SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
TEORI
 FAKTOR
   HJ.
EYESENCK
Riwayat hidup Eysenck
Riwayat hidup Eysenck

        HJ.       Eysecnk     dilahirkan
        dijerman pada tahun 1916, dan
        disana pulalah dia mendapatkan
        pendidikanya yang mula-mula.
        Pada tahun 1934, karena ada
        serangan Nazi dia meninggalkan
        jerman dan pindah ke inggris.
        Disinilah    dia    melanjutkan
        studinya, dan pada tahun 1940
        dia berhasil memperoleh gelar
        Ph.D. dala psikologi Universitas
        London
Pokok-pokok teori
       Eysenck
Inti pandangan Eysenck dalam psikologi dapat
dicari sumbernya pada kenyakinannya bahwa
pengukuran adalah fundamental dalam segala
kemajuan ilmiah, dan bahwa dalam lapangan
psikologi sebenarnya orang belum pasti tentang
hal “apa” yang sebenarnya diukur.
klasifikasi tingkah laku adalah langkah pertama
yang menentukan dan bahwa analisis faktor
adalah alat yang paling memadai untuk
mengejar tujuan ini.
Struktur
             kepribadian
                1. Kepribadian

personality is the sum total of • Yaitu bahwa kepribadian
actual or potensial behavior      merupakan jumlah total dari
patterns of the organism as       aktual     atau      potensial
determineed by heredity and       organisme yang ditentukan
environment ; it organites and    oleh      hereditas        dan
develops       throught     the   lingkungan; ini berawal dan
fungctional interaction of the    berkembang melalui interaksi
four mainseltors into wich        fungsional dari sektor utama
these behavior patterns are       dalam pola perilaku yang
organized ; thecignitive sector   diorganisasikan    :    sektor
(intelegence) , the conative      kognitif (intelejen), sektor
sector (character)the affective   konatif (karakter), sektor
sector (temperament) and          afektif (temperamen), dan
somative sector (constitution).   sektor somatis (konstitusi).
2. Struktur Kepribadian
•Type bersangkutan dengan general factor

•Traits bersangkutan dengan group ( common )
factor

•Habitual response bersangkutan dengan special
( specific) factor

•Specific response bersangkutan dengan error
factor
Ideology
Attitude
Habitual opnion, dan
Specific opinion
3. Sifat kepribadian

”sifat”    itu    didefinisikan   secara
operasional atau disertai prosedur
pengukuran tertentu. Kegunaan “ sifat”
petama     dapat     dikemukakan    pada
peranannya untuk membuat identifikasi
dimensi – dimensi dasar atau tipe – tipe
kepribadian dan kedua pada pencandraan
mengenai tipe – tipe dilakukan dengan
membuat      pencandraan     yang  teliti
mengenai sifat – sifat.
1.   Introvers (neurotis)
Ciri-ciri:
•   Memperlihatkan kencendrungan mengembangkan gejala-
    gejala ketakutan dan depresi, yang ditandai oleh
    kencendrungan obsesi mudah tersinggung, apati(ketiadaan
    perasaan, emosi, minat; sikap tidak acuh; sikap masa
    bodoh) dan syaraf otonom labil.

•    Mudah tidur, mudah gugup, menderita rasa rendah diri,
     mudah melamun, dan perasaan mudah terluka.

•    Dipandang dari habitus (bentuk badan; perawakan) mereka
     ukuran menegak dominan, sekresi salivarius kurang lancar.

