SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat didalam setiap sel mahkluk
hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang
kromosom non-sex (kromosom 1 s/d kromosom 22) dan 1 pasang kromosom sex (
kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin. Kromosom juga berfungsi untuk
membawa informasi genetik yang sangat menentukan proses pertumbuhan dan
perkembangan janin dan juga fungsi tubuh untuk kehidupan sehari-hari. Proses
pertumbuhan ini meliputi pembentukan protein-protein tubuh, sehingga kelainan genetik
atau struktur dan jumlah kromosom akan sangat mempengaruhi pembentukan protein-
protein tubuh, serta dapat mengakibatkan pertumbuhan maupun perkembangan janin atau
bayi yang tidak normal.
Setiap orang mendapatkan 1 dari tiap pasangan kromosom dari ayahnya dan 1 dari
ibunya, dengan kata lain setiap orang mendapatkan 23 kromosom dari ayah (dibawa oleh
sperma) dan 23 kromosom dari ibunya (dibawa oleh sel telur), jadi jumlah totalnya menjadi
46 kromosom (23 pasang) setelah pembuahan. Ilmu pengetahuan mengenal kromosom X
sebagai kromosom perempuan dan kromosom Y sebagai kromosom laki-laki. Perempuan
memiliki pasangan kromosom XX dan laki-laki memiliki pasangan kromosom XY. Para
ahli mengatakan, saat ini jumlah kromosom Y pada laki-laki memang menyusut di banding
ratusan juta tahun silam. Menurut sebuah penelitian, proses evolusi yang terjadi pada
manusia membuat kromosom Y pada laki-laki semakin menyusut. Sebagai perbandingan,
diperkirakan jumlah kromosom Y saat ini hanya 3 persen dibandingkan dengan 200 juta
tahun silam. Berikut data perbandingan jumlah laki-laki : perempuan (total) dimasing-
masing Negara (2012/2013), informasi ini dikumpulkan dari Biro Statistik masing-masing
Negara serta Organisasi-organisasi Internasional (PBB, dsb).
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 2
Tabel 1. Data Statistik Perbandingan Jumlah Laki-Laki : Perempuan
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 3
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 4
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 5
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 6
Dari data statistik dimasing-masing negara, terlihat bahwa dari usia di bawah 15 tahun
jumlah laki-laki lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah perempuan. Mulai usia
antara 15 tahun sampai 64 tahun, dibeberapa negara bahkan setengah dari negara yang
tercantum dalam data statistik di atas, menunjukkan bahwa jumlah perempuan mulai
bertambah, sehingga menyebabkan perbandingan jumlah antara laki-laki dan
perempuannya berubah dibandingkan perbandingan jumlah yang di usia di bawah 15 tahun
sebelumnya, dengan jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki di beberapa negara
tertentu. Sedangkan usia di atas 64 tahun, jumlah perempuannya lebih banyak dari pada
jumlah laki-laki. Meskipun ada beberapa negara yang jumlah laki-lakinya masih
menunjukkan jumlah yang paling banyak dari pada jumlah perempuannya. Namun hal
tersebut tidak lebih dari 5%. Dan pada kolom bagian di seluruh usia, lebih dari 50%,
perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan, terlihat lebih banyak perempuannya dari
pada laki-laki.
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 7
Makalah ini mencoba untuk membahas mengenai kasus atau fenomena yang terjadi di
alam atau di kehidupan nyata, dimana jumlah laki-laki semakin berkurang. Dengan adanya
fenomena tersebut, kami mencoba mengaitkannya dengan ilmu genetika yang kami peroleh
selama ini. Misalnya faktor-faktor yang dapat menyebabkan fenomena itu terjadi, baik itu
faktor internal (kromosom seks, gen, dll) maupun faktor eksternal yang berkaitan dengan
sifat kromosom seks.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan masalah antara lain :
1. Fenomena apa yang terjadi sehingga semakin lama jumlah laki-laki semakin
berkurang dibandingkan dengan jumlah perempuan yang semakin bertambah?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi?
3. Bagaimanakah usaha yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan kembali jumlah
laki-laki dan jumlah perempuan?
C. TUJUAN
Tujuan dari perumusan masalah di atas antara lain :
1. Mengetahui fenomena yang terjadi berkaitan dengan jumlah laki-laki yang semakin
berkurang dibandingkan dengan jumlah perempuan yang semakin bertambah.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi.
3. Mengetahui usaha yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan kembali jumlah
laki-laki dan jumlah perempuan.
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KROMOSOM
Kromosom berasal dari kata chroma dan soma=badan. Dari asal katanya tersebut
kromosom dapat diartikan sebagai badan-badan halus yang berbentuk batang panjang atau
pendek, lurus atau bengkok yang mudah menyerap zat warna.
Kromosom merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari
satu molekul DNA dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu
organisme, seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada
beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens nukleotida. Kromosom yang
berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin. Setiap kromosom
terdiri atas molekul panjang tunggal DNA hingga 280 Mb dalam tubuh manusia,
terorganisasi kedalam peningkatan level pengkondensasian oleh protein histon dan non
histon yang tersusun secara kompleks. Bagian kromosom terdiri dari lengan dan sentromer.
Sentromer merupakan bagian kepala kromosom, sentromer tersebut mengandung
kromonema dan gen. Lengan ialah badan kromosom sendiri dan juga mengandung
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 9
kromonema dan gen. Lengan memiliki 3 daerah yaitu : selaput, kandung, dan kromonema.
Selaput ialah lapisan tipis yang menyeliputi badan kromosom, kandung (matrix) mengisi
seluruh lengan, terdiri dari cairan bening. Kromonema adalah benang halus yang berpilin-
pilin yang terendam dalam kandung kromonema yang berasal dari kromonema kromatin
sendiri.
Setiap kromosom dalam genom dapat dengan mudah dibedakan antara kromosom
yang satu dengan lainnya dengan menggunakan beberapa cara khusus yang salah satunya
adalah dengan melihat panjang relatifnya, posisi dari sentromer yang membagi kromosom
menjadi dua lengan yang panjangnya berfariasi, ada tidaknya dan posisi dari daerah yang
dinakanan knob atau kromometer, tempat benang-benang kromatid yang disebut Sateit.
Kromosom dengan median sentromer normalnya akan memiliki jumlah lengan yang dapat
dibagi. Lengan yang lebih pendek dinamakan lengan P sedangkan lengan yang lebih
panjang dinamakan lengan Q.
Secara umum dikenal ada dua tipe kromosom yaitu kromosom autosom (kromosom
tubuh) dan kromosom seks (kromosom kelamin). Umumnya makhluk hidup memiliki
