SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
http://tesis-skripsi.blogspot.com
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU SMA NEGERI 1 JERUKLEGI KABUPATEN
CILACAP
Kamis/13/Des/2007/08:20 WIB
dikirim oleh staffmm
Abstrak
JUDUL-TUJUAN
Penelitian ini berjudul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kompetensi Profesional Guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap”. Tujuan
penelitian ini pertama Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat
pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap
kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Kedua
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh supe tingkat pendidikan, supervisi
akademik dan fasilitas kerja secara parsial terhadap kompetensi profesional guru di
SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Ketiga untuk mengetahui dan
menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru
di antara tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja di SMA Negeri 1
Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
METODOLOGI
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda dan elastisitas, sedangkan untuk menguji tingkat signifikansi
menggunakan uji F dan uji t. Pengumpulan data dari populasi .... diambil sampel ....
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan uji F diperoleh F
hitung > F tabel, maka hipotesis pertama yang menyatakan tingkat pendidikan,
supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap dapat diterima. Hasil perhitungan menggunakan uji t diperoleh t
hitung > t tabel, maka hipotesis kedua yang menyatakan tingkat pendidikan,
supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap
dapat diterima. Sedangkan berdasarkan perhitungan elastisitas diperoleh hasil bahwa
tingkat pendidikan merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, sehingga
hipotesis ketiga diterima.
KESIMPULAN-SARAN
ABSTRACT
This research entitled “The Analysis of Factors Which Inluenced Teacher
Professionalism Competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency”. The aim of
this research was first: to know and analyze the education level impact, academics
supervisor and work facilities simultaneously toward teacher professionalism
competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency. Second: to know and analyze
the education level impact, academics supervisor and work facilities partially toward
teacher professionalism competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency. Third:
to know and analyze the most influenced variable toward teacher professionalism
competency between the education level impact, academics supervisor and work
facilities in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency.The analysis tools were multiple
regression linear and elasticity, and to test significance level was used F test and t test.
The result of regression testing by F test had found that F count > F table, so the first
hypotheses that explain education level, academics supervisor and work facility
simultaneously had a significant impact toward teacher professionalism competency
in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency could be accepted. The result of testing by t
test had found that t count > t table, so the second hypotheses that explain education
level, academics supervisor and work facility partially had a significant impact toward
teacher professionalism competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency could be
accepted. Based elasticity counting had got the result that education level was the
most dominant variable that influenced toward teacher professionalism competency in
SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency, so the third hypotheses could be accepted.
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan
yang menonjol (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; (2) masih
rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan (3) masih lemahnya manajemen
pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu
pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi. Ketimpangan pemerataan
pendidikan juga terjadi antarwilayah geografis yaitu antara perkotaan dan perdesaan,
serta antara kawasan timur Indonesia (KTI) dan kawasan barat Indonesia (KBI), dan
antar tingkat pendapatan penduduk ataupun antar gender (Propenas, 2004).
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang diharapkan mampu menghasilkan manusia
berkualitas, maka penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas, berdedikasi tinggi, kreatif dan inovatif,
sehingga berjalan dengan baik sesuai dengan sistem dan norma yang berlaku
(Sedarmayanti, 2001). Peranan manajemen pendidikan dalam memberdayakan
sumberdaya manusia yang dimiliki sekolah sangat penting. Ketersediaan sumberdaya
manusia yang berkualitas, akan membawa sekolah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Guru merupakan salah satu sumberdaya manusia di sekolah, yang memiliki peran
penting. Proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak akan dapat berjalan jika
tidak ada guru. Pemberdayaan guru menjadi tugas penting yang harus dapat
diwujudkan oleh kepala sekolah di sekolah, sehingga guru dapat bekerja produktif
seperti mengajar dengan penuh tanggungjawab, berusaha menjalankan tugasnya
dengan sebaik mungkin dan sebagainya.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas guru dan sekolah belum siap
mengembangkan silabus dan penilaian secara mandiri, sesuai dengan tuntutan
Kurikulum, Direktorat Pendidikan Menengah Umum (Dikmenum) menyiapkan
sejumlah pedoman dengan tujuan memberi arah secara teknis bagi guru dan sekolah
dalam mengembangkan silabus dan penilaian. Pedoman dimaksud terdiri dari
Pedoman Umum Pengembangan Silabus, Pedoman Umum Pengembangan Penilaian,
serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian untuk setiap mata
pelajaran (Depdiknas, 2004).
Pada dasarnya pemberdayaan guru melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru
terjadi melalui beberapa tahapan. Pertama, guru-guru mengembangkan sebuah
kesadaran awal yahwa mereka dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan
kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih
baik. Melalui upaya tersebut, pada tahap kedua, mereka akan mengalami pengurangan
perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Akhirnva,
ketiga, seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan keper:ayaan diri, para guru
