3. Penawaran
Harga
Klarifikasi Online
Kontrak Kerja
Kunjungan Lokasi
dan Pemeriksaan
Lapangan
Persiapan
Mobilisasi Crew
dan Alat
Pengujian DCP
Pengujian
Sandcone
Pengujian Boring
Tes Laboratorium
Material
Sampling Core
Beton
Tes Laboratorium
(tes tekan)
Report Hasil
Analisa dan
Rekomendasi
Teknis
Perencanaan
Design
Analisa
Perhitungan
Design
Laporah Akhir
Gambar Design
BOQ dan
Schedule Design
Pengawasan
Pelaksanaan
Konstruksi
Pengujian
Lapangan
Diagram Alur Proses Pekerjaan Konsultan
Waktu Pelaksanaan
Investigasi Tanah
dasar 1 Bulan
Proses Analisa dan
Rekomendasi Teknis
2 Minggu
Proses dan Analisa
perencanaan 1
bulan
4. Ilustrasi Kerusakan pada Lahan Depo
Rigid
Joint Sealent
Rigid Joint Sealent
Kondisi dengan join sealent yang baik (keras tapi lentur) fungsinya
sebagai dilatasi pengurang gaya horizontal pada rigid.
Bila joint sealent tidak keras maka akan terjadi perubahan pada rigid sehingga
mengakibatkan patah. Resiko terkecilnya adalah menjadi tempat air lewat
sehingga membawa material dan mengakibatkan gerusan
Gaya
Gaya H dan V
Gaya
Gaya H dan V
5. • Cara uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
merupakan suatu prosedur yang cepat untuk
melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan
lapis fondasi jalan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kedalaman galian tanah humus
atau permukaan pada CBR 6% menggunakan alat
DCP (Dynamic Cone Penetrometer). Penelitian ini
dilakuan di Apron Bandar Udara Radin Inten II
Lampung.Batasan masalah pada penelitian ini
dibatasi padahasil pengujian kedalaman galian
tanah atau permukaan pada CBR 6% dengan
menggunakan alat DCP (Dynamic Cone
Penetrometer)yang dilakukan di lapangan dan tidak
dilakukan penelitian kembali setelah penimbunan.
Metode Pengujian DCP
8. • PEKERJAAN LABORATORIUM
• Uji sifat-sifat indeks tanah (Index Properties Test), meliputi :
• Berat Isi (Unit Weight) berdasarkan ASTM D 2937 – 83
• Berat isi suatu tanah adalah besarnya perbandingan berat tanah terhadap volume tanah. Berat isi suatu
tanah terdiri atas berat isi basah atau berat isi suatu tanah asli dan berat isi kering atau berat kering suatu
tanah terhadap volumenya.
• Kadar Air (Water/Moisture Content) berdasarkan ASTM D 2216 – 98
• Kadar air suatu tanah adalah perbandingan antara berat air terhadap berat butirannya dari volume tanah
yang diselidik.
• Berat Jenis Tanah (Specific Gravity) berdasarkan ASTM D 854 – 98
• Berat jenis tanah ini didefinisikan sebagai perbandingan berat volume butiran padat dengan berat volume
air pada temperatur 4ºc.
• Atterberg Limit Test berdasarkan ASTM D 4318 – 98
• Atterberg Limit Test adalah suatu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai batas-bataskonsistensi
dari suatu tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kadar airnya. Batas-batastersebut adalah batas
cair, batas plastis.
• Batas cair atau Liquid Limit adalah kadar air tanah pada batas cair dan plastis. Batas cair dinyatakan dalam
bentuk kadar air yang dibutuhkan oleh tanah untuk menutup celah sepanjang 12.7 mm pada ketukan 25.
• Batas Plastis atau Plastic Limit adalah kadar air pada keadaan plastis dan semi padat yaitu persentase
kadar air dimana tanah dengan diameter silinder 3.2 mm mulai retak-retak ketika digulung.
• Indeks Plastisitas adalah selisih antara batas cair dan batas plastis yang merupakan interval kadar air
dimana tanah masih bersifat palstis.
• Grain Size Distribution Test/Penyebaran Partikel Butiran Tanah berdasarkan ASTM D 422
• Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir suatu tanah. Untuk tanah yang
mempunyai ukuran lebih besar dari 0.075 mm (tertahan pada saringan no.200) dikerjakan dengan analisa
saringan. Sedangakan untuk tanah yang ukuran butirnya lebih kecil dari 0.075 mm (lewat saringan no.200)
dikerjakan dengan cara analisa sedimen (hidrometer)
• Uji Sifat-Sifat Mekanis Tanah (engineering Properties Test), meliputi :
• Triaxial Compression Test berdasarkan ASTM D 2850 – 87
• Maksud percobaan ini adalah untuk mendapatkan karakteristik kuat geser tanah total.
• Consolidation Test berdasarkan berdasarkan ASTM D 2435 – 90
• Konsolidasi adalah suatu proses berkurangnya volume atau rongga pori akibat pembebanan, dimana
prosesnya dipengaruhi oleh kecepatan terperasnya air pori keluar dari rongga tanahnya. Untuk mengetahui
besarnya perubahan akibat pembebanan tersebut maka dilakukan pengujian konsolidasi
Metode Pengujian Material dan Boring
9. • Uji kuat tekan beton inti (core drill test)
dilakukan ketika data-data kuat tekan di
laboratorium tidak sesuai dengan syarat yang
diinginkan dan pengerjaan struktur telah
terlaksana. Pada uji kuat tekan diambil
benda uji untuk core drill berupa silinder hasil
pengeboran pada struktur beton.
Metode Pengujian Material Beton
11. • Rekomendasi yang diberikan maksimal 3 pilihan (unconditional)
• Perencanaan yang diberikan maksimal 2 pilihan (unconditional)
• Laporan hasil penelitian akan dilaporankan parsial dalam bentuk progress kerja
• Meeting akan dilakukan secara online tanpa batas
• Meeting akan dilakukan secara offline 2 kali dilokasi owner, awal dan akhir
• Penawaran bersifaf conditional bergantung pada praktik dilapangan
• Perubahan skup pekerjaan akan dilakukan negosiasi ulang terhadap kontrak kerja
• Pengujian Lapangan
• CBR Lapangan (beban counter disediakan oleh pemberi kerja)
• Material Properties dengan Boring dangkal 6 meter
• Laboratorium uji sample tanah
• Consolidation, Direct Shear, UCS, Triaxial UU.
• Index Property test : Water Content, Unit Weight, Specific Gravity, Grainsize Analysis, Atterberg
Limits.
• Perencanaan termasuk dengan laporan
1. Rekomendasi Tanah Dasar
2. Perencanaan Perkerasan
Penawaran Harga Konsultan Perbaikan Depo
12. AGENDA RAPAT SENIN
8 AGUSTUS 2022
• Uraian Singkat Proyek
• Penjelasan Ruang Lingkup Kerja
• Spesifikasi konstruksi Rigid
• Timeline project
• Diskusi dan Tanya jawab peserta
meeting