sepasang kromosom kelamin dan sisanya merupakan kromosom autosom. Pada manusia
terdapat 46 jumlah kromosom, terdiri atas 44 kromosom autosom dan 2 kromosom kelami
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 10
atau 22 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom kelamin.
Pada spesies dengan jenis kelamin yang terpisah, penentuan seks biasanya dihubungkan
dengan kromosom dimorfism. Pada manusia, dimorfism tampak dalam bentuk sepasang
kromosom seks yang secara struktural berbeda dan pada manusia ditandai dengan adanya
kromosom X dan Y. Kromosom X adalah submetasentrik, sedangkan kromosom Y adalah
akrosentrik. Pada wanita kromosom kelaminnya adalah XX, oleh sebab itu hanya mampu
menghasilkan gamet yang membawa kromosom X. Dengan demikian dinamakan
homogametik. Pada laki-laki kromosom kelaminnya adalah XY, oleh sebab itu ia dapat
menghasilkan gamet yang membawa kromosom X atau Y. Dengan demikian dinamakan
heterogametik.
KROMOSOM SEKS (KROMOSOM X DAN KROMOSOM Y)
Kromosom X merupakan salah satu dari 2 kromosom jenis kelamin pada manusia.
Kromosom X ini terdapat pada 1 dari 23 pasang kromosom lainnya di setiap sel manusia.
Kromosom X terdiri dari sekitar 155 juta DNA dan itu kurang lebih menggambarkan 5 %
dari total jumlah DNA didalam sel. Setiap orang normalnya akan mempunyai setidaknya 1
kromosom X didalam setiap selnya, dimana perempuan mempunyai 2 kromosom X
sedangkan laki-laki mempunyai 1 kromosom X dan 1 kromosom Y. Pada saat
perkembangan embrio pada janin perempuan, salah satu kromosom X tersebut secara acak
dan permanen di non aktifkan di sel somatik (sel yang selain sel sperma dan sel telur).
Fenomena ini disebut dengan inaktivasi X atau lyonisasi. Inaktivasi salah satu kromosom X
ini bertujuan untuk membuat kromosom X yang aktif di tubuh wanita hanya berjumlah 1
saja seperti pada pria. Karena inaktivasi kromosom X ini bersifat acak, maka bisa saja pada
suatu sel, yang aktif adalah Kromosom X yang didapat dari ayah, sedangkan di sel lain
yang aktif adalah kromosom X yang didapat dari ibu. Untuk proses identifikasi gen yang
terdapat pada kromosom merupakan penyelidikan yang masih berlanjut pada ilmu genetika
dan karena para peneliti bisa memiliki metode yang berbeda maka jumlah pasti dari gen
juga bisa berbeda. Diperkirakan kromosom X ini mengandung 900-1400 gen.
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 11
Kromosom Y merupakan kromosom yang hanya terdapat pada laki-laki dan terdiri
dari sekitar 58 juta DNA yang menggambarkan kurang lebih 2 % dari total DNA dalam sel.
Sama seperti pada kromosom X, karena para peneliti juga dapat mempunyai metode yang
berbeda untuk proses identifikasi gen dalam kromosom Y ini, maka jumlah pasti gennya
juga dapat berbeda, tetapi diperkirakan dalam kromosom Y ini mengandung antara 70-200
gen. Karena kromosom Y ini hanya dimiliki oleh laki-laki, maka kromosom ini
mengandung gen yang berfungsi untuk penentuan dan perkembangan jenis kelamin laki-
laki. Jenis kelamin ini sendiri ditentukan oleh gen SRY yang berfungsi untuk membuat
janin menjadi berjenis kelamin laki-laki, sedangkan gen lain yang terdapat pada kromosom
Y berfungsi dalam hal kesuburan laki-laki.
PERBEDAAN KROMOSOM X DAN KROMOSOM Y
Kromosom Y bergerak lebih cepat, ukurannya relatif lebih kecil, namun umurnya
lebih pendek, kromosom Y tidak tahan pada vagina dengan pH asam . Sebaliknya,
kromosom X lebih kurang 3% lebih gemuk, bentuknya lebih bulat, dengan bentuk dan
ukuran yang demikian, kromosom X bergerak lebih lambat, dan lebih tahan pada vagina
dengan pH asam, serta memiliki daya tahan hidup yang lebih lama. Kromosom Y dapat
bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama 12 hingga 24 jam, sedangkan
Kromosom X sanggup bertahan hingga 2 hari. Tapi ketentuan jenis kelamin keturunan
manusia ini bersifat acak dan tidak dapat ditentukan sesuai keinginan orangtuanya. Lain
halnya dengan penyu, yang dapat menghasilkan keturunan jantan atau betina, bergantung
pada suhu saat inkubasinya.
Dalam satu statistik yang sederhana, mengungkapkan informasi bahwa karena
perempuan/betina memiliki dua kromosom X, sedangkan laki-laki/jantan memiliki satu
kromosom X, dan satu kromosom Y, maka tiga per empat dari seluruh kromosom seks
adalah kromosom X, sedangkan satu per empat adalah kromosom Y. Oleh karena itu,
kromosom X lebih mungkin mengembangkan kemampuan menembak mati kromosom Y
dibandingkan sebaliknya. Tiap gen pada kromosom Y rentan terhadap serangan dari gen X.
Akibatnya, kromosom Y harus melepaskan sebanyak mungkin gen dan menghentikan
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 12
aktivitas sisanya, untuk “lari dan bersembunyi” (sesuai jargon yang digunakan oleh
William Amos dari Cambridge University). Hampir dari seluruh panjang untaian
kromosom Y terdiri atas DNA bukan penyandi, tanpa tugas apapun, sehingga semakin
sedikit sasaran yang dapat ditembak oleh gen-gen dari kromosom X. Di lengan kromosom
Y, terdapat gen SRY, dimana gen tersebut merupakan gen istimewa yang dimiliki oleh
kromosom Y. Urutannya sangat konsisten, dan tidak ada mutasi titik sama sekali, nyaris
tidak berubah sejak leluhur sekitar 200.000 tahun silam atau lebih.
Dari waktu ke waktu, suatu gen penggerak muncul pada kromosom X yang aktif
menyerang kromosom Y, dengan mengenali protein yang dibuat oleh SRY. Dengan
seketika ada keunggulan selektif untuk tiap mutan SRY langka yang cukup berbeda
sehingga tidak mudah dikenali. Mutan ini mulai menyebar dengan mengorbankan lagi
dengan peluang lagi menjadi laki-laki. Kromosom X penggerak mendistorsi rasio seks ke
arah perempuan, tetapi penyebaran SRY mutan baru berfungsi mengembalikan
keseimbangan. Hasil akhirnya adalah suatu urutan gen SRY sama sekali baru yang sama-
sama dimiliki oleh semua anggota spesies, dengan variasi sangat sedikit.
Pengaruh ledakkan tiba-tiba dalam evolusi ini (yang tampaknya berlangsung begitu
cepat sehingga hampir tidak tercatat dalam sejarah evolusi) adalah terbentuknya SRY-SRY
yang berbeda sekali untuk tiap spesies, tapi sangat mirip dalam spesies yang sama.
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 13
BAB III
DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel 2. Data Kelas
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 14
BAB IV
PEMBAHASAN
Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat didalam setiap sel
mahkluk hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22
pasang kromosom non-sex (kromosom 1 s/d kromosom 22) dan 1 pasang kromosom sex (
kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin. Kromosom X sebagai kromosom
perempuan dan kromosom Y sebagai kromosom laki-laki. Perempuan memiliki pasangan
kromosom XX dan laki-laki memiliki pasangan kromosom XY. Menurut sebuah penelitian,