bekerja sama untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih sumber-
sumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan (Mulyasa, 2005)
Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja. Tingkat pendidikan
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh seseorang, maka akan ada kecenderungan
pada meningkatnya berbagai kemampuan sesuai dengan jenis pendidikan yang diikuti.
Persyaratan tentang pendidikan formal dan non formal bagi guru pada setiap tingkat
pendidikan formal merupakan tuntutan terhadap mutu pendidikan itu sendiri. Semakin
tinggi tingkat pendidikan formal dan non formal seorang guru, diharapkan semakin
meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya sebagai guru.
Di sekolah, pimpinan tertinggi adalah kepala sekolah. Salah satu fungsi penting dari
kepala sekolah adalah melakukan supervisi. Zainal (2002) menyebutkan bahwa
supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus
perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, serta umpan balik yang
objektif dan segera. Dengan cara itu, guru dapat menggunakan balikan tersebut untuk
memperbaiki kompetensi profesional yang dimilikinya.
Selain faktor tingkat pendidikan dan supervisi akademik hal yang perlu diperhatikan
dalam peningkatan kompetensi profesional guru adalah fasilitas kerja. Dengan
fasilitas kerja yang memadai, maka diharapkan para guru dapat melaksanakan proses
belajar mengajar dengan lebih baik serta dapat mengoptimalkan kemampuan pada
dirinya. Sehingga kemampuan guru dalam penguasasaan materi pembelajaran akan
lebih luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA
Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap ?
2. Apakah tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial
mempunyai pengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1
Jeruklegi Kabupaten Cilacap ?
3. Variabel mana di antara tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja
yang paling berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1
Jeruklegi Kabupaten Cilacap ?
BAB 2
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kompetensi
C. Kerangka Pemikiran
Upaya mewujudkan keberhasilan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi antara
lain dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kompetensi profesional guru yang
memiliki peran penting dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru perlu digali untuk
selanjutnya dilakukan intervensi guna meningkatkan kompetensi profesional guru
tersebut.
Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke and Stone (Mulyasa, 2007)
mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai … descriptive of qualitative nature
of teacher behavior appears to be entirely meaningful. .... kompetensi guru
merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.
Sementara Charles (Mulyasa, 2007) mengemukakan bahwa: competency as rational
performance which satisfactorily meets the objective for a desired audition
(kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).
Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: "kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Dari uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan; kompetensi guru menunjuk
kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu
di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Kompetensi merupakan komponen
TINGKAT
PENDIDIKAN
SUPERVISI
AKADEMIK
FASILITAS
KERJA
KOMPETENSI
utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang
ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan
dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan
investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan
mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai
tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari
suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat
{lifelong learning process).(Mulyasa, 2005)
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Selain
tingkat pendidikan dan supervisi akademik fasilitas kerja juga merupakan faktor yang
penting dalam peningkatan kompetensi profesional guru. Moenir (2000) menyatakan
bahwa fasilitas kerja adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas
lain yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan,
dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja itu.
D. Hipotesis
1. Tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-
sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi profesional guru di SMA
Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
2. Tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi profesional guru di SMA
Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
3. Tingkat pendidikan merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
E. Metode Penelitian
Sasaran pada penelitian ini adalah kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1
Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2007. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian survey yang mengambil kasus tentang kompetensi
profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap yang
berjumlah 38 orang. Menurut Arikunto (1997) apabila subjeknya kurang dari 100
diambil seluruhnya, jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka sampelnya dapat
diambil antara 10% atau 20% sampai 25% atau lebih. Pengambilan sampel
menggunakan sampling jenuh sehingga semua anggota populasi dijadikan sebagai
anggota sampel (Sugiyono, 2006), maka jumlah responden yang pada penelitian ini
adalah sebanyak 38 orang guru.
F. Pengujian Hipotesis
Nilai koefisien regresi dan pengujiannya dengan uji t dan uji F
No. Variabel Koefisien
regresi
t
hitung
t
tabel
Sig t.
1.
2.
3.
4.
Tingkat pendidikan
Supervisi akademik
Fasilitas kerja
Konstanta
0,571
0,290
0,410
-5,877
6,110
3,007
4,351
2,021
2,021
2,021
0,000
0,004
0,001
R2
=
F hitung =
F tabel =
0,748
33,689
3,28
Y = -5,877 + 0,571X1 + 0,290X2 + 0,410X3
1) Nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan bernilai 0,571 artinya
tingkat pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru
di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, hal ini karena koefisien regresi
variabel tingkat pendidikan bernilai positif. Berpengaruh positif artinya semakin baik
tingkat pendidikan yang dimiliki para guru maka semakin tinggi kompetensi
profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
2) Nilai koefisien regresi variabel supervisi akademik guru bernilai 0,290
