Menghargai kontribusi berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan orang lain. c) Mengambil giliran dan berbagi tugas berarti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengembang tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok. d) Berada dalam kelompok artinya setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung. e) Berada dalam tugas artinya meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya agar selesai tepat waktu. f) Mendorong partisipasi artinya mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. g) Menyelesaikan tugas pada waktunya. h) Menghormati perbedaan individu. 2). Keterampilan tingkat menengah Keterampilan tingkat menengah meliputi mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir serta mengurangi ketegangan. 3). Keterampilan tingkat mahir Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi. Dari penjelasan mengenai pembelajaran kooperatif di atas dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk saling bekerjasama dan saling bertukar pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah. Jadi, dengan adanya pembelajaran kooperatif pada siswa dapat memunculkan rasa percaya diri, berfikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat. Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa keterampilan dalam pembelajaran kooperatif mengacu kepada kaedah pembelajaran yang melibatkan siswa dengan berbagai kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing guna mencapai tujuan yang sama dalam proses pembelajaran.
  • 5. 10 2.3.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sama dalam suatu kelompok dengan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang sama. Ibrahim (2000:7) mengatakan, model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu : 1) Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas- tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Efek penting yang kedua ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. 3) Pengembangan keterampilan sosial Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Berdasarkan kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif untuk menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif secara kerja sama dalam suatu kelompok. 2.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif guru harus memperhatikan langkah-langkah pembelajaran, agar siswa terampil dan aktif dalam proses belajar mengajar. Ibrahim (2000:10) mengatakan, terdapat enam fase atau langkah-langkah utama dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut ini : 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. 2) Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks. 3) Mengorganisasikan siswa ke dalan kelompok-kelompok.
  • 6. 11 Belajar dan membantu kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. 4) Membantu kerja kelompok dalam belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. 5) Mengetes materi. Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka. 6) Memberikan penghargaan. Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Berdasarkan kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam langkah- langkah pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga dapat mempelajari keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif mendorong siswa secara kelompok mengembangkan kecakapan hidupnya, seperti menemukan dan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, berfikir logis, berkomunikasi efektif dan bekerja sama. 2.3.3 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. 2) Siswa harus bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4) Siswa harus bertanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
  • 7. 12 6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Isjoni, 2009:16). 2.4 Hasil Belajar 2.4.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Mudjiono, 2009:3). Sudjana (2010:23) mengatakan “Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : a) Keterampilan dan kebiasaan; b) Pengetahuan dan pengertian; c) Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah”. Sedangkan hasil belajar menurut Hamalik (2007:97) dalam bukunya proses belajar mengajar mengatakan bahwa, “Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
  • 8. 13 Bloom dalam (Sudjana, 2010:25) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah : a. Ranah kognitif adalah ranah yang membahas tentang intelektual siswa sehingga ranah ini mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah afektif adalah ranah yang membahas tentang sikap, nilai-nilai dan apresiasi siswa. Ranah afektif mencakup tentang sikap penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi, dan karakterisasi nilai. c. Ranah psikomotorik adalah suatu ranah yang mencakup keterampilan siswa. Ranah psikomotorik adalah ranah yang mencakup persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, menyesuaikan, dan menciptakan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah. Hasil belajar yang baik adalah hasil belajar yang memenuhi dan dapat mencapai tujuan belajar serta mencakup tiga ranah kecerdasan siswa, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi : 1. Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
