2. 1. Nyeri
Nyeri merupakan suatu gejala yang menunjukkan
adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti
peradangan, infeksi, dan kejang otot. Nyeri juga
dapat dikatakan sebagai pengalaman sensorik
serta emosional yang tidak menyenangkan
karena kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial.
Penyebab timbulnya rasa nyeri adalah adanya
rangsangan pada ujung syaraf akibat kerusakan
jaringan tubuh yang terjadi karena.
- Trauma, misalnya akibat benda tajam, benda
tumpul, bahan kimia, dan lain-lain
- Proses infeksi atau peradangan
3. Klasifikasi Nyeri
Secara umum nyeri terbagi ke dalam 2 kategori yaitu nyeri akut dan kronis. Namun,
karena sifat nyeri yang multidimensional maka nyeri dapat juga diagi ke dalam 3
kategori yaitu nyeri akut, nyeri kronis non-kanker, serta nyeri pada penyakit kanker.
a. Nyeri akut
Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai pengalaman emosional, kognitif dan sensorik
tidak menyenangkan akibat adanya trauma jaringan. Penyebab nyeri akut yang paling
sering yaitu trauma, oprasi, persalinan, penatalaksanaan medis dan penyakit akut. Nyeri
akut dapat berfungsi sebagai proses fisiologis atau peringatan adanya potensi untuk
terjadi cedera jaringan yang lebih parah.
b. Nyeri kronis non-kanker
Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri persisten yang dapat mengganggu tidur dan
aktivitas sehari-hari, terjadi selama 3-6 bulan atau bahkan lebih. Nyeri kronis dapat
disebabkan trauma, oprasi, kondisi malignan, dan berbagai kondisi penyait kronis
seperti arthritis, neurophaty, fibromyalgia. Nyeri kronis dipengaruhi faktor patogenik,
fisiologis dan lingkungan yang dapat memperparah kondisi nyeri dan menyebabkan
sulitnya melakukan aktivitas dan menurunkan produktivitas.
c. Nyeri pada penyakit kanker
Nyeri pada penyakit kanker biasa disebut sebagai nyeri malignan. Nyeri ini dapat
disebabkan oleh penyakit itu sendiri seperti invasi tumor pada jaringan, pembuluh darah
atau saraf yang terkompresi atau terinfiltrasi, kerusakan organ, infeksi serta inflamasi,
penyebab lainnya termasuk prosedur diagnostik atau pengobatan seperti biopsi, nyeri
paska operasi, toksisitas kemoterapi dan pengobatan radiasi. Nyeri pada kanker
dipisahkan dari kategori nyeri akut atau kronis karena kesulitan dalam
mengklasifikasifikasikan nyeri pada kanker berdasarkan durasi patologinya, lalu sifat
nyeri pada kanker berbeda dengan yang non-kanker terutama dari segi patologi, waktu
dan strategi pengobatan (APS, 2014).
4. Gejala
Secara umum nyeri dapat dideskripsikan sebagai perasaan
tertusuk, tumpul, shock, intensitasny berfluktuasi dan lokasinya
bervariasi tergantung rangsangan itu.
Pada nyeri kepala, gejala yang dapat muncul seperti kepala
berat, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan
bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala (Boru, 2005).
Pada dismenor, gejala yang muncul dapat nyeri pada perut
bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah
dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul
atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya
nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi,
mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari
akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit
kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang
sampai terjadi muntah (Lestari, 2013).
Sementara pada myalgia memiliki gejala otot terasa sakit, berat,
kaku atau rasa kram (Sumardiyono, 2017). Pada nyeri gigi dapat
disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi, inflamasi atau
adanya rangsangan tertentu pada gigi yang sensitif sehingga
gejalanya pun beragam seperti pembengkakan pada gusi, lidah
atau nyeri pada sekitar area mulut hingga dapat menimbulkan
demam
5. Pengobatan secara Tradisional
1. Jahe
Jahe dianggap baik untuk meringankan rasa sakit
karena radang sendi. Jahe mengandung
fitonutrien yang memiliki efek kuat terhadap
kesehatan tubuh kita.
Jahe memiliki efek anti-inflamasi yang baik untuk
meringankan rasa sakit karena radang sendi.