•    Inteligensi relatif tinggi, perbendaharaan kata baik, dan
     keras kepala.
•Umumnya teliti namun lambat.
•Taraf aspirasi tinggi tetapi ada   kecendrungan
untuk menaksir rendah prestasinya.
•Agak kaku, memperlihatkan “intara-personal
variability” yang kecil.
•Pilihan kesenian tertuju pada gambar-gambar
yang tenang dan model lama.
•Kurang suka pada lelucon terutama terhadap
lelucon mengenai seks.
2. Ekstraves (neurotis)
Ciri-ciri :
 Tipe kepribadian ini memiliki ciri-ciri:
 Memperlihatkan kecendrungan untuk mengembangkan gejala-gejala
   histeris.
 Memperlihatkan sedikit energi, perhatian yang sempit, sejarah kerja yang
   kurang baik, hypochondris.
 Memiliki kesukaran karena gagap, gampang kena kecelakaan, sering merasa
   sakit, tak puas.
 Dipandang dari segi habitusnya ukuran mendatar dominan, sekresi
   salivarius lancar.
 Inteligensi relatif rendah, perbendaharaan kata kurang, dan cenderung
   tidak berpendirian.
 Umumnya cepat tetapi tidak teliti.
 Taraf aspirasi rendah, tetapi mereka menilai sendiri berlebih-lebihan.
 Tidak begitu kaku dan memperlihatkan “intra-personal variability” yang
   besar.
 Pilihan kesenian tertuju pada gambar yang berwarna dan model baru.
 Senang pada lelucun, terutama lelucon mengenai seks.
 Tidak lancar
 Prestasi  rendah dalam penjumlahan (angka-
  angka) yang kontinyu
 Dalam “miror drawing” asimilasinya lambat
  pada test perspektif, kurang pasti terhadap
  sikap-sikap sosial, daya konsentrasi rendah,
  ingatan kurang baik, cenderung membuat
  gerak-gerik yang lebih besar dan menaksir jarak
  serta score berlebih-lebihan, membaca lambat,
  taraf aspirasi kurang sesuai dengan kenyataan.
 Inteligensi adalah faktor g pada aspek
  kognitif
 Ekstraversi-introversi merupakan faktor g
  pada aspek afektif
 Neuroticsm adalah faktor g pada aspek
  konatif.
 Jadi neuroticsm sedikit banyak merupakan
  ketidaksempurnaan dalam kemampuan pada
  perbuatan bermotif. (kurang ahli dalam
  menentukan motif perbuatan)
Dimensi
                        Dimensi           Dimensi        Dimensi   Dimensi
Faktor   Kepribadian
                        Kognitif          Afektif        Konatif   Somatif

G         tipe         inteligensi/   introversion   neuroticism   -
                       ideologi       -
                                      extraversion



C         trait         attitude      -              -             -

S         habitual     habitual       -              -             -
          response     opinion


E         specific     specific       -              -             -
          response     opinion
THANK
YOU …!!

More Related Content

What's hot

Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTNabilahazhar5
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialelmakrufi
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistikcahya ningsih
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialelmakrufi
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWNur Arifaizal Basri
 
Analisis SYBIL dengan PSIKOLOGI
Analisis SYBIL dengan PSIKOLOGIAnalisis SYBIL dengan PSIKOLOGI
Analisis SYBIL dengan PSIKOLOGIYosi Rp
 
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiriPPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiriamandaayoe
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 

What's hot (20)

Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
Tes kepribadian
Tes kepribadianTes kepribadian
Tes kepribadian
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORT
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
 
Analisis SYBIL dengan PSIKOLOGI
Analisis SYBIL dengan PSIKOLOGIAnalisis SYBIL dengan PSIKOLOGI
Analisis SYBIL dengan PSIKOLOGI
 
Psikologi kognitif
Psikologi kognitifPsikologi kognitif
Psikologi kognitif
 
Bermacam psikologi kepribadian
Bermacam psikologi kepribadianBermacam psikologi kepribadian
Bermacam psikologi kepribadian
 
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiriPPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 

Similar to TEORI EYSENCK

Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitifong kai hung
 
Kecerdasan intelektual & emosional kepemimpinan
Kecerdasan intelektual & emosional kepemimpinanKecerdasan intelektual & emosional kepemimpinan
Kecerdasan intelektual & emosional kepemimpinanFarid Ma'ruf
 
Carl_Jung_Model
Carl_Jung_ModelCarl_Jung_Model
Carl_Jung_Modelayuni83
 
MK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.pptMK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.pptAurelLerie
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)Jumari Awi
 
Sains sukan personaliti
Sains sukan personalitiSains sukan personaliti
Sains sukan personalitiJacklinramli
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Arip Doank
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxashrafkhairulAzam
 
Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Arip Doank
 
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiKp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiAhmad Muhtar
 
KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGIKEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGIAnnaFebyanti
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to TEORI EYSENCK (20)

Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personaliti
 
Kecerdasan intelektual & emosional kepemimpinan
Kecerdasan intelektual & emosional kepemimpinanKecerdasan intelektual & emosional kepemimpinan
Kecerdasan intelektual & emosional kepemimpinan
 
Kepribadian2
Kepribadian2Kepribadian2
Kepribadian2
 
Carl_Jung_Model
Carl_Jung_ModelCarl_Jung_Model
Carl_Jung_Model
 
MK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.pptMK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.ppt
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
 
Personaliti
PersonalitiPersonaliti
Personaliti
 
Sains sukan personaliti
Sains sukan personalitiSains sukan personaliti
Sains sukan personaliti
 
Jung handout
Jung handoutJung handout
Jung handout
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
 
Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)
 
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiKp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
 
KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGIKEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI
 
Present
PresentPresent
Present
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 

More from didit23

media BK ayu
media BK ayumedia BK ayu
media BK ayudidit23
 
Dewi lestari 132010124 pak wawan
Dewi lestari 132010124 pak wawanDewi lestari 132010124 pak wawan
Dewi lestari 132010124 pak wawandidit23
 
power point animation
power point animationpower point animation
power point animationdidit23
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anakdidit23
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anakdidit23
 
Terapi menggambar
Terapi menggambarTerapi menggambar
Terapi menggambardidit23
 
Tata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendik
Tata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendikTata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendik
Tata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendikdidit23
 
Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672
Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672
Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672didit23
 
power point animation
power point animationpower point animation
power point animationdidit23
 
slideshow text running
slideshow text runningslideshow text running
slideshow text runningdidit23
 
Tts icha ayu putriyani
Tts icha ayu putriyaniTts icha ayu putriyani
Tts icha ayu putriyanididit23
 

More from didit23 (11)

media BK ayu
media BK ayumedia BK ayu
media BK ayu
 
Dewi lestari 132010124 pak wawan
Dewi lestari 132010124 pak wawanDewi lestari 132010124 pak wawan
Dewi lestari 132010124 pak wawan
 
power point animation
power point animationpower point animation
power point animation
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anak
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anak
 
Terapi menggambar
Terapi menggambarTerapi menggambar
Terapi menggambar
 
Tata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendik
Tata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendikTata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendik
Tata surya, gerak bumi dan gerak bulan tendik
 
Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672
Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672
Tendik dwi suharto 132010086 animasi gerak bc 672
 
power point animation
power point animationpower point animation
power point animation
 
slideshow text running
slideshow text runningslideshow text running
slideshow text running
 
Tts icha ayu putriyani
Tts icha ayu putriyaniTts icha ayu putriyani
Tts icha ayu putriyani
 