  • 9. 14 2. Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Karena pada dasarnya setiap manusia dalam hal ini adalah peserta didik memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar (Munadi, 2008:26). Ada beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi : 1) Intelegensi Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Ini berarti semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses (Slameto, 2010:59). 2) Perhatian Slameto (2010:60) mengatakan “Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek ataupun sekumpulan objek-objek”. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada objek-objek yang dapat menarik perhatian siswa. Bila tidak, maka perhatian siswa tidak akan terarah atau fokus pada objek yang sedang dipelajarinya. 3) Minat dan Bakat Hilgard (dalam Munadi, 2008:27) mengatakan “Minat diartikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
  • 10. 15 kegiatan”. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan berlatih. 4) Motif dan Motivasi Motif merupakan daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau siswa mempunyai motif untuk berfikir memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Motivasi berarti seni mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Purwanto, 2010:104). 5) Kognitif dan Daya Nalar Kognitif yaitu pemahaman atau wawasan merupakan ciri fundamenatal (asasi) dari respon siswa. Daya nalar yaitu berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Penalaran merupakan kegiatan atau proses menalar yang dilakukan oleh seseorang (Munadi, 2008:31). b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan yang ada disekitar siswa. Faktor- faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : 1. Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, lingkungan ini dapat berupa :
  • 11. 16 1) Lingkungan Alam Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya (Munadi, 2008:32). 2) Lingkungan Sosial Yang termasuk lingkungan sosial sekolah adalah para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. 2. Faktor Instrumental Munadi (2008:32) mengatakan bahwa “Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberlakuan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan”. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen- komponen, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar dan evaluasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep hasil belajar biologi siswa adalah kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dan upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. 2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing 2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju. Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing bola salju merupakan kertas yang berisi pernyataan
  • 12. 17 yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Bayor (dalam Hamdayama, 2014:158) Snowball Throwing merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya, penertipan terhadap jalannya pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran kooperatif yang merupakan rekomendasi UNISCO, yaitu : belajar megetahui (Learning to live know), belajar berkerja (Learning to do), belajar hidup bersama (Learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri atau dengan kata lain model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diawali kerja kelompokuntuk mendapat tugas dari guru, dan masing-masing siswa membuat pertanyaanyang dibentuk seperti bolayang diperoleh (Hamdayama, 2014:158). 2.5.2 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. b. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada temannya. d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompok.
  • 13. 18 e. Kemudian kertas yang berisi pertanyan tersebut di buat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain dengan durasi selama lebih kurang 5 menit. f. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan untuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang ditulis didalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. g. Evaluasi h. Penutup (Hamdayama, 2014:159-160). 2.5.3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing a. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karna siswa seperti bermain dalam belajar. b. Siswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain. c. Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karna siswa tidak tau soal yang dibuat temannya seperti apa. d. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. e. Pendidik tidak terlalu repot membuat. f. Pembelajaran menjadi lebih efektif. g. Aspek kognitif, afektif dan psikomotot dapat tercapai (Hamdayama, 2014:161). 2.5.4. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing a. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasi siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan.
  • 14. 19 b. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pembelajaran. c. Tidak ada kuis individu atau penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok. d. Memerukan waktu yang panjang. e. Murid yang nakan cendrung membuat onar. f. Kelas sering kali rebut karena kelompok dibuat oleh murud (Hamdayama, 2014:161). 2.6 Materi Bakteri Menurut Whittaker, organisme dikelompokkan menjadi lima kingdom, yaitu kingdom Monera, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia. Eubacteria dan Archaebacteria termasuk kedalam kingdom Monera. Seiring dengan perkembangan analisis molekuler, Carl Woese dari University of Illionis mengelompokkan organisme menjadi 2 domain, yaitu domain Eukarya yang terdiri atas Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia, dan domain prokariota yang terdiri atas Arhaebacteria dan Eubacteria. Menurut Thomas Cavalier Smith. Archaebacteria dan Eubacteria masuk kedalam sistem 8 kingdom, 6 Kingdom yang lain diantarannya Archezoa, Protozoa, Chromista, Fungi, Plantae, dan Animalia (Campbell, 2013:106). Cyanophyta (alga hijau-biru) yang dalam sistem lima kingdom disejajarkan dengan Eubacteria (bakteri) sekarang dimasukkan ke dalam kelompok Cyanobacteria.