artinya supervisi akademik guru mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi
profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, hal ini karena
koefisien regresi variabel supervisi akademik guru bernilai positif. Berpengaruh
positif artinya semakin baik supervisi akademik guru yang diberikan maka semakin
tinggi kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
3) Nilai koefisien regresi variabel fasilitas kerja bernilai 0,410 artinya fasilitas
kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru di SMA
Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap , hal ini karena koefisien regresi variabel
fasilitas kerja bernilai positif. Berpengaruh positif artinya semakin memadai fasilitas
kerja guru yang ada maka semakin tinggi kompetensi profesional guru di SMA
Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap
4) Nilai konstanta bernilai -5,877 artinya kompetensi profesional guru di
SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap akan bernilai -5,877 jika variabel
tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja bernilai nol. Oleh karena
itu untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap maka dibutuhkan adanya tingkat pendidikan guru yang memadai,
supervisi akademik guru yang tepat dan fasilitas kerja guru yang memadai.
5) Nilai koefisien determinasi (R2
) sebesar 0,748 atau 74,8 persen artinya
variasi variabel tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja mampu
menjelaskan terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap sebesar 74,8 persen, sedangkan 25,2 persen merupakan variasi
dari variabel lain di luar variabel yang diteliti seperti motivasi kerja, penghargaan dan
kepemimpinan kepala sekolah.
Hasil pengujian regresi dengan uji F diperoleh F hitung sebesar 33,689 sedangkan F
tabel untuk tingkat signifikansi 95% dan a = 0,05 sebesar 3,28. Jadi F hitung > F
tabel, sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap
kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, sehingga
hipotesis pertama dapat diterima.
Nilai t hitung tingkat pendidikan sebesar 6,110, supervisi akademik guru sebesar
3,007 dan fasilitas kerja sebesar 4,351. Nilai t tabel untuk tingkat signifikansi 95%
dan a = 0,05 sebesar 2,021, jadi t hitung > t tabel. Dengan demikian ada pengaruh
yang signifikan variabel tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja
secara parsial terhadap kompetensi profesional guru, sehingga hipotesis kedua dapat
diterima.
Nilai elastisitas variabel tingkat pendidikan sebesar 0,5637, nilai elastisitas variabel
supervisi akademik guru 0,3121 dan nilai elastisitas variabel fasilitas kerja sebesar
0,4524. Dari nilai elastisitas tiap variabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai
elastisitas variabel tingkat pendidikan paling besar dari pada nilai elastisitas variabel
supervisi akademik dan fasilitas kerja (0,5637 > 0,3121 dan 0,4524). Sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang paling besar
terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan variabel tingkat pendidikan
merupakan variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap kompetensi
profesional guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap dapat diterima.
G. Kesimpulan
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel tingkat pendidikan, supervisi
akademik, dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional
guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Artinya apabila tingkat
pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama ditingkatkan
maka kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap
akan meningkat.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel tingkat pendidikan, supervisi
akademik, dan fasilitas kerja baik secara parsial terhadap kompetensi profesional guru
SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Artinya apabila tingkat pendidikan atau
supervisi akademik atau fasilitas kerja yang ada ditingkatkan maka kompetensi
profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap akan meningkat.
3. Tingkat pendidikan merupakan variabel yang memberikan pengaruh paling
besar terhadap kompetensi profesional guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten
Cilacap.
H. Saran
1. Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap hendaknya lebih memperhatikan dengan baik dan tepat tingkat
pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap .
2. Untuk memperbaiki dan mempertahankan tingkat pendidikan yang ada di SMA
Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap hal yang perlu diperhatikan adalah
peningkatan pendidikan guru secara bertahap dari yang masih strata satu ditingkatkan
menjadi strata dua dan seterusnya. Selain itu hendaknya para guru untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan yang diselenggaran oleh sekolah maupun di luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia, Jakarta
Anonim, 2004, Program Pembangunan Nasional
(Propenas) Tahun 2000 – 2004, Pembangunan Pendidikan, Departemen Pendidikan
Nasional Indonesia, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi,. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta, Jakarta
Kerlinger Fred. N dan Pedhazur, 2002, Korelasi dan Analisis Regresi Ganda,
diterjemahkan oleh A Taufik, Nur Cahya, Yogyakarta
Mulyasa, 2005, Menjadi Kepala Sekolah Profesional : Dalam konteks menyukseskan
MBS dan KBK, Remaja Rodaskarya, Bandung
_________, 2007, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan,, Remaja Rodaskarya, Bandung
Mustafa Zaenal, E.Q. 1992. Microstat : Untuk Mengolah Data Statistik. Andi Offset,
Yogyakarta
Pindyck, 1996, Econometric and Econometric Forecast, Mc Graw-Hill Kogakhusa
Ltd, Japan
Sedarmayanti. 2001. Sumberdaya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju,
Bandung
Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung
Zainal Aqib. 2002, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Jakarta : Insan
Cendekia
Zamroni, 2001, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Biograff Publishing,
Yogyakarta
Pindyck, 1996, Econometric and Econometric Forecast, Mc Graw-Hill Kogakhusa
Ltd, Japan
Sedarmayanti. 2001. Sumberdaya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju,
Bandung
Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung
Zainal Aqib. 2002, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Jakarta : Insan
Cendekia
Zamroni, 2001, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Biograff Publishing,
Yogyakarta