proses evolusi yang terjadi pada manusia membuat kromosom Y pada laki-laki semakin
menyusut. Sebagai perbandingan, diperkirakan jumlah kromosom Y saat ini hanya 3 persen
dibandingkan dengan 200 juta tahun silam. Berdasarkan hipotesis tersebut, maka seperti
yang tampak pada data kelas di atas, merupakan contoh atau sample dari sebuah fenomena
dengan menyusutnya kromosom Y. Hal ini dapat disebut sebagai evolusi kromosom Y,
karena prosesnya seiring dengan proses evolusi yang terjadi pada manusia. Pada tabel data
kelas, untuk barisan yang terdapat pada kolon generasi pertama, jumlah laki-laki lebih
banyak bila dibandingkan dengan jumlah perempuan adalah 230:194 atau dari rata-ratanya
7:6. Sedangkan pada generasi kedua, jumlah perempuannya lebih banyak daripada jumlah
laki-laki dengan perbandingan laki-laki:perempuannya adalah 95:151 atau dari rata-rata,
perbandingan laki-laki:perempuannya adalah 3:5. Dari hasil tersebut, maka diketahui
bahwa terjadi penyusutan jumlah laki-laki, dalam hal ini terkait dengan adanya penyusutan
kromosom Y.
Fenomena menyusutnya kromosom Y dapat diakibatkan karena gen-gen pada
kromosom Y rentan terhadap serangan dari gen-gen kromosom X. Tiga per empat dari
seluruh kromosom seks adalah kromosom X, sedangkan satu per empat adalah kromosom
Y. Namun, adanya gen SRY pada lengan kromosom Y, menyebabkan kromosom X tidak
mengenali protein yang dibuat oleh gen SRY pada tiap mutan SRY. Dalam hal ini,
kromosom X penggerak mendistorsi rasio seks ke arah perempuan, tetapi penyebaran SRY
mutan baru berfungsi mengembalikan keseimbangan. Hasil akhirnya adalah suatu urutan
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 15
gen SRY sama sekali baru yang sama-sama dimiliki oleh semua anggota spesies, dengan
variasi sangat sedikit.
Faktor lainnya yaitu terkait dengan sifat yang dimiliki oleh masing-masing
kromosom, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Dimana kromosom Y memiliki
keunggulan pergerakannya lebih cepat, karena ukurannya yang relatif lebih kecil, namun
umurnya lebih pendek yaitu dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita
selama 12 hingga 24 jam, kromosom Y tidak tahan pada vagina dengan pH asam.
Sebaliknya, kromosom X lebih kurang 3% lebih gemuk, bentuknya lebih bulat, dengan
bentuk dan ukuran yang demikian, sehingga pergerakan kromosom X lebih lambat, namun
ia lebih tahan pada vagina dengan pH asam, serta memiliki daya tahan hidup yang lebih
lama yaitu sanggup bertahan hingga 2 hari. Sehingga apabila yang lebih dulu membuahi
ovum itu adalah sel sperma yang berkromosom X, maka akan terbentuk janin atau calon
individu perempuan (XX). Sedangkan apabila yang lebih dulu membuahi ovum adalah sel
sperma berkromosom Y, maka akan terbentuk calon individu laki-laki (XY). Faktor
kualitas sel sperma yang di dalamnya terkandung materi genetik atau kromosom
(kromosom X atau kromosom Y), juga mempengaruhi calon individu yang dihasilkan dari
proses fertilisasi. Dan hal ini juga dapat mempengaruhi jumlah antara laki-laki dan
perempuan.
Oleh karena makhluk hidup itu juga berinteraksi dengan lingkungannya, maka
adaptasi pun dilakukan. Tujuannya untuk mempertahankan diri atau untuk tetap lestari dari
seleksi alam. Buktinya ada pada proses evolusi yang terjadi secara cepat pada kromosom Y.
Yang bahkan tidak sempat tercatat kapan dimulainya proses evolusi tersebut. Pola makanan
juga memiliki konstribusi terhadap protein-protein dalam gen-gen yang terdapat pada
kromosom.
Dalam ilmu kedokteran, telah dikenal yang namanya program keluarga berencana,
dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, telah kita keal pula bebbagai sistem
mengatur kelahiran (sistem kalender, pemakaian alat kontrasepsi, dll), di bidang ilmu
biologi sendiri kita dikenalkan tentang kromosom. Dengan berbagai pengetahuan atau
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 16
disiplin ilmu yang telah kita peroleh ini, maka hendaklah kita mencoba menganalisis
dengan mengaitkan antara disiplin ilmu yang satu, dengan yang lain. Misalnya kita
berusaha untuk mengatur jumlah laki-laki dan perempuan, bagaimana supaya dapat
kembali seimbang. Yang pertama, kita tahu bahwa masing-masing kromosom (kromosom
X maupun Y) memiliki sifat tertentu. Salah satu sifatnya adalah kromosom X tahan
terhadap kondisi asam pada vagina, sedangkan pada kromosom Y kebalikannya. Maka kita
kemudian mencari tahu, bagaimana caranya mengatur atau memastikan kondisi vagina
berada pada pH yang tidak terlalu asam, tujuannya agar kromosom Y tetap bertahan hingga
ia lebih dulu membuahi ovum. Sehingga hasil dari proses fertilisasi nantinya membentuk
zigot dengan kromosom seks (XY). Proses ini dapat dilakukan dengan sistem kalender
(berdasar pada siklus menstruasi maupun ovulasi). Langkah ini merupakan salah satu
contoh, karena masih ada banyak cara yang dapat dilakukan guna menjaga keseimbangan
jumlah laki-laki dan perempuan (dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk
melestarikan kromosom Y).
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 17
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Fenomena menyusutnya kromosom Y merupakan proses evolusi yang diakibatkan
karena gen-gen pada kromosom Y rentan terhadap serangan dari gen-gen kromosom
X. Tiga per empat dari seluruh kromosom seks adalah kromosom X, sedangkan satu
per empat adalah kromosom Y.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan Fenomena evolusi kromosom Y meliputi faktor
internal (gen yang terkandung didalam kromosom, sifat yang dimiliki oleh
kromosom tersebut, dll) dan faktor eksternal (misalnya lingkungan, dll).
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani fenomena atau kasus tersebut di atas
salah satunya adalah melalui proses belajar, sosialisasi pemahaman yang ada
kaitannya dengan fenomena ini.
B. SARAN
1. Mahasiswa harus lebih giat dan tekun dalam belajar.
2. Mahasiswa harus tahu konsep dari ilmu yang dipelajari.
3. Mahasiswa harus mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
4. Mahasiswa hendaklah mampu mencoba menganalisis setiap fenomena yang terjadi
dalam kehidupan.
5. Mahasiswa hendaklah senantiasa bersyukur disetiap ilmu yang ia peroleh. Karena
dengan ilmu itulah kita tahu akan kebesaran Sang Pencipta.
Makalah EvolusiKromosom Y 2013
Oleh: Dewi Setiyana Page 18
DAFTAR PUSTAKA
C.Pai, Anna, Muchdin Apandi. 1997. Dasar-Dasar Genetika. Bandung: Kanisius
Elrod, S dan William, S. 2006. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Jusuf, Muhammad. 1995. Genetika 1 Struktur dan Ekspresi gen. Jakarta: Sagung Seto
Print, Murai. 1998. Pengantar Gen dan DNA. Jakarta: Pakar Raya
Stansfield, WD. 1991. Genetika Edisi kedua. Jakarta: Erlangga
Suryo. 1997. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