  • 15. 20 Cyanobacteria adalah bakteri yang memiliki kemampuan berfotosintesis. Organisme prokariota adalah organisme yang tidak mempunyai membran inti. Prokariota dibedakan atas Archaebacteria dan Eubacteria (George H. Fried dan George J. hademenos, 2006:314). 2.6.1 Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria Istiah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, archaio, yang artinya kuno. Para ahli mengajukan hipotesis bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik (memiliki membrane inti sel). Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrim yang mirip dengan dugaan lingkungan kehidupan awal di bumi (Campbell, 2013:106). Istilah Eubacteria berasal dari bahasa Yunani, eu, yang artinya sejati. Eubacteria meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup di manapun (kosmopolit). Eubacteria merupakan kelompok makhluk hidup yang sehari-hari dikenal sebagai bakteri. Bakteri adalah organisme renik, uniseluler, prokariot, dan umumnya tidak memiliki klorofil (Bonny, 2013:23). 2.6.2. Archaebacteria 1) Ciri-Ciri Umum a. Susunan tubuh sangat sederhana, dinding sel tidak tersusun atas peptidoglikan; b. habitat pada lingkungan ekstrim yang tidak semua organisme mampu hidup di sana; c. terdiri atas satu sel yang hidup berkoloni atau berupa filamen berukuran kecil. 2) Klasifikasi Berdasarkan habitatnya, Archaebacteria dibedakan menjadi:
  • 16. 21 a) Metanogen Hidup pada lingkungan anaerobik yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau, saluran pencernaan hewan dan manusia, serta di bawah lapisan es Greenland. Kelompok ini mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2. Contoh: Lachnospira multiporus (memecah pektin), Succinomonas amylolytica dan Ruminococcus albus (memecah selulosa). b) Halofil Habitat pada lingkungan yang berkadar garam tinggi 12 – 15%, sementara kadar garam air laut sekitar 3,5%). Contoh: genus Halobacterium, Halorubrum, Halococcus dan Haloarcula. c) Termofil Hidup pada lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam. Contohnya genus Sulfolobus dan Pyrolobus fumarii (George H. Fried dan George J. hademenos, 2006:313). Gambar 2.1 Macam-macam Archaebacteria (1) Bakteri metanogen (2) Bakteri Halofil (3) Bakteri Termofil (Sumber : George H. Fried dan George J. hademenos, 2006:313) 3) Peranan Archaebacteria juga mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu:
  • 17. 22 a. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau deterjen untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi. Contohnya Archaebacteria dari kelompok termofil. b. Enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). Contohnya Archaebacteria dari kelompok metanogen. c. Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan bahan bakar minyak (BBM). d. Penghasil gas bio untuk bahan bakar alternatif. Contohnya Archaebacteria dari kelompok metanogen (Bonny, 2013:16). 2.6.3 Eubacteria (bakteri) 1) Ciri-ciri bakteri: a. Mikroorganisme dengan rata-rata panjang 2 – 3 μm, lebar 1-2 μm, dan diameter 1 mikron; b. bersifat uniseluler, hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni); c. bentuk sel relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan; d. mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk; e. struktur tubuh tersusun atas kapsul, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, DNA, mesosom, ribosom, dan plasmid (Marielle Hoefnagels, 2015:347).