More Related Content

What's hot

Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Anwar Sari
 
Contoh skripsi
Contoh skripsiContoh skripsi
Contoh skripsi
Abu Hamid
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakar
Anwar Sari
 
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
Ali Hadoon
 
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbatKumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Irma Gurlz
 
Proposal kajian tindakan
Proposal  kajian tindakanProposal  kajian tindakan
Proposal kajian tindakan
murshidyzila
 
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
Angga Debby Frayudha
 
2. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 12. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 1
Call Vano
 
Ejournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guru
Ejournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guruEjournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guru
Ejournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guru
AGUS SETIYONO
 

What's hot (19)

Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanakSistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
Sistem mentoran dan amalan guru dalam meningkatkan literasi awal kanak
 
Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...PENGARUH  KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA  PRAKTIK DI SMK  T...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
 
Contoh skripsi
Contoh skripsiContoh skripsi
Contoh skripsi
 
Laporan pts bakar
Laporan pts bakarLaporan pts bakar
Laporan pts bakar
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus
 
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
 
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbatKumpulan 7   bincangkan isu berkaitan dengan kbat
Kumpulan 7 bincangkan isu berkaitan dengan kbat
 
Proposal kajian tindakan
Proposal  kajian tindakanProposal  kajian tindakan
Proposal kajian tindakan
 
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
 
Tugasan eml411 semester 1
Tugasan eml411 semester 1Tugasan eml411 semester 1
Tugasan eml411 semester 1
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapangga
 
Proposal tesis
Proposal tesisProposal tesis
Proposal tesis
 
Kepercayaan guru
Kepercayaan guruKepercayaan guru
Kepercayaan guru
 
2. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 12. bab 1 revisi gandes 1
2. bab 1 revisi gandes 1
 
Efektivitas kurikulum 2013 terhadap proses pembelajaran
Efektivitas kurikulum 2013 terhadap proses pembelajaranEfektivitas kurikulum 2013 terhadap proses pembelajaran
Efektivitas kurikulum 2013 terhadap proses pembelajaran
 
kajian
kajiankajian
kajian
 
Ejournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guru
Ejournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guruEjournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guru
Ejournal 4 analisis kompetensi lulusan melalui kinerja guru
 

Similar to Contoh thesis-kompetsensi-guru

Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
AGUS SETIYONO
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
aswitopalopo
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
Sri Thayank
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii
Mulyati Rahman
 

Similar to Contoh thesis-kompetsensi-guru (20)

JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfJURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
 
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docxJurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
1 sm
1 sm1 sm
1 sm
 
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfJURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
 
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfJURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
 