2. Nanas
Buah ini kaya akan bromelain, yang merupakan
enzim yang dapat protein. Buah tropis ini baik
dalam menurunkan peradangan dan membantu
mengurangi nyeri karena osteoarthritis.
6. 3. Jeruk
Buah jeruk memiliki kandungan radikal bebas yang
berperan dalam meringankan rasa sakit karena radang
sendi.
4. Apel
Apel membantu meringankan rasa sakit karena radang
sendi. Buah ini mengandung boron, yang merupakan
mineral yang muncul untuk mengurangi risiko
osteoarthritis.
5. Bawang putih
Bawang putih adalah salah satu ramuan tradisional yang
membantu meringankan rasa sakit karena radang sendi.
6. Cabai
Cabai mengandung capsaicin. Senyawa ini dapat
membantu menghasilkan panas dalam tubuh. Dengan
demikian, panas yang dihasilkan dapat membantu
menghambat rasa nyeri dengan mendorong sel-sel
saraf tertentu.
7. Pengobatan secara umum
Mengobati gangguan yang menyebabkan rasa
nyeri adalah tujuan utama untuk meredakan
nyeri. Dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik dan tes untuk mendiagnosa penyebab
nyeri. Tes yang digunakan untuk
mendiagnosa penyebab nyeri adalah CT Scan,
MRI, discography, myelogram, EMG, USG.
8. Obat yang Digunakan
a. Ibuprofen
1) Kegunaan obat
Menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri
haid), sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi,
pegal linu dan terkilir.
2) Hal yang harus diperhatikan
- Gunakan obat dengan dosis tepat
- Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal
jantung, asma dan bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau
Apoteker
- Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi,
metotreksat, urikosurik, kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid,
penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk dokter.
- Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena
meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna.
3) Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada:
- Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif
- Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen
- Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk
tonjolan pada hidung)
- Kehamilan tiga bulan terakhir
9. 4) Efek Samping
- Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi
(sembelit/susah buang air besar), nyeri lambung sampai pendarahan.
- Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
- Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat
dihentikan
- Gangguan fungsi hati
- Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi
- Anemia kekurangan zat besi
5) Bentuk sediaan
- Tablet 200 mg
- Tablet 400 mg
6) Aturan pemakaian
- Dewasa: 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari. Diminum
setelah makan
- Anak:
• 1 – 2 tahun : ¼ tablet 200 mg,3 – 4 kali sehari
• 3 – 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
• 8 – 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg.
10. b. Asetosal (Aspirin)
1) Kegunaan obat
Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
2) Hal yang harus diperhatikan
- Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan
perdarahan lambung.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu
menyusui dan dehidrasi
- Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan lambung.
- Konsultasikan ke Dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat hipoglikemik, metotreksat,
urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan, kortikosteroid, fluprofen, penisilin dan vitamin C.
3) Kontra Indikasi
Tidak boleh digunakan pada:
- Penderita alergi termasuk asma
- Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
- Penderita hemofilia dan trombositopenia
4) Efek samping
- Nyeri lambung, mual, muntah
- Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung
5) Bentuk Sediaan
- Tablet 100 mg
- Tablet 500 mg
6) Aturan pemakaian
Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari)
Anak :
• 2 – 3 tahun : ½ - 1 ½ tablet 100 mg, setiap 4 jam
• 4 – 5 tahun : 1 ½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam
• 6 – 8 tahun : ½ - ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam
• 9 – 11 tahun : ¾ - 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
• > 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
11. c. Parasetamol
1) Kegunaan obat
Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit
2) Hal yang harus diperhatikan
- Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan
fungsi hati dan ginjal.
- Sebaiknya diminum setelah makan
- Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis.
- Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko gangguan fungsi
hati.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.
3) Kontra Indikasi
Obat demam tidak boleh digunakan pada :
- penderita gangguan fungsi hati
- penderita yang alergi terhadap obat ini
- pecandu alkohol
4) Bentuk sediaan
- Tablet 100 mg
- Tablet 500 mg
- Sirup 120 mg/5ml
5) Aturan pemakaian
- Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)
- Anak :
• 0 - 1 tahun : ½ - 1 sendok teh sirup, 3 - 4 kali sehari (setiap 4 - 6 jam)
• 1 - 5 tahun : 1 - 1 ½ sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
• 6 - 12 tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
12. d. Asam Mefenamat
1) Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena
trauma, nyeri otot, dan nyeri pasca operasi.