More Related Content

What's hot (20)

MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
 
Ekspresi gen
Ekspresi genEkspresi gen
Ekspresi gen
 
Ppt replikasi DNA
Ppt replikasi DNAPpt replikasi DNA
Ppt replikasi DNA
 
Perkawinan dihibrid
Perkawinan dihibridPerkawinan dihibrid
Perkawinan dihibrid
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
Termogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada HewanTermogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada Hewan
 
Fusi Protoplasma
Fusi ProtoplasmaFusi Protoplasma
Fusi Protoplasma
 
Fisiologi serangga
Fisiologi seranggaFisiologi serangga
Fisiologi serangga
 
Blastulasi dan segmentasi
Blastulasi dan segmentasiBlastulasi dan segmentasi
Blastulasi dan segmentasi
 
Vektor bioteknologi
Vektor bioteknologiVektor bioteknologi
Vektor bioteknologi
 
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptxBab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
 
PPT Anatomi Tumbuhan
PPT Anatomi TumbuhanPPT Anatomi Tumbuhan
PPT Anatomi Tumbuhan
 
Ppt DNA
Ppt DNAPpt DNA
Ppt DNA
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasmaRetikulum endoplasma
Retikulum endoplasma
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 

Viewers also liked

Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Devia Rahayu
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiFirdika Arini
 
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)Trias Nurwana
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalMuhamad Dzaki Albiruni
 
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKMAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKnanda0rdinary
 

Viewers also liked (6)

Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah Bioteknologi
 
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 PertanyaanRuntuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
Runtuhnya Teori Evolusi Darwin Hanya Dengan 20 Pertanyaan
 
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKMAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
 

Similar to Evolusi Kromosom Y

M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosompjj_kemenkes
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosompjj_kemenkes
 
Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikSharah Sharah
 
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosomM 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosompjj_kemenkes
 
Kb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosomKb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosompjj_kemenkes
 
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.pptkromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.pptKelasBiologi2
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan SifatIsma Jihan
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananKampus-Sakinah
 
RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKAAwe Wardani
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisfajrinadifah1
 
PATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).ppt
PATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).pptPATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).ppt
PATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).pptShoviaMeisaa
 