  • 18. 23 Gambar 2.2 Struktur Tubuh Bakteri (Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:347) 2) Reproduksi bakteri Reproduksi bakteri terjadi secara aseksual dan paraseksual. Reproduksi bakteri secara aseksual dilakukan melalui pembelahan biner. Gambar 2.3 Pembelahan Biner (Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:347) Bakteri juga dapat bereproduksi dengan cara pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Proses perpindahan materi genetik semacam ini disebut juga paraseksual atau rekombinasi genetik. Rekombinasi genetik menghasilkan dua sel bakteri yang mempunyai materi genetik kombinasi dari keduanya. Proses rekombinasi genetik dapat terjadi melalui tiga metode berikut:
  • 19. 24 a. Transformasi adalah proses perpindahan materi genetik ke dalam sel bakteri. Bakteri yang melakukan transformasi contohnya adalah Streptococcus pneumoniae, Neisseria gonorrhoeae, Bacillus, dan Rhizobium. Gambar 2.4 Tranformasi Bakteri (Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:348) b. Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain melalui perantara bakteriofage. Gambar 2.5 TransduksiBakteri (Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:348) c. Konjugasi adalah perpindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan pili di antara dua sel bakteri yang berdekatan. Konjugasi umumnya terjadi pada bakteri gram negatif, misalnya Escherichia coli.
  • 20. 25 Gambar 2.6 Konjugasi Bakteri (Sumber : Marielle Hoefnagels, 2015:348) 3) Klasifikasi (1) Berdasarkan cara memperoleh makanan a) Bakteri heterotrof adalah bakteri yang mendapatkan makanan yang berupa senyawa organik dari organisme lainnya. Bakteri heterotrof terbagi menjadi 2 yaitu: (a) Saprofit: mengambil nutrisi dari organisme yang telah mati dan menguraikan sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya Escherichia coli (b) Parasit: mengambil nutrisi dari organisme yang masih hidup. Contohnya Mycobacterium tuberculosis. b) Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari senyawa anorganik. Bakteri autotrof terbagi menjadi 2 yaitu: (a) fotoautotrof (menggunakan sumber energi cahaya matahari), contohnya bakteri hijau (bakterioklorofil) dan bakteri ungu (bakteriopurpurin); (b) kemoautotrof (menggunakan sumber energi kimia), contohnya Nitrobacter, Nitrosomonas, dan Nitrosococcus.
  • 21. 26 (2) Berdasarkan kebutuhan oksigen a) Bakteri aerob obligat (Membutuhkan O2 bebas dalam hidupnya), contohnya Nitrosomonas dan Mycobacterium tuberculosis. b) Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya. Jika ada oksigen, maka bakteri akan mati. Contohnya Clostridium tetani dan bakteri denitrifikasi. c) Bakteri anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya atau tidak adanya O2. contohnya E. coli dan Salmonella (Marielle Hoefnagels, 2.15:349-340). (3) Berdasarkan bentuknya Bakteri mempunyai 3 bentuk yaitu batang, bola dan spiral. Bentuk-bentuk bakteri dapat kita lihat pada gambar berikut: Gambar 2.7 Bentuk-bentuk Bakteri (Sumber : Geo F. Brooks, 2007:31) (4) Berdasarkan letak flagelanya, bakteri dibedakan: a) Atrik, tidak memiliki flagela. b) Monotrik, memiliki satu flagela dan melekat pada salah satu ujung sel. c) Lofotrik, memiliki banyak flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
  • 22. 27 d) Amfitrik, memiliki satu flagela dan masing-masing melekat pada kedua ujung sel. e) Peritrik, memiliki flagela yang tersebar pada seluruh pemukaan sel (Geo F. Brooks, 2007:33). Gambar 2.8 Struktur Flagela Bakteri (Sumber : Geo F. Brooks, 2007:33) 4) Peranan (1) Bakteri yang menguntungkan manusia a) Escherichia coli hidup pada colon manusia yang membantu membusukkan makanan dan pembentukan vitamin K. b) Lactobacillus casei digunakan dalam proses pembuatan keju. c) Acetobacter xylinum digunakan untuk pembuatan nata de coco. d) Clostridium butiricum menghasilkan asam butirat. e) Lactobacillus bulgaricus digunakan untuk pembuatan susu masam (yoghurt). f) Streptomyces griceus menghasilkan antibiotik streptomisin.