2) Peringatan
Risiko kardiovaskular; AINS dapat meningkatkan risiko kejadian trombotik kardiovaskuler serius, infark
miokard, dan stroke, yang dapat fatal. Pasien dengan penyakit kardiovaskuler atau faktor risiko untuk
penyakit kardiovaskuler berada dalam risiko yang lebih tinggi. Gunakan dengan hati-hati pada pasien
lansia, pengobatan jangka lama lakukan tes darah.
3) Kontraindikasi:
Pengobatan nyeri peri operatif pada operasi CABG, peradangan usus besar.
4) Efek Samping:
Gangguan sistem darah dan limpatik berupa agranulositosis, anemia aplastika, anemia hemolitika
autoimun, hipoplasia sumsum tulang, penurunan hematokrit, eosinofilia, leukopenia, pansitopenia,
dan purpura trombositopenia.
5) Dosis:
500 mg 3 kali sehari sebaiknya setelah makan; selama tidak lebih dari 7 hari.
e. Metampiron
1) Indikasi
Mengatasi rasa nyeri ringan sampai dengan berat, demam dan peradangan yang diakibatkan oleh
penyakit-penyakit seperti sakit kepala, pinggang, nyeri paska operasi, pengapuran, batu ginjal, asam
urat, dan lain-lain.
2) Peringatan
- Jangan menggunakan obat ini tanpa anjuran dokter atau apoteker.
- Minumlah obat dalam keadaan perut terisi makanan atau setelah makan untuk menghindari
efek pendarahan pada sistem pencernaan.
- Jangan digunakan bersamaan dengan obat antikoagulan dan kortikosteroid karena dapat
meningkatkan risiko efek samping.
- Jika mengalami efek samping antalgin yang parah dan berkepanjangan hentikan penggunaan
dan segera hubungi dokter atau apoteker.
3) Kontraindikasi:
- Ibu hamil dan menyusui, terutama pada periode kehamilan trimester pertama dan 6 minggu
terakhir.
- Penderita dengan tekanan darah sistolik < 100 mmHg, karena obat dapat menurunkan tekanan
darah.
13. 4) Efek Samping:
Agranulositosis , Leukopenia, Reaksi alergi yang biasanya
ditanda dengan munculnya rasa gatal pada kulit, kemerahan,
bengkak pada lidah dan kulit dan kesulitan bernapas, mual,
muntah, nyeri perut, diare, konstipasi dan kehilangan nafsu
makan, pendarahan dan perforasi pada sistem pencernaan,
gangguan berkemih yang menyebabkan sulit buang air kecil
(anuria), dan gangguan kardiovaskuler yang dapat menyebabkan
nyeri dada, lemah, nafas pendek, gangguan bicara, gangguan
penglihatan atau keseimbangan.
5) Aturan Penggunaan
- Dewasa : Jika sakit 1 tablet, 3-4 x 1 tablet sehari atau 1
tablet setiap 6-8 jam sehari. Maksimal 1 hari 4 tablet (2 g/hari)
- Anak 6– 12 tahun : Jika sakit 1/2 – 1 tablet, 3 x 1/2
– 1 tablet sehari. Maksimal 1 hari 4 tablet (2 g/hari)
- Anak 1 – 6 tahun : Jika sakit 1/4 – 1/2 tablet, 3 x
1/2 – 1/4 tablet sehari. Maksimal 1 hari 2 tablet (1 g/hari).
14. f. Natrium Diklofenak
1) Indikasi
Nyeri Sendi
2) Peringatan
AINS dapat meningkatkan risiko kejadian trombotik kardiovaskuler
serius, infark miokard, dan stroke, yang dapat fatal. Kejadian ini
meningkat dengan lama penggunaan. Pasien dengan penyakit
kardiovaskuler atau faktor risiko penyakit kardiovaskuler mempunyai
risiko lebih besar. AINS dapat meningkatkan ririko kejadian efek
samping gastrointestinal serius seperti pendarahan lambung, ulserasi,
dan perforasi usus dan lambung, yang dapat fatal.