Similar to Evolusi Kromosom Y (20)

M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosom
 
Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi Genetik
 
Kromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptxKromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptx
 
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMABab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
 
Diferensiasi organ reproduksi
Diferensiasi organ reproduksiDiferensiasi organ reproduksi
Diferensiasi organ reproduksi
 
Power poin genetika
Power poin genetikaPower poin genetika
Power poin genetika
 
Power poin genetika
Power poin genetikaPower poin genetika
Power poin genetika
 
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosomM 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
 
Kb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosomKb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosom
 
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.pptkromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
 
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptxPPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
 
RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKA
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
 
PPT M2 KB3
PPT M2 KB3PPT M2 KB3
PPT M2 KB3
 
PATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).ppt
PATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).pptPATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).ppt
PATOLOGI 5 (KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN).ppt
 
Aberasi kromosom
Aberasi kromosomAberasi kromosom
Aberasi kromosom
 

More from dewisetiyana52

Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan HewanStruktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan Hewandewisetiyana52
 
Human genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsHuman genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsdewisetiyana52
 
Organ Sistem Pendengaran
Organ Sistem PendengaranOrgan Sistem Pendengaran
Organ Sistem Pendengarandewisetiyana52
 
Echinodermata presentation
Echinodermata presentationEchinodermata presentation
Echinodermata presentationdewisetiyana52
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulutdewisetiyana52
 
Stadium Kanker Payudara
Stadium Kanker PayudaraStadium Kanker Payudara
Stadium Kanker Payudaradewisetiyana52
 
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...dewisetiyana52
 
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsDrug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsdewisetiyana52
 
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...dewisetiyana52
 
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...dewisetiyana52
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_CarcinomasGene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomasdewisetiyana52
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosialdewisetiyana52
 
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi RepairedIdentifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaireddewisetiyana52
 

More from dewisetiyana52 (20)

Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan HewanStruktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Human genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsHuman genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applications
 
Anatomi Tumbuhan
Anatomi TumbuhanAnatomi Tumbuhan
Anatomi Tumbuhan
 
Organ Sistem Pendengaran
Organ Sistem PendengaranOrgan Sistem Pendengaran
Organ Sistem Pendengaran
 
Ocean life
Ocean lifeOcean life
Ocean life
 
Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
 
Echinodermata presentation
Echinodermata presentationEchinodermata presentation
Echinodermata presentation
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulut
 
Oral Medicine
Oral MedicineOral Medicine
Oral Medicine
 
Stadium Kanker Payudara
Stadium Kanker PayudaraStadium Kanker Payudara
Stadium Kanker Payudara
 
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
 
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsDrug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
 
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
 
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_CarcinomasGene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
 
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi RepairedIdentifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
 

Recently uploaded

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 

Recently uploaded (10)