TEORI EYSENCK

  • 1. TEORI FAKTOR HJ. EYESENCK
  • 2. Riwayat hidup Eysenck Riwayat hidup Eysenck HJ. Eysecnk dilahirkan dijerman pada tahun 1916, dan disana pulalah dia mendapatkan pendidikanya yang mula-mula. Pada tahun 1934, karena ada serangan Nazi dia meninggalkan jerman dan pindah ke inggris. Disinilah dia melanjutkan studinya, dan pada tahun 1940 dia berhasil memperoleh gelar Ph.D. dala psikologi Universitas London
  • 3. Pokok-pokok teori Eysenck Inti pandangan Eysenck dalam psikologi dapat dicari sumbernya pada kenyakinannya bahwa pengukuran adalah fundamental dalam segala kemajuan ilmiah, dan bahwa dalam lapangan psikologi sebenarnya orang belum pasti tentang hal “apa” yang sebenarnya diukur. klasifikasi tingkah laku adalah langkah pertama yang menentukan dan bahwa analisis faktor adalah alat yang paling memadai untuk mengejar tujuan ini.
  • 4. Struktur kepribadian 1. Kepribadian personality is the sum total of • Yaitu bahwa kepribadian actual or potensial behavior merupakan jumlah total dari patterns of the organism as aktual atau potensial determineed by heredity and organisme yang ditentukan environment ; it organites and oleh hereditas dan develops throught the lingkungan; ini berawal dan fungctional interaction of the berkembang melalui interaksi four mainseltors into wich fungsional dari sektor utama these behavior patterns are dalam pola perilaku yang organized ; thecignitive sector diorganisasikan : sektor (intelegence) , the conative kognitif (intelejen), sektor sector (character)the affective konatif (karakter), sektor sector (temperament) and afektif (temperamen), dan somative sector (constitution). sektor somatis (konstitusi).
  • 6. •Type bersangkutan dengan general factor •Traits bersangkutan dengan group ( common ) factor •Habitual response bersangkutan dengan special ( specific) factor •Specific response bersangkutan dengan error factor
  • 8. 3. Sifat kepribadian ”sifat” itu didefinisikan secara operasional atau disertai prosedur pengukuran tertentu. Kegunaan “ sifat” petama dapat dikemukakan pada peranannya untuk membuat identifikasi dimensi – dimensi dasar atau tipe – tipe kepribadian dan kedua pada pencandraan mengenai tipe – tipe dilakukan dengan membuat pencandraan yang teliti mengenai sifat – sifat.
  • 9. 1. Introvers (neurotis) Ciri-ciri: • Memperlihatkan kencendrungan mengembangkan gejala- gejala ketakutan dan depresi, yang ditandai oleh kencendrungan obsesi mudah tersinggung, apati(ketiadaan perasaan, emosi, minat; sikap tidak acuh; sikap masa bodoh) dan syaraf otonom labil. • Mudah tidur, mudah gugup, menderita rasa rendah diri, mudah melamun, dan perasaan mudah terluka. • Dipandang dari habitus (bentuk badan; perawakan) mereka ukuran menegak dominan, sekresi salivarius kurang lancar. • Inteligensi relatif tinggi, perbendaharaan kata baik, dan keras kepala.
  • 10. •Umumnya teliti namun lambat. •Taraf aspirasi tinggi tetapi ada kecendrungan untuk menaksir rendah prestasinya. •Agak kaku, memperlihatkan “intara-personal variability” yang kecil. •Pilihan kesenian tertuju pada gambar-gambar yang tenang dan model lama. •Kurang suka pada lelucon terutama terhadap lelucon mengenai seks.
  • 11. 2. Ekstraves (neurotis) Ciri-ciri :  Tipe kepribadian ini memiliki ciri-ciri:  Memperlihatkan kecendrungan untuk mengembangkan gejala-gejala histeris.  Memperlihatkan sedikit energi, perhatian yang sempit, sejarah kerja yang kurang baik, hypochondris.  Memiliki kesukaran karena gagap, gampang kena kecelakaan, sering merasa sakit, tak puas.  Dipandang dari segi habitusnya ukuran mendatar dominan, sekresi salivarius lancar.  Inteligensi relatif rendah, perbendaharaan kata kurang, dan cenderung tidak berpendirian.  Umumnya cepat tetapi tidak teliti.  Taraf aspirasi rendah, tetapi mereka menilai sendiri berlebih-lebihan.  Tidak begitu kaku dan memperlihatkan “intra-personal variability” yang besar.  Pilihan kesenian tertuju pada gambar yang berwarna dan model baru.  Senang pada lelucun, terutama lelucon mengenai seks.
  • 12.  Tidak lancar  Prestasi rendah dalam penjumlahan (angka- angka) yang kontinyu  Dalam “miror drawing” asimilasinya lambat pada test perspektif, kurang pasti terhadap sikap-sikap sosial, daya konsentrasi rendah, ingatan kurang baik, cenderung membuat gerak-gerik yang lebih besar dan menaksir jarak serta score berlebih-lebihan, membaca lambat, taraf aspirasi kurang sesuai dengan kenyataan.
  • 13.  Inteligensi adalah faktor g pada aspek kognitif  Ekstraversi-introversi merupakan faktor g pada aspek afektif  Neuroticsm adalah faktor g pada aspek konatif.  Jadi neuroticsm sedikit banyak merupakan ketidaksempurnaan dalam kemampuan pada perbuatan bermotif. (kurang ahli dalam menentukan motif perbuatan)
  • 14. Dimensi Dimensi Dimensi Dimensi Dimensi Faktor Kepribadian Kognitif Afektif Konatif Somatif G tipe inteligensi/ introversion neuroticism - ideologi - extraversion C trait attitude - - - S habitual habitual - - - response opinion E specific specific - - - response opinion