  • 23. 28 g) Bakteri nitrifikasi membantu pembentukan nitrat dalam tanah, seperti Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter. h) Rhizobium leguminosorum bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan polong-polongan, berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara (2) Bakteri yang merugikan manusia a) Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab penyakit TBC b) Treponema pallidum merupakan penyebab penyakit raja singa (sifilis) c) Vibrio cholerae merupakan penyebab penyakit kolera d) Shigella dysenteriae merupakan penyebab penyakit disentri (3) Penyebab penyakit pada tumbuhan a) Agrobacterium tumefaciens mengakibatkan tumor pada tumbuhan. b) Pseudomonas cattleyae menyerang tanaman anggrek. c) Pseudomonas solanacearum menyerang tanaman pisang. d) Bacterium papaya menyerang tanaman papaya. (4) Bakteri penghasil Racun a) Pseudomonas cocovenans menghasilkan racun asam bongkrek. b) Clostridium botulinum menghasilkan racun botulinum pada makanan kaleng yang sudah rusak c) Leuconostoc mesentroides menyebabkan makanan berlendir (Bonny, 2013:22- 23). 5) Bakteri gram positif dan gram negatif Pewarnaan gram (Gram Stain) digunakan dalam taksonomi mikroba. Pemberian nama metode ini didasarkan pada nama Hans Christian Gram seorang dokter Denmark
  • 24. 29 yang mengembangkan suatu teknik pada tahun 1884, untuk membedakan dua jenis dinding sel yang berbeda. Bakteri diwarnai dengan suatu zat warna violet dan yodium, dibilas dengan alkohol, dan kemudian diwarnai sekali lagi dengan zat warna merah. Struktur dinding sel akan menentukan respon pewarnaan. Bakteri gram positif yang sebagian besar dinding selnya mengandung peptidoglikan akan menjerat warna violet. Bakteri gram negatif memiliki lebih sedikit peptidoglikan, yang terletak di suatu gel periplasmik antara membran plasma dan suatu membran bagian luar. Zat warna violet yang digunakan dalam pewarnaan gram sangat mudah dibilas dari bakteri gram negatif, akan tetapi selnya tetap menahan zat warna merah (Campbel, 2003: 108). 6) Cyanobacteria Cyanobacteria dianggap sebagai bakteri dan diklasifikasikan sebagai sebuah divisi Cyanobacteria dalam Eubacteria. Dasar penggolongan Cyanobacteria sebagai alga adalah kemiripannya dalam hal proses fotosintetik dengan alga dan bahkan dengan metafita (tumbuh-tumbuhan bersel banyak). Cyanobacteria memecah air untuk menghasilkan oksigen dan mengandung klorofil a. Cyanobacteria tersebar luas dan merupakan bagian dari populasi-populasi perintis di daerah-daerah yang sulit untuk ditinggali (George H. Fried dan George J. hademenos, 2006:314). (1) Ciri-Ciri Umum a) Fotoautotrof, melakukan fotosintesis; b) Mengandung pigmen biru (fikosianin), hijau (klorofil), dan jingga (karotenoid); c) Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner misalnya Cyanophyta bersel satu, dan fragmentasi misalnya Cyanophyta bentuk koloni (Cecie, 2012:382).
  • 25. 30 (2) Klasifikasi a) Cyanobacteria bersel satu Gleocapsa, Chroococcus b) Cyanobacteria berbentuk koloni: Polycyshis c) Cyanobacteria berbentuk benang: Nostoc, Anabaena, Oscillatoria (Cecie, 2012:382). Gambar 2.9 Macam-macam Cyanobacteria (Sumber : Geo F. Brooks, 2007:34) (3) Peranan a) Menyuburkan tanah dengan mengikat N2, contohnya Anabaena azollae b) Berperan sebagai fitoplankton dalam ekosistem perairan. c) Berperan sebagai vegetasi perintis karena dapat membuka kemungkinan organisme lain untuk hidup ditempat yang sulit (batu-batuan, sumber air panas, air tercemar).