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 

Evolusi Kromosom Y

  • 1. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat didalam setiap sel mahkluk hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex (kromosom 1 s/d kromosom 22) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin. Kromosom juga berfungsi untuk membawa informasi genetik yang sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan janin dan juga fungsi tubuh untuk kehidupan sehari-hari. Proses pertumbuhan ini meliputi pembentukan protein-protein tubuh, sehingga kelainan genetik atau struktur dan jumlah kromosom akan sangat mempengaruhi pembentukan protein- protein tubuh, serta dapat mengakibatkan pertumbuhan maupun perkembangan janin atau bayi yang tidak normal. Setiap orang mendapatkan 1 dari tiap pasangan kromosom dari ayahnya dan 1 dari ibunya, dengan kata lain setiap orang mendapatkan 23 kromosom dari ayah (dibawa oleh sperma) dan 23 kromosom dari ibunya (dibawa oleh sel telur), jadi jumlah totalnya menjadi 46 kromosom (23 pasang) setelah pembuahan. Ilmu pengetahuan mengenal kromosom X sebagai kromosom perempuan dan kromosom Y sebagai kromosom laki-laki. Perempuan memiliki pasangan kromosom XX dan laki-laki memiliki pasangan kromosom XY. Para ahli mengatakan, saat ini jumlah kromosom Y pada laki-laki memang menyusut di banding ratusan juta tahun silam. Menurut sebuah penelitian, proses evolusi yang terjadi pada manusia membuat kromosom Y pada laki-laki semakin menyusut. Sebagai perbandingan, diperkirakan jumlah kromosom Y saat ini hanya 3 persen dibandingkan dengan 200 juta tahun silam. Berikut data perbandingan jumlah laki-laki : perempuan (total) dimasing- masing Negara (2012/2013), informasi ini dikumpulkan dari Biro Statistik masing-masing Negara serta Organisasi-organisasi Internasional (PBB, dsb).
  • 2. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 2 Tabel 1. Data Statistik Perbandingan Jumlah Laki-Laki : Perempuan
  • 3. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 3
  • 4. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 4
  • 5. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 5
  • 6. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 6 Dari data statistik dimasing-masing negara, terlihat bahwa dari usia di bawah 15 tahun jumlah laki-laki lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah perempuan. Mulai usia antara 15 tahun sampai 64 tahun, dibeberapa negara bahkan setengah dari negara yang tercantum dalam data statistik di atas, menunjukkan bahwa jumlah perempuan mulai bertambah, sehingga menyebabkan perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuannya berubah dibandingkan perbandingan jumlah yang di usia di bawah 15 tahun sebelumnya, dengan jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki di beberapa negara tertentu. Sedangkan usia di atas 64 tahun, jumlah perempuannya lebih banyak dari pada jumlah laki-laki. Meskipun ada beberapa negara yang jumlah laki-lakinya masih menunjukkan jumlah yang paling banyak dari pada jumlah perempuannya. Namun hal tersebut tidak lebih dari 5%. Dan pada kolom bagian di seluruh usia, lebih dari 50%, perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan, terlihat lebih banyak perempuannya dari pada laki-laki.
  • 7. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 7 Makalah ini mencoba untuk membahas mengenai kasus atau fenomena yang terjadi di alam atau di kehidupan nyata, dimana jumlah laki-laki semakin berkurang. Dengan adanya fenomena tersebut, kami mencoba mengaitkannya dengan ilmu genetika yang kami peroleh selama ini. Misalnya faktor-faktor yang dapat menyebabkan fenomena itu terjadi, baik itu faktor internal (kromosom seks, gen, dll) maupun faktor eksternal yang berkaitan dengan sifat kromosom seks. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan masalah antara lain : 1. Fenomena apa yang terjadi sehingga semakin lama jumlah laki-laki semakin berkurang dibandingkan dengan jumlah perempuan yang semakin bertambah? 2. Apa saja faktor yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi? 3. Bagaimanakah usaha yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan kembali jumlah laki-laki dan jumlah perempuan? C. TUJUAN Tujuan dari perumusan masalah di atas antara lain : 1. Mengetahui fenomena yang terjadi berkaitan dengan jumlah laki-laki yang semakin berkurang dibandingkan dengan jumlah perempuan yang semakin bertambah. 2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi. 3. Mengetahui usaha yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan kembali jumlah laki-laki dan jumlah perempuan.
  • 8. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA KROMOSOM Kromosom berasal dari kata chroma dan soma=badan. Dari asal katanya tersebut kromosom dapat diartikan sebagai badan-badan halus yang berbentuk batang panjang atau pendek, lurus atau bengkok yang mudah menyerap zat warna. Kromosom merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin. Setiap kromosom terdiri atas molekul panjang tunggal DNA hingga 280 Mb dalam tubuh manusia, terorganisasi kedalam peningkatan level pengkondensasian oleh protein histon dan non histon yang tersusun secara kompleks. Bagian kromosom terdiri dari lengan dan sentromer. Sentromer merupakan bagian kepala kromosom, sentromer tersebut mengandung kromonema dan gen. Lengan ialah badan kromosom sendiri dan juga mengandung
  • 9. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 9 kromonema dan gen. Lengan memiliki 3 daerah yaitu : selaput, kandung, dan kromonema. Selaput ialah lapisan tipis yang menyeliputi badan kromosom, kandung (matrix) mengisi seluruh lengan, terdiri dari cairan bening. Kromonema adalah benang halus yang berpilin- pilin yang terendam dalam kandung kromonema yang berasal dari kromonema kromatin sendiri. Setiap kromosom dalam genom dapat dengan mudah dibedakan antara kromosom yang satu dengan lainnya dengan menggunakan beberapa cara khusus yang salah satunya adalah dengan melihat panjang relatifnya, posisi dari sentromer yang membagi kromosom menjadi dua lengan yang panjangnya berfariasi, ada tidaknya dan posisi dari daerah yang dinakanan knob atau kromometer, tempat benang-benang kromatid yang disebut Sateit. Kromosom dengan median sentromer normalnya akan memiliki jumlah lengan yang dapat dibagi. Lengan yang lebih pendek dinamakan lengan P sedangkan lengan yang lebih panjang dinamakan lengan Q. Secara umum dikenal ada dua tipe kromosom yaitu kromosom autosom (kromosom tubuh) dan kromosom seks (kromosom kelamin). Umumnya makhluk hidup memiliki sepasang kromosom kelamin dan sisanya merupakan kromosom autosom. Pada manusia terdapat 46 jumlah kromosom, terdiri atas 44 kromosom autosom dan 2 kromosom kelami