3) Kontraindikasi:
- Hipersensitivitas pada diklofenak atau zat pengisi lain, ulkus,
pendarahan, atau perforasi usus atau lambung, trimester terakhir
kehamilan, gangguan fungsi hepar, ginjal, jantung.
- Kontraindikasi pada penggunaan secara intravena antara lain
penggunaan bersama dengan AINS atau antikoagulan (termasuk heparin
dosis rendah), riwayat hemorragic diathesis, riwayat perdarahan
serebrovaskular yang sudah maupun belum dipastikan, pembedahan
yang berisiko tinggi menyebabkan pendarahan, riwayat asma,
hipovolemi, dehidrasi. Diklofenak kontraindikasi untuk pengobatan nyeri
peri-operatif pada operasi CABG (coronary artery bypass graft).
15. 4) Efek Samping:
Radang lambung, tukak lambung, nyeri perut, mual, pusing, konstipasi, nyeri
dada, peningkatan risiko terkena serangan jantung dan stroke. Efek samping ini
lebih cenderung terjadi pada penggunaan obat secara oral (diminum), namun
dalam bentuk gel juga bisa terjadi.
5) Aturan Penggunaan
- Untuk mengobati osteoarthritis, dosis diclofenac adalah 50 mg 2 sampai 3
kali sehari atau 75 mg secara oral dua kali sehari. Dosis lebih besar dari 150
mg/hari tidak dianjurkan untuk osteoarthritis. Untuk dosis diclofenac 100 mg,
Anda bisa minum sekali sehari.
- Untuk mengobati ankylosing spondylitis, dosis diclofenac adalah 25 mg
secara oral 4 kali sehari. Tambahan dosis 25 mg dapat diberikan pada waktu
tidur, jika perlu.
- Untuk meringankan nyeri had, dosis diklofenak adalah 50 mg secara oral 3
kali sehari. Pada beberapa pasien, dosis awal 100 mg kalium diclofenac, diikuti
oleh dosis 50 mg, akan memberikan bantuan yang lebih baik. Setelah hari
pertama, dosis harian tidak boleh melebihi 150 mg.
- Untuk meringankan nyeri akut ringan sampai sedang, dosis diclofenac
adalah 50 mg secara oral 3 kali sehari. Pada beberapa pasien, dosis awal 100 mg
kalium diklofenac, diikuti oleh dosis 50 mg, akan memberikan bantuan yang lebih
baik. Setelah hari pertama, dosis harian tidak boleh melebihi 150 mg.
- Untuk mengatasi rheumatoid arthritis, dosis diclofenac adalah 50 mg
secara oral 3 sampai 4 kali sehari atau 75 mg secara oral dua kali sehari. Untuk
dosis diclofenac 100 mg, Anda bisa minum sekali sehari. Dosis lebih dari 225
mg/hari tidak dianjurkan untuk rheumatoid arthritis.
16. g. Piroksikam
1) Indikasi
Terapi simtomatik pada rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan
muskuloskeletal akut dan gout akut.
2) Peringatan
menghambat biosintesis prostaglandin, dapat mengakibatkan kerusakan hati, meningkatkan
SGPT/SGOT hingga jaundice, pasien dengan gangguan pencernaan, jantung, hipertensi dan
keadaan predisposisi retensi air, ginjal dan hati, keamanan penggunaan pada anak-anak belum
diketahui dengan pasti, pasien yang mengalami gangguan penglihatan selama menggunakan
piroksikam dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata, kehamilan
3) Kontraindikasi:
riwayat tukak lambung atau pendarahan lambung, pasien yang mengalami bronkospasme,
polip hidung dan angioedema atau urtikaria apabila diberikan asetosal atau obat-obatan AINS
yang lain.
4) Efek Samping:
gangguan gastrointestinal seperti stomatitis, anoreksia, epigastric distress, mual, konstipasi,
rasa tidak nyaman pada abdomen, kembung, diare, nyeri abdomen, perdarahan lambung,
perforasi dan tukak lambung, edema, pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, somnolence,
penurunan hemoglobin dan hematokrit.