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
 
Kompetensi guru
Kompetensi  guruKompetensi  guru
Kompetensi guru
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
 
1930 6755-1-pb
1930 6755-1-pb1930 6755-1-pb
1930 6755-1-pb
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii
 
Pedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upiPedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upi
 
Jurnal pts
Jurnal ptsJurnal pts
Jurnal pts
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 

Contoh thesis-kompetsensi-guru

  • 1. http://tesis-skripsi.blogspot.com ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA NEGERI 1 JERUKLEGI KABUPATEN CILACAP Kamis/13/Des/2007/08:20 WIB dikirim oleh staffmm Abstrak JUDUL-TUJUAN Penelitian ini berjudul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap”. Tujuan penelitian ini pertama Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Kedua untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh supe tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Ketiga untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru di antara tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. METODOLOGI Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan elastisitas, sedangkan untuk menguji tingkat signifikansi menggunakan uji F dan uji t. Pengumpulan data dari populasi .... diambil sampel .... HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan uji F diperoleh F hitung > F tabel, maka hipotesis pertama yang menyatakan tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap dapat diterima. Hasil perhitungan menggunakan uji t diperoleh t hitung > t tabel, maka hipotesis kedua yang menyatakan tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap dapat diterima. Sedangkan berdasarkan perhitungan elastisitas diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, sehingga hipotesis ketiga diterima. KESIMPULAN-SARAN ABSTRACT This research entitled “The Analysis of Factors Which Inluenced Teacher Professionalism Competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency”. The aim of
  • 2. this research was first: to know and analyze the education level impact, academics supervisor and work facilities simultaneously toward teacher professionalism competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency. Second: to know and analyze the education level impact, academics supervisor and work facilities partially toward teacher professionalism competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency. Third: to know and analyze the most influenced variable toward teacher professionalism competency between the education level impact, academics supervisor and work facilities in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency.The analysis tools were multiple regression linear and elasticity, and to test significance level was used F test and t test. The result of regression testing by F test had found that F count > F table, so the first hypotheses that explain education level, academics supervisor and work facility simultaneously had a significant impact toward teacher professionalism competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency could be accepted. The result of testing by t test had found that t count > t table, so the second hypotheses that explain education level, academics supervisor and work facility partially had a significant impact toward teacher professionalism competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency could be accepted. Based elasticity counting had got the result that education level was the most dominant variable that influenced toward teacher professionalism competency in SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap Regency, so the third hypotheses could be accepted. A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menonjol (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; (2) masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan (3) masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi. Ketimpangan pemerataan pendidikan juga terjadi antarwilayah geografis yaitu antara perkotaan dan perdesaan, serta antara kawasan timur Indonesia (KTI) dan kawasan barat Indonesia (KBI), dan antar tingkat pendapatan penduduk ataupun antar gender (Propenas, 2004). Sekolah sebagai salah satu lembaga yang diharapkan mampu menghasilkan manusia berkualitas, maka penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, berdedikasi tinggi, kreatif dan inovatif, sehingga berjalan dengan baik sesuai dengan sistem dan norma yang berlaku (Sedarmayanti, 2001). Peranan manajemen pendidikan dalam memberdayakan sumberdaya manusia yang dimiliki sekolah sangat penting. Ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas, akan membawa sekolah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru merupakan salah satu sumberdaya manusia di sekolah, yang memiliki peran penting. Proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak akan dapat berjalan jika tidak ada guru. Pemberdayaan guru menjadi tugas penting yang harus dapat diwujudkan oleh kepala sekolah di sekolah, sehingga guru dapat bekerja produktif seperti mengajar dengan penuh tanggungjawab, berusaha menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin dan sebagainya. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas guru dan sekolah belum siap mengembangkan silabus dan penilaian secara mandiri, sesuai dengan tuntutan Kurikulum, Direktorat Pendidikan Menengah Umum (Dikmenum) menyiapkan