  • 10. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 10 atau 22 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom kelamin. Pada spesies dengan jenis kelamin yang terpisah, penentuan seks biasanya dihubungkan dengan kromosom dimorfism. Pada manusia, dimorfism tampak dalam bentuk sepasang kromosom seks yang secara struktural berbeda dan pada manusia ditandai dengan adanya kromosom X dan Y. Kromosom X adalah submetasentrik, sedangkan kromosom Y adalah akrosentrik. Pada wanita kromosom kelaminnya adalah XX, oleh sebab itu hanya mampu menghasilkan gamet yang membawa kromosom X. Dengan demikian dinamakan homogametik. Pada laki-laki kromosom kelaminnya adalah XY, oleh sebab itu ia dapat menghasilkan gamet yang membawa kromosom X atau Y. Dengan demikian dinamakan heterogametik. KROMOSOM SEKS (KROMOSOM X DAN KROMOSOM Y) Kromosom X merupakan salah satu dari 2 kromosom jenis kelamin pada manusia. Kromosom X ini terdapat pada 1 dari 23 pasang kromosom lainnya di setiap sel manusia. Kromosom X terdiri dari sekitar 155 juta DNA dan itu kurang lebih menggambarkan 5 % dari total jumlah DNA didalam sel. Setiap orang normalnya akan mempunyai setidaknya 1 kromosom X didalam setiap selnya, dimana perempuan mempunyai 2 kromosom X sedangkan laki-laki mempunyai 1 kromosom X dan 1 kromosom Y. Pada saat perkembangan embrio pada janin perempuan, salah satu kromosom X tersebut secara acak dan permanen di non aktifkan di sel somatik (sel yang selain sel sperma dan sel telur). Fenomena ini disebut dengan inaktivasi X atau lyonisasi. Inaktivasi salah satu kromosom X ini bertujuan untuk membuat kromosom X yang aktif di tubuh wanita hanya berjumlah 1 saja seperti pada pria. Karena inaktivasi kromosom X ini bersifat acak, maka bisa saja pada suatu sel, yang aktif adalah Kromosom X yang didapat dari ayah, sedangkan di sel lain yang aktif adalah kromosom X yang didapat dari ibu. Untuk proses identifikasi gen yang terdapat pada kromosom merupakan penyelidikan yang masih berlanjut pada ilmu genetika dan karena para peneliti bisa memiliki metode yang berbeda maka jumlah pasti dari gen juga bisa berbeda. Diperkirakan kromosom X ini mengandung 900-1400 gen.
  • 11. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 11 Kromosom Y merupakan kromosom yang hanya terdapat pada laki-laki dan terdiri dari sekitar 58 juta DNA yang menggambarkan kurang lebih 2 % dari total DNA dalam sel. Sama seperti pada kromosom X, karena para peneliti juga dapat mempunyai metode yang berbeda untuk proses identifikasi gen dalam kromosom Y ini, maka jumlah pasti gennya juga dapat berbeda, tetapi diperkirakan dalam kromosom Y ini mengandung antara 70-200 gen. Karena kromosom Y ini hanya dimiliki oleh laki-laki, maka kromosom ini mengandung gen yang berfungsi untuk penentuan dan perkembangan jenis kelamin laki- laki. Jenis kelamin ini sendiri ditentukan oleh gen SRY yang berfungsi untuk membuat janin menjadi berjenis kelamin laki-laki, sedangkan gen lain yang terdapat pada kromosom Y berfungsi dalam hal kesuburan laki-laki. PERBEDAAN KROMOSOM X DAN KROMOSOM Y Kromosom Y bergerak lebih cepat, ukurannya relatif lebih kecil, namun umurnya lebih pendek, kromosom Y tidak tahan pada vagina dengan pH asam . Sebaliknya, kromosom X lebih kurang 3% lebih gemuk, bentuknya lebih bulat, dengan bentuk dan ukuran yang demikian, kromosom X bergerak lebih lambat, dan lebih tahan pada vagina dengan pH asam, serta memiliki daya tahan hidup yang lebih lama. Kromosom Y dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama 12 hingga 24 jam, sedangkan Kromosom X sanggup bertahan hingga 2 hari. Tapi ketentuan jenis kelamin keturunan manusia ini bersifat acak dan tidak dapat ditentukan sesuai keinginan orangtuanya. Lain halnya dengan penyu, yang dapat menghasilkan keturunan jantan atau betina, bergantung pada suhu saat inkubasinya. Dalam satu statistik yang sederhana, mengungkapkan informasi bahwa karena perempuan/betina memiliki dua kromosom X, sedangkan laki-laki/jantan memiliki satu kromosom X, dan satu kromosom Y, maka tiga per empat dari seluruh kromosom seks adalah kromosom X, sedangkan satu per empat adalah kromosom Y. Oleh karena itu, kromosom X lebih mungkin mengembangkan kemampuan menembak mati kromosom Y dibandingkan sebaliknya. Tiap gen pada kromosom Y rentan terhadap serangan dari gen X. Akibatnya, kromosom Y harus melepaskan sebanyak mungkin gen dan menghentikan
  • 12. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 12 aktivitas sisanya, untuk “lari dan bersembunyi” (sesuai jargon yang digunakan oleh William Amos dari Cambridge University). Hampir dari seluruh panjang untaian kromosom Y terdiri atas DNA bukan penyandi, tanpa tugas apapun, sehingga semakin sedikit sasaran yang dapat ditembak oleh gen-gen dari kromosom X. Di lengan kromosom Y, terdapat gen SRY, dimana gen tersebut merupakan gen istimewa yang dimiliki oleh kromosom Y. Urutannya sangat konsisten, dan tidak ada mutasi titik sama sekali, nyaris tidak berubah sejak leluhur sekitar 200.000 tahun silam atau lebih. Dari waktu ke waktu, suatu gen penggerak muncul pada kromosom X yang aktif menyerang kromosom Y, dengan mengenali protein yang dibuat oleh SRY. Dengan seketika ada keunggulan selektif untuk tiap mutan SRY langka yang cukup berbeda sehingga tidak mudah dikenali. Mutan ini mulai menyebar dengan mengorbankan lagi dengan peluang lagi menjadi laki-laki. Kromosom X penggerak mendistorsi rasio seks ke arah perempuan, tetapi penyebaran SRY mutan baru berfungsi mengembalikan keseimbangan. Hasil akhirnya adalah suatu urutan gen SRY sama sekali baru yang sama- sama dimiliki oleh semua anggota spesies, dengan variasi sangat sedikit. Pengaruh ledakkan tiba-tiba dalam evolusi ini (yang tampaknya berlangsung begitu cepat sehingga hampir tidak tercatat dalam sejarah evolusi) adalah terbentuknya SRY-SRY yang berbeda sekali untuk tiap spesies, tapi sangat mirip dalam spesies yang sama.
  • 13. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 13 BAB III DATA HASIL PENGAMATAN Tabel 2. Data Kelas