5) Cara Penggunaan
Rematoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis: Dosis awal 20 mg sebagai dosis
tunggal. Dosis pemeliharaan pada umumnya 20 mg sehari atau jika diperlukan dapat diberikan
10 mg - 30 mg dalam dosis tunggal atau terbagi. Dosis lebih dari 20 mg sehari meningkatkan
efek samping gastrointestinal. Gout akut, mula-mula 40 mg sehari sebagai dosis tunggal,
diikuti 4-6 hari berikutnya 40 mg sehari dosis tunggal atau terbagi. Gangguan muskuloskeletal
akut, awal 40 mg sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi selama 2 hari, selanjutnya 20 mg
sehari selama 7-14 hari.
17. Demam
Demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan
gejala yang seringkali menyertai penyakit
yang dapat sembuh sendiri tanpa
memerlukan pengobatan, seperti misalnya flu
atau pilek. Maka dari itu, demam akan
menghilang dengan sendirinya saat penyakit
yang mendasarinya sembuh. Tapi untuk
mengobati demam yang lebih parah,
beberapa obat-obatan penurun panas bisa
dibeli secara bebas di apotek. Baca aturan
pakai dan ikuti dosis yang dianjurkan.
18. Gejala
Gejala yang menyertai demam tergantung kepada penyebab
demam itu sendiri. Berikut ini adalah contoh gejala yang bisa
menyertai demam:
· Sakit kepala
· Berkeringat dingin
· Menggigil
· Dehidrasi
· Batuk-batuk
· Sakit tenggorokan
· Sakit pada telinga
· Diare dan muntah-muntah
· Sakit otot
· Kehilangan selera makan
· Merasa kelelahan
19. pencegahan Demam
Pencegahan demam dapat
diupayakan dengan menerapkan
pola hidup bersih, seperti selalu
mencuci tangan jika terpapar
dengan benda atau lingkungan
yang tidak steril, menutup mulut
serta hidung ketika batuk atau
bersin, dan tidak saling
meminjamkan peralatan makan
dan minum pribadi
20. Pengobatan secara Tradisional
1. Jahe
Obat tradisional pertama yang bisa meredakan
demam adalah jahe. Obat herba tradisional ini
mengandung zat yang dapat membasmi bakteri,
virus, dan jamur, serta memiliki efek antiradang yang
baik untuk meredakan demam dan nyeri.
Selain bisa digunakan sebagai obat demam
tradisional, jahe juga dapat membantu meringankan
batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan mual.
2. Kunyit
Selain digunakan sebagai bumbu masakan, rempah
asli Indonesia ini juga bermanfaat untuk menurunkan
demam secara alami. Ini berkat kandungan
antiradang dan antibakteri yang terdapat di dalam
kunyit.
21. 3. Sambiloto
Meski rasanya sangat pahit, kandungan
antiradang yang terdapat pada sambiloto dinilai
bermanfaat untuk mengatasi demam. Selain itu,
tanaman herbal ini juga secara tradisional dikenal
dapat menangani batuk, pilek, gangguan
pencernaan, sakit tenggorokan, dan sinusitis.
4. Ginseng
Ginseng merupakan tanaman herba asal Korea
yang sudah mendunia. Tanaman yang memiliki
efek antiradang dan antibakteri serta antivirus ini
baik untuk meredakan demam. Selain itu,
ginseng juga secara tradisional digunakan untuk
mengatasi nyeri dan ejakulasi dini.
22. Pemeriksaan suhu tubuh yang paling tepat adalah menggunakan
termometer. Jangan mengandalkan rabaan tangan untuk
memastikan demam atau tidak. Demam belum tentu menjadi
kondisi yang serius, namun Anda perlu waspada apabila suhu
tubuh anda di atas 38 derajat celcius dan Anda mengalami satu
atau lebih gejala di bawah ini:
· Leher terasa kaku dan mata menjadi sangat sensitif
terhadap cahaya
· Muntah-muntah secara terus-menerus
· Muncul bercak-bercak kemerahan pada kulit
· Sesak napas
· Terus-menerus merasa mengantuk
· Apabila Anda/anak Anda merasa kesakitan
23. Obat Yang Dapat Digunakan
Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan demam yaitu:
a. Parasetamol/Asetaminofen
1) Indikasi
Menurunkan demam (antipiretik), mengurangi rasa sakit (analgesik)
2) KontraIndikasi
Obat demam tidak boleh digunakan pada:
· Penderita gangguan fungsi hati
· Penderita yang alergi terhadap obat ini
· Pecandu alkohol
3) Hal yang harus diperhatikan:
· Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan
ginjal.