  • 3. sejumlah pedoman dengan tujuan memberi arah secara teknis bagi guru dan sekolah dalam mengembangkan silabus dan penilaian. Pedoman dimaksud terdiri dari Pedoman Umum Pengembangan Silabus, Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian untuk setiap mata pelajaran (Depdiknas, 2004). Pada dasarnya pemberdayaan guru melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru terjadi melalui beberapa tahapan. Pertama, guru-guru mengembangkan sebuah kesadaran awal yahwa mereka dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. Melalui upaya tersebut, pada tahap kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Akhirnva, ketiga, seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan keper:ayaan diri, para guru bekerja sama untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih sumber- sumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan (Mulyasa, 2005) Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh seseorang, maka akan ada kecenderungan pada meningkatnya berbagai kemampuan sesuai dengan jenis pendidikan yang diikuti. Persyaratan tentang pendidikan formal dan non formal bagi guru pada setiap tingkat pendidikan formal merupakan tuntutan terhadap mutu pendidikan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal dan non formal seorang guru, diharapkan semakin meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Di sekolah, pimpinan tertinggi adalah kepala sekolah. Salah satu fungsi penting dari kepala sekolah adalah melakukan supervisi. Zainal (2002) menyebutkan bahwa supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, serta umpan balik yang objektif dan segera. Dengan cara itu, guru dapat menggunakan balikan tersebut untuk memperbaiki kompetensi profesional yang dimilikinya. Selain faktor tingkat pendidikan dan supervisi akademik hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kompetensi profesional guru adalah fasilitas kerja. Dengan fasilitas kerja yang memadai, maka diharapkan para guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan lebih baik serta dapat mengoptimalkan kemampuan pada dirinya. Sehingga kemampuan guru dalam penguasasaan materi pembelajaran akan lebih luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. B. Perumusan Masalah 1. Apakah tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap ? 2. Apakah tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1
  • 4. Jeruklegi Kabupaten Cilacap ? 3. Variabel mana di antara tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja yang paling berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap ? BAB 2 TUNJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kompetensi C. Kerangka Pemikiran Upaya mewujudkan keberhasilan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi antara lain dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kompetensi profesional guru yang memiliki peran penting dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru perlu digali untuk selanjutnya dilakukan intervensi guna meningkatkan kompetensi profesional guru tersebut. Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke and Stone (Mulyasa, 2007) mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai … descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful. .... kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sementara Charles (Mulyasa, 2007) mengemukakan bahwa: competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired audition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan). Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: "kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan; kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Kompetensi merupakan komponen TINGKAT PENDIDIKAN SUPERVISI AKADEMIK FASILITAS KERJA KOMPETENSI
  • 5. utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat {lifelong learning process).(Mulyasa, 2005) Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Selain tingkat pendidikan dan supervisi akademik fasilitas kerja juga merupakan faktor yang penting dalam peningkatan kompetensi profesional guru. Moenir (2000) menyatakan bahwa fasilitas kerja adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu. D. Hipotesis 1. Tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama- sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. 2. Tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. 3. Tingkat pendidikan merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. E. Metode Penelitian Sasaran pada penelitian ini adalah kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2007. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey yang mengambil kasus tentang kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap yang berjumlah 38 orang. Menurut Arikunto (1997) apabila subjeknya kurang dari 100 diambil seluruhnya, jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka sampelnya dapat diambil antara 10% atau 20% sampai 25% atau lebih. Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh sehingga semua anggota populasi dijadikan sebagai
  • 6. anggota sampel (Sugiyono, 2006), maka jumlah responden yang pada penelitian ini adalah sebanyak 38 orang guru. F. Pengujian Hipotesis Nilai koefisien regresi dan pengujiannya dengan uji t dan uji F No. Variabel Koefisien regresi t hitung t tabel Sig t. 1. 2. 3. 4. Tingkat pendidikan Supervisi akademik Fasilitas kerja Konstanta 0,571 0,290 0,410 -5,877 6,110 3,007 4,351 2,021 2,021 2,021 0,000 0,004 0,001 R2 = F hitung = F tabel = 0,748 33,689 3,28 Y = -5,877 + 0,571X1 + 0,290X2 + 0,410X3 1) Nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan bernilai 0,571 artinya tingkat pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, hal ini karena koefisien regresi variabel tingkat pendidikan bernilai positif. Berpengaruh positif artinya semakin baik tingkat pendidikan yang dimiliki para guru maka semakin tinggi kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. 2) Nilai koefisien regresi variabel supervisi akademik guru bernilai 0,290 artinya supervisi akademik guru mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, hal ini karena koefisien regresi variabel supervisi akademik guru bernilai positif. Berpengaruh positif artinya semakin baik supervisi akademik guru yang diberikan maka semakin tinggi kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. 3) Nilai koefisien regresi variabel fasilitas kerja bernilai 0,410 artinya fasilitas kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap , hal ini karena koefisien regresi variabel fasilitas kerja bernilai positif. Berpengaruh positif artinya semakin memadai fasilitas kerja guru yang ada maka semakin tinggi kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap 4) Nilai konstanta bernilai -5,877 artinya kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap akan bernilai -5,877 jika variabel tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja bernilai nol. Oleh karena itu untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi
  • 7. Kabupaten Cilacap maka dibutuhkan adanya tingkat pendidikan guru yang memadai, supervisi akademik guru yang tepat dan fasilitas kerja guru yang memadai. 5) Nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,748 atau 74,8 persen artinya variasi variabel tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja mampu menjelaskan terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap sebesar 74,8 persen, sedangkan 25,2 persen merupakan variasi dari variabel lain di luar variabel yang diteliti seperti motivasi kerja, penghargaan dan kepemimpinan kepala sekolah. Hasil pengujian regresi dengan uji F diperoleh F hitung sebesar 33,689 sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 95% dan a = 0,05 sebesar 3,28. Jadi F hitung > F tabel, sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap, sehingga hipotesis pertama dapat diterima. Nilai t hitung tingkat pendidikan sebesar 6,110, supervisi akademik guru sebesar 3,007 dan fasilitas kerja sebesar 4,351. Nilai t tabel untuk tingkat signifikansi 95% dan a = 0,05 sebesar 2,021, jadi t hitung > t tabel. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan variabel tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara parsial terhadap kompetensi profesional guru, sehingga hipotesis kedua dapat diterima. Nilai elastisitas variabel tingkat pendidikan sebesar 0,5637, nilai elastisitas variabel supervisi akademik guru 0,3121 dan nilai elastisitas variabel fasilitas kerja sebesar 0,4524. Dari nilai elastisitas tiap variabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai elastisitas variabel tingkat pendidikan paling besar dari pada nilai elastisitas variabel supervisi akademik dan fasilitas kerja (0,5637 > 0,3121 dan 0,4524). Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan variabel tingkat pendidikan merupakan variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap kompetensi profesional guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap dapat diterima. G. Kesimpulan 1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel tingkat pendidikan, supervisi akademik, dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Artinya apabila tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja secara bersama-sama ditingkatkan maka kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap akan meningkat. 2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel tingkat pendidikan, supervisi akademik, dan fasilitas kerja baik secara parsial terhadap kompetensi profesional guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Artinya apabila tingkat pendidikan atau supervisi akademik atau fasilitas kerja yang ada ditingkatkan maka kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap akan meningkat. 3. Tingkat pendidikan merupakan variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap kompetensi profesional guru SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap. H. Saran
  • 8. 1. Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap hendaknya lebih memperhatikan dengan baik dan tepat tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap . 2. Untuk memperbaiki dan mempertahankan tingkat pendidikan yang ada di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap hal yang perlu diperhatikan adalah peningkatan pendidikan guru secara bertahap dari yang masih strata satu ditingkatkan menjadi strata dua dan seterusnya. Selain itu hendaknya para guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggaran oleh sekolah maupun di luar sekolah. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005, Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia, Jakarta Anonim, 2004, Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 – 2004, Pembangunan Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia, Jakarta. Arikunto, Suharsimi,. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta Kerlinger Fred. N dan Pedhazur, 2002, Korelasi dan Analisis Regresi Ganda, diterjemahkan oleh A Taufik, Nur Cahya, Yogyakarta Mulyasa, 2005, Menjadi Kepala Sekolah Profesional : Dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK, Remaja Rodaskarya, Bandung _________, 2007, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,, Remaja Rodaskarya, Bandung Mustafa Zaenal, E.Q. 1992. Microstat : Untuk Mengolah Data Statistik. Andi Offset, Yogyakarta
  • 9. Pindyck, 1996, Econometric and Econometric Forecast, Mc Graw-Hill Kogakhusa Ltd, Japan Sedarmayanti. 2001. Sumberdaya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Zainal Aqib. 2002, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Jakarta : Insan Cendekia Zamroni, 2001, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Biograff Publishing, Yogyakarta
  • 10. Pindyck, 1996, Econometric and Econometric Forecast, Mc Graw-Hill Kogakhusa Ltd, Japan Sedarmayanti. 2001. Sumberdaya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Zainal Aqib. 2002, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Jakarta : Insan Cendekia Zamroni, 2001, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Biograff Publishing, Yogyakarta