  • 14. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 14 BAB IV PEMBAHASAN Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat didalam setiap sel mahkluk hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex (kromosom 1 s/d kromosom 22) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin. Kromosom X sebagai kromosom perempuan dan kromosom Y sebagai kromosom laki-laki. Perempuan memiliki pasangan kromosom XX dan laki-laki memiliki pasangan kromosom XY. Menurut sebuah penelitian, proses evolusi yang terjadi pada manusia membuat kromosom Y pada laki-laki semakin menyusut. Sebagai perbandingan, diperkirakan jumlah kromosom Y saat ini hanya 3 persen dibandingkan dengan 200 juta tahun silam. Berdasarkan hipotesis tersebut, maka seperti yang tampak pada data kelas di atas, merupakan contoh atau sample dari sebuah fenomena dengan menyusutnya kromosom Y. Hal ini dapat disebut sebagai evolusi kromosom Y, karena prosesnya seiring dengan proses evolusi yang terjadi pada manusia. Pada tabel data kelas, untuk barisan yang terdapat pada kolon generasi pertama, jumlah laki-laki lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah perempuan adalah 230:194 atau dari rata-ratanya 7:6. Sedangkan pada generasi kedua, jumlah perempuannya lebih banyak daripada jumlah laki-laki dengan perbandingan laki-laki:perempuannya adalah 95:151 atau dari rata-rata, perbandingan laki-laki:perempuannya adalah 3:5. Dari hasil tersebut, maka diketahui bahwa terjadi penyusutan jumlah laki-laki, dalam hal ini terkait dengan adanya penyusutan kromosom Y. Fenomena menyusutnya kromosom Y dapat diakibatkan karena gen-gen pada kromosom Y rentan terhadap serangan dari gen-gen kromosom X. Tiga per empat dari seluruh kromosom seks adalah kromosom X, sedangkan satu per empat adalah kromosom Y. Namun, adanya gen SRY pada lengan kromosom Y, menyebabkan kromosom X tidak mengenali protein yang dibuat oleh gen SRY pada tiap mutan SRY. Dalam hal ini, kromosom X penggerak mendistorsi rasio seks ke arah perempuan, tetapi penyebaran SRY mutan baru berfungsi mengembalikan keseimbangan. Hasil akhirnya adalah suatu urutan
  • 15. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 15 gen SRY sama sekali baru yang sama-sama dimiliki oleh semua anggota spesies, dengan variasi sangat sedikit. Faktor lainnya yaitu terkait dengan sifat yang dimiliki oleh masing-masing kromosom, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Dimana kromosom Y memiliki keunggulan pergerakannya lebih cepat, karena ukurannya yang relatif lebih kecil, namun umurnya lebih pendek yaitu dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama 12 hingga 24 jam, kromosom Y tidak tahan pada vagina dengan pH asam. Sebaliknya, kromosom X lebih kurang 3% lebih gemuk, bentuknya lebih bulat, dengan bentuk dan ukuran yang demikian, sehingga pergerakan kromosom X lebih lambat, namun ia lebih tahan pada vagina dengan pH asam, serta memiliki daya tahan hidup yang lebih lama yaitu sanggup bertahan hingga 2 hari. Sehingga apabila yang lebih dulu membuahi ovum itu adalah sel sperma yang berkromosom X, maka akan terbentuk janin atau calon individu perempuan (XX). Sedangkan apabila yang lebih dulu membuahi ovum adalah sel sperma berkromosom Y, maka akan terbentuk calon individu laki-laki (XY). Faktor kualitas sel sperma yang di dalamnya terkandung materi genetik atau kromosom (kromosom X atau kromosom Y), juga mempengaruhi calon individu yang dihasilkan dari proses fertilisasi. Dan hal ini juga dapat mempengaruhi jumlah antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena makhluk hidup itu juga berinteraksi dengan lingkungannya, maka adaptasi pun dilakukan. Tujuannya untuk mempertahankan diri atau untuk tetap lestari dari seleksi alam. Buktinya ada pada proses evolusi yang terjadi secara cepat pada kromosom Y. Yang bahkan tidak sempat tercatat kapan dimulainya proses evolusi tersebut. Pola makanan juga memiliki konstribusi terhadap protein-protein dalam gen-gen yang terdapat pada kromosom. Dalam ilmu kedokteran, telah dikenal yang namanya program keluarga berencana, dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, telah kita keal pula bebbagai sistem mengatur kelahiran (sistem kalender, pemakaian alat kontrasepsi, dll), di bidang ilmu biologi sendiri kita dikenalkan tentang kromosom. Dengan berbagai pengetahuan atau
  • 16. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 16 disiplin ilmu yang telah kita peroleh ini, maka hendaklah kita mencoba menganalisis dengan mengaitkan antara disiplin ilmu yang satu, dengan yang lain. Misalnya kita berusaha untuk mengatur jumlah laki-laki dan perempuan, bagaimana supaya dapat kembali seimbang. Yang pertama, kita tahu bahwa masing-masing kromosom (kromosom X maupun Y) memiliki sifat tertentu. Salah satu sifatnya adalah kromosom X tahan terhadap kondisi asam pada vagina, sedangkan pada kromosom Y kebalikannya. Maka kita kemudian mencari tahu, bagaimana caranya mengatur atau memastikan kondisi vagina berada pada pH yang tidak terlalu asam, tujuannya agar kromosom Y tetap bertahan hingga ia lebih dulu membuahi ovum. Sehingga hasil dari proses fertilisasi nantinya membentuk zigot dengan kromosom seks (XY). Proses ini dapat dilakukan dengan sistem kalender (berdasar pada siklus menstruasi maupun ovulasi). Langkah ini merupakan salah satu contoh, karena masih ada banyak cara yang dapat dilakukan guna menjaga keseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan (dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk melestarikan kromosom Y).
  • 17. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 17 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Fenomena menyusutnya kromosom Y merupakan proses evolusi yang diakibatkan karena gen-gen pada kromosom Y rentan terhadap serangan dari gen-gen kromosom X. Tiga per empat dari seluruh kromosom seks adalah kromosom X, sedangkan satu per empat adalah kromosom Y. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan Fenomena evolusi kromosom Y meliputi faktor internal (gen yang terkandung didalam kromosom, sifat yang dimiliki oleh kromosom tersebut, dll) dan faktor eksternal (misalnya lingkungan, dll). 3. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani fenomena atau kasus tersebut di atas salah satunya adalah melalui proses belajar, sosialisasi pemahaman yang ada kaitannya dengan fenomena ini. B. SARAN 1. Mahasiswa harus lebih giat dan tekun dalam belajar. 2. Mahasiswa harus tahu konsep dari ilmu yang dipelajari. 3. Mahasiswa harus mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. 4. Mahasiswa hendaklah mampu mencoba menganalisis setiap fenomena yang terjadi dalam kehidupan. 5. Mahasiswa hendaklah senantiasa bersyukur disetiap ilmu yang ia peroleh. Karena dengan ilmu itulah kita tahu akan kebesaran Sang Pencipta.
  • 18. Makalah EvolusiKromosom Y 2013 Oleh: Dewi Setiyana Page 18 DAFTAR PUSTAKA C.Pai, Anna, Muchdin Apandi. 1997. Dasar-Dasar Genetika. Bandung: Kanisius Elrod, S dan William, S. 2006. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Jusuf, Muhammad. 1995. Genetika 1 Struktur dan Ekspresi gen. Jakarta: Sagung Seto Print, Murai. 1998. Pengantar Gen dan DNA. Jakarta: Pakar Raya Stansfield, WD. 1991. Genetika Edisi kedua. Jakarta: Erlangga Suryo. 1997. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press