· Sebaiknya diminum setelah makan
· Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis.
· Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko gangguan fungsi hati.
· Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.
4) Efek Samping
Pusing, gangguan ginjal, gangguan hati reaksi alergi berupa bintik bintik dan gangguan darah (PioNas, 2018).
24. 5) Bentuk Sediaan
· Tablet 100 mg
· Tablet 500 mg
· Sirup 120 mg/5ml
6) Aturan pemakaian
· Dewasa: 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)
Dosis Maksimum: 4000mg / hari
· Anak:
0-1 tahun : 1⁄2-1sendok the sirup, 3–4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
1-5 tahun : 1 – 1 1⁄2 sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
6-12 tahun : 1⁄2 - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
25. 7) Penyimpanan
Suhu kamar, kering dan tidak panas atau lembab (Depkes RI, 1995).
b. Asetosal (Aspirin)
1) Indikasi
Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
2) Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada:
- Penderita alergi termasuk asma
- Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
- Penderita hemofilia dan trombositopenia
3) Hal yang harus diperhatikan:
- Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan
untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal
atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi
- Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat
meningkatkan risiko perdarahan lambung.
- Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat
26. 4) Efek samping
- Nyeri lambung, mual, muntah
- Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung
5) Bentuk Sediaan
- Tablet 100 mg
- Tablet 500 mg
6) Aturan pemakaian
- Dewasa: 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari)
Dosis Maksimum: 8 gram / hari
- Anak:
• 2–3 tahun: 1⁄2-11⁄2 tablet 100mg, setiap 4 jam
• 4–5 tahun: 11⁄2-2 tablet 100mg, setiap 4 jam
• 6–8 tahun: 1⁄2-3⁄4 tablet 500mg, setiap 4 jam
• 9–11tahun: 3⁄4-1 tablet 500mg, setiap 4 jam
• > 11 tahun: 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
27. 7) Penyimpanan:
Suhu kamar, kering dan tidak panas atau lembab (Depkes RI, 1995).
c. Ibuprofen
1) Indikasi
Obat menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri haid),
sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan
terkilir.
2) Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada:
- Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif
- Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen
- Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk tonjolan
pada hidung)
- Kehamilan tiga bulan terakhir
28. 3) Hal yang harus diperhatikan:
- Gunakan obat dengan dosis tepat
- Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi
hati, ginjal, gagal jantung, asma dan
bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau
Apoteker
- Hati-hati untuk penderita yang menggunakan
obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik, kumarin,
antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C
atau minta petunjuk dokter.
- Jangan minum obat ini bersama dengan
alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan
saluran cerna.
29. 4) Efek Samping
- Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi
(sembelit/susah buang air besar), nyeri lambung sampai pendarahan.
- Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
- Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat
dihentikan
- Gangguan fungsi hati
- Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi
- Anemia kekurangan zat besi
5) Bentuk sediaan:
- Tablet 200 mg
- Tablet 400 mg
30. 6) Aturan pemakaian
• Dewasa: 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari.
Diminum setelah makan.
Dosis Maksimum: 1,2 - 2,4 gram/ hari
• Anak:
- 1–2 tahun: 1⁄4 tablet 200 mg, 3–4 kali sehari
- 3–7 tahun: 1⁄2 tablet 500 mg, 3–4 kali sehari
- 8 – 12 tahun: 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang
dari 7 kg.
7) Penyimpanan
Suhu kamar, kering dan tidak panas atau lembab.
31. Kesehatan adalah harta yang tak ternilai
harganya. Oleh karena itu untuk tetap sehat
orang rela melakukan apa saja. Segala cara
yang dilakukan baik yang bernilai medis
maupun non medis, dari yang logis hingga
yang bernuansa supernatural adalah beragam
usaha yang dilakukan oleh banyak orang dari
berbagai kalangan untuk senantiasa sehat
atau mendapatkan kembali kesehatannya.
32. 1. Perbanyak Konsumsi Air Putih
2. Tidur dan Beristirahatlah yang Cukup
3. Meditasi
4. Berolahraga Teratur
5. Lakukan Olahraga Sebagai Bagian dari
Kesenangan
7. Makan Lebih Banyak Buah
8. Makan Lebih Banyak Sayuran